• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Penugasan. Penugasan & Pengurutan Job. Metode Penugasan. Supl 15. Langkah-langkah Metode Penugasan 31/10/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Metode Penugasan. Penugasan & Pengurutan Job. Metode Penugasan. Supl 15. Langkah-langkah Metode Penugasan 31/10/2015"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

15 - 1

Penugasan &

Pengurutan Job

Supl

15

MANAJEMEN OPERASI:

Manajemen Keberlangsungan & Rantai Pasokan

Operations Management:

Sustainability & Supply Chain Management

15 - 2

Metode Penugasan

▶ Kelas khusus dari model pemrograman linier tentang

pemberian tugas atau pekerjaan pada sumberdaya yang tersedia

▶ Tujuannya: meminimalkan biaya atau waktu

▶ Hanya ada 1 pekerjaan (atau pekerja) yang ditugaskan pada 1 mesin (atau proyek)

Metode Penugasan

▶ Buat tabel biaya atau waktu yang yang dihubungkan dengan tugas-tugas tertentu

▶ Contoh: First Printing memiliki 3 (tiga) karyawan typesetter (A,B, dan C) dan tiga pekerjaan baru yang harus diselesaikan (R, S, dan T). Biaya (dalam satuan $) untuk setiap pe-kerjaan yang akan diselesaikan oleh setiap typesetter, disajikan pada Tabel berikut ini.

TYPESETTER

Pekerjaan A B C

R-34 11 14 6

S-66 8 10 11

T-50 9 12 7

Langkah-langkah Metode Penugasan

1. Setiap nilai dalam setiap baris dikurangi dengan nilai terkecil yang terdapat pada masing-masing baris → setiap baris pasti ada nilai 0-nya.

2. Jika setiap kolom sudah ada nilai 0-nya maka lanjutkan ke langkah 3. Jika ada kolom yang belum ada nilainya 0-nya maka kurangi setiap nilai pada kolom(-kolom) tersebut dengan nilai terkecil yang terdapat pada masing-masing kolom. → setiap kolom pasti ada nilai 0-nya.

3. Buat garis horisontal dan/atau vertikal sesedikit mungkin untuk menutup seluruh nilai 0 yang ada.

Jika jumlah garis = jumlah baris/kolom, maka solusi sudah dicapai (menuju ke langkah 6), jika belum maka lanjutkan ke langkah 4.

(2)

15 - 5

4. Tentukan nilai terkecil di antara nilai-nilai yang belum tertutup garis. Kurangi setiap nilai yang belum tertutup garis dengan nilai terkecil tersebut, dan tambahkan setiap nilai yang tertutup 2 kali oleh garis (berada di titik penting garis) dengan nilai terkecil tersebut, dan biarkan nilai-nilai (yang tetutup 1 garis) lainnya.

5. Abaikan garis-garis yang sudah dibuat sebelumnya, ulangi langkah 3 sampai diperoleh garis (yang menutupi nilai-nilai 0) sebanyak banyaknya baris atau banyaknya kolom.

6. Solusi tercapai. Buat relasi penugasan (siapa mengerjakan apa).

15 - 6

▶ Tabel penugasan :

Pekerjaan Typesetter ($)

A B C

R-34 11 14 6

S-66 8 10 11

T-50 9 12 7

Pekerjaan Typesetter ($)

A B C

R-34 11 14 6

S-66 8 10 11

T-50 9 12 7

Pekerjaan Typesetter ($)

A B C

R-34 5 8 0

S-66 0 2 3

T-50 2 5 0

Pekerjaan Typesetter ($)

A B C

R-34 5 6 0

S-66 0 0 3

T-50 2 2 3 0

▶ Schedul penugasan : R-34 C = 6 S-66 B = 10 T-50 A = 9 Total Biaya (minimal) = 25

Pekerjaan

Typesetter ($)

A B C

R-34 3 4 0

S-66 0 0 5

T-50 0 1 0

Penugasan Kasus Maksimasi

Tujuan: memaksimalkan pendapatan atau produksi

Memaksimalkan nilai = meminimalan kehilangan kesempatan (opportunity loss)

Konversi tabel maksimal menjadi tabel minimal:

setiap nilai (pada masing-masing baris) diganti dengan selisihnya terhadap nilai terbesar pada masing-masing baris.

Selanjutnya, penyelesaian kasus maksimasi

sama dengan penyelesaian kasus minimasi.

(3)

15 - 9

Penugasan Kasus Maksimasi

▶ Contoh:Perusahaan pengujian alat medis Molly Riggs ingin menugaskan serangkaian pekerjaan kepada sejumlah mesin seperti ditunjukkan pada Tabel berikut:

1. Tentukan penugasan pekerjaan kepada mesin yang memaksimalkan produksi total

2. Berapakah produksi total penugasan ?

Pekerjaan Mesin

A B C D

1 7 9 8 10

2 10 9 7 6

3 11 5 9 6

4 9 11 5 8

15 - 10

▶ Penyelesaian :

Pekerjaan Mesin

A B C D

1 7 9 8 10

2 10 9 7 6

3 11 5 9 6

4 9 11 5 8

Pekerjaan Mesin

A B C D

1 3 1 2 0

2 0 1 3 4

3 0 6 2 5

4 2 0 6 3

Pekerjaan Mesin

A B C D

1 3 1 0 0

2 0 1 1 4

3 0 6 0 5

4 2 0 4 3

Pekerjaan Mesin

A B C D

1 3 1 0 0

2 0 1 1 4

3 0 6 0 5

4 2 0 4 3

▶ Solusi Penugasan : 1 D = 10 2 A = 10 3 C = 9

4 B = 11

---

Total Produksi = 40

(4)

15 - 13

Pengurutan Pekerjaan

▶ Menentukan urutan pekerjaan yang harus dilakukan di pusat-pusat kerja

▶ Aturan prioritas digunakan untuk mengurutkan pekerjaan:

FCFS: First come, first served

SPT: Shortest processing time

EDD: Earliest due date

LPT: Longest processing time

15 - 14

Contoh Pengurutan

Job

Waktu Pengerjaan (Hari)

Due Date (Hari)

A 6 8

B 2 6

C 8 18

D 3 15

E 9 23

Terapkan 4 aturan pengurutan pada 5 job berikut:

Urutan Job

Waktu Pengerjaan

Waktu Aliran

(flow time) Due Date

Keterlam- batan Job

A 6 6 8 0

B 2 8 6 2

C 8 16 18 0

D 3 19 15 4

E 9 28 23 5

28 77 11

FCFS: Urutan A-B-C-D-E FCFS: Urutan A-B-C-D-E

Rata-rata waktu penyelesaian = = 77/5 = 15.4 hari Jumlah total flow time Jumlah jobs

Utilisasi = = 28/77 = 36.4% Total waktu pengerjaan Jumlah total flow time

Rata-rata jumlah job

di dalam sistem = = 77/28 = 2.75 job Jumlah total flow time

Total job work time

Rata-rata keterlambatan job = = 11/5 = 2.2 hari Total hari terlambat Jumlah jobs

(5)

15 - 17

SPT: Urutan B-D-A-C-E

Urutan Job

Waktu Pengerjaan

Waktu Aliran

(flow time) Due Date

Keterlam- batan Job

B 2 2 6 0

D 3 5 15 0

A 6 11 8 3

C 8 19 18 1

E 9 28 23 5

28 65 9

15 - 18

Rata-rata waktu penyelesaian = = 65/5 = 13 hari Jumlah total flow time Jumlah jobs

Utilisasi = = 28/65 = 43.1% Total waktu pengerjaan Jumlah total flow time

Rata-rata jumlah job

di dalam sistem = = 65/28 = 2.32 job Jumlah total flow time Total job work time

Rata-rata keterlambatan job = = 9/5 = 1.8 hari Total hari terlambat Jumlah jobs

SPT: Urutan B-D-A-C-E

Urutan Job

Waktu Pengerjaan

Waktu Aliran

(flow time) Due Date

Keterlam- batan Job

B 2 2 6 0

A 6 8 8 0

D 3 11 15 0

C 8 19 18 1

E 9 28 23 5

28 68 6

EDD: Urutan B-A-D-C-E

Rata-rata waktu penyelesaian = = 68/5 = 13,6 hari Jumlah total flow time Jumlah jobs

Utilisasi = = 28/68 = 41.2% Total waktu pengerjaan Jumlah total flow time

Rata-rata jumlah job

di dalam sistem = = 68/28 = 2.43 job Jumlah total flow time

Total job work time

Rata-rata keterlambatan job = = 6/5 = 1.2 hari Total hari terlambat Jumlah jobs

SPT: Urutan B-D-A-C-E

(6)

15 - 21

Urutan Job

Waktu Pengerjaan

Waktu Aliran

(flow time) Due Date

Keterlam- batan Job

E 9 9 23 0

C 8 17 18 0

A 6 23 8 15

D 3 26 15 11

B 2 28 6 22

28 103 48

Sequencing Example

LPT: Sequence E-C-A-D-B

15 - 22

Rata-rata waktu penyelesaian = = 103/5 = 20,6 hari Jumlah total flow time Jumlah jobs

Utilisasi = = 28/103 = 27.2% Total waktu pengerjaan Jumlah total flow time

Rata-rata jumlah job

di dalam sistem = = 103/28 = 3.68 job Jumlah total flow time Total job work time

Rata-rata keterlambatan job = = 48/5 = 9.6 hari Total hari terlambat Jumlah jobs

SPT: Urutan B-D-A-C-E

Aturan

Rata-rata Waktu Penyelesaian

Pekerjaan

(Hari) Utilisasi (%)

Rata-rata Jumlah Job dalam Sistem

Rata-rata Keterlam- batan (Hari)

FCFS 15.4 36.4 2.75 2.2

SPT 13.0 43.1 2.32 1.8

EDD 13.6 41.2 2.43 1.2

LPT 20.6 27.2 3.68 9.6

Ringasan

Perbandingan Aturan-aturan Pengurutan

▶ Tidak ada aturan yang unggul untuk semua kriteria

1. SPT baik untuk meminimalkan waktu aliran dan jumlah job dalam sistem

2. FCFS umumnya terburuk untuk semua kriteria, tetapi dianggap paling adil oleh pelanggan 3. EDD akan meminimalkan keterlambatan maksimum

Tetapi SPT memindahkan job dengan waktu terlama ke urutan terakhir, yang mungkin akan mengakibatkan ketidakpuasan pelanggan

(7)

15 - 25

Critical Ratio (CR)

Sebuah indeks yang diperoleh dari hasil pembagian antara sisa waktu tersedia hingga due date dengan lead time (waktu kerja tersisa) atas job.

Job dengan CS rendah dijadwalkan lebih dahulu daripada job yang mempunyai CS tinggi

Baik digunakan pada kriteria keterlambatan rata-rata

CR = = Due date – Today’s date Work (lead) time remaining Time remaining

Workdays remaining

15 - 26

Contoh Critical Ratio

JOB DUE DATE Hari Kerja Tersisa (LT)

A 30 4

B 28 5

C 27 2

Saat ini tanggal 25

Dengan CR < 1, Job B terlambat. Job C masih sesuai jadwal, dan Job A mempunyai waktu longgar (slack).

JOB CRITICAL RATIO PRIORITY ORDER

A (30 - 25)/4 = 1.25 3

B (28 - 25)/5 = .60 1

C (27 - 25)/2 = 1.00 2

Teknik Critical Ratio

1. Membantu meentukan status job secara spesifik

2. Menetapkan prioritas relatif antar job secara umum

3. Menyesuaikan prioritas secara otomatis bila terdapat perubahan permintaan dan progres pekerjaan

4. Secara dinamis melacak kemajuan

pekerjaan

Referensi

Dokumen terkait