ISSN 2302-6308
ANALISIS KEBIJAKAN MENGGUNAKAN MANAGEMENT BY OBJECTIVE TERHADAP PROGRAM INDUSTRIALISASI
PERIKANAN TANGKAP
( Policy Analysis Using Management Objective of Capture Fisheries Industrialization )
Lukman Adam
1*1
Peneliti Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik
Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi Sekretariat Jenderal DPR RI Gedung Nusantara I Lantai 2
Jl. Jenderal Gatot Subroto, Senayan, Jakarta 10270
*Korespondensi: lukman.adam@dpr.go.id
Diterima: 11 November 2013/ Disetujui: 15 Desember 2013
ABSTRACT
Industrialization of capture fisheries is an integral part of the industrialization of marine and fisheries. Preparation of capture fisheries industrialization program should be done with the planned. Strong relationship between system performance and skills. The higher skills possessed by the employee will lead to better performance. Such performance, strategy, structure, shared values(values together), style (leadership style), and the staff does not have a strong influence.
Skills can be improved through the provision of training and seminars are conducted periodically adjusted to the field of work facing.
Keywords: capture fisheries industrialization, performance, strategy, structure, system
ABSTRAK
Industrialisasi perikanan tangkap merupakan bagian tidak terpisahkan dari industrialisasi kelautan dan perikanan. Penyusunan program industrialisasi perikanan tangkap harus dilakukan dengan terencana. Terjadi hubungan yang kuat antara sistem dan keterampilan dengan kinerja. Semakin tinggi keterampilan yang dimiliki oleh karyawan akan menyebabkan kinerja semakin baik. Kinerja seperti, strategi, struktur, shared values (nilai bersama), style (gaya kepemimpinan), dan staf tidak memiliki pengaruh yang kuat. Keterampilan dapat ditingkatkan melalui pemberian pelatihan dan seminar yang dilakukan secara berkala disesuaikan dengan bidang pekerjaan yang dihadapi.
Kata kunci: industrialisasi perikanan tangkap, kinerja, sistem, strategi, struktur
PENDAHULUAN Latar Belakang
Upaya yang dilakukan Kementerian Kelautan dan Perikanan dan seluruh stakeholder kelautan dan perikanan pada hakikatnya selalu ditujukan untuk:
(a) meningkatkan kontribusi sektor kelautan dan perikanan terhadap pertumbuhan ekonomi dan (b) mening- katkan kesejahteraan rakyat. Kebijakan industrialisasi merupakan langkah tero- bosan, bukan merupakan upaya terpi- sah dari kebijakan lain atau kebijakan sebelumnya, tetapi merupakan upaya terintegrasi yang saling memperkuat dalam rangka percepatan pencapaian tujuan dimaksud.
Pengembangan industrialisasi ke- lautan dan perikanan harus selaras dengan rencana Kebijakan Industri Nasional sebagaimana ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008. Kebijakan Industri Nasio- nal tersebut menetapkan industri hasil perikanan dan laut sebagai industri prioritas yang mengupayakan pening- katan pasokan bahan baku (kualitas dan kuantitas), peningkatan jaminan mutu dan keamanan produk, nilai tambah, utilitas industri, kemitraan dan integrasi, dengan berfokus pada komo- diti utama yakni tuna, udang, dan rumput laut.
Industrialisasi perikanan tangkap merupakan bagian tidak terpisahkan dari industrialisasi kelautan dan perikanan. Industrialisasi perikanan tangkap tidak dipahami hanya untuk mendukung pengembangan industri hilir (pengolahan) semata-mata, tetapi meru- pakan upaya terintegrasi dari seluruh stakeholder untuk meningkatkan pro- duktivitas, nilai tambah dan daya saing dengan membangun dan mengem- bangkan sistem produksi yang modern dan terintegrasi di tingkat hulu untuk memasok kebutuhan ikan domestik sekaligus memasok bahan baku pro- duksi produk olahan perikanan untuk dipasarkan di pasar domestik dan internasional. Industrialisasi perikanan
tangkap akan difokuskan pada komoditas ikan tongkol, tuna, dan cakalang, karena ketiganya memiliki nilai strategis sebagai komoditas utama perikanan di dunia.
Permasalahan
Dalam industrialisasi perikanan tangkap yang dikembangkan, termasuk juga adalah peningkatan kapasitas sumber daya manusia serta men- transformasikan sosial ekonomi nela- yan, dari nelayan subsisten dan komersial menuju nelayan industrial yang memiliki orientasi terhadap pasar nilai tambah dan daya saing, memiliki keahlian yang spesifik, memahami teknologi; serta memiliki pengetahuan terhadap peraturan terkait pengelolaan perikanan tangkap baik nasional maupun internasional.
Penyusunan program industrialisasi perikanan tangkap harus dilakukan dengan terencana, yang meliputi proses mencakup: pendefinisian sasaran, me- netapkan strategi menyeluruh untuk mencapai sasaran, dan menyusun serangkaian rencana menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengkoordina- sikan pekerjaan organisasi. Penetapan strategi menyeluruh untuk pencapaian sasaran bisa dilakukan dengan meng- gunakan pendekatan tradisional atau management by objective. Dalam management by objective, sasaran kerja yang rinci ditentukan bersama- sama oleh pemangku kepentingan, termasuk Kementerian Kelautan dan Perikanan, akademisi, LSM, pelaku usaha, dan nelayan. Dalam kajian ini, penetapan strategi dilakukan dengan Management by Objective, yang mem- punyai empat unsur pokok, yaitu:
kerincian sasaran, pengambilan kepu- tusan yang melibatkan partisipasi, periode waktu yang jelas, dan umpan balik kinerja.
Tujuan
Tujuan dari kegiatan kajian ini secara umum adalah merumuskan
strategi dalam menyusun program industrialisasi perikanan tangkap. Stra- tegi tersebut difokuskan kepada empat pokok tahapan antara lain: (1) inventa- risasi permasalahan, (2) menentukan indikator, (3) meningkatkan dukungan, dan (4) meminimalisasi hambatan, dengan aktor/stakeholder terkait adalah pengusaha perikanan, pemerintah, dan nelayan.
METODOLOGI Jenis Data
Data adalah hasil pencatatan penelitian, baik yang berupa fakta ataupun angka. Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun informasi, sedangkan informasi adalah hasil pegolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan (Arikunto,2002).
Variabel-Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel terikat dan variabel bebas.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja, sedangkan variabel bebas adalah strategi, sistem, struktur organisasi, nilai-nilai bersama, gaya kepemimpinan, staf, dan keterampilan yang dimiliki.
Analisis Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif yaitu mengumpulkan data dengan berisi tentang uraian, paparan tentang sesuatu obyek sebagaimana adanya pada suatu waktu. Penulis menggunakan teknik analisis deskriptif agar memperoleh gambaran dan data secara sistematis yang berkaitan dengan strategi peningkatan kinerja karyawan sehingga penulis dapat mengolah dan menyajikan data yang sistematis, akurat dan dapat dipertang- gungjawabkan kebenarannya.
Dalam mencari hubungan antara kinerja karyawan dan strategi, sistem,
struktur organisasi, nilai-nilai bersama, gaya kepemimpinan, staf dan kete- rampilan karyawan. Penulis meng- gunakan analisis uji korelasi Spearman.
Rumus yang digunakan menurut Levin dan Fox (1997), adalah:
Dimana:
rs = koefisien korelasi Rank Spearman
D = perbedaan rangking antara variabel X dan Y
N = jumlah sampel
Variabel Y = kinerja karyawan Variabel X = strategi, sistem, dan
struktur organisasi, nilai-nilai bersama, gaya kepemimpinan, staf dan keterampilan karyawan
Kerangka Berpikir
Kinerja meliputi hasil keterampilan, prestasi dan sikap dari manusia. Sikap seseorang dapat termasuk didalamnya berupa integritas, loyalitas, kepribadian dan ketaatan. Menurut Umam (2010), kinerja yang baik merupakan salah satu sasaran organisasi dalam mencapai produktivitas kerja yang tinggi. Terca- painya kinerja yang baik tidak terlepas dari kualitas sumber daya manusia yang baik pula.
Menurut Schuller dan Jackson (1996), penilaian kinerja mengacu pada sistem formal dan terstruktur. Penilaian pertama adalah mengukur kinerja untuk tujuan memberikan penghargaan.
Kegunaan yang lain adalah untuk pengembangan potensi individu (Mathis dan Jackson 2002).
Kajian ini menggunakan analisis management by objectives, dimana sasaran kerja yang rinci ditentukan bersama-sama oleh karyawan dan para manajernya. Adapun kerangka konsep- tual penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
) 1 (
1 6
22
N N rs D
Gambar 1 Kerangka berpikir penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN Budaya Organisasi
Budaya organisasi dianalisis berda- sarkan karakteristik dalam kerangka kerja management by objective. Orga- nisasi dipandang sebagai sebuah sistem yang terdiri dari 7 elemen dasar yang mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi yaitu strategi, sistem, struktur, shared values (nilai bersama), style (gaya kepemimpinan), staf, dan skill (ketrampilan).
Strategi
Mengenai karakteristik strategi menurut perspektif responden dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 menun- jukkan bahwa lima responden menge- tahui sasaran yang hendak dicapai dan strategi untuk mencapai sasaran.
Sebanyak empat responden menya- takan bahwa strategi yang dilakukan sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai dan tiga orang responden menyatakan bahwa tidak perlu mem- perbaiki strategi agar sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai.
Sistem
Karakteristik sistem yang dianut menurut perspektif masing-masing bi- dang dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 menunjukkan bahwa semua responden menyatakan sistem yang dianut sedikit sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai dan dua responden menyatakan bahwa sistem tersebut sedikit perlu diperbaiki agar sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai.
Menurut Business Review Edisi Juni 2011, yang terpenting dalam menjalankan organisasi perusahaan adalah fokus kepada strategi dan konsistensi dalam perumusan, peran- cangan, perencanaan, dan eksekusi proses bisnis perusahaan.
Struktur Organisasi
Karakteristik struktur organisasi dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3, semua responden menyatakan bahwa struktur organisasi tersebut tepat, dan merasa sedikit perlu untuk memperbaiki struktur organisasi ter- sebut.
Tabel 1 Karakteristik strategi menurut responden
Variabel dalam strategi Pilihan jawaban Jumlah
Mengetahui sasaran yang hendak dicapai? Tahu 5
Tidak Tahu
Sedikit Tahu 2
Mengetahui strategi untuk mencapai sasaran? Tahu 5
Tidak Tahu
Sedikit Tahu 2 Apakah strategi sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai? Sesuai 4
Tidak Sesuai
Sedikit Sesuai 2
Tidak Tahu 1
Apakah perlu memperbaiki strategi agar sesuai dengan
sasaran yang hendak dicapai? Perlu 1
Tidak Perlu 3
Sedikit Perlu 1
Tidak Tahu 2
Sumber: Data primer diolah (2012)
Tabel 2 Karakteristik sistem menurut responden
Variabel dalam sistem Pilihan jawaban Jumlah
Apakah sistem tersebut sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai?
Sesuai Tidak Sesuai
Sedikit Sesuai 3 Tidak Tahu
Apakah perlu memperbaiki sistem tersebut agar sesuai
dengan sasaran yang hendak dicapai? Perlu
Tidak Perlu
Sedikit Perlu 2
Tidak Tahu 1
Apakah sistem tersebut sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai?
Sesuai 4
Tidak Sesuai
Sedikit Sesuai 2
Tidak Tahu 1
Apakah perlu memperbaiki sistem tersebut agar sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai?
Perlu
Tidak Perlu 3
Sedikit Perlu 2
Tidak Tahu 2
Apakah sistem tersebut sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai?
Sesuai 6
Tidak Sesuai Sedikit Sesuai Tidak Tahu Apakah perlu memperbaiki sistem tersebut agar sesuai
dengan sasaran yang hendak dicapai?
Perlu 2
Tidak Perlu 3
Sedikit Perlu
Tidak Tahu 1
Apakah sistem tersebut sesuai dengan sasaran yang hendak
dicapai? Sesuai 7
Tidak Sesuai 1 Sedikit Sesuai 1
Tidak Tahu 2
Apakah perlu memperbaiki sistem tersebut agar sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai?
Perlu 1
Tidak Perlu 4
Sedikit Perlu 3
Tidak Tahu 3
Sumber: Data primer diolah (2012)
Nilai-nilai Bersama
Mayoritas responden menyatakan nilai-nilai bersama yang dianut sedikit berpengaruh terhadap pencapaian
target (Tabel 4). Sisanya menya-takan bahwa perlu memperbaiki nilai-nilai bersama tersebut agar sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai.
Gaya Kepemimpinan
Karakteristik gaya kepemimpinan disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 menunjukkan mayoritas responden menyatakan gaya kepemimpinan
atasan langsung sedikit berpengaruh terhadap pencapaian target, sedikit responden meyakini bahwa gaya kepemimpinan tersebut sedikit sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai.
Tabel 3 Karakteristik struktur organisasi menurut responden berdasarkan bidang
Variabel dalam struktur organisasi Pilihan jawaban Jumlah Apakah mengetahui struktur organisasi program industrialisasi
perikanan tangkap? Tahu 20
Tidak Tahu Sedikit Tahu
Apakah struktur organisasi tersebut tepat? Tepat 10
Tidak Tepat Sedikit Tepat Tidak Tahu Perlukah memperbaiki struktur organisasi tersebut? Perlu
Tidak Perlu
Sedikit Perlu 10 Tidak Tahu
Sumber: Data primer diolah (2012)
Tabel 4 Karakteristik nilai-nilai bersama menurut responden berdasarkan bidang
Variabel dalam nilai-nilai bersama Pilihan jawaban Jumlah Apakah nilai-nilai bersama tersebut mempengaruhi
pencapaian target? Berpengaruh
Tidak Berpengaruh 2 Sedikit Pengaruh 3 Tidak Tahu
Apakah perlu memperbaiki nilai-nilai bersama tersebut agar sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai?
Perlu 2
Tidak Perlu Sedikit Perlu
Tidak Tahu 1
Apakah nilai-nilai bersama tersebut mempengaruhi pencapaian target?
Berpengaruh 6 Tidak Berpengaruh Sedikit Pengaruh 1 Tidak Tahu
Apakah perlu memperbaiki nilai-nilai bersama tersebut agar sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai?
Perlu 6
Tidak Perlu 1 Sedikit Perlu
Tidak Tahu Apakah nilai-nilai bersama tersebut mempengaruhi
pencapaian target?
Berpengaruh 6 Tidak Berpengaruh Sedikit Pengaruh 1 Tidak Tahu
Apakah perlu memperbaiki nilai-nilai bersama tersebut agar sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai?
Perlu 5
Tidak Perlu 1 Sedikit Perlu
Tidak Tahu 1
Apakah nilai-nilai bersama tersebut mempengaruhi
pencapaian target? Berpengaruh 9
Tidak Berpengaruh 2 Sedikit Pengaruh Tidak Tahu Apakah perlu memperbaiki nilai-nilai bersama tersebut agar
sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai? Perlu 3
Tidak Perlu 2 Sedikit Perlu 2
Tidak Tahu 2
Sumber: Data primer diolah (2012)
Bedasarkan ciri yang ada, gaya kepemimpinan tersebut bisa digolong- kan dalam gaya kepemimpinan demok- ratis, dengan ciri:
1) Dalam menggerakkan bawahan, selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia.
2) Selalu berusaha menyelaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan kepentingan organisasi.
3) Senang menerima saran, pendapat, dan kritik dari bawahannya.
4) Mentolerir bawahan yang membuat kesalahan dan memberikan pendidikan kepada bawahan agar tidak berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi daya kreativitas, inisiatif, dan prakarsa dari bawahan.
5) Lebih menitikberatkan kerjasama dalam mencapai tujuan.
6) Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses.
7) Berusaha mengembangkan kapa- sitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
Staf
Mengenai karakteristik staf yang dianut dapat dilihat pada Tabel 6. Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa dari mayoritas responden yang bekerja menyatakan tidak tahu apakah jumlah
staf yang dimiliki mempengaruhi pencapaian tujuan, dan minoritas responden menyatakan bahwa:
penambahan jumlah staf sedikit perlu agar sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai, dan tidak tahu apakah perlu menambah jumlah staf agar sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai.
Keterampilan Karyawan Karakteristik keterampilan karya- wan menurut perspektif masing-masing dapat dilihat pada Tabel 7. Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa mayoritas res- ponden menyatakan bahwa ke- terampilan yang dimiliki berpengaruh terhadap pencapaian target Anda.
Sedangkan minoritas responden menyatakan bahwa perlu dan sedikit perlu memperbaiki keterampilan agar sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai.
Peta operasional perusahaan selalu mengandung komponen proses utama (core process) dan proses penunjang (supporting process). Apabila perusa- haan konsisten dalam merekrut dan mengembangkan karyawannya serta pendayagunaan teknologinya, maka proses utama perusahaan menjadi landasan utama manajemen sumber daya manusianya untuk merekrut, mengembangkan dan merencanakan pendidikan dan pelatihan.
Tabel 5 Karakteristik gaya kepemimpinan menurut responden berdasarkan bidang
Variabel dalam gaya kepemimpinan Pilihan jawaban Jumlah Apakah gaya kepemimpinan atasan langsung Anda
mempengaruhi pencapaian target Anda?
Berpengaruh
Tidak Berpengaruh 2 Sedikit Berpengaruh 3 Tidak Tahu
Apakah gaya kepemimpinan tersebut sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai?
Sesuai 1
Tidak Sesuai
Sedikit Sesuai 2 Tidak Tahu
Perlukah memperbaiki gaya kepemimpinan agar sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai?
Perlu
Tidak Perlu 3
Sedikit Perlu Tidak Tahu Sumber: Data primer diolah (2012)
Tabel 6 Karakteristik staf yang dimiliki menurut responden berdasarkan bidang
Variabel dalam staf Pilihan jawaban Jumlah
Apakah jumlah staf yang dimiliki mempengaruhi
pencapaian tujuan? Berpengaruh
Tidak Berpengaruh 2 Sedikit Pengaruh
Tidak Tahu 3
Apakah perlu menambah jumlah staf agar sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai?
Perlu Tidak Perlu
Sedikit Perlu 1
Tidak Tahu 1
Apakah jumlah staf yang dimiliki mempengaruhi pencapaian tujuan?
Berpengaruh 4
Tidak Berpengaruh
Sedikit Pengaruh 3 Tidak Tahu
Apakah perlu menambah jumlah staf agar sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai?
Perlu 2
Tidak Perlu 2
Sedikit Perlu 2
Tidak Tahu 1
Apakah jumlah staf yang dimiliki mempengaruhi pencapaian tujuan?
Berpengaruh
Tidak Berpengaruh 6 Sedikit Pengaruh
Tidak Tahu 1
Apakah perlu menambah jumlah staf agar sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai?
Perlu 3
Tidak Perlu 2
Sedikit Perlu 1
Tidak Tahu 1
Apakah jumlah staf yang dimiliki mempengaruhi
pencapaian tujuan? Berpengaruh
Tidak Berpengaruh 9 Sedikit Pengaruh
Tidak Tahu 2
Apakah perlu menambah jumlah staf agar sesuai dengan
sasaran yang hendak dicapai? Perlu
Tidak Perlu 5
Sedikit Perlu 4
Tidak Tahu 1
Sumber: Data primer diolah (2012)
Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Hubungan budaya organisasi dan kinerja diperoleh berdasarkan data dari Tabel 8. Budaya organisasi dipengaruhi oleh strategi, sistem, struktur organisasi, nilai-nilai bersama, gaya kepemimpinan, staf dan keterampilan. Kinerja dipeng- aruhi oleh pencapaian target/sasaran yang berbeda-beda untuk masing- masing divisi. Pencapaian target ini akan berimbas kepada besarnya bonus, gaji dan tunjangan yang diterima akibat meningkatnya jabatan. Sehingga kinerja akan didekati dengan pencapaian target yang diperoleh karyawan.
Sesudah dilakukan rekapitulasi sebagai bahan kuisioner dilakukan analisis dengan menggunakan sta-
tistika, yaitu analisis korelasi rank spearman. Hasil analisis ini dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara sistem dan keterampilan dengan kinerja pada ting- kat signifikansi 10 persen dan 5 persen.
Nilai positif korelasi antara keterampilan dan kinerja sebesar 0,386* (pada tingkat signifikansi 5 persen) menun- jukkan semakin tinggi keterampilan yang dimiliki akan menyebabkan kinerja karyawan semakin baik. Untuk ke- rangka kerja management by objective, seperti strategi, struktur, shared values (nilai bersama), style (gaya kepemim- pinan), dan staf tidak memiliki pengaruh yang kuat.
Tabel 7 Karakteristik keterampilan responden berdasarkan bidang
Variabel dalam Keterampilan Karyawan Pilihan Jawaban Jumlah Apakah keterampilan yang Anda miliki mempengaruhi
pencapaian target Anda? Berpengaruh 4
Tidak Berpengaruh Sedikit Pengaruh 1 Tidak Tahu
Apakah perlu memperbaiki keterampilan agar sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai?
Perlu 1
Tidak Perlu
Sedikit Perlu 1 Tidak Tahu
Apakah keterampilan yang Anda miliki mempengaruhi pencapaian target Anda?
Berpengaruh 6
Tidak Berpengaruh Sedikit Pengaruh 1 Tidak Tahu
Apakah perlu memperbaiki keterampilan agar sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai?
Perlu 4
Tidak Perlu 2
Sedikit Perlu 1 Tidak Tahu
Apakah keterampilan yang Anda miliki mempengaruhi pencapaian target Anda?
Berpengaruh 7
Tidak Berpengaruh Sedikit Pengaruh Tidak Tahu Apakah perlu memperbaiki keterampilan agar sesuai dengan
sasaran yang hendak dicapai?
Perlu 6
Tidak Perlu
Sedikit Perlu 1 Tidak Tahu
Apakah keterampilan yang Anda miliki mempengaruhi
pencapaian target Anda? Berpengaruh 8
Tidak Berpengaruh 1 Sedikit Pengaruh 3 Tidak Tahu
Apakah perlu memperbaiki keterampilan agar sesuai dengan
sasaran yang hendak dicapai? Perlu 7
Tidak Perlu
Sedikit Perlu 4 Tidak Tahu
Sumber: Data primer diolah (2012)
Tabel 8 Nilai koefisien korelasi rank spearman pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan
Uraian Indikator Statistik Kinerja
Strategi Correlation Coefficient 0,143
Sig. (2-tailed) 0,449
Sistem Correlation Coefficient -0,501**
Sig. (2-tailed) 0,005
Struktur Organisasi Correlation Coefficient -0,240
Sig. (2-tailed) 0,201
Nilai-Nilai Bersama Correlation Coefficient 0,229
Sig. (2-tailed) 0,224
Gaya Kepemimpinan Correlation Coefficient -0,094
Sig. (2-tailed) 0,621
Staf Correlation Coefficient 0,244
Sig. (2-tailed) 0,193
Keterampilan Correlation Coefficient 0,386*
Sig. (2-tailed) 0,035
Kinerja Correlation Coefficient 1,000
Sig. (2-tailed) .
Keterangan:
* Correlation is significant at the 0.05 level (2- tailed)
** Correlation is significant at the 0.01 level (2- tailed)
KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
1) Pemahaman responden terhadap strategi, sistem, struktur organisasi dan gaya kepemimpinan di Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautan dan Perikanan sangat kuat.
2) Terjadi hubungan yang kuat antara sistem dan keterampilan dengan kinerja pada tingkat signifikansi 10 persen dan 5 persen. Nilai positif korelasi antara keterampilan dan kinerja menunjukkan bahwa:
semakin tinggi keterampilan yang dimiliki oleh pemangku kepentingan akan menyebabkan kinerja semakin baik.
3) Kerangka kerja, seperti strategi, struktur, shared values (nilai bersama), style (gaya kepemim- pinan), dan staf tidak memiliki pengaruh yang kuat.
4) Nilai negatif pada keterkaitan antara sistem dan kinerja menun- jukkan bahwa: semakin tinggi sistem yang diterapkan akan membuat kinerja menjadi rendah.
Hal ini bisa disebabkan karena belum tersosialisasikan dengan baik sistem yang berkembang.
SARAN
Saran dari penelitian ini adalah:
1) Perlunya sosialisasi terhadap stra- tegi, sistem, struktur organisasi, dan nilai-nilai bersama yang dimiliki.
2) Keterampilan dapat ditingkatkan melalui pemberian pelatihan dan seminar yang dilakukan secara berkala disesuaikan dengan bidang pekerjaan yang dihadapi.
3) Meningkatkan diskusi dan komu- nikasi yang efektif dengan karyawan mengenai strategi, struktur, shared values (nilai ber- sama), style (gaya kepemimpinan), dan jumlah staf agar seluruh pemangku kepentingan mempunyai pemahaman yang sama.
4) Dalam kajian lanjutan agar menggunakan indikator yang bisa dikuantifikasi dari ukuran, seperti gaji/besaran tunjangan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pembahasan. Jakarta.
Jakarta: Bhineka Cipta.
Mathis RL dan Jackson. 2002.
Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jilid 1 dan 2. Alih Bahasa: Bayu Brawira. Jakarta: Salemba Empat.
Schuller RS, dan Jackson SL. 1996.
Manajemen Sumber Daya Manusia:
Menghadapi Abad 21. Edisi 6, Jilid 2. Alih Bahasa: Abdul Rosyid SS.
Jakarta: Erlangga.
Umam K. 2010. Perilaku Organisasi.
Cetakan I, Juli 2010. Bandung: CV Pustaka Setia.