SKRIPSI
PENAMBAHAN BEBERAPA JENIS SUMBER BAHAN ORGANIK SEBAGAI MEDIA TANAM UNTUK
PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.)
Oleh:
MUHAMMAD HABIB 11782101796
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU
2022
SKRIPSI
PENAMBAHAN BEBERAPA JENIS SUMBER BAHAN ORGANIK SEBAGAI MEDIA TANAM UNTUK
PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.)
Oleh:
MUHAMMAD HABIB 11782101796
Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU
2022
UCAPAN TERIMA KASIH
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahi Rabbil’alamin, segala puji syukur bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Solawat dan salam diucapkan untuk junjungan kita Rasulullah Salallahu’alaihi Wa Sallam.
Skripsi yang berjudul “Penambahan Beberapa Jenis Sumber Bahan Organik sebagai Media Tanam untuk Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)”. Merupakan salah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian dan Peternakan, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Pada kesempatan ini juga penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Kedua orang tua penulis Ayahanda Mulyono, S.Pd., Ibunda Sri Bakti Astuti,
S.Pd., serta adik penulis Muhammad Iqbal dan Rehana Putri. Terima kasih atas kasih sayang dan restu yang selalu mengiringi langkah kaki penulis dan telah mendo’akan, memberikan dukungan serta materi yang luar biasa kepada penulis. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala selalu melindungi, membalas dan meridhoi segala ketulusan pegorbanan yang telah diberi. Aamiin.
2. Bapak Dr. Arsyadi Ali, S.Pt M.Agr.Sc., selaku Dekan Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau.
3. Bapak Dr. Irwan Taslapratama, M.Sc., selaku Wakil Dekan I, Ibu Dr. Ir.
Elfawati, M.Si. Selaku Wakil Dekan II dan Bapak Dr. Syukria Ikhsan Zam selaku Wakil Dekan III Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau.
4. Ibu Dr. Rosmaina, S.P., M.Si. Selaku Ketua Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau.
5. Bapak Dr. Ahmad Taufiq Arminudin, S.P., M.Sc. Selaku Sekretaris Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau.
6. Ibu Tiara Septirosya , S.P., M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Oksana, S.P., M.P., selaku Dosen Pembimbing II yang seantiasa memberikan arahan, masukan, nasehat dan motivasinya selama penulis menjalani studi S1 hingga selesai.
7. Bapak Bakhendri Solfan, S.P., M.Sc dan Ibu Aulia Rani Annisava, S.P., M.Si., selaku dosen penguji, terima kasih atas saran dan masukan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini lebih baik dari sebelumnya.
8. Seluruh dosen, karyawan Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau yang telah membantu penulis dalam mengikuti aktivitas perkuliahan.
9. Asisten Laboratorium Agronomi dan Agrostologi UIN Suska Riau.
10. Sahabat Terbaik Irnomo Romadon, S.P., Azhari Mukhlis, S.P., Wisnu Giri Madani, S.P., Mhd Sulaiman, S.P., Azrul Azfar, Ardho Nurrahman, S.P., dan Rizky Wahyu yang telah melewati suka duka bersama saat perkuliahan dan telah memberikan asupan semangat, dukungan dan membantu dalam penyelesaian tugas akhir.
11. Sahabat dan teman seperjuangan Program Studi Agroteknologi Angkatan 17 : Asmia sandi P, Fadhillah Ramadhani Purba, Krismoniati, Iqbbal L.Nst, S.P., Dian Anggraini, S.P., Roziah, S.P., Hayatul Ikhsan, S.P., Yuliana, S.P., dan teman-teman seperjuangan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
12. Teman-teman seperjuangan Agroteknologi B dan D, yang telah menjadi keluarga kecil dari penulis selama berkuliah di UIN Suska Riau dan teman- teman Agroteknologi angkata 17, yang telah menjadi bagian dari cerita hidup penulis.
Penulis berharap semoga segala peran dan partisipasi yang telah diberikan akan dibalas Allah Subhanahu Wata’ala, dan dimudahkan segala urusan.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Pekanbaru, Desember 2022
Penulis
RIWAYAT HIDUP
Muhammad Habib dilahirkan di Geringging Baru, Kecamatan Sentajo Raya, Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau, pada tanggal 1 September 1999. Lahir dari pasangan Mulyono, S.Pd dan Sri Bakti Astuti, S.Pd yang merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Masuk sekolah dasar di SDN 012 Sentajo Raya, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau dan tamat pada tahun 2011. Pada tahun 2011 melanjutkan pendidikan ke SMPN 04 Sentajo Raya, Kabupaten Kuantan Sinpgingi, Provinsi Riau dan tamat pada tahun 2014. Pada tahun 2014 melanjutkan pendidikan ke SMAN 02 Sentajo Raya, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau dan tamat pada tahun 2017.
Pada tahun 2017 melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negri (SBMPTN) penulis diterima menjadi mahasiswa pada Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Pada Bulan Juli sampai dengan Agustus 2019 melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL) di Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), Lembang, Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Bulan Juli sampai dengan Agustus 2020 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Daring (KKN- DR) di Kelurahan Tobek Godang, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau
Penulis melaksanakan penelitian pada Bulan November 2021 sampai Januari 2022 dengan judul “Penambahan Beberapa Jenis Sumber Bahan Organik Sebagai Media Tanam untuk Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)” di bawah bimbingan Ibu Tiara Septirosya, S.P., M.Si. dan Ibu Oksana, S.P., M.P.
Pada tanggal 06 Desember 2022 dinyatakan lulus dan berhak menyanding gelar Sarjana Pertanian melalui sidang tertutup Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kaim Riau.
ix KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadiran Allah Subhaanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan kesehatan dan keselamatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Penambahan Beberapa Jenis Sumber Bahan Organik sebagai Media Tanam untuk Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)”. Solawat beserta salam tidak lupa penulis hanturkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi Wasallam yang mana berkat perjuangan beliau kita dapat merasakan dunia yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Tiara Septirosya, S.P,. M,Si dan Ibu Oksana, S.P., M.P sebagai dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, petunjuk dan motivasi sampai selesainya sksripsi ini.
Kepada semua rekan-rekan yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaian skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga mendapat balasan dari Allah Subhaanahu Wa Ta’ala untuk kemajuan kita semua dalam menghadapi masa depan nanti.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua baik untuk masa kini maupun untuk masa yang akan datang.
Pekanbaru, Desember 2022
Penulis
x PENAMBAHAN BEBERAPA JENIS SUMBER BAHAN ORGANIK
SEBAGAI MEDIA TANAM UNTUK PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.)
Muhammad Habib (11782101796)
Di bawah bimbingan Tiara Septirosya dan Oksana INTISARI
Penggunaan bahan organik dapat meningkatkan reaksi pada tanah top soil yang dapat menyediakan kebutuhan unsur hara yang diserap oleh tanaman.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bahan organik terbaik yang mampu mengurangi penggunaan pupuk anorganik untuk dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2021 sampai Januari 2022. Penelitian dilaksanakan di Lahan Kelurahan Sidomulyo Barat, Tampan, Pekanbaru, Riau. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 7 perlakuan (Kontrol, top soil + Arang sekam + Cocopeat, top soil + Arang Sekam + pupuk kandang kambing, top soil + Cocopeat + pupuk kandang kambing, top soil + Cocopeat + Pupuk Hijau, top soil + Pupuk Hijau + Pupuk kandang Kambing, top soil + Pupuk Hijau + Arang sekam) dengan 5 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bahan organik arang sekam + pupuk kandang kambing dapat meningkatkan jumlah daun, diameter umbi, bobot basah umbi, bobot kering umbi dan produktivitas. Sedangkan penambahan bahan organik cocopeat + pupuk kandang kambing dapat meningkatkan tinggi tanaman dan jumlah umbi.
Kata kunci : arang sekam, cocopeat, pupuk hijau, pupuk kandang kambing, top soil
xi THE ADDITION OF SEVERAL TYPES OF ORGANIC MATERIAL
SOURCES AS A PLANTING MEDIUM FOR THE GROWTH AND YIELD OF SHALLOT (Allium ascalonicum L.)
Muhammad Habib (11782101796)
Under the guidance of Tiara Septirosya and Oksana
ABSTRACT
The use of organic matter can increase the reaction in top soil which can provide the needs of nutrients absorbed by plants. The study aims to obtain the best organic material that can reduce the use of top soil to increase the growth and yield of shallot. The researchwas conducted on November 2021 to January 2022. The research was cariied out in the West Sidomulto Village Land, Tampan, Pekanbaru, Riau. The study used a completely ranomized design method with 7 treatments (control, top soil + husk charcoal + cocopeat, top soil + husk charcoal + goat manure, top soil + cocopeat + goat manure, top soil + cocopeat + green manure, top soil + green manure + goat manure, top soil + green manure + husk charcoal). With 5 repetitions. Showed that the addition of husk chorcoal + goat manure could increase the number of leaves, tuber diameter, tuber wet weight and proctivity. The addition of organic matter cocopeat + goat manure could increase plant height and number of tubers.
Keywords: cocopeat, green manure, goat manure, husk charcoal, top soil
xii DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... ix
INTISARI ... x
ABSTRACT ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR SINGKATAN ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
I. PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Tujuan ... 2
1.3. Manfaat ... 2
1.4. Hipotesis ... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3
1.1. Bawang Merah ... 3
1.2. Morfologi Bawang Merah... 3
1.3. Syarat Tumbuh ... 4
1.4. Media Tanam ... 5
1.5. Bahan Organik ... 6
III. MATERI DAN METODE ... 8
2.1. Tempat dan Waktu ... 8
2.2. Alat dan Bahan ... 8
2.3. Metode Penelitian ... 8
2.4. Pelaksanaan Penelitian ... 8
2.5. Pengamatan ... 10
2.6. Analisis Data ... 11
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 13
4.1. Tinggi Tanaman ... 13
4.2. Jumlah Daun ... 14
4.3. Jumlah Umbi ... 15
4.4. Diameter Umbi... 16
4.5. Bobot Basah Umbi ... 18
4.6. Bobot Kering Umbi... 20
4.7. Produktivitas ... 21
V. PENUTUP... 22
5.1. Kesimpulan ... 22
5.2. Saran ... 22
xiii DAFTAR PUSTAKA ... 23 LAMPIRAN ... 29
xiv DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1. Tabel Sidik Ragam RAL ... 12
4.1. Rerata Tinggi Bawang Merah ... 13
4.2. Rerata Jumlah Umbi Bawang Merah ... 14
4.3. Rerata Jumlah Daun Bawang Merah ... 15
4.4. Rerata Diameter Umbi Bawang Merah ... 17
4.5. Rerata Bobot Basah Umbi Bawang Merah ... 18
4.6. Rerata Bobot Kering Umbi Bawang Merah ... 20
4.7. Rerata Produktivitas Umbi Bawang Merah ... 21
xv DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Tanaman Bawang Merah dan Umbi Bawang Merah ... 3
xvi DAFTAR SINGKATAN
BSN Badan Standarisasi Nasional
DMRT Duncan’s Multiple Range Test
EM4 Efective Microorganism 4
Ha Hektar
HST Hari Setelah Tanam
mdpl Meter Di Atas Permukaan Laut
MST Minggu Setelah Tanam
MSP Minggu Setelah Panen
RAL Rancangan Acak Lengkap
SNI Standar Nasional Indonesia
xvii DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Deskripsi Bawang Merah Varietas Bima ... 29
2. Tata Letak Penelitian ... 30
3. Bagan Penelitian ... 31
4. Perhitungan Dosis Pupuk ... 32
5. Ringkasan Hasil Analasis Sidik Ragam ... 33
6. Hasil Sidik Ragam Tinggi Bawang Merah ... 34
7. Hasil Sidik Ragam Jumlah Daun Bawang Merah ... 36
8. Hasil Sidik Ragam Jumlah Umbi Bawang Merah ... 38
9. Hasil Sidik Ragam Diameter Umbi Bawang Merah ... 40
10. Hasil Sidik Ragam Bobot Basah Umbi Bawang Merah ... 42
11. Hasil Sidik Ragam Bobot Kering umbi Bawang Merah ... 44
12. Dokumentasi Persiapan Bahan Organik dan Umbi Bawang ... 47
13. Dokumentasi Penanaman dan Pemupukan ... 48
14. Dokumentasi Parameter dan Pemanenan ... 49
1 I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditas sayuran yang bermanfaat dan termasuk ke dalam komoditi utama sayuran di Indonesia.
Bawang merah juga termasuk ke dalam kelompok rempah dan obat tradisional yang sifatnya tidak bersubtitusi. Berdasarkan data dari The National Nutrient Database bawang merah memiliki kandungan yang dibutuhkan oleh manusia seperti karbohidrat, gula, asam lemak, protein dan mineral (Waluyo dan Sinaga, 2015).
Bawang merah menjadi komoditi yang paling banyak diminati oleh masyarakat di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan jumlah produksi terbanyak diantara komoditi lainya yang mencapai 2 juta ton di tahun 2020 (Kementrian Pertanian dan Dirjen Hortikultura 2021). Permintaan bawang merah di Provinsi Riau khususnya kota Pekanbaru mencapai 1.746 ton dan Pekanbaru hanya mampu menyediakan kebutuhan bawang merah sebanyak 30% (Susanto, 2019).
Penurunan produksi bawang merah ini umumnya dikarenakan para petani hanya mengandalkan media tanah dan pupuk anorganik saja tanpa melihat dari segi kesuburan, ketersediaan unsur hara dan bahan organik pada tanah tersebut. Tanah yang baik adalah tanah yang memiliki keadaan struktur, kandungan hara dan bahan organik yang mencukupi untuk dapat meningkatkan produktivitas lahan (Humberto dan Alan, 2013).
Tanah yang terus menerus diolah maka akan semakin mengalami penurunan dari segi kualitas tanah tersebut dalam produktivitas nya. Tanah yang diolah berlebihan tanpa tindakan konservasi atau perbaikan ulang akan mengakibatkan tanah menjadi lebih cepat kering, lebih halus (powdery), berstruktur buruk, berwarna kekuningan dan berkadar bahan organik tanah rendah (Herdiyanto dan Setiawan, 2015) sehingga dikategorikan sebagai tanah yang kekurangan bahan organik. Penurunan ini juga diakibatkan penggunaan pupuk anorganik dalam jumlah di atas takaran yang selama ini sudah mulai memberikan dampak lingkungan yang negatif, seperti menurunya kandungan bahan organik tanah, rentanya tanah terhadap erosi, menurunya populasi mikroba tanah, menurunya kandungan unsur hara, mengeraskan tanah dan menurunkan
2 stabilitas agregat tanah (Humberto dan Alan, 2013).
Perbaikan sistem budi daya sangat penting dilakukan untuk memperbaiki kualitas dan struktur tanah dalam meningkatkan produktivitas lahan serta produksi bawang merah. Penambahan bahan organik adalah salah satu upaya yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tanah (Prengki dkk., 2017).
Beberapa bahan organik yang dapat memperbaiki kualitas sifat fisik tanah top soil yakni cocopeat, pupuk hijau, pupuk kandang kambing dan arang sekam.
Menurut hasil penelitian Koko dan Zaenal (2018) pemberian bahan organik dapat meningkatkan stabilitas agregat, menurunkan berat isi tanah, dan meningkatkan pori tanah pada saat panen sehingga meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung.
Dan juga menurut hasil penelitian Agusni dan Satriawan (2014) bahwa penambahan bahan organik dapat menyebabkan struktur tanah gembur dan meningkatkan pori tanah yang nantinya akan menyebabkan akar tanaman mudah berkembang yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka dilakukan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Penambahan Beberapa Jenis Sumber Bahan Organik Sebagai Media Tanam Untuk Pertumbuhan Dan Hasil Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)
1.2. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh sumber bahan organik terbaik yang mampu memperbaiki sifat fisik tanah top soil untuk dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil bawang merah (Allium ascalonicum L.).
1.3. Manfaat
Memberikan informasi bagi penulis maupun pembaca tentang pengaruh penambahan beberapa sumber bahan organik terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah dalam bentuk pengetahuan terhadap perkembangan ilmu pertanian yang ada di Indonesia.
1.4. Hipotesis
Terdapat sumber bahan organik terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah.
3 II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Bawang Merah
Bawang merah diduga berasal dari Asia. Sebagian literatur menyebutkan bahwa tanaman ini dari Asia Tengah, terutama Palestina dan India. Sebagian lagi memperkirakan berasal dari Mediterian (Nurhasanah, 2012). Bawang merah adalah sejenis tumbuhan semusim yang memiliki umbi berlapis, berakar serabut, dengan daun berbentuk silinder berongga. Menurut Wulandari (2013). Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah jenis dengan nilai ekonomi yang penting yang dibudidayakan secara luas di seluruh dunia khususnya di Benua Asia dan Eropa. Bawang merah dapat diklasifikasikan kedalam kerajaan (kingdom) : Plantae, Divisi : Magnoliophyta, Kelas : Liliopsida, Bangsa : Asparagales, Suku : Amaryllidaceae, Marga : Allium, dan Jenis : Allium ascalonicum L.
Gambar 2.1 Bawang merah dan Umbi Bawang Merah.
Sumber (Sudirja,2007)
Bawang merah merupakan tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi yang dapat mencapai 15-50 cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut yang tidak panjang dan tidak terlalu dalam tertanam dalam tanah (Wibowo, 2005).
2.2. Morfologi Bawang Merah
Menurut Sudirja (2007) batang bawang merah berbentuk seperti cakram disebut discus, beruas-ruas dan di antara ruas-ruas tersebut terdapat kuncup.
Bagian bawah cakram merupakan tempat tumbuh akar. Bagian atas batang sejati merupakan umbi semu, berupa umbi lapis (bulbus) yang berasal dari modifikasi pangkal daun bawang merah. Pangkal dan sebagian tangkai daun menebal, lunak
4 dan berdaging, berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan. Daun bawang merah berbentuk silindris kecil yang memanjang. Bagian ujung daun meruncing, sedangkan bagian bawahnya melebar dan membengkak. Daun berwarna hijau muda sampai tua dan letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya relatif pandek (Sudirja, 2007). Bawang merah memiliki umbi yang berlapis. Umbi terbentuk dari pangkal daun yang membesar serta bersatu dan membentuk umbi berlapis. Umbi bawang merah bukan merupakan umbi sejati seperti kentang atau talas (Hervani dkk., 2009).
Perakaran pada bawang merah ini memiliki perakaran yang dangkal dan juga bercabang memencar, dengan kedalaman mencapai 15-30 cm dan tumbuh di sekitar umbi bawang merah (Yulianus, 2017). Menurut Puspa (2017) bawang merah adalah tanaman berumbi lapis yang tumbuh dengan tinggi tanaman antara 40 - 70 cm. Batang semu bagian bawah bawang merah merupakan tempat tumbuhnya akar. Menurut Wulandari (2013) tangkai bunga keluar dari ujung tanaman (titik tumbuh) yang panjangnya antara 30 - 90 cm, dan diujungnya terdapat 50 - 200 kuntum bunga yang tersusun melingkar (bulat) seolah berbentuk payung. Tiap kuntum bunga terdiri atas 5 - 6 helai daun bunga yang berwarna putih, 6 benang sari yang berwarna hijau atau kekuning-kuningan, 1 putik dan bakal buah berbentuk hampir segitiga. Merupakan bunga sempurna (hermaprodite) dan dapat menyerbuk sendiri atau silang.
2.3. Syarat Tumbuh
Daerah yang paling baik untuk budi daya bawang merah adalah daerah beriklim kering yang cerah dengan suhu udara panas, terbuka, tidak berkabut, mendapat sinar matahari penuh dan lebih baik jika lama penyinaran matahari lebih dari 12 jam. Perlu di ingat, pada tempat-tempat yang terlindung dapat menyebabkan pembentukan umbinya kurang baik dan berukuran kecil (Wibowo, 2005). Tiupan angin berpengaruh baik terhadap laju proses fotosintesis dan Ketinggian tempat yang paling ideal adalah 0-800 meter di atas permukaan laut untuk menghasilkan umbi bawang merah yang baik (Rukmana, 2004). Penanaman budi daya bawang merah yang paling baik adalah penanaman yang dilakukan di daerah yang kering, cuaca cerah, suhu udara sedang hingga panas dengan kondisi lahan yang terbuka tidak berkabut dan mendapatkan angin yang cukup sehingga
5 mendapat sinar matahari yang cukup dengan lama penyinaran 12 jam. Penyinaran yang kurang dan terlindung akan mengakibatkan menghasilkan umbi yang tidak baik dan berukuran kecil (Wibowo, 2007).
Budi daya bawang merah sangat baik pada temperatur udara antara 25- 32ºC. Pada suhu tersebut udara agak terasa panas, sedangkan suhu rata-rata per tahun yang dikehendaki oleh bawang merah adalah sekitar 30ºC. Selain itu, iklim yang agak kering serta kondisi tempat yang terbuka sangat membantu proses pertumbuhan tanaman dan proses produksi. Pada suhu yang rendah, pembentukan umbi akan terganggu atau umbi terbentuk tidak sempurna (Sumadi, 2003).
Bawang merah dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi, yakni pada ketinggian antara 0 - 900 m di atas permukaan air laut. Tanaman bawang merah sangat bagus dan memberikan hasil optimum, baik kualitas maupun kuantitas, apabila ditanam di daerah dengan ketinggian sampai dengan 250 mdpl. Bawang merah yang ditanam di ketinggian 800 - 900 mdpl hasilnya kurang baik. Selain umur panennya lebih panjang, umbi yang dihasilkan pun kecil-kecil. Curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman bawang merah adalah 300 - 2500 mm per tahun, dengan intensitas sinar matahari penuh (Samadi dan Cahyono, 2005).
2.4. Media Tanam 2.4.1 Top Soil
Top soil merupakan tanah lapisan atas yang banyak mengandung unsur hara makro dan mikro serta mikroba yang mendukung dalam pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, top soil hingga saat ini masih terus digunakan oleh masyarakat pada umumnya karena kandungan bahan yang dimilikinya. Menurut ITTO (2006) penggunaan tanah top soil sering digunakan masyarakat sebagai media tanam dalam pembibitan khususnya pada tanaman yang dibudidayakan didalam polybag, hal ini membuat semakin banyaknya penggunaan top soil yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan yang apabila digunakan setiap saat, Penggunaan top soil sebagai media pertumbuhan bibit seharusnya sangat dibatasi agar dapat mengurangi dampak negatif akibat pengambilan top soil yang berlebihan.
6 2.5. Bahan Organik
2.5.1. Arang Sekam
Menurut Margareta (2017) arang sekam memiliki karakteristik yang ringan, kasar sehingga sirkulasi udara tinggi, porositas yang baik dan menyerap air yang cukup, menjaga kondisi tanah tetap gembur, memacu pertumbuhan mikroorganisme yang berguna bagi tanaman, mengatur pH tanah pada kondisi tertentu, menyuburkan tanaman, mempertahankan kelembapan dan meningkatkan daya serap dan daya ikat air. Hal terssebut mengakibatkan Kombinasi dari media arang sekam dan pupuk kandang ini sangat baik digunakan untuk penambahan bahan organik pada top soil. Menurut Aziz, dkk (1992) sekam padi terdiri dari lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri dari dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses penggilingan beras, sekam akan terspisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau limbah penggilingan.
Menurut Prihmantoro dan Indriani (2003) arang sekam memiliki sifat yang mudah mengikat air, tidak mudah menggumpal, mudah didapat, ringan, steril, dan mempunyai porositas yang baik bagi tanaman. Menurut Oktutani (2009) sekam mengandung 71-80% bahan organik dan 13-29% bahan anorganik, dengan 87- 97% bahan anorganik tersebut yang merupakan silica (SiO2).
2.5.2. Cocopeat
Cocopeat adalah hasil samping proses pengambilan serat sabut kelapa.
Menurut Prasetyawan (2009) selama ini industri pengolahan buah kelapa hanya fokus pada pengolahan daging buahnya saja, sedangkan cocopeat sebagai salah satu limbah dari industri tersebut belum termanfaatkan secara maksimal. Menurut Artha (2014) keunggulan dari media cocopeat yaitu baik dalam menyimpan air, daya serap air tinggi, menggemburkan tanah dengan pH netral, menguntungkan karena akan menyimpan pupuk cair sehingga frekuensi pemupukan dapat dikurangi dan di dalam cocopeat juga terkandung unsur hara dari alam yang sangat dibutuhkan tanaman dan menunjang pertumbuhan akar dengan cepat sehingga baik untuk pembibitan. Tyas (2000) menyatakan, cocopeat dapat digunakan sebagai media tumbuh atau campuran media tumbuh, karena memiliki sifat daya serap air yang tinggi antara 6 sampai 8 kali bobot keringnya dan mengandung banyak unsur hara. Muliwan (2009) menyatakan, kelebihan lainnya
7 dari cocopeat sebagai media tumbuh dikarenakan karakteristiknya yang mampu mengikat dan menyimpan air dengan kuat, serta mengandung unsur-unsur hara esensial, seperti kalsium (Ca), magnesium (mg), kalium (K), natrium (N), dan fosfor (P).
2.5.3. Pupuk Kandang Kambing
Pupuk kandang kambing berasal dari hasil pembusukan kotoran kambing berbentuk padat (kotoran) sehingga warna, rupa, tekstur, bau dan kadar airnya tidak lagi seperti aslinya. Peran pupuk kandang kambing diantaranya menambah unsur hara seperti fosfor, nitrogen, sulfur, kalium, meningkatkan kapasitas tukar kation tanah, melepaskan unsur P dari oksida Fe dan Al, memperbaiki sifat fisik dan struktur tanah. Pupuk kandang kambing juga memiliki sejumlah mikroba seperti Bacillus sp, Lactobacillus sp, Saccharomyces dengan sekresi lendir yang mampu meningkatkan butiran halus tanah menjadi granul sehingga kualitas meningkat (Rahayu dkk., 2014). Menurut Wiryanta (2008) selain mengandung unsur hara, pupuk kandang kambing juga memiliki kandungan mikroorganisme yang mampu merombak bahan organik yang sulit dicerna oleh tanaman menjadi komponen yang mudah untuk dicerna tanaman. Menurut hasil penelitian Andalasari dkk (2017) Perlakuan media tanah ditambah pupuk kandang kambing dan sekam bakar menunjukkan nilai tertinggi pada variabel bobot daun segar, dan bobot daun kering oven pada bawang merah.
2.5.4. Pupuk Hijau
Pupuk hijau adalah pupuk organik yang berasal dari tanaman atau berupa sisa panen yang dapat dibenamkan pada waktu masih hijau atau setelah dikomposkan (Sasi, 2016). Penambahan daun lamtoro (Leucaena leucocephala) bertujuan untuk meningkatkan kandungan bahan organik dan unsur hara dalam tanah, sehingga terjadi perbaikan sifat fisik kimia dan biologi tanah, yang akhirnya berdampak pada peingkatan produktifitas tanah dan ketahanan tanah terhadap erosi. Manfaat dari lamtoro adalah daunya dapat digunakan sebagai pupuk hijau yang dapat menyuburkan tanaman karena daun lamtoro memiliki kandungan nitrogen 2,0-4,3 %. Selain itu, daun lamtoro juga mengandung 0,2-0,4
% P, dan 1,3-4,0 % K. Daun lamtoro yang basah mengandung unsur N,P,K yang lebih besar dibanding daun lamtoro kering.
8 III. MATERI DAN METODE
3.1. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Sidomulyo Barat, Tampan, Pekanbaru Riau. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2021 sampai dengan Januari 2022 selama 3 bulan.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada penelitian ini yakni cangkul, parang, alat tulis, penggaris, meteran, jangka sorong, kamera dan polybag ukuran 25 x 25 cm dengan berat 5 kg. Bahan yang digunakan untuk penelitian ini yakni bibit bawang merah Varietas Bima Brebes, arang sekam, pupuk kandang kambing, pupuk hijau, cocopeat, top soil.
3.3. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan menggunakan satu faktor, yang terdiri dari beberapa taraf perlakuan yaitu :
K0 : top soil
K1 : top soil + Arang sekam + Cocopeat (2:1:1) K2 : top soil + Arang Sekam + pupuk kandang (2:1:1) K3 : top soil + Cocopeat + pupuk kandang (2:1:1) K4 : top soil + Cocopeat + Pupuk Hijau (2:1:1)
K5 : top soil + Pupuk Hijau + Pukan Kambing (2:1:1) K6 : top soil + Pupuk Hijau + Arang sekam (2:1:1)
Setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali sehingga didapatkan 35 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri dari 1 tanaman, sehingga terdapat 35 Tanaman Bawang Merah yang diamati pada penelitian ini.
3.4. Pelaksanaan Penelitian 3.4.1. Persiapan Media Tanam
Media yang digunakan antara lain top soil, arang sekam, pupuk kandang, pupuk hijau dan cocopeat. Media yang digunakan dikombinasikansesuai dengan perlakuan. Tanah top soil dengan bahan organik masing-masing dihomogenkan, Setelah dihomogenkan lalu dimasukkan ke dalam polybag dengan berat total 4 kg.
9 Kemudian diinkubasi selama 2 hari. Berat tanah yang digunakan 2 kg, sedangkan berbagai sumber bahan organik digunakan masing-masing 1 kg.
3.4.2. Persiapan Lahan
Lahan dibersihkan dari gulma-gulma dan diratakan. Lahan yang digunakan seluas 2 x 1,5 m, dan diberi naungan menggunakan paranet setinggi 1,5 m selama 2 minggu. Polybag yang sudah diberi label sesuai perlakuan disusun menurut RAL.
3.4.3. Penanaman
Pemilihan kriteria umbi berdasarkan ukuran umbi yang seragam, sehat, ditandai dengan bentuk umbi yang seragam (tidak keropos), kulit umbi tidak luka atau terkelupas dengan berat seragam yaitu 3 - 4 gram. Penanaman dilakukan dengan melakukan pembersihan kulit umbi yang paling luar yang telah mengering, kemudian umbi dipotong ⅓ bagian secara melintang pada ujung umbi.
Tujuan dilakukannya pemotongan umbi yaitu untuk penghentian masa dormansi pada umbi tersebut sehingga mempercepat proses pertunasan. Setelah itu, umbi direndam dengan air selama ±15 menit, lalu ditanam ke dalam wadah semai berupa polybag yang telah disediakan, dan dalam 1 polybag terdapat 1 umbi bawang merah. Umbi ditutup ¾ bagian dengan menggunakan media yang telah dihomogenkan. Penanaman dilakukan pada sore hari agar umbi bawang merah yang di tanam tidak langsung kering.
3.4.4. Pemeliharaan
Pemeliharaan dilakukan setelah penanaman bibit bawang merah hingga pemanenan, adapun kegiatan yang dilakukan dalam pemeliharaan yaitu:
1. Penyiangan dan penggemburan
Penyiangan dilakukan setiap satu minggu sekali dengan cara mencabut gulma yang mengganggu. Selain penyiangan sekaligus dilakukan penggemburan yaitu menaikkan tanah disekitar akar tanaman.
2. Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan menggunakan hand sprayer. Waktu penyiraman pada pagi hari antara jam 07.00 s/d10.00 WIB dan pada sore hari antara jam 17.00 s/d 18.00 WIB. 1 minggu sebelum panen
10 penyiraman dihentikan karena pada saat panen tanaman bawang merah harus dalam keadaan setengah kering atau berkurang kadar airnya.
3. Penyulaman
Penyulaman menggunakan tanaman cadangan yang telah disediakan sesuai masing-masing perlakuan dengan waktu penanaman yang sama.
Penyulaman dilakukan pada bibit bawang merah yang pertumbuhannya kurang optimal atau mati, waktu penyulaman dilakukan sampai berumur 2 MST.
4. Pemupukan
Pemupukan dasar menggunakan pupuk NPK mutiara dengan dosis 250 g/ha atau 1 g/tanaman. Pemupukan pertama dilakukan sehari sebelum tanam dengan cara diarit. Pemupukan susulan juga diberikan pupuk NPK mutiara dengan dosis 250 kg/ha atau 1 g/tanaman yang dilakukan pada umur 21 HST. Benih ditanam tegak lurus dengan jarak tanam 20 x 20 cm. jarak tanam 20 cm x 20 cm menghasilkan berat umbi/biji dan diameter umbi/biji yang lebih besar (Saidah dkk., 2019).
5. Panen
Bawang merah dipanen pada minggu ke-9 atau umur 63 HST. Tanaman bawang merah dipanen setelah terlihat tanda-tanda berupa leher batang 60% lunak, tanaman rebah dan daun menguning. Pemanenan dilakukan pada saat keadaan tanah kering dan cuaca yang cerah untuk mencegah serangan penyakit busuk umbi. Bawang merah yang telah dipanen kemudian diikat pada batangnya untuk mempermudah penanganan.
Selanjutnya umbi dijemur sampai cukup kering (1-2 minggu) dengan menggunakan sinar matahari langsung.
3.5. Pengamatan
3.5.1. Tinggi Tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman dimulai dari permukaan tanah sampai ujung daun tertinggi dengan menggunakan penggaris dan meteran. Pengukuran mulai dilakukan pada saat tanaman berumur 2 MST dengan interval 1 minggu sekali sampai dengan 9 MST.
11 3.5.2. Jumlah Daun
Pengamatan jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung semua daun yang sudah terbuka sempurna pada setiap tanaman sampel. Pengamatan dilakukan setelah tanaman berumur 2 MST dengan interval 1 minggu sekali sampai dengan 9 MST.
3.5.3. Jumlah Umbi
Pengamatan jumlah umbi dilakukan dengan menghitung semua jumlah umbi yang tumbuh per tanaman sampel. Pengamatan dilakukan pada saat tanaman sudah siap di panen.
3.5.4. Diameter Umbi
Diameter umbi diukur dengan menggunakan jangka sorong pada bagian tengah umbi.
3.5.5. Bobot Basah Umbi (g)
Pengamatan ini dilakukan setelah tanaman bawang merah dipanen.
Pengukuran bobot basah umbi bawang merah dilakukan dengan cara memisahkan daun dari umbi dan akar, kemudian umbi ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik.
3.5.6. Bobot Kering Umbi (g)
Bobot kering tanaman dihitung pada saat tanaman bawang merah telah dipanen. Bobot kering umbi dinyatakan dalam satuan gram (g) yang diperoleh dari penimbangan seluruh umbi bawang merah yang sebelumnya telah dikeringkan dengan sinar matahari selama 2 minggu.
3.5.7. Produktivitas
Umbi dipisah pada setiap perlakuan lalu ditimbang dan dihitung jumlah produktivitas pada setiap perlakuan nya.
3.6. Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis sidik ragam RAL. Model linear RAL menurut Sastrosupadi (2000) berikut:
Yij = µ + Ti + εij
12 Keterangan :
Yij = Respon atau nilai pengamatan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = Nilai tengah umum
Ti = Pengaruh perlakuan ke-i
Εij = pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j Sidik ragam RAL dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Tabel Sidik Ragam Acak Lengkap Sumber
Keragaman (SK)
Derajat Bebas
(DB)
Jumlah Kuadrat
(JK)
Kuadrat Tengah (KT)
F Hitung F5% F1%
Perlakuan t-1 JK P JK P/ (t-1) KTP/KTG
Galat t (r-1) JK G JK G/ (rt-t)
Total tr-1 JKP+JKG
Rumus-rumus perhitungan dalam anova sebagai berikut : Faktor Koreksi (FK)
Faktor Koreksi (FK) = Y..2/tr
JKT = ∑ Yij2 – FK
JKP = (∑ Yi.2/ r) – FK
JKG = JKT – JKP
Bila perlakuan menunjukkan pengaruh yang nyata maka dilajutkan dengan Uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) taraf 5%. Model Uji DMRT adalah sebagai berikut:
DMRT α = Rα (ρ, DB Galat) × √ TG/Ulangan Keterangan:
α = Taraf uji nyata ρ = Banyaknya perlakuan
R = Nilai dari Tabel Uji Jarak Duncan KTG = Kuadrat Tengah Galat
22 V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan bahan organik terbaik terdapat pada perlakuan top soil, arang sekam dan pupuk kandang kambing yang dapat meningkatkan jumlah daun, diameter umbi, bobot basah umbi, bobot kering umbi dan produktivitas.
5.2. Saran
Disarankan menggunakan penambahan bahan organik arang sekam dan pupuk kandang kambing dalam penanaman tanaman bawang merah.
23 DAFTAR PUSTAKA
Abdissa, Y., Tekallign, T and Pant. 2011. Growth Bulb Yield and Quality of Onion (Allium cepa L.) as Infuenced by Nitrogen and Phosporus Fertilization on Vertisol. I. Growth Attributes, Biomass Production, and Bulb Yield. Afr. Jurnal. Agric. Res. 6 (14) : 58 – 60
Adriau, M. S. 2018. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kambing dan Pupuk Za Terhadap Sifat Kimia Sawah dan Produksi Bawang Merah (Allium ascolonicum L.). Usu. 156 hal.
Agusni, M., dan Satriawan, H. 2014. Pengaruh Olah Tanah dan Pemberian Bahan Organik Terhadap Sifat Fisik Tanah dan Produksi Tanaman Jagung.
Lentera. 14 (11) : 1 - 6
Ambarawati., Erlina and Prapto, Y. 2012. The Performance of Yield Stability of Shallot. Ilmu Pertanian, 1 - 10 : 7
Andalasari, TD., Widagdo, S. Ramadiana, S. Purwati, E.2017. Pengaruh Media Tanam dan Pupuk Organik Cair (POC) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Jurnal Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian, 28 - 34 : 33
Ardi E. 2018. Teknik Budidaya Bawang Merah dan Peluang Usaha. Yogyakarta.
Trans Idea Publishing. 121 hal.
Arjuna., Syaiful S.A., Ulfa, F. 2017. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) secara Hidroponik pada Berbagai Media dan Konsentrasi Air Kelapa Sebagai Zat Pengatur Tumbuh. Jurnal Agrotan. 2017 : 1 - 11
Annisava, A. R., dan B. Solfan. 2014. Agronomi Tanaman Hortikultura. Aswaja Pressindo. Yogyakarta. 156 hal.
Ardy, L.P. 2018. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) pada Dataran Tinggi. Jurnal Pertanian. 12 (9) : 3 - 5 Aziz, S.A. Risantini, D. Winarso dan Aris, M. 1992. Studi Pemanfaatan Sekam
Serbuk Gergaji Kulit Kayu Dan Kulit Kacang Tanah Sebagai Media Tanam Dalam Wadah. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hal 6.
Dhaker, B., Sharma, R.K., Chhipa, B.G and Rathore, R.S. 2017. Effect of Different Organic Manures on Yield and Quality of Onion (Allium cepa L.). International Journal of Current Microbiology and Applied Sciences 6 (11) : 341
24 Fajar, P., Islan., Erlinda, A. 2019. Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah (Allium ascolonicum L.) Pada Beberapa Jenis Media Tanam dengan Teknik Vertikultur. JOM Faperta 6 (1) : 1 - 11
Fauziah, R. 2017. Budidaya Bawang Merah (Allium cepa var. aggregatum) pada Lahan Kering Menggunakan Irigasi Spray Hose pada Berbagai Volume Irigasi dan Frekuensi Irigasi. Tesis. Jurusan Agronomi dan Hortikultura.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Farissa, M., Sudiarso., dan Sumarni, T. 2013. Penggunaan Pupuk Kandang dan Pupuk Hijau Crotalaria juncea L. Untuk Mengurangi Penggunaan Pupuk Anorganik Pada Tanaman Jagung (Zea Mays L.). Jurnal Produksi Tanaman 1 : (2) 23 - 25
Gebremichael, Y., Woldetsadik, K and Gedamu, F. 2017. Effect of Combined Application of Organic Manure and Inorganic Nitrogen on Marketable Yield, Shelf Life of Onion and Soil Fertility Status after Harvest. Asian Research Journal of Agriculture 6 (3) : 1 - 13
Hapsoh dan Yahya, H. 2011. Budidaya Tanaman Obat dan Rempah. Medan : Usu Press. Hal 134 - 142 : 134
Helmei, A,. Sriyanto, W dan Setyastuti, P. 2017. Pengaruh Media dan Takaran Pupuk Kandang Kambing Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Sawi Hijau (Brassica rapa L.) Jurnal Vegatalika 6 (1) : 35 - 45
Herdiyanto, D., dan Setiawan, A. 2015. Upaya Peningkatan Kualitas Tanah Melalui Sosialisasi Pupuk Hayati, Pupuk Organik, dan Olah Tanah Konservasi di Desa Sukamanah dan Desa Nanggerang Kecamatan Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Aplikasi Ipteks Untuk Masyarakat. 1 : 140-141
Hervani, D. L., Syukriani., E. Suwasti dan Erbastrida. 2009. Teknologi Budidaya Bawang Merah Pada Beberapa Media Dalam Pot di Kota Padang. Jurnal Warta Pengabdian. Universitas Andalas. Sumetra Barat. 15 (22) : 1 - 8 Humberto, B,C., dan Alan. 2013. Implication of Inorganik Fertilization of
Irrigated Corn on Soil Properties. Journal of Environment Quality. 42 (3) : 1 - 9
Imanda, N., dan Suketi, K. 2018. Pengaruh Jenis Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Bibit Pepaya (Carica papaya L.) Genotipe IPB 3, IPB 4, dan IPB 9. Jurnal Agrohorti 6 (1) : 99 - 111
ITTO. 2006. Status of Tropical Forest Management 2005. A Special Edition of The Tropical Forest Update 2006/1. Yokohama. Japan.
Kemas, A. H. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2010.
25 Kementrian Pertanian dan Direktorat Jendral Hortikultura. 2021. Staristik
Hortikultura Tahun 2020. Jakarta. 362 hal.
Koko, H,W., dan Zaenal, K. 2018. Pengaruh Kompos Terhadap Sifat Fisik Tanah dan Pertumbuhan Tanaman Jagung Pada Topsoil. Jurnal Tanah dan Sumber Daya Lahan 2 : 959 - 967
Laia Y. 2017. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Pemberian Pupuk Kotoran Ayam dan Pupuk Organik Cair (POC) Bonggol Pisang. Skripsi. Universitas Medan Area. Medan. 37 hlm.
Margareta, M. O. 2017. Pengaruh Kombinasi Tanah, Arang Sekam, Kapur, dan Pupuk Kompos Sebagai Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Tanaman Ciplukan (Physallis angulata). Skripsi. Diterbitkan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Margiwiyatno, A. 2007. Pengaruh Pendinginan Larutan Hara Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah pada Sistem Hidroponik dengan Empat Macam Media Tanam. Fakultas Pertanian Unsoed. Jurnal Agrohorti 4 (1) : 89 - 115
Nurhasanah, A. 2012. Pengaruh Pemotongan Umbi Dan Perimbangan Pupuk Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Umur Simpan Umbi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.). Surakarta. Fakultas Pertanian Unversitas Sebelas Maret. 33 hal.
Okaviani, D. 2009. Pengaruh Media Tanam dan Asal Nahan Stek Terhadap Keberhasilan Stek Basal Daun Mahkota Nanas (Ananas comosus L. Merr).
Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Hal 6.
Pangaribuan, D dan Hidayat, P. 2008. Pengaruh Dosis Kompos Pupuk Kandang Kambing Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Buah Tomat. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II. Universitas Lampung
Prasetyawan, D. 2009. Sifat fisik dan mekanis papan komposit dari serbuk serabut kelapa (cocopeat dengan plastik polyethylene. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 59 Hal..
Prayogi, F., Islan dan Erlida, A. 2019. Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) pada Beberapa Jenis Medium Tanam dengan Teknik Vertikultur. Jom Faperta. 6 (1) : 8
Prihmantoro dan Andriani. 2003. Pengaruh Media Sekam Padi Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.). Jurnal Pertanian 1 : 1-10
26 Prengki, S., Fauzi dan Supriadi. 2017. Pengaruh penambahan beberapa sumber bahan organik dan masa inkubasi terhadap beberapa aspek kimia dan kesuburan tanah. Jurnal Agroteknologi. (5) : 1 - 9
Putri A. 2008. Pengaruh Media Organik Terhadap Indeks Mutu Bibit Cendana (Santalum album). Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan, 21 (1): 1 – 8
Puspa, D. K. 2017. Pengaruh Sistem Budidaya Organik dan Hidroponik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Brebes di Rumah Kaca. Skripsi. Jurusan Agroteknologi.
Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Putrasemedja, S dan Suwandi. 1996. Varietas Bawang Merah di Indonesia.
Monograf No 5. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Rahayu, T.B., Simanjuntak, B.H., dan Suprihati. 2014. Pemberian Kotoran Kambing Terhadap Pertumbuhan Wortel dan Bawang Daun dengan Budidaya Tumpangsari. Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga. Diakses pada tanggal 29 Desember 2020.
Rihana, S., Heddy., dan Maghfoer, M,D. 2013. Pertumbuhan dan Hasil Buncis (Phaseolus vulgaris L.) pada Berbagai Dosis Pupuk Kotoran Kambing dan Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Dekamon. Jurnal Produksi Tanaman 1 : (4)
Rukmana, R. 2002. Bawang Merah Budidaya dan Pengolahan Pasca Panen Kanisius. Jakarta. 68 hal.
Saidah., Muchtar., Syafrudin dan Pangestu, R. 2019. Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah Asal Biji di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon 5 (2) : 212 Samadi, B dan Cahyono, B. 2005. Bawang Merah Intensifikasi Usaha Tani.
Kanisius. Yogyakarta. 83 hlm.
Santoso, F. 2019. Kebutuhan bawang merah 1.746 ton dan Cabai 477 Ton.
http/pekanbaru.go.id/news/kebutuhan-bawang-merah-1-746-tons- dancabai-447- tons. Diakses pada tanggal 7 November 2020.
Sasi , NA. 2016. Pengaruh Waktu Pembenaman Pupuk Hijau dan Aplikasi Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Putih Siung Tunggal (Allium sativum, L.). Jurnal Pertanian Konservasi Lahan Kering, 1 (2) : 81 - 84
Sastrosupadi, A. 2000. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian. Kanisius.
Yogyakarta. 275 hlm.
27 Soerya, S. F., Bafdal, N dan Kendarto, D. T. 2020. Kajian Kualitas Air Hujan dan NPK Budidaya Tomat (Mil. var. pyrifome) Apel dengan Cocopeat dan Kompos. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis Dan Biosistem 8 (2)
Sudirja. 2007. Budidaya Bawang Putih Bawang, Merah Bawang, Bombay.
Penebar Swadaya. Jakarta. Hal 3.
Sudirja. 2010. Pedoman Bertanam Bawang Merah. Kanisius. Yogyakarta. Hal 3.
Sukaryorini, P., Arifin. 2007. Kajian Pembentukan Caudex Adenium Obesum pada Diversifikasi Media Tanam. Jurnal Pertanian. 3 (2) : 66
Sundharaiya, K., Renganayaki, P. R., Sujatha, K. and Sathish, G. 2017. Effect of Organic Manures and Biostimulants on Growth and Seed Yield of Multiplier Onion (Allium cepa var. aggregatum) cv. Co (On 5).
Agriculture Update 12 (8) : 223
Sumadi. 2003. Intensifikasi Budidaya Bawang Merah. Kanisius. Yogyakarta. 80 hal.
Sumarni, N dan Hidayat, A. 2005. Panduan Teknis Budidaya Bawang Merah.
Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Suryati, D., Sampurno dan Anom, E. 2015. Uji Beberapa Konsentrasi Pupuk Azolla (Azolla pinmata) Pada Pertumbuhan Bibit Kelapasawit (Elaesis guinensis Jacq.) di pembibitan utama. JOM faperta 2 (1) : 1 – 13
Susanto, S. 2002. Budidaya Tanaman Hidroponik. Modul Pelatihan Aplikasi Teknologi Hidroponik untuk Pengembangan Agribisnis Perkotaan. Bogor.
Kerjasama CREATA-IPB dan Depdiknas.
Syekhfani. 2000. Arti Penting Bahan Organik Bagi Kesuburan Tanah. Jurnal Penelitian Pupuk Organik.
Pangaribuan, Darwin dan Pujisiswanto, H,. 208. Pemanfaatan kompos arang sekam dan pupuk kandang kambing untuk meningkatkan produksi dan kualitas buah tomat. Prosiding seminar nasional sains dan teknologi-II.
Syekhfani. 2000. Arti Penting Bahan Organik Bagi Kesuburan Tanah. Jurnal Penelitian Pupuk Organik.
Tyas, S.I.S. 2000. Studi Netralisasi Limbah Sabut Kelapa (Cocopeat) sebagai Media Tanam. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 101 (56)
Timbul, P, Tumanggor. 2006. Potensi Media Cocopeat dan Pupuk Kandang Kambing Sebagai Pupuk Organik pada Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.). Skripsi. Faperta Universitas Muhammadiyah Jakarta.
28 Uke, K. H.Y., Barus, H dan Madauna, I. S. 2015. Pengaruh Ukuran Umbi dan Dosis Kalium Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Varietas Lembah Palu. Agrotekbis. 3 (6) : 655 - 661
Waluyo. N dan R. Sinaga. 2015. Bawang Merah yang dirilis oleh Balai Penelitian Sayuran. Iptek Tanaman Sayuran No. 004, Januari 2015. Diakses pada tanggal 21 Agustus 2020.
Wibowo, S. 2005. Budidaya Bawang Putih, Merah, dan Bombay. Jakarta : Penebar Swadaya. Hal : 17 – 23
Wijaya, K. 2010. Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi Pupuk Organik Cair Hasil Perombakan Anaerob Limbah Makanan Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Skripsi. Surakarta. Universitas Sebelas Maret.
Wiryanta, BTW. 2008. Media Tanam untuk Tanaman Hias. Jakarta: Penebar Swadaya.
Wulandari, Y. 2013. Sukses Bertanam Bawang Merah dari Nol Sampai Panen.
ARC Media. Jakarta. 80 hal.
Wuryan. Pengaruh Media Sekam Padi Terhadap Pertumbuhan Tanaman Hias (Pot spathiphyllum). 2012.
Yetti, H dan Elita, E. 2008. Penggunaan Pupuk Organik dan KCl pada Tanaman Bawang Merah. Jurnal Sagu, 7 (1) : 13 – 18
Yusriani, N,. dan Pardi, T. 2022. Pengaruh Media Tanam Sabut Kelapa (Cocopeat) dan Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhandan Produksi Tanaman Cabai Rawit (Capcisum frutencens L.). Jurnal Ilmiah Hijau Cendekia 7 : (1) 41 - 45
Yulianus, L. 2017. Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Pemberian Pupuk Kotoran Ayam dan Pupuk Kotoran Pupuk Organik (POC) Bonggol Pisang. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Medan Area.
Zaelani, S., Made, N. I dan Indriyanto, L. E. 218. Pengaruh Media Tanam dan Dosis Pupuk Kandang Kambing Terhadap Pertumbuhan Semai Kayu Manis (Cinnamomum burmani L.). 1 - 8
Zamriyetti dan Siregar, M., 2018. Respon Pemberian Pupuk Bioboost dan Beberapa Jenis Media Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium cepa L.) pada Sistem Tanam Hidroponik Sumbu.
Journal of Animal Science and Agronomy Panca Budi. 55 - 59
29 Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Bawang Merah Varietas Bima Brebes
Asal : lokal Brebes
Umur : panen (60% batang melemas) 60-70 hari
Tinggi tanaman : 44 - 60 cm Kemampuan berbunga (alami) : agak sukar
Jumlah umbi : 7 - 12 umbi per rumpun Bentuk daun : silindris, berlubang
Warna daun : hijau
Banyak daun : 15 - 50 helai
Diameter Umbi : 15 – 34 mm
Bentuk bunga : seperti payung
Warna bunga : putih
Banyak buah / tangkai : 60 - 100 (83) Banyak bunga / Tangkai : 100 -160 (143) Banyak tangkai bunga / rumpun : 2 - 4
Bentuk biji : bulat, gepeng, berkeriput
Warna biji : hitam
Bentuk umbi : lonjong, bercincin kecil pada leher cakram
Warna umbi : merah muda
Produksi umbi : 6-12 ton/ha Susut bobot umbi (basah-kering) : 21,4%
Ketahanan terhadap penyakit : cukup tahan terhadap penyakit busuk umbi Kepekaan terhadap penyakit : peka t erhadap busuk ujung daun
(Phytopthoraporri) Keterangan : baik untuk dataran rendah
Sumber : (Putrasamedja dan Suwandi, 1996).
30 Lampiran 2. Bagan Pelaksanaan Penelitian
Persiapan Media Tanam
Persiapan Lahan
Penanaman
Pemilaharaan
Penyiraman
Penyulaman
Tinggi Tanaman
Jumlah Umbi Pegamatan
Diameter Umbi
Bobot Umbi Segar
Bobot Basah Umbi
Bobot Kering Umbi
Produktifitas
Analasis Data
31 Lampiran 3. Layout Penelitian
Keterangan
K0 = Kontrol (pupuk rekomendasi)
K1 = top soil + Arang sekam + Cocopeat (2:1:1) K2 = top soil + Arang Sekam + pupuk kandang (2:1:1) K3 = top soil + Cocopeat + pupuk kandang (2:1:1) K4 = top soil + Cocopeat + Pupuk Hijau (2:1:1) K5 = top soil + Pupuk Hijau + Pukan Kambing (2:1:1) K6 = top soil + Pupuk Hijau + Arang sekam (2:1:1) U1 = Ulangan 1
U2 = Ulangan 2 U3 = Ulangan 3 U4 = Ulangan 4 U5 = Ulangan 5
K1U1 K1U5 K1U2 K5U5 K6U4 K3U3 K2U5
K2U3
K2U2
K5U4
K6U5
K3U4 K2U1
K6U3
K4U3
K6U1
K4U4
K1U4
K6U2
K5U3
K0U2
K4U2
K0U5
K1U3
K4U1
K2U4
KU4
K3U5
K3U1 K5U1
K3U2
K0U1
K0U3
K5U2
K4U5 U
32 Lampiran 4. Perhitungan Kebutuhan Dosis Pupuk
1 ha = 10.000 m2 1 Ton = 1000 Kg 1 Kg = 1000 g
Jarak Tanam = 20 cm x 20 cm = 0,2 m x 0,2 m Populasi tanaman per hektar =
= = 250.000 tan/ha 1. Kebutuhan Unsur Hara Tanaman Bawang Merah
Pupuk Anorganik :
NPK =
= = 0,001 kg/tan = 1 g/tan
33 Lampiran 5. Ringkasan Hasil Analisis Sidik Ragam
No Parameter Pengamatan F Hitung KK
1 Tinggi Tanaman 74,4** 6,05%
2 Jumlah Umbi 13,68**
3 Jumlah Daun 3,36**
4 Diameter Umbi 23,19*
5 Bobot Basah Umbi 58,20**
6 Bobot Kering Umbi 31,66**
Keterangan : tn = Tidak Nyata * = Berbeda Nyata
** = Sangat Berbeda Nyata t = Transformasi
KK = Koefisien Keragaman
34 Lampiran 6. Hasil Sidik Ragam Tinggi Tanaman Bawang Merah
Perlakuan Ulangan Total
1 2 3 4 5
K0 15,68 16,18 15,74 12,91 16,39 76,90
K1 35,97 29,54 30,92 35,48 32,42 164,33
K2 32,18 34,81 32,58 32,77 32,54 164,88
K3 35,73 36,46 35,60 36,68 35,68 180,15
K4 32,39 31,84 32,29 32,37 30,90 159,79
K5 24,78 29,04 26,93 28,93 22,53 132,21
K6 30,86 31,33 28,56 31,91 28,31 150,97
Total 1029,23
FK = (Y...)2 = 1029,232 = 30266,13 r.t 5.7
JKT = ∑ (Yij)2 - FK = 15,682 + 16,82 + 15,742 + ... + 28,312 - FK
= 1494,84
JKP = ∑ (Yi)2 - FK = = 76,902 + 164,332 + 164,882 + ... + 150,972 - FK
r 5
= 1406,21
JKG = JKT – JKP = 1494,84 – 1406,21 = 88,63 KTG = JKG = 88,36 = 3,17
DBG 28
Rataan umum =1029,23/35 = 29,41
KK = √KTG X 100% = √3,17 X 100% = 6,05%
y 29,41 Tabel Sidik Ragam
Sumber Derajat F table
Keragaman Bebas JK KT F-Hitung
(SK) (DB) 5% 1%
Perlakuan 6 1406,21 234,37 74,04** 2,45 3,53
Galat 28 88,63 3,17
Total 34 1494,84
Ket = tn = Tidak Nyata
* = Berbeda Nyata
** = Sangat Berbeda Nyata
35 Lampiran 7. Hasil Sidik Ragam Jumlah Daun Bawang Merah
Perlakuan Ulangan Total
1 2 3 4 5
K0 10,44 10,44 10,00 11,22 10,00 52,10
K1 16,89 13,78 14,67 15,44 17,44 78,22
K2 18,11 16,89 21,89 17,78 15,56 90,23
K3 17,78 14,33 18,22 18,11 17,67 86,11
K4 11,89 11,33 16,22 13,11 14,67 67,22
K5 13,00 15,56 14,44 12,78 14,67 70,45
K6 14,78 16,00 14,89 14,78 15,22 75,67
Total 520.00
FK = (Y...)2 = 520,002 = 7725,714 r.t 5.7
JKT = ∑ (Yij)2 - FK = 10,442 + 13,782 + 16,892 + ... + 78,602 - FK
= 259,715
JKP = ∑ (Yi)2 - FK = 52,102 + 78,222 + .... + 75,672 - FK
r 5
= 193,654
JKG = JKT – JKP = 259,715 – 193,654 = 66,061 KTG = JKG = 66,061 = 2,35
DBG 28
Rataan umum =520,00/35 = 14,85
KK = √KTG X 100% = √2,35 X 100% = 10,32%
y 14,85 Tabel Sidik Ragam
Sumber Derajat F table
Keragaman Bebas JK KT F-Hitung
(SK) (DB) 5% 1%
Perlakuan 6 193,65 32,28 13,68** 2,45 3,53
Galat 28 66,06 2,36
Total 34 259,71511
Ket = tn = Tidak Nyata
* = Berbeda Nyata
** = Sangat Berbeda Nyata
36 Lampiran 8. Hasil Sidik Ragam Jumlah Umbi Bawang Merah
Perlakuan Ulangan Total
1 2 3 4 5
K0 4,00 2,00 3,00 2,00 4,00 15,00
K1 10,00 4,00 10,00 5,00 6,00 35,00
K2 5,00 7,00 7,00 8,00 10,00 37,00
K3 5,00 7,00 7,00 8,00 9,00 36,00
K4 5,00 7,00 8,00 9,00 5,00 34,00
K5 6,00 9,00 6,00 3,00 7,00 31,00
K6 5,00 6,00 8,00 7,00 6,00 32,00
Total 220,00
FK = (Y...)2 = 220,00 = 1382,86 r.t 5.7
JKT = ∑ (Yij)2 - FK = 4,002 + 2,002 + 3,002 + ... + 6,002 - FK
= 163,14
JKP = ∑ (Yi)2 - FK = 15,002 + 35,002 + .... + 32,002 - FK
r 5
= 68,34
JKG = JKT – JKP = 163,14 – 68,34 = 94,80 KTG = JKG = 94,80 = 3,39
DBG 28 Rataan umum =220,00/35 = 6,29
KK = √KTG X 100% = √3,39 X 100% = 29,27%
y 6,29 Tabel Sidik Ragam
Sumber Derajat F table
Keragaman Bebas JK KT F-Hitung
(SK) (DB) 5% 1%
Perlakuan 6 68,34 11,39 3,36** 2,45 3,53
Galat 28 94,80 3,39
Total 34 163,14
Ket = tn = Tidak Nyata
* = Berbeda Nyata
** = Sangat Berbeda Nyata
37 Lampiran 9. Hasil Sidik Ragam Diameter Umbi Bawang Merah
Perlakuan Ulangan Total
1 2 3 4 5
K0 6,65 7,25 6,10 4,60 4,65 29,25
K1 26,17 20,75 17,95 20,60 17,25 102,72
K2 28,95 24,65 19,60 24,86 22,80 120,86
K3 17,75 21,20 17,45 21,55 16,25 94,20
K4 19,10 16,20 16,25 14,20 12,20 77,95
K5 16,30 17,00 11,56 12,20 14,20 71,26
K6 18,50 18,80 18,20 12,65 15,60 83,75
Total 579,99
FK = (Y...)2 = 579, 99 = 9611,10 r.t 5.7
JKT = ∑ (Yij)2 - FK = 6,652 + 7,252 + 6,102 + ... + 15,602 - FK
= 1201,36
JKP = ∑ (Yi)2 - FK = 29,252 + 102,722 + .... + 83,752 - FK
r 5
= 1000,10
JKG = JKT – JKP = 1201,36 – 1000,10 = 201,26 KTG = JKG = 201,26 = 7,19
DBG 28
Rataan umum =579,99/35 = 16,57
KK = √KTG X 100% = √7,19 X 100% = 16,18%
y 16,57 Tabel Sidik Ragam
Sumber Derajat F table
Keragaman Bebas JK KT F-Hitung
(SK) (DB) 5% 1%
Perlakuan 6 1000.10 166.68 23.19** 2.45 3.53
Galat 28 201.26 7.19
Total 34 12.01.36
Ket = tn = Tidak Nyata
* = Berbeda Nyata
** = Sangat Berbeda Nyata
38 Lampiran 10. Hasil Sidik Ragam Bobot Basah Umbi Bawang Merah
Perlakuan Ulangan Total
1 2 3 4 5
K0 6,00 5,00 5,00 6,00 9,00 31,00
K1 53,00 48,00 42,00 51,00 43,00 237,00
K2 60,00 57,00 62,00 59,00 53,00 291,00
K3 54,00 47,00 42,00 53,00 42,00 240,00
K4 41,00 42,00 40,00 38,00 32,00 193,00
K5 20,00 24,00 24,00 34,00 41,00 143,00
K6 32,00 25,00 33,00 28,00 22,00 140,00
Total 1275,00
FK = (Y...)2 = 1275,002 = 46446,43 r.t 5.7
JKT = ∑ (Yij)2 - FK = 6,002 + 5,002 + 6,002 + ... + 22,002 - FK
= 9608,57
JKP = ∑ (Yi)2 - FK = 31,002 + 237,002 + .... + 140,002 - FK
r 5
= 8895,37
JKG = JKT – JKP = 9608,57 – 8895,37 = 713,20 KTG = JKG = 713,20 = 25,47
DBG 28
Rataan umum =1275,00/35 = 36,42
KK = √KTG X 100% = √25,47 X 100% = 13,85%
y 36,42 Tabel Sidik Ragam
Sumber Derajat F table
Keragaman Bebas JK KT F-Hitung
(SK) (DB) 5% 1%
Perlakuan 6 8895,37 1482,56 58,20** 2,45 3,53
Galat 28 713,20 25,47
Total 34 9608,57
Ket = tn = Tidak Nyata
* = Berbeda Nyata
** = Sangat Berbeda Nyata