• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 3. Statistik Deskriptif Karakteristik Responden Kategori Sub Kategori Jumlah Prosentase

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 3. Statistik Deskriptif Karakteristik Responden Kategori Sub Kategori Jumlah Prosentase"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 15 Maret hingga 7 April 2021 diperoleh jumlah populasi sebanyak 71 responden yang berasal dari 13 Fakultas di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga dimana seluruh populasi yang ada akan dijadikan sebagai sampel penelitian. Statistik deskriptif responden akan disajikan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 3. Statistik Deskriptif Karakteristik Responden No Kategori Sub Kategori Jumlah Prosentase

1 Usia 24 – 30 Tahun

31 – 37 Tahun 38 – 44 Tahun 45 – 51 Tahun 52 – 58 Tahun

19 24 12 5 11

26,76 33,80 16,90 7,04 15,49 2 Jenis Kelamin Laki – Laki

Perempuan

41 30

57,75 42,25

3 Status Tetap

Kontrak

56 15

78,87 21,12

4 Pendidikan SMA

D D3 D4 S1 S2

14 2 7 1 46

1

19,71 2,85 9,85 1,40 64,78 1,40 5 Lama Bekerja 0 – 6 Tahun

7 – 13 Tahun 14 – 20 Tahun 21 – 27 Tahun 28 – 34 Tahun

29 24 6 2 10

40,84 33,80 8,45 2,81 14,08 Berdasarkan tabel 3 usia responden dalam penelitian ini berkisar mulai dari 24 sampai 58 Tahun. Responden dalam penelitian ini terdiri dari 57,75% laki – laki dan 42,25% perempuan. Dari 71 responden 78,87 % berstatus sebagai pegawai tetap dan sisanya berstatus sebagai pegawai kontrak. Tingkat pendidikan responden ada berbagai macam yaitu SMA, D1, D2, D3, D4, S1 serta S2. Sedangkan, lama bekerja setiap responden bermacam – macam mulai dari 0-6 Bulan sampai yang paling lama 34 tahun. Namun dari total 71 responden yang paling banyak bekerja adalah dalam kategori 0 – 6 tahun sebanyak 40,84%.

(2)

Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar - benar mengukur apa yang hendak di ukur. Pengujian validitas dilakukan pada variabel beban kerja, kompetensi teknologi, teknostres, keinginan untuk keluar serta variabel dukungan organisasi. Hasilnya, variabel – variabel tersebut dinyatakan valid karena nilai corrected item-total correlation atau nilai r Hitung semua item lebih besar dari 0,30. Kemudian, setelah dilakukan uji validitas tahap selanjutnya adalah uji reliabilitas. Uji Reliabilitas dilakukan untuk menunjukan sejauh mana suatu alat ukur dapat dindalkan atau dipercaya. Alat ukur dikatakan reliabel jika menghasilkan hasil yang sama meskipun dilakukan pengukuran berkali – kali. Dalam penelitian ini semua item dinyatakan reliabel karena nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari r tabel, dimana dalam hal ini nilai r tabel adalah 0,6. Hasil pengujian validitas disajikan dalam tabel 4 dan hasil pengujian reliabilitas disajikan dalam tabel 5.

Tabel 4. Uji Validitas

Variabel Item Soal R Hitung Keterangan

Beban Kerja (X1)

X1.1 0,722 Valid

X1.2 0,895 Valid

X1.3 0,916 Valid

X1.4 0,832 Valid

X1.5 0,809 Valid

X1.6 0,840 Valid

X1.7 0,882 Valid

Kompetensi Teknologi (X2)

X2.1 0,833 Valid

X2.2 0,787 Valid

X2.3 0,822 Valid

X2.4 0,842 Valid

X2.5 0,872 Valid

X2.6 0,721 Valid

X2.7 0,867 Valid

X2.8 0,795 Valid

X2.9 0,784 Valid

(3)

Teknostres (Y1) Y1.1 0,553 Valid

Y1.2 0,755 Valid

Y1.3 0,671 Valid

Y1.4 0,680 Valid

Y1.5 0,614 Valid

Y1.6 0,830 Valid

Y1.7 0,666 Valid

Keinginan Untuk Keluar (Y2)

Y2.1 0,785 Valid

Y2.2 0,873 Valid

Y2.3 0,886 Valid

Y2.4 0,422 Valid

Y2.5 0,906 Valid

Y2.6 0,874 Valid

Y2.7 0,659 Valid

Y2.8 0,823 Valid

Y2.9 0,634 Valid

Y2.10 0,560 Valid

Dukungan Organisasi (M)

M1 0,506 Valid

M2 0,559 Valid

M3 0,436 Valid

M4 0,516 Valid

M5 0,569 Valid

M6 0,545 Valid

M7 0,584 Valid

M8 0,614 Valid

M9 0,624 Valid

M10 0,403 Valid

M11 0,574 Valid

(4)

Tabel 5. Uji Reliabilitas Variabel Nilai Cronbach’s

Alpha N of item Keterangan

Beban Kerja (X1) 0.931 7 Reliabel

Kompetensi

Teknologi (X2) 0.936 9 Reliabel

Teknostres (Y1) 0.802 7 Reliabel

Keinginan Untuk

Keluar (Y2) 0,911 10 Reliabel

Dukungan

Organisasi (M) 0.747 11 Reliabel

Analisis Deskriptif

Berdasarkan analisis deskriptif yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa tingkat teknostres pada laki-laki dan perempuan paling banyak berada dalam kategori sedang dengan jumlah 30 orang laki-laki dan 22 orang wanita. Hal tersebut menunjukan bahwa jenis kelamin tidak menunjukkan perbedaan tingkat teknostres secara signifikan yang dialami oleh karyawan TU UKSW. Karyawan TU UKSW memang tidak mengalami tingkat teknostres yang tinggi dari sisi jenis kelamin, hal tersebut dimungkinkan karena adanya usaha saling membantu tanpa membedakan sesame karyawan baik itu laki-laki ataupun perempuan sehingga kendala stress terhadap teknologi yang dialami karyawan bisa teratasi.

Dari segi usia, karyawan secara garis besar mengalami teknostres yang tergolong sedang. Hal tersebut dapat terjadi memang dikarenakan usia responden yang sebagian besar berada pada usia yang masih produktif dan paling banyak berada pada rentang usia 24-34. Pada usia tersebut karyawan bisa dikatakan melek teknologi sehingga mampu mengoperasikan teknologi. Karyawan menjadi tidak kaget lagi ketika harus berhadapan dengan teknologi meskipun terjadi beberapa perubahan sehingga perlunya adaptasi.

Dalam hal status pekerjaan dan tingkat pendidikan karyawan TU UKSW masuk dalam kategori tingkat teknostres yang sedang. Hal tersebut dimungkinkan dengan status karyawan TU yang sebagian besar adalah pegawai kontrak dimana

(5)

mereka sudah mendapatkan kompensasi yang sesuai dengan kompetensi dan kinerja yang mereka miliki serta status pendidikan dimana pendidikan terkahir mereka minimal SMA sehingga mereka sudah terbiasa dalam mengerjakan hal-hal yang berkaitan dengan administrative.

Berdasarkan analisis deskriptif secara keseluruhan memang tingkat teknostress yang dialami oleh karyawan TU UKSW berada dalam kategori sedang namun apabila dibiarkan tidak menutup kemungkinan bahwa tingkat technostress akan meningkat sehingga pentingnya dilakukan identifikasi awal. Berdasarkan hasil penelitian ini UKSW dapat berusaha untuk dapat menurunkan tingkat technostress yang dialami karyawan menjadi rendah sehingga Universitaspun bisa memperoleh hasil yang maksimal dari karyawan TU dan berdampak pada produktivitas kerja juga.

Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk menguji data dalam model regresi apakah variabel independent dan variabel dependen berfungsi normal atau tidak. Data dikatakan berdistribusi normal apabila tingkat signifikansi atau Sig. (2-tailed) >

0,05. Hasil dari penelitian uji normalitas data yang dilakukan pada keempat variabel ini yaitu beban kerja, kompetensi teknologi, teknostres dan dukungan organisasi dengan analisis uji statistik Kolmogorov smirnov menunjukan nilai sig. (2-tailed) keempat variabel lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,2 sehingga dapat disimpulkan bahwa keempat variabel terdistribusi normal.

Uji Multikolenearitas

Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah ada korelasi antar variabel independen atau bebas. Uji multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Dilihat dari nilai tolerance variabel terjadi multikolinearitas jika nilai tolerance < 0,1. Dilihat dari Variance Inflation Factor (VIF), terjadi multikolinearitas apabila nilai VIF > 10. Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa nilai VIF variabel beban kerja (X1) adalah 1,596

< 10 dan variabel kompetensi teknologi ( X2) adalah 1,311 < 10 serta dukungan organisasi (X3) adalah 1,703 < 10. Kemudian nilai tolerance value beban kerja X1 adalah 0,626 > 0,1, variabel kompetensi teknologi (X2) adalah 0,763 > 0,1 dan

(6)

variabel dukungan organisasi (X3) adalah 0,587 > 0,1 maka data tersebut dikatakan tidak terjadi multikolenieritas.

Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas memiliki tujuan untuk mengetahui apakah ada kesamaan varian dari residual dalam model regresi. Untuk melihat terjadi tidaknya heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji Glejser yang dilihat dari nilai sig. setiap variabel. Apabila nilai sig. lebih dari 0,05 maka tidak terjadi heterokedastisitas. Hasil dari penelitian ini menunjuknan bahwa nilai signifikansi variabel beban kerja sebesar 0,537 > 0,05. Selanjutnya variabel kompetensi teknologi memiliki nilai signifikansi sebesar 0,903 dan pada variabel dukungan organisasi memiliki nilai signifikansi sebesar 0,934 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi heterokedastisitas.

Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui kebenaran hipotesis yang telah ditetapkan berdasarkan data yang telah diolah. Uji hipotesis kali ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh beban kerja dan kompetensi teknologi terhadap teknostres serta pengaruhnya terhadap keinginan untuk keluar dan dukungan organisasi sebagai variabel moderasi. Pengujian hipotesis dengan lebih dari satu variabel independen terhadap satu variabel dependen digunakan dengan uji F, uji t dan koefisien determinasi (R2).

Uji Regresi Linear Berganda Uji Hipotesis 1 dan 2

Uji T Parsial

Tabel 6. Uji T Parsial Coefficientsa

B Std. Error Beta

1 (Constant) 14,942 ,997 14,990 ,000

Beban Kerja ,367 ,034 ,578 10,675 ,000

Kompetensi

Teknologi -,233 ,025 -,511 -9,430 ,000

a. Dependent Variable: Teknostres

(7)

Uji T Parsial Bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel X (independen) terhadap variabel Y (dependen) secara parsial (tersendiri/individu). Dasar pengambilan keputusan dikatakan signifikan apabila nilai signifikansi < 0,05. Berdasarkan dari tabel 5 diperoleh bahwa variabel beban kerja mamiliki nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0.05 yang berarti bahwa variabel beban kerja berpengaruh signifikan secara parsial atau individu terhadap variabel teknostres yang berarti hipotesis 1 (H1) diterima. Sedangkan untuk variable kompetensi teknologi juga memiliki nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0.05 yang berarti bahwa variabel kompetensi teknologi berpengaruh signifikan secara parsial atau individu terhadap variabel teknostres yang berarti hipotesis 2 (H2) diterima.

Berdasarkan tabel 6 di atas diperoleh persamaan regresi 14,942 + 0,367X1 - 0,233X2 yang artinya bahwa variabel beban kerja memiliki koefisien regresi positif sebesar 0,367 memiliki arti bahwa jika beban kerja meningkat, maka teknostres akan meningkat, begitu juga sebaliknya. Sedangkan untuk variabel kompetensi teknologi memiliki koefisien regresi negatif sebesar -0,233 memiliki arti bahwa jika kompetensi teknologi meningkat, maka teknostres akan menurun, begitu juga sebaliknya.

Uji Hipotesis 3 Uji T Parsial

Tabel 7. Uji T Parsial Coefficientsa

B Std. Error Beta

1 (Constant) -4,573 2,847 -1,606 ,113

Teknostres 1,852 ,186 ,768 9,975 ,000

a. Dependent Variable: Keinginan Untuk Keluar

Uji T Parsial Bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel X (independen) terhadap variabel Y (dependen) secara parsial (tersendiri/individu). Dasar pengambilan keputusan dikatakan signifikan apabila nilai signifikansi < 0,05. Berdasarkan dari tabel 21 diperoleh bahwa variabel teknostres memiliki nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0.05 yang berarti bahwa variabel teknostres berpengaruh signifikan secara parsial atau individu terhadap variabel keinginan untuk keluar yang berarti hipotesis 3 (H3) diterima.

(8)

Berdasarkan tabel 7 di atas diperoleh persamaan regresi - 4,573 + 1,852Y1 yang artinya variabel teknostres memiliki koefisien regresi positif sebesar 1,852 memiliki arti bahwa jika teknostres meningkat, maka keinginan untuk keluar akan meningkat, begitu juga sebaliknya.

Koefisien Determinasi

Tabel 8. Koefisien Determinasi Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,768a ,591 ,585 4,195

a. Predictors: (Constant), Teknostres

b. Dependent Variable: Keinginan Untuk Keluar

Berdasarkan tabel 8 diperoleh nilai R Square sebesar 0.591 (59,1%) yang artinya bahwa variabel teknostres memberikan pengaruh sebesar 59,1% terhadap variabel keinginan untuk keluar.

Hipotesis 4 Uji T Parsial

Tabel 9. Uji T Parsial Coefficientsa

B Std. Error Beta

1 (Constant) ,548 6,403 ,086 ,932

Beban Kerja ,675 ,206 1,064 3,276 ,002

Kompetensi

Teknologi -,207 ,139 -,454 -1,486 ,142

Dukungan Organisasi ,483 ,202 ,641 2,391 ,020 Beban

Kerja*Dukungan Organisasi

-,013 ,006 -,876 -2,016 ,048

Kompetensi

Teknologi*Dukungan Organisasi

,001 ,004 ,035 ,129 ,897

a. Dependent Variable: Teknostres

Uji T Parsial Bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh

(9)

variabel X (independen) terhadap variabel Y (dependen) secara parsial (tersendiri/individu). Dasar pengambilan keputusan dikatakan signifikan apabila nilai signifikansi < 0,05. Berdasarkan tabel 9 diperoleh hasil nilai signifikansi beban kerja sebesar 0,002 < 0,05 yang artinya variable beban kerja berpengaruh signifikan terhadap variabel teknostres, sedangkan untuk variabel kompetensi teknologi memiliki nilai signifikansi sebesar 0,142 > 0,05 yang berarti variabel kompetensi teknologi tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel teknostres. Kemudian untuk variabel beban kerja yang dimoderasi dukungan organisasi memiliki nilai signifikansi sebesar 0.048 < 0.05 yang berarti variabel beban kerja yang dimoderasi oleh variabel dukungan organisasi berpengaruh signifikan terhadap variabel teknostres. Dan selanjutnya variabel kompetensi teknologi yang dimoderasi oleh dukungan organisasi memiliki nilai signifikansi sebesar 0.897 > 0.05 yang berarti variabel kompetensi teknologi yang dimoderasi oleh variabel dukungan organisasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel teknostres.

PEMBAHASAN

Pengaruh Beban Kerja Terhadap Teknostres

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa beban kerja berpengaruh terhadap tingkat Teknostres. Hasil koefisien variabel menunjukan arah yang positif, artinya semakin tinggi tingkat beban kerja maka akan semakin tinggi pula tingkat teknostres. Hal ini sejalan dengan penelitian dari Suharti & Susanto (2014) yang menyatakan bahwa beban kerja akan mempengaruhi tingkat teknostres seorang karyawan, semakin tinggi beban kerja yang diberikan maka akan semakin tinggi pula tingkat teknostres yang dialami karyawan tersebut.

Beban kerja yang diterima oleh seseorang harus sesuai kapasitasnya.

Apabila beban kerja yang diberikan oleh perusahaan terhadap karyawannya melebihi kapasitas (work overload) yang dimiliki karyawan tersebut maka hal itu akan berdampak pada tingkat stress yang dialami karyawan tersebut. Dalam hal ini, perubahan teknologi membuat beban kerja karyawan menjadi meningkat sehingga hal tersebut berpotensi membuat karyawan merasakan stress yang disebabkan oleh adanya perubahan teknologi atau disebut dengan teknostres.

Hasil pada penelitian ini juga menunjukan bahwa tingkat beban kerja yang diterima oleh pegawai TU UKSW setelah terjadinya perubahan sistem kerja dari

(10)

daring menjadi luring menunjukan bahwa sebanyak 11,26% pegawai TU UKSW merasa beban kerja yang diterima tergolong rendah, sedangkan sebanyak 71,83%

pegawai TU UKSW merasa beban kerja yang diterima tergolong sedang dan sisanya sebanyak 16,90% pegawai TU UKSW merasa beban kerja yang diterima tergolong tinggi.

Karyawan diharapkan untuk dapat beradaptasi dengan beban kerja yang ada dengan sistem yang telah ditentukan untuk mengurangi tingkat teknostress.

Karyawan diharuskan untuk menyelesaikan tugas dengan waktu yang telah ditentukan dikarenakan pekerjaan TU merupakan pekerjaan yang langsung berhubungan dengan sistem yang telah diatur serta ditata sedemikian sehingga instansi atau organisasi dapat berjalan dengan baik (Sakti, 2016). Dengan adanya pandemi covid 19, pegawai TU diharapkan untuk dapat bekerja lebih cepat dan beradaptasi dengan sistem-sistem yang lebih diperbarui dan disesuaikan dengan kondisi saat ini. Dalam dunia kerja beban kerja merupakan permasalahan yang sering dijumpai ditambah dengan tekana waktu dalam penyelesaia tugas dan beradaptasi lebih dengan teknologi yang ada memicu timbulnya technostress dalam diri karyawan. Hal tersebut juga didukung dengan penelitian Sakti (20116), dimana terdapat hubungan antara beban kerja dengan stres terhadap karyawan administrasi Universitas X.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara beban kerja dengan teknostres. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan peneltian Melo, Kawatu dan Tucunan (2019), dimana terdapat pengaruh antara beban kerja dengan stres kerja. Tanda-tanda beban kerja yang berlebih diantaranya adalah kelelahan fisik dan mental, kecenderungan berbuat salah dan mudah tersinggung (Munandar dalam Melo dkk, 2019). Hal tersebut bila dibiarkan tentunya akan menghambar kinerja dari karyawan dan akan berdampak kualitas dari sebuah instansi atau organisasi.

Pengaruh Kompetensi Teknologi Terhadap Teknostres

Penelitian ini memberikan hasil bahwa kompetensi teknologi berpengaruh terhadap teknostres dimana hasilnya menunjukan kearah negatif, yang artinya bahwa semakin tinggi Kompetensi Teknologi yang dimiliki seseorang maka akan semakin rendah tingkat Teknostres, Hal ini sesuai dengan penelitian dari Suharti

(11)

& Susanto (2014) yang menyatakan bahwa orang dengan kompetensi teknologi yang tinggi akan cenderung memiliki tingkat teknostres yang rendah dibandingkan dengan orang yang tingkat kompetensi teknologinya rendah.

Dalam penelitian ini menghasilkan data sebanyak 12,27% pegawai TU UKSW memiliki penguasaan kompetensi teknologi yang rendah, sedangkan sebanyak 50,70% pegawai TU UKSW memiliki penguasaan kompetensi teknologi yang tergolong sedang dan sisanya sebanyak 35,21% pegawai TU UKSW memiliki penguasaan kompetensi teknologi yang tergolong tinggi.

Perkembangan teknologi menimbulkan dampak positif dan negatif.

Dampak positifnya yaitu dapat mendukung kegiatan komunikasi tanpa terhalang waktu dan tempat namun efek negatifnya adalah ketika tidak dapat beradaptasi dan tidak memiliki kompetensi terhadap teknologi mereka dapat mengalami stress tambahan atau teknostres (Sholikhah, 2015). Teknologi yang selalu berkembang mengharuskan setiap individu termasuk pegawai TU untuk terus belajar guna mengikuti tuntutan perkembangan teknologi apalagi dengan adanya pandemi covid mereka harus lebih gesit dan siap dalam menyelesaikan pekerjaan yang akan selalu bersinggungan dengan teknologi.

Pengaruh Teknostres Terhadap Keinginan Untuk Keluar

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa teknostres berpengaruh terhadap keinginan keluar karyawan. Hal ini dapat dilihat dari tabel hasil olahan data yang menunjukan bahwa teknostres berpengaruh signifikan kearah positif terhadap keinginan untuk keluar. Hal tersebut menunjukan bahwa semakin besar tingkat teknostres yang dialami karyawan maka akan semakin tinggi pula tingkat keinginan keluar pada karyawan tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yaitu Lestari & Mujiati (2018) stres kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap keinginan untuk keluar pada karyawan.

Hasil perhitungan pada tabel teknostres menunjukan bahwa sebanyak 16,90% pegawai TU UKSW mengalami tingkat teknostres yang rendah, sedangkan sebanyak 73,23% pegawai TU UKSW mengalami tingkat teknostres yang tergolong sedang dan sisanya sebanyak 9,85% pegawai TU UKSW memiliki tingkat teknostres yang tinggi.

Sedangkan untuk hasil perhitungan pada tabel keinginan untuk keluar

(12)

menunjukan bahwa sebanyak 22,5% pegawai TU UKSW memiliki keinginan untuk keluar yang rendah, sedangkan sebanyak 61,97% pegawai TU UKSW memiliki keinginan untuk keluar yang tergolong sedang dan sisanya sebanyak 15,49%

pegawai TU UKSW memiliki tingkat keinginan untuk keluar yang tergolong tinggi.

Secara garis besar TU UKSW memiliki keinginan untuk keluar yang rendah hal tersebut dimungkinkan karena tingkat teknostress yang dialami oleh karyawan tidak tergolong tinggi. Alasan timbulnya keinginan untuk keluar diantaranya adalah tingkat kepuasan atas gaji diterima, beban kerja, lingkungan kerja dan sistem kerja (Farlianto, 2014). Berdasarkan hasil interview menunjukkan bahwa para pegawai TU memiliki lingkungan kerja yang saling mendukung satu sama lain termasuk dalam hal perubahan sistem yang dialami akibat pandemi covid. Pegawai TU UKSW harus beradaptasi dengan perubahan sistem kerja dan sistem teknologi yang digunakan namun dasar pengoperasian teknologi yang telah dimiliki oleh karyawan membuat tingkat teknostres yang dimiliki oleh karyawan tidak tergolong tinggi ditambah dengan lingkungan kerja yang positif membuat tingkat keinginan untuk keluar tergolong rendah.

Peranan Dukungan Organisasi Sebagai Pemoderasi

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Uji F Simultan menghasilkan bahwa variabel beban kerja, kompetensi teknologi dan dukungan organisasi sebagai variabel moderasi beserta interaksi antara variabel independen dengan variabel moderasi berpengaruh signifikan secara bersama-sama (simultan) terhadap Variabel Teknostres. Namun perhitungan secara parsial menunjukan variabel beban kerja berpengaruh signifikan terhadap variabel teknostres, sedangkan untuk variabel kompetensi teknologi tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel teknostres.

Hasil perhitungan pada tabel dukungan organisasi menunjukan bahwa sebanyak 76,05% pegawai TU UKSW merasa dukungan organisasi yang diterima tergolong sedang, sedangkan sebanyak 23,95% pegawai TU UKSW merasa dukungan organisasi yang diterima tergolong tinggi.

Gambar

Tabel 3. Statistik Deskriptif Karakteristik Responden  No  Kategori  Sub Kategori  Jumlah  Prosentase
Tabel 4. Uji Validitas
Tabel 5. Uji Reliabilitas  Variabel  Nilai Cronbach’s
Tabel 6. Uji T Parsial  Coefficients a B  Std. Error  Beta  1  (Constant)  14,942  ,997   14,990  ,000  Beban Kerja  ,367  ,034  ,578  10,675  ,000  Kompetensi  Teknologi  -,233  ,025  -,511  -9,430  ,000
+3

Referensi

Dokumen terkait

Implementasi dari peraturan tersebut maka sejak tahun 2010 Universitas Sam Ratulangi telah melakukan evaluasi pelaksanaan tugas utama dosen dalam melaksanakan

Masyarakat biasanya merasakan semacam tatanan yang muncul di permukaan, dan pekerjaan teori kritis adalah untuk menunjukkan dasar pemikiran dari

Dilakukan pada musyawarah besar mahasiswa Jurusan Teknik Industri dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari pengurus HMJ-TI Fakultas Teknologi Industri

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan emosional melalui bimbingan kelompok dengan metode role playing pada remaja panti asuhan Nurul Haq.. Penelitian ini

Penulis menganalisis ekspresi kebebasan melalui citraan pada lirik lagu Hamasaki Ayumi dalam album My Story. Berikut uraian analisis empat lirik lagu dalam album My

K/L/D/I : LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA SATUAN KERJA : KANTOR PUSAT TVRI.. TAHUN ANGGARAN

Sebelum melangkah ke tahap selanjutnya penulis melakukan pengamatan awal dengan meninjau ke lokasi Terminal Hamid Rusdi, dalam hal ini yang yang diamati bagaimana