• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH DESAIN BAHAN AJAR BAHAN AJAR BERDASARKAN KEBUTUHAN PESERTA DIDIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MAKALAH DESAIN BAHAN AJAR BAHAN AJAR BERDASARKAN KEBUTUHAN PESERTA DIDIK"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH DESAIN BAHAN AJAR

BAHAN AJAR BERDASARKAN KEBUTUHAN PESERTA DIDIK

Dosen Pembimbing : Ahmad Rizky Nugrahawan, M.pd.

Disusun oleh :

Avelia Fidiyawati (2007035058) Deliana Suwita (2007035038)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA

2022

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas bidang studi Desain Bahan Ajar tentang Bahan Ajar Berdasarkan Kebutuhan Peserta Didik. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Desain Bahan Ajar. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Bahan Ajar bagi para pembaca dan juga bagi pemakalah.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ahmad Rizky Nugrahawan, M.pd., selaku Dosen Mata Kuliah Desain Bahan Ajar yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca.

Jakarta, 10 April 2022

Pemakalah

(3)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 1

1.3. Tujuan ... 2

BAB II PEMBAHASAN ... 3

2.1. Prasyarat dan Martikulasi ... 3

2.2. Perbaikan/Remidial ... 6

2.3. Pengayaan ... 7

BAB III PENUTUP ... 9

3.1. Kesimpulan ... 9

3.2. Saran ... 9

DAFTAR PUSTAKA ... 10

(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkerjaan yang bersifat profesional adalah perkerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan seperti halnya seorang guru yang profesional, haruslah memiliki kemampuan dan keahlian dalam bidang keguruan, sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru secara maksimal. Dan seorang guru haruslah memiliki sebuah pedoman pengajar agar dapat melakukan kegiatan belajar dan mengajar yang baik.

Pedoman pengajar adalah buku yang berisi rencana kerja guru meliputi upaya guru dalam meningatkan/memperbaiki kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi proses pembelajaran. Buku pedoman guru ini berisi rencana kegiatan PKB yang dilakukan guru dalam satu tahun. Bahan ajar adalah bahan atau materi pelajaran yang disusun secara secara sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran (Pannen:1995). Bahan ajar adalah separangkat atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan yaitu mencapai kompetensi atau subkompetensi dengan segala kompleksitasnya (Widodo dan jasmadi dalam lestari 2013:1).

Pengertian ini menjelaskan bahwa suatu bahan ajar haruslah dirancang dan ditulis dengan kaidah intruksional karena akan digunakan oleh guru untuk membantu dan menunjang proses pembelajaran. Bahan atau materi pembelajaran pada dasarnya adalah “isi” dari kurikulum, yakni berupa mata pelajaran atau bidang studi dengan topik/subtopi dan rinciannya (Rahmat, 2011:152). Dapat dipahami bahwa peran seorang guru dalam merancang atau menyusun bahan ajar sangatlah menentukan keberhasilan proses belajar dan pembelajaran melalui sebuah bahan ajar. Bahan ajar dapat juga diartikan sebagai segala bentuk bahan yang disusun secara sistematis yang memungkinkan siswa dapat belajar secara mandiri dan dirancang sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

1.2. Rumusan Masalah

a. Bagaimana penyusunan bahan ajar yang benar?

b. Apa tujuan dari adanya perbaikan/remidial?

c. Apa tujuan dari adanya pengayaan?

(5)

2 1.3. Tujuan

a. Mengetahui penyusunan bahan ajar.

b. Mengetahui tujuan dari perbaikan/remidial.

c. Mengetahui tujuan dari pengayaan.

(6)

3

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Prasyarat dan Martikulasi

Bahan ajar merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan. Melalui bahan ajar guru akan lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran dan siswa akan lebih terbantu dan mudah dalam belajar. Bahan ajar dapat dibuat dalam bentuk sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik materi ajar yang akan disajikan. Banyak ahli yang mendefinisikan bahan ajar.

Muhaimin mengungkapkan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. National center for vocational education research Ltd/National center for competency based training memperkuat bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membatu guru dan instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud adalah bisa berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis. Bahan ajar menurut Panne adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang di susun secara sistematis yang di gunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

Bahan ajar ialah sekumpulan materi ajar yang disusun secara sistematis yang mempresentasikan konsep yang mengarahkan siswa untuk mencapai suatu kompetensi. Ketika bahan ajar tidak digunakan dalam pembelajaran di kelas maka bahan ajar tersebut hanya menjadi sumber belajar. Kompetensi mengembangkan bahan ajar idealnya telah dikuasai guru secara baik, namun pada kenyataannya masih banyak guru yang belum menguasainya, sehingga dalam melakukan proses pembelajaran masih banyak yang bersifat konvensional.

Dampak dari pembelajaran konvensional ini antara lain aktivitas guru lebih dominan dan sebaliknya siswa kurang aktif karena lebih cenderung menjadi pendengar. Disamping itu pembelajaran yang dilakukannya juga kurang menarik karena pembelajaran kurang variatif.

Analisis adalah kata yang sering terdengar pada suatu evaluasi kegiatan. Analisis sering dilakukan untuk memperoleh kesimpulan mengenai pelaksanaan kegiatan tersebut. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan analisis adalah penyelidikan dan penguraian terhadap suatu masalah untuk mengetahui keadaan yang sebenar-benarnya dan proses pemecahan masalah yang dimulai dengan dugaan dan kebenarannya (Sulchan Yasyin, 1997: 34). Kegiatan analisis biasanya dilakukan pada akhir suatu kegiatan untuk mengetahui adanya masalah-masalah yang timbul saat kegiatan itu berlangsung. Melalui kegiatan analisis ini diharapkan kegiatan selanjutnya menjadi lebih sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini berarti yang dimaksud dengan analisis adalah penyelidikan penyebab-penyebab adanya

(7)

4

kesenjangan dalam suatu peristiwa. Sedangkan bahan ajar merupakan seperangkat bahan yang memuat materi atau isi pembelajaran yang dikumpulkan dari berbagai sumber belajar yang dibuat secara sistematis yang harus diserap peserta didik melalui pembelajaran yang menyenangkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa analisis bahan ajar merupakan penyelidikan penyebab-penyebab adanya kesenjangan dalam seperangkat materi yang berasal dari berbagai sumber belajar. Menurut Andi Prastowo (2012: 43) isi bahan ajar harus mengandung kriteria sebagai berikut:

1. Pengetahuan Dalam pengajarannya pengetahuan meliputi :

a) Fakta yaitu segala hal yang berwujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama- nama obyek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda dan sebagainya.

b) Konsep yaitu segala hal yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti atau isi dan sebagainya.

c) Prinsip yaitu hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting, meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antar konsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat.

d) Prosedur yaitu langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem.

2. Keterampilan, ketrampilan merupakan materi atau bahan pembelajaran yang berhubungan dengan kemampuan mengembangkan ide, memilih, menggunakan bahan, menggunakan peralatan dan teknik kerja.

3. Sikap atau Nilai Bahan ajar jenis sikap atau nilai adalah bahan untuk pembelajaran yang berkenan dengan sikap ilmiah, antara lain:

a) Nilai-nilai kebersamaan b) Nilai kejujuran

c) Nilai kasih sayang d) Nilai tolong-menolong

e) Nilai semangat dan minat belajar f) Nilai semangat bekerja

g) Bersedia menerima pendapat orang lain dengan sikap legowo, tidak alergi terhadap kritik, serta menyadari kesalahannya sehingga saran dari orang lain dapat diterima dengan hati terbuka dan tidak merasa sakit hati.

(8)

5

Akhmad Sudrajat (2008) juga menambahkan ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran. Prinsip tersebut adalah:

a) Prinsip relevansi. Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebagai misal, jika kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta atau bahan hafalan. Masnur Muslich (2007: 25) juga menambahkan relevansi merupakan kesesuaian atau keserasian antara Silabus dengan kebutuhan dan tuntutan kehidupan masyarakat pemakai lulusan.

b) Prinsip konsistensi. Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam.

c) Prinsip kecukupan. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.

Syarat penyusunan bahan ajar disampaikan Tjipto Utomo dan Kees Ruitjer (dalam Mbulu, 2004:88). Syarat-syarat tersebut adalah :

1. Memberikan orientasi terhadap teori, penalaran teori, dan cara-cara penerapan teori dalam praktik.

2. Memberikan latihan terhadap pemakaian teori dan aplikasinya.

3. Memberikan umpan balik tentang kebenaran latihan itu.

4. Menyesuaikan informasi dan tugas sesuai tingkat awal masing-masing peserta didik.

5. Membangkitkan minat peserta didik.

6. Menjelaskan sasaran belajar kepada peserta didik.

7. Meningatkan motivasi peserta didik.

8. Menunjukan sumber informasi yang lain.

Penyusunan Bahan Ajar Bahan ajar disusun berdasarkan tujuan atau sasaran pembelajaran yang hendak dicapai. Paulina Panen dan Purwanto (2004: 11) mengungkapkan bahwa penyusunan bahan ajar secara umum dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu menulis sendiri, mengemas kembali informasi atau teks, dan penataan informasi. Adapun penjelasan tiga cara tersebut sebagai berikut. Bahan ajar tulisan sendiri Bahan ajar dapat ditulis sendiri

(9)

6

oleh guru sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain ditulis sendiri guru dapat berkolaborasi dengan guru lain untuk menulis bahan ajar secara kelompok, dengan guru-guru bidang studi sejenis, baik dalam satu sekolah atau tidak. Penulisan juga dapat dilakukan bersama pakar, yang memiliki keahlian di bidang ilmu tertentu. Disamping penguasaan bidang ilmu, untuk dapat menulis sendiri bahan ajar, diperlukan kemampuan menulis sesuai dengn prinsip-prinsip instruksional. Penulisan bahan ajar selalu berlandaskan pada kebutuhan siswa, meliputi kebutuhan pengetahuan, keterampilan, bimbingan, latihan, dan umpan balik.

Untuk itu dalam menulis bahan ajar didasarkan:

 Analisis materi pada kurikulum,

 Rencana atau program pengajaran, dan

 Silabus yang telah disusun.

Materi bahan ajar berupa pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang tercantum dalam program pembelajaran sesuai dengan silabus. Hasil penyusunan bahan ajar dari karya sendiri, paling ekonomis, walaupun beban tugasnya berat. Setiap bab berjumlah lebih kurang 15-25 halaman, untuk pelajaran eksakta 10-20 halaman. Bahan ajar hasil kemasan informasi atau teks (Text Transformation) Dalam pengemasan informasi, guru tidak menulis bahan ajar sendiri dari awal, tetapi memanfaatkan buku-buku teks dan informasi yang sudah ada di pasaran untuk dikemas kembali sehingga berbentuk bahan ajar yang memenuhi karakteristik bahan ajar yang baik, dan dapat dipergunakan oleh guru dan siswa dalam proses instruksional. Informasi yang sudah ada di pasaran dikumpulkan berdasarkan kebutuhan. Kemudian ditulis kembali/ulang dengan gaya bahasa yang sesuai untuk menjadi bahan ajar (diubah), juga diberi tambahan kompetensi atau keterampilan yang akan dicapai, bimbingan belajar, latihan, tes, serta umpan balik agar mereka dapat mengukur sendiri kompetensinya yang telah dicapai. Keuntungan nya, cara ini lebih cepat diselesaikan dibanding menulis sendiri. Sebaiknya memperoleh ijin dari pengarang buku aslinya.

2.2. Perbaikan/Remidial

Istilah remedial berasal dari bahasa inggris yaitu Remediation. Kata Remediation berasal dari kata “to remedy”, yang bermakna “menyembuhkan”. Jadi remidiasi ditekankan pada proses “penyembuhan”. Sementara itu kata remedial merupakan kata sifat, sehingga dalam bahasa inggris selalu dibandingkan dengan kata benda, minsalnya “remedial work”, yang berarti pekerjaan penyembuhan. Dalam bahasa indonesia yang baik dan benar, kata

(10)

7

remedial tidak berdiri sendiri tetapi disandingkan dengan kata kegiatan atau pembelajaran, sehingga istilah yang digunakan adalah kegiatan remedial atau pembelajaran perbaikan.

Tujuan guru melaksanakan kegiatan remedial adalah membantu siswa yang mengalami kesulitan menguasai kompetensi yang telah ditentukan agar mencapai hasil belajar yang lebih baik. Secara umum tujuan kegiatan remediasi adalah sama dengan pembelajaran pada umumnya yakni memperbaiki miskonsepsi siswa sehingga siswa dapat mencapai kompetensi yang telah ditetapkan berdasarkan kurikulum yang berlaku. Secara khusus kegiatan remediasi bertujuan membantu siswa yang belum tuntas menguasai kompetensi ditetapkan melalui kegiatan pembelajaran tambahan. Melalui kegiatan remediasi siswa dibantu untuk mengatasi kesulitan belajar yang dihadapinya. Mukhtar (2007), menyatakan pelaksanaan pembelajaran perbaikan dapat berupa :

1. Penjelasan kembali oleh guru (re-teaching), yaitu kegiatan perbaikan yang dilakukan oleh guru dengan menerangkan kembali materi yang sama (belum kompeten) dengan contoh yang lebih riil, metode lebih variatif, dan strategi yang lebih sesuai dengan kemampuan siswa.

2. Penggunaan media dan alat peraga dalam mendukung metode pembelajaran yang sesuai.

Dalam remedial ini diharapkan guru mampu memberikan pelayanan pembelajaran yang lebih baik kepada siswa. Oleh sebab itu, penggunaan media pembelajaran maupun alat peraga sangat diutamakan.

3. Studi kelompok (study group), dengan memanfaatkan siswa yang telah kompeten (lebih pandai) berperan sebagai tutor sebaya sementara guru memantau kegiatan dan memberi bimbingan bila diperlukan.

4. Tugas-tugas perseorangan dengan cara diberi tugas untuk belajar mandiri dengan buku, atau media belajar lain seperti internet.

5. Bimbingan lain, artinya proses perbaikan dilakukan secara kolaboratif antara guru dengan wali kelas, guru bimbingan dan konseling, tutor, serta orang tua siswa terutama dalam mengatasi kesulitan belajar.

2.3. Pengayaan

Secara umum pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman atau kegiatan peserta didik yang melampaui persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua peserta didik dapat melakukannya. Program pengayaan dapat diartikan memberi tambahan/

perluasan pengalaman atau kegiatan peserta didik yang teridentifikasi melampaui ketuntasan belajar yang ditentukan oleh kurikulum. Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang diberikan

(11)

8

kepada siswa kelompok cepat agar mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal dengan memanfaatkan sisa waktu yang dimilki. Kegiatan pengayaan pada prinsipnya memberikan kesepatan pada siswa yang pandai untuk meningkatkan pengetahuannya dengan cara dan kecepatan yang sesuai dengan kemampuannya . Dilakukan dengan tujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperdalam penguasaan materi pelajaran yang berkaitan dengan tugas belajar yang sedang dilaksanakan sehngga tercapai tingkat perkembangan yang optimal.

Macam Kegiatan Pengayaan ada dua, yang pertama vertikal artinya siswa yang istimewa/baik dapat langsung berpindah dari satu pelajaran yang telah dikuasainya kesatuan pelajaran yang telah berikutnya. Hal ini sukar dilaksanakan, karena pada akhirnya guru akan menghadapi berbagai ragam kemajuan siswa dan berakibat sukar mengaturnya. Dan yang kedua horizontal artinya siswa yang istimewa/baik yaitu yang telah menguasai pelajaran sesuai dengan hasil yang ditunjukannya dalam penguasaan tujuan pelajaran pada tes diasnostik atau formatif, diberi kegiatan pengayaan yang diarahkan pada kemampuan aplikasi-aplikasi dan kemampuan menganalisa, atau diarahkan pada kegiatan yang lain yang lebih praktis dan mudah dilaksanakan guru. Pada dasarnya kegiatan pengayaan bertujuan untuk:

1. Menerapkan pengetahuan atau keterampilan dalam suatu situasi baru 2. Menerapkan lebih lanjut kemampuan siswa pada pengajara pokok 3. Melatih cara berpikir untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi.

Dengan kata lain, kegiatan pengayaan diarahkan untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan siswa melebihi tuntutan minimal bagi seluruh siswa.

(12)

9

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Bahan ajar dapat ditulis sendiri oleh guru sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain ditulis sendiri guru dapat berkolaborasi dengan guru lain untuk menulis bahan ajar secara kelompok, dengan guru-guru bidang studi sejenis, baik dalam satu sekolah atau tidak. Tujuan guru melaksanakan kegiatan remedial adalah membantu siswa yang mengalami kesulitan menguasai kompetensi yang telah ditentukan agar mencapai hasil belajar yang lebih baik. Pada dasarnya kegiatan pengayaan bertujuan untuk menerapkan pengetahuan atau keterampilan dalam suatu situasi baru, menerapkan lebih lanjut kemampuan siswa pada pengajara pokok, melatih cara berpikir untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi.

3.2. Saran

Untuk pemakalah selanjutnya, perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai tema ini.

(13)

10

DAFTAR PUSTAKA

Bahtiar, E. T. (2015). Penulisan bahan ajar. Pelatihan Penyusunan Bahan Ajar untuk Mendukung Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, 1-11.

Gafur, A. (2003). Penerapan konsep dan prlnsip pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) dan desain pesan dalam pengembangan pembelajaran dan bahan ajar. Cakrawala Pendidikan, (3), 85506.

Gafur, A. (2010). Konsep, prinsip, dan prosedur pengembangan modul sebagai bahan ajar. Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan, 7(1).

Magdalena, I., Sundari, T., Nurkamilah, S., Nasrullah, N., & Amalia, D. A. (2020). Analisis Bahan Ajar. NUSANTARA, 2(2), 311-326.

Oktavianie, M. A., Irwandi, D., & Murniati, D. (2018). Pengembangan buku pengayaan kimia berbasis kontekstual pada konsep elektrokimia. Jurnal Tadris Kimiya, 3(1), 197-206.

Raharjo, B. (2017). Peningkatan Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Perbaikan (Remedial Teaching) Mata Pelajaran Penjasorkes Melalui Peer Coaching di SMP Binaan Kota Banda Aceh. Jurnal Dedikasi Pendidikan, 1(2), 192-198.

Sundari, R., Karyono, T., & Soeteja, Z. (2020). Pengembangan Buku Pengayaan Bermuatan Lokal Bagi Mahasiswa PGSD. Muallimuna: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, 6(1), 31-43.

Zulfah, S. Pengaruh bentuk pengajaran perbaikan (Remedial Teaching) terhadap hasil belajar Biologi: eksperimen di SMP yayasan Miftahul Jannah Ciputat tangerang.

Referensi

Dokumen terkait

Bahan ajar merupakan bahan atau materi pembelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan pendidik dan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar1. Buku teks merupakan

Bahan ajar merupakan bahan atau materi pembelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan dosen dan mahasiswa dalam

Kemendiknas (2008) memberikan definisi bahwa “bahan ajar merupakan bahan atau materi pembelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam KBM”, sedangkan

Bahan ajar adalah seperangkat materi/substansi pelajaran yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan

Bahan ajar adalah seperangkat materi/substansi pelajaran yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan

Diagnosis kesulitan belajar adalah suatu proses pemeriksaan terhadap siswa yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar. Melalui kegiatan diagnosis guru akan mengetahui

Bahan ajar adalah seperangkat materi/substansi pelajaran yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan

Berdasarkan dari beberapa definisi bahan ajar di atas, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan atau materi yang disusun secara sistematis digunakan oleh guru untuk