ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN KALURAHAN
Keuangan kalurahan adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan kalurahan yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban kalurahan tersebut. Penyelenggaraan fungsi pemerintahan kalurahan akan terlaksana secara optimal apabila penyelenggaraan pemerintahan tersebut diikuti dengan penerimaan sumber-sumber pendapatan kalurahan yang cukup dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan.
Pengelolaan keuangan kalurahan adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan Kalurahan.
Secara umum kebijakan pengelolaan keuangan diarahkan pada peningkatan kapasitas dan kemandirian kemampuan keuangan kalurahan disertai dengan intensifikasi sumber–sumber pendapatan yang potensial dikelola ekonomis, efisien, dan efektif yang ditujukan bagi pembiayan pembangunan dan peningkatan kinerja pelayanan sektor publik, disamping untuk menjelaskan tentang aspek kebijakan keuangan kalurahan guna mewujudkan visi dan misi kalurahan yang telah ditetapkan. Oleh karenanya penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Kalurahan (APBKal), harus pula memperhatikan peran dan fungsi APBKal sebagai instrumen otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi dan fungsi stabilisasi.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Kalurahan (APBKalurahan) merupakan rencana pengelolaan keuangan tahunan pemerintah kalurahan atas kesepakatan bersama Badan Permusyawaratan Kalurahan dan Lurah dalam Peraturan Kalurahan. Dalam hubungannya dengan RPJM-Kalurahan, APBKal merupakan komitmen penyelenggara pemerintah kalurahan untuk mendanai strategi pembangunan pada satuan program dan kegiatan selama kurun waktu 6 tahun.
Arah kebijakan keuangan kalurahan yang diambil oleh Kalurahan Minomartani mengandung makna
1. arah belanja APBKalurahan Minomartani digunakan sepenuhnya untuk mendukung kebijakan dan prioritas strategis jangka menengah 6 tahunan;
2. untuk menjamin ketersediaan dana maka kebijakan pendapatan kalurahan diarahkan untuk mendapatkan berbagai sumber pendapatan yang substansial dan dengan jumlah yang memadai.
Melalui analisis belanja, standar pelayanan, dan standar harga atas komponen belanja tiap kegiatan dapat dihitung kebutuhan belanja. Dengan demikian, arah kebijakan belanja kalurahan pada prinsipnya adalah agar belanja dapat mendukung kebutuhan dana seluruh kegiatan, sehingga belanja yang tidak strategis dan tidak mempunyai nilai tambah dapat diminimalisir.
Arah Kebijakan Pengelolaan Pendapatan
Pengelolaan pendapatan kalurahan diarahkan pada pengggalian sumber-sumber pendapatan yang selama ini telah menjadi sumber penghasilan kas kalurahan dengan tetap mengupayakan sumber-sumber pendapatan yang baru. Sumber-sumber pendapatan kalurahan meliputi Pendapatan Asli Kalurahan, Bagi Hasil Pajak Daerah, Dana Perimbangan atau Alokasi Dana Desa (ADD), Bantuan Pemerintah (Pemerintah Pusat/Pemerintah Provinsi/Pemerintah Kabupaten). Sumber pendapatan kalurahan yang berasal dari Pendapatan Asli Kalurahan terdiri dari hasil kekayaan kalurahan, lain-lain kekayaan milik kalurahan, lain-lain pendapatan asli kalurahan yang sah.
Untuk itu, kebijakan keuangan kalurahan yang merupakan potensi kalurahan dan sebagai penerimaan kalurahan, sesuai urusannya diarahkan melalui upaya peningkatan pendapatan kalurahan dari sektor Pendapatan Asli Kalurahan dan dana perimbangan. Upaya-upaya yang bisa dilakukan oleh pemerintah kalurahan untuk meningkatkan pendapatan kalurahan, antara lain
1. memantapkan kelembagaan dan sistem operasional pemungutan pendapatan kalurahan;
2. meningkatkan pendapatan kalurahan dengan intensifikasi dan ekstensifikasi;
3. meningkatkan koordinasi secara sinergis di bidang pendapatan kalurahan;
4. meningkatkan kinerja Badan Usaha Milik Kalurahan (BUM Kalurahan) dalam upaya peningkatkan kontribusi secara signifikan terhadap pendapatan kalurahan;
5. meningkatkan pelayanan dan perlindungan masyarakat sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar pungutan kalurahan;
6. meningkatkan pengelolaan aset dan keuangan kalurahan.
Arah Kebijakan Pengelolaan Belanja
Arah Kebijakan pengelolaan belanja kalurahan dimaksudkan adalah untuk menjamin agar seluruh kegiatan strategis dapat dibiayai oleh APBKal.
Belanja kalurahan dilakukan seefektif mungkin membiayai urusan penyelenggaraan pemerintahan dan prioritas pembangunan yang dialokasikan sesuai dengan formulasi dalam program dan kegiatan.
Arah kebijakan belanja kalurahan bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanan anggaran serta menjamin efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran dalam belanja program/kegiatan.
Kebijakan belanja kalurahan diupayakan dengan pengaturan pola pembelanjaan yang proporsional, efisien dan efektif, antara lain melalui:
1. esensi utama penggunaan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Kalurahan (APBKal) adalah untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, akan terus dilakukan peningkatan program-program yang berorientasi pada masyarakat dan berupaya melaksanakan realisasi belanja kalurahan tepat waktu dengan mendorong proses penetapan Peraturan Kalurahan tentang APBKal secara tepat waktu pula;
2. meningkatkan kualitas anggaran belanja kalurahan melalui pola penganggaran yang berbasis kinerja dengan pendekatan tematik pembangunan yang disertai sistem pelaporan yang makin akuntabel;
3. penggunaan anggaran berbasis pada prioritas pembangunan yaitu dalam penentuan anggaran belanja dengan memperhatikan belanja tidak langsung dan belanja langsung sesuai dengan visi dan misi kalurahan; dan
4. alokasi anggaran kalurahan indikatif berdasarkan kemampuan keuangan kalurahan, visi, misi, arah kebijakan pembangunan kalurahan serta prioritas kegiatan baik dalam bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Kalurahan, Pelaksanaan Pembangunan Kalurahan, Pembinaan Kemasyarakatan Kalurahan, Pemberdayaan Masyarakat Kalurahan dan Penanggulangan Bencana, Keadaan Darurat dan Keadaan Mendesak.
Arah Kebijakan Pembiayaan
Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain berasal dari sisa lebih perhitungan tahun sebelumnya.
Dengan diberlakukannya anggaran kinerja, maka dalam penyusunan APBKal dimungkinkan adanya defisit anggaran maupun surplus anggaran. Defisit anggaran terjadi ketika pendapatan lebih kecil dibandingkan dengan belanja, sedangkan surplus anggaran terjadi ketika pendapatan lebih besar dibandingkan belanja. Untuk menutupi defisit anggaran tersebut diperlukan adanya pembiayaan kalurahan.
Pembiayaan defisit anggaran antara lain bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA), serta dana cadangan dan penjualan aset kalurahan.
Selanjutnya untuk pengeluaran pembiayaan diprioritaskan pada pengeluaran yang bersifat wajib, antara lain untuk kegiatan penanggulangan bencana/keadaan darurat/mendesak. Setelah pengeluaran wajib terpenuhi, maka pengeluaran pembiayaan diarahkan untuk penyertaan modal kepada Badan Usaha Milik Kalurahan (BUM Kalurahan) yang berorientasi keuntungan/profit dan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Realisasi Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun Anggaran 2014
Uraian Realisasi
Jumlah Pendapatan 975,169,495
Jumlah Belanja 1,015,899,649
Surplus/Defisit -40,730,154
Jumlah Pembiayaan 221,537,646
Sisa Lebih/(Kurang) Realisasi 180,807,492
Realisasi Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun Anggaran 2015
Uraian Realisasi
Jumlah Pendapatan 1,894,606,639
Jumlah Belanja 1,926,943,814
Surplus/Defisit -32,337,175
Jumlah Pembiayaan 0
Sisa Lebih/(Kurang) Realisasi -32,337,175
-200.000.000 0 200.000.000 400.000.000 600.000.000 800.000.000 1.000.000.000 1.200.000.000
Jumlah Pendapatan
Jumlah Belanja Surplus/Defisit Jumlah Pembiayaan
Sisa Lebih Kurang Realisasi
-500.000.000 0 500.000.000 1.000.000.000 1.500.000.000 2.000.000.000 2.500.000.000
Jumlah Pendapatan
Jumlah Belanja Surplus/Defisit Jumlah Pembiayaan
Sisa Lebih Kurang Realisasi
Realisasi Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun Anggaran 2016
Uraian Realisasi
Jumlah Pendapatan 1,980,766,842
Jumlah Belanja 1,840,249,704
Surplus/Defisit 140,517,138
Jumlah Pembiayaan 348,529,745
Sisa Lebih/(Kurang) Realisasi 489,046,883
Realisasi Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun Anggaran 2017
Uraian Realisasi
Jumlah Pendapatan 2,473,699,460
Jumlah Belanja 2,445,511,170
Surplus/Defisit 28,188,290
Jumlah Pembiayaan 0
Sisa Lebih/(Kurang) Realisasi 28,188,290
0 500.000.000 1.000.000.000 1.500.000.000 2.000.000.000 2.500.000.000
Jumlah Pendapatan
Jumlah Belanja Surplus/Defisit Jumlah Pembiayaan
Sisa Lebih Kurang Realisasi
Realisasi Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun Anggaran 2018
Uraian Realisasi
Jumlah Pendapatan 2,474,139,252
Jumlah Belanja 2,449,864,252
Surplus/Defisit 24,275,000
Jumlah Pembiayaan 276,989,254
Sisa Lebih/(Kurang) Realisasi 301,264,254
0 500.000.000 1.000.000.000 1.500.000.000 2.000.000.000 2.500.000.000 3.000.000.000
Jumlah Pendapatan
Jumlah Belanja Surplus/Defisit Jumlah Pembiayaan
Sisa Lebih Kurang Realisasi
0 500.000.000 1.000.000.000 1.500.000.000 2.000.000.000 2.500.000.000 3.000.000.000
Jumlah Pendapatan
Jumlah Belanja Surplus/Defisit Jumlah Pembiayaan
Sisa Lebih Kurang Realisasi
Realisasi Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun Anggaran 2019
Uraian Realisasi
Jumlah Pendapatan 2,787,662,729
Jumlah Belanja 2,540,341,392
Surplus/Defisit 247,321,337
Jumlah Pembiayaan 194,876,887
Sisa Lebih/(Kurang) Realisasi 442,198,224
0 500.000.000 1.000.000.000 1.500.000.000 2.000.000.000 2.500.000.000 3.000.000.000
Jumlah Pendapatan
Jumlah Belanja Surplus/Defisit Jumlah Pembiayaan
Sisa Lebih Kurang Realisasi