• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI PANAS DAN ENERGI BUNYI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI PANAS DAN ENERGI BUNYI."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA

MATERI ENERGI PANAS DAN ENERGI BUNYI

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN Cibeunying, Lembang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Hesty Sari Pratiwi 1003223

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

MATERI ENERGI PANAS DAN ENERGI BUNYI

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN Cibeunying, Lembang)

Oleh

Hesty Sari Pratiwi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

©Hesty Sari Pratiwi 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian

(3)
(4)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI

PANAS DAN ENERGI BUNYI Oleh:

Hesty Sari Pratiwi NIM. 1003223

ABSTRAK

(5)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menerapkan berbagai metode pembelajaran dalam rangka menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan dapat meningkatkan antusias belajar siswa di kelas dan pihak sekolah harus memberikan fasilitas yang memadai untuk menunjang peningkatan kemampuan profesi guru.

Kata Kunci : Metode Eksperimen, Hasil Belajar

THE APPLICATION OF EXPERIMENTAL METHOD FOR IMPROVING RESULT OF STUDYING HEAT ENERGY AND SOUND ENERGY

IN NATURAL SCIENCE LEARNING By

Hesty Sari Pratiwi NIM. 1003223

ABSTRACT

(6)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

reached 69%, cycle II amounted to 81% and cycle III of 94%. With regard to aspects of psychomotor on cycle I achieve 66%, cycle II amounted to 79% and cycle III reached 92%. Based on the results of the study it can be concluded that the application of experimental methods in heat energy and sound energy can improve the learning results of students in class IV Cibeunying SDN. This research provides an overview to the teacher to be able to apply a variety of learning methods in order to create an atmosphere of fun in learning and improve student learning enthusiasm in classroom and school parties should provide adequate facilities to support an increase in the ability of the teaching profession.

(7)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Hipotesis Tindakan ... 9

F. Definisi Operasional ... 9

BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran IPA ... 11

B. Metode Eksperimen ... 15

C. Hasil Belajar ... 21

D. Materi Energi Panas dan Energi Bunyi ... 28

E. Pengelolaan Kelas ... 36

(8)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Model Penelitian ... 41

C. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian ... 45

D. Prosedur Penelitian ... 45

E. Instrumen Penelitian ... 50

F. Tektik Pengolahan dan Analisis Data ... 53

G. Jadwal Penelitian ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 59

B. Pembahasan ... 107

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 125

B. Saran ... 127

DAFTAR PUSTAKA ... 130

(9)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting bagi kehidupan

manusia. Setiap warga negara di Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang

layak, seperti yang tercantum dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 5

yang menyatakan bahwa “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk

memperoleh pendidikan yang bermutu”. Hal ini berarti bahwa setiap manusia berhak

untuk berkembang dalam pendidikan. Karena pada dasarnya, manusia lahir tak

berdaya dan memerlukan waktu yang lama untuk mengembangkan kemampuannya.

Untuk itu, pendidikan yang diharapkan adalah pendidikan yang bermakna dan

berkualitas sehingga membantu manusia untuk mengembangkan kemampuannya

secara optimal melalui proses pembelajaran.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003

menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Tujuan pembelajaran merupakan

sesuatu yang ingin dicapai setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dari waktu

ke waktu tujuan pembelajaran perlu disempurnakan sesuai dengan tuntutan

perkembangan zaman dan perkembangan siswa. Oleh karena itu, guru sebagai

pengelola pembelajaran diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang

berkualitas.

Pembelajaran yang berkualitas adalah pembelajaran yang melibatkan seluruh

komponen utama proses belajar mengajar, yaitu guru, siswa dan interaksi antara

keduanya. Selain itu, pembelajaran lebih berkualitas apabila ditunjang oleh berbagai

unsur-unsur pembelajaran, meliputi tujuan pembelajaran, pemilihan materi pelajaran,

(10)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mendukung kegiatan belajar mengajar (KBM), serta evaluasi yang sesuai dengan

kurikulum. Dalam pembelajaran, guru harus memahami hakikat materi pelajaran

yang diajarkannya dan memahami berbagai metode pembelajaran yang dapat

merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran yang

matang.

IPA sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar

merupakan ilmu yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang

berupa fakta-fakta, konsep-konsep serta prinsip-prinsip saja, melainkan juga suatu

proses penemuan (Depdiknas, 2006). Selain itu, IPA juga merupakan ilmu yang

bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam. Fakta dan gejala alam

tesebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi faktual.

Hakikat IPA sebagai proses diperlukan untuk menciptakan pembelajaran IPA

yang empirik dan faktual. Hal ini dapat diwujudkan dengan melaksanakan

pembelajaran yang melatih keterampilan bagaimana cara produk sains ditemukan.

Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar diharapkan mampu mengembangkan

pengetahuan dan penguasaan konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Proses pembelajaran IPA hendaknya membuka kesempatan untuk memupuk

rasa ingin tahu siswa secara alamiah sehingga proses pembelajarannya menekankan

pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar

memahami dirinya sendiri dan alam sekitar secara ilmiah.

Dalam pembelajaran IPA banyak berhubungan dengan fenomena alam yang

dapat diamati dan dibuktikan secara langsung. Salah satu materi yang terdapat dalam

pelajaran IPA, yaitu energi panas dan energi bunyi. Apabila guru hanya memberikan

informasi dan pernyataan saja tanpa menunjukkan fenomena fisisnya tentang energi

(11)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

terjadi di lapangan tidaklah demikian. Proses pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

masih belum sesuai dengan harapan. Berdasarkan hasil observasi yang telah

dilakukan terhadap siswa kelas IV di SD Negeri Cibeunying Lembang, menunjukkan

bahwa pembelajaran IPA cenderung teacher centered.

Pembelajaran IPA masih disajikan secara konvensional dimana metode

ceramah merupakan metode yang digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran.

Siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran, hanya duduk diam

ditempatnya masing-masing sehingga kurang dilibatkan secara aktif dalam proses

pembelajaran. Kegiatan siswa dalam pembelajaran IPA hanya menulis, membaca

materi IPA dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru sehingga

pembelajaran IPA cenderung bersifat kognitif karena materi pelajaran mengacu pada

menghapal. Kegiatan belajar mengajar di kelas masih menekankan pada

konsep-konsep yang terdapat di dalam buku yang cenderung hanya berpusat pada teori saja,

sehingga tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk mengamati, menyelidiki dan

membangun pengetahuannya sendiri. Guru hanya menggunakan pedoman buku paket

sehingga kurang memanfaatkan lingkungan dalam proses pembelajaran

Sebagian besar siswa belum menguasai materi pelajaran yang telah guru

sampaikan. Hal tersebut terbukti dari hasil belajar IPA yang diperoleh siswa kelas IV

(12)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 1.1

Nilai Ulangan Harian IPA Siswa Kelas IV

No. Kode Siswa KKM Nilai Ketuntasan

1. TN 64 35 Tidak Tuntas

2. AG 64 50 Tidak Tuntas

3. AK 64 76 Tuntas

4. AS 64 48 Tidak Tuntas

5. DR 64 70 Tuntas

6. HD 64 61 Tidak Tuntas

7. IR 64 58 Tidak Tuntas

8. IR 64 63 Tidak Tuntas

9. JN 64 80 Tuntas

10. KK 64 45 Tidak Tuntas

11. RV 64 77 Tuntas

12. RN 64 75 Tuntas

(13)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

14. RT 64 50 Tidak Tuntas

15. RD 64 58 Tidak Tuntas

16. RFE 64 58 Tidak Tuntas

17. RFI 64 58 Tidak Tuntas

18. SK 64 45 Tidak Tuntas

19. WT 64 62 Tidak Tuntas

20. YD 64 63 Tidak Tuntas

Berdasarkan tabel diatas, hasil persentase siswa yang belum mencapai KKM

sebanyak 15 orang siswa atau sebesar 75% dengan nilai rata-rata kelas, yaitu 59,35.

Sedangkan KKM yang ditetapkan untuk pelajaran IPA di SDN Cibeunying adalah 64.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa belum menguasai materi pelajaran dengan

baik, akibat tidak mampu berkonsentrasi saat kegiatan belajar, serta kurang

menunjukkan minatnya terhadap pembelajaran. Diduga faktor penyebabnya adalah

penggunaan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang sesuai dengan

sifat bahan dan tidak sesuai dengan tujuan pengajaran.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan upaya memperbaiki

kualitas pembelajaran agar tujuan pengajaran yang diharapkan dapat tercapai. Guru

sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang

kreatif untuk kegiatan siswa di dalam kelas. Salah satu kegiatan yang harus dilakukan

oleh guru adalah melakukan pemilihan dan penentuan metode yang tepat sesuai

bahan ajar.

Guru perlu menggunakan metode yang membuat proses pembelajaran

menjadi bermakna bagi siswa. Kehadiran metode menempati posisi penting dalam

penyampaian bahan pelajaran, karena bahan pelajaran tidak akan bermakna bagi

siswa apabila penyampaiannya menggunakan strategi yang kurang tepat. Dengan

(14)

teknik-Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

teknik penyajian yang bervariasi sebagai salah satu komponen yang menunjang

keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Penggunaan metode yang variatif, membantu

siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran sehingga dapat memahami materi

pembelajaran dengan baik.

Menurut Djamarah dan Zain (2010:75) “dalam pemilihan metode

pembelajaran, guru perlu mempertimbangkan berbagai hal seperti latar belakang

siswa, tujuan pengajaran, kondisi kelas, serta fasilitas yang menunjang proses

pembelajaran”. Berdasarkan keadaan siswa di SDN Cibeunying, diperlukan suatu

metode yang membuat siswa lebih bergairah serta ikut terlibat secara aktif dalam

proses pembelajaran.

Ada beberapa alternatif dalam menerapkan metode pembelajaran yang sesuai

untuk pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi. Salah satu alternatif

metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa serta tujuan pengajaran IPA

mengenai materi energi panas dan energi bunyi untuk meningkatkan hasil belajar

siswa adalah dengan metode eksperimen.

Kegiatan pembelajaran dengan metode eksperimen ini lebih diarahkan pada

pengalaman belajar langsung atau pembelajaran yang berpusat pada siswa. Peran

guru hanya sebagai fasilitator, sedangkan siswa lebih aktif dan mendominasi proses

belajar. Sebagaimana dikemukakan oleh Syaiful Sagala (2013:220) bahwa

Metode eksperimen adalah percobaan untuk membuktikan suatu pertanyaan

atau hipotesis tertentu. Metode eksperimen adalah cara penyajian bahan

pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk

membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari.

Melalui metode pembelajaran eksperimen, siswa diberikan kesempatan untuk

mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu

objek, menganalisis, membuktikan, dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu

(15)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mampu ikut aktif dan mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan belajar untuk

dirinya, serta mengenal berbagai alat untuk melakukan eksperimen. Selain itu

pembelajaran dengan cara eksperimen dapat membantu guru dalam menghubungkan

materi ajar dengan dunia nyata misalnya mengungkap hubungan antara pengetahuan

atau teori dengan peristiwa kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian, metode eksperimen merupakan suatu metode pembelajaran

dengan pemberian pengalaman langsung kepada siswa sehingga pembelajaran dapat

lebih bermakna sangat sesuai dengan pembelajaran IPA pada materi energi panas dan

energi bunyi. Hal ini pula sesuai dengan karakteristik siswa SD dalam tahapan

perkembangan operasional konkrit, sehingga diharapkan hasil belajar siswa dapat

ditingkatkan. Peningkatan ini ditandai dengan meningkatnya pengetahuan siswa

tentang suatu proses, mampu menganalisa objek pengamatan dan percobaan, dan

mampu menarik kesimpulan.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melaksanakan

penelitian tindakan kelas di kelas IV SDN Cibeunying Kecamatan Lembang

Kabupaten Bandung Barat dengan judul “Penerapan Metode Eksperimen untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA Materi Energi Panas dan

Energi Bunyi.”

A. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas merupakan hal yang

penting agar memiliki gambaran dalam penelitian serta terarah sehingga

(16)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, secara umum

permasalahan yang akan diteliti adalah “Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar

siswa di kelas IV pada pembelajaran IPA Materi Energi Panas dan Energi Bunyi

melalui Penerapan Metode Eksperimen?”

Untuk menjawab permasalahan tersebut, penulis menjabarkan beberapa

pertanyaan penelitian yang mengarahkan kepada jawaban terhadap permasalahan

utama penelitian.

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

dengan menerapkan metode eksperimendi kelas IV SDN Cibeunying?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

dengan menerapkan metode eksperimen di kelas IV SDN Cibeunying?

3. Bagaimana hasil pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi dengan

menerapkan metode eksperimen di kelas IV SDN Cibeunying?

B. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan, maka penelitian ini

secara umum bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV pada

pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi melalui penerapan metode

eksperimen. Sedangkan secara khusus, penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut.

1. Mengetahui perencanaan pembelajaran IPA tentang energi panas dan energi bunyi

dengan penerapan metode eksperimendi kelas IV SDN Cibeunying

2. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran IPA tentang energi panas dan energi bunyi

dengan penerapan metode eksperimen dalam upaya peningkatan hasil belajar

siswa di kelas IV SDN Cibeunying

3. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa di kelas IV SDN Cibeunying pada

pembelajaran IPA tentang energi panas dan energi bunyi dengan penerapan

(17)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu C. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat serta kontribusi

yang luas baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mendapatkan teori baru, sehingga

dapat menambah kekayaan khazanah intelektual pada pembelajaran IPA materi

energi panas dan energi bunyi melalui penerapan metode eksperimen yang dapat

meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas IV. Sehingga dapat dijadikan acuan

dalam pengembangan penelitian tindakan kelas selanjutnya serta sebagai upaya kerja

sama antara sekolah, guru dan peneliti yang lain untuk memperbaiki proses

pembelajaran.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi :

a. Siswa, diharapkan hasil penelitian dapat menumbuhkan motivasi dan minat

belajar siswa pada saat pembelajaran IPA sehingga berdampak pada

meningkatnya pemahaman siswa mengenai materi energi panas dan energi bunyi.

b. Guru, diharapkan hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pemilihan dan

pertimbangan dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan

dalam kegiatan belajar mengajar. Sebagai salah satu masukan serta pengalaman

bagi guru untuk menerapkan metode eksperimen.

c. Sekolah, diharapkan hasil penelitian dapat memberikan gambaran dalam

menerapkan kebijakan mengenai metode eksperimen sehingga dapat diterapkan

oleh guru yang lain serta menjadi jalan keluar dalam permasalahan pembelajaran

IPA.

d. Peneliti, diharapkan hasil penelitian dapat meningkatkan pengetahuan dan

(18)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dan menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan, menambah

pengetahuan dan wawasan tentang peranan guru untuk meningkatkan pemahaman

siswa dalam pembelajaran IPA, serta dapat memberikan pengalaman yang

berharga dan motivasi bagi peneliti untuk memilih metode pembelajaran yang

kelak diterapkan di sekolah.

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

“Penerapan Metode Eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada

pembelajaran IPA Materi Energi Panas dan Energi Bunyi di Kelas IV SD Negeri

Cibeunying Lembang”

E. Definisi Operasional

Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui penerapan metode eksperimen

dalam meningkatkan hasil belajar siswa, dengan penjabaran sebagai berikut.

1. Metode Eksperimen

Metode Eksperimen adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran yang

melibatkan siswa secara langsung untuk melakukan percobaan dengan mengalami

dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajarinya. Dalam proses belajar dan

mengajar dengan metode eksperimen ini, siswa melakukan manipulasi terhadap

variabel tertentu untuk mencari dan membuktikan kebenaran suatu hukum atau dalil

melalui pengamatan terhadap suatu objek, dan menarik kesimpulan atas proses yang

dialaminya. Dalam penelitian ini, metode eksperimen dilakukan dengan melibatkan

siswa secara berkelompok untuk membuktikan sendiri konsep perpindahan energi

panas dan sifat-sifat energi bunyi dengan tujuan dan langkah-langkah eksperimen,

mengamati prosesnya, membuat laporan hasil percobaan, membacakan hasilnya dan

(19)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Pembelajaran IPA

Pembelajaran IPA adalah proses belajar yang dilakukan siswa dengan

menggunakan metode eksperimen untuk memperoleh pengetahuan mengenai alam

semesta beserta isinya melalui pengalaman langsung. Fokus pembelajaran IPA pada

penelitian ini, yaitu pada materi energi panas dan energi bunyi dikelas IV Semester II

pada Standar Kompetensi (SK) 8: Memahami berbagai bentuk energi dan cara

penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari (KD) 8.1: Mendeskripsikan energi

panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya. Materi energi

panas yang dibahas untuk penelitian ini adalah sumber energi panas, manfaat energi

panas untuk kehidupan, dan perpindahan energi panas. Sedangkan materi untuk

energi bunyi meliputi sumber energi bunyi, bunyi dihasilkan dari benda yang

bergetar, serta sifat-sifat energi bunyi.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengikuti proses

pembelajaran mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar

pada aspek kognitif diukur melalui tes berupa uraian yang dinyatakan dalam nilai tes

berupa angka. Aspek afektif diukur melalui observasi yang dilakukan ketika siswa

melakukan eksperimen dengan menggunakan lembar observasi yang dinyatakan

dalam persentase, yang meliputi tanggung jawab terhadap alat percobaan, kerjasama

kelompok dalam diskusi dan percobaan, dan ketelitian dalam melakukan pengamatan.

Sedangkan untuk aspek psikomotor diukur melalui observasi yang dilakukan ketika

siswa melakukan eksperimen dengan menggunakan observasi kinerja yang

dinyatakan dalam persentase, yang meliputi merangkai dan menggunakan alat

percobaan, melakukan eksperimen, melakukan pengamatan, mengumpulkan data, dan

(20)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan sebagai suatu kajian, refleksi diri, serta tindakan

terhadap proses pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV

SD Negeri Cibeunying Lembang. Oleh karena itu, metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

Research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang didukung dengan

data-data kuantitatif

Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu penelitian yang bersifat

praktis yang dilakukan oleh seorang guru untuk melakukan penilaian kembali

terhadap praktek pembelajaran yang telah dilakukannya dengan maksud untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran yang mencakup proses dan hasil belajar.

Penelitian Tindakan Kelas menjadi upaya untuk mengamati kegiatan

pembelajaran siswa dengan sebuah tindakan (treatment) dalam rangka perbaikan

yang secara sengaja dilaksanakan demi meningkatkan kualitas tindakan di dalam

kelas yang terdiri dari beberapa siklus dan tahapan dilaksanakan oleh pendidik atau

peneliti untuk kepentingan peningkatan kualitas pendidik ataupun manajemen

pembelajaran di dalam kelas.

B. Model Penelitian

Di dalam penelitian tindakan kelas ada beberapa model menurut para ahli

yang dapat digunakan sebagai pedoman serta gambaran dalam merancang dan

melaksanakan penelitian tindakan. Model yang akan dikembangkan dalam penelitian

(21)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Wiriaatmadja, 2008:66). Di dalam model ini memiliki beberapa tahapan yaitu

perencanaan (plan), tindakan (act), pengamatan (observe) serta refleksi (reflect).

Tahap-tahap penelitian yang ditempuh pada setiap siklus dijelaskan secara rinci

sebagai berikut :

1. Perencanaan (Plan)

Tahap perencanaan tindakan ini disusun sebelum melakukan tindakan

pembelajaran di kelas. Perencanaan tindakan dimulai dengan mempersiapkan

RPP yang akan digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran dengan

kompetensi dasar mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di

lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya melalui penerapan metode eksperimen.

Selain itu, disusun lembar evaluasi untuk mengukur kemampuan kognitif siswa

pada materi energi panas dan energi bunyi, lembar penilaian proses untuk

mengukur kemampuan afektif dan psikomotor siswa saat melakukan kegiatan

eksperimen, serta mempersiapkan lembar observasi guru dan siswa untuk

mengamati kegiatan guru dan siswa dalam proses pelaksanaan pembelajaran di

kelas, dan catatan lapangan.

2. Pelaksanaan (Act)

Rencana tindakan yang telah disusun, kemudian dilaksanakan dengan mengacu

pada RPP yang telah disiapkan sebelumnya.

3. Observasi (Observe)

Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan untuk

mengamati dan merekam aktivitas belajar siswa serta suasana pembelajaran yang

terjadi di kelas. Semua aktivitas pada saat pembelajaran diobservasi melalui

catatan lapangan dan lembar observasi guru dan siswa. Dalam penelitian ini,

(22)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sebagai pihak yang membantu peneliti untuk mengamati kegiatan pembelajaran.

Hal ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan

rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya.

4. Refleksi (Reflect)

Tahap ini meliputi kegiatan menganalisis, memaknai, menjelaskan dan

menyimpulkan data yang diperoleh dari pengamatan. Dalam kegiatan refleksi,

hasil-hasil yang diperoleh dan permasalahan yang muncul pada pelaksanaan

tindakan dipakai sebagai dasar untuk melakukan perencanaan ulang pada siklus

berikutnya.

Secara keseluruhan keempat tahapan dalam PTK ini membentuk suatu

siklus yang diikuti siklus-siklus lain secara berkesinambungan seperti sebuah

spiral. Apabila pada tahap pelaksanaan siklus pertama belum menunjukkan hasil

yang diharapkan, maka perlu disusun kembali rencana untuk melaksanakan pada

siklus kedua. Demikian seterusnya hingga hasil yang diharapkan dapat tercapai.

Tahap-tahap penelitian dapat dilihat dalam Alur Penelitian Tindakan

(23)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pelaksanaan

Observasi

Perencanaan

Pelaksanaan

Observasi

Perencanaan

Pelaksanaan

Observasi Refleksi I

Refleksi II

Refleksi III

Observasi Awal

(24)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.1

Alur Model Kemmis dan Mc.Taggart

C. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Cibeunying Lembang, yang terletak di

Jalan Maribaya Timur Kampung Cibeunying No.94 Cibodas Kecamatan

Lembang Kabupaten Bandung Barat.

2. Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas mengenai penerapan metode eksperimen untuk

meningkatkan hasil belajar IPA ini diperkirakan akan selesai selama 4-5 bulan.

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas IV semester genap SD Negeri Cibeunying

Lembang tahun ajaran 2013/2014. Subjek yang ditetapkan siswa kelas IV

sebanyak 20 orang. Dengan jumlah laki-laki 9 orang dan perempuan 11 orang.

D. Prosedur Penelitian

(25)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Prosedur penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti terdiri dari tiga siklus.

Pada setiap siklus terdapat 4 tahapan yaitu, perencanaan (planning), tindakan

(action), observasi (observation), dan refleksi (reflection). Sebelum memulai siklus I,

peneliti melaksanakan pra perencanaan tindakan sebagai berikut :

1. Tahap Pra Perencanaan Tindakan

Sebelum melaksanakan tindakan pada siklus I, peneliti melaksanakan tahap

pra perencanaan sebagai berikut :

a. Menentukan sekolah dan kelas yang akan dijadikan tempat penelitian

b. Permohonan izin kepada Kepala Sekolah SD Negeri Cibeunying Lembang

c. Observasi untuk memperoleh gambaran keadaan proses belajar mengajar,

mengenal kemampuan siswa, cara guru mengajar didalam kelas, aktivitas siswa

dan hasil yang diperoleh pada saat pembelajaran IPA

d. Melakukan wawancara tak berstruktur dengan guru kelas IV dan siswa mengenai

pembelajaran IPA

e. Mengidentifikasi permasalahan dengan menganalisis kurikulum pada mata

pelajaran IPA

f. Menentukan pokok bahasan dengan mengkaji standar kompetensi dan kompetensi

dasar mengenai energi

g. Studi literatur, hal ini dilakukan untuk memperoleh teori yang akurat mengenai

permasalahan yang akan dikaji

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti berencana akan melaksanakan penelitian sebagai

berikut:

a. Siklus I

(26)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dalam tahap perencanaan peneliti akan membuat perencanaan sebagai berikut:

menyusun instrumen pembelajaran berupa RPP dengan menerapkan metode

eksperimen beserta kriteria penilaian dan kunci jawaban, mempersiapkan media

pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran, menyusun instrumen

observasi berupa lembar observasi dan catatan lapangan untuk merekam aktivitas

guru dan siswa serta instrumen evaluasi yang diperlukan dalam pelaksanaan

tindakan seperti lembar kerja siswa (LKS), lembar evaluasi untuk mengukur

kemampuan kognitif siswa pada materi energi panas dan energi bunyi, lembar

penilaian proses untuk mengukur hasil belajar afektif dan psikomotor siswa,

merencanakan metode dan teknik pengolahan data sesuai dengan kepentingan

penelitian.

2) Pelaksanaan (action)

Pelaksanaan siklus I direncanakan satu pertemuan sesuai dengan RPP yang telah

disusun. Secara garis besar pelaksanaan tindakan tersebut dapat diuraikan sebagai

berikut :

a) Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab tentang materi yang telah

dipelajari sebelumnya

b) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi yang akan dipelajari, yaitu

energi panas

c) Guru memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran dan garis besar

materi yang akan dipelajari

d) Guru mengelompokkan siswa untuk melakukan kegiatan eksperimen

e) Guru mengondisikan tempat duduk siswa

(27)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

g) Siswa melakukan eksperimen secara berkelompok tentang perpindahan energi

panas dengan pedoman LKS dibawah bimbingan guru

h) Setelah kegiatan kelompok selesai, dilanjutkan dengan diskusi kelas yang

dipandu oleh guru untuk membahas hal-hal yang belum terselesaikan dalam

kegiatan kelompok

i) Guru membagikan soal evaluasi

j) Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu

k) Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran tentang konsep sumber

energi panas, manfaat energi panas, serta perpindahan energi panas

3) Observasi (observation)

Kegiatan observasi dilakukan pada saat berjalannya proses tindakan. Observasi

dilaksanakan oleh guru sebagai peneliti dan mitra peneliti (teman sejawat dan

guru kelas SDN Cibeunying) sebagai observer. Guru mengobservasi aktivitas

siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Sedangkan mitra peneliti

melakukan observasi dengan mengamati guru yang sedang mengajar dan siswa

yang sedang belajar dengan menggunakan lembar observasi yang telah

dipersiapkan sehingga dapat mengetahui aktivitas guru dan siswa selama proses

pembelajaran dengan penerapan metode eksperimen.

4) Refleksi (reflection)

Refleksi dilaksanakan dengan mengevaluasi kelebihan dan kekurangan selama

proses pembelajaran pada siklus I sehingga dapat diperbaiki pada siklus II.

Kegiatan refleksi dilakukan dengan cara berdiskusi dengan mitra peneliti dan

guru kelas IV sebagai observer. Selain itu, kegiatan refleksi dapat dilakukan

dengan menganalisis data yang diperoleh dari lembar observasi sehingga dapat

(28)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu b. Siklus II

Pada siklus II ini, kegiatan pembelajaran yang dilakukan disesuaikan dengan

hasil refelksi siklus pertama. Sama halnya dengan kegiatan siklus pertama,

tahapannya diawali dengan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

1) Perencanaan

Pada tahap perencanaan siklus II ini disusun RPP berdasarkan hasil refleksi yang

telah dilakukan pada siklus I dengan rincian sebagai berikut: menyusun instrumen

pembelajaran berupa RPP yang menggunakan Metode Eksperimen,

mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran,

mempersiapkan perangkat- perangkat pembelajaran yang perlu dipersiapkan dan

dikembangkan seperti Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar evaluasi, kriteria

penilaian dan kunci jawaban serta mempersiapkan instrumen observasi.

2) Pelaksanaan

Langkah ini merupakan lanjutan pelaksanaan tindakan dari isi rencana yang telah

dipersiapkan, yaitu melakukan langkah- langkah pembelajaran tentang materi

energi bunyi dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen.

Dalam langkah pembelajaran pada siklus II ditambahkan beberapa kegiatan yang

didasarkan pada hasil refleksi I, diantaranya adalah sebelum eksperimen

dilakukan seperti meminta siswa untuk mengumpulkan terlebih dahulu alat dan

bahan yang ditugaskan agar siswa tidak memainkan alat dan bahan sebelum

kegiatan eksperimen dilakukan. Untuk pembagian kelompok, peneliti membagi

siswa menjadi tujuh kelompok yang disesuaikan dengan keinginan siswa agar

siswa lebih bersemangat dalam melakukan percobaan dan suasana kelas menjadi

(29)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kelompoknya dengan mengatur tempat duduk terlebih dahulu agar terlihat lebih

rapi sehingga memudahkan guru untuk memperhatikan serta membimbing siswa

pada saat melaksanakan kegiatan eksperimen. Guru menyampaikan peraturan

untuk pelaksanaan kegiatan eksperimen dengan menerapkan sistem punishment

untuk siswa yang tidak disiplin dan tidak serius saat pembelajaran dan

memberikan reward untuk siswa yang aktif dan tertib serta memberitahu batas

waktu untuk melakukan kegiatan eksperimen. Guru memberikan pertanyaan

kepada siswa yang kurang aktif terlibat dalam diskusi agar memperhatikan dan

mau berdiskusi dengan temannya.

3) Observasi

Pada tahap observasi, observer tetap melihat aktivitas pembelajaran yang

dilakukan oleh guru model dengan menerapkan metode eksperimen.berdasarkan

lembar observsi yang telah dirancang.

4) Refleksi

Refleksi dilaksanakan dengan mengevaluasi kelebihan dan kekurangan selama

proses pembelajaran pada siklus II sehingga dapat diperbaiki pada siklus III.

Semua data yang diperoleh dari lembar observasi dianalisis sehingga dapat

diperbaiki dan disesuaikan kembali pada siklus berikutnya, yaitu siklus III.

c. Siklus III

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus ketiga ini disesuaikan dengan

hasil refleksi siklus kedua. Tahapan pelaksanaan tindakan pada siklus III masih sama

dengan kegiatan siklus sebelumnya, yaitu terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,

(30)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1) Perencanaan

Perencanaan dimulai dengan mempersiapkan RPP yang akan digunakan sebagai

pedoman pelaksanaan pembelajaran tentang sifat-sifat energi bunyi setelah

disesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus II.

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan pada siklus III disesuaikan dengan rencana pembelajaran

hasil refleksi siklus II, yaitu melakukan langkah- langkah pembelajaran tentang

materi sifat-sifat energi bunyi dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan

metode eksperimen. Tidak ada perubahan yang signifikan dari pelaksanaan siklus

II hanya pada kegiatan awal, guru memberikan reward kepada siswa yang aktif

dan mendapatkan nilai terbaik saat siklus II. Selain itu, pada persiapan

eksperimen guru mengubah proses pembentukan kelompok yang semula

disesuaikan dengan keinginan siswa, kembali ditentukan oleh guru karena

beberapa siswa yang merasa tidak cocok dengan teman sekelompoknya tidak

melakukan percobaan dengan serius.

3) Observasi

Guru dan mitra peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran

dengan menerapkan metode eksperimen berdasarkan lembar observasi yang telah

dirancang

Setelah melakukan ketiga tahapan tersebut, apabila hasil belajar sudah sesuai

dengan yang diharapkan, maka penelitian dapat dihentikan.

(31)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penelitian ini menggunakan dua jenis instrumen, yaitu instrumen

pembelajaran dan instrumen pengumpul data. Instrumen pembelajaran digunakan

untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran di kelas, sedangkan instrumen

pengumpul data digunakan untuk memperoleh data dan informasi selama penelitian

berlangsung.

1. Instrumen Pembelajaran

Dalam penelitian ini terdapat dua instrumen pembelajaran, yaitu Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS)

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berisi rancangan kegiatan pembelajaran

secara tertulis yang akan digunakan guru sebagai pedoman dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran. RPP dibuat persiklus yang memuat standar kompetensi,

kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi ajar, metode

pembelajaran, langkah-langkah kegiatan yang disesuaikan dengan tahap-tahap

metode eksperimen, dan evaluasi.

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa digunakan sebagai pedoman bagi siswa dalam melaksanakan

kegiatan eksperimen. LKS memberikan pengalaman langsung berupa

langkah-langkah dalam melakukan sebuah pengamatan untuk membuktikan konsep

perpindahan energi panas dan sifat-sifat energi bunyi sehingga menarik untuk

diikuti siswa, dan siswa menyimpulkan hasil percobaan yang mereka lakukan.

LKS disusun dengan mempertimbangkan kesesuaian antara indikator atau tujuan

pembelajaran dengan konsep yang akan disampaikan. Dalam penelitian ini, LKS

(32)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Instrumen Pengumpul Data

a. Pedoman Obsevasi

Menurut Sugiyono (2013:145) “observasi sebagai teknik pengumpulan data

mempunyai ciri yang spesifik yang tidak terbatas pada orang tetapi juga objek-

objek alam yang lain”. Sehingga dengan observasi dapat melihat secara langsung

dan nyata aktivitas guru dan siswa saat pembelajaran di dalam kelas. Dalam

penelitian ini menggunakan empat pedoman observasi, yaitu pedoman observasi

aktivitas guru, pedoman observasi aktivitas siswa, pedoman observasi hasil

belajar aspek psikomotor, dan aspek afektif. Observasi dalam penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui :

1) Keterlaksanaan proses pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen.

Lembar observasi berisi tahapan pembelajaran dengan menggunakan metode

eksperimen beserta keterangan. Pedoman observasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pedoman observasi aktivitas guru dan siswa selama

pembelajaran. Data yang diperoleh digunakan sebagai alat bantu dalam

mengumpulkan data tentang aktivitas guru dan siswa dalam proses

pembelajaran, sehingga diperoleh data untuk merencanakan tindakan pada

pembelajaran berikutnya.

2) Hasil belajar yang telah dicapai siswa pada ranah afektif dan psikomotor

Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dengan

menggunakan rubrik berupa pedoman pensekoran untuk menentukan tingkat

kemahiran siswa dalam mengerjakan tugas dalam kegiatan eksperimen.

Aspek-aspek afekif yang diobservasi antara lain tanggung jawab terhadap alat

percobaan, kerjasama kelompok dalam diskusi dan percobaan, dan ketelitian

(33)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

diobservasi adalah merangkai dan menggunakan alat percobaan, melakukan

eksperimen, melakukan pengamatan, mengumpulkan data, dan membuat

laporan hasil praktikum.

b. Catatan Lapangan

Catatan lapangan pada dasarnya berisi deskripsi atau paparan tentang latar kelas

dan aktivitas pembelajaran. Catatan lapangan berguna untuk mencatat hal-hal

yang tidak termasuk dalam pedoman observasi, sehingga catatan lapangan adalah

pelengkap data observasi. Data yang dicatat berkaitan dengan interaksi belajar

baik guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa, pengelolaan kelas,

pembelajaran di kelas dengan menerapkan metode eksperimen, pelaksanaan

kegiatan eksperimen, serta antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan

menggunakan metode eksperimen.

c. Tes Tertulis

Menurut Arikunto (2009:53) “tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan

untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan

aturan-aturan yang sudah ditentukan”. Tes yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis yang akan diberikan pada kegiatan akhir pembelajaran. Tes

tertulis ini adalah untuk mengukur hasil belajar yang diperoleh siswa pada ranah

kognitif setelah pemberian tindakan. Tes yang diberikan kepada siswa berbentuk

uraian sebanyak lima butir soal.

d. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk menggambarkan apa yang terjadi di kelas pada

saat pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen. Peneliti menggunakan

alat dokumentasi berupa kamera digital untuk dijadikan bukti didalam laporan

(34)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Kegiatan pengolahan data merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

memasukkan data dan hasil yang diperoleh selama penelitian. Melalui pengolahan

data ini akan diungkapkan mengenai cara pengukuran hasil belajar siswa. Pengukuran

nilai tersebut diambil dari tes belajar siswa dan penilaian proses saat siswa melakukan

kegiatan eksperimen. Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi data hasil

observasi dan data hasil post test. Data hasil post test diolah untuk mengetahui

perkembangan hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Sedangkan data hasil

observasi menggambarkan hasil belajar siswa dalam ranah afektif dan psikomotor.

Pengolahan data dilakukan penelitian ini melalui dua macam cara, yaitu :

1) Pengolahan data Kualitatif

Pengolahan data kualitatif berdasarkan atas hasil observasi yang dilakukan

oleh mitra peneliti. Cara yang dilakukan untuk mengolah data tersebut yaitu dengan

menafsirkan hasil observasi yang didapatkan di kelas kemudian mendeskripsikan dan

meyimpulkannya.

2) Pengolahan data Kuantitatif

Pengolahan data kuantitatif berupa hasil tes tertulis siswa terhadap soal-soal

yang diberikan guru dengan patokan jawaban benar. Teknik pengolahan data

kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Penilaian ketuntasan belajar siswa mengikuti yang diberlakukan oleh sekolah,

(35)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sama dengan 64. Sedangkan kriteria kelas dinyatakan tuntas belajar adalah jika 75%

hasil belajar siswa melebihi batas KKM yang telah ditentukan. Dengan asumsi 25%

memiliki keterbatasan dalam pembelajaran dan diantaranya mengalami kesulitan

belajar yang sulit untuk ditingkatkan. Untuk menentukan berapa persen siswa yang

tuntas dalam pembelajaran IPA materi Energi Panas dan Energi Bunyi melalui

penerapan metode eksperimen adalah sebagai berikut :

Sedangkan untuk menghitung nilai yang diperoleh siswa pada setiap siklus

adalah sebagai berikut :

Kemudian untuk memperoleh nilai rata-rata kelas setiap siklus, yaitu

menggunakan rumus sebagai berikut :

Untuk pengolahan data hasil observasi ranah afektif dan psikomotor

menggunakan rating scale. Skor pada setiap kategori dijumlahkan. Skor yang

diperoleh siswa pada ranah afektif dan ranah psikomotor kemudian dihitung

persentasenya dengan menggunkan rumus

Persentase Ketuntasan =

x 100%

Nilai =

x 100%

Nilai rata-rata =

(36)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

[image:36.612.206.474.113.349.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.1

Klasifikasi Persentase Aspek Afektif

Persentase Kategori

80% atau lebih Sangat Baik

60%-79% Baik

40%-59% Cukup

21%-39% Rendah

0-20% Rendah Sekali

(Saadah Ridwan, 2000:13 dalam Toho Fervin 2010: 45)

Tabel 3.2

Klasifikasi Persentase Aspek Psikomotor

Persentase Kategori

90% atau lebih Sangat Terampil

75% - 89% Terampil

55% - 74% Cukup Terampil

Persentase Aspek =

[image:36.612.186.472.549.639.2]
(37)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

31% - 54% Kurang Terampil

0 - 30% Sangat Kurang Terampil

(Luhut Panggabean, 1989:32 dalam Toho Fervin, 2010:45)

Setelah mengumpulkan data aktivitas guru dan siswa kemudian mengolah

keterlaksanaan setiap tahap-tahap penerapan metode eksperimen dengan mengolah

[image:37.612.184.491.356.488.2]

data sebagai berikut :

Tabel 3.3

Klasifikasi Persentase Keterlaksanaan Aktivitas Guru dan Siswa

Persentase Kategori

87,60% - 100% Sangat Baik

62,60% - 87,50% Baik

37,60% - 62,50% Cukup

25,00% - 37,50% Kurang

0,00 – 24,90% Sangat Kurang

(Mulyadi dalam Sarni, 2011:33)

2. Teknik Analisis Data

Menurut Sanjaya (2011:106) data yang terkumpul tidak akan bermakna tanpa

dianalisis yakni diolah dan diinterpretasikan. Sehingga setelah melaksanakan

Persentase =

(38)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tindakan di dalam penelitian tindakan kelas data yang terkumpul dianalisis sebagai

bahan refleksi. Di dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif dalam analisis data.

1) Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk

angka. Analisis kualitatif digunakan pada data yang diperoleh dari hasil observasi

tentang keterlaksanaan metode eksperimen pada pembelajaran IPA pokok bahasan

energi panas dan energi bunyi. Peneliti mengumpulkan data dari sudut pandang

peneliti sebagai guru dan mitra peneliti sebagai observer. Data tersebut kemudian

dianalisis dan dilakukan perbaikan untuk pembelajaran berikutnya jika diperlukan.

2) Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka. Analisis kuantitatif

digunakan pada data hasil tes aspek kognitif, data hasil observasi pada aspek afektif

dan psikomotor, data observasi keterlaksanaan aktivitas guru dan siswa. Data tersebut

diolah kemudian disimpulkan tentang keberhasilan tindakan setiap siklus.

I. Jadwal Penelitian

Waktu penelitian yang akan dilaksanakan diperkirakan berlangsung selama

empat bulan. Di mulai dari bulan Maret sampai dengan Juni 2014. Urutan kegiatan

(39)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

[image:39.612.106.571.146.636.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.4

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Kegiatan

Bulan Pelaksanaan

Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Observasi

2. Penyusunan Proposal 3. Pengajuan

Proposal 4. Pelaksanaan

Proposal

Siklus 1

Perencanaan

Pelaksanaan dan observasi

Refleksi

Siklus II

Perencanaan Pelaksanaan dan observasi

Refleksi

Siklus III

Perencanaan Pelaksanaan dan observasi

Refleksi

(40)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(41)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis terhadap kegiatan pembelajaran

IPA tentang konsep energi panas dan energi bunyi melalui penerapan metode

eksperimen, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Perencanaan pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi melalui

penerapan metode eksperimen disusun dalam bentuk Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). Perencanaan pembelajaran yang disusun setiap siklus tidak

memiliki perbedaan yang signifikan. Perubahan perencanaan pada siklus II yang

didasarkan atas hasil refleksi siklus I adalah dalam langkah-langkah

pembelajaran. Beberapa kegiatan ditambahkan sebelum eksperimen dilakukan,

yaitu meminta siswa mengumpulkan terlebih dahulu alat dan bahan yang

ditugaskan sebelum kegiatan eksperimen dilakukan, membagi siswa menjadi

tujuh kelompok, mengatur tempat duduk siswa terlebih dahulu agar terlihat lebih

rapi sehingga memudahkan guru untuk memperhatikan serta membimbing siswa

pada saat melaksanakan kegiatan eksperimen, menyampaikan peraturan untuk

pelaksanaan kegiatan eksperimen dengan menerapkan sistem reward dan

punishment, memberikan pertanyaan kepada siswa yang kurang aktif terlibat

dalam diskusi. Selain pada langkah-langkah kegiatan, dilakukan perbaikan dalam

penyusunan materi pelajaran agar lebih sistematis, menyesuaikan pelaksanaan

pembelajaran dengan alokasi waktu yang telah direncanakan. Pada siklus III,

tidak ada perubahan yang signifikan, hanya pada kegiatan awal guru memberikan

(42)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Selain itu, pada persiapan eksperimen guru mengubah proses pembentukan

kelompok yang semula disesuaikan dengan keinginan siswa, kembali ditentukan

oleh guru. Perencanaan pembelajaran yang matang berpengaruh terhadap

pelaksanaan kegiatan pembelajaran sehingga dapat berjalan dengan baik. RPP

telah disusun secara sistematis berdasarkan sistematika yang berlaku serta

disesuaikan dengan tahap-tahap metode eksperimen. Hal tersebut dapat terlihat

dengan adanya peningkatan pada penilaian RPP Penelitian. Nilai rata-rata RPP

pada siklus I sebesar 3,3 artinya sudah baik. Pada siklus II sebesar 3,8 dan siklus

III sebesar 4. Artinya RPP pada siklus III sudah sangat baik karena perencanaan

yang telah dibuat sudah sesuai dengan aspek-aspek yang terdapat dalam penilaian

RPP.

2. Pelaksanaan pembelajaran IPA tentang energi panas dan energi bunyi

dikembangkan dengan memperhatikan tahapan-tahapan pembelajaran dengan

menerapkan metode eksperimen yang mencakup aktivitas guru dan siswa yang

berlangsung dengan baik. Secara umum, pelaksanaan pembelajaran dengan

menerapkan metode eksperimen pada pembelajaran IPA materi energi panas dan

energi bunyi di kelas IV SDN Cibeunying dapat terlaksana dengan baik. Hal

tersebut terlihat dari keterlaksanaan aktivitas guru dan siswa pada siklus I

mencapai 87% dan 62%. Untuk siklus II, keterlaksanaan aktivitas guru dan siswa

mengalami peningkatan dari sebelumnya, yaitu sebesar 95% dan 84%. Pada

siklus III, keterlaksanaan aktivitas guru dan siswa mencapai 100%. Hal tersebut

menandakan aktivitas guru dan siswa berlangsung dengan baik selama proses

pembelajaran dan telah sesuai dengan perencanaan pembelajaran berdasarkan

(43)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA tentang energi panas dan

energi bunyi dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik pada aspek kognitif,

afektif maupun psikomotor. Hal tersebut dapat terlihat pada nilai rata-rata dan

ketuntasan belajar siswa yang mengalami peningkatan. Untuk perolehan hasil tes

aspek kognitif siklus I dengan nilai rata-rata kelas 65, nilai rata-rata kelas pada

siklus II 74,5 dan siklus III 81,5. Ketuntasan belajar siswa berdasarkan KKM

juga mengalami peningkatan. Persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I

adalah 65%. Jumlah siswa yang sudah berhasil mencapai KKM sebanyak 13

orang. Pada siklus II, persentase ketuntasan belajar berdasarkan KKM sebesar

70% dengan jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 14 orang.

Untuk siklus III persentase ketuntasan belajar berdasarkan KKM sebesar

meningkat pesat menjadi 90% dengan jumlah siswa yang mencapai KKM

sebanyak 18 orang. Pada hasil belajar aspek afektif, perolehan rata-rata persentase

skor pada siklus I termasuk dalam kategori baik, yaitu 69%. Hasil belajar untuk

aspek afektif pada siklus II adalah sebesar 81% masih termasuk dalam kategori

baik. Sedangkan nilai rata-rata perolehan hasil belajar pada aspek afektif pada

siklus III adalah sebesar 94% dan termasuk dalam kategori sangat baik. Untuk

hasil belajar aspek psikomotor, perolehan nilai rata-rata pada siklus I sebesar 66%

termasuk dalam kategori terampil, pada siklus II sebesar 79% termasuk dalam

kategori terampil, dan perolehan hasil belajar aspek psikomotor pada siklus III

meningkat menjadi 92% termasuk dalam kategori sangat baik. Berdasarkan hasil

tersebut terlihat bahwa pada setiap siklus terdapat peningkatan hasil belajar pada

aspek kognitif, afektif dan psikomotor, baik dari nilai rata-rata kelas maupun

(44)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu B. Saran

Berdasarkan hasil temuan pada pelakasanaan penelitian dengan menerapkan

metode eksperimen pada pembelajaran IPA tentang energi panas dan energi bunyi

untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SDN Cibeunying Kecamatan

Lembang Kabupaten Bandung Barat, peneliti ingin merekomendasikan beberapa hal,

yaitu :

1. Bagi Guru

Apabila guru akan menerapkan metode eksperimen pada pembelajaran IPA,

sebaiknya guru perlu memahami teori tentang metode eksperimen agar saat akan

melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru dapat merencanakan segala sesuatu

yang diperlukan dalam kegiatan eksperimen dengan lebih matang. Selain itu,

sebelum pembelajaran berlangsung, guru perlu menyampaikan tahapan

eksperimen yang akan dilakukan agar siswa lebih memahami kegiatan

eksperimen yang akan dilakukannya. Guru juga hendaknya memberikan tugas

kepada setiap siswa dalam kelompoknya pada saat diskusi agar setiap siswa

memiliki tugas dan peranannya masing-masing sehingga tidak ada siswa yang

hanya duduk diam memperhatikan siswa lain yang sedang bekerja. Guru harus

dapat mengelola kelas dengan baik agar proses pembelajaran dapat berjalan

dengan kondusif. Guru perlu memiliki inovasi dalam pembelajaran dengan

menerapkan berbagai metode dalam rangka menciptakan suasana pembelajaran

yang menyenangkan dan dapat meningkatkan antusias siswa untuk belajar. Selain

itu, penilaian pada ranah afektif dan psikomotor juga harus menjadi perhatian

guru sehingga penilaian tidak hanya dititikberatkan terhadap hasil belajar kognitif

saja melainkan sikap dan tingkah laku serta keterampilan siswa ikut andil dalam

(45)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Bagi Sekolah

Hendaknya sekolah dapat memberikan fasilitas yang memadai untuk menunjang

proses pembelajaran sehingga inovasi, dan kreasi guru dapat lebih

dimaksimalkan. Selain itu, hasil belajar yang diharapkan dapat terwujud dengan

baik. Sekolah juga harus dapat memotivasi tenaga pengajar untuk menerapkan

berbagai metode maupun model pembelajaran yang lain untuk meningkatkan

gairah siswa dalam belajar.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya.

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat memahami berbagai metode pembelajaran

yang disesuaikan dengan materi pelajaran atau bahan ajar agar penelitian

selanjutnya dapat berjalan dengan baik dan mendapatkan hasil yang optimal.

Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam hal tidak melibatkan pembuatan

hipotesis di setiap percobaan. Selain itu, LKS kegiatan 1 pada siklus I terdapat

bahan-bahan yang kurang menunjang terhadap tujuan percobaan, seperti kaleng

bekas seharusnya diganti dengan bahan yang transparan, tidak usah menggunakan

sendok, menambahkan bahan seperti koran untuk dijadikan alas saat percobaan

berlangsung, menambahkan gambar alat dan bahan yang telah dirangkai untuk

memudahkan siswa, menambahkan waktu pemanasan serta menanyakan arah

perpindahan serbuk serta gerakan yang terjadi berhubungan dengan aliran air

atauu bukan. Untuk LKS kegiatan 2 pada siklus I percobaan kurang sesuai dengan

tujuan. Kegiatan tersebut lebih tepat menentukan jenis bahan yang termasuk ke

dalam konduktor. Selain itu terdapat pertanyaan yang kurang relevan dengan

tujuan, serta menambahkan perhitungan waktu saat percobaan berlangsung.

Untuk kegiatan 3, LKS harus dilengkapi dengan pertanyaan-pertanyaan arahan

(46)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tidak termasuk kegiatan eksperimen melainkan kegiatan observatif. Untuk

peneliti selanjutnya diharapkan sebelum percobaan, melakukan pemilihan alat

dan bahan yang lebih sesuai dengan tujuan percobaan serta dilengkapi gambar

(47)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2009) Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

BSNP. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Devi, K.P. dan Anggraeni,S. (2008) Ilmu Pengetahuan Alam SD dan MI Kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas.

Djamarah, S.B dan Zain, A. (2010) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Fervin, T. (2010) Penerapan Pembelajaran Fisika Berais Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Skripsi, Sarjana pada FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia.

Hernawan, H. dkk. (2007) Belajar dan Pembelajaran SD. Bandung: UPI PRESS.

Putra, S.R. (2013) Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis SAINS. Yogyakarta: DIVA Press.

(48)

Hesty Sari Pratiwi, 2014

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Rositawaty,E. dan Muharam,A. (2008) Senang Belajar IPA untuk Kelas IV Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas.

Sagala, S. (2013) Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, W. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prenada Media Group

Samatowa, U. (2010) Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks

Sarni. (2011) Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Konsep Pesawat Sederhana Melalui Pemanfaatan Alat Peraga. Skripsi, Sarjana FIP, Universitas Pendidikan Indonesia.

Sudjana, N. (1995) Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Sudjana, N. (2013) Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: ROSDA

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Sulistyanto,H. dan Wiyono,E. (2008) Ilmu Pengetahuan Alam SD dan MI Kelas IV.

(49)

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh corporate governance , seperti, komposisi Dewan Komisaris Independen, ukuran Dewan Komisaris, keberadaan Komite Audit, dan

reference group terhadap keputusan melakukan brand switching pada produk jasa pengiriman paket pada mahasiswa Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Sumatera Utara..

Untuk memperoleh data yang lengkap dan akurat, tentang kondisi pola pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di SMA Kota Serang saat ini, terutama pada kompetensi dasar

Kegiatan pembelajaran dengan megimplementasikan pembelajaran inquiry untuk meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas XI

[r]

Tesis ini diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Teknik Sipil. TIM

B Olah Sampah Kering Menjadi Kerajinan Lerak, Jodohnya Batik Untuk Tetap Awet

Pembelajaran ini menggunakan gerak dan lagu yang di dalamnya terkandung syair atau lirik mengenai arah kanan, kiri, depan, belakang, atas dan bawah yang dalam