PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA
MATERI ENERGI PANAS DAN ENERGI BUNYI
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN Cibeunying, Lembang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Hesty Sari Pratiwi 1003223
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
MATERI ENERGI PANAS DAN ENERGI BUNYI
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN Cibeunying, Lembang)
Oleh
Hesty Sari Pratiwi
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
©Hesty Sari Pratiwi 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI
PANAS DAN ENERGI BUNYI Oleh:
Hesty Sari Pratiwi NIM. 1003223
ABSTRAK
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menerapkan berbagai metode pembelajaran dalam rangka menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan dapat meningkatkan antusias belajar siswa di kelas dan pihak sekolah harus memberikan fasilitas yang memadai untuk menunjang peningkatan kemampuan profesi guru.
Kata Kunci : Metode Eksperimen, Hasil Belajar
THE APPLICATION OF EXPERIMENTAL METHOD FOR IMPROVING RESULT OF STUDYING HEAT ENERGY AND SOUND ENERGY
IN NATURAL SCIENCE LEARNING By
Hesty Sari Pratiwi NIM. 1003223
ABSTRACT
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
reached 69%, cycle II amounted to 81% and cycle III of 94%. With regard to aspects of psychomotor on cycle I achieve 66%, cycle II amounted to 79% and cycle III reached 92%. Based on the results of the study it can be concluded that the application of experimental methods in heat energy and sound energy can improve the learning results of students in class IV Cibeunying SDN. This research provides an overview to the teacher to be able to apply a variety of learning methods in order to create an atmosphere of fun in learning and improve student learning enthusiasm in classroom and school parties should provide adequate facilities to support an increase in the ability of the teaching profession.
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Hipotesis Tindakan ... 9
F. Definisi Operasional ... 9
BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran IPA ... 11
B. Metode Eksperimen ... 15
C. Hasil Belajar ... 21
D. Materi Energi Panas dan Energi Bunyi ... 28
E. Pengelolaan Kelas ... 36
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
B. Model Penelitian ... 41
C. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian ... 45
D. Prosedur Penelitian ... 45
E. Instrumen Penelitian ... 50
F. Tektik Pengolahan dan Analisis Data ... 53
G. Jadwal Penelitian ... 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 59
B. Pembahasan ... 107
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 125
B. Saran ... 127
DAFTAR PUSTAKA ... 130
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting bagi kehidupan
manusia. Setiap warga negara di Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang
layak, seperti yang tercantum dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 5
yang menyatakan bahwa “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu”. Hal ini berarti bahwa setiap manusia berhak
untuk berkembang dalam pendidikan. Karena pada dasarnya, manusia lahir tak
berdaya dan memerlukan waktu yang lama untuk mengembangkan kemampuannya.
Untuk itu, pendidikan yang diharapkan adalah pendidikan yang bermakna dan
berkualitas sehingga membantu manusia untuk mengembangkan kemampuannya
secara optimal melalui proses pembelajaran.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003
menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Tujuan pembelajaran merupakan
sesuatu yang ingin dicapai setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dari waktu
ke waktu tujuan pembelajaran perlu disempurnakan sesuai dengan tuntutan
perkembangan zaman dan perkembangan siswa. Oleh karena itu, guru sebagai
pengelola pembelajaran diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang
berkualitas.
Pembelajaran yang berkualitas adalah pembelajaran yang melibatkan seluruh
komponen utama proses belajar mengajar, yaitu guru, siswa dan interaksi antara
keduanya. Selain itu, pembelajaran lebih berkualitas apabila ditunjang oleh berbagai
unsur-unsur pembelajaran, meliputi tujuan pembelajaran, pemilihan materi pelajaran,
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mendukung kegiatan belajar mengajar (KBM), serta evaluasi yang sesuai dengan
kurikulum. Dalam pembelajaran, guru harus memahami hakikat materi pelajaran
yang diajarkannya dan memahami berbagai metode pembelajaran yang dapat
merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran yang
matang.
IPA sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar
merupakan ilmu yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep serta prinsip-prinsip saja, melainkan juga suatu
proses penemuan (Depdiknas, 2006). Selain itu, IPA juga merupakan ilmu yang
bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam. Fakta dan gejala alam
tesebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi faktual.
Hakikat IPA sebagai proses diperlukan untuk menciptakan pembelajaran IPA
yang empirik dan faktual. Hal ini dapat diwujudkan dengan melaksanakan
pembelajaran yang melatih keterampilan bagaimana cara produk sains ditemukan.
Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar diharapkan mampu mengembangkan
pengetahuan dan penguasaan konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Proses pembelajaran IPA hendaknya membuka kesempatan untuk memupuk
rasa ingin tahu siswa secara alamiah sehingga proses pembelajarannya menekankan
pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar
memahami dirinya sendiri dan alam sekitar secara ilmiah.
Dalam pembelajaran IPA banyak berhubungan dengan fenomena alam yang
dapat diamati dan dibuktikan secara langsung. Salah satu materi yang terdapat dalam
pelajaran IPA, yaitu energi panas dan energi bunyi. Apabila guru hanya memberikan
informasi dan pernyataan saja tanpa menunjukkan fenomena fisisnya tentang energi
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
terjadi di lapangan tidaklah demikian. Proses pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
masih belum sesuai dengan harapan. Berdasarkan hasil observasi yang telah
dilakukan terhadap siswa kelas IV di SD Negeri Cibeunying Lembang, menunjukkan
bahwa pembelajaran IPA cenderung teacher centered.
Pembelajaran IPA masih disajikan secara konvensional dimana metode
ceramah merupakan metode yang digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran.
Siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran, hanya duduk diam
ditempatnya masing-masing sehingga kurang dilibatkan secara aktif dalam proses
pembelajaran. Kegiatan siswa dalam pembelajaran IPA hanya menulis, membaca
materi IPA dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru sehingga
pembelajaran IPA cenderung bersifat kognitif karena materi pelajaran mengacu pada
menghapal. Kegiatan belajar mengajar di kelas masih menekankan pada
konsep-konsep yang terdapat di dalam buku yang cenderung hanya berpusat pada teori saja,
sehingga tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk mengamati, menyelidiki dan
membangun pengetahuannya sendiri. Guru hanya menggunakan pedoman buku paket
sehingga kurang memanfaatkan lingkungan dalam proses pembelajaran
Sebagian besar siswa belum menguasai materi pelajaran yang telah guru
sampaikan. Hal tersebut terbukti dari hasil belajar IPA yang diperoleh siswa kelas IV
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 1.1
Nilai Ulangan Harian IPA Siswa Kelas IV
No. Kode Siswa KKM Nilai Ketuntasan
1. TN 64 35 Tidak Tuntas
2. AG 64 50 Tidak Tuntas
3. AK 64 76 Tuntas
4. AS 64 48 Tidak Tuntas
5. DR 64 70 Tuntas
6. HD 64 61 Tidak Tuntas
7. IR 64 58 Tidak Tuntas
8. IR 64 63 Tidak Tuntas
9. JN 64 80 Tuntas
10. KK 64 45 Tidak Tuntas
11. RV 64 77 Tuntas
12. RN 64 75 Tuntas
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
14. RT 64 50 Tidak Tuntas
15. RD 64 58 Tidak Tuntas
16. RFE 64 58 Tidak Tuntas
17. RFI 64 58 Tidak Tuntas
18. SK 64 45 Tidak Tuntas
19. WT 64 62 Tidak Tuntas
20. YD 64 63 Tidak Tuntas
Berdasarkan tabel diatas, hasil persentase siswa yang belum mencapai KKM
sebanyak 15 orang siswa atau sebesar 75% dengan nilai rata-rata kelas, yaitu 59,35.
Sedangkan KKM yang ditetapkan untuk pelajaran IPA di SDN Cibeunying adalah 64.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa belum menguasai materi pelajaran dengan
baik, akibat tidak mampu berkonsentrasi saat kegiatan belajar, serta kurang
menunjukkan minatnya terhadap pembelajaran. Diduga faktor penyebabnya adalah
penggunaan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang sesuai dengan
sifat bahan dan tidak sesuai dengan tujuan pengajaran.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan upaya memperbaiki
kualitas pembelajaran agar tujuan pengajaran yang diharapkan dapat tercapai. Guru
sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang
kreatif untuk kegiatan siswa di dalam kelas. Salah satu kegiatan yang harus dilakukan
oleh guru adalah melakukan pemilihan dan penentuan metode yang tepat sesuai
bahan ajar.
Guru perlu menggunakan metode yang membuat proses pembelajaran
menjadi bermakna bagi siswa. Kehadiran metode menempati posisi penting dalam
penyampaian bahan pelajaran, karena bahan pelajaran tidak akan bermakna bagi
siswa apabila penyampaiannya menggunakan strategi yang kurang tepat. Dengan
teknik-Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
teknik penyajian yang bervariasi sebagai salah satu komponen yang menunjang
keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Penggunaan metode yang variatif, membantu
siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran sehingga dapat memahami materi
pembelajaran dengan baik.
Menurut Djamarah dan Zain (2010:75) “dalam pemilihan metode
pembelajaran, guru perlu mempertimbangkan berbagai hal seperti latar belakang
siswa, tujuan pengajaran, kondisi kelas, serta fasilitas yang menunjang proses
pembelajaran”. Berdasarkan keadaan siswa di SDN Cibeunying, diperlukan suatu
metode yang membuat siswa lebih bergairah serta ikut terlibat secara aktif dalam
proses pembelajaran.
Ada beberapa alternatif dalam menerapkan metode pembelajaran yang sesuai
untuk pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi. Salah satu alternatif
metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa serta tujuan pengajaran IPA
mengenai materi energi panas dan energi bunyi untuk meningkatkan hasil belajar
siswa adalah dengan metode eksperimen.
Kegiatan pembelajaran dengan metode eksperimen ini lebih diarahkan pada
pengalaman belajar langsung atau pembelajaran yang berpusat pada siswa. Peran
guru hanya sebagai fasilitator, sedangkan siswa lebih aktif dan mendominasi proses
belajar. Sebagaimana dikemukakan oleh Syaiful Sagala (2013:220) bahwa
Metode eksperimen adalah percobaan untuk membuktikan suatu pertanyaan
atau hipotesis tertentu. Metode eksperimen adalah cara penyajian bahan
pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk
membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari.
Melalui metode pembelajaran eksperimen, siswa diberikan kesempatan untuk
mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu
objek, menganalisis, membuktikan, dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mampu ikut aktif dan mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan belajar untuk
dirinya, serta mengenal berbagai alat untuk melakukan eksperimen. Selain itu
pembelajaran dengan cara eksperimen dapat membantu guru dalam menghubungkan
materi ajar dengan dunia nyata misalnya mengungkap hubungan antara pengetahuan
atau teori dengan peristiwa kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, metode eksperimen merupakan suatu metode pembelajaran
dengan pemberian pengalaman langsung kepada siswa sehingga pembelajaran dapat
lebih bermakna sangat sesuai dengan pembelajaran IPA pada materi energi panas dan
energi bunyi. Hal ini pula sesuai dengan karakteristik siswa SD dalam tahapan
perkembangan operasional konkrit, sehingga diharapkan hasil belajar siswa dapat
ditingkatkan. Peningkatan ini ditandai dengan meningkatnya pengetahuan siswa
tentang suatu proses, mampu menganalisa objek pengamatan dan percobaan, dan
mampu menarik kesimpulan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melaksanakan
penelitian tindakan kelas di kelas IV SDN Cibeunying Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat dengan judul “Penerapan Metode Eksperimen untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA Materi Energi Panas dan
Energi Bunyi.”
A. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas merupakan hal yang
penting agar memiliki gambaran dalam penelitian serta terarah sehingga
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, secara umum
permasalahan yang akan diteliti adalah “Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar
siswa di kelas IV pada pembelajaran IPA Materi Energi Panas dan Energi Bunyi
melalui Penerapan Metode Eksperimen?”
Untuk menjawab permasalahan tersebut, penulis menjabarkan beberapa
pertanyaan penelitian yang mengarahkan kepada jawaban terhadap permasalahan
utama penelitian.
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
dengan menerapkan metode eksperimendi kelas IV SDN Cibeunying?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
dengan menerapkan metode eksperimen di kelas IV SDN Cibeunying?
3. Bagaimana hasil pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi dengan
menerapkan metode eksperimen di kelas IV SDN Cibeunying?
B. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan, maka penelitian ini
secara umum bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV pada
pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi melalui penerapan metode
eksperimen. Sedangkan secara khusus, penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut.
1. Mengetahui perencanaan pembelajaran IPA tentang energi panas dan energi bunyi
dengan penerapan metode eksperimendi kelas IV SDN Cibeunying
2. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran IPA tentang energi panas dan energi bunyi
dengan penerapan metode eksperimen dalam upaya peningkatan hasil belajar
siswa di kelas IV SDN Cibeunying
3. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa di kelas IV SDN Cibeunying pada
pembelajaran IPA tentang energi panas dan energi bunyi dengan penerapan
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu C. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat serta kontribusi
yang luas baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mendapatkan teori baru, sehingga
dapat menambah kekayaan khazanah intelektual pada pembelajaran IPA materi
energi panas dan energi bunyi melalui penerapan metode eksperimen yang dapat
meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas IV. Sehingga dapat dijadikan acuan
dalam pengembangan penelitian tindakan kelas selanjutnya serta sebagai upaya kerja
sama antara sekolah, guru dan peneliti yang lain untuk memperbaiki proses
pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi :
a. Siswa, diharapkan hasil penelitian dapat menumbuhkan motivasi dan minat
belajar siswa pada saat pembelajaran IPA sehingga berdampak pada
meningkatnya pemahaman siswa mengenai materi energi panas dan energi bunyi.
b. Guru, diharapkan hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pemilihan dan
pertimbangan dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan
dalam kegiatan belajar mengajar. Sebagai salah satu masukan serta pengalaman
bagi guru untuk menerapkan metode eksperimen.
c. Sekolah, diharapkan hasil penelitian dapat memberikan gambaran dalam
menerapkan kebijakan mengenai metode eksperimen sehingga dapat diterapkan
oleh guru yang lain serta menjadi jalan keluar dalam permasalahan pembelajaran
IPA.
d. Peneliti, diharapkan hasil penelitian dapat meningkatkan pengetahuan dan
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dan menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan, menambah
pengetahuan dan wawasan tentang peranan guru untuk meningkatkan pemahaman
siswa dalam pembelajaran IPA, serta dapat memberikan pengalaman yang
berharga dan motivasi bagi peneliti untuk memilih metode pembelajaran yang
kelak diterapkan di sekolah.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
“Penerapan Metode Eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
pembelajaran IPA Materi Energi Panas dan Energi Bunyi di Kelas IV SD Negeri
Cibeunying Lembang”
E. Definisi Operasional
Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui penerapan metode eksperimen
dalam meningkatkan hasil belajar siswa, dengan penjabaran sebagai berikut.
1. Metode Eksperimen
Metode Eksperimen adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran yang
melibatkan siswa secara langsung untuk melakukan percobaan dengan mengalami
dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajarinya. Dalam proses belajar dan
mengajar dengan metode eksperimen ini, siswa melakukan manipulasi terhadap
variabel tertentu untuk mencari dan membuktikan kebenaran suatu hukum atau dalil
melalui pengamatan terhadap suatu objek, dan menarik kesimpulan atas proses yang
dialaminya. Dalam penelitian ini, metode eksperimen dilakukan dengan melibatkan
siswa secara berkelompok untuk membuktikan sendiri konsep perpindahan energi
panas dan sifat-sifat energi bunyi dengan tujuan dan langkah-langkah eksperimen,
mengamati prosesnya, membuat laporan hasil percobaan, membacakan hasilnya dan
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Pembelajaran IPA
Pembelajaran IPA adalah proses belajar yang dilakukan siswa dengan
menggunakan metode eksperimen untuk memperoleh pengetahuan mengenai alam
semesta beserta isinya melalui pengalaman langsung. Fokus pembelajaran IPA pada
penelitian ini, yaitu pada materi energi panas dan energi bunyi dikelas IV Semester II
pada Standar Kompetensi (SK) 8: Memahami berbagai bentuk energi dan cara
penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari (KD) 8.1: Mendeskripsikan energi
panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya. Materi energi
panas yang dibahas untuk penelitian ini adalah sumber energi panas, manfaat energi
panas untuk kehidupan, dan perpindahan energi panas. Sedangkan materi untuk
energi bunyi meliputi sumber energi bunyi, bunyi dihasilkan dari benda yang
bergetar, serta sifat-sifat energi bunyi.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar
pada aspek kognitif diukur melalui tes berupa uraian yang dinyatakan dalam nilai tes
berupa angka. Aspek afektif diukur melalui observasi yang dilakukan ketika siswa
melakukan eksperimen dengan menggunakan lembar observasi yang dinyatakan
dalam persentase, yang meliputi tanggung jawab terhadap alat percobaan, kerjasama
kelompok dalam diskusi dan percobaan, dan ketelitian dalam melakukan pengamatan.
Sedangkan untuk aspek psikomotor diukur melalui observasi yang dilakukan ketika
siswa melakukan eksperimen dengan menggunakan observasi kinerja yang
dinyatakan dalam persentase, yang meliputi merangkai dan menggunakan alat
percobaan, melakukan eksperimen, melakukan pengamatan, mengumpulkan data, dan
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan sebagai suatu kajian, refleksi diri, serta tindakan
terhadap proses pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV
SD Negeri Cibeunying Lembang. Oleh karena itu, metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang didukung dengan
data-data kuantitatif
Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu penelitian yang bersifat
praktis yang dilakukan oleh seorang guru untuk melakukan penilaian kembali
terhadap praktek pembelajaran yang telah dilakukannya dengan maksud untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran yang mencakup proses dan hasil belajar.
Penelitian Tindakan Kelas menjadi upaya untuk mengamati kegiatan
pembelajaran siswa dengan sebuah tindakan (treatment) dalam rangka perbaikan
yang secara sengaja dilaksanakan demi meningkatkan kualitas tindakan di dalam
kelas yang terdiri dari beberapa siklus dan tahapan dilaksanakan oleh pendidik atau
peneliti untuk kepentingan peningkatan kualitas pendidik ataupun manajemen
pembelajaran di dalam kelas.
B. Model Penelitian
Di dalam penelitian tindakan kelas ada beberapa model menurut para ahli
yang dapat digunakan sebagai pedoman serta gambaran dalam merancang dan
melaksanakan penelitian tindakan. Model yang akan dikembangkan dalam penelitian
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Wiriaatmadja, 2008:66). Di dalam model ini memiliki beberapa tahapan yaitu
perencanaan (plan), tindakan (act), pengamatan (observe) serta refleksi (reflect).
Tahap-tahap penelitian yang ditempuh pada setiap siklus dijelaskan secara rinci
sebagai berikut :
1. Perencanaan (Plan)
Tahap perencanaan tindakan ini disusun sebelum melakukan tindakan
pembelajaran di kelas. Perencanaan tindakan dimulai dengan mempersiapkan
RPP yang akan digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran dengan
kompetensi dasar mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di
lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya melalui penerapan metode eksperimen.
Selain itu, disusun lembar evaluasi untuk mengukur kemampuan kognitif siswa
pada materi energi panas dan energi bunyi, lembar penilaian proses untuk
mengukur kemampuan afektif dan psikomotor siswa saat melakukan kegiatan
eksperimen, serta mempersiapkan lembar observasi guru dan siswa untuk
mengamati kegiatan guru dan siswa dalam proses pelaksanaan pembelajaran di
kelas, dan catatan lapangan.
2. Pelaksanaan (Act)
Rencana tindakan yang telah disusun, kemudian dilaksanakan dengan mengacu
pada RPP yang telah disiapkan sebelumnya.
3. Observasi (Observe)
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan untuk
mengamati dan merekam aktivitas belajar siswa serta suasana pembelajaran yang
terjadi di kelas. Semua aktivitas pada saat pembelajaran diobservasi melalui
catatan lapangan dan lembar observasi guru dan siswa. Dalam penelitian ini,
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sebagai pihak yang membantu peneliti untuk mengamati kegiatan pembelajaran.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan
rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya.
4. Refleksi (Reflect)
Tahap ini meliputi kegiatan menganalisis, memaknai, menjelaskan dan
menyimpulkan data yang diperoleh dari pengamatan. Dalam kegiatan refleksi,
hasil-hasil yang diperoleh dan permasalahan yang muncul pada pelaksanaan
tindakan dipakai sebagai dasar untuk melakukan perencanaan ulang pada siklus
berikutnya.
Secara keseluruhan keempat tahapan dalam PTK ini membentuk suatu
siklus yang diikuti siklus-siklus lain secara berkesinambungan seperti sebuah
spiral. Apabila pada tahap pelaksanaan siklus pertama belum menunjukkan hasil
yang diharapkan, maka perlu disusun kembali rencana untuk melaksanakan pada
siklus kedua. Demikian seterusnya hingga hasil yang diharapkan dapat tercapai.
Tahap-tahap penelitian dapat dilihat dalam Alur Penelitian Tindakan
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pelaksanaan
Observasi
Perencanaan
Pelaksanaan
Observasi
Perencanaan
Pelaksanaan
Observasi Refleksi I
Refleksi II
Refleksi III
Observasi Awal
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3.1
Alur Model Kemmis dan Mc.Taggart
C. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Cibeunying Lembang, yang terletak di
Jalan Maribaya Timur Kampung Cibeunying No.94 Cibodas Kecamatan
Lembang Kabupaten Bandung Barat.
2. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas mengenai penerapan metode eksperimen untuk
meningkatkan hasil belajar IPA ini diperkirakan akan selesai selama 4-5 bulan.
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas IV semester genap SD Negeri Cibeunying
Lembang tahun ajaran 2013/2014. Subjek yang ditetapkan siswa kelas IV
sebanyak 20 orang. Dengan jumlah laki-laki 9 orang dan perempuan 11 orang.
D. Prosedur Penelitian
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Prosedur penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti terdiri dari tiga siklus.
Pada setiap siklus terdapat 4 tahapan yaitu, perencanaan (planning), tindakan
(action), observasi (observation), dan refleksi (reflection). Sebelum memulai siklus I,
peneliti melaksanakan pra perencanaan tindakan sebagai berikut :
1. Tahap Pra Perencanaan Tindakan
Sebelum melaksanakan tindakan pada siklus I, peneliti melaksanakan tahap
pra perencanaan sebagai berikut :
a. Menentukan sekolah dan kelas yang akan dijadikan tempat penelitian
b. Permohonan izin kepada Kepala Sekolah SD Negeri Cibeunying Lembang
c. Observasi untuk memperoleh gambaran keadaan proses belajar mengajar,
mengenal kemampuan siswa, cara guru mengajar didalam kelas, aktivitas siswa
dan hasil yang diperoleh pada saat pembelajaran IPA
d. Melakukan wawancara tak berstruktur dengan guru kelas IV dan siswa mengenai
pembelajaran IPA
e. Mengidentifikasi permasalahan dengan menganalisis kurikulum pada mata
pelajaran IPA
f. Menentukan pokok bahasan dengan mengkaji standar kompetensi dan kompetensi
dasar mengenai energi
g. Studi literatur, hal ini dilakukan untuk memperoleh teori yang akurat mengenai
permasalahan yang akan dikaji
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti berencana akan melaksanakan penelitian sebagai
berikut:
a. Siklus I
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dalam tahap perencanaan peneliti akan membuat perencanaan sebagai berikut:
menyusun instrumen pembelajaran berupa RPP dengan menerapkan metode
eksperimen beserta kriteria penilaian dan kunci jawaban, mempersiapkan media
pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran, menyusun instrumen
observasi berupa lembar observasi dan catatan lapangan untuk merekam aktivitas
guru dan siswa serta instrumen evaluasi yang diperlukan dalam pelaksanaan
tindakan seperti lembar kerja siswa (LKS), lembar evaluasi untuk mengukur
kemampuan kognitif siswa pada materi energi panas dan energi bunyi, lembar
penilaian proses untuk mengukur hasil belajar afektif dan psikomotor siswa,
merencanakan metode dan teknik pengolahan data sesuai dengan kepentingan
penelitian.
2) Pelaksanaan (action)
Pelaksanaan siklus I direncanakan satu pertemuan sesuai dengan RPP yang telah
disusun. Secara garis besar pelaksanaan tindakan tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut :
a) Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari sebelumnya
b) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi yang akan dipelajari, yaitu
energi panas
c) Guru memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran dan garis besar
materi yang akan dipelajari
d) Guru mengelompokkan siswa untuk melakukan kegiatan eksperimen
e) Guru mengondisikan tempat duduk siswa
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
g) Siswa melakukan eksperimen secara berkelompok tentang perpindahan energi
panas dengan pedoman LKS dibawah bimbingan guru
h) Setelah kegiatan kelompok selesai, dilanjutkan dengan diskusi kelas yang
dipandu oleh guru untuk membahas hal-hal yang belum terselesaikan dalam
kegiatan kelompok
i) Guru membagikan soal evaluasi
j) Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu
k) Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran tentang konsep sumber
energi panas, manfaat energi panas, serta perpindahan energi panas
3) Observasi (observation)
Kegiatan observasi dilakukan pada saat berjalannya proses tindakan. Observasi
dilaksanakan oleh guru sebagai peneliti dan mitra peneliti (teman sejawat dan
guru kelas SDN Cibeunying) sebagai observer. Guru mengobservasi aktivitas
siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Sedangkan mitra peneliti
melakukan observasi dengan mengamati guru yang sedang mengajar dan siswa
yang sedang belajar dengan menggunakan lembar observasi yang telah
dipersiapkan sehingga dapat mengetahui aktivitas guru dan siswa selama proses
pembelajaran dengan penerapan metode eksperimen.
4) Refleksi (reflection)
Refleksi dilaksanakan dengan mengevaluasi kelebihan dan kekurangan selama
proses pembelajaran pada siklus I sehingga dapat diperbaiki pada siklus II.
Kegiatan refleksi dilakukan dengan cara berdiskusi dengan mitra peneliti dan
guru kelas IV sebagai observer. Selain itu, kegiatan refleksi dapat dilakukan
dengan menganalisis data yang diperoleh dari lembar observasi sehingga dapat
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu b. Siklus II
Pada siklus II ini, kegiatan pembelajaran yang dilakukan disesuaikan dengan
hasil refelksi siklus pertama. Sama halnya dengan kegiatan siklus pertama,
tahapannya diawali dengan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
1) Perencanaan
Pada tahap perencanaan siklus II ini disusun RPP berdasarkan hasil refleksi yang
telah dilakukan pada siklus I dengan rincian sebagai berikut: menyusun instrumen
pembelajaran berupa RPP yang menggunakan Metode Eksperimen,
mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran,
mempersiapkan perangkat- perangkat pembelajaran yang perlu dipersiapkan dan
dikembangkan seperti Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar evaluasi, kriteria
penilaian dan kunci jawaban serta mempersiapkan instrumen observasi.
2) Pelaksanaan
Langkah ini merupakan lanjutan pelaksanaan tindakan dari isi rencana yang telah
dipersiapkan, yaitu melakukan langkah- langkah pembelajaran tentang materi
energi bunyi dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen.
Dalam langkah pembelajaran pada siklus II ditambahkan beberapa kegiatan yang
didasarkan pada hasil refleksi I, diantaranya adalah sebelum eksperimen
dilakukan seperti meminta siswa untuk mengumpulkan terlebih dahulu alat dan
bahan yang ditugaskan agar siswa tidak memainkan alat dan bahan sebelum
kegiatan eksperimen dilakukan. Untuk pembagian kelompok, peneliti membagi
siswa menjadi tujuh kelompok yang disesuaikan dengan keinginan siswa agar
siswa lebih bersemangat dalam melakukan percobaan dan suasana kelas menjadi
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kelompoknya dengan mengatur tempat duduk terlebih dahulu agar terlihat lebih
rapi sehingga memudahkan guru untuk memperhatikan serta membimbing siswa
pada saat melaksanakan kegiatan eksperimen. Guru menyampaikan peraturan
untuk pelaksanaan kegiatan eksperimen dengan menerapkan sistem punishment
untuk siswa yang tidak disiplin dan tidak serius saat pembelajaran dan
memberikan reward untuk siswa yang aktif dan tertib serta memberitahu batas
waktu untuk melakukan kegiatan eksperimen. Guru memberikan pertanyaan
kepada siswa yang kurang aktif terlibat dalam diskusi agar memperhatikan dan
mau berdiskusi dengan temannya.
3) Observasi
Pada tahap observasi, observer tetap melihat aktivitas pembelajaran yang
dilakukan oleh guru model dengan menerapkan metode eksperimen.berdasarkan
lembar observsi yang telah dirancang.
4) Refleksi
Refleksi dilaksanakan dengan mengevaluasi kelebihan dan kekurangan selama
proses pembelajaran pada siklus II sehingga dapat diperbaiki pada siklus III.
Semua data yang diperoleh dari lembar observasi dianalisis sehingga dapat
diperbaiki dan disesuaikan kembali pada siklus berikutnya, yaitu siklus III.
c. Siklus III
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus ketiga ini disesuaikan dengan
hasil refleksi siklus kedua. Tahapan pelaksanaan tindakan pada siklus III masih sama
dengan kegiatan siklus sebelumnya, yaitu terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1) Perencanaan
Perencanaan dimulai dengan mempersiapkan RPP yang akan digunakan sebagai
pedoman pelaksanaan pembelajaran tentang sifat-sifat energi bunyi setelah
disesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus II.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada siklus III disesuaikan dengan rencana pembelajaran
hasil refleksi siklus II, yaitu melakukan langkah- langkah pembelajaran tentang
materi sifat-sifat energi bunyi dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan
metode eksperimen. Tidak ada perubahan yang signifikan dari pelaksanaan siklus
II hanya pada kegiatan awal, guru memberikan reward kepada siswa yang aktif
dan mendapatkan nilai terbaik saat siklus II. Selain itu, pada persiapan
eksperimen guru mengubah proses pembentukan kelompok yang semula
disesuaikan dengan keinginan siswa, kembali ditentukan oleh guru karena
beberapa siswa yang merasa tidak cocok dengan teman sekelompoknya tidak
melakukan percobaan dengan serius.
3) Observasi
Guru dan mitra peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran
dengan menerapkan metode eksperimen berdasarkan lembar observasi yang telah
dirancang
Setelah melakukan ketiga tahapan tersebut, apabila hasil belajar sudah sesuai
dengan yang diharapkan, maka penelitian dapat dihentikan.
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Penelitian ini menggunakan dua jenis instrumen, yaitu instrumen
pembelajaran dan instrumen pengumpul data. Instrumen pembelajaran digunakan
untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran di kelas, sedangkan instrumen
pengumpul data digunakan untuk memperoleh data dan informasi selama penelitian
berlangsung.
1. Instrumen Pembelajaran
Dalam penelitian ini terdapat dua instrumen pembelajaran, yaitu Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS)
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berisi rancangan kegiatan pembelajaran
secara tertulis yang akan digunakan guru sebagai pedoman dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran. RPP dibuat persiklus yang memuat standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi ajar, metode
pembelajaran, langkah-langkah kegiatan yang disesuaikan dengan tahap-tahap
metode eksperimen, dan evaluasi.
b. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Kerja Siswa digunakan sebagai pedoman bagi siswa dalam melaksanakan
kegiatan eksperimen. LKS memberikan pengalaman langsung berupa
langkah-langkah dalam melakukan sebuah pengamatan untuk membuktikan konsep
perpindahan energi panas dan sifat-sifat energi bunyi sehingga menarik untuk
diikuti siswa, dan siswa menyimpulkan hasil percobaan yang mereka lakukan.
LKS disusun dengan mempertimbangkan kesesuaian antara indikator atau tujuan
pembelajaran dengan konsep yang akan disampaikan. Dalam penelitian ini, LKS
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Instrumen Pengumpul Data
a. Pedoman Obsevasi
Menurut Sugiyono (2013:145) “observasi sebagai teknik pengumpulan data
mempunyai ciri yang spesifik yang tidak terbatas pada orang tetapi juga objek-
objek alam yang lain”. Sehingga dengan observasi dapat melihat secara langsung
dan nyata aktivitas guru dan siswa saat pembelajaran di dalam kelas. Dalam
penelitian ini menggunakan empat pedoman observasi, yaitu pedoman observasi
aktivitas guru, pedoman observasi aktivitas siswa, pedoman observasi hasil
belajar aspek psikomotor, dan aspek afektif. Observasi dalam penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui :
1) Keterlaksanaan proses pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen.
Lembar observasi berisi tahapan pembelajaran dengan menggunakan metode
eksperimen beserta keterangan. Pedoman observasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pedoman observasi aktivitas guru dan siswa selama
pembelajaran. Data yang diperoleh digunakan sebagai alat bantu dalam
mengumpulkan data tentang aktivitas guru dan siswa dalam proses
pembelajaran, sehingga diperoleh data untuk merencanakan tindakan pada
pembelajaran berikutnya.
2) Hasil belajar yang telah dicapai siswa pada ranah afektif dan psikomotor
Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dengan
menggunakan rubrik berupa pedoman pensekoran untuk menentukan tingkat
kemahiran siswa dalam mengerjakan tugas dalam kegiatan eksperimen.
Aspek-aspek afekif yang diobservasi antara lain tanggung jawab terhadap alat
percobaan, kerjasama kelompok dalam diskusi dan percobaan, dan ketelitian
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
diobservasi adalah merangkai dan menggunakan alat percobaan, melakukan
eksperimen, melakukan pengamatan, mengumpulkan data, dan membuat
laporan hasil praktikum.
b. Catatan Lapangan
Catatan lapangan pada dasarnya berisi deskripsi atau paparan tentang latar kelas
dan aktivitas pembelajaran. Catatan lapangan berguna untuk mencatat hal-hal
yang tidak termasuk dalam pedoman observasi, sehingga catatan lapangan adalah
pelengkap data observasi. Data yang dicatat berkaitan dengan interaksi belajar
baik guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa, pengelolaan kelas,
pembelajaran di kelas dengan menerapkan metode eksperimen, pelaksanaan
kegiatan eksperimen, serta antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan metode eksperimen.
c. Tes Tertulis
Menurut Arikunto (2009:53) “tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan
untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan
aturan-aturan yang sudah ditentukan”. Tes yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis yang akan diberikan pada kegiatan akhir pembelajaran. Tes
tertulis ini adalah untuk mengukur hasil belajar yang diperoleh siswa pada ranah
kognitif setelah pemberian tindakan. Tes yang diberikan kepada siswa berbentuk
uraian sebanyak lima butir soal.
d. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk menggambarkan apa yang terjadi di kelas pada
saat pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen. Peneliti menggunakan
alat dokumentasi berupa kamera digital untuk dijadikan bukti didalam laporan
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
Kegiatan pengolahan data merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
memasukkan data dan hasil yang diperoleh selama penelitian. Melalui pengolahan
data ini akan diungkapkan mengenai cara pengukuran hasil belajar siswa. Pengukuran
nilai tersebut diambil dari tes belajar siswa dan penilaian proses saat siswa melakukan
kegiatan eksperimen. Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi data hasil
observasi dan data hasil post test. Data hasil post test diolah untuk mengetahui
perkembangan hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Sedangkan data hasil
observasi menggambarkan hasil belajar siswa dalam ranah afektif dan psikomotor.
Pengolahan data dilakukan penelitian ini melalui dua macam cara, yaitu :
1) Pengolahan data Kualitatif
Pengolahan data kualitatif berdasarkan atas hasil observasi yang dilakukan
oleh mitra peneliti. Cara yang dilakukan untuk mengolah data tersebut yaitu dengan
menafsirkan hasil observasi yang didapatkan di kelas kemudian mendeskripsikan dan
meyimpulkannya.
2) Pengolahan data Kuantitatif
Pengolahan data kuantitatif berupa hasil tes tertulis siswa terhadap soal-soal
yang diberikan guru dengan patokan jawaban benar. Teknik pengolahan data
kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Penilaian ketuntasan belajar siswa mengikuti yang diberlakukan oleh sekolah,
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sama dengan 64. Sedangkan kriteria kelas dinyatakan tuntas belajar adalah jika 75%
hasil belajar siswa melebihi batas KKM yang telah ditentukan. Dengan asumsi 25%
memiliki keterbatasan dalam pembelajaran dan diantaranya mengalami kesulitan
belajar yang sulit untuk ditingkatkan. Untuk menentukan berapa persen siswa yang
tuntas dalam pembelajaran IPA materi Energi Panas dan Energi Bunyi melalui
penerapan metode eksperimen adalah sebagai berikut :
Sedangkan untuk menghitung nilai yang diperoleh siswa pada setiap siklus
adalah sebagai berikut :
Kemudian untuk memperoleh nilai rata-rata kelas setiap siklus, yaitu
menggunakan rumus sebagai berikut :
Untuk pengolahan data hasil observasi ranah afektif dan psikomotor
menggunakan rating scale. Skor pada setiap kategori dijumlahkan. Skor yang
diperoleh siswa pada ranah afektif dan ranah psikomotor kemudian dihitung
persentasenya dengan menggunkan rumus
Persentase Ketuntasan =
x 100%
Nilai =
x 100%
Nilai rata-rata =
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
[image:36.612.206.474.113.349.2]Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.1
Klasifikasi Persentase Aspek Afektif
Persentase Kategori
80% atau lebih Sangat Baik
60%-79% Baik
40%-59% Cukup
21%-39% Rendah
0-20% Rendah Sekali
(Saadah Ridwan, 2000:13 dalam Toho Fervin 2010: 45)
Tabel 3.2
Klasifikasi Persentase Aspek Psikomotor
Persentase Kategori
90% atau lebih Sangat Terampil
75% - 89% Terampil
55% - 74% Cukup Terampil
Persentase Aspek =
[image:36.612.186.472.549.639.2]Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
31% - 54% Kurang Terampil
0 - 30% Sangat Kurang Terampil
(Luhut Panggabean, 1989:32 dalam Toho Fervin, 2010:45)
Setelah mengumpulkan data aktivitas guru dan siswa kemudian mengolah
keterlaksanaan setiap tahap-tahap penerapan metode eksperimen dengan mengolah
[image:37.612.184.491.356.488.2]data sebagai berikut :
Tabel 3.3
Klasifikasi Persentase Keterlaksanaan Aktivitas Guru dan Siswa
Persentase Kategori
87,60% - 100% Sangat Baik
62,60% - 87,50% Baik
37,60% - 62,50% Cukup
25,00% - 37,50% Kurang
0,00 – 24,90% Sangat Kurang
(Mulyadi dalam Sarni, 2011:33)
2. Teknik Analisis Data
Menurut Sanjaya (2011:106) data yang terkumpul tidak akan bermakna tanpa
dianalisis yakni diolah dan diinterpretasikan. Sehingga setelah melaksanakan
Persentase =
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tindakan di dalam penelitian tindakan kelas data yang terkumpul dianalisis sebagai
bahan refleksi. Di dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif dalam analisis data.
1) Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk
angka. Analisis kualitatif digunakan pada data yang diperoleh dari hasil observasi
tentang keterlaksanaan metode eksperimen pada pembelajaran IPA pokok bahasan
energi panas dan energi bunyi. Peneliti mengumpulkan data dari sudut pandang
peneliti sebagai guru dan mitra peneliti sebagai observer. Data tersebut kemudian
dianalisis dan dilakukan perbaikan untuk pembelajaran berikutnya jika diperlukan.
2) Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka. Analisis kuantitatif
digunakan pada data hasil tes aspek kognitif, data hasil observasi pada aspek afektif
dan psikomotor, data observasi keterlaksanaan aktivitas guru dan siswa. Data tersebut
diolah kemudian disimpulkan tentang keberhasilan tindakan setiap siklus.
I. Jadwal Penelitian
Waktu penelitian yang akan dilaksanakan diperkirakan berlangsung selama
empat bulan. Di mulai dari bulan Maret sampai dengan Juni 2014. Urutan kegiatan
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
[image:39.612.106.571.146.636.2]Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.4
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan
Bulan Pelaksanaan
Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Observasi
2. Penyusunan Proposal 3. Pengajuan
Proposal 4. Pelaksanaan
Proposal
Siklus 1
Perencanaan
Pelaksanaan dan observasi
Refleksi
Siklus II
Perencanaan Pelaksanaan dan observasi
Refleksi
Siklus III
Perencanaan Pelaksanaan dan observasi
Refleksi
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis terhadap kegiatan pembelajaran
IPA tentang konsep energi panas dan energi bunyi melalui penerapan metode
eksperimen, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Perencanaan pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi melalui
penerapan metode eksperimen disusun dalam bentuk Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Perencanaan pembelajaran yang disusun setiap siklus tidak
memiliki perbedaan yang signifikan. Perubahan perencanaan pada siklus II yang
didasarkan atas hasil refleksi siklus I adalah dalam langkah-langkah
pembelajaran. Beberapa kegiatan ditambahkan sebelum eksperimen dilakukan,
yaitu meminta siswa mengumpulkan terlebih dahulu alat dan bahan yang
ditugaskan sebelum kegiatan eksperimen dilakukan, membagi siswa menjadi
tujuh kelompok, mengatur tempat duduk siswa terlebih dahulu agar terlihat lebih
rapi sehingga memudahkan guru untuk memperhatikan serta membimbing siswa
pada saat melaksanakan kegiatan eksperimen, menyampaikan peraturan untuk
pelaksanaan kegiatan eksperimen dengan menerapkan sistem reward dan
punishment, memberikan pertanyaan kepada siswa yang kurang aktif terlibat
dalam diskusi. Selain pada langkah-langkah kegiatan, dilakukan perbaikan dalam
penyusunan materi pelajaran agar lebih sistematis, menyesuaikan pelaksanaan
pembelajaran dengan alokasi waktu yang telah direncanakan. Pada siklus III,
tidak ada perubahan yang signifikan, hanya pada kegiatan awal guru memberikan
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Selain itu, pada persiapan eksperimen guru mengubah proses pembentukan
kelompok yang semula disesuaikan dengan keinginan siswa, kembali ditentukan
oleh guru. Perencanaan pembelajaran yang matang berpengaruh terhadap
pelaksanaan kegiatan pembelajaran sehingga dapat berjalan dengan baik. RPP
telah disusun secara sistematis berdasarkan sistematika yang berlaku serta
disesuaikan dengan tahap-tahap metode eksperimen. Hal tersebut dapat terlihat
dengan adanya peningkatan pada penilaian RPP Penelitian. Nilai rata-rata RPP
pada siklus I sebesar 3,3 artinya sudah baik. Pada siklus II sebesar 3,8 dan siklus
III sebesar 4. Artinya RPP pada siklus III sudah sangat baik karena perencanaan
yang telah dibuat sudah sesuai dengan aspek-aspek yang terdapat dalam penilaian
RPP.
2. Pelaksanaan pembelajaran IPA tentang energi panas dan energi bunyi
dikembangkan dengan memperhatikan tahapan-tahapan pembelajaran dengan
menerapkan metode eksperimen yang mencakup aktivitas guru dan siswa yang
berlangsung dengan baik. Secara umum, pelaksanaan pembelajaran dengan
menerapkan metode eksperimen pada pembelajaran IPA materi energi panas dan
energi bunyi di kelas IV SDN Cibeunying dapat terlaksana dengan baik. Hal
tersebut terlihat dari keterlaksanaan aktivitas guru dan siswa pada siklus I
mencapai 87% dan 62%. Untuk siklus II, keterlaksanaan aktivitas guru dan siswa
mengalami peningkatan dari sebelumnya, yaitu sebesar 95% dan 84%. Pada
siklus III, keterlaksanaan aktivitas guru dan siswa mencapai 100%. Hal tersebut
menandakan aktivitas guru dan siswa berlangsung dengan baik selama proses
pembelajaran dan telah sesuai dengan perencanaan pembelajaran berdasarkan
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA tentang energi panas dan
energi bunyi dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik pada aspek kognitif,
afektif maupun psikomotor. Hal tersebut dapat terlihat pada nilai rata-rata dan
ketuntasan belajar siswa yang mengalami peningkatan. Untuk perolehan hasil tes
aspek kognitif siklus I dengan nilai rata-rata kelas 65, nilai rata-rata kelas pada
siklus II 74,5 dan siklus III 81,5. Ketuntasan belajar siswa berdasarkan KKM
juga mengalami peningkatan. Persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I
adalah 65%. Jumlah siswa yang sudah berhasil mencapai KKM sebanyak 13
orang. Pada siklus II, persentase ketuntasan belajar berdasarkan KKM sebesar
70% dengan jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 14 orang.
Untuk siklus III persentase ketuntasan belajar berdasarkan KKM sebesar
meningkat pesat menjadi 90% dengan jumlah siswa yang mencapai KKM
sebanyak 18 orang. Pada hasil belajar aspek afektif, perolehan rata-rata persentase
skor pada siklus I termasuk dalam kategori baik, yaitu 69%. Hasil belajar untuk
aspek afektif pada siklus II adalah sebesar 81% masih termasuk dalam kategori
baik. Sedangkan nilai rata-rata perolehan hasil belajar pada aspek afektif pada
siklus III adalah sebesar 94% dan termasuk dalam kategori sangat baik. Untuk
hasil belajar aspek psikomotor, perolehan nilai rata-rata pada siklus I sebesar 66%
termasuk dalam kategori terampil, pada siklus II sebesar 79% termasuk dalam
kategori terampil, dan perolehan hasil belajar aspek psikomotor pada siklus III
meningkat menjadi 92% termasuk dalam kategori sangat baik. Berdasarkan hasil
tersebut terlihat bahwa pada setiap siklus terdapat peningkatan hasil belajar pada
aspek kognitif, afektif dan psikomotor, baik dari nilai rata-rata kelas maupun
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu B. Saran
Berdasarkan hasil temuan pada pelakasanaan penelitian dengan menerapkan
metode eksperimen pada pembelajaran IPA tentang energi panas dan energi bunyi
untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SDN Cibeunying Kecamatan
Lembang Kabupaten Bandung Barat, peneliti ingin merekomendasikan beberapa hal,
yaitu :
1. Bagi Guru
Apabila guru akan menerapkan metode eksperimen pada pembelajaran IPA,
sebaiknya guru perlu memahami teori tentang metode eksperimen agar saat akan
melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru dapat merencanakan segala sesuatu
yang diperlukan dalam kegiatan eksperimen dengan lebih matang. Selain itu,
sebelum pembelajaran berlangsung, guru perlu menyampaikan tahapan
eksperimen yang akan dilakukan agar siswa lebih memahami kegiatan
eksperimen yang akan dilakukannya. Guru juga hendaknya memberikan tugas
kepada setiap siswa dalam kelompoknya pada saat diskusi agar setiap siswa
memiliki tugas dan peranannya masing-masing sehingga tidak ada siswa yang
hanya duduk diam memperhatikan siswa lain yang sedang bekerja. Guru harus
dapat mengelola kelas dengan baik agar proses pembelajaran dapat berjalan
dengan kondusif. Guru perlu memiliki inovasi dalam pembelajaran dengan
menerapkan berbagai metode dalam rangka menciptakan suasana pembelajaran
yang menyenangkan dan dapat meningkatkan antusias siswa untuk belajar. Selain
itu, penilaian pada ranah afektif dan psikomotor juga harus menjadi perhatian
guru sehingga penilaian tidak hanya dititikberatkan terhadap hasil belajar kognitif
saja melainkan sikap dan tingkah laku serta keterampilan siswa ikut andil dalam
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Bagi Sekolah
Hendaknya sekolah dapat memberikan fasilitas yang memadai untuk menunjang
proses pembelajaran sehingga inovasi, dan kreasi guru dapat lebih
dimaksimalkan. Selain itu, hasil belajar yang diharapkan dapat terwujud dengan
baik. Sekolah juga harus dapat memotivasi tenaga pengajar untuk menerapkan
berbagai metode maupun model pembelajaran yang lain untuk meningkatkan
gairah siswa dalam belajar.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya.
Diharapkan peneliti selanjutnya dapat memahami berbagai metode pembelajaran
yang disesuaikan dengan materi pelajaran atau bahan ajar agar penelitian
selanjutnya dapat berjalan dengan baik dan mendapatkan hasil yang optimal.
Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam hal tidak melibatkan pembuatan
hipotesis di setiap percobaan. Selain itu, LKS kegiatan 1 pada siklus I terdapat
bahan-bahan yang kurang menunjang terhadap tujuan percobaan, seperti kaleng
bekas seharusnya diganti dengan bahan yang transparan, tidak usah menggunakan
sendok, menambahkan bahan seperti koran untuk dijadikan alas saat percobaan
berlangsung, menambahkan gambar alat dan bahan yang telah dirangkai untuk
memudahkan siswa, menambahkan waktu pemanasan serta menanyakan arah
perpindahan serbuk serta gerakan yang terjadi berhubungan dengan aliran air
atauu bukan. Untuk LKS kegiatan 2 pada siklus I percobaan kurang sesuai dengan
tujuan. Kegiatan tersebut lebih tepat menentukan jenis bahan yang termasuk ke
dalam konduktor. Selain itu terdapat pertanyaan yang kurang relevan dengan
tujuan, serta menambahkan perhitungan waktu saat percobaan berlangsung.
Untuk kegiatan 3, LKS harus dilengkapi dengan pertanyaan-pertanyaan arahan
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tidak termasuk kegiatan eksperimen melainkan kegiatan observatif. Untuk
peneliti selanjutnya diharapkan sebelum percobaan, melakukan pemilihan alat
dan bahan yang lebih sesuai dengan tujuan percobaan serta dilengkapi gambar
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2009) Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
BSNP. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Devi, K.P. dan Anggraeni,S. (2008) Ilmu Pengetahuan Alam SD dan MI Kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas.
Djamarah, S.B dan Zain, A. (2010) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Fervin, T. (2010) Penerapan Pembelajaran Fisika Berais Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Skripsi, Sarjana pada FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia.
Hernawan, H. dkk. (2007) Belajar dan Pembelajaran SD. Bandung: UPI PRESS.
Putra, S.R. (2013) Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis SAINS. Yogyakarta: DIVA Press.
Hesty Sari Pratiwi, 2014
Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Rositawaty,E. dan Muharam,A. (2008) Senang Belajar IPA untuk Kelas IV Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas.
Sagala, S. (2013) Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, W. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prenada Media Group
Samatowa, U. (2010) Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks
Sarni. (2011) Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Konsep Pesawat Sederhana Melalui Pemanfaatan Alat Peraga. Skripsi, Sarjana FIP, Universitas Pendidikan Indonesia.
Sudjana, N. (1995) Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Sudjana, N. (2013) Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: ROSDA
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sulistyanto,H. dan Wiyono,E. (2008) Ilmu Pengetahuan Alam SD dan MI Kelas IV.