• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI TENTANG DAMPAK DINAMIKA PENDUDUK TERHADAP PERENCANAAN PENYEDIAAN KESEMPATAN BELAJAR BAGI POPULASI USIA SEKOLAH DASAR DI KOTAMADYA MANADO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI TENTANG DAMPAK DINAMIKA PENDUDUK TERHADAP PERENCANAAN PENYEDIAAN KESEMPATAN BELAJAR BAGI POPULASI USIA SEKOLAH DASAR DI KOTAMADYA MANADO."

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

<ft."' fa STUDI TENTANG

tfAMPAK DINAMIKA PENDUDUK TERHADAP PERENCANAAN

PENYEDIAAN KESEMPATAN BELAJAR BAGI

POPULASI USIA SEKOLAH DASAR Dl KOTAMADYA MANADO

TESIS

Diajukan Kepada Panitia Ujian Tesis

Institut Keguruan Oan llmu Pendidikan Bandung Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat

Program Pasca Sarjana Bidang Studi

ADMINISTRASI PENDIDIKAN

OLE H

HENGKIE B. LENGKONG Nomor Pokok : 403/A/XVI-8

FAKULTAS F A S C A S A R J A N A

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN B A N D U N G

(2)

DISETUJUI DAN DISAHKAN TIM PEMBIMBING

Prof. DR. OT SUTISNA, MSc. Ed.

PEMBIMBING I

FAKULTAS FASCA SARJANA

(3)

Ira I d a<f a h :

i-Set e *t c a *t a a *t I ^ado/ted 6 ).

a t n

ctan ^Ste Jenaian Jt/:a irtain ^ylemat

m a i ( t a r t

V1 f<? t a a n

Ocmoga mendatangkan kelegahan

bagi J6ieriku dan Orangiuaku

Scria menjadi dumber Jvi<6piratil

bagi jAnakku X^rcinta ;

J^yumngiua4 Olivia

a a r t

(4)

DAFTAR I SI

, . ' Halaman

HALAMAN JUDUL i

PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN TIM PEMBIMBING i i

FALSAFAH DAN PERSEMBAHAN i i i

KATA PENGANTAR iv

UNGKAPAN SUARA BATHIN YANG TERDALAM DALAM BENTUK

PENGHARGAAN DAN UCAPAN TERIMA KASIH vi

DAFTAR ISI xvi

DAFTAR TABEL xviii

DAFTAR GAMBAR xx

DAFTAR DIAGRAM xxi

BAB I. PENDAHULUAN 1

A. Permasalahan 1

1. Latar Belakang Masalah 1

2. Definisi dan Rumusan Masalah . . . 16

B. Tujuan Penelitian 21

1. Tujuan Umura 21

2. Tujuan Khusus Penelitian 22

C. Kegunaan Penelitian . . . 23

D. Paradigma Penelitian ZU,

BAB II. STUDI KEPUSTAKAAN 28

A. Teori Dan Konsep Yang Relevan Dengan

Masalah 28

1. Model Analisis Aspek Kependudukan

Dalam Konteks Penerapan Metodologi

Perencanaan Pendidikan 28

2. Model Analisis Kuantitatif Sistem Pendidikan dan Proyeksi Arus

Enrolmen ^9

3. Model Perencanaan Pemetaan Sekolah

Sebagai Aset Bagi Pemerataan

Kesempatan Belajar 83

(5)

Hal am an

B. Rangkuman Hasil Studi Kepustakaan

Dalam Hubungannya Dengan Permasalahan 107

BAB III. PROSEDUR PENELITIAN 109

A. Tujuan Khusus Operasional . 109

Be Populasi 111

C Anggapan Dasar dan Pembatasan

Masalah Penelitian 112

1. Anggapan Dasar 112

2. Pembatasan Masalah Penelitian. . . 113

D. Metoda Penelitian Dan Teknik

Pengum-pulan Data 115

1. Metoda Penelitian 115

2. Teknik Pengumpulan Data 116

E. Model Pengolahan Data 118

1. Model-model Analisis Aspek

Kepen-dudukan 119

2. Analisis Populasi Usia Sekolah Yang Ada Dalam Sistem dan diluar

Sistem Persekolahan 123

3. Model Analisis Proyeksi Enrolmen . 126

4. Model Analisis Proyeksi Kebutuhan

dan Penyediaan Guru Bidang . . . . 130 5. Analisis Penyediaan Ruangan. . . . 132 6. Model Analisis Proyeksi Penyediaan

Meja Bangku Bagi Proses Belajar. . 134 7. Model Analisis Penyediaan

Kebutuh-an Buku Paket BidKebutuh-ang Studi dKebutuh-an

Cerita Bergambar 136

8. Analisis Kualitatif Pengembangan

LPTK Satu Atap (Sistem Tunggal). . 138 9. Model Analisis Kualitatif

Pengelo-laan Sumber Daya-Dana 1^2

10. Model Analisis Pemetaan Sekolah. . 1Z+^

BAB IV. HASIL PENELITIAN 1/+7

(6)

Hal am an

1. Analisis Aspek Dinamika Penduduk 147

a. Proyeksi Populasi Usia SD 148

b. Proyeksi Enrolmen Sekolah Dasar. . . . 150

c. Analisis Proyeksi Arus Enrolmen SD

Menurut Wilayah Kotamadya Manado . . . 152 d. Rasio Populasi Usia SD yang Berada

Dalam Sistem dan di luar Sistem. . . . 158 e. Deskripsi Arus Enrolmen

(masuk-ke-luar kota, mengulang, drop-out dan

out-put) Sekolah Dasar Kota Manado . . 161

f. Analisis Deskriptif Daya Guna Fasi-litas Belajar-Mengajar, Guru dan

Enrolmen SD di Kotamadya Manado. . . . 163

2. Analisis Penyediaan Kesempatan Belajar Bagi Populasi Usia Sekolah Dasar

Menu-rut Wilayah Kotamadya Manado 168

a. Analisis Penyediaan Guru Bidang . . . 168 b. Analisis Kualitatif Pengembangan

LPTK (IKIP) Sebagai Pembina Tunggal

Dalam Penyediaan Guru Bidang 172 c. Perkiraan Penyediaan Fasilitas Fisik

Sekolah Berdasarkan Prinsip Pemetaan

Sekolah Secara Terpadu 174

B. Diskusi Hasil Penelitian 186

1. Aspek Dinamika Penduduk Kota Manado . . . 186

2. Dinamika Populasi Usia SD Kota Manado . . 193 3. Penyediaan Kesempatan Belajar Bagi Popu

lasi Usia SD di Kotamadya Manado. . . 197 4. Analisis Kualitatif tentang Model

Penge-lolaan Sumber Dana Bagi Pembiayaan

Program Penyediaan Kesempatan Belajar . . 220

5. Analisis tentang Perencanaan Pemetaan

Sekolah Dasar Terpadu dengan Perencana

an Kota Manado 224

BAB. V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 234

A. Kesimpulan 234

B. Rekomendasi 244

DAFTAR KEPUSTAKAAN 250

LAMPIRAN-LAMPIRAN :

I. RINGKASAN TESIS 254

II. HASIL PENGOLAHAN DATA 260

III. CURRICULUM VITAE 268

(7)

Hal am an

TABEL 1 : PERBANDINGAN ENROLMEN SD. DENGAN

ESTIMASI POPULASI USIA 6 - 1 2 TAHUN.. 53 TABEL 2 : DISTRIBUSI POPULASI MENURUT WILAYAH

KOTAMADYA MANADO : 1970 - 1992. . . . 148

TABEL 3 : PERKIRAAN POPULASI USIA 0 - 6 TAHUN

YANG AKAN MENJADI ENROLMEN SD KOTA

MANADO TAHUN 1986/1987 - 1992/1993... 1/+9

TABEL 4 : PROYEKSI POPULASI USIA 0 - 6 TAHUN

YANG AKAN MENJADI ENROLMEN SD PADA

TAHUN 1986/1987 - 1992/1993 151

TABEL 5 : PROYEKSI ENROLMEN SD PADA PUSAT WI

LAYAH PEL AY AN AN PENDIDIKAN MANADO

UTARA TAHUN 1986/1987 - 1992/1993. . 153

TABEL 6 : PROYEKSI ENROLMEN SD PADA PUSAT

WILAYAH PEL AY ANAN PENDIDIKAN MANADO

TENGAH TAHUN 1986/1987 - 1992/1993..

! 56

TABEL 7 : PROYEKSI ARUS ENROLMEN SD PADA PUSAT

WILAYAH PELAYANAN PENDIDIKAN MANADO

SELATAN TAHUN 1986/1987 - 1992/1993-. 157

TABEL 8 : DINAMIKA POPULASI USIA 6 - 1 2 TAHUN

DI DALAM SISTEM DAN DI LUAR SISTEM

SD. KODYA MANADO TAHUN 1981/1982

SAMPAI 1985/1986 159

TABEL 9 : DISTRIBUSI POPULASI USIA SD 6 - 12

TAHUN BERDASARKAN PUSAT WILAYAH

DI KODYA MANADO 160

TABEL 10 : JUMLAH POPULASI USIA 6 - 12 TAHUN

YANG MELAMAR, DITERIMA, PINDAH,

MASUK, DAN DROP OUT DI KODYA MANADO .

TABEL 11 : ANALISIS DESKRIPTIF DAYA GUNA FASILI-TAS BELAJAR MENGAJAR, MURID DAN GURU

SD. KODYA MANADO DARI AWAL PELITA III

SAMPAI AKHIR PELITA IV 164

(8)

TABEL 11

TABEL 12

TABEL 13

TABEL 14

TABEL 15

Hal am an

PERKIRAAN PENYEDIAAN KEBUTUHAN GURU

BIDANG STUDI SEKOLAH DASAR MENURUT

WILAYAH KOTAMADYA MANADO 1986/1987

SAMPAI 1992/1993 171

PERKIRAAN PENYEDIAAN RUANGAN BAGI

PROSES BELAJAR-MENGAJAR MENURUT PUSAT WILAYAH KOTAMADYA MANADO

1986/1987 SAMPAI 1992/1993. • • •

PERKIRAAN PENYEDIAAN RUANGAN KERJA

KEPALA SEKOLAH, RUANG KERJA GURU BIDANG, PERPUSTAKAAN DAN GUDANG

SEKOLAH . . . •

174

176

PERKIRAAN PENYEDIAAN KEBUTUHAN MEJA BANGKU MENURUT PUSAT WILAYAH KOTA

MADYA MANADO, 1986/1987 - 1992/1993. 177

PERKIRAAN PENYEDIAAN BUKU PAKET BI

DANG STUDI DAN CERITA BERGAMBAR ME

NURUT WILAYAH KOTAMADYA MANADO

(9)

GAMBAR J :

GAMBAR 2 :

GAMBAR 3 :

GAMBAR 4 :

GAMBAR 5 :

GAMBAR 6 :

GAMBAR 7 :

GAMBAR 8 :

GAMBAR 9 :

GAMBAR !0: GAMBAR 11: GAMBAR 12: GAMBAR 13: GAMBAR 14: GAMBAR 15: GAMBAR 16:

Hal am an

MODEL PERENCANAAN PENDIDIKAN :

PENDEKATAN TUNTUTAN SOSIAL. . 3

MODEL SISTEM INFORMASI PENDIDIKAN ... 32

APPARENT NON-SCHOOLING GAPS FOR AL

TERNATIVE RATES OF INCREASE IN

ENROLMENT : PRIMARY SCHOOL 55

MODEL PENDEKATAN SISTEM PENDIDIKAN. . . 57

MODEL STRUKTUR ENROLMEN SEKOLAH DASAR

MENURUT TINGKAT 59

MODEL ARUS SISWA DALAM SISTEM SEKOLAH . 60

MODEL SKEMATIK ARUS SISWA DALAM PROSES

PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR 61

MODEL PROYEKSI ENROLMEN SEKOLAH DASAR . 64

MODEL KURVA RECTANGULAR HYPERBOLA

TENTANG SUPPLY AND DEMAND 73

MODEL PROSES DAN TAHAPAN PERENCANAAN

PENDIDIKAN 93

MODEL PERENCANAAN KONSTRUKSI GEDUNG

SEKOLAH 97

MODEL NOMOTETIS - IDEOGRAFIS 99

RANGKUMAN HASIL STUDI KEPUSTAKAAN

DENGAN PERMASALAHAN PENELITIAN . . . .108

MODEL PENGELOLAAN SUMBER PEMBIAYAAN

PROGRAM DAN PEMBANGUNAN FISIK DAN NON

FISIK SEKOLAH 223

MODEL SATUAN PELAYANAN PENDIDIKAN

TERINTEGRASI DENGAN PENDUDUK 228

PERENCANAAN PEMETAAN SEKOLAH DASAR

DI KOTAMADYA MANADO 229

(10)

DIAGRAM I

DIAGRAM 2

DIAGRAM 3b

DAFTAR DIAGRAM

Halaman

: PARADIGMA PENELITIAN 24

: SKEMATA ARUS ENROLMEN SEKOLAH

DASAR MENURUT TINGKAT DI KOTA

MADYA MANADO, 1980/1981 SAMPAI

1985/1986 162

DIAGRAM 3a : GRAFIK PERKEMBANGAN PENYEDIAAN

GURU DAN ENROLMEN SEKOLAH DASAR

INPRES DAN NEGERI 180

GRAFIK PERKEMBANGAN PENYEDIAAN

GURU DAN KEADAAN ENROLMEN SEKOLAH

DASAR SWASTA DI KOTAMADYA MANADO

1981/1982 - 1985/1986 181

DIAGRAM 1+ : RANGKUMAN HASIL PENELITIAN 184

[image:10.595.89.503.157.749.2]
(11)

PENDAHULUAN

A. Permasalahan.

1. Latar Belakang Masalah.

a. Aspek Dinamika Penduduk Dan Dampaknya Ter

hadap Perencanaan Pendidikan.

Aspek kependudukan dan perencanaan pendi

dikan merupakan dua dimensi yang saling berhubungan.

Sebab dinamika penduduk merupakan dimensi utama da

lam perencanaan pendidikan. Artinya bahwa seorang

perencana (planners) dalam merancang sistem pendi

dikan dan kebutuhan pendidikan di masa depan,

membutuhkan

data informasi tentang dinamika pen

duduk itu sendiri. Karena data dasar tentang kepen

dudukan merupakan masukan utama (main input) dalam

penerapan metodologi perencanaan pendidikan.

Perubahan penduduk pada umumnya (general po

pulation) memberikan dampak terhadap perubahan popu

lasi usia sekolah (school age population) yang mem

butuhkan pelayanan pendidikan di masa depan.

Kare-nanya, tanpa mengetahui kecenderungan pertumbuhan

penduduk (dynamics population trend) melalui sumber

informasi resmi, berarti seorang perencana tidak

mungkin mampu mengantisipasi kemungkinan perubahan

(12)

populasi usia sekolah (school age population) pada

masa depan.

Studi tentang dampak dinamika penduduk ter

hadap perubahan populasi usia sekolah dasar yang

akan menjadi enrolmen di masa depan, adalah

seja-lan dengan perencanaan penyediaan kesempatan bela

jar. Dalam hal ini, Gavin W. Jones (W.C. Robinson,

1975 : 71) mengatakan bahwa : "Study of the flow

of students through a school system is parallel

to the study of the dynamics of populations".

Sejalan dengan pandangan tersebut, Mohammad Fakry

Gaffar (1987 : 59) menegaskan bahwa :

Analisis data dasar tentang kependudukan adalah satu keharusan dalam perencanaan pen didikan, karena pendidikan membina manusia. Artinya informasi dasar yang dibutuhkan oleh pendidikan adalah mempunyai nilai strategik untuk menentukan siapa yang berhak memperoleh kesempatan pendidikan dan berapa besar jumlah-nya. Penduduk yang bagaimanakah dan dimana

lokasi mereka. Informasi tentang kependudukan

ini diambil dari hasil 6ensus penduduk.

Sumber informasi resmi yang representatif

untuk mendapatkan data dasar tentang keseluruhan

jumlah penduduk, adalah Biro Pusat Statistik (BPS).

Institusi tersebut merupakan instrumen utama bagi

perencana dalam rangka analisis data dasar pendu

duk untuk jangka waktu atau periode terakhir, ke

mudian sampai pada analisis proyeksi penduduk un

(13)

Russel G. Davis (1980 : 3) mengemukakan

satu model perencanaan yang berhubungan dengan

pendekatan tuntutal sosial dalam pendidikan ter

padu dengan pertumbuhan (dinamika) penduduk,

yai-tu sebagai berikut :

The bases for the forecast are the standard

components of demography : a base year popula tion : additions to the population through births; reduction of the population through deaths; and net changes in the population (plus or minus) through migration. Fertility, morta lity, and migration rates determine the

proyec-tions.

Berdasarkan pemikiran tersebut, Sussel G. Davis

(1980 : 4) mengembangkan suatu model proyeksi to

tal penduduk dalam jangka waktu 5-10 tahun

ter-akhir dan hubungannya dengan proyeksi sistem pen

didikan, seperti tampak dalam gambar di bawah ini :

(14)

Keterangan :

P = Penduduk yang ada pada tahun dasar.

P' s Total penduduk yang diproyeksi untuk lima ta

hun mendatang berdasar data penduduk pada ta

hun dasar.

P" = Total penduduk yang diproyeksi untuk 10 tahun

mendatang.

S = Sistem pendidikan yang ada sekarang.

S' = Total sistem pendidikan yang diproyeksi untuk

5 tahun mendatang berdasarkan dinamika pendu

duk usia sekolah.

S" = Total sistem pendidikan yang diproyeksi untuk

10 tahun mendatang sesuai tuntutan sosial.

U = Urbanisasi atau migrasi (mobilitas) penduduk

yang turut mempengaruhi total penduduk.

Model pendekatan perencanaan pendidikan ter

sebut di pandang sangat relevan bagi semua tingkat

dan jenis pendidikan, terutama sistem sekolah dasar.

Tingkat sekolah dasar di sini sesungguhnya merupa

kan indikator bagi jenis dan tingkat pendidikan

yang lebih tinggi.

Pendekatan tuntutan sosial dalam perencana

an pendidikan sekolah dasar merupakan pangkal tolak

bagi perencanaan sistem persekolahan yang lebih

tinggi. Dikatakan demikian, karena sekolah dasar

(15)

5

kependudukan dan langsung menjadi populasi usia

sekolah (the corresponding school age population)

pada tingkat awal. Jadi, dengan mengetahui secara

keseluruhan populasi usia sekolah dan arus enrol

men kelas I sampai VI sekolah dasar, berarti

da-pat diestimasi berapa besar arus enrolmen untuk

tingkat SMTP, SMTA sampai Perguruan Tinggi dengan

melihat faktor-faktor yang terjadi selama proses

belajar untuk semua jenis dan jenjang pendidikan,

seperti pindahan (masuk-keluar), mengulang, drop

out dan lulusan.

Dengan mendasarkan perhatian pada populasi

usia sekolah dasar 6-12 tahun, maka perencanaan

dalam penyediaan kesempatan belajar bagi tuntutan

yang ada (supply and demand), perlu memperhatikan

kebijakan pemerintah atau tujuan pendidikan nasio

nal suatu negara yang menjadi arah dan strategi

pembangunan pendidikan dalam rangka mencerdaskan

bangsa. Karenanya perencanaan berdasarkan pende

katan ini

seyogyanya memprioritaskan atau

men-targetkan apa-apa yang menjadi tujuan tersebut.

Hussel G. Davis (1980 : 42) memberikan indikator

yang relevan dengan pendekatan perencanaan terha

(16)

The term social demand is applied to at

least three different forms of educational

planning : (1) when plan targets are primari ly (but never completely) expressed in demo

graphic terms -e.g. "Primary education will

be provided for 2.3 million children, age

6 - 12;"(2) when plan targets are based on national (international) goals warranted by social ethical value; e.g. "All citizens are are entitled to basic education;" (3) when plan projections are based on analysis of aggregated private demand for some level and

type of education; a.g. "Given these income

levels, this tuition level and this scholar

ship availability, demand for higher educa

-tion will yield an enrollment of..."

Pendekatan pertama dan ke dua dipandang sangat

relevan dengan amanat pasal 31 ayat (1) UUD 1945

yang mengatakan bahwa "tiap-tiap warga negara

berhak atas pendidikan dan pengajaran". Bilamana

pernyataan ini diaplikasikan ke dalam bentuk pe

rencanaan sekolah dasar yang didasarkan atas

ke-cenderungan pertumbuhan penduduk, maka dalam rang

ka mencerdaskan bangsa atau penduduk untuk "bebas"

dari buta huruf, berarti setiap penduduk tanpa

terkecuali harus mendapatkan kesempatan belajar

dalam kaitan dengan usaha pencapaian tujuan pen

didikan nasional. Tujuan pendidikan nasional un

tuk tingkat sekolah dasar, dicanangkan program

kewajiban belajar dalam rangka pemerataan kesem

(17)

Masalahnya adalah bagaimanakah upaya me

-nyeimbangkan dan menyelaraskan antara aspirasi

dan tuntutan sosial dengan penerapan metodologi

perencanaan pendidikan dalam proses penyediaan

kesempatan belajar bagi populasi usia sekolah

dasar pada satu wilayah, sehingga dalam

implemen-tasinya tampak adanya keseimbangan arus enrolmen

yang ada pada satu wilayah dengan wilayah lainnya.

b. Beberapa Kenyataan Dan Kasus Tentang Peren canaan Penyediaan Kesempatan Belajar Bagi

Populasi Usia Sekolah Dasar ( 6 - 1 2 tahun)

Di Kotamadya Manado.

Penelitian ini dilaksanakan dengan

memusat-kan perhatian pada beberapa kenyataan yang menjadi

masalah atau kasus-kasus yang berhubungan dengan

aspek dinamika populasi dan dampaknya bagi peren

canaan penyediaan kesempatan belajar bagi populasi

usia sekolah dasar di Kotamadya Manado.

Menurut kenyataan, pertumbuhan penduduk

Kotamadya Manado bersifat dinamik-konstan dan sebaran

penduduk tidak merata dan berimbang antara

wilayah Manado Utara, Manado Tengah dan Manado

Selatan, terutama disebabkan oleh mobilitas

pen-duduknya cenderung terkonsentrasi pada wila

(18)

Pada tahun 1971, penduduk dari wilayah

lain yang memasuki Kotamadya Manado adalah sebesar

2,83 persen dari jumlah penduduk Kota Manado, dan

penduduk yang keluar sebesar 2,65 persen. Pada ta

hun 1980, penduduk yang masuk wilayah Kota Manado

sebesar 2,44 persen dari total penduduk kotamadya

Manado serta penduduk yang keluar kota sebesar 2,11

persen.

Dari perbandingan tingkat prosentase penduduk

yang masuk kota dan yang keluar kota Manado, sesung-gnhnya tidak terlihat adanya perbedaan yang berarti. Fenomena dinamika penduduk tersebut, tampak masalah

kritis (crucial) yaitu besamya status "penduduk

mu-siman" pada wilayah Kota Manado sehingga menyulitkan

bagi sensus penduduk dan proyeksi penduduk.

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan

muncul-nya penduduk musiman tersebut adalah karena cukup

besamya intensitas populasi usia sekolah SMTP, SMTA

dan Perguruan Tinggi (PT) yang berasal dari wilayah

Kabupaten Minahasa, Bolaang Mongondow, Gorontalo dan

Sangihe dan Talaud untuk mendapatkan kesempatan pen

didikan di Kota Manado. Setelah menamatkan pendidik

an, ada yang langsung kembali ke wilayah daerahnya

dan ada pula yang lebih cenderung menetap dan

menca-ri pekerjaan di kota Manado. Selain itu ada juga pen

duduk dari daerah-daerah tersebut datang dan tinggal

(19)

dengan status sebagai buruh tani nelayan, pekerja

industri kecil, menengah dan berat (bidang

permesin-an), bidang jasa dan Iain-lain.

Akihat dari fenomena mobilitas penduduk dan

status penduduk musiman tersebut, bahwa pertumbuhan

penduduk.Kota Manado semakin padat serta

mengakibat-kan pula luas arealnya menjadi sempit. Hal ini tidak

hanya membawa dampak bagi ruang hidup penduduk,

teta-pi lebih luas lagL membawa problema yang krusial bagi

pembangunan daerah perkotaan termasuk pembangunan

sek-tor pendidikan.

Sehubungan dengan dampak dinamika penduduk

dan kepadatan penduduk serta distribusi penduduk kota

Manado yang tidak merata (seimbang), mengakibatkan

dinamika populasi usia sekolah dasar khususnya tidak

merata antara wilayah Manado Utara, Tengah dan Selatan.

Karena tidak berimbangnya pertumbuhan populasi usia

sekolah tersebut, akibatnya arus enrolmen sekolah

dasar antara wilayah pelayanan pendidikan tersebut

tidak merata pula.

Dinamika. penduduk sebagaimana digambarkan

ter-dahulu, jelas membawa dampak terhadap perencanaan

pendidikan khususnya dalam rangka penyediaan kesem

patan pendidikan bagi populasi usia sekolah dan ke

mungkinan pelaksanaan rencana pemetaan sekolah.

Untuk menganalisis masalah. krusial dari dina

(20)

penduduk dalam hubungan dengan penyediaan kesempatan

belajar bagi populasi usia sekolah dasar, maka

solu-sinya yang representatif adalah didasarkan pada pen

dekatan matematik dan evaluatif dalam proses penerap-an metodologi perencpenerap-anapenerap-an pendidikpenerap-an. Pendekatpenerap-an stu di evaluatif di sini digunakan bagi analisis dampak lingkungan kota (ANDAL-KOTA) yang tertujuh pada

ren-cana pemetaan sekolah karena disebabkan oleh dampak

perkembangan kuantitatif penduduk dan masalah krusial

mengenai kondisi geografis wilayah kota Manado.

Berdasarkan pada masalah krusial tersebut, ma

ka penelitian ini diarahkan pada kemungkinan diadakan

pemetaan sekolah (school mapping) berdasarkan

indika-tor perencanaan kota (city planning), dengan tujuan

untuk pemerataan kesempatan belajar menurut wilayah dan distribusi penduduk; dan sebagai aset bagi pelak-"sanaan sistem rayonisasi sekolah dasar.

Program kewajiban belajar nasional turut mem-berikan kontribusi positif bagi pemetaan sekolah da lam rangka pelaksanaan sistem rayonisasi sekolah di kota Manado. Tujuan khusus daripada pemetaan sekolah

adalah untuk menciptakan situasi belajar yang kondu-sif, dinamis dan efektif serta menata lingkungan se kolah yang aman dan tertib dari gangguan lalu lintas

(21)

Perencanaan pemetaan sekolah dalam rangka

pelaksanaan sistem rayonisasi sekolah dasar di ko

ta Manado, merupakan aset yang strategis untuk

me-nangkal masalah dinamika penduduk yang krusial itu

dan sebagai alternatif untuk mencari solusi bagi kecenderungan 'penduduk mencari sekolah1 kemudian berbalik arah kecenderungan 'sekolah mencari pen duduk ' .

Kecenderungan dewasa ini dimana penduduk

cenderung mencari sekolah, karena penyediaan ke

sempatan belajar bagi populasi usia sekolah di

kota Manado belum direncanakan sesuai tuntutan dan

kondisi wilayah tersebut. Hal ini disebabkan karena

belum adanya kebijakan pemetaan sekolah dalam rang

ka pelaksanaan rayonisasi sekolah sehingga arus en

rolmen sekolah dasar tidak berimbang antar wilayah.

Selain itu, lokasi. pembangunan gedung SD. belum

berdasarkan prinsip pemetaan sekolah dan city plann

ing.

Dari sejumlah pemikiran tersebut di atas,

maka kenyataan penyediaan kesempatan belajar bagi

populasi usia SD di kota Manado, dapat dikemukakan

sebagai bwrikut :

a. Perencanaan pendidikan dasar di kota Manado

diamati belum berjalan sebagaimana kebutuhan nyata.

b. Perencanaan penyediaan kesempatan belajar

(22)

menunjukkan bahwa antara aspek-aspek penyediaan

dan kebutuhan atau tuntutan (supply and demands)

terjadi deskrepansi. Nyatanya bahwa rasio guru

-murid dan rasio gedung SD serta ruangan belajar

dengan total enrolmen tidak proporsional. Artinya,

penyediaan guru melebihi tingkat kebutuhan dan

penyediaan gedung tidak memperhitungkan arus en

rolmen. Akibatnya daya tampung sekolah dasar di

Kotamadya Manado mengalami kelebihan (surplus),

padahan perpustakaan dan buku paket mengalami

ke-kurangan (shortages).

c. Penyediaan gedung SD INPRES tidak berdasar

kan studi kelayakan sesuai dengan prinsip-prinsip

perencanaan pendidikan dan prinsip pemetaan seko

lah dasar di Kotamadya Manado.

d. Bahwa perencanaan pendidikan sekolah dasar

di kotamadya Manado, tampak terlalu gegabah atau

bersifat "premature". Dengan diperkuat oleh satu

semboyan 'dari pada tidak, lebih baik laksanakan'.

e. Penyediaan gedung SD belum mengikuti model

pemetaan sekolah terpadu dengan Rencana Induk Kota

(RIK) Manado. Karena kenyataannya bahwa lokasi SD

cenderung ditempatkan pada tcmpat-tempat yang ramai

dan mempunyai daya tarik penduduk, yaitu dengan

(23)

dekat pusat pertokoan, terminal, pasar kota dan

Iain-lain.

f. Rencana Induk Kota (RIK) Manado, tampak

belum dirancang secara terpadu dengan perencana

an pemetaan sekolah dasar dalam rangka

pemerata-an kesempatpemerata-an belajar sesuai distribusi penduduk

dan populasi usia sekolah yang akan menjadi enrol

men. Kenyataannya, bahwa pusat pengembangan wila

yah pendidikan sesuai RIK adalah berpusat di wila

yah Manado Selatan.

g. Adanya 'deskrepansi' dalam penyediaan dan

kebutuhan; belum adanya perencanaan pemetaan seko

lah serta RIK Manado belum menggambarkan model ren

cana bagi pemetaan sekolah bahkan sistem informasi

dan koordinasinya tidak jalan, terutama disebabkan

karena kurangnya kemampuan profesional dan kearifan

profesional dalam perencanaan pendidikan baik dari

Dinas PD dan K Kotamadya dan pihak BAPPEDA Dati II

Kotamadya Manado itu sendiri.

Berdasarkan kenyataan dan kasus-kasus terse

but, Jan Turang (1977 : 40) mengingatkan beberapa

hal yang berhubungan dengan perencanaan penyediaan

kesempatan belajar, lokasi sekolah dan proses be

(24)

Dalam pembangunan pendidikan, maka "ruang dan lokasi" perlu dikembangkan guna menampung usia sekolah yang besar dan untuk menjamin be lajar yang produktif. Kita dapat menemukan ke-kurangan ruang belajar, keke-kurangan ruang

prak-tikum, latihan, olaraga, dan Iain-lain. Juga dapat ditemukan lokasi sekolah yang kurang

strategis untuk menampung usia sekolah sebanyak

banyaknya, atau ditempat yang tidak memenuhi syarat belajar yang efektif, seperti di sam -ping bioskop, stasiun, di dekat pasar, dan Iain-lain. Demikian jelaslah, ruang dan lokasi untuk pendidikan membutuhkan pengembangan me lalui perencanaan pendidikan yang mantap dan

e f e k t i f .

Kasus-kasus permasalahan kondisi keruangan atau

kewilayahan yang sempit dan terbatas serta tingkat

kepadatan penduduk cukup tinggi, jelas memberikan

dampak terhadap penerapan rencana pendidikan dan

pembuatan kebijakan bagi sektor pendidikan di Kota

madya Manado. Selain itu, lokasi yang ada disebelah

selatan dan timur dikelilingi oleh gunung dan bukit

bukit, memberikan tantangan dan masalah bagi penye

diaan fasilitas atau unit sekolah dasar yang lebih

layak bagi proses belajar yang efektif.

Walaupun ruang dan lokasi tersebut memberikan

dampak bagi penyediaan fasilitas pendidikan, tetapi

kalau perencanaan pendidikan berfungsi secara cer

mat dan mapan serta adanya kemampuan perencana un

tuk memikirkan, memperhitungkan dan memperkirakan

kemungkinan yang akan terjadi di masa depan, maka

semua problema tersebut minimal dapat ditanggulangi

(25)

kesemrautan, ketimpangan-ketimpangan dan "patolo

gis" dalam perencanaan Kota bahkan terlalu

ge-gabahnya (premature) pengambilan keputusan dalam

penyediaan gedung sekolah dasar.

Terjadinya kesemrautan, ketimpangan dan

patologis dalam perencanaan pendidikan pada masa

lampau hingga dewasa ini justeru karena belum ada

nya rencana pemetaan sekolah dasar dan Rencana

Induk Kota (RIK) Manado yang ditetapkan kurang

menunjang dan belum adanya koordinasi, integrasi

dan singkronisasi antara berbagai sektor pemba

ngunan dalam pusat kota, sub pusat pengembangan

wilayah kota termasuk sub pusat pengembangan se

kolah dasar menurut wilayah dan distribusi popu

(26)

2. Definisi Pan Rumusan Masalah.

Penelitian ini dibatasi dalam dua dimensi yang

saling berhubungan, yaitu : (1) dimensi dinamika pen

duduk; dan (2) dimensi perencanaan pendidikan, khusus

nya penyediaan kesempatan belajar bagi populasi usia

sekolah dasar di Kotamadya Manado, 1986/1987 - 1992/1993.

a. Definisi Operasional.

Yang dimaksud dengan dinamika penduduk, adalah

arus dan gerakan penduduk yang "mobile" dan konstan,

yang terjadi di wilayah perkotaan pada umumnya dan kota

Manado khususnya. Arus dan gerakan penduduk, berhubung

an dengan mobilitas penduduk, in-migration dan out-mi

gration, transmigrasi spontan dan urbanisasi. Dinamika

penduduk, berhubungan juga dengan fertilitas dan pertum

buhan penduduk secara alamiah. Sebaliknya, pertumbuhan

penduduk (total) cenderung dipengaruhi oleh arus dan

gerakan penduduk yang mobile sehingga mengakibatkan

ter-jadinya perubahan-perubahan penduduk (plus or minus).

Arus dan gerakan penduduk di Kota Manado, secara

kuantitatif, sulit diukur. Karena perubahan-perubahan

penduduk yang terjadi, cenderung tidak terkontrol se

hingga sulit bagi pendataan dan untuk memproyeksikannya.

Jadi, karena sulit dikontrol dan diukur, sehingga hanya

dimungkinkan untuk analisis deskriptif-evaluatif

sehu-bungan dengan faktor-faktor pendorong sehingga terjadi

(27)

Mobilitas penduduk di Kota Manado cenderung terjadi karena dampak dari faktor so si al-ekonomik

dan faktor politis. Misalnya dorongan untuk meraperoleh kesempatan pendidikan lebih tinggi di kota, kesempat an kerja dan berusaha, pengembangan karir dst. Demi

kian pula dengan arus dan gerakan penduduk kota Manado

yang cenderung menggeser atau beralih/pindah ke

ping-giran kota, disebabkan oleh dampak perilaku geografis

kota Manado dimana suhu udaranya 'panas1, polusi udara,

bising dan kesemrautan lingkungan kota sehingga membuat

kejenuhan tinggal di kota.

Kecenderungan perubahan penduduk (plus or minus)

tersebut, membawa dampak terhadap pertumbuhan penduduk.

Dalam konteks penelitian ini, dinamika penduduk terse

but juga turut membawa dampak bagi pertumbuhan populasi

usia sekolah.

Pertumbuhan penduduk, secara kuantitatif dapat

diukur. Sebab pertumbuhan penduduk adalah berhubungan

dengan angka-angka pertumbuhan alamiah (kelahiran).

Apabila di Kota Manado cenderung terjadi mobilitas pen

duduk, in-migration atau out-migration, berarti pertum

buhan penduduk kota Manado, tidak hanya disebabkan oleh

tingkat kelahiran dan kematian saja. Hal ini jelas mem

bawa dampak terhadap perencanaan pendidikan.

Namun demikian, aspek pertumbuhan penduduk di sini me

rupakan indikator bagi proyeksi populasi usia sekolah.

(28)

Dimensi dinamika penduduk tersebut, memberikan dam

pak yang berarti bagi penerapan metodologi perencanaan

pendidikan, khususnya dalam rangka penyediaan kesempatan

belajar bagi penduduk usia sekolah dasar di kota Manado.

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini, ber

dasarkan atas dua pendekatan utama yaitu : (a) pendekatan

kuantitatif dengan menggunakan berbagai formula matematik

sesuai data-dokumentatif yang telah tersedia dan terseleksi;

(b) pendekatan kualitatif-evaluatif, sehubungan dengan

as-pek-aspek dinamika penduduk terutama mengenai faktor-faktor

yang mendorong terjadinya mobilitas penduduk dari desa ke

kota Manado, dan pergeseran penduduk dalam kota Manado ke

pinggiran kota karena dampak lingkungan kota dan perilaku

geografis seperti dijelaskan sebelumnya. Pendekatan ini

juga sampai pada pengamatan terhadap kasus yang berhubungan

dengan penyediaan kesempatan belajar bagi populasi usia

sekolah dasar di kota Manado, terutama menyangkut penyedia

an fasilitas (gedung) dan penyelenggaraan sekolah dasar ti

dak berdasarkan prinsip-prinsip school mapping dimana loka

si sekolah diamati kurang layak bagi proses belajar yang

efektif dan produktif.

Pendekatan penelitian tersebut memberikan

data-infor-masi mengenai berbagai fakta dan fenomena sekitar

scope

permasalahan, dan memberikan indikator penting bagi upaya

perencanaan penyediaan kesempatan belajar bagi populasi usia

sekolah dasar di kota Manado; yang mencakup bebera aspek :

(1) Aspek penyediaan kebutuhan guru bidang studi

menurut wilayah kota Manado;

(29)

enrolmen sekolah dasar menurut wilayah;

(3) Aspek penyediaan meja-bangku bagi proses

belajar populasi usia sekolah dasar menurut wilayah;

(4) Aspek penyediaan buku paket belajar bidang

studi bagi populasi usia sekolah yang menjadi en

rolmen dalam sistem pendidikan menurut wilayah;

(5) Aspek pembiayaan program pendidikan mela

lui partisipasi pihak swasta, keluarga (orang tua

murid), masyarakat dan ditunjang oleh PEMDA dalam

upaya penyediaan kesempatan belajar (penyediaan

gedung atau ruangan, meja-bangku, pembuatan pagar

sekolah, pengecatan gedung, perawatan sekolah me

lalui suatu bentuk kerjasama gotong royong dan

kekeluargaan tanpa pamrih bahkan penyediaan dana

secara spontan dari unsur-unsur yang terlibat

lang-sung dalam sistem pendidikan tersebut).

(6) Aspek perencanaan pemetaan sekolah terpadu

dengan city planning dalam rangka pelaksanaan sis

tem rayonisasi sekolah dan bertujuan untuk

pemera-taan kesempatan belajar bagi populasi usia sekolah

dasar menurut sektor (wilayah) pelayanan pendidik

an. Hal ini merupakan suatu pemantapan dari

peng-implementasian program wajib belajar bagi wilayah

Kotamadya Manado.

Berdasarkan aspek-aspek permasalahan dan

fenomena yang merupakan indikator penelitian ini,

(30)

peneli-penelitian secara spesifik, sebagai berikut :

1. Bagaimanakah dinamika penduduk memberikan dampak

terhadap pertumbuhan populasi usia sekolah dan proyeksi

enrolmen sekolah dasar di Kotamadya Manado, tahun 1986/

1987 sampai 1992/1993 ?

2. Bagaimanakah dampak dinamika penduduk usia seko

lah terhadap perencanaan penyediaan kesempatan belajar

bagi arus enrolmen sekolah dasar, sejalan dengan :

(a) Penyediaan kebutuhan guru bidang menurut sektor

pelayanan pendidikan sekolah dasar di Kotamadya

Manado tahun 1986/1987 sampai 1992/1993 ?

(b) Penyediaan ruangan belajar murid, ruang kerja ke

pala sekolah, ruang kerja guru bidang,

perpustaka-an sekolah dperpustaka-an gudperpustaka-ang sekolah di Kotamadya Mperpustaka-anado

1986/1987 sampai 1992/1993 ?

(c) Penyediaan meja-bangku bagi proses belajar seko

lah dasar di Kotamadya Manado, 1986/1987 sampai

1992/1993 ?

(d) Penyediaan buku paket bidang studi dan buku cerita

bergarabar bagi proses belajar-mengajar sekolah

dasar di Kotamadya Manado, tahun 1986/1987 sam

pai 1992/1993 ?

Untuk analisis penyediaan kebutuhan tersebut pada

butir 2 (a, b, c dan d) tersebut, didasarkan pada data

kuantitatif dan melalui pendekatan matematik bagi kemung

kinan proyeksi kebutuhan di masa depan (1986/1987 sampai

(31)

(e) Penyediaan dana, fasilitas, pemagaran se

kolah, pengecatan gedung dan perawatan ge

dung serta lingkungan sekolah dalam rangka

proses belajar melalui kerjasama gotong

royong dan partisipasi secara sukarela da

ri pihak swasta, keluarga dan orang tua

mu-rid (BP3) serta masyarakat; termasuk

penge-lolaan sumber daya dana bagi penyediaan

kesempatan belajar di Kotamadya Manado ?

(f) Perencanaan pemetaan sekolah dasar terpadu

dengan city planning dalam rangka pelaksa

naan sistem rayonisasi sekolah sebagai

ma-nifestasi dari proses pemerataan kesempat

an belajar bagi populasi usia sekolah sehu-bungan pula dengan pemantapan program wajib belajar di Kotamadya Manado ?

B. Tujuan Penelitian.

1. Tujuan Umum.

Tujuan umum penelitian tesis ini adalah un

tuk mendapatkan gambaran tentang dinamika aspek

kependudukan yang langsung memberikan dampak dan

indikator terhadap perencanaan penyediaan kesempat

an belajar bagi populasi usia sekolah dasar dan

implikasinya bagi manajemen perencanaan pemetaan

sekolah secara terpadu dengan city planning atau

(32)

2. Tujuan Khusus Penelitian.

Tujuan khusus yang akan dicapai dalam penelitian

ini, adalah :

a. Untuk mendapatkan gambaran mengenai dinamika pen

duduk yang langsung memberikan dampak terhadap pertumbuh

an dan perkembangan populasi usia sekolah 0 - 6 tahun

yang diperkirakan akan menjadi enrolmen sekolah dasar

(6 - 12 tahun) di masa mendatang.

b. Untuk mengetahui berapa besar porsi penyediaan

kesempatan belajar bagi enrolmen sekolah dasar di masa

depan, selaras dengan :

(1) Penyediaan kebutuhan guru bidang studi sekolah

dasar oleh LPTK (IKIP sebagai alternatif yang

represen-tatif) dan pengembangan fungsi dan peranan LPTK di masa

mendatang;

(2) Penyediaan ruangan belajar, ruangan kerja kepala

sekolah, ruangan kerja guru bidang studi, ruang

perpus-takaan sekolah, dan penyediaan ruangan untuk

gudang/in-ventaris sekolah;

(3) Penyediaan meja bangku bagi proses belajar;

(4) Penyediaan buku paket bidang studi dan buku

ce-rita bergambar; dan

(5) Pengembangan model pengelolaan sumber dana da

lam rangka pembiayaan program penyediaan kesempatan

belajar bagi populasi usia sekolah dasar di Kotamadya

Manado.

(33)

model pemetaan sekolah dasar terpadu dengan city

planning dan sesuai distribusi penduduk kota Manado.

C. Kegunaan Penelitian.

Secara teoritik, penelitian ini memberikan

man-faat bagi upaya pengembangan wawasan ilmu administrasi

pendidikan, khususnya pengembangan metodologi perenca

naan pendidikan sesuai kebutuhan tingkat lokal dan ber

sifat operasional.

Secara praktis-operasional, penelitian ini

ber-guna bagi akselerasi pembanber-gunan pendidikan khususnya

dalam rangka pemantapan penyelenggaraan pembangunan

sekolah dasar terutama bagi proses perencanaan penye

diaan kesempatan belajar bagi populasi usia sekolah

dasar di Kotamadya Manado.

Penelitian ini juga mef-upakan suatu alternatif

sumbangan pikiran yang berarti bagi pemantapan perenca

naan kota (city planning) oleh Pemerintah Daerah tingkat

II Kotamadya Manado.

Di lihat dari segi pengembangan LPTK, penelitian

ini berguna bagi upaya pemberian alternatif fikiran un

tuk pengembangan fungsi dan peranan LPTK. Karena renca

na penyediaan kebutuhan guru bidang studi sesuai tuntut

an kurikulum sekolah dasar dewasa ini, berimplikasi

langsung terhadap penataan kembali fungsi dan peranan

LPTK yaitu dari SPG yang dipandang kurang layak untuk

mengelaarkan calon guru, kemudian fungsi dan peranannya

ditransfer kepada IKIP sebagai lembaga produser calon

(34)

D. Paradigma Penelitian.

Untuk memperkuat paradigma penelitian tesis ini,

akan dikemukakan beberapa asumsi dasar sehubungan dengan

variabel penelitian, sebagai berikut :

1. Dimensi penduduk merupakan dimensi utama dalam

perencanaan pendidikan. Karena aspek kependudukan meru

pakan masukan utama bagi penerapan metodologi perencana

an pendidikan.

2. Dinamika penduduk (pertumbuhan dan perkembangannya)

di lihat dari segi kelahiran, kematian, migrasi dan

mobi-litasnya, memberikan dampak bagi perencanaan penyediaan

kesempatan pendidikan bagi populasi usia sekolah.

3. Populasi usia sekolah yang berhubungan langsung

dengan sistem pendidikan adalah jenjang pendidikan dasar

(corresponding school age population in the educational

primary school system).

4. Studi tentang arus enrolmen dalam proses sistem

pendidikan adalah paralel dengan studi tentang dinamika

populasi. Artinya dinamika penduduk berhubungan langsung

dan mempunyaii keseimbangan dinamik dengan sistem pendidik

a n .

5. Ekspansi pendidikan yang ditandai dengan program

wajib belajar bagi populasi usia sekolah dasar, memberikan

dampak yang besar bagi penyediaan kesempatan belajar

(meliputi : penyediaan kebutuhan guru, gedung, ruangan,

perpustakaan, buku paket bidang studi dan bergambar,

(35)

6. Semakin besar jumlah populasi usia sekolah yang

akan menjadi demand terhadap pendidikan, semakin besar

pula kemungkinan penyediaan kesempatan belajar bagi po

pulasi usia sekolah tersebut.

7. Penduduk usia sekolah dasar akan terus-menerus bertambah (konstan) apabila tidak ada kematian massal

yang diakibatkan oleh bencana alam (gunung api, ban jir),

wabah penyakit, perang, teror/pembajakan/penyanderaan,

dan I a i n - l a i n .

8. Perencanaan pendidikan sekolah dasar di Kodya

Manado bisa jalan apabila ada pemetaan sekolah dalam rang

ka pelaksanaan sistem rayonisasi sekolah. Tujuannya ada

lah untuk pemerataan kesempatan belajar dan pencapaian

keseimbangan dinamik bagi arus enrolmen antar

wilayah-daerah (kota) dalam lingkungan setempat.

9. Untuk mementapkan fencana pemetaan sekolah di ko

ta Manado, maka :

a. Populasi usia sekolah dasar dari wilayah lain

ti-dakan akan mencari kesempatan yang lebih baik di kota

Manado, karena kebutuhan untuk itu tidak difikirkan.

b. Sistem pendidikan sekolah dasar tidak akan

meraper-besar atau menambah lebih dari enam kelas, misalnya menja

di 9 kelas (= 9 tahun) kecuali kelas paralel.

c. Radius jarak antara sekolah dan rumah penduduk da

pat ditempuh dengan jalan kaki (maksimal i mil) dan lokasi

sekolah bebas dari lalu-lintas langsung dan ramai (high way

traffic).

d. Lokasi dan konstruksi gedung SD. harus memperhatikan

(36)

d. Lokasi dan konstruksi gedung SD. serta rasio

mu-rid dengan ruangan harus memperhatikan perilaku geografis

dari lingkungan ekologis setempat. Perilaku geografis

di-sini antara lain mencakup (1) perilaku angin yang berhu

bungan dengan ventilasi ruangan dan berpengaruh terhadap

perilaku proses belajar; (2) tekanan udara atau suhu udara

lingkungan geografis setempat, berpengaruh terhadap peri

laku belajar anak; (3) besamya tekanan udara atau suhu

udara yang ada dalam ruangan, akan berpengaruh bagi peri

laku belajar anak; (4) kecepatan angin pada suatu wilayah

akan berpengaruh terhadap besamya tekanan/suhu udara da

lam ruangan dan memberikan dampak bagi perilaku belajar

anak; (5) letak geografis dan letak bangunan serta venti

lasi gedung yang tidak sesuai dengan arus angin serta

si-nar matahari dalam sehari, akan membawa dampak terhadap

perilaku belajar anak di sekolah; dan (6) rasio antara

murid dan ruangan yang tidak sesuai dengan perilaku geo

grafis tersebut, akan membawa dampak khusus bagi perila

ku belajar anak dan terhadap efektivitas belajar siswa.

10. Tanpa profesionalisme tenaga perencana pendidikan,

maka perencanaan penyediaan kesempatan belajar bagi po

pulasi usia sekolafc dasar di kota Manado tidak akan

ber-jalan mapan dan efektif.

Berdasarkan atas asumsi-asumsi dasar tersebut,

dapat dikemukakan suatu model paradigma penelitian tesis,

(37)

ASSUMPTIONS and' NEEDS ASS-ESMENT

SUPPLYof

EDUCATIO-_kl NAL OPP

^ OBTUNITI-l

for SAP

(6 4-12)

I .(.??£?.. •..! ?80T 1^85.)

Diagram 1 : THE PARADIGM OF RESEARCH PROBLEM.

METHODOLOGY

of enrolment;

PROJECTION and SUPPLY

of EDOCATIO

NAL OPPORTU

NITY for

SCHOOL AGE of

POPULA-•

4«Ji

wwSwv

OSS h P q h

-27-PEMERATAAN

KESEMPATAN

BELAJAR

MENCAPAI KESE IMBANGAN DINA MIK ANTARA SUP

pt.y «, m v i w n

MENJAMIN PRO SES BELAJAR YANG KONDUSIF MENCAPAI PRO-DUKH VITAS PENDIDIKAN

(38)

PROSEDUR PENELITIAN

A. Tuiuan Khusus Q-oerasional.

Secara spesifik, penelitian tesis ini

dimaksud-kan untuk mendapatdimaksud-kan gambaran tentang (1) total dina

mika pertumbuhan penduduk kota madya Manado dalam hu

bungannya dengan penerapan metodologi perencanaan

pendidikan sekolah dasar; (2) tingkat efektivitas da

lam penyediaan kesempatan belajar bagi populasi usia

sekolah dasar, 6-12 tahun; dan (3) perencanaan pe

metaan sekolah (school maping) atau sistem rayonisasi

sekolah dalam rangka pemerataan kesempatan belajar

bagi populasi usia sekolah dasar di kotamadya Manado;

(^) ada tidaknya implementasi perencanaan pendidikan

sekolah dasar di kotamadya Manado.

Untuk mendapatkan gambaran operasional, peneli

tian ini bertujuan untuk mendapatkan data mengenai

(a) jumlah total penduduk

menurut struktur usia dan

jenis kelamin dalam lima tahun terakhir (1980/81 -

19-85/86) di kotamadya Manado; (b) jumlah populasi usia

0-5 tahun dalam lima periode terakhir (1980/86) di

kotamadya Manado; (c) jumlah pendaftar baru pada tahun

pertama (kelas I), pindahan dari sekolah/wilayah lain;

mengulang, drop-outs, dan lulusan SD Kotamadya Manado;

(d) jumlah enrolment sekolah dasar di kotamadya Manado

per kelas/tingkat dalam lima tahun terakhir (1930/56),

(39)

(e) jumlah enrolmen SD swasta dan negeri per tingkat

di Kotamadya Manado dalam lima tahun terakhir (1980/

1986); (f) jemlah gedung, ruangan/kelas, meja-bangku

belajar SD swasta dan negeri di Kotamadya Manado da

lam perkembangan lima tahun terakhir (1980/1986);

(g) jumlah enrolmen yang tersebar di setiap sentra/

sub, sentra A-B-C di Kotamadya Manado dalam perkem

bangan lima tahun terakhir;(h) jumlah guru menurut

sub-sentra pengembangan wilayah A-B-C, jumlah gedung,

ruangan/kelas dan rasio guru-murid per kelas dalam

perkembangan lima tahun terakhir; (i) jumlah populasi

usia 6 - 1 2 tahun yang tertampung dalam sistem di

ban-dingkan dengan yang tidak tertampung dalam sistem pen

didikan sekolah dasar dalam perkembangan lima tahun

terakhir (1980/1986); (j) kemampuan penyediaan tenaga

guru oleh LPTK (SPG) dan kemungkinan pengembangan

dari IKIP); (k) data-data kualitatif yang diperoleh

melalui proses pengamatan dan wawancara lanfsung; (1)

data tentang perencanaan kotamadya Manado (rencana

induk kota) tahun 1984 - 2005 yang dapat diimplikasi-kan ke dalam perencanaan pemetaan sekolah dasar.

Dengan data-data yang di jaring tersebut, ma ka penerapan model analisis akan lebift cermat dan ma

pan. Selain data kuantitatif tersebut, maka dalam pe

(40)

Faktor-faktor non-teknis tersebut" dimaksudkan seba

gai aspek data kualitatif yang secara'implisit dan

eksplisit adalah aspek lingkungan eksternal pendidi

kan yang memberikan dampak terhadap proses perencana

an pendidikan.

B. Populasi.

Prinsip setiap penelitian ilmiah, secara ob - :

jektif untuk mendapatkan gambaran dan kesimpulan ter

hadap karakteristik nilai atau variabel masalah pene

litian yang diteliti. Jadi tujuan penelitian ini

di

maksudkan untuk memberikan evalusi mengenai karakte

ristik populasi dalam hubungannya dengan obyek pene

litian yang dimaksudkan. Sudjana (1982 : 5) menggam

-barkan bahwa populasi sebagai :

Totalitas semua nilai yang mungkin, hasil

meng-hitung atau pun pengukuran, kuantitatif mauioun

kualitatif; daripada karakteristik tertentu" me

ngenai sekumpulan obyek yang lengkap dan jelas

yang mgin dipelajari si fat-sifatnya, dinamakan

populasi.

Jadi karakteristik permasalahan yang ingin dipelajari

dan diketahui dalam penelitian ini adalah dampak di

-namika penduduk terhadap perencanaan penyediaan kesem

patan belajar bagi populasi usia sekolah dasar di Ko

tamadya Manado. Dinamika penduduk yang di lihat di si

ni adalah dinamika fertilitasnya, mobilitasnya dan

struktur usia penduduk serta gambaran tentang total

pendmduk Kotamadya Manado yang dianalisis dan proyek

si, kemudian mendapatkan kejelasan tentang berapa be

(41)

C. Angganan Dasar dan Pembatasan Masalah Penelitian

1. Angganan Dasar.

Dimensi mengenai 'dinamika kependudukan

dalam-kaitannya dengan penyediaan kesempatan belajar bagi

populasi usia sekolah dasar 6-12 tahun' merupakan

dua aspek yang saling berhubungan, dengan anggapan

bahwa :

a. Dinamika dan perubahan penduduk cenderung mem

pengaruhi perkembangan total popuiaasi usia sekolah

khususnya sekolah dasar yang berinterelasi langsung

dengan sistem pendidikan.

b. Bertambahnya jumlah populasi usia sekolah da

sar, beratti membawa dampak terhadap penyediaan kesem

patan belajar sesuai demand yang ada.

c. Karena perkembangan populasi tersebut sifatnya

dinamik, sehingga mengakibatkan adanya perubahan-peru

bahan dalam perencanaan pendidikan dan perabuatan kebi

jakan.

Anggapan dasar tersebut merupakan pangkal to

lak pemecahan masalah penelitian dan pengembangan me

todologi perencanaan pendidikan. Pemecahan masalah

po-kok dalam penelitian ini sesungguhnya berimplikasi sam

pai pada kemampuan penyediaan guru oleh LPTK. (!k,P)

Perencanaan penyediaan kesempatan belajar bagi

populasi usia sekolah dasar (6-12 tahun) bergantung

(42)

dengan asumsi bahwa tidak akan terjadi bencana alam.

atau wabah penyakit yang mengakibatkan kematian pen

duduk secara massal.

2. Pembatasan Masalah Penelitian.

Mengingat luasnya lingkup permasalahan pene

litian ini sehingga peneliti membatasi dalam dua

po-kok masalah utama yang terdiri dari dimensi : (1)

aspek dinamika penduduk dengan melihat arus dan gerak

an mobilitas spasial atau perubahan-perubahan penduduk

(masuk/keluar kota) sehingga membawa dampak bagi per

tumbuhan struktur usia penduduk seperti 0 - 4 ; 5 - 9 ;

10 - 14; 15-19 dan seterusnya. Struktur usia pendu

duk ini dijadikan indikator bagi analisis komponen

usia tunggal khususnya struktur populasi usia sekolah

dasar 0 - 6 tahun (1985/1986) yang diantisipasikan

akan menjadi enrolmen sekolah dasar pada 5 sampai 7

tahun kemudian (menjadi usia 6-12 tahun), setelah

tiba waktunya; (2) dinamika penduduk tersebut, membe

rikan dampak terhadap perencanaan penyediaan kesempat

an belajar bagi populasi usia sekolah dasar, yang

terdiri dari komponen-komponen penyediaan guru bidang,

penyediaan ruangan belajar, ruang kerja kepala sekolah,

ruang kerja guru bidang, perpustakaan dan gudang se

kolah, serta pengelolaan sumber daya-dana bagi pembia

yaan program pendidikan dan sampai pada analisis bagi

perencanaan pemetaan sekolah terpadu dengan perencana

(43)

Tujuan dari pelaksanaan school mapping ada

lah penataan sumber daya fasilitas gedung sekolah

dekat dengan pemukiman penduduk dan terletak pada

lokasi-lokasi yang strategis dan layak bagi proses

belajar, serta bertujuan untuk pemerataan kesempat

an belajar bagi populasi usia sekolah, menjamin pro

ses belajar yang kondusif, aman, tentram dalam rang

ka mencapai produktivitas belajar.

Untuk menjamin suasana belajar dan hasil be

lajar yang produktif, lokasi sekolah harus terhindar

dari :

(a) Terhindar dari through-traffic dan high-way

traffic, atau bentuk jalan 'gang' dan jalan buntuh.

(b) Terhindar dari keramaian dan kebisingan kota,

seperti dekat terminal bus kota, dekat pasar dan

shopping centre, dekat pusat rekreasi, dekat bioskop;

(c) Lokasi sekolah tidak ditempatkan pada

giran atau dibawah tebing-gunung dan bukit, dan

ping-giran sungai.

(d) Lokasi sekolah seyogyanya ditempatkan dekat

dengan perumahan penduduk.

(e) Konstruksi ruangan dan ventilasinya harus

memperhatikan kondisi lingkungan dan perilaku geogra

(44)

D. Metoda Penelitian Dan Teknik Pengumpulan Data. 1. Metoda Penelitian.

Sebagai langkah pendekatan dalam penelitian

tesis ini adalah berdasarkan penerapan metodoligi

perencanaan pendidikan dengan pendekatan matematik

dan kualitatif. Metoda penelitian ini digunakan

untuk analisis deskriptif dan evaluatif (studi

ka-sus) serta pendekatan proyektif dalam rangka

menja-wa pertanyaan penelitian.

Pendekatan matematik dalam analisis data da

sar lewat penelitian, dipandang sebagai suatu alat

penghampiran yang mengacu pada analisis kualitatif

dalam rangka pemecahan kasus permasalahan. Sejalan

dengan pola fikir dan cara berfikir demikian, maka

Robert C. Bogdan dan Sari Knopp Biklen (1982 :

27-29) mengemukakan ciri-ciri penelitian dengan pende

katan kualitatif, yaitu :

1. Qualitative research has the natural setting

as t h e d i r e c t source o f d a t a and t h e r e s e a r

cher i s the key instrument.

2. Qualitative research i s descriptive.

3. Qualitative researchers are concerned with process rather than simply with outcomes or products.

4- Qualitative researchers tend to analyse their

data inductively.

5. "Meaning" i s of essential concern to the qualitative approach.

Di lihat dari pendekatan ini, maka peneliti merupa

kan alat atau instrumen utama dalam penelitian tesis

(45)

sis tentang "dampak dinamika populasi terhadap pe

rencanaan penyediaan kesempatan belajar bagi popu

lasi usia sekolah dasar di Kotamadya Manado, dia

-sumsikan telah tersedia di Kantor Dinas PD dan K

Kotamadya dan Propinsi, Kanwil Depdikbud Propinsi,

Bappeda Dati II Kotamadya Manado dan Biro Pusat

Statistik Pemda. Propinsi Sulawesi Utara. Data-da

ta tersebut ada yang berbentuk naskah, dokuraen,

file, statistik atau laporan yang direkam dan di

foto-copy ( =data kuantitatif) serta data-informasi

kualitatif yang diperoleh melalui pendekatan indivi

dual* dan observasi-partisipatif.

2. Teknik Pengumpulan Data.

Proses pengumpulan data, dilakukan dengan

teknik pendekatan formal sesuai prosedur dan secara

informal yang berlangsung secara simpatik dan saling

terbuka. Pendekatan ini digunakan dengan maksud agar

data-data yang diperlukan sesuai aspek-aspek dan ka

rakteristik permasalahan penelitian dapat diperoleh

secara cermat dan efektif. Selain data kuantitatif,

juga diperoleh data kualitatif melalui "probing" de

ngan sumber data-informasi untuk menunjang data kuan

titatif dan proses analisisnya.

Jadi teknik pengumpulan data disini, tidak

lain merupakan suatu strategi bagaimana agar

(46)

sesuai format yang telah dirancang dan pertanyaan pe

nelitian yang telah ditetapkan.

Sedangkan tahap pengumpulan data sesungguhnya

ditempuh dalam beberapa

langkah sebagai berikut :

a. Data dari Kantor Dinas Pendidikan Dasar dan

Kebu-dayaan DEPDIKBUD Kotamadya Manado, dijaring mulai

dari tanggal 25 April sampai 20 Mei 1986.

Data-data yang diperoleh adalah berbagai dokumen

tentang keadaan penduduk menurut wilayah Kecamatan

dan total penduduk Kotamadya Manado, data tentang

jumlah enrolmen SD menurut wilayah, keadaan guru,

jumlah gedung, unit SD, ruang/kelas, meja-bangku,

rasio guru-murid, perbandingan populasi usia seko

lah dasar yang tertampung dalam sistem persekolahan

(swasta dan negeri). Setelah data kuantitatif di

peroleh, selanjutnya dilakukan wawancara dengan Ke

pala Dinas PD dan K Kotamadya Manado.

Data-data kuantitatif diperoleh dengan mengkopi

data dokumentatif yang ada dengan pengawasan lang

sung dari petugas dan stempel kantor dan tanda

ta-ngan digunting deta-ngan maksud untuk mencegah kemung

kinan yang tidak diinginkan.

b. Data dari Kantor BAPPEDA Kotamadya Manado, diperoleh

sejak tanggal 20 Mei 1986 sampai 25 Mei 1986. Jenis

(47)

Manado tahun 198 5 -

1992

kemudian di foto kopi.

Selain data tersebut, diselingi pula dengan

wawanca-ra khusus dengan Ketua Bappeda Dati II Kotamadya Mana

do, mengenai dinamika populasi dan kecenderungan ma

syarakat kotamadya Manado untuk memperoleh kesempatan

pendidikan khususnya sekolah dasar.

c. Pengambilan data kuantitatif di kantor Statistik

Propinsi Sulawesi Utara, i sebagai bahan pembanding

dengan data yang diperoleh dari instansi lain. Hal

ini dilakukan pada tanggal 1 Juni 1986. Data terse

but direkam sesuai dengan karakteristik dajta yang

diperlukan.

d. Pengambilan data di kantor Dinas PD dan K Propinsi

Sulawesi Utara dilakukan pada tanggal 5 Juni 1986,

dengan mencatat data-data penting lainnya yang re

levan dengan penelitian.

e. Data-data yang di jaring tersebut secara formal

dapat dipertanggung jawabkan. Sebagai bukti adalah

seperti terlampir.

E, Model Pengolahan Data.

Dalam rangka analisis data penelitian, telah

digunakan model-model pendekatan matematis dalam pe

nerapan metodologi perencanaan kuantitatif dalam pen

didikan. Formula-formula yang digunakan ada yang

di-sesuaikan dengan kebutuhan perencanaan yaitu dengan

(48)

di-diusahakan sedapat mungkin untuk menemukan model

analisis yang cermat, efektif dan relevan.

1. Model-model Analisis Aspek Dinamika Penduduk

Kotamadya Manado.

Analisis aspek dinamika penduduk merupakan

langkah utama dan menentukan dalam upaya penerapan

metodologi perencanaan pendidikan. Dimensi kependu

dukan adalah berkorespondensi (berhubungan) lang

-sung dengan dimensi perencanaan pendidikan, dimana

langkah-langkah mendasar untuk analisis kecenderung

an pertumbuhan penduduk (dynamics population trend)

memberikan dampak dan implikasi terhadap penyediaan

kesempatan belajar bagi populasi usia sekolah dasar

(school age population) di masa mendatang.

a. Analisis mengenai kecenderungan pertumbuhan pen

duduk.

Untuk mengukur perubahan dan pectumbuhan pen

duduk suatu wilayah, Hector Correa (1969 : 16 - 17).

memberikan indikator konsepsional dan formula :

_For the present we must first decide in

which changes of the population we are inters-"

ed, what factors determine these change^

methods can be used to measure bo^1" and the governing factors. .W»

in this context with popu""

fluence on the age and se.

lation. The factors detera are birth, immigration, de» Vftth these data, and the fo

Pt -

Pt-T

(49)

120

Mengamati mengenai perubahan-perubahan dan

tingkat pertumbuhan penduduk adalah sangat determinan

karena berimplikasi terhadap perencanaan pendidikan

dan pengambilan atau pembuatan kebijakan sistem pen

didikan di masa depan. Hal ini jelas seperti dikemu

kakan Hector Correa (1966 : 17)> bahwa :

The interrelations between population and the educational system are one of the main elements that must be considered in an educational plan... The first type of population information of in terest to the educational planners i s the number of persons of school age. This number i s used to determine whether of not . a l l the children are re ceiving an education. In addition, a projection of t h i s number i s used to determine the education al facilities that will be required in the future. Sedangkan dalam hubungan dengan perubahan penduduk dan perencanaan pendidikan tersebut, Mohammad Fakry Gafar

(1987 : 60) menjelaskan bahwa :

Perubahan-perubahan penduduk amat penting, kare

na dapat mempengaruhi kebijakan dalam perencanaan

pendidikan. Karena itu dalam konteks perencanaan pendidikan, perubahan penduduk yang diperlukan hanyalah yang meliputi pertumbuhan penduduk dan pengaruhnya terhadap struktur penduduk.

Untuk mengukur tingkat pertumbuhan penduduk di masa

depan, dapat dianalisis melalui metoda proyeksi pen

duduk seperti "exponential method" atau model "Standard

Compound Interest Formula" serta metoda "balance equation",

Sedangkan untuk mencari usia tunggal 0-12 tahun, da

pat menggunakan'Component Based Method'berdasarkan

(50)

Mohammad Fakry Gaffar (1937 : 116) yaitu :

Alternatif I dengan formula untuk metoda ekstrapolasi

adalah :

pn = Px + ct

Formula

( II )

Dimana : Pn = Proyeksi populasi

px = Populasi tahun dasar

t

= Jumlah tahun yang diproyeksi

c = Pertambahan penduduk pertahun rata-rata.

Alternatif II dengan menggunakan model Standard COMPOUND

INTEREST formula yang dikembangkan oleh Davis (1980) un

tuk menghitung dan memproyeksi pertambahan penduduk

di-masa mendatang. Model analisis tersebut dengan formula

sebagai berikut :

Pn = Po(1 + r)

Formula ( III )

Dimana : Pn = Jumlah penduduk yang diproyeksi pada

jangka waktu tertentu.

Po = Jumlah penduduk pada tahun pangkal.

t

= Jumlah tahun dalam periode proyeksi.

r

= Kenaikan alamiah (persentase) pertahun.

Formula ini dikembangkan secara operasional oleh Moh.

Fakry Gafar (1937 : 63-64) dengan gambaran kenaikan

alamiah (rate of natural increase) 4 persen pertahun,

dan jumlah penduduk pada tahun dasar 12 juta, maka

keadaan penduduk pada 10 tahun mendatang adalah :

Pn = 12 (1.04)10 = 17.8 juta.

Angka kenaikan alamiah pertahun dapat dihitung atas

(51)

berikut ini :

(1 +r)=

^

P2 atau

(1.04) = \7 12 juta

8.1 juta.

b Analisis kelompok usia tunggal berdasarkan

struktur populasi pada tahun tertentu.

Untuk analisis ini dapat digunakan Component

Based Method dengan formula "The Spr.ague

Multipliers" yang dikembangkan Davis (1930)

sebagai berikut : Formula (IV )

The Sprague Multipliers

•1

First End-Panel

n, +0.3616-0.2768+0.1488-0.0336 n2 +0.2640 -0.0960 +0.0400 -0.0080 rvj +0.1840 +0.0400 -0.0320 +0.0080

n4 +0.1200 +0.1360 -0.0720 +0.0160

nj +0.0704 +0.1968 -0.0848 +0.0176

First NeM-To-End Panel

n, +0.0336 +0.2272 -0.0752 +0.0144 r>2 +0.0080 +0.2320 -0.0480 +0.0080 rvj -0.0080 +0.2160 -0.0080 +0.0000 n4 -0.0160 +0.1840 +0.0400 -0.0080

n5 -0.0176 +0.1408 +0.C912 -0.0144 Mid-Panel

n, -0.0128 +0.0848 +0.1504 -0.0240 +0.0016

n, -0.0016 +0.0144 +0.2224 -0.0416 +0.0064 rvj +0.0064 -0.0336 +0.2544 -0.0336 +0.0064 ry, +0.0064 -0.0416 +0.2224 +0.0144 -0.0016 rig +0.0016 -0.0240 +0.1504 +0.0848 -0.0128

Last NeM-To-End Panel

n, -0.0144 +0.0912 +0.1408 -0.0176 nj -0.0080 +0.0400 +0.1840 -0.0160 r>j +0.0000 +0.0080 +0.2160 -0.0080 rj, +0.0080 -0.0480 +0.2320 +0.0080 ng +0.0144 -0.0752 +0.2272 +0.0336

Last End-Panel

5 -0.0848 +0.

+0.0160 -0.0720 +0.1360 +0.1200

n, +0.0176 -0.0848 +0.1968 +0.0704

"2

r>j +0.0080 -0.0320 +0.0400 +0.1840 nj -0.0080 +0.0400 -0.0960 +0.2640 n4 -0.0080 +0.0400 -0.0960 +0.2640 ng -0.0336 +0.1488 -0.2768 +0.3616

(52)

Model formula (IV) tersebut disesuaikan dengan kebutuh

an perencanaan pendidikan untuk suatu jenjang sistem

pendidikan yang diinginkan.

The type of population projection required will de pend on the form of educational planning model to be used. If a simple enrollment rate approach requiring only five-year time interval is used, then a standard

cohofct population projection by five-year age groups

and five-year time intervals will suffice. Data on age groups that differ from the standard 5-9, 10-14, 15-19, and so forth, can be interpolated using Sparaque Mul tipliers or another technique of interpolation. On the

hand, if the grade-cohort approach is used, projections

of population by single-year time intervals and single

years of age are required. Such detailed data are at

pfesent available in very few developing countries

(Warren C. Robinson, 1975, p. : 92).

Untuk proyeksi populasi usia sekolah 0-6 tahun yang

diantisipasikan akan menjadi enrolmen sekolah dasar pa

da usia 6 - 12 tahun di masa mendatang, menggunakan struk

tur usia mulai dari 0-4 tahun, 5-9, dan seterusnya

sesuai kebutuhan yang akan direncanakan.

2. Analisis Populasi Usia Sekolah (6 - 12) Yang Ada

Dalam Sistem Persekolahan Dan Yang Berada Di luar

Sistem Persekolahan (= The Non Schooling Gap).

Analisis komponen ini bertujuan untuk mengamati

total populasi usia sekolah 6-12 tahun yang tertampung

dan yang tidak tertampung dalam sistem pendidikan.

Untuk menganalisis kedua komponen tersebut, dapat

dikemukakan beberapa asumsi dasar sebagai berikut :

a. Setiap warga negara berhak atas kesempatan pendidikan.

b. Semakin besar tuntutan masyarakat akan pendidikan,

semakin besar pula biaya pendidikan yang diperlukan

untuk pembiayaan program pendidikan.

(53)

pembayaran untuk pembiayaan program pendidikan

dan bagi program pembiayaan pendidikan.

d. Program wajib belajar tingkat sekolah dasar, tidak

akan luput dari beban pembayaran biaya pendidikan

terutama di sektor perkotaan.

e. Tidak semua orang tua murid memiliki ability to pay

dalam membiayai program pendidikan bagi anaknya,

karena beban pembayaran cenderung meningkat total

biayanya (total-cost).

f. Tingkat kesadaran masyarakat sektor perkotaan ter

hadap pentingnya pendidikan, cenderung meningkat.

g. Tidak semua populasi usia sekolah 6-12 tahun,

mendapatkan porsi yang sama dalam sistem pendidikan

karena berbagai faktor pertimbangan sosial-ekonomis.

Berdasarkan asumsi-asumsi dasar tersebut, beri

kut ini dapat diformulasikan satu model formula untuk

menganalisis total populasi usia sekolah 6-12 tahun

yang berada dalam sistem persekolahan dan yang berada

di luar sistem persekolahan (non schooling gap), seba

gai berikut :

r

n

P=6-12

N(s.g) =^—"p (UjS) _E(_e,m)

1=1-6

Dimana

N(s,g)

(Formula V)

= Total populasi usia sekolah yang tidak ber

ada di dalam sistem persekolahan atau yang

disebut the non schooling gap, pada tahun

(54)

P U,s

= Total populasi usia sekolah 6-12 tahun

yang ada pada tahun yang bersangkutan.

Et-do

= Jumlah enrolmen yang ada dalam sistem per

sekolahan, dengan memperhatikan jumlah en

rolmen yang masuk dari wilayah lain, yang

pindah ke tempat lain, yang drop-out, dan

yang lulus pada tahun yang bersangkutan.

Tujuan utama analisis ini adalah untuk mendapatkan gam

baran yang jelas mengenai total populasi usia sekolah

yang menjadi enrolmen sekolah dasar dan berapa besar

populasi yang termasuk non-schooling gap. Analisis ini

juga membantu mengamati kecenderungan enrolmen yang ma

suk dan keluar (pindahan), drop-out, keluaran,

mengu-lang dan yang diterima sebagai murid baru.

Yang dimaksud dengan :

The non schooling gap is the difference between

the estimated population of the approprieate age

group and the number enrolled in the educational

sector corresponding to that group...

Thus the enrolment ratio and the non schooling gap

are only apparent, and the real situation to popu

lations can be very different (J.D. Chesswas, 1966,

p. 18).

Dengan mengetahui kecenderungan enrolmen dan

perbanding-annya dengan populasi usia sekolah yang tidak berada

dalam sistem persekolahan, akan mempermudah bagi anali

sis proyeksi enrolmen di masa mendatang.

Analisis proyeksi enrolmen dengan pendekat

an

cohort-system, didasarkan pada tingkat prosentasi

populasi usia sekolah yang menjadi enrolmen dalam sis

tem pendidikan. Karena itu analisis tentang the non

(55)

3. Model Analisis Proyeksi Enrolmen.

Untuk menganalisis proyeksi enrolmen, dapat

dikemukakan beberapa asumsi, sebagai berikut : <

Gambar

GRAFIK PERKEMBANGAN

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah benda dengan massa 20 kg meluncur ke bawah sepanjang bidang miring licin yang membentuk sudut 30˚terhadap

dengan kapasitas tetap. Sebagai tambahan, konsumen harus dikunjungi dalam satu kali dan total demand dari konsumen dalam rute tersebut tidak dapat melebihi kapasitas

pada Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa

Maka penelitian yang dilakukan bertujuan mengetahui implementasi undang- undang nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pasal 76 yang mengatur hak perempuan

Data yang mewakili karakter morfologi bawang merah yaitu: (1) pengamatan tinggi tanaman, dilakukan dengan mengukur tinggi tanaman dari atas permukaan tanah hingga ujung

• Alat ukur sama, t empat t idak dipindahkan, akan t et api lingkungan yang berubah, misalnya semula dipasang di t empat yang ideal (sesuai dengan syarat -syarat yang

Penelitian yang dilakukan menggunakan metode Research and Development / R&amp;D, dengan model pengembangan ADDIE (Analysis-Desain-Develop-Implement-Evaluate).

Untuk mengukur peran Balai Pemuda dan Olahraga Provinsi DIY dalam upaya pengembangan kewirausahaan pemuda digunakan 7 standar pengembangan kewirausahaan pemuda menurut