<ft."' fa STUDI TENTANG
tfAMPAK DINAMIKA PENDUDUK TERHADAP PERENCANAAN
PENYEDIAAN KESEMPATAN BELAJAR BAGIPOPULASI USIA SEKOLAH DASAR Dl KOTAMADYA MANADO
TESIS
Diajukan Kepada Panitia Ujian Tesis
Institut Keguruan Oan llmu Pendidikan Bandung Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat
Program Pasca Sarjana Bidang Studi
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
OLE H
HENGKIE B. LENGKONG Nomor Pokok : 403/A/XVI-8
FAKULTAS F A S C A S A R J A N A
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN B A N D U N G
DISETUJUI DAN DISAHKAN TIM PEMBIMBING
Prof. DR. OT SUTISNA, MSc. Ed.
PEMBIMBING I
FAKULTAS FASCA SARJANA
Ira I d a<f a h :
i-Set e *t c a *t a a *t I ^ado/ted 6 ).
a t n
ctan ^Ste Jenaian Jt/:a irtain ^ylemat
m a i ( t a r tV1 f<? t a a n •
Ocmoga mendatangkan kelegahan
bagi J6ieriku dan Orangiuaku
Scria menjadi dumber Jvi<6piratil
bagi jAnakku X^rcinta ;
J^yumngiua4 Olivia
a a r t
DAFTAR I SI
, . ' Halaman
HALAMAN JUDUL i
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN TIM PEMBIMBING i i
FALSAFAH DAN PERSEMBAHAN i i i
KATA PENGANTAR iv
UNGKAPAN SUARA BATHIN YANG TERDALAM DALAM BENTUK
PENGHARGAAN DAN UCAPAN TERIMA KASIH vi
DAFTAR ISI xvi
DAFTAR TABEL xviii
DAFTAR GAMBAR xx
DAFTAR DIAGRAM xxi
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Permasalahan 1
1. Latar Belakang Masalah 1
2. Definisi dan Rumusan Masalah . . . 16
B. Tujuan Penelitian 21
1. Tujuan Umura 21
2. Tujuan Khusus Penelitian 22
C. Kegunaan Penelitian . . . 23
D. Paradigma Penelitian ZU,
BAB II. STUDI KEPUSTAKAAN 28
A. Teori Dan Konsep Yang Relevan Dengan
Masalah 28
1. Model Analisis Aspek Kependudukan
Dalam Konteks Penerapan Metodologi
Perencanaan Pendidikan 28
2. Model Analisis Kuantitatif Sistem Pendidikan dan Proyeksi Arus
Enrolmen ^9
3. Model Perencanaan Pemetaan Sekolah
Sebagai Aset Bagi Pemerataan
Kesempatan Belajar 83
Hal am an
B. Rangkuman Hasil Studi Kepustakaan
Dalam Hubungannya Dengan Permasalahan 107
BAB III. PROSEDUR PENELITIAN 109
A. Tujuan Khusus Operasional . 109
Be Populasi 111
C Anggapan Dasar dan Pembatasan
Masalah Penelitian 112
1. Anggapan Dasar 112
2. Pembatasan Masalah Penelitian. . . 113
D. Metoda Penelitian Dan Teknik
Pengum-pulan Data 115
1. Metoda Penelitian 115
2. Teknik Pengumpulan Data 116
E. Model Pengolahan Data 118
1. Model-model Analisis Aspek
Kepen-dudukan 119
2. Analisis Populasi Usia Sekolah Yang Ada Dalam Sistem dan diluar
Sistem Persekolahan 123
3. Model Analisis Proyeksi Enrolmen . 126
4. Model Analisis Proyeksi Kebutuhan
dan Penyediaan Guru Bidang . . . . 130 5. Analisis Penyediaan Ruangan. . . . 132 6. Model Analisis Proyeksi Penyediaan
Meja Bangku Bagi Proses Belajar. . 134 7. Model Analisis Penyediaan
Kebutuh-an Buku Paket BidKebutuh-ang Studi dKebutuh-an
Cerita Bergambar 136
8. Analisis Kualitatif Pengembangan
LPTK Satu Atap (Sistem Tunggal). . 138 9. Model Analisis Kualitatif
Pengelo-laan Sumber Daya-Dana 1^2
10. Model Analisis Pemetaan Sekolah. . 1Z+^
BAB IV. HASIL PENELITIAN 1/+7
Hal am an
1. Analisis Aspek Dinamika Penduduk 147
a. Proyeksi Populasi Usia SD 148
b. Proyeksi Enrolmen Sekolah Dasar. . . . 150
c. Analisis Proyeksi Arus Enrolmen SD
Menurut Wilayah Kotamadya Manado . . . 152 d. Rasio Populasi Usia SD yang Berada
Dalam Sistem dan di luar Sistem. . . . 158 e. Deskripsi Arus Enrolmen
(masuk-ke-luar kota, mengulang, drop-out dan
out-put) Sekolah Dasar Kota Manado . . 161
f. Analisis Deskriptif Daya Guna Fasi-litas Belajar-Mengajar, Guru dan
Enrolmen SD di Kotamadya Manado. . . . 163
2. Analisis Penyediaan Kesempatan Belajar Bagi Populasi Usia Sekolah Dasar
Menu-rut Wilayah Kotamadya Manado 168
a. Analisis Penyediaan Guru Bidang . . . 168 b. Analisis Kualitatif Pengembangan
LPTK (IKIP) Sebagai Pembina Tunggal
Dalam Penyediaan Guru Bidang 172 c. Perkiraan Penyediaan Fasilitas Fisik
Sekolah Berdasarkan Prinsip Pemetaan
Sekolah Secara Terpadu 174
B. Diskusi Hasil Penelitian 186
1. Aspek Dinamika Penduduk Kota Manado . . . 186
2. Dinamika Populasi Usia SD Kota Manado . . 193 3. Penyediaan Kesempatan Belajar Bagi Popu
lasi Usia SD di Kotamadya Manado. . . 197 4. Analisis Kualitatif tentang Model
Penge-lolaan Sumber Dana Bagi Pembiayaan
Program Penyediaan Kesempatan Belajar . . 220
5. Analisis tentang Perencanaan Pemetaan
Sekolah Dasar Terpadu dengan Perencana
an Kota Manado 224
BAB. V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 234
A. Kesimpulan 234
B. Rekomendasi 244
DAFTAR KEPUSTAKAAN 250
LAMPIRAN-LAMPIRAN :
I. RINGKASAN TESIS 254
II. HASIL PENGOLAHAN DATA 260
III. CURRICULUM VITAE 268
Hal am an
TABEL 1 : PERBANDINGAN ENROLMEN SD. DENGAN
ESTIMASI POPULASI USIA 6 - 1 2 TAHUN.. 53 TABEL 2 : DISTRIBUSI POPULASI MENURUT WILAYAH
KOTAMADYA MANADO : 1970 - 1992. . . . 148
TABEL 3 : PERKIRAAN POPULASI USIA 0 - 6 TAHUN
YANG AKAN MENJADI ENROLMEN SD KOTA
MANADO TAHUN 1986/1987 - 1992/1993... 1/+9
TABEL 4 : PROYEKSI POPULASI USIA 0 - 6 TAHUN
YANG AKAN MENJADI ENROLMEN SD PADA
TAHUN 1986/1987 - 1992/1993 151
TABEL 5 : PROYEKSI ENROLMEN SD PADA PUSAT WI
LAYAH PEL AY AN AN PENDIDIKAN MANADO
UTARA TAHUN 1986/1987 - 1992/1993. . 153
TABEL 6 : PROYEKSI ENROLMEN SD PADA PUSAT
WILAYAH PEL AY ANAN PENDIDIKAN MANADO
TENGAH TAHUN 1986/1987 - 1992/1993..
! 56
TABEL 7 : PROYEKSI ARUS ENROLMEN SD PADA PUSATWILAYAH PELAYANAN PENDIDIKAN MANADO
SELATAN TAHUN 1986/1987 - 1992/1993-. 157
TABEL 8 : DINAMIKA POPULASI USIA 6 - 1 2 TAHUN
DI DALAM SISTEM DAN DI LUAR SISTEM
SD. KODYA MANADO TAHUN 1981/1982
SAMPAI 1985/1986 159
TABEL 9 : DISTRIBUSI POPULASI USIA SD 6 - 12
TAHUN BERDASARKAN PUSAT WILAYAH
DI KODYA MANADO 160
TABEL 10 : JUMLAH POPULASI USIA 6 - 12 TAHUN
YANG MELAMAR, DITERIMA, PINDAH,
MASUK, DAN DROP OUT DI KODYA MANADO .
TABEL 11 : ANALISIS DESKRIPTIF DAYA GUNA FASILI-TAS BELAJAR MENGAJAR, MURID DAN GURU
SD. KODYA MANADO DARI AWAL PELITA III
SAMPAI AKHIR PELITA IV 164
TABEL 11
TABEL 12
TABEL 13
TABEL 14
TABEL 15
Hal am an
PERKIRAAN PENYEDIAAN KEBUTUHAN GURU
BIDANG STUDI SEKOLAH DASAR MENURUT
WILAYAH KOTAMADYA MANADO 1986/1987
SAMPAI 1992/1993 171
PERKIRAAN PENYEDIAAN RUANGAN BAGI
PROSES BELAJAR-MENGAJAR MENURUT PUSAT WILAYAH KOTAMADYA MANADO
1986/1987 SAMPAI 1992/1993. • • •
PERKIRAAN PENYEDIAAN RUANGAN KERJA
KEPALA SEKOLAH, RUANG KERJA GURU BIDANG, PERPUSTAKAAN DAN GUDANG
SEKOLAH . . . •
174
176
PERKIRAAN PENYEDIAAN KEBUTUHAN MEJA BANGKU MENURUT PUSAT WILAYAH KOTA
MADYA MANADO, 1986/1987 - 1992/1993. 177
PERKIRAAN PENYEDIAAN BUKU PAKET BI
DANG STUDI DAN CERITA BERGAMBAR ME
NURUT WILAYAH KOTAMADYA MANADO
GAMBAR J :
GAMBAR 2 :
GAMBAR 3 :
GAMBAR 4 :
GAMBAR 5 :
GAMBAR 6 :
GAMBAR 7 :
GAMBAR 8 :
GAMBAR 9 :
GAMBAR !0: GAMBAR 11: GAMBAR 12: GAMBAR 13: GAMBAR 14: GAMBAR 15: GAMBAR 16:
Hal am an
MODEL PERENCANAAN PENDIDIKAN :
PENDEKATAN TUNTUTAN SOSIAL. . 3
MODEL SISTEM INFORMASI PENDIDIKAN ... 32
APPARENT NON-SCHOOLING GAPS FOR AL
TERNATIVE RATES OF INCREASE IN
ENROLMENT : PRIMARY SCHOOL 55
MODEL PENDEKATAN SISTEM PENDIDIKAN. . . 57
MODEL STRUKTUR ENROLMEN SEKOLAH DASAR
MENURUT TINGKAT 59
MODEL ARUS SISWA DALAM SISTEM SEKOLAH . 60
MODEL SKEMATIK ARUS SISWA DALAM PROSES
PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR 61
MODEL PROYEKSI ENROLMEN SEKOLAH DASAR . 64
MODEL KURVA RECTANGULAR HYPERBOLA
TENTANG SUPPLY AND DEMAND 73
MODEL PROSES DAN TAHAPAN PERENCANAAN
PENDIDIKAN 93
MODEL PERENCANAAN KONSTRUKSI GEDUNG
SEKOLAH 97
MODEL NOMOTETIS - IDEOGRAFIS 99
RANGKUMAN HASIL STUDI KEPUSTAKAAN
DENGAN PERMASALAHAN PENELITIAN . . . .108
MODEL PENGELOLAAN SUMBER PEMBIAYAAN
PROGRAM DAN PEMBANGUNAN FISIK DAN NON
FISIK SEKOLAH 223
MODEL SATUAN PELAYANAN PENDIDIKAN
TERINTEGRASI DENGAN PENDUDUK 228
PERENCANAAN PEMETAAN SEKOLAH DASAR
DI KOTAMADYA MANADO 229
DIAGRAM I
DIAGRAM 2
DIAGRAM 3b
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
: PARADIGMA PENELITIAN 24
: SKEMATA ARUS ENROLMEN SEKOLAH
DASAR MENURUT TINGKAT DI KOTA
MADYA MANADO, 1980/1981 SAMPAI
1985/1986 162
DIAGRAM 3a : GRAFIK PERKEMBANGAN PENYEDIAAN
GURU DAN ENROLMEN SEKOLAH DASAR
INPRES DAN NEGERI 180
GRAFIK PERKEMBANGAN PENYEDIAAN
GURU DAN KEADAAN ENROLMEN SEKOLAH
DASAR SWASTA DI KOTAMADYA MANADO
1981/1982 - 1985/1986 181
DIAGRAM 1+ : RANGKUMAN HASIL PENELITIAN 184
[image:10.595.89.503.157.749.2]PENDAHULUAN
A. Permasalahan.
1. Latar Belakang Masalah.
a. Aspek Dinamika Penduduk Dan Dampaknya Ter
hadap Perencanaan Pendidikan.
Aspek kependudukan dan perencanaan pendi
dikan merupakan dua dimensi yang saling berhubungan.
Sebab dinamika penduduk merupakan dimensi utama da
lam perencanaan pendidikan. Artinya bahwa seorang
perencana (planners) dalam merancang sistem pendi
dikan dan kebutuhan pendidikan di masa depan,
membutuhkan
data informasi tentang dinamika pen
duduk itu sendiri. Karena data dasar tentang kepen
dudukan merupakan masukan utama (main input) dalam
penerapan metodologi perencanaan pendidikan.
Perubahan penduduk pada umumnya (general po
pulation) memberikan dampak terhadap perubahan popu
lasi usia sekolah (school age population) yang mem
butuhkan pelayanan pendidikan di masa depan.
Kare-nanya, tanpa mengetahui kecenderungan pertumbuhan
penduduk (dynamics population trend) melalui sumber
informasi resmi, berarti seorang perencana tidak
mungkin mampu mengantisipasi kemungkinan perubahan
populasi usia sekolah (school age population) pada
masa depan.
Studi tentang dampak dinamika penduduk ter
hadap perubahan populasi usia sekolah dasar yang
akan menjadi enrolmen di masa depan, adalah
seja-lan dengan perencanaan penyediaan kesempatan bela
jar. Dalam hal ini, Gavin W. Jones (W.C. Robinson,
1975 : 71) mengatakan bahwa : "Study of the flow
of students through a school system is parallel
to the study of the dynamics of populations".
Sejalan dengan pandangan tersebut, Mohammad Fakry
Gaffar (1987 : 59) menegaskan bahwa :
Analisis data dasar tentang kependudukan adalah satu keharusan dalam perencanaan pen didikan, karena pendidikan membina manusia. Artinya informasi dasar yang dibutuhkan oleh pendidikan adalah mempunyai nilai strategik untuk menentukan siapa yang berhak memperoleh kesempatan pendidikan dan berapa besar jumlah-nya. Penduduk yang bagaimanakah dan dimana
lokasi mereka. Informasi tentang kependudukan
ini diambil dari hasil 6ensus penduduk.
Sumber informasi resmi yang representatif
untuk mendapatkan data dasar tentang keseluruhan
jumlah penduduk, adalah Biro Pusat Statistik (BPS).
Institusi tersebut merupakan instrumen utama bagi
perencana dalam rangka analisis data dasar pendu
duk untuk jangka waktu atau periode terakhir, ke
mudian sampai pada analisis proyeksi penduduk un
Russel G. Davis (1980 : 3) mengemukakan
satu model perencanaan yang berhubungan dengan
pendekatan tuntutal sosial dalam pendidikan ter
padu dengan pertumbuhan (dinamika) penduduk,
yai-tu sebagai berikut :
The bases for the forecast are the standard
components of demography : a base year popula tion : additions to the population through births; reduction of the population through deaths; and net changes in the population (plus or minus) through migration. Fertility, morta lity, and migration rates determine the
proyec-tions.
Berdasarkan pemikiran tersebut, Sussel G. Davis
(1980 : 4) mengembangkan suatu model proyeksi to
tal penduduk dalam jangka waktu 5-10 tahun
ter-akhir dan hubungannya dengan proyeksi sistem pen
didikan, seperti tampak dalam gambar di bawah ini :
Keterangan :
P = Penduduk yang ada pada tahun dasar.
P' s Total penduduk yang diproyeksi untuk lima ta
hun mendatang berdasar data penduduk pada ta
hun dasar.
P" = Total penduduk yang diproyeksi untuk 10 tahun
mendatang.
S = Sistem pendidikan yang ada sekarang.
S' = Total sistem pendidikan yang diproyeksi untuk
5 tahun mendatang berdasarkan dinamika pendu
duk usia sekolah.
S" = Total sistem pendidikan yang diproyeksi untuk
10 tahun mendatang sesuai tuntutan sosial.
U = Urbanisasi atau migrasi (mobilitas) penduduk
yang turut mempengaruhi total penduduk.
Model pendekatan perencanaan pendidikan ter
sebut di pandang sangat relevan bagi semua tingkat
dan jenis pendidikan, terutama sistem sekolah dasar.
Tingkat sekolah dasar di sini sesungguhnya merupa
kan indikator bagi jenis dan tingkat pendidikan
yang lebih tinggi.
Pendekatan tuntutan sosial dalam perencana
an pendidikan sekolah dasar merupakan pangkal tolak
bagi perencanaan sistem persekolahan yang lebih
tinggi. Dikatakan demikian, karena sekolah dasar
5
kependudukan dan langsung menjadi populasi usia
sekolah (the corresponding school age population)
pada tingkat awal. Jadi, dengan mengetahui secara
keseluruhan populasi usia sekolah dan arus enrol
men kelas I sampai VI sekolah dasar, berarti
da-pat diestimasi berapa besar arus enrolmen untuk
tingkat SMTP, SMTA sampai Perguruan Tinggi dengan
melihat faktor-faktor yang terjadi selama proses
belajar untuk semua jenis dan jenjang pendidikan,
seperti pindahan (masuk-keluar), mengulang, drop
out dan lulusan.
Dengan mendasarkan perhatian pada populasi
usia sekolah dasar 6-12 tahun, maka perencanaan
dalam penyediaan kesempatan belajar bagi tuntutan
yang ada (supply and demand), perlu memperhatikan
kebijakan pemerintah atau tujuan pendidikan nasio
nal suatu negara yang menjadi arah dan strategi
pembangunan pendidikan dalam rangka mencerdaskan
bangsa. Karenanya perencanaan berdasarkan pende
katan ini
seyogyanya memprioritaskan atau
men-targetkan apa-apa yang menjadi tujuan tersebut.
Hussel G. Davis (1980 : 42) memberikan indikator
yang relevan dengan pendekatan perencanaan terha
The term social demand is applied to at
least three different forms of educational
planning : (1) when plan targets are primari ly (but never completely) expressed in demo
graphic terms -e.g. "Primary education will
be provided for 2.3 million children, age
6 - 12;"(2) when plan targets are based on national (international) goals warranted by social ethical value; e.g. "All citizens are are entitled to basic education;" (3) when plan projections are based on analysis of aggregated private demand for some level and
type of education; a.g. "Given these income
levels, this tuition level and this scholar
ship availability, demand for higher educa
-tion will yield an enrollment of..."
Pendekatan pertama dan ke dua dipandang sangat
relevan dengan amanat pasal 31 ayat (1) UUD 1945
yang mengatakan bahwa "tiap-tiap warga negara
berhak atas pendidikan dan pengajaran". Bilamana
pernyataan ini diaplikasikan ke dalam bentuk pe
rencanaan sekolah dasar yang didasarkan atas
ke-cenderungan pertumbuhan penduduk, maka dalam rang
ka mencerdaskan bangsa atau penduduk untuk "bebas"
dari buta huruf, berarti setiap penduduk tanpa
terkecuali harus mendapatkan kesempatan belajar
dalam kaitan dengan usaha pencapaian tujuan pen
didikan nasional. Tujuan pendidikan nasional un
tuk tingkat sekolah dasar, dicanangkan program
kewajiban belajar dalam rangka pemerataan kesem
Masalahnya adalah bagaimanakah upaya me
-nyeimbangkan dan menyelaraskan antara aspirasi
dan tuntutan sosial dengan penerapan metodologi
perencanaan pendidikan dalam proses penyediaan
kesempatan belajar bagi populasi usia sekolah
dasar pada satu wilayah, sehingga dalam
implemen-tasinya tampak adanya keseimbangan arus enrolmen
yang ada pada satu wilayah dengan wilayah lainnya.
b. Beberapa Kenyataan Dan Kasus Tentang Peren canaan Penyediaan Kesempatan Belajar Bagi
Populasi Usia Sekolah Dasar ( 6 - 1 2 tahun)
Di Kotamadya Manado.
Penelitian ini dilaksanakan dengan
memusat-kan perhatian pada beberapa kenyataan yang menjadi
masalah atau kasus-kasus yang berhubungan dengan
aspek dinamika populasi dan dampaknya bagi peren
canaan penyediaan kesempatan belajar bagi populasi
usia sekolah dasar di Kotamadya Manado.
Menurut kenyataan, pertumbuhan penduduk
Kotamadya Manado bersifat dinamik-konstan dan sebaran
penduduk tidak merata dan berimbang antara
wilayah Manado Utara, Manado Tengah dan Manado
Selatan, terutama disebabkan oleh mobilitas
pen-duduknya cenderung terkonsentrasi pada wila
Pada tahun 1971, penduduk dari wilayah
lain yang memasuki Kotamadya Manado adalah sebesar
2,83 persen dari jumlah penduduk Kota Manado, dan
penduduk yang keluar sebesar 2,65 persen. Pada ta
hun 1980, penduduk yang masuk wilayah Kota Manado
sebesar 2,44 persen dari total penduduk kotamadya
Manado serta penduduk yang keluar kota sebesar 2,11
persen.
Dari perbandingan tingkat prosentase penduduk
yang masuk kota dan yang keluar kota Manado, sesung-gnhnya tidak terlihat adanya perbedaan yang berarti. Fenomena dinamika penduduk tersebut, tampak masalah
kritis (crucial) yaitu besamya status "penduduk
mu-siman" pada wilayah Kota Manado sehingga menyulitkan
bagi sensus penduduk dan proyeksi penduduk.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan
muncul-nya penduduk musiman tersebut adalah karena cukup
besamya intensitas populasi usia sekolah SMTP, SMTA
dan Perguruan Tinggi (PT) yang berasal dari wilayah
Kabupaten Minahasa, Bolaang Mongondow, Gorontalo dan
Sangihe dan Talaud untuk mendapatkan kesempatan pen
didikan di Kota Manado. Setelah menamatkan pendidik
an, ada yang langsung kembali ke wilayah daerahnya
dan ada pula yang lebih cenderung menetap dan
menca-ri pekerjaan di kota Manado. Selain itu ada juga pen
duduk dari daerah-daerah tersebut datang dan tinggal
dengan status sebagai buruh tani nelayan, pekerja
industri kecil, menengah dan berat (bidang
permesin-an), bidang jasa dan Iain-lain.
Akihat dari fenomena mobilitas penduduk dan
status penduduk musiman tersebut, bahwa pertumbuhan
penduduk.Kota Manado semakin padat serta
mengakibat-kan pula luas arealnya menjadi sempit. Hal ini tidak
hanya membawa dampak bagi ruang hidup penduduk,
teta-pi lebih luas lagL membawa problema yang krusial bagi
pembangunan daerah perkotaan termasuk pembangunan
sek-tor pendidikan.
Sehubungan dengan dampak dinamika penduduk
dan kepadatan penduduk serta distribusi penduduk kota
Manado yang tidak merata (seimbang), mengakibatkan
dinamika populasi usia sekolah dasar khususnya tidak
merata antara wilayah Manado Utara, Tengah dan Selatan.
Karena tidak berimbangnya pertumbuhan populasi usia
sekolah tersebut, akibatnya arus enrolmen sekolah
dasar antara wilayah pelayanan pendidikan tersebut
tidak merata pula.
Dinamika. penduduk sebagaimana digambarkan
ter-dahulu, jelas membawa dampak terhadap perencanaan
pendidikan khususnya dalam rangka penyediaan kesem
patan pendidikan bagi populasi usia sekolah dan ke
mungkinan pelaksanaan rencana pemetaan sekolah.
Untuk menganalisis masalah. krusial dari dina
penduduk dalam hubungan dengan penyediaan kesempatan
belajar bagi populasi usia sekolah dasar, maka
solu-sinya yang representatif adalah didasarkan pada pen
dekatan matematik dan evaluatif dalam proses penerap-an metodologi perencpenerap-anapenerap-an pendidikpenerap-an. Pendekatpenerap-an stu di evaluatif di sini digunakan bagi analisis dampak lingkungan kota (ANDAL-KOTA) yang tertujuh pada
ren-cana pemetaan sekolah karena disebabkan oleh dampak
perkembangan kuantitatif penduduk dan masalah krusial
mengenai kondisi geografis wilayah kota Manado.
Berdasarkan pada masalah krusial tersebut, ma
ka penelitian ini diarahkan pada kemungkinan diadakan
pemetaan sekolah (school mapping) berdasarkan
indika-tor perencanaan kota (city planning), dengan tujuan
untuk pemerataan kesempatan belajar menurut wilayah dan distribusi penduduk; dan sebagai aset bagi pelak-"sanaan sistem rayonisasi sekolah dasar.
Program kewajiban belajar nasional turut mem-berikan kontribusi positif bagi pemetaan sekolah da lam rangka pelaksanaan sistem rayonisasi sekolah di kota Manado. Tujuan khusus daripada pemetaan sekolah
adalah untuk menciptakan situasi belajar yang kondu-sif, dinamis dan efektif serta menata lingkungan se kolah yang aman dan tertib dari gangguan lalu lintas
Perencanaan pemetaan sekolah dalam rangka
pelaksanaan sistem rayonisasi sekolah dasar di ko
ta Manado, merupakan aset yang strategis untuk
me-nangkal masalah dinamika penduduk yang krusial itu
dan sebagai alternatif untuk mencari solusi bagi kecenderungan 'penduduk mencari sekolah1 kemudian berbalik arah kecenderungan 'sekolah mencari pen duduk ' .
Kecenderungan dewasa ini dimana penduduk
cenderung mencari sekolah, karena penyediaan ke
sempatan belajar bagi populasi usia sekolah di
kota Manado belum direncanakan sesuai tuntutan dan
kondisi wilayah tersebut. Hal ini disebabkan karena
belum adanya kebijakan pemetaan sekolah dalam rang
ka pelaksanaan rayonisasi sekolah sehingga arus en
rolmen sekolah dasar tidak berimbang antar wilayah.
Selain itu, lokasi. pembangunan gedung SD. belum
berdasarkan prinsip pemetaan sekolah dan city plann
ing.
Dari sejumlah pemikiran tersebut di atas,
maka kenyataan penyediaan kesempatan belajar bagi
populasi usia SD di kota Manado, dapat dikemukakan
sebagai bwrikut :
a. Perencanaan pendidikan dasar di kota Manado
diamati belum berjalan sebagaimana kebutuhan nyata.
b. Perencanaan penyediaan kesempatan belajar
menunjukkan bahwa antara aspek-aspek penyediaan
dan kebutuhan atau tuntutan (supply and demands)
terjadi deskrepansi. Nyatanya bahwa rasio guru
-murid dan rasio gedung SD serta ruangan belajar
dengan total enrolmen tidak proporsional. Artinya,
penyediaan guru melebihi tingkat kebutuhan dan
penyediaan gedung tidak memperhitungkan arus en
rolmen. Akibatnya daya tampung sekolah dasar di
Kotamadya Manado mengalami kelebihan (surplus),
padahan perpustakaan dan buku paket mengalami
ke-kurangan (shortages).
c. Penyediaan gedung SD INPRES tidak berdasar
kan studi kelayakan sesuai dengan prinsip-prinsip
perencanaan pendidikan dan prinsip pemetaan seko
lah dasar di Kotamadya Manado.
d. Bahwa perencanaan pendidikan sekolah dasar
di kotamadya Manado, tampak terlalu gegabah atau
bersifat "premature". Dengan diperkuat oleh satu
semboyan 'dari pada tidak, lebih baik laksanakan'.
e. Penyediaan gedung SD belum mengikuti model
pemetaan sekolah terpadu dengan Rencana Induk Kota
(RIK) Manado. Karena kenyataannya bahwa lokasi SD
cenderung ditempatkan pada tcmpat-tempat yang ramai
dan mempunyai daya tarik penduduk, yaitu dengan
dekat pusat pertokoan, terminal, pasar kota dan
Iain-lain.
f. Rencana Induk Kota (RIK) Manado, tampak
belum dirancang secara terpadu dengan perencana
an pemetaan sekolah dasar dalam rangka
pemerata-an kesempatpemerata-an belajar sesuai distribusi penduduk
dan populasi usia sekolah yang akan menjadi enrol
men. Kenyataannya, bahwa pusat pengembangan wila
yah pendidikan sesuai RIK adalah berpusat di wila
yah Manado Selatan.
g. Adanya 'deskrepansi' dalam penyediaan dan
kebutuhan; belum adanya perencanaan pemetaan seko
lah serta RIK Manado belum menggambarkan model ren
cana bagi pemetaan sekolah bahkan sistem informasi
dan koordinasinya tidak jalan, terutama disebabkan
karena kurangnya kemampuan profesional dan kearifan
profesional dalam perencanaan pendidikan baik dari
Dinas PD dan K Kotamadya dan pihak BAPPEDA Dati II
Kotamadya Manado itu sendiri.
Berdasarkan kenyataan dan kasus-kasus terse
but, Jan Turang (1977 : 40) mengingatkan beberapa
hal yang berhubungan dengan perencanaan penyediaan
kesempatan belajar, lokasi sekolah dan proses be
Dalam pembangunan pendidikan, maka "ruang dan lokasi" perlu dikembangkan guna menampung usia sekolah yang besar dan untuk menjamin be lajar yang produktif. Kita dapat menemukan ke-kurangan ruang belajar, keke-kurangan ruang
prak-tikum, latihan, olaraga, dan Iain-lain. Juga dapat ditemukan lokasi sekolah yang kurang
strategis untuk menampung usia sekolah sebanyak
banyaknya, atau ditempat yang tidak memenuhi syarat belajar yang efektif, seperti di sam -ping bioskop, stasiun, di dekat pasar, dan Iain-lain. Demikian jelaslah, ruang dan lokasi untuk pendidikan membutuhkan pengembangan me lalui perencanaan pendidikan yang mantap dan
e f e k t i f .
Kasus-kasus permasalahan kondisi keruangan atau
kewilayahan yang sempit dan terbatas serta tingkat
kepadatan penduduk cukup tinggi, jelas memberikan
dampak terhadap penerapan rencana pendidikan dan
pembuatan kebijakan bagi sektor pendidikan di Kota
madya Manado. Selain itu, lokasi yang ada disebelah
selatan dan timur dikelilingi oleh gunung dan bukit
bukit, memberikan tantangan dan masalah bagi penye
diaan fasilitas atau unit sekolah dasar yang lebih
layak bagi proses belajar yang efektif.
Walaupun ruang dan lokasi tersebut memberikan
dampak bagi penyediaan fasilitas pendidikan, tetapi
kalau perencanaan pendidikan berfungsi secara cer
mat dan mapan serta adanya kemampuan perencana un
tuk memikirkan, memperhitungkan dan memperkirakan
kemungkinan yang akan terjadi di masa depan, maka
semua problema tersebut minimal dapat ditanggulangi
kesemrautan, ketimpangan-ketimpangan dan "patolo
gis" dalam perencanaan Kota bahkan terlalu
ge-gabahnya (premature) pengambilan keputusan dalam
penyediaan gedung sekolah dasar.
Terjadinya kesemrautan, ketimpangan dan
patologis dalam perencanaan pendidikan pada masa
lampau hingga dewasa ini justeru karena belum ada
nya rencana pemetaan sekolah dasar dan Rencana
Induk Kota (RIK) Manado yang ditetapkan kurang
menunjang dan belum adanya koordinasi, integrasi
dan singkronisasi antara berbagai sektor pemba
ngunan dalam pusat kota, sub pusat pengembangan
wilayah kota termasuk sub pusat pengembangan se
kolah dasar menurut wilayah dan distribusi popu
2. Definisi Pan Rumusan Masalah.
Penelitian ini dibatasi dalam dua dimensi yang
saling berhubungan, yaitu : (1) dimensi dinamika pen
duduk; dan (2) dimensi perencanaan pendidikan, khusus
nya penyediaan kesempatan belajar bagi populasi usia
sekolah dasar di Kotamadya Manado, 1986/1987 - 1992/1993.
a. Definisi Operasional.
Yang dimaksud dengan dinamika penduduk, adalah
arus dan gerakan penduduk yang "mobile" dan konstan,
yang terjadi di wilayah perkotaan pada umumnya dan kota
Manado khususnya. Arus dan gerakan penduduk, berhubung
an dengan mobilitas penduduk, in-migration dan out-mi
gration, transmigrasi spontan dan urbanisasi. Dinamika
penduduk, berhubungan juga dengan fertilitas dan pertum
buhan penduduk secara alamiah. Sebaliknya, pertumbuhan
penduduk (total) cenderung dipengaruhi oleh arus dan
gerakan penduduk yang mobile sehingga mengakibatkan
ter-jadinya perubahan-perubahan penduduk (plus or minus).
Arus dan gerakan penduduk di Kota Manado, secara
kuantitatif, sulit diukur. Karena perubahan-perubahan
penduduk yang terjadi, cenderung tidak terkontrol se
hingga sulit bagi pendataan dan untuk memproyeksikannya.
Jadi, karena sulit dikontrol dan diukur, sehingga hanya
dimungkinkan untuk analisis deskriptif-evaluatif
sehu-bungan dengan faktor-faktor pendorong sehingga terjadi
Mobilitas penduduk di Kota Manado cenderung terjadi karena dampak dari faktor so si al-ekonomik
dan faktor politis. Misalnya dorongan untuk meraperoleh kesempatan pendidikan lebih tinggi di kota, kesempat an kerja dan berusaha, pengembangan karir dst. Demi
kian pula dengan arus dan gerakan penduduk kota Manado
yang cenderung menggeser atau beralih/pindah ke
ping-giran kota, disebabkan oleh dampak perilaku geografis
kota Manado dimana suhu udaranya 'panas1, polusi udara,
bising dan kesemrautan lingkungan kota sehingga membuat
kejenuhan tinggal di kota.
Kecenderungan perubahan penduduk (plus or minus)
tersebut, membawa dampak terhadap pertumbuhan penduduk.
Dalam konteks penelitian ini, dinamika penduduk terse
but juga turut membawa dampak bagi pertumbuhan populasi
usia sekolah.
Pertumbuhan penduduk, secara kuantitatif dapat
diukur. Sebab pertumbuhan penduduk adalah berhubungan
dengan angka-angka pertumbuhan alamiah (kelahiran).
Apabila di Kota Manado cenderung terjadi mobilitas pen
duduk, in-migration atau out-migration, berarti pertum
buhan penduduk kota Manado, tidak hanya disebabkan oleh
tingkat kelahiran dan kematian saja. Hal ini jelas mem
bawa dampak terhadap perencanaan pendidikan.
Namun demikian, aspek pertumbuhan penduduk di sini me
rupakan indikator bagi proyeksi populasi usia sekolah.
Dimensi dinamika penduduk tersebut, memberikan dam
pak yang berarti bagi penerapan metodologi perencanaan
pendidikan, khususnya dalam rangka penyediaan kesempatan
belajar bagi penduduk usia sekolah dasar di kota Manado.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini, ber
dasarkan atas dua pendekatan utama yaitu : (a) pendekatan
kuantitatif dengan menggunakan berbagai formula matematik
sesuai data-dokumentatif yang telah tersedia dan terseleksi;
(b) pendekatan kualitatif-evaluatif, sehubungan dengan
as-pek-aspek dinamika penduduk terutama mengenai faktor-faktor
yang mendorong terjadinya mobilitas penduduk dari desa ke
kota Manado, dan pergeseran penduduk dalam kota Manado ke
pinggiran kota karena dampak lingkungan kota dan perilaku
geografis seperti dijelaskan sebelumnya. Pendekatan ini
juga sampai pada pengamatan terhadap kasus yang berhubungan
dengan penyediaan kesempatan belajar bagi populasi usia
sekolah dasar di kota Manado, terutama menyangkut penyedia
an fasilitas (gedung) dan penyelenggaraan sekolah dasar ti
dak berdasarkan prinsip-prinsip school mapping dimana loka
si sekolah diamati kurang layak bagi proses belajar yang
efektif dan produktif.
Pendekatan penelitian tersebut memberikan
data-infor-masi mengenai berbagai fakta dan fenomena sekitar
scope
permasalahan, dan memberikan indikator penting bagi upaya
perencanaan penyediaan kesempatan belajar bagi populasi usia
sekolah dasar di kota Manado; yang mencakup bebera aspek :
(1) Aspek penyediaan kebutuhan guru bidang studi
menurut wilayah kota Manado;
enrolmen sekolah dasar menurut wilayah;
(3) Aspek penyediaan meja-bangku bagi proses
belajar populasi usia sekolah dasar menurut wilayah;
(4) Aspek penyediaan buku paket belajar bidang
studi bagi populasi usia sekolah yang menjadi en
rolmen dalam sistem pendidikan menurut wilayah;
(5) Aspek pembiayaan program pendidikan mela
lui partisipasi pihak swasta, keluarga (orang tua
murid), masyarakat dan ditunjang oleh PEMDA dalam
upaya penyediaan kesempatan belajar (penyediaan
gedung atau ruangan, meja-bangku, pembuatan pagar
sekolah, pengecatan gedung, perawatan sekolah me
lalui suatu bentuk kerjasama gotong royong dan
kekeluargaan tanpa pamrih bahkan penyediaan dana
secara spontan dari unsur-unsur yang terlibat
lang-sung dalam sistem pendidikan tersebut).
(6) Aspek perencanaan pemetaan sekolah terpadu
dengan city planning dalam rangka pelaksanaan sis
tem rayonisasi sekolah dan bertujuan untuk
pemera-taan kesempatan belajar bagi populasi usia sekolah
dasar menurut sektor (wilayah) pelayanan pendidik
an. Hal ini merupakan suatu pemantapan dari
peng-implementasian program wajib belajar bagi wilayah
Kotamadya Manado.
Berdasarkan aspek-aspek permasalahan dan
fenomena yang merupakan indikator penelitian ini,
peneli-penelitian secara spesifik, sebagai berikut :
1. Bagaimanakah dinamika penduduk memberikan dampak
terhadap pertumbuhan populasi usia sekolah dan proyeksi
enrolmen sekolah dasar di Kotamadya Manado, tahun 1986/
1987 sampai 1992/1993 ?
2. Bagaimanakah dampak dinamika penduduk usia seko
lah terhadap perencanaan penyediaan kesempatan belajar
bagi arus enrolmen sekolah dasar, sejalan dengan :
(a) Penyediaan kebutuhan guru bidang menurut sektor
pelayanan pendidikan sekolah dasar di Kotamadya
Manado tahun 1986/1987 sampai 1992/1993 ?
(b) Penyediaan ruangan belajar murid, ruang kerja ke
pala sekolah, ruang kerja guru bidang,
perpustaka-an sekolah dperpustaka-an gudperpustaka-ang sekolah di Kotamadya Mperpustaka-anado
1986/1987 sampai 1992/1993 ?
(c) Penyediaan meja-bangku bagi proses belajar seko
lah dasar di Kotamadya Manado, 1986/1987 sampai
1992/1993 ?
(d) Penyediaan buku paket bidang studi dan buku cerita
bergarabar bagi proses belajar-mengajar sekolah
dasar di Kotamadya Manado, tahun 1986/1987 sam
pai 1992/1993 ?
Untuk analisis penyediaan kebutuhan tersebut pada
butir 2 (a, b, c dan d) tersebut, didasarkan pada data
kuantitatif dan melalui pendekatan matematik bagi kemung
kinan proyeksi kebutuhan di masa depan (1986/1987 sampai
(e) Penyediaan dana, fasilitas, pemagaran se
kolah, pengecatan gedung dan perawatan ge
dung serta lingkungan sekolah dalam rangka
proses belajar melalui kerjasama gotong
royong dan partisipasi secara sukarela da
ri pihak swasta, keluarga dan orang tua
mu-rid (BP3) serta masyarakat; termasuk
penge-lolaan sumber daya dana bagi penyediaan
kesempatan belajar di Kotamadya Manado ?
(f) Perencanaan pemetaan sekolah dasar terpadu
dengan city planning dalam rangka pelaksa
naan sistem rayonisasi sekolah sebagai
ma-nifestasi dari proses pemerataan kesempat
an belajar bagi populasi usia sekolah sehu-bungan pula dengan pemantapan program wajib belajar di Kotamadya Manado ?
B. Tujuan Penelitian.
1. Tujuan Umum.
Tujuan umum penelitian tesis ini adalah un
tuk mendapatkan gambaran tentang dinamika aspek
kependudukan yang langsung memberikan dampak dan
indikator terhadap perencanaan penyediaan kesempat
an belajar bagi populasi usia sekolah dasar dan
implikasinya bagi manajemen perencanaan pemetaan
sekolah secara terpadu dengan city planning atau
2. Tujuan Khusus Penelitian.
Tujuan khusus yang akan dicapai dalam penelitian
ini, adalah :
a. Untuk mendapatkan gambaran mengenai dinamika pen
duduk yang langsung memberikan dampak terhadap pertumbuh
an dan perkembangan populasi usia sekolah 0 - 6 tahun
yang diperkirakan akan menjadi enrolmen sekolah dasar
(6 - 12 tahun) di masa mendatang.
b. Untuk mengetahui berapa besar porsi penyediaan
kesempatan belajar bagi enrolmen sekolah dasar di masa
depan, selaras dengan :
(1) Penyediaan kebutuhan guru bidang studi sekolah
dasar oleh LPTK (IKIP sebagai alternatif yang
represen-tatif) dan pengembangan fungsi dan peranan LPTK di masa
mendatang;
(2) Penyediaan ruangan belajar, ruangan kerja kepala
sekolah, ruangan kerja guru bidang studi, ruang
perpus-takaan sekolah, dan penyediaan ruangan untuk
gudang/in-ventaris sekolah;
(3) Penyediaan meja bangku bagi proses belajar;
(4) Penyediaan buku paket bidang studi dan buku
ce-rita bergambar; dan
(5) Pengembangan model pengelolaan sumber dana da
lam rangka pembiayaan program penyediaan kesempatan
belajar bagi populasi usia sekolah dasar di Kotamadya
Manado.
model pemetaan sekolah dasar terpadu dengan city
planning dan sesuai distribusi penduduk kota Manado.
C. Kegunaan Penelitian.
Secara teoritik, penelitian ini memberikan
man-faat bagi upaya pengembangan wawasan ilmu administrasi
pendidikan, khususnya pengembangan metodologi perenca
naan pendidikan sesuai kebutuhan tingkat lokal dan ber
sifat operasional.
Secara praktis-operasional, penelitian ini
ber-guna bagi akselerasi pembanber-gunan pendidikan khususnya
dalam rangka pemantapan penyelenggaraan pembangunan
sekolah dasar terutama bagi proses perencanaan penye
diaan kesempatan belajar bagi populasi usia sekolah
dasar di Kotamadya Manado.
Penelitian ini juga mef-upakan suatu alternatif
sumbangan pikiran yang berarti bagi pemantapan perenca
naan kota (city planning) oleh Pemerintah Daerah tingkat
II Kotamadya Manado.
Di lihat dari segi pengembangan LPTK, penelitian
ini berguna bagi upaya pemberian alternatif fikiran un
tuk pengembangan fungsi dan peranan LPTK. Karena renca
na penyediaan kebutuhan guru bidang studi sesuai tuntut
an kurikulum sekolah dasar dewasa ini, berimplikasi
langsung terhadap penataan kembali fungsi dan peranan
LPTK yaitu dari SPG yang dipandang kurang layak untuk
mengelaarkan calon guru, kemudian fungsi dan peranannya
ditransfer kepada IKIP sebagai lembaga produser calon
D. Paradigma Penelitian.
Untuk memperkuat paradigma penelitian tesis ini,
akan dikemukakan beberapa asumsi dasar sehubungan dengan
variabel penelitian, sebagai berikut :
1. Dimensi penduduk merupakan dimensi utama dalam
perencanaan pendidikan. Karena aspek kependudukan meru
pakan masukan utama bagi penerapan metodologi perencana
an pendidikan.
2. Dinamika penduduk (pertumbuhan dan perkembangannya)
di lihat dari segi kelahiran, kematian, migrasi dan
mobi-litasnya, memberikan dampak bagi perencanaan penyediaan
kesempatan pendidikan bagi populasi usia sekolah.
3. Populasi usia sekolah yang berhubungan langsung
dengan sistem pendidikan adalah jenjang pendidikan dasar
(corresponding school age population in the educational
primary school system).
4. Studi tentang arus enrolmen dalam proses sistem
pendidikan adalah paralel dengan studi tentang dinamika
populasi. Artinya dinamika penduduk berhubungan langsung
dan mempunyaii keseimbangan dinamik dengan sistem pendidik
a n .
5. Ekspansi pendidikan yang ditandai dengan program
wajib belajar bagi populasi usia sekolah dasar, memberikan
dampak yang besar bagi penyediaan kesempatan belajar
(meliputi : penyediaan kebutuhan guru, gedung, ruangan,
perpustakaan, buku paket bidang studi dan bergambar,
6. Semakin besar jumlah populasi usia sekolah yang
akan menjadi demand terhadap pendidikan, semakin besar
pula kemungkinan penyediaan kesempatan belajar bagi po
pulasi usia sekolah tersebut.
7. Penduduk usia sekolah dasar akan terus-menerus bertambah (konstan) apabila tidak ada kematian massal
yang diakibatkan oleh bencana alam (gunung api, ban jir),
wabah penyakit, perang, teror/pembajakan/penyanderaan,
dan I a i n - l a i n .
8. Perencanaan pendidikan sekolah dasar di Kodya
Manado bisa jalan apabila ada pemetaan sekolah dalam rang
ka pelaksanaan sistem rayonisasi sekolah. Tujuannya ada
lah untuk pemerataan kesempatan belajar dan pencapaian
keseimbangan dinamik bagi arus enrolmen antar
wilayah-daerah (kota) dalam lingkungan setempat.
9. Untuk mementapkan fencana pemetaan sekolah di ko
ta Manado, maka :
a. Populasi usia sekolah dasar dari wilayah lain
ti-dakan akan mencari kesempatan yang lebih baik di kota
Manado, karena kebutuhan untuk itu tidak difikirkan.
b. Sistem pendidikan sekolah dasar tidak akan
meraper-besar atau menambah lebih dari enam kelas, misalnya menja
di 9 kelas (= 9 tahun) kecuali kelas paralel.
c. Radius jarak antara sekolah dan rumah penduduk da
pat ditempuh dengan jalan kaki (maksimal i mil) dan lokasi
sekolah bebas dari lalu-lintas langsung dan ramai (high way
traffic).
d. Lokasi dan konstruksi gedung SD. harus memperhatikan
d. Lokasi dan konstruksi gedung SD. serta rasio
mu-rid dengan ruangan harus memperhatikan perilaku geografis
dari lingkungan ekologis setempat. Perilaku geografis
di-sini antara lain mencakup (1) perilaku angin yang berhu
bungan dengan ventilasi ruangan dan berpengaruh terhadap
perilaku proses belajar; (2) tekanan udara atau suhu udara
lingkungan geografis setempat, berpengaruh terhadap peri
laku belajar anak; (3) besamya tekanan udara atau suhu
udara yang ada dalam ruangan, akan berpengaruh bagi peri
laku belajar anak; (4) kecepatan angin pada suatu wilayah
akan berpengaruh terhadap besamya tekanan/suhu udara da
lam ruangan dan memberikan dampak bagi perilaku belajar
anak; (5) letak geografis dan letak bangunan serta venti
lasi gedung yang tidak sesuai dengan arus angin serta
si-nar matahari dalam sehari, akan membawa dampak terhadap
perilaku belajar anak di sekolah; dan (6) rasio antara
murid dan ruangan yang tidak sesuai dengan perilaku geo
grafis tersebut, akan membawa dampak khusus bagi perila
ku belajar anak dan terhadap efektivitas belajar siswa.
10. Tanpa profesionalisme tenaga perencana pendidikan,
maka perencanaan penyediaan kesempatan belajar bagi po
pulasi usia sekolafc dasar di kota Manado tidak akan
ber-jalan mapan dan efektif.
Berdasarkan atas asumsi-asumsi dasar tersebut,
dapat dikemukakan suatu model paradigma penelitian tesis,
ASSUMPTIONS and' NEEDS ASS-ESMENT
SUPPLYof
EDUCATIO-_kl NAL OPP
^ OBTUNITI-l
for SAP
(6 4-12)
I .(.??£?.. •..! ?80T 1^85.)
Diagram 1 : THE PARADIGM OF RESEARCH PROBLEM.
METHODOLOGY
of enrolment;
PROJECTION and SUPPLY
of EDOCATIO
NAL OPPORTU
NITY for
SCHOOL AGE of
POPULA-•
4«Ji
wwSwv
OSS h P q h
-27-PEMERATAAN
KESEMPATAN
BELAJAR
MENCAPAI KESE IMBANGAN DINA MIK ANTARA SUP
pt.y «, m v i w n
MENJAMIN PRO SES BELAJAR YANG KONDUSIF MENCAPAI PRO-DUKH VITAS PENDIDIKAN
PROSEDUR PENELITIAN
A. Tuiuan Khusus Q-oerasional.
Secara spesifik, penelitian tesis ini
dimaksud-kan untuk mendapatdimaksud-kan gambaran tentang (1) total dina
mika pertumbuhan penduduk kota madya Manado dalam hu
bungannya dengan penerapan metodologi perencanaan
pendidikan sekolah dasar; (2) tingkat efektivitas da
lam penyediaan kesempatan belajar bagi populasi usia
sekolah dasar, 6-12 tahun; dan (3) perencanaan pe
metaan sekolah (school maping) atau sistem rayonisasi
sekolah dalam rangka pemerataan kesempatan belajar
bagi populasi usia sekolah dasar di kotamadya Manado;
(^) ada tidaknya implementasi perencanaan pendidikan
sekolah dasar di kotamadya Manado.
Untuk mendapatkan gambaran operasional, peneli
tian ini bertujuan untuk mendapatkan data mengenai
(a) jumlah total penduduk
menurut struktur usia dan
jenis kelamin dalam lima tahun terakhir (1980/81 -
19-85/86) di kotamadya Manado; (b) jumlah populasi usia
0-5 tahun dalam lima periode terakhir (1980/86) di
kotamadya Manado; (c) jumlah pendaftar baru pada tahun
pertama (kelas I), pindahan dari sekolah/wilayah lain;
mengulang, drop-outs, dan lulusan SD Kotamadya Manado;
(d) jumlah enrolment sekolah dasar di kotamadya Manado
per kelas/tingkat dalam lima tahun terakhir (1930/56),
(e) jumlah enrolmen SD swasta dan negeri per tingkat
di Kotamadya Manado dalam lima tahun terakhir (1980/
1986); (f) jemlah gedung, ruangan/kelas, meja-bangku
belajar SD swasta dan negeri di Kotamadya Manado da
lam perkembangan lima tahun terakhir (1980/1986);
(g) jumlah enrolmen yang tersebar di setiap sentra/
sub, sentra A-B-C di Kotamadya Manado dalam perkem
bangan lima tahun terakhir;(h) jumlah guru menurut
sub-sentra pengembangan wilayah A-B-C, jumlah gedung,
ruangan/kelas dan rasio guru-murid per kelas dalam
perkembangan lima tahun terakhir; (i) jumlah populasi
usia 6 - 1 2 tahun yang tertampung dalam sistem di
ban-dingkan dengan yang tidak tertampung dalam sistem pen
didikan sekolah dasar dalam perkembangan lima tahun
terakhir (1980/1986); (j) kemampuan penyediaan tenaga
guru oleh LPTK (SPG) dan kemungkinan pengembangan
dari IKIP); (k) data-data kualitatif yang diperoleh
melalui proses pengamatan dan wawancara lanfsung; (1)
data tentang perencanaan kotamadya Manado (rencana
induk kota) tahun 1984 - 2005 yang dapat diimplikasi-kan ke dalam perencanaan pemetaan sekolah dasar.
Dengan data-data yang di jaring tersebut, ma ka penerapan model analisis akan lebift cermat dan ma
pan. Selain data kuantitatif tersebut, maka dalam pe
Faktor-faktor non-teknis tersebut" dimaksudkan seba
gai aspek data kualitatif yang secara'implisit dan
eksplisit adalah aspek lingkungan eksternal pendidi
kan yang memberikan dampak terhadap proses perencana
an pendidikan.
B. Populasi.
Prinsip setiap penelitian ilmiah, secara ob - :
jektif untuk mendapatkan gambaran dan kesimpulan ter
hadap karakteristik nilai atau variabel masalah pene
litian yang diteliti. Jadi tujuan penelitian ini
di
maksudkan untuk memberikan evalusi mengenai karakte
ristik populasi dalam hubungannya dengan obyek pene
litian yang dimaksudkan. Sudjana (1982 : 5) menggam
-barkan bahwa populasi sebagai :
Totalitas semua nilai yang mungkin, hasil
meng-hitung atau pun pengukuran, kuantitatif mauioun
kualitatif; daripada karakteristik tertentu" me
ngenai sekumpulan obyek yang lengkap dan jelas
yang mgin dipelajari si fat-sifatnya, dinamakan
populasi.Jadi karakteristik permasalahan yang ingin dipelajari
dan diketahui dalam penelitian ini adalah dampak di
-namika penduduk terhadap perencanaan penyediaan kesem
patan belajar bagi populasi usia sekolah dasar di Ko
tamadya Manado. Dinamika penduduk yang di lihat di si
ni adalah dinamika fertilitasnya, mobilitasnya dan
struktur usia penduduk serta gambaran tentang total
pendmduk Kotamadya Manado yang dianalisis dan proyek
si, kemudian mendapatkan kejelasan tentang berapa be
C. Angganan Dasar dan Pembatasan Masalah Penelitian
1. Angganan Dasar.
Dimensi mengenai 'dinamika kependudukan
dalam-kaitannya dengan penyediaan kesempatan belajar bagi
populasi usia sekolah dasar 6-12 tahun' merupakan
dua aspek yang saling berhubungan, dengan anggapan
bahwa :
a. Dinamika dan perubahan penduduk cenderung mem
pengaruhi perkembangan total popuiaasi usia sekolah
khususnya sekolah dasar yang berinterelasi langsung
dengan sistem pendidikan.
b. Bertambahnya jumlah populasi usia sekolah da
sar, beratti membawa dampak terhadap penyediaan kesem
patan belajar sesuai demand yang ada.
c. Karena perkembangan populasi tersebut sifatnya
dinamik, sehingga mengakibatkan adanya perubahan-peru
bahan dalam perencanaan pendidikan dan perabuatan kebi
jakan.
Anggapan dasar tersebut merupakan pangkal to
lak pemecahan masalah penelitian dan pengembangan me
todologi perencanaan pendidikan. Pemecahan masalah
po-kok dalam penelitian ini sesungguhnya berimplikasi sam
pai pada kemampuan penyediaan guru oleh LPTK. (!k,P)
Perencanaan penyediaan kesempatan belajar bagi
populasi usia sekolah dasar (6-12 tahun) bergantung
dengan asumsi bahwa tidak akan terjadi bencana alam.
atau wabah penyakit yang mengakibatkan kematian pen
duduk secara massal.
2. Pembatasan Masalah Penelitian.
Mengingat luasnya lingkup permasalahan pene
litian ini sehingga peneliti membatasi dalam dua
po-kok masalah utama yang terdiri dari dimensi : (1)
aspek dinamika penduduk dengan melihat arus dan gerak
an mobilitas spasial atau perubahan-perubahan penduduk
(masuk/keluar kota) sehingga membawa dampak bagi per
tumbuhan struktur usia penduduk seperti 0 - 4 ; 5 - 9 ;
10 - 14; 15-19 dan seterusnya. Struktur usia pendu
duk ini dijadikan indikator bagi analisis komponen
usia tunggal khususnya struktur populasi usia sekolah
dasar 0 - 6 tahun (1985/1986) yang diantisipasikan
akan menjadi enrolmen sekolah dasar pada 5 sampai 7
tahun kemudian (menjadi usia 6-12 tahun), setelah
tiba waktunya; (2) dinamika penduduk tersebut, membe
rikan dampak terhadap perencanaan penyediaan kesempat
an belajar bagi populasi usia sekolah dasar, yang
terdiri dari komponen-komponen penyediaan guru bidang,
penyediaan ruangan belajar, ruang kerja kepala sekolah,
ruang kerja guru bidang, perpustakaan dan gudang se
kolah, serta pengelolaan sumber daya-dana bagi pembia
yaan program pendidikan dan sampai pada analisis bagi
perencanaan pemetaan sekolah terpadu dengan perencana
Tujuan dari pelaksanaan school mapping ada
lah penataan sumber daya fasilitas gedung sekolah
dekat dengan pemukiman penduduk dan terletak pada
lokasi-lokasi yang strategis dan layak bagi proses
belajar, serta bertujuan untuk pemerataan kesempat
an belajar bagi populasi usia sekolah, menjamin pro
ses belajar yang kondusif, aman, tentram dalam rang
ka mencapai produktivitas belajar.
Untuk menjamin suasana belajar dan hasil be
lajar yang produktif, lokasi sekolah harus terhindar
dari :
(a) Terhindar dari through-traffic dan high-way
traffic, atau bentuk jalan 'gang' dan jalan buntuh.
(b) Terhindar dari keramaian dan kebisingan kota,
seperti dekat terminal bus kota, dekat pasar dan
shopping centre, dekat pusat rekreasi, dekat bioskop;
(c) Lokasi sekolah tidak ditempatkan pada
giran atau dibawah tebing-gunung dan bukit, dan
ping-giran sungai.
(d) Lokasi sekolah seyogyanya ditempatkan dekat
dengan perumahan penduduk.
(e) Konstruksi ruangan dan ventilasinya harus
memperhatikan kondisi lingkungan dan perilaku geogra
D. Metoda Penelitian Dan Teknik Pengumpulan Data. 1. Metoda Penelitian.
Sebagai langkah pendekatan dalam penelitian
tesis ini adalah berdasarkan penerapan metodoligi
perencanaan pendidikan dengan pendekatan matematik
dan kualitatif. Metoda penelitian ini digunakan
untuk analisis deskriptif dan evaluatif (studi
ka-sus) serta pendekatan proyektif dalam rangka
menja-wa pertanyaan penelitian.
Pendekatan matematik dalam analisis data da
sar lewat penelitian, dipandang sebagai suatu alat
penghampiran yang mengacu pada analisis kualitatif
dalam rangka pemecahan kasus permasalahan. Sejalan
dengan pola fikir dan cara berfikir demikian, maka
Robert C. Bogdan dan Sari Knopp Biklen (1982 :
27-29) mengemukakan ciri-ciri penelitian dengan pende
katan kualitatif, yaitu :
1. Qualitative research has the natural setting
as t h e d i r e c t source o f d a t a and t h e r e s e a r
cher i s the key instrument.
2. Qualitative research i s descriptive.
3. Qualitative researchers are concerned with process rather than simply with outcomes or products.
4- Qualitative researchers tend to analyse their
data inductively.
5. "Meaning" i s of essential concern to the qualitative approach.
Di lihat dari pendekatan ini, maka peneliti merupa
kan alat atau instrumen utama dalam penelitian tesis
sis tentang "dampak dinamika populasi terhadap pe
rencanaan penyediaan kesempatan belajar bagi popu
lasi usia sekolah dasar di Kotamadya Manado, dia
-sumsikan telah tersedia di Kantor Dinas PD dan K
Kotamadya dan Propinsi, Kanwil Depdikbud Propinsi,
Bappeda Dati II Kotamadya Manado dan Biro Pusat
Statistik Pemda. Propinsi Sulawesi Utara. Data-da
ta tersebut ada yang berbentuk naskah, dokuraen,
file, statistik atau laporan yang direkam dan di
foto-copy ( =data kuantitatif) serta data-informasi
kualitatif yang diperoleh melalui pendekatan indivi
dual* dan observasi-partisipatif.
2. Teknik Pengumpulan Data.
Proses pengumpulan data, dilakukan dengan
teknik pendekatan formal sesuai prosedur dan secara
informal yang berlangsung secara simpatik dan saling
terbuka. Pendekatan ini digunakan dengan maksud agar
data-data yang diperlukan sesuai aspek-aspek dan ka
rakteristik permasalahan penelitian dapat diperoleh
secara cermat dan efektif. Selain data kuantitatif,
juga diperoleh data kualitatif melalui "probing" de
ngan sumber data-informasi untuk menunjang data kuan
titatif dan proses analisisnya.
Jadi teknik pengumpulan data disini, tidak
lain merupakan suatu strategi bagaimana agar
sesuai format yang telah dirancang dan pertanyaan pe
nelitian yang telah ditetapkan.
Sedangkan tahap pengumpulan data sesungguhnya
ditempuh dalam beberapa
langkah sebagai berikut :
a. Data dari Kantor Dinas Pendidikan Dasar dan
Kebu-dayaan DEPDIKBUD Kotamadya Manado, dijaring mulai
dari tanggal 25 April sampai 20 Mei 1986.
Data-data yang diperoleh adalah berbagai dokumen
tentang keadaan penduduk menurut wilayah Kecamatan
dan total penduduk Kotamadya Manado, data tentang
jumlah enrolmen SD menurut wilayah, keadaan guru,
jumlah gedung, unit SD, ruang/kelas, meja-bangku,
rasio guru-murid, perbandingan populasi usia seko
lah dasar yang tertampung dalam sistem persekolahan
(swasta dan negeri). Setelah data kuantitatif di
peroleh, selanjutnya dilakukan wawancara dengan Ke
pala Dinas PD dan K Kotamadya Manado.
Data-data kuantitatif diperoleh dengan mengkopi
data dokumentatif yang ada dengan pengawasan lang
sung dari petugas dan stempel kantor dan tanda
ta-ngan digunting deta-ngan maksud untuk mencegah kemung
kinan yang tidak diinginkan.
b. Data dari Kantor BAPPEDA Kotamadya Manado, diperoleh
sejak tanggal 20 Mei 1986 sampai 25 Mei 1986. Jenis
Manado tahun 198 5 -
1992
kemudian di foto kopi.
Selain data tersebut, diselingi pula dengan
wawanca-ra khusus dengan Ketua Bappeda Dati II Kotamadya Mana
do, mengenai dinamika populasi dan kecenderungan ma
syarakat kotamadya Manado untuk memperoleh kesempatan
pendidikan khususnya sekolah dasar.
c. Pengambilan data kuantitatif di kantor Statistik
Propinsi Sulawesi Utara, i sebagai bahan pembanding
dengan data yang diperoleh dari instansi lain. Hal
ini dilakukan pada tanggal 1 Juni 1986. Data terse
but direkam sesuai dengan karakteristik dajta yang
diperlukan.
d. Pengambilan data di kantor Dinas PD dan K Propinsi
Sulawesi Utara dilakukan pada tanggal 5 Juni 1986,
dengan mencatat data-data penting lainnya yang re
levan dengan penelitian.
e. Data-data yang di jaring tersebut secara formal
dapat dipertanggung jawabkan. Sebagai bukti adalah
seperti terlampir.
E, Model Pengolahan Data.
Dalam rangka analisis data penelitian, telah
digunakan model-model pendekatan matematis dalam pe
nerapan metodologi perencanaan kuantitatif dalam pen
didikan. Formula-formula yang digunakan ada yang
di-sesuaikan dengan kebutuhan perencanaan yaitu dengan
di-diusahakan sedapat mungkin untuk menemukan model
analisis yang cermat, efektif dan relevan.
1. Model-model Analisis Aspek Dinamika Penduduk
Kotamadya Manado.
Analisis aspek dinamika penduduk merupakan
langkah utama dan menentukan dalam upaya penerapan
metodologi perencanaan pendidikan. Dimensi kependu
dukan adalah berkorespondensi (berhubungan) lang
-sung dengan dimensi perencanaan pendidikan, dimana
langkah-langkah mendasar untuk analisis kecenderung
an pertumbuhan penduduk (dynamics population trend)
memberikan dampak dan implikasi terhadap penyediaan
kesempatan belajar bagi populasi usia sekolah dasar
(school age population) di masa mendatang.
a. Analisis mengenai kecenderungan pertumbuhan pen
duduk.
Untuk mengukur perubahan dan pectumbuhan pen
duduk suatu wilayah, Hector Correa (1969 : 16 - 17).
memberikan indikator konsepsional dan formula :
_For the present we must first decide in
which changes of the population we are inters-"
ed, what factors determine these change^
methods can be used to measure bo^1" and the governing factors. .W»
in this context with popu""
fluence on the age and se.lation. The factors detera are birth, immigration, de» Vftth these data, and the fo
Pt -
Pt-T
120
Mengamati mengenai perubahan-perubahan dan
tingkat pertumbuhan penduduk adalah sangat determinan
karena berimplikasi terhadap perencanaan pendidikan
dan pengambilan atau pembuatan kebijakan sistem pen
didikan di masa depan. Hal ini jelas seperti dikemu
kakan Hector Correa (1966 : 17)> bahwa :
The interrelations between population and the educational system are one of the main elements that must be considered in an educational plan... The first type of population information of in terest to the educational planners i s the number of persons of school age. This number i s used to determine whether of not . a l l the children are re ceiving an education. In addition, a projection of t h i s number i s used to determine the education al facilities that will be required in the future. Sedangkan dalam hubungan dengan perubahan penduduk dan perencanaan pendidikan tersebut, Mohammad Fakry Gafar
(1987 : 60) menjelaskan bahwa :
Perubahan-perubahan penduduk amat penting, kare
na dapat mempengaruhi kebijakan dalam perencanaan
pendidikan. Karena itu dalam konteks perencanaan pendidikan, perubahan penduduk yang diperlukan hanyalah yang meliputi pertumbuhan penduduk dan pengaruhnya terhadap struktur penduduk.
Untuk mengukur tingkat pertumbuhan penduduk di masa
depan, dapat dianalisis melalui metoda proyeksi pen
duduk seperti "exponential method" atau model "Standard
Compound Interest Formula" serta metoda "balance equation",
Sedangkan untuk mencari usia tunggal 0-12 tahun, da
pat menggunakan'Component Based Method'berdasarkan
Mohammad Fakry Gaffar (1937 : 116) yaitu :
Alternatif I dengan formula untuk metoda ekstrapolasi
adalah :
pn = Px + ct
Formula
( II )
Dimana : Pn = Proyeksi populasi
px = Populasi tahun dasar
t
= Jumlah tahun yang diproyeksi
c = Pertambahan penduduk pertahun rata-rata.
Alternatif II dengan menggunakan model Standard COMPOUND
INTEREST formula yang dikembangkan oleh Davis (1980) un
tuk menghitung dan memproyeksi pertambahan penduduk
di-masa mendatang. Model analisis tersebut dengan formula
sebagai berikut :
Pn = Po(1 + r)
Formula ( III )
Dimana : Pn = Jumlah penduduk yang diproyeksi pada
jangka waktu tertentu.
Po = Jumlah penduduk pada tahun pangkal.
t
= Jumlah tahun dalam periode proyeksi.
r
= Kenaikan alamiah (persentase) pertahun.
Formula ini dikembangkan secara operasional oleh Moh.Fakry Gafar (1937 : 63-64) dengan gambaran kenaikan
alamiah (rate of natural increase) 4 persen pertahun,
dan jumlah penduduk pada tahun dasar 12 juta, maka
keadaan penduduk pada 10 tahun mendatang adalah :
Pn = 12 (1.04)10 = 17.8 juta.
Angka kenaikan alamiah pertahun dapat dihitung atas
berikut ini :
(1 +r)=
^
P2 atau
(1.04) = \7 12 juta
8.1 juta.
b Analisis kelompok usia tunggal berdasarkan
struktur populasi pada tahun tertentu.
Untuk analisis ini dapat digunakan Component
Based Method dengan formula "The Spr.ague
Multipliers" yang dikembangkan Davis (1930)
sebagai berikut : Formula (IV )
The Sprague Multipliers
•1
First End-Panel
n, +0.3616-0.2768+0.1488-0.0336 n2 +0.2640 -0.0960 +0.0400 -0.0080 rvj +0.1840 +0.0400 -0.0320 +0.0080
n4 +0.1200 +0.1360 -0.0720 +0.0160
nj +0.0704 +0.1968 -0.0848 +0.0176
First NeM-To-End Panel
n, +0.0336 +0.2272 -0.0752 +0.0144 r>2 +0.0080 +0.2320 -0.0480 +0.0080 rvj -0.0080 +0.2160 -0.0080 +0.0000 n4 -0.0160 +0.1840 +0.0400 -0.0080
n5 -0.0176 +0.1408 +0.C912 -0.0144 Mid-Panel
n, -0.0128 +0.0848 +0.1504 -0.0240 +0.0016
n, -0.0016 +0.0144 +0.2224 -0.0416 +0.0064 rvj +0.0064 -0.0336 +0.2544 -0.0336 +0.0064 ry, +0.0064 -0.0416 +0.2224 +0.0144 -0.0016 rig +0.0016 -0.0240 +0.1504 +0.0848 -0.0128
Last NeM-To-End Panel
n, -0.0144 +0.0912 +0.1408 -0.0176 nj -0.0080 +0.0400 +0.1840 -0.0160 r>j +0.0000 +0.0080 +0.2160 -0.0080 rj, +0.0080 -0.0480 +0.2320 +0.0080 ng +0.0144 -0.0752 +0.2272 +0.0336
Last End-Panel
5 -0.0848 +0.
+0.0160 -0.0720 +0.1360 +0.1200
n, +0.0176 -0.0848 +0.1968 +0.0704
"2
r>j +0.0080 -0.0320 +0.0400 +0.1840 nj -0.0080 +0.0400 -0.0960 +0.2640 n4 -0.0080 +0.0400 -0.0960 +0.2640 ng -0.0336 +0.1488 -0.2768 +0.3616
Model formula (IV) tersebut disesuaikan dengan kebutuh
an perencanaan pendidikan untuk suatu jenjang sistem
pendidikan yang diinginkan.
The type of population projection required will de pend on the form of educational planning model to be used. If a simple enrollment rate approach requiring only five-year time interval is used, then a standard
cohofct population projection by five-year age groups
and five-year time intervals will suffice. Data on age groups that differ from the standard 5-9, 10-14, 15-19, and so forth, can be interpolated using Sparaque Mul tipliers or another technique of interpolation. On the
hand, if the grade-cohort approach is used, projections
of population by single-year time intervals and single
years of age are required. Such detailed data are at
pfesent available in very few developing countries
(Warren C. Robinson, 1975, p. : 92).
Untuk proyeksi populasi usia sekolah 0-6 tahun yang
diantisipasikan akan menjadi enrolmen sekolah dasar pa
da usia 6 - 12 tahun di masa mendatang, menggunakan struk
tur usia mulai dari 0-4 tahun, 5-9, dan seterusnya
sesuai kebutuhan yang akan direncanakan.
2. Analisis Populasi Usia Sekolah (6 - 12) Yang Ada
Dalam Sistem Persekolahan Dan Yang Berada Di luar
Sistem Persekolahan (= The Non Schooling Gap).
Analisis komponen ini bertujuan untuk mengamati
total populasi usia sekolah 6-12 tahun yang tertampung
dan yang tidak tertampung dalam sistem pendidikan.
Untuk menganalisis kedua komponen tersebut, dapat
dikemukakan beberapa asumsi dasar sebagai berikut :
a. Setiap warga negara berhak atas kesempatan pendidikan.
b. Semakin besar tuntutan masyarakat akan pendidikan,
semakin besar pula biaya pendidikan yang diperlukan
untuk pembiayaan program pendidikan.
pembayaran untuk pembiayaan program pendidikan
dan bagi program pembiayaan pendidikan.
d. Program wajib belajar tingkat sekolah dasar, tidak
akan luput dari beban pembayaran biaya pendidikan
terutama di sektor perkotaan.
e. Tidak semua orang tua murid memiliki ability to pay
dalam membiayai program pendidikan bagi anaknya,
karena beban pembayaran cenderung meningkat total
biayanya (total-cost).
f. Tingkat kesadaran masyarakat sektor perkotaan ter
hadap pentingnya pendidikan, cenderung meningkat.
g. Tidak semua populasi usia sekolah 6-12 tahun,
mendapatkan porsi yang sama dalam sistem pendidikan
karena berbagai faktor pertimbangan sosial-ekonomis.
Berdasarkan asumsi-asumsi dasar tersebut, beri
kut ini dapat diformulasikan satu model formula untuk
menganalisis total populasi usia sekolah 6-12 tahun
yang berada dalam sistem persekolahan dan yang berada
di luar sistem persekolahan (non schooling gap), seba
gai berikut :
r
n
P=6-12
N(s.g) =^—"p (UjS) _E(_e,m)
1=1-6
Dimana
N(s,g)
(Formula V)
= Total populasi usia sekolah yang tidak ber
ada di dalam sistem persekolahan atau yang
disebut the non schooling gap, pada tahun
P U,s
= Total populasi usia sekolah 6-12 tahun
yang ada pada tahun yang bersangkutan.
Et-do
= Jumlah enrolmen yang ada dalam sistem per
sekolahan, dengan memperhatikan jumlah en
rolmen yang masuk dari wilayah lain, yang
pindah ke tempat lain, yang drop-out, dan
yang lulus pada tahun yang bersangkutan.
Tujuan utama analisis ini adalah untuk mendapatkan gam
baran yang jelas mengenai total populasi usia sekolah
yang menjadi enrolmen sekolah dasar dan berapa besar
populasi yang termasuk non-schooling gap. Analisis ini
juga membantu mengamati kecenderungan enrolmen yang ma
suk dan keluar (pindahan), drop-out, keluaran,
mengu-lang dan yang diterima sebagai murid baru.
Yang dimaksud dengan :
The non schooling gap is the difference between
the estimated population of the approprieate age
group and the number enrolled in the educational
sector corresponding to that group...
Thus the enrolment ratio and the non schooling gap
are only apparent, and the real situation to popu
lations can be very different (J.D. Chesswas, 1966,
p. 18).Dengan mengetahui kecenderungan enrolmen dan
perbanding-annya dengan populasi usia sekolah yang tidak berada
dalam sistem persekolahan, akan mempermudah bagi anali
sis proyeksi enrolmen di masa mendatang.
Analisis proyeksi enrolmen dengan pendekat
an
cohort-system, didasarkan pada tingkat prosentasi
populasi usia sekolah yang menjadi enrolmen dalam sis
tem pendidikan. Karena itu analisis tentang the non
3. Model Analisis Proyeksi Enrolmen.
Untuk menganalisis proyeksi enrolmen, dapat
dikemukakan beberapa asumsi, sebagai berikut : <