• Tidak ada hasil yang ditemukan

LPSE Kabupaten Badung E. Spek teknis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LPSE Kabupaten Badung E. Spek teknis"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

SPESIFIKASI TEKNIS

PASAL 1 : URAIAN UMUM

Dalam uraian ini disebutkan detail dari spesifikasi teknis untuk Pekerjaan Pembangunan RKB, Ruang Guru, Ruang Perpustakaan, Ruang UKS dan Lab.

SD No. 1 Tuban, dan pengerjaannya akan diselenggarakan secara hati-hati dan

efisien, disesuaikan dengan Spesifikasi Teknis ini dan dengan petunjuk-petunjuk Direksi.

(1) Lingkup Pekerjaan / Pengadaan  Pekerjaan Persiapan

 Pekerjaan Pembangunan RKB, Ruang Guru, Ruang Perpustakaan, Ruang UKS dan Lab. SD No. 1 Tuban

(2) Sebelum pekerjaan dimulai pemborong wajib melakukan hal-hal sebagai berikut :

 Membuat dereksikeet yang dilengkapi dengan meja, kursi dan alat-alat tulis secukupnya.

 Membuat gudang dan bangsal kerja untuk keperluan pemborong sesuai dengan kebutuhan.

 Membuat dan memasang Papan Nama Proyek dengan ukuran 80 X 120 Cm.

 Kerusakan-kerusakan yang terjadi sebagai akibat dari pekerjaan pembongkaran tersebut kerena kelelaian pemborong menjadi tanggung jawab pemborong.

 Kontraktor sebelum memulai bagian dari pekerjaan tertentu agar membuat gambar baru yang merupakan gambar pelaksanaan yang akan dimintakan persetujuan Direksi.

 Ketidakcocokan yang mungkin ada dilapangan antara gambar dan kenyataan segera dilaporkan kepada Direksi.

 Pekerjaan pengukuan harus dilakukan dengan cermat/teliti sehingga didapat sudut betul-betul tegak lurus, siku dan waterpas.

(3) Pekerjaan Pembersihan

Pekerjaan pernbersihan dilakukan oleh pernborong terhadap kotoran-kotoran yang ada di lokasi pekerjaan.

(4) Pekerjaan Pengukuran / Uitzet

a. Pekerjaan pengukuran / uitzet sepenuhnya dilaksanakan oleh pernborong dan disetujui oleh Direksi / Pengawas berdasarkan gambar yang telah ditetapkan.

b. Pelaksanaan pernasangan patok - patok . kontrol / stationing (STA) penempatannya pada interval 25 m kecuali ditentukan lain dan- mendapat persetujuan Direksi.

c. Patok kontrol / STA dimaksud harus diamankan, dipelihara dan penempatannya tidak mengganggu kelancaran pekerjaan dan lalu lintas, d. Segala kegiatan ini menjadi tanggung jawab kontraktor.

(5) Pengamanan Pekerjaan

a. Bila diperlukan kontraktor harus membuat / mengadakan papan nama yang mernuat keberadaan kegiatan terhadap Jalu lintas (sebagai rambu-rambu lalu lintas ) sehingga pemakai lalau lintas jalan lebih berhati-hati di sekitar lokasi kegiatan.

(2)

c. Tulisan papan nama serta warna cat dasar dan tulisan disesuaikan sehingga mudah dapat dilihat oleh pemakai jalan.

(6) Pekerjaan Bongkaran

Pekerjaan bongkaran ini dilakukan secara berhati-hati agar tidak mengganggu atau merusak bangunan lainnya yang masih bisa dipakai.

PASAL 2 : PEKERJAAN TANAH, GALIAN DAN URUGAN

2.1. Pekerjaan Tanah

1. Sebelum memulai pekerjaan pasangan bouwplank, Pemborong harus yakin bahwa semua permukaan tanah, baik tanah datar maupun garis transis yang tercantum dalam gambar adalah benar.

2. Jika belum merasa yakin terhadap kebenaran keadaan permukaan tanah, Pemborong harus melaporkan secara tertulis kepada Direksi untuk selanjutnya diselesaikan bersama.

2.2. Urugan dan Penimbunan Tanah

1. Bila akan ada penimbunan tanah, terlebih dahulu harus dilakukan pengupasan lapisan atas tanah ( stripping ) minimal setebal 30 cm dengan tujuan untuk menghilangkan lapisan rumput, sisa-sisa akar tanaman, tanah humus dan benda-benda lainnya yang dapat mengganggu kekuatan tanah.

2. Pemborong harus selalu menyediakan pompa air untuk menghindari genangan air dan lumpur di tempat kerja.

3. Tanah urug harus bebas dari kotoran. Hasil dari pengurugan harus padat dan mencapai peil yang dibutuhkan.

4. Galian dan urugan ( cut & fill ) pada tapak harus dilakukan secermat mungkin untuk menghindari adanya pekerjaan ulangan.

5. Urugan dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum lapisan 30 cm dan setiap lapis dipadatkan secara mekanis, minimal 3 ( tiga ) kali gilas dengan roller 6 ton.

6. Setelah seluruh pengurugan selesai, hasil pengurugan harus berada dalam kondisi baik, padat dan stabil. Apabila hasil urugan belum baik, maka pengurugan harus diulang sampai mendapat persetujuan Direksi. 7. Urugan dengan tenaga manusia hanya dapat dilakukan untuk

daerah-daerah urugan yang tidak akan menerima beban besar. Pemadatan dilakukan dengan timbris dari besi atau beton seberat 15 - 20 kg dengan tinggi jatuh minimal 30 cm. Pemadatan dilakukan pada setiap lapis yang tebalnya tidak lebih dari 15 cm.

8. Kepadatan yang disyaratkan untuk kosntruksi tanah urug adalah :

- Lapisan tanah lebih dari 30 cm di bawah permukaan sub grade, harus mencapai 90 % dari kepadatan ( kering ) maksimum.

- Lapisan tanah kurang dari 30 cm di bawah permukaan sub grade, tanah dasar tanpa kolusi dan tanah dasar berkolusi dengan indeks plastis kurang dari 25 cm, harus mencapai 100 % kepadatan ( kering ) maksimum.

- Tanah dasar berkolusi dengan indeks plastis sama dengan atau lebih besar dari 25 cm, terlebih dahulu harus diturunkan indeks plastisnya. - Selama pemadatan berlangsung, kadar air harus dijaga agar tidak

lebih besar dari 2 % kadar air optimum.

(3)

- Bahan urugan pasir adalah pasir urug atau pasang sesuai dengan kebutuhan.

- Pasir urug harus bebas dari kotoran dan biji-bijian yang dapat tumbuh. - Urugan pasir digunakan untuk menguatkan lapisan tanah dibawah

pondasi, lantai, lapisan dasar jalan.

- Pemadatan pasir urug menggunakan handpress atau stamper dan dengan penyiraman secukupnya.

- Pengukuran ketebalan pasir yang dilakukan setelah pasir direndam air dan ditimbris.

2. Urugan Kembali

- Pekerjaan mengurug kembali adalah pekerjaan mengurug sisa galian pondasi, bekas saluran dan meninggikan peil lantai.

- Urugan kembali dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi. - Pemadatan lapis demi lapis dari tanah urugan kembali ini harus

menggunakan stamper.

- Tanah untuk urugan kembali ini adalah tanah yang bersih dari kotoran dan biji-bijian yang dapat tumbuh dan mendapat persetujuan Direksi.

2.4. Galian Tanah Lebih dan Galian Salah

Apabila kedalaman tanah galian melebihi dari yang ditentukan atau galian tanah yang tidak pada tempatnya, maka Pemborong wajib mengurug kelebihan / kesalahan galian tersebut dengan bahan yang sesuai dengan syarat pengisian bahan pondasi / sesuai dengan spesifikasi pondasi sampai batas kedalaman / keadaan yang dikehendaki.

2.5. Hasil Akhir

Perataan, pembentukan kemiringan, pembentukan transis, pemadatan dan pekerjaan tanah lainnya harus sesuai dengan yang dikehendaki dan hasilnya telah mendapat persetujuan Direksi. Yang dimaksud tanah datar disini adalah tanah yang mempunyai kemiringan 2 – 5 %.

PASAL 3 : PEKERJAAN PONDASI

3.1. Setelah lubang galian mencapai tanah keras serta mendapat persetujuan dari Pengawas / Direksi pekerjaan pondasi dapat dilanjutkan.

3.2. Pekerjaan batu kosong ( batu kali ) dipasang sedemikian rupa, celah batu tersebut diurug pasir kemudian disiram air sampai jenuh sehingga kedudukan permukaan datar dan rata.

3.3. Pekerjaan pasangan batu kali dengan campuran sesuai bestek dan petunjuk Direksi dipasang rapat dan disusun sedemikian rupa sehingga tidak ada batu– batu yang bersinggungan dan pada celah-celah diisi speci / perekat sampai rata dan padat pada sisi dinding sebelah dalam diurug dengan tanah urug dan dipadatkan sehingga kuat.

PASAL 4 : PEKERJAAN PASANGAN

4.1. Pasangan Bata 1. B a h a n

- Semua bata yang digunakan harus dari mutu klas I, padat, keras, benar ukurannya, mempunyai ujung persegi dan harus sesuai dengan gambar kerja.

(4)

- Bahan-bahan seperti pasir, semen dan air adukan pasangan bata mengikuti ketentuan yang digunakan dalam pekerjaan beton.

2. Pemasangan.

- Sebelum dipasang, bata harus dibersihkan terlebih dahulu sampai bebas dari kotoran.

- Secara umum, bata dipasang dengan adukan jenis A4 ( 1 pc : 5 ps ). - Adukan A1 ( 1 pc : 2 ps ) digunakan untuk pasangan dari atas sloof

sampai 20 cm diatas lantai jadi. Dan juga untuk pasangan bata yang akan berhubungan langsung dengan air, seperti pada tembok toilet, pasangan riol, septictank dan bak kontrol, digunakan adukan A1. Adukan A2 ( 1 pc :3 ps ) digunakan untuk ujung-ujung tembok, sudut, pinggiran lubang dan pekerjaan lain sesuai dengan petunjuk Direksi.

- Pasangan bata dilakukan secara bertahap dan setiap hari tingginya tidak lebih dari 100 cm / 5 lapisan bata, yang diikuti dengan cor kolom praktis. - Pembuatan lubang steger pada pasangan bata sama sekali tidak

dibenarkan.

- Semua angker, pipa dan peralatan lainnya harus dipasang bersamaan dengan pasangan bata.

- Setelah bata terpasang, adukan, nat / siar harus dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram dengan air.

- Hasil dari pasangan bata adalah sesuai dengan gambar kerja. Kerugian akibat kesalahan pemasangan bata, sepenuhnya menjadi tanggungan Pemborong.

4.2. Kolom Praktis dan Ring Balk

1. Setiap pertemuan tegak lurus dan pada bidang dinding bata yang mempunyai luas lebih besar dari 12 m2, harus ditambah kolom dan balok praktis setebal dinding persegi dengan tulang pokok 4  12 mm dan beugel  6mm - 20 cm serta menggunakan beton C4, atau sesuai dengan gambar kerja.

2. Semua bagian atas dinding bata harus diakhiri dengan ring balk setebal dinding dan tinggi minimal 20 cm yang mempergunakan tulang pokok 4  12 mm, beugel  6 mm dan beton C4 atau sesuai dengan gambar kerja.

PASAL 5 : PEKERJAAN BETON

5.1. Pengertian

Beton merupakan hasil suatu adukan yang merata dari bahan-bahan : air, semen ( pc ) dan agregat ( pasir dan kerikil / batu pecah ).

Adukan tersebut akan mengeras beberapa jam sesuai dengan usia beton tersebut.

5.2. Bahan Beton 1. A i r

Air yang digunakan dalam air yang bersih, tidak mengandung minyak, garam, kotoran organik atau bahan–bahan lain yang dapat merusak beton dan besi.

2. S e m e n

Semen merupakan bahan yang terpenting untuk membuat beton. Semen merupakan bahan yang dapat menjadi keras apabila diberi air. Dengan demikian maka semen menjadi bahan yang mempersatukan butir-butir pasir pasir dan kerikil menjadi satu kelompok.

(5)

3. Agregat terdiri dari agregat halus yaitu pasir dan agregat kasar kerikil atau batu pecah.

4. P a s i r

Penggunaan pasir untuk beton harus memenuhi syarat sebagai berikut : - Pasir halus mempunyai tekanan hancur yang lebih besar dari pada

tekanan hancur semen yang telah menjadi keras.

- Tidak mengandung lumpur lebih dari 5 % ditentukan terhadap berat kering.

- Tidak mengandung bahan–bahan organik.

- Butiran pasir mempunyai diameter antara 0 – 5 mm dan memenuhi analisa kerja ( PBI-1971 ).

5. Kerikil dan Batu Pecah

Penggunaan kerikil dan batu pecah untuk beton harus memenuhi syarat sebagai berikut :

- Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori dengan besar butir lebih dari 5 mm.

- Tidak mengandung lumpur lebih dari 1 % ditentukan terhadap berat kering.

- Tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton seperti zat-zat yang reaktif alkali.

- Besar butir beraneka ragam dan memenuhi analisa kerja ( PBI – 1971 ).

5.3. S e m e n

1. Semen yang dipakai adalah semen portland dari merk yang setara Gersik dan mendapat persetujuan Direksi dan memenuhi syarat PBI - 1971.

2. Selama pengangkutan dan penyimpanan, semen tidak boleh kena air dan kantongnya harus asli dari pabriknya dan tetap utuh dan tertutup rapat. 3. Semen yang sudah membeku, tidak dibenarkan dipakai dalam pekerjaan ini.

- Semen disimpan pada tempat yang beralas dari kayu yang tingginya tidak kurang dari kurang dari 30 cm dari lantai.

- Semen tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2,00 meter.

- Pengeluaran semen dari tempat penyimpanan berurutan sesuai dengan datangnya semen ditempat penyimpanan.

5.4. Pasir dan Kerikil Beton

1. Pasir dan kerikil beton harus bersih dari segala kotoran seperti bahan organis, tanah / lumpur, kapur, garam dan sebagainya, tidak poreus dan sesuai dengan PBI - 1971.

2. Bahan pengisi ( pasir dan kerikil ) harus disimpan ditempat yang bersih dan dicegah agar tidak terjadi pencampuran antara bahan yang satu dengan yang lainnya dan terlindung dari pengotoran.

5.5. Air Beton dan Bahan Campuran Tambahan ( Admixture )

1. Air untuk adukan dan untuk merawat beton harus bersih dan bebas dari semua kotoran yang dapat merusak daya lekat semen atau dapat menurunkan mutu beton.

(6)

5.6. Besi - Beton

1. Mutu besi beton yang digunakan adalah mutu besi U - 32.

2. Besi beton harus terbuat dari baja yang mempunyai tegangan leleh 3200 kg/cm².

- U 32 : Diameter ≥ 13 mm (Deform) - U 24 : Diameter < 13 mm (Polos)

3. Toleransi Besi dan Besi Beton yang dipakai : 8 , 12, D13, D16

Diameter, ukuran sisi (atau jarak antara dua permukaan yang berlawanan)

Variasi dalam berat

yang diperbolehkan Toleransi diameter

Dibawah 10 mm ± 7 % ± 0.4 mm

10 mm sampai 16 mm (tapi tidak termasuk diameter 16 mm)

± 5 % ± 0.4 mm

16 mm sampai 28 mm (tapi

tidak termasuk 28 mm) ± 4 % ± 0.5 mm 28 mm sampai dengan 32 mm ± 2 % ± 0.6 mm

4. Dalam segala hal, besi beton harus memenuhi ketentuan PBI - 1971 dan PBI yang telah disempurnakan, serta diameternya harus sama dengan yang tertera atau disyaratkan dalam gambar rencana.

5. Pemborong harus membawa hasil test laboratorium resmi dan contoh terhadap semua jenis dan diameter besi yang akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan Direksi.

6. Membengkokkan dan meluruskan besi beton harus dalam keadaan dingin, sesuai dengan aturan yang berlaku.

7. Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat, dan kotoran lainnya yang dapat mengurangi daya lekat semen atau dapat menurunkan mutu besi beton.

8. Besi beton harus dipotong dan di bengkokkan sesuai dengan gambar. Kemudian dibentuk dan dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempat.

9. Kawat beton yang dipergunakan harus yang lazim dipakai, sehingga dapat mengikat besi beton pada tempatnya.

Untuk mendapatkan mutu besi beton yang diinginkan, dapat dipergunakan besi beton dari produk yang ditunjuk Direksi.

10 Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan di udara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.

5.7. Cetakan Beton / Bekisting 1. B a h a n

- Cetakan untuk beton finishing halus, harus dibuat dari papan plywood yang tebalnya minimal 9 mm tergantung kualitas dan jarak rangka penguat cetakan tersebut.

- Cetakan untuk beton finishing kasar, harus terbuat dari papan terentang atau dari bahan sejenis setelah mendapat persetujuan Direksi.

- Bahan steger ( tiang penyangga ) harus terbuat dari kayu bermutu baik. Bambu tidak dibenarkan dipakai untuk steger.

2. Konstruksi

(7)

- Cetakan dibuat sedemikian rupa untuk mempermudah pengecoran dan pemadatan beton tanpa merusak konstruksi beton.

- Kayu steger ( penyangga ) harus dibuat sedemikian rupa dengan ukuran minimal usuk 4/6 sehingga dapat menahan beban yang dipikulnya. - Pemborong harus membuat shop drawing dari bagian-bagian konstruksi

cetakan / bekisting serta mendapat persetujuan Direksi.

3. Pelapis Cetakan

- Untuk mempermudah membuka bekisting beton, dapat digunakan melapis cetakan dari bahan plastik yang dipasang sedemikian rupa dibagian dalam cetakan sehingga mudah dilepaskan dan hasil cetakan rapi atau dari bahan yang disetujui Direksi.

- Minyak pelumas, baik bekas maupun yang baru, tidak dibenarkan dipakai sebagai pelapis cetakan.

5.8. Adukan Beton

1. Rencana Adukan

- Nama ”jenis adukan” di bawah ini diberikan untuk setiap jumlah bahan pengisi ( pasir dan kerikil ) terhadap 50 kg semen.

- Gradasi butiran bahan pengisi adalah sesuai dengan yang tercantum dalam tabel dibawah ini :

Jenis Adukan Beton.

Jenis Adukan

Campuran pc : ps : kr

Pasir ( m3 ) Kerikil ( m3 )

C1 1 : 3 : 6 0,12 0,24 - 38

C3 1 : 2 : 3 0,08 0,12 - 30

C4 1 : 2 : 3 0,08 0,12 – 20

Catatan : pc = portland cement m3 ps = pasir ( bahan pengisi halus ) m3 kr = kerikil ( bahan pengisi kasar ) m3 2. Kekuatan Beton

- Tidak ada dibuat ketentuan-ketentuan khusus untuk kekuatan kubus beton dari jenis C1 dan C2.

- Untuk jenis C3, kekuatan kubus beton sebagai benda ujinya, dibuat berdasarkan PBI - 1971 dan SKBI - 1988 type K-250.

3. Penggunaan Jenis Adukan

C1 : Digunakan untuk beton lantai kerja, beton rabat dan untuk pekerjaan lainnya sesuai gambar kerja atau sesuai dengan petunjuk Direksi.

C3 : Beton pondasi, sloof, kolom, balok, plat lantai dan untuk semua beton bertulang, kecuali yang ditentukan memakai jenis adukan lainnya.

C4 : Untuk kolom praktis, neut, pengisi lubang angker dan kanstein dan untuk pekerjaan lainnya sesuai dengan gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi.

4. Pengadukan

(8)

5. Adukan Beton ”Site Mixing” ( Setempat )

- Adukan beton dibuat dengan alat pengaduk ”batch mixer” dengan type dan kapasitas yang mendapat persetujuan Direksi.

- Kecepatan aduk sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuatnya. - Kapasitas aduk tidak lebih dari yang diijinkan.

6. Syarat Mutu Beton

- Tidak boleh lebih dari satu diantara 21 nilai hasil percobaan kubus coba berturut-turut terjadi kuat tekan karakteristik kurang dari yang direncanakan.

- Tidak boleh satupun nilai rata-rata dari empat buah percobaan kubus coba berturut-turut mempunyai kuat tekan kurang dari ( Kr + 0,82 Sr ). Sebaiknya antara nilai tertinggi dan rendah diantara empat kubus hasil percobaan berturut-turut tidak boleh lebih besar dari 4,30 x Sr.

5.9. Pengecoran Beton

1. Proporsi perbandingan campuran semen dengan bahan pengisi ( pasir dan kerikil ) adalah minimal. Jadi tidak dibenarkan untuk dikurangi semennya. 2. Sebelum adukan beton dicorkan, semua cetakan harus betul-betul bersih

dari kotoran seperti serbuk gergaji, tanah, minyak dan kotoran lainnya. Kemudian cetakan tersebut dibasahi dengan air secukupnya, namun tidak boleh ada genangan air pada cetakan tersebut.

3. Pengecoran baru bisa dimulai setelah mendapat persetujuan Direksi. Apabila pengecoran beton dilakukan tanpa adanya persetujuan Direksi, maka kerugian akibat pembongkaran, sepenuhnya menjadi tanggungan Pemborong.

4. Adukan harus homogen atau dengan warna yang merata dan harus sudah dicorkan dalam waktu 1 ( satu ) jam setelah pencampuran dengan air dimulai.

5. Pengecoran suatu unit pekerjaan beton harus dilaksanakan terus menerus sampai selesai dengan tanpa berhenti, kecuali mendapat persetujuan Direksi.

Tidak dibenarkan mengecor beton disaat hujan, kecuali ada tindakan pengamanan Pemborong, terutama untuk meneruskan pengecoran suatu unit pekerjaan, yang mendapat persetujuan Direksi. Dalam hal ini Pemborong harus berupaya agar beton yang baru dicorkan tidak dirusak oleh air.

6. Setelah dicorkan pada cetakan, adukan harus dipadatkan dengan alat penggetar ( vibrator ) yang berfrekuensi dalam adukan paling sedikit 3000 putaran setiap menit.

Penggetaran dilakukan selama 20 detik setiap satu adukan yang dicorkan, mulai pada saat adukan dicorkan dalam cetakan dan dilanjutkan dengan adukan selanjutnya. Vibrator tidak boleh menyentuh cetakan dan besi beton yang salah satu bagiannya telah dicor dengan adukan beton yang telah mengeras. Penggetaran harus dilakukan sebelum adukan yang dicorkan mencapai 7,5 cm.

7. Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa, sehingga dapat dicegah adanya pemisahan atau pengurangan bagian-bagian bahan. Adukan tidak boleh dijatuhkan lebih dari 2 meter. Untuk kolom-kolom yang tinggi, harus dibuatkan jendela-jendela dengan jarak vertikal tidak lebih dari 2 meter.

5.10. Pemasangan Angker

(9)

2. Satu ujungnya dibengkokkan dan dimasukkan kedalam beton kolom dan sisanya 35 cm dibiarkan menjulur di luar kolom beton.

3. Angker-angker ini ditempatkan dari sloof ke atas dengan jarak 35 cm, selanjutnya pada setiap jarak 80 cm.

4. Angker-angker harus harus sudah dipasang sebelum kolom dicor.

5.11. Toleransi-toleransi

1. Toleransi pada beton cetakan kasar.

- Toleransi terhadap posisi untuk masing-masing bagian konstruksi adalah 1 cm.

- Toleransi terhadap ukuran masing-masing bagian konstruksi adalah -0,3 dan +0,5 cm.

2. Toleransi pada beton cetakan halus.

- Toleransi terhadap posisi untuk masing-masing bagian konstruksi adalah 0,6 cm.

- Toleransi terhadap ukuran masing-masing bagian konstruksi adalah -0,2 dan +0,4 cm.

3. Toleransi posisi vertikal : 2 mm/m’. 4. Toleransi posisi horizontal : 1 mm/m’.

5.12. Penggunaan Beton

Pekerjaan beton digunakan untuk :

1. Bangunan : pondasi, sloof, kolom, ring, dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja.

2. Halaman : kanstein, beton rabat, pagar halaman dan lain-lain sesuai dengan petunjuk gambar kerja.

3. Penggunaan adukan beton yang berbeda dalam pekerjaan yang monolith seperti pada pertemuan balok dengan kolom, perbedaan adukan beton supaya dicorkan serentak atau berseling dimana beton yang mutunya lebih tinggi dicorkan lebih dahulu, kemudian tidak lebih 20 menit, dicorkan beton yang mutunya lebih rendah dan kemudian digetarkan sampai kiranya kedua mutu beton tersebut saling mengikat. Pemasangan heavy duty sealant merk Sikaflex 15 LM untuk ”expansion joint” ( pertemuan kolom / balok / lantai ) ada dibawah pengawasan Direksi.

PASAL 7 : PEKERJAAN KAYU

7.1. U m u m

1. S t a n d a r d

 Semua kayu yang akan dipakai harus memenuhi : - NI-5 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia tahun 1971.

- Peraturan Pengawetan dan Kekeringan Kayu Bangunan Perumahan dan Gedung.

- Untuk semua kayu yang akan dipasang harus memenuhi sifat :  Mutu A menurut NI-5.

 Kadar air maximal pada saat pemasangan 20 %.  Sesuai dengan jenis yang ditentukan.

 Pengujian

Semua pengujian yang diperlukan atau yang diminta oleh Direksi harus diperlihatkan contoh bahan dan hasil ujiannya untuk mendapatkan persetujuan Direksi atas beban biaya Pemborong.

 Peralatan

(10)

7.2. Pekerjaan Rangka 1. B a h a n

Bahan yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

 Listplang 2,5/19,5 ... : Kamper kualitas baik. 2,5/9,5………….. : Kamper kualitas baik

 Tatab 2,5/9,5…………... : Kamper kualitas baik  Kusen 5/14……… : Kamper kualitas baik.  Usuk, 5/7 ... : Kamfer kualitas baik.  Reng, 2/3 ... : Kamfer kualitas baik.  Daun pintu 3/10 ... : kualitas baik.

Pekerjaan kayu tersebut harus diketam rapi dan diprofil yang sama. Ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan bestek.

2. Pelaksanaan.

 Tempat dan sistem sambungan harus terlebih dahulu mendapat persetujuan Direksi, bila perlu Pemborong harus menyiapkan gambar kerja dan mal sambungan.

 Sistem sambungan harus tepat untuk gaya tarik, tekan atau momen yang dipikulnya.

 Baik disebutkan dalam gambar atau tidak setiap sambungan harus diperkuat dengan alat-alat penyambung .

 Bidang permukaan harus merupakan bidang rata, sesuai dengan gambar, tidak bergelombang dan muntir.

 Bahan yang sudah diprofil sesuai dengan gambar harus sudah diamplas serta difinishing dasar dengan baik sebelum dipasang / di cat. Pemborong harus membuat contoh untuk mendapatkan persetujuan Direksi.

 Semua kayu sebelum dipasang harus diawetkan dengan bahan dan sistem yang telah disetujui.

 Paku.

Penyambungan dengan paku harus diselenggarakan sedemikian rupa memenuhi persyaratan yang telah ditentukan sehingga berfungsi baik dan tidak menimbulkan cacat. Semua baut dan paku harus digalvanized serta memenuhi syarat mutu bahan standard.

3. Pengawetan Kayu.

Semua pekerjaan kayu yang digunakan harus diawetkan (ditreatment) dengan bahan pengawet anti rayap, sesuai dengan peraturan pengawetan kayu.

7.3. Hasil Akhir Yang Dikehendaki

1. Semua kayu terpasang sesuai dengan rencana dan rencana perubahannya. 2. Tidak ada kayu yang cacat seperti retak / pecah, baling / bengkok yang

terpasang.

3. Semua paku dan perkuatan lainnya terpasang sesuai dengan kebutuhan. 4. Hasil pekerjaan cukup rapi, halus dan benar sampai diterima oleh Direksi.

PASAL 8 : PEKERJAAN KAP BAJA RINGAN

88.1. Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Atap memakai Baja Ringan. a. Bahan untuk kuda - kuda menggunakan kontruksi baja ringan profil C 80/85. b. Bergaransi resmi untuk material dari pabrik minimal 20 tahun.

c. Profil harus sudah mempunyai sertifikat ISO 9001.

d. Menyerahkan surat dukungan dari suplier baja dan menyertakan contoh serta garansi dari pabrik yang sudah pernah dilaksanakan.

(11)

g. Pelaksanaan harus disertakan brosur, hasil tes laboratorium, perhitungan struktur dan surat garansi.

h. Bahan baku yang digunakan plat galvalume, plat dasar baja mutu tinggi. i. Pelapis yang dugunakan untuk ketahanan terhadap karat adalah Zinc 43,5%,

Aluminium 55% dan silikon 1,5%.

8.2 Syarat - syarat Pelaksanaan.

a. Konstruksi baja ringan harus dikerjakan oleh tenaga Profesional atau tenaga kerja yang sudah bersertifikat pada konstruksi baja, dengan menunjukkan sertifikat resmi.

b. Konstruksi baja ringan dirancang hanya berupa system struktur kuda kuda langsung diikuti dengan reng dari baja tanpa gording dan kaso / usuk.

c. Semua penggunaan aksesories seperti baut reng, baut lisplank dan dinabold Ø 10 – 65 harus memakai pedoman dari pabrik yang memproduksi baja ringan.

d. Untuk menghindari salah potong material, pengerjaan atau pemotongan dilakukan di lapangan agar sesuai dengan ukuran yang ada dilapangan. e. Sebelum dilakukan pemasangan baja, semua bahan ditest pembebanan

terlebih dahulu dan dilaporkan kepada direksi.

f. Sebelum pemasangan agar menunjukkan perhitungan struktur dan shop drawing kepada direksi / konsultan pengawas.

g. Kontraktor atas dasar gambar pelaksanaan diwajibkan menyediakan gambar detail fabrikasi (shop drawing) yang memperlihatkan sambungan antara bahan yang satu dengan yang lain, bentuk kuda-kuda berikut ukurannya, spacing, overhang dan jarak reng, pengakhiran-pengakhiran, jumlah dan lokasi baut dan lain-lainnya yang belum/tidak tercakup dalam gambar kerja, namun memenuhi persyaratan pabrik.

h. Sebelum fabrikasi dimulai, kontraktor diwajibkan memeriksa gambar-gambar pelaksanaan serta melakukan pengukuran-pengukuran setempat termasuk jarak dan elevasi ring balok. Metode fabrikasi harus mengikuti prosedur dan standar yang direkomendasikan oleh pabrik produsen kap baja ringan dan harus dilakukan oleh fabrikator pemegang lisensi.

i. Semua kuda-kuda yang sudah difabrikasi harus ditandai/dinomori sesuai dengan gambar kerja untuk menghindari kesalahan pemasangan/ereksi. j. Dalam kondisi apapun, bentuk dan proses fabrikasi tidak boleh meyimpang

dari apa sudah yang dinyatakan dalam gambar kerja yang dikeluarkan produsen kap baja ringan.

Apabila diperlukan pemotongan ataupun pencoakan, harus dilakukan dengan alat bantu dan cara-cara yang direkomendasikan oleh pabrik

8.3 Ereksi / Pemasangan rangka kap baja ringan

a) Sebelum dimulai pemasangan/ereksi, permukaan semua ring balok harus diperiksa kembali apakah sudah berada pada satu bidang/level. Jika tidak, harus diberi ganjalan/dudukan sehingga tidak ada gap antara ring balok dengan kuda-kuda. Dudukan ini dapat berupa adukan mortar khusus ataupun potongan profil dari material yang sama sesuai dengan rekomendasi dari pabrik. Dalam kondisi apapun tidak diperkenankan menjadikan material kayu/balok kayu sebagai ganjalan/dudukan permanen.

b) Kuda-kuda yang sudah dirakit dapat diangkat ke atas ring balok secara manual ataupun dengan alat bantu crane. Bila menggunakan crane, kuda-kuda harus diikat minimum di 2 titik sebagai titik tumpu angkut. Pengangkutan dilakukan dengan hati-hati sehingga kuda-kuda terhindar dari resiko lentur, terpuntir atau lepas sambungannya.

(12)

kuda-kuda naik ke atas dan duduk pada posisinya, harus dipasang/disediakan bracing sementara untuk mencegah robohnya struktur kuda-kuda sesuai rekomendari dari pabrik.

d) Bracing sementara harus terpasang terus hingga keseluruhan kuda-kuda terpasang/terakit kokoh dan permanen.

e) Semua kuda-kuda harus diangkut ke perletakan/ring balok dengan baik dan kokoh sesuai disain dengan menggunakan pelat khusus atau pelat siku penyambung yang disyaratkan oleh pabrik. Apabila kuda-kuda duduk di atas wall plate, maka wall plate ini harus diangkur dulu ke dalam perletakan/ring balok untuk mencegah kuda-kuda roboh atau terangkat akibat tekanan horisontal dan uplift.

f) Pelaksanaan pemasangan/ereksi kuda-kuda ini harus sesuai dan mengikuti persyaratan dari pabrik berikut kelengkapannya dan mengacu kepada MANUAL/HANDBOOK dari masing-masing pabrik dan harus dilakukan oleh fabrikator pemegang lisensi yang ditunjuk.

8.4. Penyimpanan rangka kap baja ringan

a) Penyimpanan Material kuda-kuda berupa batangan berikut asesorisnya harus disimpan dalam keadaan tetap kering, tidak boleh berhubungan dengan tanah/lantai dan dalam posisi yang terhindar dari kemungkinan mengalami deformasi berlebihan, kerusakan dan keausan sebelum pemasangan.

b) Penyimpanan material yang sudah terfabrikasi menjadi kuda-kuda harus dalam posisi tidur dan diberi support yang kokoh untuk mengurangi kerusakan akibat lentur berlebihan.

c) Penyimpanan di tempat terbuka harus diselimuti dengan terpal atau plastik untuk mencegah agar air hujan/embun tidak masuk dan terperangkap dalam celah-celah profil. Air yang sempat masuk ke dalam celah tersebut dapat memberikan cacat terhadap permukaan profil dan mengurangi umur ketahanan terhadap karat.

8.5 Hasil Pekerjaan Struktur Atap.

a. Hasil Pekerjaan Kuda-kuda baja ringan harus kokoh dan tidak terjadi lendutan.

b. Setiap titik bohul kedudukan batang baja dan screwnya betul-betul press dan kencang sehingga tidak terjadi geseran.

PASAL 9 : PEKERJAAN PENUTUP ATAP

9.1. Penutup Atap Genteng 1. Bahan : Penutup.

a. Penutup atap adalah genteng kodok good year dengan kualitas baik. b. Bubungan menggunakan bubungan genteng kodok good year dengan

kualitas baik

2. Standard : Semua genteng dan bubungan yang dipakai adalah dari bahan lokal yang memenuhi standart peraturan yang berlaku.

3. Cara Pelaksanaannya : a. Penutup genteng

- Genteng harus dipasang dipilih yang tidak cacat / pecah baling, ukuran seragam dan posisi yang baik.

- Dalam pemasangan, alur genteng harus lurus dari lapisan yang terbawah. Ujung lapisan pertama harus rata dan sejajar dengan garis listplank, jarak ujung genteng ke ujung listplank max. 7 cm. - Barisan genteng dan bubungan pada bagian-bagian / daerah yang

(13)

- Pemotongan genteng pada pertemuan bubungan harus menggunakan alat pemotong yang baik.

b. Bubungan genteng

- Sebelum bubungan dipasang, sepanjang balok jurai luar dan balok bubungan harus dipasang besi beton 2 batang dengan diameter 8 mm yang diikatkan pada kepala paku 12 cm yang dipakukan pada balok dengan jarak paku masing-masing 60 cm.

- Dipasang lurus dan rata atau menurut petunjuk Direksi dengan perekat 1 pc : 4 ps. Pada kiri kanan genteng bubungan diplester halus 1 pc : 2 ps dengan ayakan halus setebal 1,5 cm dari sisi bubungan.

- Ujung bubungan dibentuk sesui dengan petunjuk Direksi dan dipasang dore beton cetak ( ukir ), atau bahan sesuai dengan petunjuk Direksi.

9.2 Ikut Celedu Dan Murda a. Bahan

- Ikut Celedu dan Murda : Paras abu-abu exs silakarang - Corak/motif/ukiran : Sesuai gambar rencana - Ukuran : sesuai gambar rencana -

b. Teknis Pemasangan

- Angker dari besi 10 mm dipasang minimal 2 buah pada ujung bubungan tempat akan dipasang ikut celedu. Bantalan ikut celedu diangker pada bubungan dan direkat dengan semen.

- Murda dipasang pada pertemuan ujung atas bubungan, tepat di tengah pipa penangkal petir.

- Hasil yang diharapkan, semua ikut celedu dan bubungan terpasang dengan kuat dan rapi.

9.3 Hasil Akhir Yang Dikehendaki.

a. Semua sisa-sisa mortar / perekat, air semen yang menempel pada genteng harus segera dibersihkan. Kelalaian akan hal ini dapat menyebabkan digantinya genteng yang kotor denga yang baru atas biaya Pemborong.

b. Alur genteng dan ujung genteng harus lurus, tidak bocor, tidak baling maupun ada yang pecah.

c. Bubungan harus dengan sudut tekukan yang sama, serta bebas dari kotoran yang lain yang menempel pada genteng bubungan

PASAL 10 : PEKERJAAN LISPLANK

10.1. Listplank dipasang setelah pemasangan usuk.

Bahan-bahan yang digunakan adalah kayu kamfer. Semua bahan diatas bebas dari cacat, , kering dan kuat.

(14)

PASAL 11 : PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN 11.1 Pekerjan Plesteran

(1). Bahan

- Bahan – bahan seperti pasir, semen dan air adukan untuk pekerjaan plesteran mengikuti ketentuan yang digunakan dalam pekerjaan beton

(2). Pelaksanaan

- Sebelum pelaksanaan plesteran dimulai, semua permukaan supaya dibersihkan terlebih dahulu dari bekas-bekas kotoran spesi kemudian disiram air sampai jenuh.

- Buatkan kepala/kop plesteran dengan acuan benang lurus vertikal pada jarak ± 2,50 m dengan ketebalan 15 mm.

- Pekerjaan plesteran campuran 1 pc : 2 ps dipasang pada bangunan yang kedap air.

- Pekerjaan plesteran 1 pc : 5 ps dipasang pada permukaan tembok yang akan diaci dan permukaan lain yang tidak kedap air.

- Pekerjaan bidang plester baru dapat dikerjakan setelah kepala plesteran kering, minimal telah berumur 24 jam.

- Untuk pekerjaan plesteran beton dak talang supaya dibuatkan kemiringan ke arah posisi roof drain, sehingga sirkulasi air hujan bisa lancar.

- Bidang plester harus dijaga kelembabannya agar tidak mengering terlalu cepat yang mengakibatkan keretakan dengan jalan membasahi dengan air serta melindungi dari sinar matahari langsung.

- Pekerjaan acian baru boleh dilaksanakan setelah plesteran berumur 7 hari.

11.2. Pekerjaan Acian (1). Bahan

- Bahan – bahan seperti pasir halus, semen, mill tembok dan air adukan mengikuti ketentuan yang digunakan dalam pekerjaan beton.

(2). Pelaksanaan.

- Lakukan pekerjaan acian setelah plesteran/beton berumur 7 hari.

- Pastikan bahwa kondisi plesteran rata, lurus pada bagian sudut dan siap untuk diaci.

- Lakukan pembasahan/penyiraman dengan air terhadap plesteran/beton/bidang yang akan diaci.

- Tebal acian tidak boleh lebih dari 3 mm.

- Gunakan jidar aluminium untuk meratakan acian.

- Setelah acian setengah kering gunakan kasut kecil untuk merapikan dan menghaluskan acian secara merata dan tidak bergelombang.

- Bidang acian harus tetap dibasahi dengan air minimal dalam waktu 7 hari, dan setelah itu acian baru dikeringkan.

- Setelah acian benar – benar kering dan atas persetujuan Direksi/Pengawas pekerjaan, pekerjaan pengecatan/plamiran baru dapat dilaksanakan

PASAL 12 : PEKERJAAN LANTAI KERAMIK

12.1. S t a n d a r d

1. Jenis yang dipakai adalah sesuai dengan petunjuk dalam gambar atau finishing material schedule.

2. Warna dan motif sesuai dengan petunjuk dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi.

3. Lantai dasar di beton dengan campuran 1 pc : 3 ps : 5 kr, K250 dipasang diatas lapisan pasir padat sesuai petunjuk dalam gambar.

(15)

Semua pengujian yang diperlukan oleh Direksi harus dilakukan di laboratorium dan hasilnya diperlihatkan untuk mendapatkan persetujuan Direksi atas beban Pemborong.

12.2. Bahan dan Peralatan

Pekerjaan lantai 40/40 cm, sesuai gambar.

Pekerjaan Keramik tangga 40 x 40 cm, sesuai gambar Pekerjaan plint keramik 10 x 40 cm , sesuai gambar Pekerjaan Keramik dinding 40 x 40 cm, sesuai gambar

Pekerjaan Keramik dinding KM/WC 20 x 25 cm, sesuai gambar Pekerjaan keramik lantai KM/WC 20 x 20 cm , sesuai gambar

Ukuran dan pola sesuai tertera dalam gambar kerja atau petunjuk Direksi Pekerjaan

12.3. Pelaksanaan Pemasangan Lantai

1. Susunan lapisan berturut-turut sebagai berikut :

 Urugan tanah dipadatkan minimal 90 %.dari kepadatan kering max (Jd).  Lapisan pasir setebal : 5 cm dipadatkan dan disiram air.

 Leveling concrete / spesi 1 pc : 5 ps untuk lantai biasa dan spesi 1 pc : 2 ps untuk lantai toilet.

 Mortar 1 pc : 3 ps.

 Keramik, atau bahan lain atas petunjuk Direksi.

2. Lantai yang akan dipasang keramik harus dipersiapkan dengan teliti terlebih dahulu mengenai kepadatan, kerataan, maupun elevasi setiap lantainya. Pekerjaan keramik dapat dimulai setelah pekerjaan-pekerjaan yang akan tertanam dibawah keramik selesai dikerjakan.

3. Pola pemasangan keramik harus ditentukan terlebih dahulu, dengan memasang ubin kepala dan memilih keramik yang warna dan ukuran yang sama dan dibuat contoh pemasangan minimal 1 m2.

4. Siar diisi dengan adukan 1 pc : 2 ps halus sesuai dengan warna keramik ditambah bahan additive yang disetujui Direksi sampai mengisi penuh celah siar, tetapi tidak berlebihan.

5. Bekas-bekas semen harus segera dibersihkan dari permukaan keramik sampai bersih benar, dan pemakaian pembersih kimia tidak diperkenankan tanpa persetujuan Direksi.

6. Keramik yang baru dikerjakan minimal selama tiga hari tidak boleh diganggu, diinjak atau diberi beban lainnya.

12.4. Hasil Akhir Yang Dikehendaki 1. Lantai tidak bergelombang.

2. Kerataan / kemiringan harus sesuai dengan gambar rencana. 3. Air harus dapat mengalir dengan lancar ke floor drain.

4. Lantai harus bersih dari sisa-sisa adukan semen, cat atau kotoran lainnya. 5. Dibawah keramik tidak boleh berongga sehingga keramik dapat melekat

dengan baik.

PASAL 13 : PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA

13.1. Kusen dipasang sebelum tembok dikerjakan / sebagian tembok dikerjakan. 13.2. Bahan–bahan kusen meliputi :

- Kayu kamfer

- Daun pintu panel

- Daun pintu plywood lapis aluminium kulit jeruk untuk km/wc - Daun pintu krepyak untuk almari

(16)

- Bebas dari cacat dan mata kayu - Lurus dan tidak lapuk

- Kering dan kuat

- Alur / urat-urat kayu rapi -

13.4. Pekerjaan kusen, daun pintu dan jendela, kayu tersebut harus diketam rapi dan diprofil yang sama. Kusen, daun pintu dan daun jendela dibuat rapi, tidak baling dan siku pada sudut-sudutnya. Ukuran kayu yang digunakan :

Kusen : 5/14 cm.

Daun pintu : 3/10 cm. Daun jendela : 2,5/7,5 cm.

13.5. Perlengkapan

- Engsel : Dekson, atau sesuai dengan petunjuk Direksi. - Grendel : Kualitas baik.

- Kait angin : Setara Dekson. - Kunci pintu : Setara Dekson. - Kunci KM / WC : Setara Dekson

13.6. Pelaksanaan

1. Type-type dari pintu dan jendela.

Type daun pintu dan jendela sesuai dengan gambar kerja. 2. Kunci dan Penggantung.

- Sebelum mengadakan pembelian untuk perlengkapan pintu ini, Pemborong harus mengajukan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan Direksi.

- Semua kunci tanam harus terpasang dengan baik, kuat dan rapi pada daun pintu dan terpasang 90 cm diatas lantai atau sesuai dengan petunjuk Direksi.

- Engsel-engsel minimal dipasang 3 buah untuk setiap daun pintu atau diperhitungkan agar masing-masing engsel memikul beban tidak lebih dari 20 kg.

3. Pemasangan Kusen.

- Semua kayu harus dikerjakan dengan rapi, bagian yang nampak harus diserut dan diamplas halus.

- Untuk mencegah gangguan rayap, maka bagian kayu yang menempel pada dinding dan lantai harus dimenie.

- Selama pekerjaan berlangsung, kusen-kusen harus dilindungi dari benturan-benturan benda keras. Kerusakan atau cat-cat harus diganti oleh Pemborong dengan biaya sendiri.

- Pegangan kunci dipasang sesuai dengan gambar. Kalau tidak disebutkan lain, maka tinggi pegangan kunci adalah 90 cm dari lantai.

- Rangka kayu tidak boleh disambung bertepatan dengan penanaman badan pengunci.

13.7. Hasil Akhir Yang Dikehendaki

1. Bentuk dan letak pintu sesuai dengan gambar.

2. Tidak ada bagian-bagian atau sudut-sudut yang cacat. 3. Kusen-kusen terpasang dengan kuat pada tembok.

4. Daun tidak terpuntir atau meleot, dan dapat dibuka / ditutup dengan lancar. 5. Kunci-kunci, penggantung dapat dipergunakan dengan lancar dan baik. 6. Penyelesaian bersih dan merata.

(17)

14.1 Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan a. Pekerjaan penggantung

- Engsel setara Setara Dekson dipasang untuk semua pintu dan dipasang sebanyak 3 buah untuk masing – masing daun pintu.

- Untuk daun jendela menggunakan engsel setara Setara Dekson untuk semua daun jendela dan dipasang masing – masing 2 buah untuk masing – masing daun.

- Jarak pemasangan engsel dari tepi atas/bawah daun adalah 20 cm ke as engsel.

- Posisi dudukan engsel pada alur kusen dibuat satu garis lurus vertikal dan sesuaikan dengan tebal plat engsel.

- Perekatan engsel dengan kusen dan dengan daun menggunakan screw atau rivert.

- Lakukan pengecekan final terhadap operasional, kelengkapan pasangan paku ulir/rivert, engsel dan kunci.

- Kait angin setara Setara Dekson dipasang sebanyak 2 buah untuk masing – masing jendela

b. Pekerjaan pengunci

- Semua kunci pintu menggunakan kunci setara Dekson

- Semua daun jendela dan pintu dilengapi dengan grendel setara Dekson - Apabila tidak ditentukan lain, jarak pemasangan kunci dari elevasi lantai

keramik ke as kunci adalah 90 s/d 100 cm

- Perekatan kunci dengan kusen dan dengan daun pintu menggunakan screw atau rivert

- Dalam membuat lubang dudukan kunci tidak dibenarkan melakukannya dalam keadaan pintu tergantung atau terpasang

- Lakukan pengecekan final terhadap operasional, kelengkapan pasangan paku ulir/rivert engsel dan kunci.

- Berikan proteksi pada handle kunci dari benturan, goresan, kotoran cement dll, yang sulit dihilangkan.

PASAL 15 : PEKERJAAN KACA

15.1. B a h a n

1. Semua kaca yang dipergunakan adalah kaca yang rata dan tidak bergelombang, bening dengan ketebalan sesuai petunjuk gambar, atau sesuai petunjuk Direksi.

2. Silicone atau gasket yang digunakan untuk mengisi ruang antara kaca dan rangka adalah yang mendapat persetujuan Direksi.

15.2. Pemasangan Kaca

1. Sebelum kaca dipasang, alur kayu harus dibersihkan dari kotoran kemudian difinishing sesuai dengan finishing frame yang dikehendaki.

2. Ukuran kaca dibuat pas pada tempatnya dengan kelonggaran 2 sampai 3 mm, kemudian dipasang dan dikukuhkan memakai silicone dan penjepit kayu dipaku pada bingkai kaca dengan paku kuningan.

3. Setelah kaca selesai dipasang tidak diperkenankan memberi tanda-tanda dengan kapur. Tanda-tanda harus terbuat dari selotape kertas yang dilem pada permukaan kaca.

4. Pembersihan akhir terhadap kaca dengan menggunakan kain katun dan cairan pembersih kaca yang tidak merusak finishing frame.

15.3 Hasil Akhir Yang Dikehendaki

1. Ukuran ketebalan kaca terpasang sesuai dengan gambar rencana.

(18)

3. Seluruh permukaan bidang kaca bersih dan bening.

PASAL 16 : PEKERJAAN PLAPOND

16.1 B a h a n 1. B a h a n

Rangka metal furring (anti karat galvalum) 2. Ukuran :

- Profil balok 4/4 galvalum

- Penggantung galvalum

- Atau bahan lain atas petunjuk dan persetujuan Direksi

3. Penutup : bentuk penutup plafond sesuai dengan gambar rencana. Penutup plafond dalam ruangan memakai gypsum, tebal 9 mm. Penutup plafond luar ruangan memakai lambersering kamper

List plafond: listplafond dalam list gypsum 7/7 dan luar ruangan menggunakan list kayu ukuran 2,5/6,5 cm dipasang sesuai dengan gambar rencana, dipasang dengan menggunakan skrup dan fischer sebagai penguat.

16.2 Pelaksanaan

1. Balok induk minimum dipasang tiap jarak 60 cm.

2. Jarak balok-balok disesuaikan dengan pemasangan penutupnya.

3. Rangka plafond harus digantung dengan baik dan kokoh pada kuda-kuda di atasnya.

4. Sistem sambungan harus sudah cukup kuat, sedang paku-paku dan alat penyambung lainnya hanya sebagai pelengkap.

5. Ukuran dan pola plafond harus sama dengan gambar atau mendapat persetujuan Direksi.

16.3 Hasil Akhir Yang Dikehendaki

1. Pola sesuai dengan rencana atau petunjuk Direksi. 2. Plafond rata, tidak bergelombang dan retak.

3. Garis-garis alur, lurus, rapi, dengan jarak alur seragam.

PASAL 17 : PEKERJAAN PENGECATAN

17.1. B a h a n

1. Untuk cat tembok luar digunakan cat dari produk Vinilex, yang tahan terhadap cuaca atau sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Direksi. 2. Untuk cat kayu digunakan produk setara Vinilex atau cat yang mengandung

sintetis (Synthetic Super Gloss ) dengan lapisan menie / primer A931-9054 sebagai cat dasar.

1. Untuk cat bagian dalam tembok bangunan menggunakan cat Vinilex.

2. Jenis dan warna cat sesuai dengan petujuk Direksi selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum pekerjaan pengecatan, Pemborong harus mengajukan daftar cat yang akan digunakan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuannya.

3. Solignum ( teer ) digunakan untuk semua permukaan dari rangka atap, kuda-kuda, gording dan kaso-kaso yang tidak diexpose / kelihatan.

(19)

5. Politur yang di gunakan setara mowilex dengan warna sesuai dgn petunjuk gambar / petunjuk direksi.

17.2. Pelaksanaan

1. Bagian-bagian bangunan yang dicat adalah sesuai dengan gambar kerja dan atau sesuai dengan petunjuk Direksi.

2. Segera setelah Direksi / Pemberi Tugas menentukan warna pilihannya, Pemborong menyiapkan bahan dan bidang pengecetan untuk dijadikan contoh .

Pekerjaan ini dilakukan atas biaya Pemborong.

3. Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan pekerjaan plafond dan lantai harus sudah selesai dikerjakan.

4. Bagian / bidang-bidang yang akan dicat terlebih dahulu dibersihkan dan dijaga agar tidak kena debu.

5. Bidang kayu yang akan dicat diberi cat dasar menie 1 kali ( cat Acrylic Primer Undercoat ), kemudian didempul kayu sampai lubang-lubang / pori-porinya terisi penuh.

6. Setelah dempul kering, permukaan diamplas halus dan dibersihkan dari debu dempul. Bidang pekerjaan dicat akhir 2 x jalan hingga rata, yang sebelumnya diamplas mesin hingga rata, yang sebelumnya diamplas mesin hingga halus dan rata.

7. Pengecatan harus diselesaikan dengan baik dan rapi sehingga berbentuk bidang cat yang utuh, rata dan tidak ada bentuk atau gelembung udara. Bidang cat dijaga terhadap pengotoran. Kayu yang telah dicat, kemudian tergores lagi, maka diadakan pengecatan kembali sampai hasil pengecatan mendapat persetujuan Direksi.

8. Pekerjaan Politur.

-- Permukaan yang dipolitur harus diamplas halus dan rata dengan amplas dan harus benar-benar bersih dari debu dan kotoran lainnya. Kemudian permukaan tersebut dipolitur lapis demi lapis sebanyak tiga kali.

17.3 Pasang Waterproofing :

Waterproofing sesuai jenisnya dipasang mengikuti petunjuk pabrik dan dikerjakan oleh tenaga kerja terampil dan memiliki sertifikasi. Setelah lapisan Waterproofing terpasang harus diuji kedap air melalui uji rendam air minimal 3 x 24 jam. Untuk lantai atap access floor di atas lapisan waterproofing dihampar plesteran padat kedap air (A1/1pc:2ps) setebal minimal 3 cm yang diperkuat dengan kawat ayam galvanized, permukaan plesteran atau pelapis lantai harus rata dan miring ke arah pembuangan air.

17.4. Hasil Akhir Yang Dikehendaki

1. Bidang cat rata, tidak bergelombang, tidak retak dan warnanya sama. 2. Bebas dari kotoran-kotoran / noda-noda lain.

4. Benangan dan alur-alur harus tajam dan lurus.

PASAL 18 : PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

18.1. L i s t r i k

1. Pemasangan Titik Lampu Menggunakan Pipa

(20)

kabel NYA masuk dalam pipa. Khusus pemasangan tanam menggunakan inbow dos sebagai pemegang sakelar. Sakelar yang digunakan sesuai dengan kebutuhan dan diharapkan hindari penggunaan sakelar lebih dari 1 titik lampu. Untuk fitting yang digunakan sesuai dengan kebutuhan. Untuk sakelar dan fitting setaraf Broco / produksi dalam negeri.

2. Pemasangan Titik Stop Kontak

Menggunakan pipa PVC listrik 5/8” / 3/4”, kabel-kabel yang digunakan adalah NYM 2½ mm² atau NYA 2½ mm². Dan instalasi tersebut agar masuk dalam pipa. Cara pemasangan ada pemasangan inbow / tanam dan OB / luar. Khusus untuk pemasangan tanam menggunakan inbow dos sebagai pemegang stop kontak. Penggunaan stop kontak sesuai dengan kebutuhan. 3. Pemasangan Sekering / Panel

Ada sistem sekering kast, ada yang sistem pemakaian MCB sesuai dengan kebutuhan. Penggunaan Kabel NYM, NYY dan NYA dengan ukuran sesuai dengan beban / watt yang diperlukan ( 2½, 4, 6, 10, … ) mm² dan kabel tersebut sudah dengan merk LMK atau sudah persetujuan PLN.

Pemasangannya ada sistem tanam dan luar. Untuk pemasangannya diusahakan pada tempat yang strategis mudah dijangkau terhindar dari kelembaban hujan.

4. Pemasangan Arde

Untuk 1 unit sekering / panel menggunakan 1 unit arde pancang dengan bahan kawat BC dengan penampang sesuai dengan kebutuhan dengan menggunakan pipa galvanis / besi tembaga dan pemasangannya diusahakan di luar bangunan sehingga kena air atau lembab sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik.

Penyambungan Daya

Untuk penyambungan daya diharapkan koordimasi dengan PLN setempat

18.2 Spesifikasi Teknis Instalasi 1) Instalasi Penerangan

Adalah instalasi yang sumbernya dari listrik PLN, dalam pekerjaanya harus memenuhi spesifikasi sebagai berikut :

SPESIFIKASI TEKNIK – BAHAN DAN PERALATAN

I) Kabel Listrik

a. Spesifikasi Material :

- Standard : PLN / LMK dan SII - Bahan Inti : tembaga

- Diameter : sesuai kebutuhan minimal 2 1/ 2 mm2 . - Jumlah Core : Satu (single) atau banyak (multi) - Kelas tegangan : 1000 Volt dan 600/1000 Volt - Isolasi : PVC and sheathed

- Spesifikasi : BC, NYA, NYM , NYY dan NYFGBY - Produksi : (1) Supreme, (2) Kabelmetal, atau setara b. Pemasangan

1. Seluruh ujung kabel harus diberi sepatu kabel. Bahan sepatu ialah tembaga.

2. Sepatu kabel yang berukuran 70mm2 atau lebih harus menggunakan alat press hidraulic yang kemudian disolder dengan timah pateri.

3. Kabel feeder didalam ruangan terpasang rapih pada rak kabel atau trench tanpa dilindungi pipa. Kabel feeder yang dipasang didalam trench harus mempergunakan support dari besi siku setiap 50 cm. 4. Pada kedua ujung kabel harus diberi tanda yang jelas dan tidak

(21)

5. Kabel feeder didalam shaft terpasang rapih pada rak kabel tanpa dilindungi pipa.

6. Setiap belokan kabel harus diperhatikan radiusnya yang minimal R = 40D, dimana D adalah diameter kabel tersebut.

7. Setiap ujung kabel yang akan diconnect pada panel atau peralatan atau peralatan harus diberi kelebihan panjang secukupnya untuk menghindari kemungkinan penggeseran alat-alat tersebut.

8. Pengujian

Semua kael feeder harus ditest tegangan dan tahanan isolasi yang memenuhi persyaratan PLN/LMK.

II) Pipa UPVC dan fitting untuk Instalasi didalam bangunan dan diluar bangunan /tanah yang tidak terdapat tekanan mekanis:

a. Spesifikasi Material

Pipa UPVC jenis high impact dengan luas penampang 2 ½ kali luas penampang luar kabel dan minimal  20 mm.

b. Pemasangan

- Dihalaman instalasi terpasang minimal 60cm dibawah permukaan. Pipa diletakkan pada lapisan pasir setebal 10cm pada bagian bawah dan atas pipa dan diberi pelindung batu beton diatasnya.

- Pada daerah langit-langit dengan plafond instalasi satu atau dua jalur diletakkan pada rack atau diklem langsung ke plat beton. Untuk instalasi lebih dari dua jalur diletakkan pada rack – cable.

- Pada daerah langit-langit tanpa plafond terpasang dengan di klem ke plat atap atau di letakkan pada rak atau hanger cable yang digantung keplat.

- Dibawah plafond atau langit-langit instalasi terpasang recessed mounted kekolom, tembok atau didalam partisi.

c. Produksi (pipa UPVC) : (1) EGA, (2) Clipsal., atau setara III) Sakelar.

a. Spesifikasi Material

- Type standart warna putih.

- Mekanisme sakelar rocker dengan rating 10A-250Volt. b. Pemasangan

- Jenis pemasangan Recessmounted.

- Dalam Pemasangan pengadaan sakelar harus lengkap dengan box tempat dudukannya dari bahan metal.

- Sakelar terpasang 150cm diatas lantai finish. c. Produksi : (1) Clipsal, (2) MK, atau setara IV) Stop Kontak

a. Spesifikasi Material

- Type standard warna putih.

- Stop kontak mempunyai 2 kutub ditambahkan 1 untuk pentanahan. b. Pemasangan

- Jenis pasangan recessed mounted

- Dalam pengadaan stopkontak harus lengkap dengan box tempat dudukannya dari bahan metal jenis pasangan recessmounted.

- Stop kontak setinggi 30cm diatas lantai kecuali untuk peralatan tertentu.

- Setiap kontak-kontak dilengkapi dengan label yang menujukkan kapsitas amper, kapasitas daya (watt) dan level tegangan.

c. Produksi : (1) Clipsal, (2) MK , atau setara

PASAL 19 : PEKERJAAN PENANGKAL PETIR

(22)

Penangkal petir yang digunakan adalah penangkal petir type konvensional. Detail pemasangan penangkal petir adalah sesuai dengan gambar rencana.

19.2 Instalasi

1. Kabel BC 50 mm2 horisontal maupun vertikal, menghubungkan lightning rod dengan grounding rod dipasang sedemikian rupa dan di klem setiap jarak 30 cm. Sambungan kepala kabel harus menggunakan Schoen. Pemasangan klem kabel tidak boleh mengganggu aspek estetika gedung

2. Kabel yang dapat terjangkau oleh manusia harus dipasang dalam pipa PVC sehingga terlindung sedemikian rupa, dan pipa tersebut harus diklem ke kontruksi.

3. Grounding rod berupa pipa GIP didalamnya BC dan dilas, sedangkan kedalaman Grounding Rod adalah mencapai permukaan air tanah. Grounding Rod ini tidak boleh dihubungkan dengan instalasi pentanahan dari instalasi lain.

4. Grounding resistance maksimal yang diperkenankan adalah 5 Ohm, diukur setelah tidak hujan selama dua hari.

19.3 Produk 1. Bahan

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan. Kontraktor baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis

Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut

Bahan/peralatan Merk/pembuat/setara

1. Blackzem : Ufo, radius 70 m

2. Kabel : Supreme, Kabelindo, Kabelmetal 3. Konduit : Ega, Clipsal

4. Suport : Local.

5. BC Klem : Local

6. Grounding Rod : BC 50 mm2 dlm Pipa GIP 1” 2. Blackzem

Kepala penangkal petir dipasang sedemikian rupa disangga oleh pipa galvanis (GIP) di atas atap, sehingga tidak dapat rusak oleh hembusan angin dan tidak bocor sewaktu hujan

3. Jaminan Mutu

Kualitas instalasi Penangkal Petir harus mendapatkan tera dan sertifikat dari Instansi yang berwenang untuk ini. Surat Sertifikat layak pakai harus segera diserahkan kepada Pemilik bersamaan dengan Berita Acara Serah Terima Pertama Pekerjaan. Kontraktor wajib memeberikan garansi pemasangan selama 10 (sepuluh) tahun

PASAL 20 : PEKERJAAN PLUMBING

20.1 Instalasi Air Bersih

Instalasi air bersih yang peruntukannya pada KM/WC bangunan yang telah direncanakan.

1. B a h a n :

(23)

b. Semua bahan – bahan untuk sambungan, pencabangan,belokan dan lain – lainnya harus memakai pipa sejenis dengan pipa yang dipakai.

c. Penyambungan pipa PVC memakai perekat “Lem Pipa ” atau sejenis lainnya yang mendapatkan persetujuan Direksi.

2. Pelaksanaan.

a. Kedalaman untuk galian pipa diluar gedung minimal 50 Cm dengan lebar galian 25 Cm.

b. Dasar galian harus padat , dengan kemiringan yang merata, dan diberi lapisan pasir urug setebal 10 Cm.

c. Galian harus ditunjukkan kepada Direksi terlebih dahulu , sebelum ditempati pipa.

3. Sambungan.

a. Hubungan – hubungan pipa harus dikerjakan dengan teknik yang baik. b. Gunakan alat / bahan – bahan pembantu, yang semestinya sehingga

tidak terjadi kebocoran – kebocoran kecil maupun besar.

c. Pipa yang ditanam harus terlebih dahulu diuji dan disetuji Direksi sebelum ditimbun.

4. Pelindung Pipa.

a. Semua pipa – pipa yang berada didaerah umum ( halaman ) harus dilindungi dengan penutup bata atau bahan lannya yang disetujui.

b. Apabila kedudukan pipa dipandang kurang aman misalnya dibawah jalan kendaraan, pemborong harus melindungi yang disetujui oleh Direksi. c. Pipa yang menembus dinding atau lantai beton harus dilengkapi dengan

selongsong ( Sleave )

d. Pipa – pipa pada dinding atau lantai harus tertanam cukup dalam, dan teratur sehingga tidak mengrangi kesempurnaan permukaan dinding / lantai yang bersangkutan.

Route / jalur pipa harus diberi tanda – tanda yang cukup jelas bila perlu digambar jaringan Isometriknya.

5. Pengujian Pipa Air Bersih.

a. Pengujian terhadap kebocoran dilakukan sebelum pipa ditimbun. b. Pelaksana wajib menyediakan alat untuk keperluan pengujian tersebut.

20.2 Instalasi Air kotor. 1. B a h a n.

a. Pipa saluran air kotor menggunakan Diameter 3 “ dan pipa kotoran menggunakan Diameter 4 “ yang dipakai pipa PVC Klas D merek Paralon atau sejenisnya yang mendapat persetujuan Direksi

b. Semua bahan – bahan untuk pencabangan belokan , ventilasi udara, clean out harus memakai pipa sejenis dengan pipa yang dipakai.

c. Penyambungan pipa PVC dengan sambungan “Socet, T, Elbouw harus memakai perekat Lem PVC atau jenis lainnya yang memndapatkan persetujuan Direksi.

2. Pelaksanaan Pempipaan Air Kotor.

a. Dalamnya galian untuk pipa pembuangan disesuaikan dengan gambar dan petunjuk Direksi.

b. Pemasangan pipa mendatar harus mempunyai kemiringan paling sedikit 2%.

(24)

d. Ujung Pipa ditutup dan diisi air sampai jenuh, setelah 24 jam, pipa diisi kembali sampai jenuh dimana air tidak boleh turun lagi setelah 24 jam.

3. Hasil akhir yang dikehendaki pada instalasi Air Bersih dan Instalasi Air Kotor.

a. Sistim dapat berfungsi secara lancar, tidak ada bagian –bagian yang buntu atau tersumbat.

b. Tidak terdapat kebocoran pada sistim baik sambungan, pipa – pipa dan Valve – valve maupun alat – alat senitair lainnya.

c. Instalasi cukup aman dan kuat.

d. Jaringan mudah dikenali dan diperbaiki untuk itu diwajibkan pemborong Instalasi Air :

 Memberikan tanda – tanda yang jelas pada route / jalur pipa yang bersangkutan.

 Membuat As Built Drawing yang dengan jelas menunjukkan letak – leak pipa / sambungan dengan ukuran yang tepat.

 Memberi cat pada pipa yang terlindung dengan warna sebagai berikut : Pipa Air bersih dengan warna Biru, Pipa Air Kotor dengan Warna Abu – Abu, dan Pipa Vent dengan warna Putih.

PASAL 21 : PEKERJAAN SANITAIR + SEPTIKTANG

21.1 KETENTUAN UMUM 1) Peraturan dan Acuan

Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan peraturan sebagai berikut :

a. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.05/MEN/1982. b. Keputusam Menteri P.U. No.02/KPTS/1985.

c. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang seperti Dit. Jen. Bina Lindung dari Pusat maupun Daerah.

d. Pedoman Plumbing Indonesia 1979.

2) Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh :

a. Perusahaan yang memiliki Surat Ijin Instalasi dari Instansi yang berwenang dan telah biasa mengerjakannya, atau sebagai agen resmi dari merek yang ditawarkan, atau bekerja sama dengan pemegang merek yang ditawarkan. b. Khusus untuk ijin dari Instansi PAM (PAS PAM dengan kelas yang sesuai)

diperkenankan bekerja sama dengan perusahaan lain yang telah memiliki ijin PAM yang dimaksud.

3) Testing dan commissioning

a. Kontraktor instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan peralatan dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi persyaratan-persyaratan yang diminta, sesuai dengan prosedur testing dan commissioning dari pabrik pembuat dan instansi yang berwenang.

b. Semua bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor.

4) Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran

a. Pembobokan tembok, lantai, dinding, kolom dan sebagainya yang diperlukan dalam pelaksanaan instalasi ini serta pengembaliannya ke kondisi semula, menjadi lingkup pekerjaan Kontraktor instalasi ini.

(25)

5) Pemeriksaan Rutin dan Khusus

a. Pemeriksaan rutin pada masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh Kontraktor instalasi secara periodik dan tidak kurang dari setiap dua minggu. b. Pemeriksaan khusus pada masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh

Kontraktor instalasi ini, apabila ada permintaan dari pihak Direksi Pekerjaan dan atau bila ada gangguan dalam instalasi ini.

21.2. PERALATAN SANITAIR 21.2.1 UMUM

1) Uraian

Pekerjaan perlengkapan Sanitair meliputi semua pekerjaan pengadaan peralatan dan accessories, pemasangan dan pengujian operasional dari peralatan Sanitair. Termasuk di dalamnya pembelian peralatan, ongkos kerja, pengujian dan alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut sesuai petunjuk pabrik dan ketentuan serta persyaratan yang tertera dalam Gambar dan Spesifikasi ini

2) Pengajuan Kesiapan Kerja dan Perbaikan Pekerjaan yang Cacat

a) Sebelum memulai pekerjaan Sanitair, Kontraktor harus mengajukan kepada Direksi Pekerjaan contoh brosur Sanitair untuk setiap jenis/type peralatan yang dibutuhkan untuk mendapatkan persetujuan Direksi.

b) Pekerjaan Sanitair tidak boleh dimulai sebelum Direksi Pekerjaan menyetujui formasi/ kedudukan dan kondisi tempat Sanitair untuk setiap bagian pekerjaan sesuai Gambar, namun Kontraktor tetap bertanggung jawab atas ketepatan dan presisi pekerjaan.

c) Bilamana terdapat pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan rencana Gambar dan ketentuan yang disyaratkan harus segera diperbaiki atas biaya dan tanggungjawab Kontraktor hingga dapat diterima oleh Direksi.

3) Jadual Kerja

a) Kontraktor harus membuat gambar kerja dan schedule lengkap peralatan Sanitair yang akan dibutuhkan dalam proyek ini termasuk brosur dan spesifikasi teknis tata cara pemasangan yang dikeluarkan pabrik Sanitair yang bersangkutan.

b) Jadual kerja pemasangan accessories Sanitair harus mengikuti atau koordinasi dengan Pekerjaan Instalasi Plumbing dan finishing lantai, dinding serta pekerjaan lain terkait.

c) Setiap tahap pekerjaan Sanitair harus dikerjakan dengan teliti dan hati-hati agar akurat dan terhindar dari pekerjaan cacat atau bocor.

d) Setiap memulai pekerjaan Sanitair harus sepengetahuan dan seijin Direksi .

21.2.2 PERALATAN SANITAIR 1) Warna Peralatan Sanitair

Color scheme peralatan sanitair secara keseluruhan adalah ber-“warna putih” yang berbahan keramik dan “Chrome atau Stailess Steel” yang berbahan logam.

Bahan Sanitair dan Perlengkapannya

(26)

- Keran air : Setara SunEi - Kloset jongkok : Setara TOTO

- Floor drain : Stainless setara TOTO

2) Standar Pekerjaan dan Garansi Peralatan

Mengikuti Pedoman Plumbing Indonesia, Petunjuk Pabrik (Fixation & Operation Manual yang dikeluarkan pabrik) dan Spesifikasi ini. Kontraktor harus

mendapatkan garansi dari semua peralatan yang akan dipasang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

21.2.3 PELAKSANAAN PEMASANGAN

1) Tempat yang akan dipasang peralatan tersebut di atas harus sudah disiapkan terlebih dahulu dengan seksama sehubungan dengan joint, gantungan, hubungan instalasi yang diperlukan oleh setiap peralatan. Pastikan bahwa semua saluran instalasi sudah dalam posisi yang benar dan berfungsi dengan baik dan lancar melalui koordinasi dengan Sub Kontraktor ME & P.

2) Pemasangan dilaksanakan sesuai dengan petunjuk dari pabrik, berkaitan dengan ukuran, koordinat komponen, konstruksi penggantung yang diperlukan. Dikerjakan oleh tenaga ahli bersertifikat dan berpengalaman dalam pemasangan sanitair atau direkomendasi Agent Produk.

3) Mengadakan bahan-bahan dan semua peralatan instalasi lengkap dengan alat–alat penerima berupa kran-kran dan peralatan lain yang ditunjukkan dalam gambar.

4) Pemborong harus mempelajari dan memahami gambar dan uraian kerja ini serta harus mengadakan koordinasi dengan bagian pekerjaan lainnya untuk menghin dari terjadinya saling mengganggu.

5) Gambar-gambar perencana tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua pipa, fittings, katup-katup dan fixtures secara terinci.

6) Semua bagian tersebut, walaupun tidak digambarkan dan disebut secara spesifik harus disediakan oleh Pemborong apabila diperlukan, agar didapat instalasi yang lengkap dan bekerja dengan baik sesuai dengan syarat-syarat untuk pekerjaan plumbing serta memuaskan Direksi.

7) Pelaksanaan pekerjaan harus direncanakan dengan baik, pembongkaran -pembongkaran bagian bangunan hanya diperkenankan setelah Pemborong menerima ijin tertulis dari Direksi.

8) Pemborong harus membuat gambar detail, agar diketahui dengan tepat letak dan ukuran lubang-lubang pada dinding dan lantai untuk penembusan pipa. 9) Hasil Akhir yang Diharapkan :

a) Peralatan terpasang dengan benar, aman, nyaman dan dapat berfungsi dengan baik.

b) Tidak terdapat kebocoran-kebocoran baik pada peralatan maupun sambungan instalasi pemipaan.

c) Peralatan terpasang dengan kokoh, rapi, bersih, lengkap tanpa cacat. d) Kontraktor harus menyiapkan operation/service manual lengkap setiap

Peralatan Sanitair yang dipasang.

21.3. SEPTIC TANK DAN PERESAPAN.

a. Dimensi / ukuran / kedalaman dan jumlahnya septitang dan peresapan dibuat sesuai dengan gambar petunjuk Direksi.

b. Dinding septiktang dibuat dari Pasangan Bataco Buntu Pres Mesin Kwalitas I dengan perekat campuran 1 Pc : 3 Psr serta diaci dengan Semen.

(27)

c. Septictank dilengkapi dengan pipa Udara yang disesuaikan dengan gambar kerja.

d. Peresapan dipasang batu karang + Ijuk dan Krikil sesuai dengan gambar petunjuk Direksi.

PASAL 22 : PEKERJAAN BATA DAN PARAS STYLE BALI

22.1 Standar dan Bahan

1. Pekerjaan style Bali terdiri dari pasangan paras kemendung pada pintu utama, pas. Murda paras dan ikut celedu paras.

2. Pekerjaan style Bali terdiri dari pasangan tempelan dibawah jendela,kaki kolom, kepala kolom, bawah plapon dan pada pintu utama menggunakan plester aci.

2. Semua bahan yang digunakan harus mempunyai kualitas I dengan bahan batu candi, paras abu.

3. Tempat, bentuk dan ukuran pekerjaan style Bali sesuai dengan gambar rencana.

22.2 Cara pelaksanaan

1. Sebelum pekerjaan style Bali dilaksanakan, khususnya untuk pekerjaan yang mempunyai bentuk – bentuk khusus, pemborong harus membuat gambar pelaksanaan dengan skala 1 : 1 di atas kertas atau plywood disertai dengan rencana pelaksanaannya. Pekerjaan style Bali dapat dilaksanakan setelah gambar dan rencana pelaksanaannya mendapat persetujuan direksi. Biaya untuk membuat gambar dan rencana pelaksanaan menjadi tanggung jawab kontraktor.

3. Pemasangan paras direkatkan dengan semen, sehingga pasangannya menjadi kuat dan tidak mudah lepas.

22.3 Hasil Akhir Yang Dikehendaki

1. Semua pasangan harus kuat, rapi, bersih, dan sesuai dengan gambar kerja baik bentuk maupun ukurannya.

2. Air semen atau bahan lainnya yang digunakan untuk perekat pasangan tidak boleh kelihatan dari luar.

3. Pekerjaan style Bali dapat dinyatakan selesai setelah disetujui oleh Direksi.

PASAL 23 : PEKERJAAN LAIN-LAIN

- Pemborong wajib menjaga lingkungan agar aktifitas pelaksanaan pekerjaan fisik tidak mengganggu lingkungan setempat.

- Pembersihan akhir dilaksanakan didalam atau diluar bangunan supaya bekas dari kotoran dan sisa-sisa bahan lainnya dibuang oleh Pemborong.

- Hal-hal lain yang tidak tercantum dalam bestek ini, tetapi menurut peraturan yang berlaku hal tersebut dan harus ada, pemborong dianggap telah tahu hal tersebut dan harus mentaatinya.

(28)

PASAL 24 : PENUTUP

24.1. Seandainya ada uraian pekerjaan dan lain-lain tidak dinyatakan disebutkan dalam bestek ini tapi harus dilaksanakan oleh pemborong maka bagian pekerjaan diatas harus dilaksanakan dengan biaya dari pemborong.

24.2 Pemborong wajib membuat as built drawing dan setelah pembangunan selesai 100% gudang bahan, direksikeet, dan semua sampah, bahan-bahan yang tidak berguna harus dibersihkan.

24.3 Untuk biaya upacara bangunan yang telah selesai dikerjakan ditanggung oleh Pemborong dengan klasifikasi maksimal tingkat madya, tanpa memasukan nilainya dalam penawaran.

24.4 Apabila pada uraian dan syarat-syarat pekerjaaan, atau hal-hal lain yang berkaitan dengan kegiatan ini belum disebutkan namun hal tersebut secara teknis menuntut harus dikerjakan yang sama sekali tidak bisa ditiadakan, maka hal-hal tersebut menjadi tanggung jawab Pemborong.

24.5. Sebelum pekerjaan diserahterimakan pelaksana diharuskan mengadakan perawatan dan penyempurnaan terhadap semua kekurangan yang ada pada pengadaan pekerjaan tersebut termasuk pembersihan segala kotoran sehingga aman dan dapat berfungsi dengan baik.

24.6. Apabila ada hal-hal yang belum jelas baik mengenai gambar maupun RKS atau hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan tersebut diharapkan pelaksanaan dengan cepat melaksanakan / melaporkan pada Direksi untuk mendapat suatu keputusan

Mengetahui,

Kepala Bidang Gedung dan Sarana pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Badung / PPK

I Wayan Surat Oka Negara, ST., M.Si. Pembina

Referensi

Dokumen terkait