• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTEK BATU BETON.docx (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTEK BATU BETON.docx (2)"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR

PRAKTEK BATU BETON

OLEH :

NAMA

: SAKINATUN NAJMI SIBARANI

NIM

: 5153111042

KELAS

: REGULER B - PTB 2015

DOSEN PENGAMPU :

Drs. ISKANDAR TAMBUNAN, M.Pd

Drs. JINTAR TAMPUBOLON, M.Pd

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatNya sampai

saat ini, sehingga penulis dapat menyusun laporan ini dan dapat terselesaikan tepat pada

waktunya. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Drs. Iskandar Tambunan,

M.Pd dan Drs. Jintar Tampubolon, M.Pd beserta rekanan yang telah memberikan tugas

praktek yang sangat bermanfaat kepada mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan. Kami

juga mengucapkan terima kasih atas dukungan dari teman-teman, baik dalam bentuk moril

maupun materil.

Dan harapan kami semoga makalah laporan ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca.

Kami juga menyadari bahwa dalam penyajian laporan ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu kami berharap saran dan kritik untuk membangun kesempurnaan laporan ini.

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar... 1

Daftar Isi... 2

BAB I : Pendahuluan...3

A. Pengertian Umum... 3

B. Tujuan Praktikum... 3

C. Langkah Job Sheet... 3

BAB II: Pengenalan Alat & Bahan... 4

A. Peralatan yang Digunakan... 4

B. Material yang Digunakan... 8

BAB III: Job Sheet...10

A. JOB SHEET 1 - Pembersihan Lapangan...10

B. JOB SHEET 2 - Pengukuran & Pemasangan Bowplank...11

C. JOB SHEET 3 - Penggalian Lubang Pondasi...13

D. JOB SHEET 4 - Pembuatan Lantai Kerja & Batu Kosong......15

E. JOB SHEET 5 - Pemasangan Pondasi Batu Bata...16

F. JOB SHEET 6 - Pemasangan Dinding 1/2 Batu...17

G. JOB SHEET 7 - Plesteran Dinding......18

H. JOB SHEET 8 - Pembuatan Relief...20

I. JOB SHEET 9 - Pembuatan Lantai Kerja...22

J. JOB SHEET 10 - Pemasangan Keramik Lantai ...23

BAB IV:Penutup...26

A. Kesimpulan...26

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian Umum

Praktek batu dan beton adalah aplikasi dari teori pada mata kuliah teknologi beton yang langsung dipraktekkan di lapangan. Pada kesempatan kali ini kami membuat sebuat contoh bangunan sederhana berupa ruang ukuran 2 x 4 meter. Praktek ini

1. Mengenal dan menggunakan alat dengan baik dan benar

2. Mengetahui dan memahami prosedur pembuatan pekerjaan batu dan beton yang dilaksanakan dilapangan.

3. Mengetahui dan memahami cara yang benar dalam melakukan pekerjaan batu dan beton dilapangan.

4. Melatih keterampilan untuk melakukan pekerjaan batu dan beton dilapangan.

5. Menyiapkan mahasiswa agar siap untuk bekerja dilapangan.

C. Langkah Job Sheet

Adapun beberapa job sheet yang akan dipraktekan,yaitu : 1. Pembersihan Lapangan

2. Pengukuran dan Pemasangan Bowplank 3. Penggalian Lubang Pondasi

4. Pembuatan Lantai Kerja dan Batu Kosong 5. Pemasangan Pondasi Batu Bata

6. Pemasangan Dinding ½ Bata 7. Plesteran

8. Pembuatan Relief

9. Pembuatan Lantai kerja

10. Pemasangan Keramik Lantai

(5)

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN

Dalam praktek batu dan beton ini dimulai dari pekerjaan pembersihan lahan sampai pada pemasangan keramik.

A. Peralatan yang Digunakan

1. Sekop

Sekop digunakan untuk membersihkan lapangan , menggali lubang pondasi, memindahkan gundukan tanah/batu dan untuk mengaduk semen.

Gambar 1. Sekop

2. Cangkul

Cangkul digunakan pada saat pembersihan penggalian pondasi eksisting, membongkar bongkahan batu serta penggalian lubang pondasi baru.

Gambar 2. Cangkul

3. Martil

(6)

Gambar 3. Martil

4. Benang Nilon

Benang Nilon digunakan pada pekerjaan bowplank, yaitu penarikan benang untuk mendapatkan as bangunan dan sudutnya. Serta untuk acuan dalam menyusun pasangan batu bata dan penggalian pondasi.

Gambar 4. Benang Nilon

5. Meteran

Meteran berfungsi untuk mengukur panjang pada pekerjaan bowplank, penggalian pondasi.

Gambar 5. Meter Gulung

6. Paku

Paku digunakan pada pekerjaan bowplank untuk tempat mengaitkan benang dan memperkuat pertemuan antar batang kayu bowplank.

(7)

7. Rol Siku

Rol Siku digunakan pada pekerjaan bowplank dan pasangan dinding bata untuk melihat ke-siku-annya.

Gambar 7. Rol Siku

8.Unting-unting

Unting-unting digunakan pada pekerjaan penggalian lubang pondasi untuk menunjukkan kelurusan untuk membuat lubang dari benang ke tanah.

Gambar 8. Unting-unting

9. Waterpas

(8)

Gambar 9. Waterpas

10. Gerobak Sorong

Gerobak Sorong digunakan untuk mengangkut material, seperti pasir, batu bata,batu kali, kerikil, dan juga semen.

Gambar 10. Gerobak Sorong

11. Raskam

Raskam digunakan pada pekerjaan plesteran untuk meratakan plesteran agar rata dan rapi.

Gambar 11. Raskam

12.Ayakan Pasir

(9)

Gambar 12. Ayakan Pasir

13. Sendok Semen

Sendok Semen digunakan pada pekerjaan pemasangan batu bata untuk memasang bata dan membuat spesi.

Gambar 13. Sendok Semen

14. Selang Air

Selang Air digunakan pada pekerjaan pembuatan bowplank untuk mendapatkan ketinggian yang sama ditiap-tiap sisi.

Gambar 14. Selang Air

15. Kuas

Kuas digunakan pada saat pekerjaan plesteran dan pembuatan relief untuk menghaluskan relief.

(10)

B. Material yang Digunakan

Adapun material-material yang digunakan yaitu :

1.Batu Bata

2.Batu Kali

3. Semen

4. Pasir

(11)

6. Keramik 20 x 25 cm

7. Papan

8. Kayu

BAB III

JOB

SHEET

A. JOB SHEET 1 - Pembersihan Lapangan

Pembersihan lapangan/lahan adalah pekerjaan yang terdiri dari pembersihan lahan dari semua pohon, halangan-halangan, semak-semak, sampah dan bahan lainnya yang tidak dikehendaki atau keberadaannya mengganggu sesuai dengan yang diperintahkan oleh direksi pekerjaan. Ada 3 tahapan dalam pekerjaan pembersihan lahan, yaitu :

(12)

Proses pembersihan dan pengupasan lahan, disini semua hal-hal yang mengganggu dan tidak dikehendaki dalam proses pekerjaan/pembangunan dibersihkan dan dijauhkan dari lokasi.

Menutup dan meratakan lubang bekas pembongkaran akar/ tanggul dengan bahan timbunan yang disetujui.

1. Alat yang digunakan : a. Martil Batu b. Cangkul c. Sekop

2. Langkah Kerja :

a. Tinjau lapangan yang akan di dirikan bangunan.

b. Siapakan peralatan yang sesuai untuk mambersihkan lapangan seperti martil, cangkul dan sekop.

c. Hancurkan pasangan batu bata yang yang masih terpasang dengan perlahan agar batu yang sebelumnya masih bisa dipakai.

d. Gali bagian bawah pasangan bata untuk membongkar pondasi yang ada dibawahnya. Keluarkan semua batu yang ada di dalam tanah, tempat pondasi baru yang akan di dirikan

e. Bersihkan semua rumput yang ada di lapangan menggunakan cangkul semudian buang ke tempat pembuangan.

f. Kemudian singkirkan semua batu yang sudah dibongkar dan masih layak pakai ke tempat tertentu, agar bisa digunakan lagi.

g. Kemudian ratakan tanah agar permukaan lapangan menjadi ± 0.00

3. Dokumentasi :

(13)

Bowplank adalah Patok Kayu sementara yang dibuat untuk meletakkan titik-titik As bangunan (dengan menggunakan paku) sesuai dengan gambar denah bangunan yang ada. Pada bowplank ini nanti akan diletakkan paku untuk menarik benang agar tercipta garis yang lurus dan selanjutnya bisa membuat sudut siku 90 derajat dengan tepat. Benang ini nantinya yang menjadi pedoman untuk pekerjaan pondasi, kolom, dan pemasangan dinding bata.

Pada bowplank ini juga dapat dibuat ukuran tinggi lantai rumah (elevasi rumah) dari permukaan jalan, yaitu dengan cara mengatur ketinggian bowplank itu sendiri dari permukaan jalan raya. Adapun syarat-syarat memasang bowplank yang baik adalah:

 Kedudukan patoknya harus kuat dan tidak mudah goyah.

 Berjarak cukup dari rencana galian, diusahakan bowplank tidak goyah saat pelaksanaan galian pondasi.

 Terdapat titik atau tanda, yaitu menggunakan paku dan cat sebagai tanda.

 Sisi atau bowplank harus terletak satu bidang rata (horizontal ) dengan papan bowplank lainnya.

 Letak kedudukan bowplank harus seragam (menghadap kedalam bangunan).

 Garis benang bowplank merupakan As (garis tengah) daripada pondasi dan dinding batubata.

1. Alat dan bahan yang digunakan :

a. Meteran d. Paku b. Benang nilon e. Siku

c. Martil f. Kayu sebagai patok 2. Langkah kerja :

a. Mula-mula lahan yang telah dibersihkan diukur panjangnya menggunakan meteran.

b. Setelah dilakukan pengukuran didapat panjang lahan 450 cm = 4,50 m dan lebar lahan 260 cm = 2,60 m sehingga bentuk lahan menjadi persegi panjang.

c. Kemudian buat patok dan ditancapkan dibagian sudut persegi panjang sampai sudut memiliki besar 900 .

d. Diatas patok juga ditancapkan paku untuk mendapatkan as patok lalu diikat dengan benang kemudian ditarik dari sudut ke sudut sehingga membentuk bowplank ( penanda atau batas lahan yang akan dibangun). Panjang kayu yang digunakan sebagai patok yaitu 50 cm.

e. Untuk mendapatkan as lahan,langkahnya panjang dan lebar lahan dibagi menjadi 2 sehingga panjang lahan 4,50 m : 2 = 2,25 m dan lebar lahan 2,60 m : 2 = 1,30 m.Setelah itu,pada jarak 2,25 m dan 1,30 m ditancapkan kayu sebagai patok lalu ditarik benang sehingga mendapat as lahan.

(14)

g. Langkah selanjutnya kita ukur 7.5 cm kearah dalam dan kearah luar pada as keliling bangunanan.Setelah itu paku dan dan tarik benang di keeling bagian luar dan dalam yang direncanakan.

h. Langkah terakhir yaitu untuk mengetahui apakah bangunan tersebut siku atau sudut 450,maka ditarik benang pada sudut diagonal bangunan.(seperti

terlihat pada gambar).Apabila ditarik ukuran tiap diagonal sama maka bowplank kita sudah siku.

Gambar rencana perletakan bowplank 3. Dokumentasi :

C.

JOB SHEET 3 - Penggalian Lubang Pondasi

(15)

yang keras. Jika dibutuhkan, tanah tersebut juga perlu dipadatkan agar kondisinya lebih kokoh serta mampu menahan beban bangunan dengan baik.

Langkah-langkah yang harus dikerjakan saat melakukan penggalian:

 Pasanglah patok kayu dan benang sebagai acuan untuk mendukung proses penggalian tanah.

 Galilah tanah dengan berdasar pada patok dan benang yang sudah dipasang sebelumnya.

 Buang sisa galian tanah ketempat yang tidak mengganggu kelancaran pekerjaan.

 Lakukan penggalian tanah ini hingga pekerjaan dilanjutkan ke pemasangan batu kosong.

1. Alat & bahan yang digunakan :

a. Cangkul d. Papan

b. Meteran e. Sendok semen c. Sekop

2. Langkah kerja :

a. Dengan menggunakan unting-unting, pada ujung garis-garis as pasangan pondasi yang akan dibangun ditancapkan kayu kedalam tanah sebagai patok untuk melakukan penggalian tanah.Dan diatas patok juga ditancapkan paku untuk mendapatkan as patok lalu diikat dengan benang kemudian ditarik dari sudut ke sudut sehingga membentuk bowplank ( penanda atau batas lahan yang akan dibangun).

b. Untuk mematiskan bahwa garis-garis as dalam keadaan siku adalah mengukur sudutnya dengan menggunakan siku (sudut nya harus 900).

c. Kemudian kedalaman tanah yang akan digali, diukur menggunakan meteran. Dalamnya galian ± 70 cm dari bowplank.

d.

Langkah selanjutnya adalah menggali tanah sedalam ± 20 cm dari permukaan tanah menggunakan cangkul, sekop dan bantuan sendok semen. Untuk meratakan permukaan sampai lubang yang belum rata digunakan papan agar permukaannya rapi.

e. Tanah bekas galian jangan dibuang, tapi diletakkan di tengah lapangan untuk menimbun lantai kerja pada saat pembuatan lantai kerja dan pemasangan batu kosong.

(16)

D. JOB SHEET 4 - Pembuatan Lantai Kerja & Batu Kosong

Aanstamping atau pasangan batu kosong berfungsi sebagai drainase untuk mengeringkan air tanah yang terdapat di sekitar badan pondasi. Juga berfungsi untuk menyerap beban yang diteruskan pondasi, dan berperan sebagai sendi rol sehingga kekakuan akibat reaksi gempa dapat dihindari.

1. Alat & bahan yang digunakan : a. Sekop e. Batu Kali b. Cangkul f. Tanah timbun c. Waterpass

d. Meteran

2. Langkah kerja :

a.

Mula-mula timbun lubang galian pondasi menggunakan tanah hasil galian yang diletakkan ditengah dan di sisi lapangan untuk membuat lantai kerja, setebal 10 cm atau 60 cm dari bowplank.

b.

Setelah itu susun batu kali bulat kedalam lubang pondasi secara teratur dan rapi. Dengan tinggi permukaan 55 cm dibawah bowplank.

c.

Terakhir masukkan tanah timbunan disela-sela batu kali tsb, dan ratakan permukaannya.

3. Dokumentasi :

(17)

Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadi differential settlement pada sistem strukturnya.

Rollag bata merupakan pondasi sederhana yang fungsinya bukan menyalurkan beban bangunan, melainkan untuk menyeimbangkan posisi lantai agar tidak terjadi amblas pada ujung lantai. Saat ini pondasi rollag bata telah lama ditinggalkan. Selain mahal, pemasangannya pun membutuhkan waktu yang lama serta tidak memiliki kekuatan yang bisa diandalkan. Akan tetapi, pondasi ini tetap digunakan untuk menahan beban ringan, misalnya pada teras.

1. Alat yang digunakan :

a. Sekop d. Meteran b. Waterpas e. Ember c. Sendok semen

2. Material yang digunakan :

a. Semen c. Air b. Pasir d. Batu bata

3. Langkah Pengerjaan :

a. Langkah pertama yaitu pada ujung garis-garis as pasangan pondasi yang akan dibangun, dibantu dengan menggunakan garis acuan dari benang yang diikat pada bowplank dan patok.

b. Setelah itu, batu bata disusun rapi dan tegak, dengan jarak-jarak antara batu bata yang satu dengan yang lain adalah ± 2 cm pada sekeliling bangunan (4 sisi).

c. Atur ukuran pondasi batu bata rollag agar kedalaman dari permukaan bowplank adalah ± 45 cm.

d. Sementara itu, dilakukan pembuatan spesi dengan menggunakan campuran Semen PC, pasir halus dan air yang diaduk menggunakan sekop, dan dicampur rata. Perbandingan Semen PC : Pasir yaitu 1 : 10. Hasil campuran pengadukan tersebut dimasukkan ke dalam ember.

e. Langkah selanjutnya yaitu jarak-jarak batu bata ± 2 cm yang telah dikosongkan kemudian di isi rata sisi bagian dalam yang kosong dengan campuran spesi menggunakan sendok semen. Permukaan atas pasangan pondasi batu bata tidak perlu dilapisi dengan campuran spesi (pasta semen). Tujuannya agar menambah nilai estetika/keindahan pada pasangan pondasi batu bata.

(18)

F. JOB SHEET 6 - Pemasangan Dinding 1/2 Batu

Dinding adalah suatu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Tiga jenis utama dinding struktural adalah dinding bangunan, dinding pembatas (boundary), serta dinding penahan (retaining). Fungsi lain dari dinding yaitu sebagai pendefinisi ruangan, peredam suara, pelindung bagian dalam bangunan dari cuaca dan sebagainya.

1. Alat yang digunakan :

a. Sekop d. Meteran b. Waterpas e. Ember c. Sendok semen f. Siku

2. Material yang digunakan : a. Semen

b. Pasir c. Air d. Batu bata

3. Langkah pengerjaan :

a. Langkah awal yaitu kita membuat garis-garis bantu menggunakan benang dengan mengukur 7.5 cm dari as kearah luar disetiap garis as.

b. Untuk memastikan bahwa garis-garis as dalam keadaan siku adalah mengukur sudutnya dengan menggunakan siku ( sudut nya harus 900).

c. Sementara itu, lakukan pengadukan spesi antara Semen PC, pasir dan air secukupnya dengan menggunakan sekop dan dicampur rata. Perbandingan Semen PC : Pasir yaitu 1: 8. Hasil campuran pengadukan tersebut dimasukkan kedalam ember.

d. Rendam batu bata pada air terlebih dahulu, agar air pada siar & spesi tidak diserap olehnya. Kemudian buat siar pertama ± 2 cm dan pasang batu bata yang telah direndam dengan pasangan setengah bata, begitu seterusnya. e. Untuk memastikan pasangan setengah bata yang kita buat rata dan lurus

kita bisa menggunakan waterpass dan siku.

f. Setelah itu isi semen di sela-sela batu bata sebagai siar. Lakukan langkah ini terus sampai semua siar terisi dengan semen.

(19)

4. Dokumentasi :

G. JOB SHEET 7 - Plesteran Dinding

Plesteran adalah lapisan yang digunakan untuk menutupi suatu bidang bangunan agar tingkat kekuatannya lebih kokoh. Memplester berarti melapisi suatu bidang bangunan memakai adukan yang terbuat dari campuran semen, pasir dan air. Dengan pengaplikasian plesteran, suatu bidang bangunan juga akan terlihat lebih rapi, permukaan dinding tidak cepat kotor, mudah dicat, dan gampang dibersihkan.

Berdasarkan bahan penyusun adukannya, plester dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu plester semen, plester kapur, dan plester tanah liat. Plester semen dibuat dengan mencampur semen dan pasir memakai perbandingan 1:3, 1:4, atau 1:5. Plester kapur adalah plester dari bahan kapur dan pasir, di mana kapur yang dipakai sudah diolah terlebih dahulu. Berikut tips dalam memplester :

 Basahi dinding memakai air secukupnya sebelum memulai plesteran, hal ini agar kondisi permukaan dinding menjadi jenuh. Sehingga adukan plester pun menjadi lebih mudah menempel pada permukaan dinding.

(20)

di dinding sehingga kita bisa befokus pada satu bidang dalam suatu waktu. Ketebalan yang dianjurkan sekitar 1,5-3 cm dengan tetap memperhatikan faktor rata dan tegaknya benang ini.

 Lakukan penyiraman air pada seluruh dinding yang telah diplester selama 7 hari berturut-turut. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kepadatan plester dan mencegah terjadinya dinding retak.

1. Alat yang digunakan :

a. Sekop d. Raskam g. Meteran b. Waterpas e. Palu h. Ember c. Sendok semen f. Paku i. Papan 2. Material yang digunakan :

a. Semen b. Pasir c. Air

3. Langkah kerja :

a. Langkah pertama yaitu yaitu pakulah papan diatas pasangan batu bata sebagai tolak ukur ketebalan plesteran sebesar 2 cm

b. Selanjutnya siram permukan dinding yang akan diplester dengan air agar pasta semen yang digunakan untuk memplester dapat melekat dengan baik ke dinding.

c. Setelah itu karena pemasangan dinding yang sudah lama maka kita perlu menaburkan bubuk semen agar plesteran dapat melekat dengan baik.

d. Sementara itu, dilakukan pengadukan antara Semen PC ,air secukupnya dan pasir dengan menggunakan sekop dicampur rata. Perbandingan Semen PC : Pasir yaitu 1:8. Hasil campuran pengadukan tersebut dimasukkan kedalam ember.

e. Kemudian tempelkan pasta semen menggunakan sendok semen dan raskam secara bertahap dimulai dengan lapisan yang tipis kemudian setelah agak kering barulah timpa kembali campuran semen, lakukan terus langkah ini sampai mencapai ketebalan plesteran 2 cm.

f. Langkah terakhir setelah plesteran sudah mencapai ketebalan 2 cm ratakan permukaan plesteran menggunakan raskam dan untuk memastikan plesteran yang kita lakukan tidak miring kita menggunakan waterpass.

(21)

H. JOB SHEET 8 - Pembuatan Relief

Relief adalah seni pahat dan ukiran 3-dimensi yang biasanya dibuat di atas batu. Bentuk ukiran ini biasanya dijumpai pada bangunan candi, kuil, monumen dan tempat bersejarah kuno. Dinding dapat juga dijadikan media untuk membuat karya seni dengan menggunakan model tekstur relief. Bentuk gambar yang terdapat pada relief dapat merupakan sebuah illustrasi, penanda, lambang, atau tidak berarti sama sekali, berupa hiasan dengan bentuk hewan ataupun tumbuhan. Teknik pembuatannya adalah dengan menggambar dan membentuk pada adukan plesteran yang sudah ditempelkan pada pasangan dinding tembok. Setelah itu dilakukan penghalusan dengan menggunakan acian.

1. Alat yang digunakan :

a. Sekop f. Meteran b. Cangkul g. Ember c. Sendok semen h. Waterpas d. Raskam i. Palu & paku e. Papan

2. Material yang digunakan : a. Semen setebal 2 cm sejauh 15 cm dari papan diatas untuk cetakan tinggi relief. b. Selanjutnya siram permukan dinding yang akan diplester dengan air agar

semen yang digunakan untuk memplester dapat melekat dengan baik ke dinding.

c. Setelah itu karena pemasangan dinding yang sudah lama maka kita perlu menaburkan bubuk semen agar semen dapat melekat dengan baik.

d. Sementara itu, dilakukan pengadukan antara Semen PC, pasir dan air secukupnya, dengan menggunakan sekop dicampur rata. Perbandingan Semen PC : Pasir yaitu 1 : 5. Hasil campuran pengadukan tersebut dimasukkan kedalam ember.

e. Anggota yang lain memikirkan pola relief yang akan dibuat dan membuat cetakannya.

(22)

kering barulah timpa kembali campuran semen, lakukan terus langkah ini hingga mencapai ketebalan plesteran 2 cm.

g. Langkah terakhir setelah plesteran sudah mencapai ketebalan 2 cm ratakan permukaan plestern menggunakan raskam dan untuk memastikan plesteran yang kita lakukan tidak miring kita menggunakan waterpass.

h. Setelah plesteran untuk relief sudah agak mengering ukirlah relief yang diinginkan dengan menggunakan cetakan yang sudah disiapkan.

i. Setelah pola sudah tercetak olesi relief dengan campuran semen dan air agar permukaan relief halus.

4. Dokumentasi :

I. JOB SHEET 9 - Pembuatan Lantai

Kerja

Lantai kerja merupakan pekerjaan yang biasa dilakukan dalam konstruksi bangunan dengan lingkup dan kondisi lingkungan yang cukup kompleks. Ketebaan lantai kerja biasanya setebal 10 - 15 cm. Adapun fungsi dari pembuatan lantai kerja adalah sebagai berikut :

 Memudahkan pekerja berdiri di atas lahan datar, lahan menjadi tidak kotor dan becek.

(23)

 Menahan gaya angkat (up-lift force) tanah di bawahnya.

1. Alat yang digunakan :

a. Sekop f. Meter b. Cangkul g. Ember c. Raskam h. Ayakan d. Benang

e. Selang

2. Material yang digunakan : a. Pasir

b. Kayu Broti

3. Langkah kerja :

a. Langkah awal bersihkan semua area lapangan yang akan dibuat lantai kerja dari rumput dan sampah.

b. Kemudian buatlah patok dari broti di tengah denah, lalu pindahkan ketinggian garis dari patok luar ke patok di tengah denah kami dengan menggunakan selang air.

c. Apabila ketinggian air sudah pas, maka buatlah garis penanda di patok di tiap denah (72 cm), sehingga elevasi lantai kerja tiap denah sama tinggi.

d. Pasang lagi patok di tiap sudut ruang, ukur garis acuan sehingga elevasinya sama dengan “garis” patok yang di tengah.

e. Lalu satukan keempat patok dengan patok di tengah menggunakan benang. Sehingga berbentuk silang.

f. Timbun/ korek tanah pada ruangan sampai rata sebatas benang sehingga didapat elevasi yang pas dengan patok acuan. Timbunlah menggunakan tanah yang telah di ayak sehingga hasilnya lebih halus.

g. Lalu timbun lagi menggunakan pasir untuk pemasangan keramik, lalu padatkan lantai kerja dengan cara diinjak. h. Terakhir setelah lantai kerja padat rapikan permukaan lantai

kerja menggunakan sapu.

(24)

J. JOB SHEET 10 - Pemasangan Keramik Lantai

Lantai adalah bagian dasar sebuah ruang, yang memiliki peran penting untuk memperkuat eksistensi obyek yang berada di dalam ruang. Fungsi lantai secara umum adalah: menunjang aktivitas dalam ruang dan membentuk karakter ruang. Ketika orang berjalan di atas lantai, maka karakter yang muncul adalah: tahan lama, tidak licin dan berwarna netral (tidak dominan). Lantai rumah digunakan untuk meletakkan barang-barang seperti kursi, meja, almari, dan sebagainya serta mendukung berbagai aktivitas seperti berjalan, anak-anak berlari, duduk di lantai, dan lain-lain.

Dari sisi estetika, lantai berfungsi untuk memperindah ruang dan membentuk karakter ruang. Tema warna dan image yang ditampilkan dapat mengambil konsep apa pun sesuai karakter yang dimunculkan. Jenis penutup lantai yang paling populer digunakan di Indonesia adalah lantai keramik, karena harganya yang cukup terjangkau dan memiliki berbagai kelebihan.

1. Alat yang digunakan : a. Sendok semen b. Waterpas c. Palu karet d. Ember

2. Material yang digunakan : a. Pasir

b. Keramik

3. Langkah kerja :

a. Pada saat membeli keramik dari suplier atau toko material sebelumnya dipisahkan dahulu keramik yang sewarna, karena meskipun dengan type keramik yang sama, jika waktu pembakaranya berbeda akan menyebabkan perbedaan warna, hal ini akan mempengaruhi hasil keindahan pasangan keramik.

b. Untuk keramik jenis tertentu sebaiknya direndam dahulu sampai basah jenuh, sehingga dalam proses pemasangan nantinya tidak menyerap air semen.

c. Mengukur ruangan yang akan dipasang keramik

(25)

ruangan ( untuk hasil yang indah maka lebar las- lasan tidak boleh melebihi ½ lebar keramik utuh).

e. Membuat garis bantu kedataran dan ketegakan dengan benang ukur.

f. Membuat kepalaan keramik berdasarkan ukuran gambar kerja yang sudah dibuat.

g. Pasang keramik kemudian ketok perlahan agar permukaannya sejajar dengan benang menggunakan palu karet.

h. Kemudian periksa kedataran keramik menggunakan waterpas agar keramik terpasang rata.

i. Terakhir pasanglah nat keramik.

(26)

BAB IV

PENUTUP

a. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa pekerjaan batu dan beton dilapangan antara lain:

1. Pembersihan Lapangan

2. Pegukuran dan pembuatan bowplank 3. Penggalian lubang pondasi

4. Pembuatan lantai kerja dan pemasangan batu kosong 5. Pemasangan Pondasi Batu Bata/rollag

6. Pemasangan Dinding 1/2 bata 7. Plesteran

8. Pembuatan Relief 9. Pekerjaan Lantai 10. Pekerjaan Keramik

b. Saran

Gambar

Gambar 1. Sekop
Gambar 6. Paku
Gambar 8. Unting-unting
Gambar 10. Gerobak Sorong
+3

Referensi

Dokumen terkait