Nama : Vivin Anggraeni Nim : 2014017055 Kelas : 4 A2
Audit terhadap Siklus Pendapatan : Pengujian Substantif
terhadap Saldo Piutang Usaha
A. Deskripsi Piutang
Piutang merupakan klaim kepada pihak lain atas utang, barang atau jasa yang dapat diterima dalam jangka waktu satu tahun/satu siklus kegiatan perusahaan.
Piutang dalam neraca dibagi dalam 2 kelompok :
1. Piutang usaha, piutang yang timbul dari transaksi penjualan barang/jasa dalam kegiatan normal perusahaan.
2. Piutang nonusaha, piutang yang timbul dari transaksi selain penjualan barang dan jasa kepada pihak luar, seperti piutang kepada karyawan, pitang penjualan saham, piutang dividen dan bunga.
B. Prinsip Akuntansi Berterima Umum Dalam Penyajian Piutang Usaha di Neraca 1. Piutang usaha harus disajikan dineraca sebesar jumlah yang diperkirakan dapat
ditagih dari debitur pada tanggal neraca.
2. Jika perusahaan tidak membentuk cadangan kerugian piutang usaha, harus dicantumkan pengungkapannya dineraca bahwa saldo piutang usaha tersebut adalah jumlah bersih.
3. Jika piutang bersaldo material pada tanggal neraca, harus disajikan rinciannya di neraca.
4. Piutang usaha bersaldo kredit pada tanggal neraca harus disajikan dalam kelompok utang lacar.
5. Jika jumlahnya material, piutang nonusaha harus disajikan terpisah dari piutang usaha.
C. Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Piutang Usaha
1. Memperoleh leyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan piutang usaha.
2. Membuktikan keberadaan piutang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha.
3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat akuntansi dan kelengkapan saldo piutang usaha yang disajikan dalam neraca.
4. Membuktikan hak kepemilikan klien atas piutang usaha yang dicantumkan dineraca.
D. Program Pengujian Substantif Terhadap Piutang Usaha
Program audit untuk pengujian substantif terhadap piutang usaha berisi prosedur audit yang dirancang untuk mencapai tujuan audit. Berbagai prosedur audit
dilaksanakan dalam 5 tahap berikut : 1. Prosedur audit awal
Auditor melakukan 6 prosedur audit dalam melakukan rekonsiliasi informasi piutang usaha di neraca dengan catatan akuntansi yang bersangkutan :
a. Usut saldo piutang usaha yang tercantum dineraca ke saldo akun piutang usaha yang bersangkutan didalam buku besar.
b. Hitung kembali saldo akun piutang usaha di dalam buku besar.
c. Lakuka review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun piutang usaha dan akun cadangan kerugian piutang usaha. d. Usut saldo awal akun piutang usaha dan akun cadangan kerugian piutang ke
kertas kerja tahun lalu.
e. Usut posting pendebitan akun piutang usaha ke dalam jurnal .
f. Lakukan rekonsiliasi akun kontrol piutang usaha dalam buku besar ke buku pembantu piutang usaha.
2. Prosedur analitik
Pengujian analitik dimaksudakan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Untuk itu auditor melakukan perhitungan berbagai ratio berikut :
Ratio
Formula
Tingkat perputaran piutang usaha Pendapatan penjualan bersih + rerata piutang usaha
Ratio piutang usaha dengan aktiva lancar
Saldo piutang usaha + aktiva lancar Rate of return on net sales Laba bersih + pendapatan penjualan
bersih Ratio kerugian piutang usaha dengan
pendapatan penjualan bersih
Kerugian piutang usaha + pendapatan penjualan
Rasio kerugian piutang usaha dengan piutang usaha yang sesungguhnya tidak tertagih
Kerugian piutang usaha + piutang yang usaha sesungguhnya tidak tertagih
Ratio yang telah dihitung tersebut kemudian dibandingkan dengan harapan auditor misalnya ratio tahun lalu, rerata ratio industri/ ratio yang dianggarkan.
Pembanding ini untuk mengungkapkan : - Peristiwa / transaksi yang tidak biasa - Perubahan akuntansi
3. Pengujian terhadap transaksi rinci
a. Periksa sampel transaksi yang tercatat dalam akun piutang usaha ke dokumen yang mendukung timbulnya transaksi tersebut.
b. Periksa pendebitan akun piutang ke dokumen pendukung. c. Kredit pengkreditan akun piutang ke dokumen pendukung
d. Lakukan verifikasi pisah batas (cutoff) transaksi penjualan dan retur penjualan e. Periksa dokumen yang mendukung timbulnya piutang usaha dalam minggu
terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca.
f. Periksa dokumen yang mendukung berkurangnya piutang usaha dalam minggu terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca.
g. Lakukan verifikasi pisah batas (cutoff) transaksi penerimaan kas.
4. Pengujian terhadap saldo akun rinci
Tujuan pengujian saldo akun piutang usaha rinci adalah untuk memverifikasi : a. Keberadaan/keterjadian
b. Kelengkapan c. Hak kepemilikan d. Penilaian
Keberadaan, kelengkapan, hak kepemilikan atas piutang usaha yang dicantumkan di neraca dibuktikan oleh auditor dengan mengirimkan surat konfirmasi kepada debitur.
Keterjadian transaksi penjualan kredit dibuktikan oleh auditor dengan melakukan pemeriksaan terhadap dokumen sumber & dokumen pendukung terjadinya transaksi peenjualan kredit.
- Lakukan konfirmasi piutang
3 tahap auditor dalam mengirimka surat konfirmasi kepada debitur : a. Tentukan metode, saat, dan luas konfirmasi yang akan dilaksanakan b. Pilih debitur yang akan dikirimi surat konfirmasi
c. Kirimkan surat konfirmasi
Prosedur ini bertujuan unuk membuktikan keberadaan debitur perusahaan pada tanggal neraca dan memiliki utang pada tanggal tersebut kepada klien sebesar yang dicatat klien.
- Lakukan evaluasi terhadap kecukupan cadangan kerugian piutang usaha yang dibuat klien
Verifikasi penilaian dimaksudkan untuk menilai kewajaran penentuan jumlah cadangan kerugian piutang usaha yang dibentuk oleh klien pada tanggal neraca.
Bandingkan cadangan kerugian piutang usaha yang tercantum di neraca tahun yang diaudit dengan cadangan tersebut yang tercantum dineraca tahun sebelumnya
Periksa catatan kredit untuk debitur yang utanggnya telah kadaluwarsa
5. Verifikasi terhadap penyajian dan pengungkapan.
a. Bandingkan penyajian piutang usaha degan penyajian menurut prinsip akuntansi berterima umum.
b. Periksa klasifikasi piutang kedalam kelompok aktiva lancar dan aktiva tidak lancar.
c. Periksa klasiifkasi piutang kedalam kelompok piutang usaha dan piutang nonusaha.
d. Tentukan kecukupan pengungkapan dan akuntansi untuk transaksi antar pihak yang memiliki hubungan istimewa, piutang yang digadaikan, piutang yang telah dianjakkan ke perusahaan anjak piutang.