• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERINTAH PENGADAAN LANGSUNG BARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERINTAH PENGADAAN LANGSUNG BARANG"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

TATA CARA DAN METODE PENGADAAN LANGSUNG BARANG

PENGADAAN LANGSUNG BARANG | TATA CARA DAN METODE KERJANYA - Pengadaan Langsung dapat dilaksanakan untuk pengadaan yang nilainya sampai dengan Rp200.000.000,00 ( dua ratus juta rupiah). Proses Pengadaan Langsung dilakukan sebagai berikut:

Pembelian/pembayaran langsung kepada Penyedia untuk pengadaan yang menggunakan bukti pembelian dan kuitansi (Paket Pekerjaan antara Rp. 0 s.d Rp. 50 Juta meliputi antara lain:

1. Pejabat Pengadaan mencari informasi terkait pekerjaan yang akan dilaksanakan dan harga, antara lain melalui media elektronik dan/atau non-elektronik;

2. Pejabat Pengadaan dapat membandingkan harga dan kualitas paling sedikit dari 2 (dua) sumber informasi yang berbeda (apabila diperlukan); 3. Pejabat Pengadaan dapat melakukan klarifikasi teknis dan negosiasi harga

untuk mendapatkan Penyedia dengan harga yang wajar serta dapat dipertanggungjawabkan (apabila diperlukan);

4. negosiasi harga dapat dilakukan berdasarkan HPS (apabila diperlukan), HPS digunakan untuk yang menggunakan Kuitansi, untuk faktur tidak digunakan HPS.;

5. dalam hal negosiasi harga tidak menghasilkan kesepakatan, maka Pengadaan Langsung dapat dinyatakan gagal dan dapat dilakukan Pengadaan Langsung ulang dengan mencari Penyedia lain.

Beliau Mengatakan Pemilihan Penyedia Barang dengan metode Pengadaan Langsung dilakukan dengan dua cara yaitu:

1. Pembelian/pembayaran langsung kepada Penyedia untuk Pengadaan

Barang yang menggunakan bukti pembelian dan kuitansi.

2. Permintaan penawaran yang disertai dengan klarifikasi serta negosiasi

teknis dan harga kepada Penyedia untuk Pengadaan barang yang menggunakan SPK

Berikut tahapan proses pengadaan langsung secara umum:

1. Pejabat Pembuat Komitmen memerintahkan Pejabat Pengadaan untuk melakukan proses pengadaan langsung.

(2)

yang akan didapatkan. Dalam menetapkan bukti perjanjian yang didapatkan PPK harus mempertimbangkan ketentuan mekanisme perbendaharaan negara/daerah terkait metode pembayaran.

2. Pejabat Pengadaan melakukan kaji ulang atas surat perintah/tabel paket pekerjaan.

Dalam proses kaji ulang ini pejabat pengadaan dapat mengusulkan perubahan spesifikasi, HPS serta bukti perjanjian.

3. Pejabat Pengadaan menetapkan cara pengadaan langsung.

Pejabat pengadaan menetapkan apakah akan dilakukan pembelian/pembayaran langsung atau permintaan penawaran penyedia.

Pembelian/ pembayaran langsung

1. Pejabat Pengadaan dapat mempercayakan proses Pembelian/ pembayaran langsung kepada orang lain untuk barang yang harganya sudah pasti dan tidak bisa dinegosiasi sekurang-kurangnya meliputi:

1. Memesan barang sesuai dengan kebutuhan atau mendatangi langsung ke penyedia barang;

2. Melakukan transaksi;

3. Menerima barang termasuk kelengkapan sertifikat garansi; 4. Melakukan pembayaran;

5. Menerima bukti pembelian atau kuitansi; 6. Melaporkan kepada Pejabat Pengadaan;

2. Pejabat Pengadaan meneliti dan mempertanggungjawabkan proses pengadaan langsung. Termasuk memperhatikan kelengkapan administratif yang diperlukan dalam proses pembayaran. Seperti kelengkapan perpajakan dan lainnya.

3. Pejabat Pengadaan menyerahkan bukti pembelian atau kuitansi kepada PPK.

Permintaan penawaran

Permintaan penawaran yang disertai dengan klarifikasi serta negosiasi teknis dan harga kepada Penyedia untuk pengadaan yang menggunakan SPK, meliputi antara lain:

1. Pejabat Pengadaan mencari informasi terkait pekerjaan yang akan dilaksanakan dan harga, antara lain melalui media elektronik dan/atau non-elektronik;

(3)

3. Pejabat Pengadaan mengundang calon Penyedia yang diyakini mampu untuk menyampaikan penawaran administrasi, teknis, dan harga;

4. undangan dilampiri spesifikasi teknis, dan/atau gambar serta dokumen-dokumen lain yang menggambarkan jenis pekerjaan yang dibutuhkan; 5. Penyedia yang diundang menyampaikan penawaran administrasi, teknis,

dan harga secara langsung sesuai jadwal yang telah ditentukan dalam undangan;

6. Pejabat Pengadaan membuka penawaran dan mengevaluasi administrasi dan teknis dengan sistem gugur, melakukan klarifikasi teknis dan negosiasi harga untuk mendapatkan Penyedia dengan harga yang wajar serta dapat dipertanggungjawabkan;

7. negosiasi harga dilakukan berdasarkan HPS;

8. dalam hal negosiasi harga tidak menghasilkan kesepakatan, Pengadaan Langsung dinyatakan gagal dan dilakukan Pengadaan Langsung ulang dengan mengundang Penyedia lain;

9. Pejabat Pengadaan membuat Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung yang terdiri dari:

1. nama dan alamat Penyedia;

2. harga penawaran terkoreksi dan harga hasil negosiasi; 3. unsur-unsur yang dievaluasi (apabila ada);

4. hasil negosiasi harga (apabila ada);

5. keterangan lain yang dianggap perlu; dan 6. tanggal dibuatnya Berita Acara.

7. Pejabat Pengadaan menyampaikan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung kepada PPK;

8. PPK melakukan perjanjian dan mendapatkan bukti perjanjian dengan ketentuan:

1. bukti pembelian dapat digunakan untuk Pengadaan yang bernilai sampai dengan Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah); 2. kuitansi dapat digunakan untuk Pengadaan yang bernilai sampai dengan Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah); atau 3. Surat Perintah Kerja (SPK) dapat digunakan untuk Pengadaan

yang bernilai sampai dengan Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

(4)

Pasal 1 angka 32 : Pengadaan Langsung adalah Pengadaan Barang/Jasa langsung kepada Penyedia Barang/Jasa, tanpa melalui

Pelelangan/Seleksi/Penunjukan Langsung.

Ketentuan Pasal 39

Ayat (1): Pengadaan Langsung dapat dilakukan terhadap Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggi Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dengan ketentuan sebagai berikut:

1. merupakan kebutuhan operasional K/L/D/I; 2. teknologi sederhana;

3. risiko kecil; dan/atau

4. dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa usaha orangperseorangan dan/atau badan usaha kecil serta koperasi kecil, kecuali untuk paket pekerjaan yang menuntut kompetensi teknis yang tidak dapat

dipenuhi oleh Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil.

Ayat (2): Pengadaan Langsung dilaksanakan berdasarkan harga yang berlaku di pasar kepada Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya.

Ayat (3): Pengadaan Langsung dilaksanakan oleh 1 (satu) Pejabat Pengadaan.

Ayat (4): PA/KPA dilarang menggunakan metode Pengadaan Langsung sebagai alasan untuk memecah paket Pengadaan menjadi beberapa paket dengan

maksud untuk menghindari pelelangan.

Proses Pelaksanaan

Lampiran II Bagian B;5;c.

Pelaksanaan Pengadaan Barang Melalui Pengadaan Langsung :

1. Pengadaan Langsung dilaksanakan untuk pengadaan Barang yang nilainya sampai dengan Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). 2. Proses Pengadaan Langsung dilakukan sebagai berikut :

1. Pejabat Pengadaan mencari informasi barang dan harga melalui media elektronik maupun non-elektronik;

2. Pejabat Pengadaan membandingkan harga dan kualitas paling sedikit dari 2 (dua) sumber informasi yang berbeda;

3. Pejabat Pengadaan melakukan klarifikasi dan negosiasi teknis serta untuk mendapatkan harga yang wajar serta dapat

dipertanggungjawabkan; (bila diperlukan) 4. Pejabat Pengadaan melakukan transaksi; dan

(5)

1. untuk Pengadaan Langsung yang bernilai sampai dengan Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) berupa bukti

pembelian;

2. untuk Pengadaan Langsung yang bernilai sampai dengan Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) berupa kuitansi; dan

3. untuk Pengadaan Langsung yang bernilai sampai dengan Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) berupa Surat Perintah Kerja (SPK).

Tahapan Pengadaan Langsung:

1. PPK menetapkan Rencana Pelaksanaan yang terdiri dari :HPS,

spesifikasi teknis dan rancangan SPK. Rencana Pelaksanaan tersebut diserahkan kepada Pejabat Pengadaan;

2. Pejabat Pengadaan menyusun dokumen pengadaan;

3. Pejabat Pengadaan tidak diharuskan menyusun dokumen pengadaan untuk Pengadaan Langsung sebagaimana Standar Dokumen

Pengadaan untuk Pelelangan/Seleksi. Dokumen Pengadaan untuk pekerjaan yang bernilai sampai dengan Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) lebih sederhana, dimana sekurang-kurangnya terdiri dari HPS, spesifikasi teknis dan jadwal waktu pengiriman/ penyelesaian pekerjaan;

4. Pejabat Pengadaan membuat Surat Permintaan Informasi Harga sekurang-kurangya kepada 2 (dua) calon penyedia (apabila

diperlukan) atau melakukan survei untuk mendapatkan sekurang-kurangnya 2 (dua) informasi harga;

5. Pejabat Pengadaan membandingkan informasi harga yang diperoleh dengan HPS yang ditetapkan oleh PPK. Bilamana penawaran

(informasi) harga yang diperoleh melebihi HPS, maka Pejabat Pengadaan mencari penyedia lain;

6. Setelah diperoleh Penyedia yang memenuhi persyaratan, maka Pejabat Pengadaan melakukan evaluasi, klarifikasi dan negosiasi penawaran kepada calon Penyedia yang dituangkan dalam Berita Acara Klarifikasi & Negosiasi Harga;

7. Pejabat Pengadaan membuat Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung kepada PPK;

8. Pejabat Pengadaan membuat surat Penetapan Penyedia;

9. PPK dan Penyedia menandatangani SPK (bila menggunakan SPK).

Berdasarkan pasal 16 ayat (3), Pengadaan Langsung dapat dilakukan oleh 1 (satu) orang pejabat pengadaan. Dalam hal dilakukan oleh ULP, maka

pemilihan tersebut dilakukan melalui pelelangan umum/sederhana atau penunjukan langsung.

(6)

Contoh format berikut terdiri dari Dokumen Pengadaan Langsung Dengan Menggunakan SPK (word), SPK Pengadaan Langsung Barang (tempalet excel) dan Format Evaluasi (tempalet excel).

1. Dokumen Pengadaan Langsung Barang Dengan SPK (Word) 2. Format Evaluasi terdiri dari :

1. Terbilang; 2. Menu;

3. Data Kualifikasi Penyedia; 4. Tentang Pengadaan Langsung; 5. Jadwal Pengadaan Langsung;

6. Surat Permintaan Informasi Harga;

7. Lampiran Surat Surat Permintaan Informasi Harga; 8. Data Survey Harga;

9. Laporan Hasil Permintaan Informasi Harga/Survey Harga Barang; 10. Berita Acara Evaluasi Penawaran;

11. Lampiran Berita Acara Evaluasi Penawaran;

12. Berita Acara Klarifikasi Teknis Dan Negosiasi Harga/Biaya; 13. Lampiran Klarifikasi Teknis Dan Negosiasi Harga/Biaya; 14. Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung (BAHPL);

15. Penetapan Penyedia; 16. Pengumuman Penyedia;

17. Laporan Proses Dan Hasil Pengadaan;

18. Berita Acara Serah Terima Dokumen Dan Hasil Pengadaan; dan

19. Lampiran BA Serah Terima Dokumen Dan Hasil Pengadaan.

3. SPK terdiri dari : 1. Terbilang;

Referensi

Dokumen terkait

secara eflsien; (3) Pajak progresif yang bersifat dist butif ha,-us dipungut oleh pemerintah pusat; (4) Pajak yang d!tujukan untuk kebijakan stabilisasi dan pajak yang

Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 83

( 3 ) Selama masalah tentang pemberhentian Direksi tersebut pada ayat (2) Pasal ini belum ada keputusan dari Badan Pengawas, maka Kepala Daerah dapat memberhentikan

Setiap penyelenggara pelayanan perizinan terpadu satu pintu bidang penanaman modal yang melakukan tindak pidana dalam menyelenggarakan pelayanan perizinan penanaman

Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Nomor

Ditegaskan pula dalam Pasal 6 ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 36 tahun 2005 jo Peraturan Presiden Nomor 65 tahun 2006 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 36 tahun 2005

[r]

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2OO4 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Pasal 32 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang pengelolaan