• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyelenggaraan Fasilitas Kesehatan Lingkungan Sekolah Dasar (Sd) Negeri 060934 Dan Sd Swasta Model Al-Azhar Di Kecamatan Medan Johor Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penyelenggaraan Fasilitas Kesehatan Lingkungan Sekolah Dasar (Sd) Negeri 060934 Dan Sd Swasta Model Al-Azhar Di Kecamatan Medan Johor Tahun 2016"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Kesehatan lingkungan adalah kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan semua aspek dari alam dan lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan dalam kesejahteraan penduduk. Di mana lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan bukan hanya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk kenyamanan hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan belajar. Di lingkungan sekolah yang sehat, siswa dapat belajar dengan tenang. Oleh karena itu, kita harus dapat menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat (mulia,2005).

Lingkungan yang bersih merupakan salah satu sumber belajar bagi anak. Lingkungan sebagai sumber belajar dapat berupa lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya. Lingkungan yang menyenangkan adalah lingkungan yang indah, rapi bersih dan terdapat tanaman yang tumbuh.Lingkungan yang menyenangkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap proses pembelajaran pada anak. (Wasik, 2008).

(2)

yang dituangkan ke dalam kurikulum tertentu dan diikuti oleh peserta didik pada setiap jenjang tertentu, mulai dari TK sampai Pendidikan Tinggi (Suwarno, 2009)

lingkungan sekolah adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program pendidikan dan membantu siswa mengembangkan potensinya (Supardi, 2003).

Anak-anak merupakan modal negara, mereka adalah manusia-manusia pembangunan di hari esok, dan akan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa/negara pada generasi yang akan datang. Oleh karena itu, kegiatan yang dilaksanakan melalui masyarakat sekolah dipandang lebih efektif dibanding kegiatan lain yang dilakukan dalam masyarakat umum, karena :

1. Jumlah anak sekolah mempunyai persentase yang tinggi dari jumlah rakyat Indonesia.

2. Anak-anak sekolah adalah masyarakat yang telah terorganisasikan, sehingga mudah dicapai dalam rangka pelaksanaan program kesehatan pada masyarakat (Sutatmo, 1979).

(3)

2.2 Tujuan Kesehatan Lingkungan Sekolah

Tujuan umum Kesehatan Lingkungan sekolah adalah meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam upaya pembentukan manusia Indonesia yang berkualitas. Tujuan khususnya adalah memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik, yang mencakup: (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014):

1. Memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat serta berpartisipasi aktif dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah, keluarga dan masyarakat.

2. Sehat baik dalam arti fisik, mental maupun sosial.

2.3 Manajemen Pengelolaan Fasilitas Pendukung Kesehatan Lingkungan

Pengelolaan adalah substantifa dari penyusunan data, merencana, mengorganisasikan, melaksanakan sampai dengan pengawasan dan penilaian. Pengelolaan menghasilkan sesuatu yang merupakan penyempurna dari peningkatan pengelolaan selanjutnya. bahwa pengelolaan fasilitaspendukungkesehatanlingkungansekolahadalah suatu kemampuan untuk merencanakan, mengadakan, menyimpan, atau memelihara, menggunakan sumber daya yang ada serta penghapusan.

a. Perencanaan

(4)

sekolah di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan yang ingin dicapai dengan perencanaan pengadaan perlengkapan tersebut adalahuntuk memenuhi kebutuhan kesehatan lingkungan sekolah. oleh karena itu, keefektifan suatu perencanaan pengadaan fasilitas sekolah tersebut dapat dinilai atau dilihat dari seberapa jauh pengadaannya itu dapat memenuhi kebutuhan di sekolah dalam periode tertentu. Apabila pengadaan itu sesuai dengan kebutuhannya, berarti perencanaan pengadaan perlengkapan sekolah di sekolah itu sudah efektif. (Minarti,2011)

Hani (2012) menyatakan bahwa Perencanaan yang baik berdasarkan analisis kebutuhan fasilitas penunjang disekolah dan skala prioritas yang sesuai dengan ketersediaan dana. Perencanaan yang matang akan membuat suatu fasilitas dapat dicapai dengan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan memudahkan para pengelola untuk mengetahui anggaran yang harus disediakan untuk pelaksanaan pengadaan fasilitas tersebut.

b. Pengadaan

Pengadaan fasilitas pendukung kesehatan lingkungan sekolah harus disesuaikan dengan kebutuhan, baik dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu, maupun tempat, dengan harga maupun sumber yang dapat di pertanggungjawabkan.

c. Pemeliharaan

Pemeliharaan adalah suatu rangkaian kegiatan baik preventif maupun korektif yang dilakukan untuk menjaga peralatan yang bermutu, aman dan layak pakai.

(5)

1. Perencanaan dan perbaikan peralatan/fasilitas pada standar yang ditetapkan. 2. Pelaksanakan pemeliharaan preventif; khususnya, pengembangan dan

penerapan program kerja yang terjadwal untuk tujuan menjaga peralatan/fasilitas beroperasi secara memuaskan.

3. Persiapkan anggaran biaya yang realistis terhadap pemeliharaan dan kebutuhan material.

4. Pengaturan logistik untuk menjamin ketersediaan komponen/material yang diperlukan untuk tugas-tugas pemeliharaan.

5. Pemeliharaan pencatatan peralatan dan pembersihan (Dhilon, 2002).

2.4 Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah

Menurut keputusan Menteri Kesehatan Indonesia No.1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang pedoman penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah adalah sebagai berikut :

2.4.1 Lokasi

Kriteria lokasi bangunan sekolah yaitu:

1. Lokasi bangunan sekolah harus berada di dalam Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota.

2. Tidak terletak pada daerah rawan bencana, bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah dan bekas lokasi pertambangan.

(6)

2.4.2 Kontruksi Bangunan

Bangunan adalah semua ruangan yang ada dalam lingkungan sekolah pada batas pagar sekolah yang digunakan untuk berbagai keperluan dan kegiatan sekolah. Setiap sekolah harus memiliki beberapa ruang kelas, ruang UKS, ruang ibadah, kantin/warung sekolah, toilet (Kepmenkes, 2006).

Adapun pedoman peyelenggaraan kesehtan lingkungan sekolah menurut keputusan Menteri Kesehatan Indonesia No.1429/Menkes/SK/XII/2006 :

1. Atap dan talang :

a. Atap harus kuat, tidak bocor dan tidak menjadi tempat perindukan tikus. b. Kemiringan atap harus cukup, sehingga tidak mudah bocor dan tidak

memungkinkan terjadinya genangan air pada atap dan langit-langit. c. Atap yang mempunyai ketinggian lebih dari 10 m harus dilengkapi

dengan penangkal petir.

d. Talang tidak bocor dan tidak menjadi tempat perindukan nyamuk. 2. Langit-langit :

a. Langit-langit harus kuat, berwarna terang dan mudah dibersihkan. b. Kerangka langit-langit yang terbuar dari kayu harus anti rayap. c. Langit-langit yang terbuat dari anyaman bamboo tidak boleh dicat

dengan larutan kapur tohor.

d. Langit-langit tingginya minimal 3m dari permukaan lantai. 3. Dinding

(7)

b. Permukaan dinding yang selalu terkena percikan air harus terbuat dari bahan yang kuat dan kedap air.

c. Dinding yang terbuat dari tembok tidak mudah retak.

d. Dinding yang terbuat dari kayu atau anyaman bambo harus rapat dan tidak boleh dicat dengan larutan kapur.

e. Warna dinding ruang belajar berwarna lembut dan terang. 4. Lantai

a. Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak retak, tidak licin, dan mudah dibersihkan.

b. Pertemuan dinding dengan lantai harus berbentuk konus/lengkung agar mudah dibersihkan.

c. Lantai yang selalu kontak dengan air harus mempunyai kemiringan yang cukup kearah saluran pembuangan air limbah.

d. Warna lantai harus berwarna terang. 5. Tangga

a. Setiap bangunan bertingkat, harus mempunyai tangga yang juga berfungsi sebagai tangga penyelamat.

b. Lebar anak tangga minimal 30 cm. c. Tinggi anak tangga maksimal 20 cm.

(8)

6. Pintu

Terdiri dari dua daun pintu dengan arah bukaan keluar dan mempunyai ukuran sesuai ketentuan yang berlaku. Antara dua kelas harus ada pintu yang berdekatan dengan pintu kelar, untuk memungkinkan cepat keluarnya siswa yang duduk paling belakang.

7. Jendela

Dapat dibuka dan ditutup dengan arah bukaan keluar. Untuk ruang tertentu seperti: ruang laboratorium, ruang komputer, ruang media, ruang perpustakaan diberi besi pengaman.

8. Pembuangan air hujan

Diresapkan ke dalam tanah atau disalurkan ke saluran umum/ sungai terdekat.

2.4.3 Ruang Bangunan

Setiap sekolah harus memiliki beberapa Ruang Kelas, Ruang Bimbingan & Konseling, Ruang UKS, Ruang Laboratorium, Kantin/Warung Sekolah, Toilet, Ruang Ibadah dan Gudang.

1. Ruang Kelas

a. Kepadatan ruang kelas minimal 1,75 m2/murid.

b. Jarak papan tulis dengan meja siswa paling belakang maksimal 9 m. c. Lantai didepan papan tulis ditinggikan 40cm dari lantai sekitarnya. d. Tersedia tempat cuci tangan dengan air bersih yang mengalir didepan

(9)

2. Ruang UKS

a. Pengertian UKS

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya pelayanan kesehatan yang terdapat di sekolah yang bertujuan menangani anak didik yang mengalami kecelakaan ringan (upaya pertolongan pertama pada kecelakaan/P3K), melayani kesehatan dasar bagi anak didik selama sekolah, memantau pertumbuhan dan status gizi anak didik. (Effendy, 2009).

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan kegiatan sekolah yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan di sekolah, baik untuk siswa maupun guru/karyawan di sekolah tersebut. UKS adalah usaha yang di lakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur,jenis dan jenjang pendidikan mulai dari TK sampai SMA/SMK/MA (Tim pembina UKS, 2008).

(10)

b. Tujuan UKS

Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta derajat kesehatan peserta didik dan menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan

c. Ruang Lingkup Kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Kegiatan UKS meliputi 3 (tiga) komponen utama yaitu :

1) Pendidikan Kesehatan 2) Pelayanan Kesehatan d. Program UKS

Ada beberapa jenis kegiatan UKS dan jenis kegiatan UKS disini dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan UKS, dan TRIAS UKS meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan lingkungan sekolah yang sehat. Bagian-bagian jenis kegiatan tersebut termasuk dalam program kegiatan UKS sebagai berikut: (Tim PembinaUKS).

1) Pengelolaan UKS

a) Pembentukan Tim Pelaksana UKS

b) Terlibatnya unsure guru dan petugas puskesmas c) Penyusunan program kerja UKS

d) Pengawasan pelaksanaan 7K

(11)

f) Penyuluhan tentang UKS

g) Pelaksanaan rapat koordinasi dengan Tim Pelaksana Program kerja

h) Penyediaan sarana pelayanan kesehatan

i) Pembuatan laporan pelaksana UKS kepada Tim Pembina UKS j) Pelaksanaan rapat koordinasi dengan Tim Pembina UKS e. Pedoman penyelenggaraan

Pedoman peyelenggaraan kesehtan lingkungan sekolah menurut keputusan Menteri Kesehatan Indonesia No.1429/Menkes/SK/XII/2006 :

1) Ruang UKS dilengkapi dengan tempat cuci tangan dengan air bersih yang mengalir.

2) Luas minimal 27 m2.

2.4.4 Kantin/Warung Sekolah

1. Pengertian kantin sekolah

Kantin sekolah adalah suatu ruang atau bangunan yang berada di sekolah maupun perguruan tinggi, di mana menyediakan makanan pilihan/sehat untuk siswa yang dilayani oleh petugas kantin (Depdiknas, 2007). 2. Fungsi kantin

(12)

yang dijual di kantin berpotensi menyebabkan penyakit bawaan makanan bila tidak dikelola dan ditangani dengan baik (Mukono, 2000).

Pedoman peyelenggaraan kesehtan lingkungan sekolah menurut keputusan Menteri Kesehatan Indonesia No.1429/Menkes/SK/XII/2006 :

a. Tersedia tempat cuci peralatan makan dan minum dengan air yang mengalir.

b. Tersedianya tempat cuci tangan bagi pengunjung kantin/warung sekolah.

c. Tersedia tempat untuk penyimpanan bahan makanan.

d. Tersedia tempat untuk penyimpanan makanan jadi/siap saji yang tertutup.

e. Tersedianya tempat untuk menyimpan peralatan makanan dan minuman. f. Lokasi kantin/warung sekolah minimal berjarak 20 m dengan TPS

(Tempat pengumpulan sampah sementara).

g. Makanan jajanan yang dijual harus dalam keadaan terbungkus dan atau tertutup.

h. Makanan jajanan yang disajikan dalam kemasan harus dalam keadaan baik dan tidak kadaluarsa.

i. Peralatan yang sudah dipakai dicuci dengan air bersih yang mengalir atau dalam 2 wadah yang berbeda dan dengan menggunakan sabun.

(13)

2.4.5 Kualitas Udara Ruangan

1. Udara ruang sekolah tidak berbau (terutama gas H2S dan NH3).

2. Konsentrasi debu tersuspensi maksimum 150 mikrogram/m3 dengan rata-rata pengukuran selama 8 jam dan tidak mengandung debu berserat. 3. Penetapan sekolah sebagai kawasan bebas rokok.

2.4.6 Pencahayaan

1. Pencahayaan disetiap ruang disesuaikan dengan peruntukannya seperti tabel 1 berikut.

2. Pencahayaan disetiap ruang tidak silau. Tata laksana pencahayaan

1. Pencahayaan terutama untuk ruang kelas, laboratorium dan perpustakaan harus mempunyai intensitas yang cukup dan merata sesuai dengan fungsinya.

2. Pencahayaan terutama untuk ruang kelas, laboratrium dan perpustakaan harus dilengkapi penerangan buatan, untuk antisipasi cuaca mendung dan penggunaan ruang dimalam hari.

Tabel 2.1 Intensitas pencahayaan ruang

No Ruang/Unit Intensitas Cahaya

1. Ruang kelas 200-300

2. Ruang guru 200-300

3. Ruang bimbingan & konseling 200-300

(14)

6. Ruang laboratorium 200-300

7. Ruang perpustakaan 200-300

8. Warung sekolah/ kantin 100

9. Toilet 100

10. Ruang ibadah 100

2.4.7 Ventilasi

1. Ventilasi alamiah harus dapat menjamin aliran udara segar didalam ruang sekolah dengan baik.

2. Bila ventilasi alamiah tidak dapat dijamin adanya penggantian udara dengan baik, ruang sekolah harus dilengkapi dengan ventilasi mekanis. Ventilasi pada ruang sekolah sesuai peruntukannya seperti pada tabel 2 berikut :

Tabel 2.2 Ventilasi ruang disesuaikan dengan luas bangunan

(15)

6. Ruang perpustakaan

20% Dilengkapi

dengan exhaustfan 7. Warung

sekolah/kanti

20%

8. Toilet 30%

9. Gudang 10%

10 Ruang ibadah 20%

2.4.8 Kebisingan

Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Berbagai aktivitas/kegiatan masyarakat dapat menimbulkan kebisingan dengan tingkat intensitas yang berbeda. Suara pesawat terbang, suara lalu lintas, dan suara-suara keras lainnya adalah contoh kebisingan yang dapat menurunkan tingkat konsentrasi belajar. Terlalu lama mendengar kebisingan yang berlebihan di kelas dapat menyebabkan gangguan pendengaran dan juga menurunkan performa belajar. Kebisingan di sekolah tidak boleh dari 45 dB(A)

2.4.9 Fasilitas Sanitasi Sekolah

Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia

(16)

yang mempunyai efek merusak perkembangan fisik, kesehatan dan kelangsungan hidup.

Sanitasi menurut hopkins adalah cara pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh terhadap lingkungan seperti:

1. Air bersih

a. Tersedia air bersih 15 liter/orang/hari.

b. Tersedianya air bersih memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan Kepmenkes No.416 tahun 1990, tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air.

c. Jarak sumur/sarana air bersih dengan sumber pencemaran (sarana pembuangan air limbah, septic tank, tempat pembuangan sampah akhir, dll) minimal 10 m.

2. Toilet (kamar mandi, wc, urinior)

a. Menentukan letak pembuangan kotoran

1) Terlebih dahulu kita harus memerhatikan ada atau tidaknya sumber-sumber air.

2) Mempertimbangkan jarak dari pembuangan kotoran ke sumber air bersih terdekat.

3) Memerhatikan keadaan tanah, kemiringan tanah, permukaan air tanah, pengaruh banjir pada musim hujan dan sebagainya.

(17)

Bentuk kakus ini yang paling sederhana yang dapat dianjurkan kepada masyarakat.

2) Jamban cemplung berventilasi

Jamban ini hampir sama dengan jamban cemplung, bedanya lebih lengkap, yakni menggunakan ventilasi pipa

3) Jamban empang

Jamban ini dibangun diatas empang ikan. Dalam sistem jamban empang ini disebut daur ulang dan jamban ini dapat mencegah tercemarnya lingkungan oleh tinja, juga dapat menambah protein bagi masyarakat.

4) Jamban pupuk

Pada prinsipnya jamban ini seperti kakus cemplung, hanya lebih dangkal galiannya. Disamping itu jamban ini juga untuk membuang kotoran binatang dan sampah, daun-daunan.

5) Septic tank

Septic ini adalah cara yang paling memenuhi persyaratan, oleh sebab itu, cara pembuangan tinja semacam ini yang dianjurkan. c. Pelaksanaan penyelenggaraan kesehatan lingkungan

1) Letak toilet harus terpisah dari ruang kelas, ruang UKS, ruang guru, perpustakaan, ruang bimbingan dan konseling.

(18)

4) Toilet harus dalam keadaan bersih. 5) Lantai toilet tidak ada genangan air.

6) Tersedia lubang penghawaan yang langsung berhubungan dengan udara luar.

7) Bak penampung air harus tidak menjadi tempat perindukan nyamuk.

3. Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL)

Berdasarkan peraturan pemerintah RI No. 82 tahun 2001 air limbah adalah sisa dari suatu usaha atau kegiatan yang berwujud cair yang dapat berasal dari rumah tangga (domestik) ataupun industri. Air limbah rumah tangga terdiri atas tiga faktor :

a. Tinja, berpotensi mengandung mikroba patogen.

b. Air seni, umumnya mengandung nitrogen, posfor dan sedikit mikroorganisme.

c. Grey water, merupakan air bekas cucian dapur, mesin cuci, dan kamar mandi.

1) Dampak buruk air limbah

Berikut ini dampak jika air limbah tidak dikelola dengan baik

a) Gangguan kesehatan. Air limbah dapat mengandung bibit penayakit, selain itu dalam air limbah juga mengandung zat berbahayan dan beracun

(19)

c) Gangguan terhadap keindahan. Ada kalanya air limbah mengandung polutan yang tidak mengganggu kesehatan dan ekosistem, tetapi mengganggu keindahan

d) Gangguan terhadap kerusakan benda. Air limbah yang mengandung zat yang dapat dikonversi oleh bakteri anaerobik menjadi gas yang agresif.

2) Cara pengolahan limbah

a) Pengolahan air limbah secara alami. Pengelolaan ini dengan kolam stabilisasi. Kolam stabilisasi yang biasa digunakan adalah kolam anaerobik, kolam fakultatif, dan kolam maturasi. Kolam anaerobik digunakan untuk mengelola air limbah dengan kandungan bahan organik yang sangat pekat, sedangkan kolam maturasi digunakan untuk memusnahkan mikroorganisme patogen didalam air limbah b) Pengeolahn air limbah dengan bantuan peralatan yang di lakukan

pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Berikut ini adalah tiga proses pada IPAL.

a. Primary treatment, pengolahan pertama bertujuan untuk

memisahkan padatan air secara fisik dengan cara penyaringan dan sedimentasi

b. Secondary treatment, pengolahan kedua bertujuan untuk mengkoagulasikan dan menghilangkan koloid serta untuk

(20)

domestik, tujuan utamanya untuk menghilangkan bahan organik yang dilakukan oleh mikroorganisme secara aerob atau anaerob c. Tertiary treatment, pengolahan ketiga merupakan kelanjutan dari

pengolahan kedua yang bertujuan untuk menghilangkan nutrisi/unsur hara nitrat dan posfor. Pada tahap ini dilakukan pemusnahan mikroorganisme patogen dengan penambahan klor pada air limbah.

4. Pelaksanaan penyelenggaraan kesehatan lingkungan

a. Tersedianya saluran pembuangan air limbah yang terpisah dengan saluran penuntasan air hujan.

b. Saluran pembuangan air limbah harus terbuat dari bahan kedap air dan tertutup.

c. Keadaan SPAL tidak mencemari lingkungan.

d. Tersedia saluran pembuangan air limbah yang memenuhi syarat kesehatan kedap air, tertutup dan airnya dapat mengalir dengan lancar. e. Air limbah dibuang melalui tangki septic dan kemudian diresapkan

kedalam tanah.

f. Pembuangan air limbah dari laboratorium, dapur, dan wc harus memenuhi syarat kesehatan kedap air, tertutup, dan diberi bak control pada jarak tertentu supaya mudah dibersihkan bila terjadi penumbatan sehingga dapat mengalir dengan lancar.

5. Sarana pembuangan sampah.

(21)

a. Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya adalah :

1) Sampah an-organik, adalah sampah yang pada umumnya tidak dapat membusuk.

2) Sampah organik, adalah sampah yang pada umumnya dapat membusuk.

b. Berdasarkan dapat dan tidaknya dibakar

1) Sampah yang mudah terbakar : kertas, kayu, plastik, karet dll.

2) Sampah yang tidak mudah terbakar : kaleng bekas, logam bekas, kaca dll.

c. Berdasarkan karakteristik sampah

1) Gorbage, yaitu jenis sampah hasil pengolahan atau pembuatan makanan, yang umumnya mudah membusuk dan berasal dari rumah tangga, restoran, hotel dan sebagainya

2) Rabish, yaitu sampah yang berasal dari perkantoran dan perdagangan baik yang mudah terbakar

3) Ashes (abu), yaitu sisa pembakatran dari bahan-bahan yang mudah terbakar, termasuk abu rokok

4) Sampah jalanan, yaitu sampah yang berasal dari hasil pembersihan jalan.

5) Sampah industri, yaitu sampah yang berasal dari industri atau panrik-pabrik

(22)

7) Bangkai kendaraan, adalah bangkai mobil, sepeda, sepeda motor, dan sebgainya

8) Sampah pembangunan, yaitu sampah dari proses pembangunan gedung, rumah dan sebagainya.

Tahapan dalam pengelolaan sampah padat yang baik, diantaranya adalah :

a. Tahap pengumpulan dan penyimpanan di tempat sumber b. Tahap pengangkutan

c. Tahap pemusnahan

d. Pengelolaan sampah disekolah

1) Pemilahan yaitu memisahkan menjadi kelompok sampah organik dan non organik dan ditempatkan dalam wadah yang berbeda.

2) Pengolahan dengan menerapkan konsep 3R yaitu:

a) Reuse (penggunaan kembali) yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu yang masih memungkinkan untuk dipakai [penggunaan kembali botol-botol bekas].

b) Reduce (pengurangan) yaitu berusaha mengurangi segala sesuatu yang dapat menimbulkan sampah serta mengurangi sampah-sampah yang sudah ada.

(23)

3) Untuk sampah yang tidak dapat ditangani dalam lingkup sekolah, dikumpulkan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang telah disediakan untuk selanjutnya diangkut oleh petugas kebersihan ke Tempat Pembuangan Akhir(TPA).

6. Pelaksanaan penyelenggara kesehatan lingkungan

a. Di setiap ruangan harus tersedia tempat sampah yang dilengkapi dengan tutup.

b. Tersedia tempat pengumpulan sampah sementara (TPS) dari seluruh ruangan untuk memudahkan pengangkutan atau pemusnahan sampah. c. Peletakan tempat pembuangan/pengumpulan sampah sementara

dengan ruang kelas berjarak minimal 10 m.

2.4.10 Sarana Olah Raga dan Sarana ibadah

1. Tersedia akses dengan tempat olah raga. 2. Tersedia akses dengan tempat ibadah.

2.4.11 Halaman

1. Lahan sekolah harus mempunyai batas yang jelas, dilengkapi dengan pagar yang kuat dan aman.

2. Halaman sekolah harus selalu dalam keadaan bersih, tidak becek dan tidak menjai tempat bersarang dan berkembang biaknya serangga, binatang pengerat dan binatang pengganggu lainnya.

(24)

6. Tersedianya saluran penuntasan air hujan yang diresapkan kedalam tanah atau dialirkan kesaluran umum.

2.5 Tata Laksana Kesehatan Lingkungan Sekolah

2.5.1 Pemeliharaan Ruang Bangunan

1. Pembersihan ruang dan halaman sekolah harus dilakukan minimal sehari satu kali.

2. Pembersihan ruang harus menggunakan kain pek basah untuk menghilangkan debu.

3. Membersihkan lantai dengan menggunakan larutan desinfektan. 4. Dinding bangunan harus dicat ulang apabila sudah kotor atau catnya

pudar.

2.5.2 Pencahayaan

1. Pencahayaan terutama untuk ruang kelas, laboratorium dan perpustakaan harus mempunyai intensitas yang cukup dan merata sesuai dengan fungsinya

2. Pencahayaan terutama untuk ruang kelas, laboratorium dan perpustakaan harus dilengkapi dengan penerangan buatan, untuk antisipasi cuaca mendung dan penggunaan ruang di malam hari

2.5.3 Ventilasi

1. Ventilasi ruang diusahakan ventilasi silang agar ruangan mendapat cukup udara segar.

(25)

3. Agar terjadi penyegaran udara pada ruang ber-AC, jendela perlu dibuka sekurang-kurangnya 1 jam sebelum ruangan yang bersangkutan

dimanfaatkan.

4. Filter AC harus dicuci secara periodik minimal 3 bulan sekali.

2.5.4 Fasilitas Sanitasi

1. Toilet

a. Toilet harus selalu dalam keadaan bersih dan tidak berbau. b. Terdapat selogan atau peringatan untuk menjaga kebersihan.

c. Penguras bak penampung air dilakukan paling lama 1 kali seminggu. d. Bila bak air tidak akan digunakan dalam jangka waktu lama (misalnya

pada saat musim liburan panjang), maka bak air harus dikosongkan. e. Menggunakan deinfektan untuk membersihkan lantai dan closet serta

urinoir.

f. Menyediakan sabun untuk cuci tangan. 2. Sarana Pembuangan Air Limbah

a. Bila ada saluran pembuangan air limbah dihalaman, maka secara rutin 1 minggu sekali melakukan pembersihan saluran, agar air limbah dapat mengalir dengan lancar.

b. Sarana pembuangan air limbah tidah menjadi perindukan nyamuk. 3. Sarana pembuangan sampah

(26)

c. Bila tidak dilakukan pembuangan sampah ke TPA, maka dapat dilakukan pemusnahan sampah dengan cara dikubur atau dibakar setiap 3 hari sekali

2.5.5 Kantin/Warung Sekolah

1. Makanan jajanan yang dijual harus dalam keadaan terbungkus dan atau tertutup (terlindung dari lalat atau binatang lain dan debu).

2. Makanan jajanan yang disajikan dalam kemasan harus dalam keadaan baik dan tidak kadaluarsa.

3. Tempat penyimpanan makanan yang dijual pada warung sekolah/kantin harus selalu terpelihara dan selalu dalam keadaan bersih, terlindung dari debu, terhindar dari bahan kimia berbahaya, serangga dan hewan lain. 4. Tempat pengolahan/dapur atau penyiapan makanan harus bersih dan

memenuhi persyaratab kesehata sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Peralatan yang sudah dipakai dicuci dangan air bersih yang mengalir atau dalam 2 (dua) wadah yang berbeda dan dengan menggunakan sabun. 6. Peralatan yang sudah bersih harus disimpan ditempat yang bebas

pencemaran.

7. Peralatan yang digunakan untuk mengolah dan menyajikan makanan jajanan harus sesuai dengan peruntukannya.

8. Dilarang menggunakan kembali peralatan yang dirancang hanya untuk sekali pakai.

(27)

2.5.6 Bebas Jentik Nyamuk

Agar dilingkungan sekolah terbebas dari nyamuk demam berdarah atau nyamuk lainnya:

1. Melakukan kerja bakti secara rutin 1 minggu sekali dalam rangka PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk).

2. Menguras bak penampungan air secara rutin 1 kali dalam seminggu. 3. Mengosongkan bak penampungan air bila masa liburan panjang tiba. 4. Bila ada kolam ikan dirawat sedemikian rupa agar tidak ada jentik nyamuk,

serta menghindarkan kolam ikan menjadi tempat istirahatnya nyamuk. 5. Pengmatan jentik nyamuk aedes aygipty dilakukan secara teratur disetiap

sarana penampungan air dan tempat/wadah yang berpotensi adanya jentik nyamuk Aedes Aygipty minimal seminggu sekali untuk mengetahui adanya atau keadaan populasi jentik nyamuk.

2.5.7 Bebas Asap Rokok

(28)

2.6 Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dipaparkan diatas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

Penyelenggaraan Fasilitas

11.Bebas jentik nyamuk

Gambar

tabel 1 berikut.
Tabel 2.2 Ventilasi ruang disesuaikan dengan luas bangunan
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

merah di daerah Bangka Tengah terjadi karena keadaan petani yang sebelumnya.. menaman cabai merah sebagai

Pokja ULP Kegiatan Penyusunan Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh Pekerjaan Penyusunan Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka

Pengolahan data menunjukkan bahwa kecepatan pertumbuhan miselium jamur tiram putih dengan nutrisi air leri selama 18 hari lebih baik dibandingkan dengan larutan glukosa

Hasil penelitian menunjukkan UPN “Veteran” Jakarta memiliki tingkat kesiapan e-learning readiness sebesar sebesar 3.297 (Not ready needs some works) yang berarti UPN

Terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan menurunkan orang atau barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum, yang merupakan

Beberapa keuntungan dari kentang antara lain harga ubi di pasaran cukup tinggi dengan fluktuasi harga yang kecil serta ubi tidak mudah rusak, dan dapat dijadikan

Pada tahun 2014, Indonesia merupakan negara tujuan ekspor terbesar ke-4 bagi Singapura, dengan pangsa sebesar 9,36%, dan merupakan negara asal impor terbesar ke-7

dirumuskan dengan cara menelaah dan mengalisis data dengan berbagai referensi yang relevan. Data penelitian ini berupa kalimat yang terdapat pada berita “Alexis yang