• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Musik Pada Pertunjukan Opera Batak Dalam Cerita “Perempuan Di Pinggir Danau“ Oleh Plot (Pusat Latihan Opera Batak) Di Medan Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Deskripsi Musik Pada Pertunjukan Opera Batak Dalam Cerita “Perempuan Di Pinggir Danau“ Oleh Plot (Pusat Latihan Opera Batak) Di Medan Chapter III V"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

DESKRIPSI MUSIK PADA PERTUNJUKAN OPERA BATAK DALAM CERITA “PEREMPUAN DI PINGGIR DANAU” OLEH PLOt

3.1 Sejarah Cerita Opera Batak “Perempuan di Pinggir Danau”

Sejarah cerita Opera Batak “Perempuan di Pinggir Danau” diuraikan dalam tulisan ini. Di latar belakangi dengan seiring kehidupan kita yang sekarang, dimana semakin bertambahnya jumlah penduduk di dunia ini maka begitu juga kebutuhan akan air juga semakin meningkat. Lena Simanjuntak seorang lulusan IKJ (Institut Kesenian Jogjakarta) yang sangat peduli dengan lingkungan mengangkat sebuah cerita sekaligus menyutradarai pertunjukan Opera Batak “Perempuan di Pinggir Danau”. Tidak hanya itu saja, Lena Simanjuntak juga melhat keadaan Danau Toba yang semakin memperihatinkan sekarang ini juga menjadi alasan untuk mengangkat cerita opera ini. Dan juga untuk mendukung Danau Toba sebagai salah satu anggota Geopark UNESCO.

3.2 Naskah dan Alur Musik

Naskah merupakan lakon dalam teater yang juga merupakan penunjang lahirnya berbagai unsur-unsur yang ada yaitu: aktor, pentas, sutradara, kostum, dan panggung. Naskah memiliki unsure-unsur teknis berbentuk ruang teks untuk memandu penyutradaraan antara lain sebagai berikut:

1) Scene number yaitu nomor adegan yang memudahkan untuk merancang breakdown dan proses penyutradaraan.

(2)

3) Direction yaitu pengarahan adegan oleh penulis naskah yang berbentuk kata-kata instruktif dan telah diperhitungkan matang dari sisi alur dan dramatiknya.

4) Character yaitu tokoh yang terlibat dalam masalah.

5) Parenthetical yaitu sisipan di bawah character yang menerangkan ekspresi atau aksi khusus sebagai penekanan informasi dramatik untuk tokoh itu sendiri.

6) Dialogue yaitu dialog tokoh.

7) Transition yaitu transisi atau perpindahan antar scene atau shot dalam proses editing.

(3)

OPERA BATAK DALAM CERITA “PEREMPUAN DI PINGGIR DANAU” OLEH PLOt

(Untuk memulai acara maka panggung diatur supaya terasa hampa dengan mengurangi cahaya pada panggung dan hanya ada pemusik yang bersiap untuk memulai acara untuk mengiri penari yang telah bersiap disamping panggung). *Keterangan Alur Musik*

Musik 1

Opening (Musik suasana hening dengan instrumen: sulim, hasapi, taganing, ogung, hesek, dan juga lampu diredupkan)

Instrumen musik dimainkan dengan solfeggio DO-MI-SOL, dan langsung dilanjutkan ke instrumen musik Batak Toba yang berjudul Saniang Naga Laut, yang akan mengantarkan pemain lakon ke tengah panggung yang berperan sebagai ibu ikan yang akan bercerita dan juga dibarengi dengan iringan penari. Dan juga dilanjutkan dengan petikan hasapi dengan instrumen musik yang berjudul Gondang Malim yang berfungsi menarik penari dari panggung dan kembali ke belakang panggung.

Musik 2

(4)

Musik 3

Alunan melodi sulim dimainkan dimana Samosir yang sebenarnya memainkan sulim lipsing dengan bantuan dari tim pemusik. Setelah itu musik dimainkan sebagai pengantar Samosir yang hendak pergi memancing ke sungai. Kemudian terdengar suara taganing untuk memberi efek gemuruh di saat Samosir menarik pancingnya dan mendapatkan ikan yang besar.

Musik 4

Permainan andung-andung sulim terdengar disaat pemudi diatas pergi mencari kayu bakar dan ikan besar tersebut menjelma menjadi seorang wanita cantik (Sondang Nauli). Suara gemuruh dari taganing dimainkan sebagai pertanda akan ada orang yang akan datang dan ibu ikan meninggalkan Sondang Nauli. Kemudian musik dimainkan kembali untuk mengiringi nyanyian vocal (Parende) yang berjudul Tio Pe Mual, yang juga sebagai musik pengiring Sondang Nauli yang sedang menari mengikuti alunan nyanyian tersebut

Musik 5

Melodi andung-andung hasapi dengan judul instrumen Sibuka Pikkiran dimainkan untuk mengiringi Sondang Nauli yang menari sendiri dan juga mengiringi pembacaan teks prolog oleh parende. Setelah itu terdengar gemuruh taganing dan dilanjutkan lagi dengan melodi andung-andung hasapi dengan musik instrumen yang sama diatas. Musik berhenti sejenak dan langsung diisi oleh melodi sulim saja oleh pemusik dimana Samosir bermain sulim lipsing.

Musik 6

(5)

berteriak “Pesta-Pesta” yang menandakan musik dimainkan dengan judul instrumen Medley “Marmutik Inggir-Inggir-Sulaman Barat” yang akan mengiringi penari dipanggung dan juga Samosir dan Sondang Nauli.

Musik 7

Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai seoorang anak laki-laki yang bernama Toba. Hingga suatu ketika di saat Toba telah bertumbuh besar dan kuat, dia pun disuruh oleh ibunya untuk mengantarkan bekal ayahnya ke ladang. Ayahnya marah kepada Toba karena makanannya telah habis dimakan. Di saat itu juga taganing berbunyi dengan memberi efek suara petir kala Samosir mengingkari janjinya.

Musik 8

Itulah legenda awal terjadinya Danau Toba dan Pulau Samosir. Berikutnya masuk paada bagian tor-tor gondang “Hata Sopisik” yag diiringi oleh pemusik yang berdurasi selama 4 menit, dan disitu juga parende memasuki tengah panggung dan menyanyikan lagu yang berjudul “Au Supir Motor”.

SELESAI

3.3 Manajemen Produksi Pertunjukan Opera Batak

(6)

Oleh karena itu, suatu pementasan opera/teater harus diselenggarakan dengan cara yang profesional, yang berarti manajemen yang matang dalam tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan pasca produksinya (Wijaya, 2007:192). Berikut adalah manajemen produksi pertunjukan Opera Batak dalam cerita “Perempuan di Pinggir Danau” adalah sebagai berikut.

1. Sutradara

(7)

Gambar 1 (Lena Simanjuntak)

2. Stage Manager

(8)

3. Penata artistik

Seseorang yang merancang setting panggung dan mempersiapkan properti yang dibutuhkan oleh para pemain disebut penata artistik. Dengan kata lain, penata artistik disebut jga dengan istilah skenografi, karena meliputi set-decor-property. Yang menjadi penata artistik dalam pertunjukan ini adalah seorang mahasiswa seni rupa dari UNIMED yang bernama Edi Sitohang.

Gambar 2 (Edi Sitohang)

4. Penata Panggung (Stage Crew)

(9)

panggung pada pertunjukan ini adalah teman-teman dari jurusan seni rupa FBS Unimed.

5. Penata Cahaya

Di dalam sebuah pementasan pertunjukan, semua orang yang terlibat dalam pementasan memiliki peran yang penting. Dan untuk pertunjukan Opera Batak ini, settingan cahaya pada panggung sudah diatur terlebih dahulu dari awal dimulainya acara dan sampai akhir acara tidak ada perubahan settingan yang dilakukan.

6. Penata Musik

(10)

Gambar 3 (Octavianus Matondang)

7. Pimpinan Produksi

Pimpinan produksi merupakan seseorang yang mengatur, mengelola atau memanage, serta mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam sebuah produksi pementasan teater. Pimpinan produksi dalam pertunjukan Opera Batak ini adalah Herri Ketaren adalah seorang alumni lulusan IKJ.

(11)

8. Penata Rias dan Busana

Penata rias adalah seseorang yang mempersiapkan tata rias para pemain untuk menimbulkan karakter yang dibutuhkan dan pemeranan serta mempersiapkan, mendesain, dan mengkordinir pakaian yang diperlukan oleh setiap pemain. Penata rias dan busana pada pementasan pertunjukan Opera Batak ini adalah Mateus Suwarsono, seorang seniman, serta pemilik sanggar tari yang bernama Bale Marojahan.

Gambar 5 (Mateus Suwarsono)

9. Aktor

Elemen penting dari sebuah garapan disebut dengan aktor. Sebuah garapan akan terasa hidup jika aktor-aktornya memainkan peran dengan baik, sebuah garapan bias hidup tanpa sutradara tetapi mustahil sebuah garapan berjalan tanpa seorang aktor. Berikut nama-nama aktor pada pertunjukan Opera Batak ini adalah sebagai berikut:

(12)

3. Devi Sinaga (sebagai putri ikan / Sondang Nauli). 4. Tumpak Josepin Sinaga (sebagai anak ikan / Toba). 5. Thompson Hs (sebagai narator).

6. Mateus Suwarsono (sebagai masyarakat penantang). 7. Octavianus Matondang (sebagai pemain sulim). 8. Tumpal Saragih (sebagai pemain taganing). 9. Rini Sinaga (sebagai penari).

10.Martha Sinaga (sebagai penari). 11.Farida siallagan (sebagai penari). 12.Adella (sebagai penari).

13.Pretty Manurung (sebagai parende opera).

3.4 Penokohan dan Karakter

(13)

melahirkan cerita (A. Adjib Hamzah, 1985). Peran dalam penokohan Opera Batak dalam cerita “Perempuan di Pinggir Danau” oleh PLOt adalah:

1. Protagonis

Protagonis merupakan peran utama yang menjadi pusat atau sentral dari cerita. Keberadaan peran adalah untuk mengatasi persoalan-persoalan yang muncul ketika mencapai suatu cita-cita. Persoalan ini bisa timbul dari tokoh lain, bisa dari alam, bisa juga dari kekurangan diri sendiri. Hal ini juga sangat menentukan jalannya cerita yang akan dipertunjukkan.

Gambar 6 (Ibu ikan)

2. Antagonis

(14)

Gambar 7 (Masyarakat penantang)

3. Deutragonis

Deutragonis merupakan tokoh lain yang berada di pihak tokoh protagonis. Peran ini juga mendukung penyelesaian permasalahan yang dihadapi oleh tokoh protagonis.

(15)

4. Foil

Foil merupakan peran yang secara tidak langsung terlibat dalam konflik yang terjadi tetapi ia diperlukan guna menyelesaikan cerita. Biasanya peran ini berpihak pada tokoh antagonis.

Gambar 9 (Narator)

5.Tetragonis

Tetragonis adalah tokoh yang tidak memihak kepada salah satu tokoh lain.

(16)

6. Compiden

Compiden adalah tokoh yang menjadi tokoh pengutaraan tokoh utama.

Gambar 11 (Narator)

7. Reisonneur

Reisonneur adalah tokoh yang menjadi corong bicara pengarang.

(17)

8. Yuticiling

Yuticiling adalah tokoh pembantu, baik tokoh hitam maupun tokoh putih.

Gambar 13 (Parende Opera)

3.5 Pendukung Pertunjukan

Dalam hal menganalisis pendukung pertunjukan, Milton Singer mengemukakan pemikirannya dalam jurnal Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia (1996: 164-165) bahwa pertunjukan selalu memiliki ciri-ciri antara lain sebagai berikut.

3.5.1 Waktu Pertunjukan Yang Terbatas

(18)

dengan waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. Begitu juga dengan pergantian setting panggung juga termasuk dalam adegan. Pertunjukan ini berdurasi cukup panjang yaitu 01 : 12 : 05 detik. Bukan hanya sekedar menghibur tetapi pertunjukan opera ini memiliki pesan di dalamnya yang dapat diambil untuk bisa diperhatikan oleh masyarakat akan pentingnya air untuk masa yang akan datang.

3.5.2 Acara Kegiatan Yang Terorganisir

Pengertian dari acara kegiatan yang terorganisir adalah sususan acara yang diatur secara sistematis baik secara musik, tari, dan lakon yang dipertunjukkan. Hal ini dapat berjalan karena memiliki manajemen produksi yang baik terhadap sutradara, stage manager, pimpinan produksi, tim kreatif, penata musik, penata panggung, dan aktor sudah memiliki porsi masing-masing untuk membentuk acara yang terorganisir. PLOt memiliki manajemen produksi yang baik sehingga dapat menampilkan pertunjukan yang sangat eksklusif.

3.5.3 Sekelompok Pemain

(19)

3.5.4 Sekelompok Penonton

Pengertian dari sekelompok penonton adalah seseorang atau sekelompok orang yang datang untuk mendengar dan menonton yang menikmati jalannya pertunjukan. Para penonton berdatangan dari semua kalangan usia mulai dari anak-anak sampai dewasa seperti disebutkan disini kalangan mahasiswa, kalangan orang tua, kalangan pecinta seni.

3.5.5 Tempat Pertunjukan

Tempat pertunjukan adalah bagian yang sangat mendukung terlaksananya suatu pertunjukan. Tempat pertunjukan bisa dilakukan di alam terbuka maupun di dalam ruangan. Opera Batak dulunya sering dimainkan di alam terbuka karena belum ada sarana dan prasana aula pementasan. Dengan bantuan panggung yang apa adanya. Tetapi untuk pertunjukan Opera Batak ini semuanya dilakukan di dalam ruangan, dan untuk yang penulis deskripsikan disini, dimana pertunjukan dilaksanakan di gedung auditorium UNIMED.

(20)

3.5.6 Kesempatan Pementasan

Yang dimaksud disini adalah dimana pertunjukan ini hanya ditampilkan dalam satu moment yang tepat. Dengan kata lain, pelaku pertunjukan ini ingin benar-benar menyampaikan pesan dari pertunjukan itu dan ingin penonton pertunjukan mengerti dan memahami maksud yang disampaikan dalam pertunjukan itu. Pulat Latihan Opera Batak atau yang sering dipanggil dengan singkatan PLOt memanfaatkan kesempatan itu saat hari libur sehabis ujian tengah semester dan beruntung sekali karena mendapat dukungan dari kampus UNIMED sebagai tempat terselenggaranya pertunjukan ini.

3.6 Proses Persiapan Panggung

Proses persiapan panggung untuk pertunjukan ini telah dilakukan dua hari sebelum pertunjukan ditampilkan, antara lain sebagai berikut.

3.6.1 Panggung

(21)

dibelakang hiasan batu yang dibuat. Dan satu lagi, ranting-ranting bambu juga dibuat sebagai penghias panggung yang disisipkan di sisi kiri / kanan panggung.

3.6.1.1 Tata Suara

Tata suara tidak hanya pengaturan sound system, melainkan musik pengiring pertunjukan. Musik pengiring diperlukan agar suara yang digambarkan terasa lebih meyakinkan dan lebih enak didengar bagi penonton. Musik pengiring dimainkan oleh pemusik untuk membantu permainan diatas panggung. Peran suara ini benar-benar menentukan jika menjadi pelengkap adegan yang ikut diucapkan dalam dialog para pelakunya. Baik musik maupun sound effect hanya berperan untuk member efek psikologis dan menghidupkan adegan yang dipertunjukkan. Oleh karena itu, juru musik dan juru suara harus lebih mementingkan lakon dan saling member konfirmasi antara pemain lakon dan pemusik kapan volume diperkecil dan kapan diperbesar baik secara cepat atau pun secara perlahan. Musik dan suara yang melebihi porsi akan sangat mengganggu permainan dan tidak jarang bisa berakibat kegagalan dalam pementasan. Pada pementasan pertunjukan ini, semua pemain lakon menggunakan mic wireless sebagai pengeras suara yang ditempelkan di kepala pemain, atau disebut dengan “clip on”.

3.6.1.2 Lighting Panggung

(22)

efek pada panggung dari segi pencahayaan. Fungsi lighting dalam pementasan teater adalah sebagai berikut:

1. Lighting sebagai penerangan yang berarti fungsi lighting hanya sebatas menerangi panggung serta menerangi unsur-unsurnya sehingga pementasan dapat terlihat oleh penonton.

2. Lighting sebagai pencahayaan yang berarti fungsi lighting sebagai fungsi artistik pementasan yang bermanfaat untuk membentuk dan mendukung suasana pementasan sesuai dengan naskah.

3.6.2 Kostum

Kostum pementasan teater merupakan bahasa visual tersendiri dan salah satu alat komunikasi pemeran dan penonton (bahasa non verbal). Dalam pementasan teater, kostum juga memegang peranan yang sangat penting, bukan hanya sekedar penutup tubuh pemain dan fungsi utamanya saja dan buka sekedar fasilitas pemeran. Bahkan untuk saat ini kostum memiliki ruang tersendiri dalam dunia seni rupa. Walaupun dalam struktur kerjanya penata kostum adalah pembantu aktor/aktris, dan sutradara (semua yang terlibat dalam garapan tersebut). Kostum yang digunakan dalam pertunjukan Opera Batak ini semuanya berdasarkan karateristik cerita yang dibawakan yaitu “Perempuan di Pinggir Danau”, dimana pada dasarnya cerita ini dilandaskan pada budaya Batak Toba sehingga bahan kostum yang digunakan kebanyakan Ulos. Ulos tersebut dirombak kembali dan menjadikannya sebagai bahan pakaian.

(23)

1. Ibu Ikan

Gambar 15 (Ibu ikan mengenakan kostum putih dengan tambahan ulos).

2. Putri ikan

(24)

3. Samosir

Gambar 17 (Samosir mengenakan manset kuning dengan tambahan ulos).

4. Anak ikan

(25)

5. Narator

Gambar 19 (Narator mengenakan pakaian hitam dengan tambahan kain merah).

3.6.3 Properti

Properti adalah segala perlengkapan yang dibutuhkan dalam pementasan. Kegunaan properti yaitu sebagai pembangun atmosfer dan indikator ruang dan waktu pementasan yang ditampilkan. Properti dalam sebuah pertunjukan bukan hanya sebagai pelengkap pertunjukan. Karena penggunaan properti tepat guna akat sangat menunjang kualitas para pemain lakon di panggung. Properti yang digunakan pada pertunjukan ini diantaranya sebagai berikut; kain hitam panjang, kursi, cawan, daun hijau, jeruk purut, kayu, dan sebagainya.

3.7 Instrumen Musik

(26)

3.7.1 Sulim

Sulim merupakan alat musik aerofon yang berasal dari budaya Batak Toba. Funsi dari alat musik ini adalah sebagai pembawa melodi dalam ensambel musik Batak Toba yang biasa disebut dengan uning-uningan. Yang menjadi leader dalam permainan ensambel musik Batak Toba adalah sulim. Sama halnya dengan yang penulis ungkapkan dalam tulisan ini, dimana ensambel musik uning-uningan sebagai pengiring musik pada pertunjukan Opera Batak ini yang menjadi pembawa melodi utama adalah sulim. Sulim terbuat dari bambu yang biasa disebut dengan bulu sulim. Alat musik ini memiliki 1 luba pembilah udara, 6 lubang pengatur melodi, dan 1 lubang udara bebas. Untuk pembuatan alat musi ini memiliki cara tersendiri yang sudah diturunkan dari turun-temurun dari nenek moyang orang Batak sendiri.

Gambar 20 (Sulim)

3.7.2 Hasapi

(27)

ensambel musik uning-uningan dan tidak sering pula sebagai pembawa tempo atau disebut dengan doal. Hasapi biasanya terbuat dari kayu yang sudah tua atau biasanya memakai kayu “Jior”. Hasapi memilikin tabung resonator yang tepat dibagian bawah atau berbanding terbalik dengan gitar dimana tabung resonatornya dibuat dari atas. Untuk bagian senar yang digunakan, hasapi menggunakan senar gitar yang umumnya tetapi untuk kedua senarnya hanya menggunakan senar satu. Hasapi memiliki 2 teknik permainan berdasarkan tuning nadanya. Salah satunya adalah nada DO-MI, pada bagian ini, senar yang paling atas adalah DO dan senar yang dibawah adalah MI. Yang kedua yaitu dengan menggunakan nada SOL-RE, pada bagian ini senar paling atas menggunakan nada SOL dan senar yang dibawah menggunakan nada RE.

(28)

3.7.3 Taganing

(29)

Gambar 22 (Taganing) 3.7.4 Ogung / Gong

Ogung merupakan alat masyarakat bervariasi. Ogung adalah salah satu bagian daripada dari seperti upacara meninggal orang tua yang sudah punya cicit, menggali tulang belulang orang tua untuk dipindahkan ke bangunan yang telah disediakan, bahkan pada upacara adat perkawinan. Ogung ada 4 jenis yaitu Ogung Oloan, Ogung Ihutan, Ogung Panggora, Ogung Doal. Alat musik ini termasuk kedalam klarifikasi idiophone, dimana sumber bunyinya berasal dari benda itu sendiri. Untuk pementasan ini, ogung dimainkan oleh 2 orang.

(30)
(31)

Gambar 23 (ogung dan palu-palu)

3.7.5 Hesek

(32)

3.8 Teknik Penyajian Musik Pertunjukan

Teknik penyajian dalam musik pertunjukan biasanya menciptakan soundtrack dan improvisasi pada bunyi dan musik saat musik pertunjukan itu dimainkan. Pengertian dari kata improvisasi adalah cara kita mengungkapkan ekspresi jiwa dan biasanya dilakukan dengan spontan atau tanpa direncanakan terlebih dahulu. Improvisasi sangat berkaitan dengan dengan seni musik dan seni drama. Improvisasi sangat membutuhkan spontanitas, kreativitas,serta kelincahan dalam menguasai panggung dan alur cerita dari drama tersebut. Menurut Dediansyah (2007:96-100) mengatakan bahwa dalam berteater ada beberapa hal yang harus diketahui dalam improvisasi dalam menanggapi bunyi dan musik.

Adapun hal-hal yang penting diketahui dalam menanggapi bunyi dan music dalam berimprovisasi yaitu:

3.8.1 Bereaksi Kepada Irama Musik

(33)

3.8.2 Bereaksi Kepada Melodi Musik

Melodi musik juga dapat memberikan reaksi kepada pemain alur cerita atau lakon untuk menciptakan suasana dan latar pada saat musik dimainkan. Hal ini juga dapat kita lihat dari aspek-aspek musiknya tersebut, misalnya tempo dalam sebuah musik atau melodi yang dimainkan. Jika tempo musiknya lambat, maka teksnya menceritakan hal-hal yang menyedihkan sehingga musik itu melambangkan kesedihan. Dan sangat berpengaruh kepada reaksi pemain. Dalam konteks ini musik berfungsi sebagai perlambangan.

3.8.3 Menanggapi Musik Dari Isi Perasaannya

Ketika musik dimainkan, maka si pemain / pelakon juga harus dapat menanggapi respon dari irama yang diberikan pada musik tersebut, akan tetapi Pemain musik dan pemain atau lakon cerita harus dapat berkomunikasi supaya dapat menciptakan harmoni dalam sebuah pertunjukan agar alur cerita tersebut dapat sampai kepada penonton dari pertunjukan tersebut.

3.8.4 Menanggapi Isi Dari Syair Lagunya

(34)

3.9 Alur Cerita Pertunjukan Opera Batak

Alur cerita merupakan rangkaian peristiwa yang sangat berhubungan dengan sebab-akibat. Alur atau plot disusun dengan tujuan mengungkapkan dari sebuah pikiran yang khas. Alur atau plot yang dipakai dalam pertujukan Opera Batak adalah alur Suspense (Rikrik El Saptaria 21-23:2006).

Alur yang dipakai dalam pertunjukan Opera Batak dalam cerita “Perempuan di Pinggir Danau” oleh PLOt adalah alur single plot. Dan jenis alur yang digunakan dalam cerita opera ini memiliki bagian awal, bagian isi cerita, dan bagian akhir cerita.

3.9.1 Bagian Awal

(35)

Samosir pun dengan penuh perasaan yang tidak menentu menghampiri perempuan itu dan bertanya siapa dia sebenarnya. Dan akhirnya Samosir pun tahu bahwa perempuan (Sondang Nauli) yang ada di depannya itu adalah jelmaan ikan hasil tangkapannya. Akhirnya Samosir pun meminang Sondang Nauli untuk menjadi pendamping hidupnya tetapi dengan satu syarat, Samosir tidak boleh memberitahu kepada siapa pun darimana Sondang Nauli berasal.

3.9.2 Bagian Isi

(36)

3.9.3 Bagian Akhir

(37)

BAB IV

STRUKTUR LAGU TIO PE MUAL PADA PERTUNJUKAN OPERA BATAK DALAM CERITA “PEREMPUAN DI PINGGIR DANAU” OLEH

PLOt (PUSAT LATIHAN OPERA BATAK)

4.1 Pengantar

Struktur musik yang digunakan dalam bab ini mencakup struktur melodi yang digunakan. Struktur melodi lagu menjadi bagian dari lagu dalam pertunjukan “ Perempuan Di Pinggir Danau “ oleh PLOt (Pusat Pelatihan Opera Batak). Lagu “TIO PE MUAL” adalah salah satu yang mewakili tulisan ini. Lagu ini akan dikaji dengan menggunakan unsur-unsur seperti yang ditawarkan oleh William P. Malm melalui teori weighted scale. Adapun kedelapan unsur melodi yang digunakan untuk menganalisis yaitu:

1. Tangga Nada.

4.2 Struktur Melodi Lagu

(38)
(39)

4.2.1 Tangga Nada

Tangga nada merupakan susunan berjenjang dari nada-nada pokok suatu sistem nada, mulai dari salah satu nada dasar sampai nada oktafnya, misalnya: do-re-mi-fa-so-la-si-do. Setelah melakukan transkripsi dari lagu tersebut maka selanjutnya menganalisis struktur dari melodi dari lagu tersebut. Pendekatan yang dilakukan penulis untuk membuat tangga nada dan dasar dilakukan dengan pendekatan weighted scale, seperti yang dikemukakan oleh Bruno Nettl (1964:7).

Teori yang dikemukakan oleh Bruno Nettl dapat dideskripsikan atau digambarkan secara umum keberadaan dari struktur dari melodi dari lagu “Tio Pe Mual” terutama bagi para pemula yang di latar belakangi oleh pendidikan musik barat yang selanjutnya lebih menelusuri konsep dan struktur sebenarnya. Dari hasil transkripsi lagu sampel di atas, maka struktur tangga nada yang digunakan oleh lagu “Tio Pe Mual” adalah sebagai berikut:

E Fis Gis A B Cis Dis E 1 2 B3 4 5 B6 7 1

Tangga nada di atas dapat disimpulkan bahwa lagu Tio Pe Mual menggunakan tangga nada Mayor Harmonik.

4.2.2 Nada Dasar

(40)

Etnomusicology (1984:164). Bruno Nettle menyebutkan bahwa ada 7 kriteria yang ditawarkan untuk menentukan nada dasar suatu lagu, yaitu sebagai berikut:

1. Melihat dari patokannya nada mana yang sering dipakai.

2. Walaupun jarang dipakai, nada yang harga ritmisnya besar bisa dikatakan sebagai nada dasar.

3. Melihat nada awal atau akhir suatu komposisi yang dianggap mempunyai fungsi penting dalam penentuan tonalitas (nada dasar).

4. Nada yang berada pada posisi paling rendah atau posisi tengah dianggap penting.

5. Jika ada satu nada yang digunakan bersamaan dengan oktafnya dan ritmisnya sebagai patokan.

Untuk mendeskripsikan sistem tonalitas seperti itu, cara terbaik adalah berdasar kepada pengalaman akeab dengan gaya musik tersebut (terjemahan Marc Perlman 1990).

Berdasarkan kriteria yang diatas, makan nada dasar dalam lagu “Tio Pe Mual” adalah sebagai berikut:

1. Nada yang sering dipakai adalah nada E.

2. Nada yang memiliki ritmis (harga ritmis) yang besar adalah nada C. 3. Nada awal komposisi adalah nada E, dan nada akhirnya adalah nada E. 4. Nada paling rendah adalah nada Dis, dan nada paling tengah adalah nada

Gis.

5. Adanya tekanan ritmis pada nada Gis.

(41)

4.2.3 Wilayah Nada

Hasil tangga nada yang penulis dapatkan dari lagu “Tio Pe Mual” dengan berpedoman pada nada terendah dan nada yang tertinggi frekuensinya dan jarak atau interval yang dihasilkan. Maka wilayah nada yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

4.2.4 Jumlah Nada

Untuk menentukan jumlah nada terdapat dua cara yang harus diperhatikan. Yang pertama yaitu adalah melihat banyaknya kemunculan setiap nada tanpa melihat jumlah durasi secara kumulatif. Yang kedua adalah melihat kemunculan dan sekalius menghitung durasi kumulatif, karena durasi juga menentukan komposisi jumlah nada dalam melodi. Maka jumlah nada dalam lagu “Tio Pe Mual” adalah: 298 nada.

4.2.5 Interval

Pengertian interval adalah jarak antara satu nada dengan nada berikutnya, naik maupun turun (Manof 1991: 50). Perlu diketahui bahwa pada suatu komposisi lagu interval adalah penggarapan melodi yang dicapai melalui bangunan nada secara melangkah atau melompat, turun, maupun mendatar. Ukuran interval dapat menggunakan laras atau langkah dan sent. Untuk penggunaan interval pada lagu “Tio Pe Mual” adalah sebagai berikut:

(42)

3) Nada F – G = 2M (Secunde Mayor).

4.2.6 Pola-Pola Kadensa

Pengertian kadensa adalah nada akhir dari suatu bagian melodi lagu yang biasanya yang ditandai dengan tanda istirahat. Pola kadensa dibagi atas dua bagian, yakni: semi kadens (half cadens), kadens penuh (full cadens). Semi kadens merupakan suatu bentuk istirahat yang tidak lengkap atau tidak selesai dan memberi kesan adanya gerakan ritem yang lebih lanjut. Sedangkan yang dimaksud dengan kadens penuh adalah suatu bentuk istirahat di akhir frasa yang terasa selesai sehingga pola kadensa seperti ini tidak memberikan keinginan / kesan untuk menambah gerakan ritem. Pola kadensa yang terdapat pada lagu “Tio Pe Mual” adalah sebagai berikut:

FRASA A

(43)

4.2.7 Formula Melodi

Pada bagian ini, formula melodi yang akan dibahas oleh penulis meliputi bentuk dan frasa. Bentuk adalah gabungan dari beberapa frasa yang terjalin menjadi satu pola melodi. Sedangkan yang dimaksud dengan frasa adalah bagian-bagian kecil dari melodi. William P. Malm mengemukakan bahwa masih ada beberapa isitilah dalam menganalisis bentuk antara lain sebagai berikut:

1. Repetitive merupakan bentuk nyanyian dengan melodi pendek yang diulang-ulang.

2. Iterative merupakan bentuk nyanyian yang memakai formula melodi yang kecil dengan kecenderungan pengulangan-pengulangan di dalam keseluruhan nyanyian.

3. Strophic merupakan bentuk nyanyian yang diulang tetapi mengunakan teks nyanyian yang baru atau berbeda.

(44)

5. Progressive merupakan bentuk nyanyian yang terus berubah dengan menggunakan materi melodi yang selalu baru.

4.2.8 Kontur

Kontur merupakan garis melodi dalam sebuah nyanyian. William P. Malm membedakan kontur kedalam beberapa jenis, yakni:

1. Ascending adalah garis melodi yang bergerak dengan bentuk naik dari nada yang lebih rendah ke nada yang lebih tinggi.

2. Descending adalah garis melodi yang bergerak menurun dari nada yang paling tinggi ke nada yang paling rendah.

(45)

4. Terraced adalah garis melodi yang bergerak berjenjang baik dari nada yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah atau sebaliknya.

5. Disjuct merupakan melodi yang bergerak melompat dari satu nada ke nada yang lainnya, dan biasanya intervalnya diatas sekonde mayor / minor. 6. Static merupakan melodi yang bentuknya tetap yang jaraknya mempunyai

batas-batasan.

Melodi yang dihasilkan dalam lagu Tio Pe Mual adalah sebagai berikut: 1. Ascending berada pada bar 18.

(46)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang sudah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis akan membuat kesimpulan dari semua pembahasan dan hasil penelitian yang telah penulis lakukan sebelumnya.

Opera Batak merupakan pementasan seni yang dekat dengan masyarakat yang bisa dikatakan bersifat kehidupan sehari hari masyarakat yang berkembang dengan dukungan perkumpulan nasionalis yang bernama Dos Ni Roha. Opera Batak terkadang bersifat keritualan untuk menjalankan operasi panggungnya dikarenakan mereka sering melakukan ritual ritual penangkal hujan agar acara yang akan diadakan tidak gagal. Sekarang ini, yang menjadi satu-satu yang masih mempertahankan kelangsungan Opera Batak sendiri adalah sanggar PLOt (Pusat Latihan Opera Batak). Kebanyakan anggota yang turut berpartisipasi pada sanggar ini adalah mahasiswa yang cinta pada budaya sendiri. Alat musik yang digunakan Opera Batak pada pertunjukan Perempuan di Pinggir Danau antara lain: sulim, hasapi, ogung, taganing hesek. Semua orang yang sudah melihat pertunjukan ini berharap supaya kebudayaan ini bisa tetap dipertahankan keberadaannya agar tidak punah seiring perkembangan zaman.

5.2 Saran

(47)

Gambar

Gambar 1 (Lena Simanjuntak)
Gambar 2 (Edi Sitohang)
Gambar 4 (Herri Ketaren)
Gambar 5 (Mateus Suwarsono)
+7

Referensi

Dokumen terkait