• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah M Learning - Makalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Makalah M Learning - Makalah"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH KURIKULUM

M.K : Pengkajian Kurikulum SMK

Nama : Andika Yerais Rohan

Nim : 12 315 203

Kelas : C

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FAKULTAS TEKNIK

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.A. Latar Belakang

Sistem pendidikan terdiri dari input, proses, output, dan outcome. Input terdiri dari mahasiswa, dosen, dan fasilitas. Proses terdiri dari kurikulum, kegiatan belajar mengajar, administrasi dan penilaian. Output terdiri lulusan dengan kompetensi tertentu, dan produk penelitian serta pengembangan. Outcome merupakan dampak lulusan dan produk perguruan tinggi terhadap lingkungan lokal, nasional, regional maupun internasional. Untuk Indonesia, Departemen Pendidikan Nasional menetapkan perguruan tinggi (PT) diharapkan dapat menghasilkan lulusan, Insan Indonesia yang cerdas, kompetitif dan berhati nurani. Sebagai outcome diharapkan lulusan perguruan tinggi mampu menyesuaikan diri terhadap kebutuhan para pemangku kepentingan di tingkat nasional maupun internasional.

Di Indonesia, untuk tingkat Pendidikan Tinggi, berbagai perubahan tersebut menyebabkan perubahan paradigma yang berdampak pada perubahan peran Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti). Perubahan paradigma pendidikan berdampak pada perubahan peran lembaga pendidikan tinggi (PT), kurikulum, proses pendidikan dan penilaian. Semua ini mengarah pada perubahan dari Kurikulum Nasional 1994 (Kep Mendikbud No.56/U/1994) menjadi Kurikulum Inti dan Institutional (Kep Mendiknas No. 232/U/2000) atau Kurikulum berbasis kompetensi (KBK).

Pembaharuan kurikulum biasanya dimulai dari perubahan konsepsional yang fundamental yang diikuti oleh perubahan struktural. Pembaharuan dikatakan bersifat sebagian bila hanya terjadi pada komponen tertentu saja misalnya pada tujuan saja, isi saja, metode saja, atau sistem penilaiannya saja. Pembaharuan kurikulum bersifat menyeluruh bila mencakup perubahan semua komponen kurikulum. Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, dan 2004, 2006 dan tak ketinggalan juga kurikulum terbaru yang akan diterapkan di tahun ajaran 2013/2014. Sebelum pelaksanaan penerapan kurikulum 2013 ini, pemerintah melakukan uji public untuk menentukan kelayakan kurikulum ini di mata public. Kemudian pada akhirnya di tahun 2013 akan mulai diberlakukan kurikulum ini secara bertahap.

1.B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian kurikulum?

2. Apa Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

3. Penyusunan Kurikulum Berbasis Kompetensi di Perguruan Tinggi 4. Apa saja Persyaratan Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi 5. Apa pengertian kurikulum 2013?

6. Apa kelebihan dan kekurangan kurikulum 2013?

1.C. Tujuan

(3)

BAB II PEMBAHASAN

II.A. Pengertian Kurikulum

Secara etimologis, kurikulum berasal dari kata dalam Bahasa Latin curerer yaitu pelari, dan curere yang artinya tempat berlari. Pada awalnya kurikulum adalah suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari mulai dari garis start sampai dengan finish. Kemudian pengertian kurikulum tersebut digunakan dalam dunia pendidikan, dengan pengertian sebagai rencana dan pengaturan tentang sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik dalam menempuh pendidikan di lembaga pendidikan.

Berikut ini beberapa pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli:

Pengertian Kurikulum Menurut Kerr, J. F (1968): Kurikulum adalah semua pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan secara individu ataupun secara kelompok, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

• Pengertian Kurikulum Menurut Inlow (1966): Kurikulum adalah usaha menyeluruh yang dirancang oleh pihak sekolah untuk membimbing murid memperoleh hasil pembelajaran yang sudah ditentukan.

• Pengertian Kurikulum Menurut Neagley dan Evans (1967): kurikulum adalah semua pengalaman yang dirancang dan dikemukakan oleh pihak sekolah.

• Pengertian Kurikulum Menurut Beauchamp (1968): Kurikulum adalah dokumen tertulis yang mengandung isi mata pelajaran yang diajar kepada peserta didik melalui berbagai mata pelajaran, pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

• Pengertian Kurikulum Menurut Good V. Carter (1973): Kurikulum adalah kumpulan kursus ataupun urutan pelajaran yang sistematik.

• Pengertian Kurikulum Menurut UU No. 20 Tahun 2003: Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

II.B. Kurikulum Berbasis Kompetensi

(4)

Pendidikan berbasis kompetensi adalah suatu proses pendidikan yang dilakukan institusi, yang tidak lagi berfokus pada apa yang harus diajarkan oleh program studi tetapi berfokus pada apa yang harus dikuasai mahasiswa untuk dapat mengatasi berbagai keadaan yang kompleks pada dunia kerja. Pendidikan berbasis kompetensi berfokus pada hasil kompetensi yang berkaitan dengan apa yang diperlukan di dunia kerja, yang ditentukan oleh para pengguna lulusan maupun ikatan profesi yang terkait. Kompetensi yang dihasilkan juga makin rumit dan menuntut cara penilaian yang rumit pula, yaitu melibatkan portfolio, penilaian terhadap pengalaman kerja yang didapat pada saat magang, demonstrasi penguasaan kompetensi pada berbagai konteks yang relevan, pembelajaran yang melibatkan pendekatan bermain peran, penerapan berbagai standar yang biasa digunakan oleh profesi yang terkait. Berkaitan dengan hal tersebut, Ditjen Dikti, sebagai penanggungjawab nasional penyelenggaraan pendidikan tinggi di Indonesia, mengambil kebijakan yang dituangkan dalam Kerangka Pengembangan Pendidikan Tinggi Jangka Panjang (KPPT-JP) III (1994 – 2005), dengan empat sasaran utama berupa (i) otonomi penyelenggaraan, (ii) mutu pendidikan, (iii) akuntabilitas penyelenggaraan, dan (iv) akreditasi. Pemerintah memperhitungkan bahwa bila keempat sasaran utama tersebut tercapai maka akan terjadi peningkatan kesempatan atau peluang menuju pendidikan tinggi yang berkualitas dan

mampu bersaing dengan perguruan tinggi lain, minimal di Asia Tenggara.

Usaha penyepadanan antara tuntutan dunia kerja, perkembangan dunia dan kebijakan Ditjen Dikti dapat dilihat pada Gambar 1

(5)

yang unggul dari masing-masing PT melaui proses buka/tutup program studi. Permisahan ini menjadi dasar bagi perubahan kurikulum yang semula content-based (penguasaan isi ilmu pengetahuan dan keterampilan/PIPK – SK Mendikbud No. 056/U/1994) menjadi competency-based (berbasis kompetensi – SK Mendiknas No. 232/U/2000 dan 045/U/2002) atau yang sekarang dikenal dengan Kurikulum berbasis Kompetensi/KBK

Ciri-ciri rancangan kurikulum berbasis kompetensi (Ttany- jawab Seputar KBK, Dikti,

2005)

1. Disusun oleh penyelenggara pendidikan tinggi dan pihak-pihak berkepentingan terhadap lulusan pendidikan tinggi (masyarakat profesi dan pengguna lulusan). 2. Menyatakan secara jelas rincian kompetensi peserta didik sebagai luaran (out

comes) proses pembelajaran.

3. Materi ajar dan proses pembelajaran didesain dengan orientasi pada pencapaian kompetensi dan berfokus pada minat peserta didik.(Student Centered Learning). 4. Lebih mensinergikan dan mengintegrasikan penguasaan ranah koqnitif,

psikomotorik dan afektif.

5. Proses penilaian hasil belajar lebih ditekankan pada kemampuan untuk berkreasi secara prosedural atas dasar pemahaman penerapan, analisis, dan evaluasi yang benar pula.

Kompetensi

Ada berbagai definisi mengenai kompetensi. Sudarsono, mengutip berbagai sumber, memberikan definisi kompetensi. Kompetensi adalah kemampuan melaksanakan tugas – tugas atau berkarya di bidang keahlian tertentu. Selanjutnya Jones (2000), memberikan definisi kompetensi sebagai berikut the specification of knowledge and skill and the

application of that knowledge and skill to the standards or learning outcomes (Jones,

M.J. 2000. Curriculum Development. EEDP Project, DGHE). Mulyana (2000) menyatakan bahwa kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Hamlin, (1994) menyatakan bahwa competency is a statement which describes integrated

demonstration of a cluster or related skills and attitude that are measurable and observable necessary to perform a job independently. Menurut Tillman (1996),

competency consists of knowledge, skill, and attitude needed to perform an ability to do a certain job/profession. Gonzi (1997) dan Heger (1995), memberikan definisi kompetensi

lebih luas lagi, yaitu meliputi berbagai kemampuan antara lain yang melandasike pribadian, penguasaan ilmu (know why) dan keterampilan (know how), berkarya (what to

do), menyikapi dan berprilaku dalam berkarya sehingga dapat mandiri dalam menilai dan

mengambil keputusan secara bertanggungjawab (how to be a responsible person), dan hidup bermasyarakat dengan menerapkan kerja sama, saling menghormati dan menghargai nilai-nilai pluralisme dan perdamaian (how to live together). Menurut KEPMENDIKNAS No. 045/U/2002, kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas – tugas di bidang pekerjaan tertentu. Ada perubahan persyaratan untuk masuk dunia kerja, yaitu harus memiliki kemampuan soft

(6)

Colleges and Employers, USA (2002) terhadap 457 pimpinan mengenai kualitas lulusan perguruan tinggi yang diharapkan dunia kerja menghasilkan urutan sebagai berikut (Tabel 1).

Patrick O’Brien dalam bukunya “Making College Count” yang dikutip oleh Iwan Mulyana, meyatakan ada sejumlah soft skills yang sebaiknya dikuasai oleh lulusan PT, karena dapat menentukan keberhasilan di dunia kerja, yaitu keterampilan berkomunikasi, berorganisasi, kepemimpinan, logika, usaha, berkelompok dan etika. Selanjutnya hasil survei di Amerika, Kanada dan Inggris memunculkan 23 soft skills yang dibutuhkan oleh dunia kerja (Tabel 2).

(7)

analistis, kedua menguji karakter dan sikap kerja. Dan ketiga baru menguji kemampuan teknis bidang pekerjaan, kesesuaian dengan kemampuan yang diminta dan kesehatan. Untuk Indonesia, deskripsi persyaratan kerja yang dinginkan para pengguna lulusan dapat dibaca pada Tabel 3.

II.C Penyusunan Kurikulum Berbasis Kompetensi di Perguruan Tinggi

(8)

Kurikulum berbasis kompetensi ini terdiri dari: a) kurikulum inti yang mencirikan kompetensi utama; dan b) kurikulum institusional yang melengkapi kurikulum inti dengan memperhatikan kebutuhan lingkungan dan ciri khas PT. Dengan demikian program sarjana diarahkan pada hasil lulusan yang memiliki kualifikasi sebagai berikut:

a) menguasai dasar-dasar ilmiah dan keterampilan dalam bidang keahlian tertentu sehingga mampu menemukan, memahami, menjelaskan, dan merumuskan cara penyelesaian masalah yang ada di dalam kawasan keahliannya;

b) mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya sesuai dengan bidang keahliannya dalam kegiatan produktif dan pelayanan kepada masyarakat dengan sikap dan perilaku yang sesuai dengan tata kehidupan bersama;

c) mampu bersikap dan berperilaku dalam membawakan diri berkarya di bidang keahliannya dan mampu dalam berkehidupan bersama di masyarakat;

d) mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian yang merupakan keahliannya.

SK Mendiknas No. 232/U/2000 tentang pedoman penyusunan kurikulum pendidikan tinggi dan penilaian hasil belajar mahasiswa yang berdampak pada pengelompokan mata kuliah pada program studi. Kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh lulusan PT harus diterjemahkan ke dalam kurikulum program studi yang menghasilkan pengelompokan mata kuliah ke dalam lima kategori yaitu:

a) yang bertujuan untuk pengembangan kepribadian (MPK), terdiri dari kelompok bahan kajian dan pelajaran untuk mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, berkepribadian mantap, dan mandiri serta mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

b) keilmuan dan keterampilan (MKK), tersusun dari kelompok bahan kajian dan pelajaran yang ditujukan terutama untuk memberikan landasan penguasaan ilmu dan keterampilan tertentu.

c) keahlian berkarya (MKB), merupakan kelompok bahan kajian dan pelajaran yang bertujuan menghasilkan tenaga ahli dengan kekaryaan berdasarkan dasar ilmu dan keterampilan yang dikuasai

d) pengembangan prilaku berkarya (MPB), tersusun dari kelompok bahan kajian dan pelajaran yang bertujuan untuk membentuk sikap dan perilaku yang diperlukan seseorang dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan dasar ilmu keterampilan yang dikuasai; dan

(9)

Penyepadanan antara tuntutan dunia kerja, perkembangan ilmu pengetahuan dan kebijakan Kurikulum Berbasis Kompetensi menghasilkan pengelompokan matakuliah seperti pada Tabel 5.

Kompetensi utama merupakan kemampuan untuk menampilkan unjuk kerja yang memuaskan sesuai dengan penciri program studi. Kompetensi utama ditetapkan oleh kalangan PT, masyarakat profesi, dan pengguna lulusan. Kompetensi Pendukung adalah kemampuan yang relevan dan dapat mendukung kompetensi utama serta merupakan ciri khas PT yang bersangkutan. Kompetensi Lainnya yang juga ditetapkan oleh institusi penyelenggara program studi merupakan kemampuan yang ditambahkan yang dapat membantu meningkatkan kualitas hidup, dan ditetapkan berdasarkan keadaan serta kebutuhan lingkungan PT.

Proses Penyusunan KBK dimulai dengan analisis SWOT terhadap PT dan program studi dan analisis hasil tracer study untuk mendapatkan kebutuhan pasar atau market signal terhadap lulusan program studi tersebut. Contoh penysusunan KBK seperti ini dapat dilihat pada makalah Himma Dewiyana. (2007), Kompetensi dan Kurikulum

Perpustakaan. Dari kedua hasil analisis ini akan didapat profil lulusan yang harus

(10)

II.D. Persyaratan Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi

Untuk menerapkan KBK ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh program studi, yaitu:

tersedianya pendidik yang profesional

Proses pembelajaran oleh dosen bukan sekedar penyajian materi

Peserta didik dianggap memiliki kemampuan awal dan karakteristik masing- masing yang harus diperhatikan untuk kelancaran pembelajaran

Proses pembelajaran membimbing mahasiswa untuk dapat mencapai kompetensi, seperti proses petani mendapatkan panennya

Dengan demikian sistem pendukung untuk suksesnya pelaksanaan KBK ini adalah adanya:

Indikator keberhasilan dan penjaminan mutu dalam pelaksanaan KBK adalah:

Laju peningkatan penyerapan alumni didunia kerja (graduate employment rate) - Tingkat kepuasan alumni (graduate satisfaction)

Tingkat kepuasan industri (employer satisfaction) Tingkat kepuasan mahasiswa (student satisfaction) Laju peningkatan nisbah alumni yang lulus tepat waktu Nilai IPK= 3

II.E. Pengertian Kurikulum 2013

(11)

II.F. Kelebihan dan kekurangan kurikulum 2013. • Kelebihan Kurikulum 2013

Lebih menekankan pada pendidikan karakter. Selain kreatif dan inovatif, pendidikan karakter juga penting yang nantinya terintegrasi menjadi satu. Misalnya, pendidikan budi pekerti luhur dan karakter harus diintegrasikan kesemua program studi. Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau kota. Seringkali anak di desa cenderung tidak diberi kesempatan untuk memaksimalkan potensi mereka. Merangsang pendidikan siswa dari awal, misalnya melalui jenjang pendidikan anak usia dini. Kesiapan terletak pada guru. Guru juga harus terus dipacu kemampuannya melalui pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan kecakapan profesionalisme secara terus menerus.

• Kelemahan Kurikulum 2013

(12)

BAB III PENUTUP

III.A. KESIMPULAN

Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya, setiap kurikulum pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. oleh karena kita harus tetap mendukung upaya pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia demi menciptakan peserta didik yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia dan sesuai dengan pancasila demi memenuhi perkembagan zaman.

• Kurikulum berbasis kompetensi kurikulum yang disusun berdasarkan tuntutan kompetensi lulusan yg dibutuhkan profesi dalam situasi dan kondisi tertentu

• Asumsi penyusunan KBK adalah kemampuan kinerja tertentu dapat dicapai jika kualitas intelektual dibangun dengan dukungan materi tertentu

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Himma Dewiyana. (2007). Kompetensi dan Kurikulum Perpustakaan. Medan: USU Repository 2008

Materi Training of Trainer untuk Kurikulum Berbasis Kompetensi . Jakarta:Ditjen Dikti Sudarsono (Prof. Dr. Msc. Guru Besar Fakultas Pertanian - Institut Pertanian Bogor Materi Presentasi KBK )

Tanya jawab seputar KBK. Jakarta: Dikti, 2005

Widyawati. (2006). Menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi tanpa Merombak

Kurikulum Berbasis Isi. Jakarta: Pertemuan Ilmiah Tahunan IGI Universitas Indonesia

Zalatan. K. A. (1998). “Managing to Learn: An Overview of a Competency-Based, Interactive Management Major Curriculum.” Decision Line, July 1998

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Maksud dari harta umum adalah harta-harta yang diserahkan kepada baitul mal, seperti sisa hasil rampasan perang yang telah dibagi, harta-harta yang diberikan Rasululah (

Pada masa ter- sebut adalah masa keemasan umat Islam, dimana banyak para ilmuwan muslim berhasil memberikan karya- karya ilmiah yang signifikan, salah satunya

Siapkan tank kalibrasi yang berisi air dan pasanglah pada batang pemanas ( seperti pada percobaan I). Naikkan suhu RTD dengan menggeser posisi tank kalibrasi

PERTAMA : Menghapus dari daftar Barang Milik Daerah Berupa Bangunan/Gedung Puskesmas Keretek, Puskesmas Sanden, Puskesmas Srandakan, Puskesmas Pandak I, Puskesmas

The Bronze Sea in front of the building (I). Several buildings and open yards, according to what is mentioned in Ezekiel. A square wall surrounding all that is

Penelitian ini membuktikan bahwa metode algoritma genetika dapat mengoptimasi kinerja jaringan backbone serat optik di Unisma yang ditunjukkan dengan hasil waktu

Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh lama penyimpanan ekstrak etanol kental rimpang lengkuas merah (Alpinia galanga (L.) Swartz) terhadap daya antibakterinya