BAB I INDIKATOR MUTU
RUMAH SAKIT AMAL SEHAT WONOGIRI
Indikator Mutu RS. Amal Sehat Wonogiri terdiri atas 5 Indikator Mutu yaitu :
1;
Indikator Mutu Klinis1.1;
Assesment pasien1.2;
Pelayanan laboratorium1.3;
Pelayanan radiologi dan pencitraan diagnostik1.4;
Prosedur bedah1.5;
Penggunaan antibiotik dan obat lainnya1.6;
Kesalahan pengobatan dan KNC1.7;
Anesthesi dan penggunaan sedasi1.8;
Penggunaan darah dan produk darah1.9;
Ketersediaan, isi dan penggunaan catatan medik1.10;
Pencegahan dan pengendalian infeksi, surveilens dan pelaporan2;
Indikator Mutu Manajemen2.1 Pengadaan rutin peralatan kesehatan dan obat untuk memenuhi kebutuhan pasien 2.2 Pelaporan yang di wajibkan oleh perundang –undangan
2.4;
Manajemen resiko2.4 Manajemen penggunaan sumber daya 2.5 Harapan dan kepuasan pasien dan keluarga 2.6 Harapan dan kepuasan staf
2.7 Demografi pasien dan diagnosis klinis 2.8 Manajemen keuangan
2.9 Pencegahan dan Pengendalian dari kejadian yang dapat menimbulkan masalah bagi keselamatan pasien, keluarga pasien dan staf
3;
Indikator Mutu Sasaran Keselamatan Pasien 3.1 Mengidentifikasi Pasien dengan Benar 3.2 Meningkatkan komunikasi yang efektif3.3 Meningkatkan Keamanan Obat-Obatan yang harus diwaspadai
3.4 Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan pada pasien yang benar
3.5 Mengurangi resiko infeksi akibat perawatan kesehatan
3.6;
Mengurangi resiko cidera pasien akibat terjatuhBAB II
INDIKATOR MUTU UNIT PELAYANAN RS. AMAL SEHAT WONOGIRI
Indikator Mutu Unit Pelayanan RS. Amal Sehat Wonogiri adalah sebagai berikut :
2.1;
Pelayanan Medis2.1.1; Kepatuhan dokter dalam melaksanakan komunikasi efektif dengan S-BAR dan TBAK
2.2;
Keperawatan2.2.1;
Angka decubitus2.2.2;
Kepatuhan perawat dalam melaksanakan komunikasi efektif dengan S-BAR dan TBAK2.2.3;
Kepatuhan bidan dalam melaksanakan komunikasi efektif dengan S-BAR dan TBAK2.3;
Instalasi Gawat Darurat (IGD)2.3.1;
Kematian pasien < 24 jam di Instalasi Gawat Darurat (IGD)2.3.2;
Dilakukannya TRIAGE di IGD2.3.3;
Respontime pelayanan Dokter IGD ≤ 5’2.4;
Instalasi Rawat Jalan (IRJ)2.4.1;
Waktu tunggu di Rawat Jalan Poli Umum2.4.2;
Waktu tunggu di Rawat Jalan Poli Spesialis2.5;
Instalasi Kamar Bersalin (IKB)2.5.1;
Pertolongan Persalinan Melalui SC2.5.2;
Kejadian kematian ibu karena Eklamsia2.5.3;
Kejadian kematian ibu karena perdarahan2.5.4;
Kejadian kematian ibu karena Sepsis2.5.5;
Respontime pelayanan Obgyn cito < 1 jam2.5.6;
Respontime pelayanan persalinan dengan penyulit < 1 jam2.5.7;
Waktu tunggu pelayanan SC elektif < 24 jam2.6;
Instalasi Kamar Operasi (IKO)2.6.1;
Waktu tunggu operasi elektif < 24 jam2.6.2;
Pengisian marking site bedah2.6.3;
Kejadian kematian di meja operasi2.6.4;
Insiden tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien setelah operasi2.6.5;
Komplikasi Anesthesi Karena Overdosisi, Reaksi Anesthesi dan Salah Penempatan Anesthesia Endotracheal Tube2.6.7;
Tidak adanya kejadian operasi salah orang2.6.8;
Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi2.6.9;
Pengisian lembar check in, time out, check out bedah2.7;
Instalasi Rawat Inap (IRI)2.7.1;
Kejadian pulang paksa2.7.2;
Pemberian konseling rokok pada pasien gagal jantung2.7.3;
Pemberian konseling rokok pada pasien pneumonia2.7.4;
Pasien AMI ≥ 18 tahun yang mendapat aspirin < 24 jam sejak pasien tiba di rumah sakit2.7.5;
Peresepan aspirin pada pasien ami yang akan pulang2.8;
Instalasi High Care Unit (HCU)2.8.1;
Rata-rata Pasien Kembali ke Perawatan Intensif dengan Kasus yang Sama < 72 Jam2.8.2;
Terlayaninya pasien masuk HCU2.9;
Instalasi Kamar Bayi Resiko Tinggi (KBRT)2.9.1;
Kemampuan Menangani BBLR 1500 gram – 2500 gram2.10;
Instalasi Rekam Medis2.10.1;
Kelengkapan pengisian rekam medis 24 jam setelah selesai pelayanan2.10.2;
Waktu penyediaan dokumen RM pelayanan rawat jalan2.10.3;
Waktu penyediaan dokumen RM pelayanan rawat inap2.10.4;
Kelengkapan Informed Concent Setelah Mendapatkan Informasi Yang Jelas2.10.5;
Ketepatan waktu penyusunan laporan RL 1,2,3,4,52.10.6;
Tersedianya laporan demografi pasien dan diagnosa klinis2.11;
Instalasi Farmasi2.11.1;
Waktu tunggu pelayanan obat jadi < 15 menit2.11.2;
Waktu tunggu pelayanan obat racikan < 30 menit2.11.3;
Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat dengan sistem UDD2.11.4;
Kejadian stok obat esensial kosong2.12;
Instalasi Laboratorium2.12.1;
Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian hasil pemeriksaan laboratorium2.12.2;
Pemenuhan kebutuhan darah bagi setiap pelayanan tranfusi2.13;
Instalasi Radiologi2.14;
Instalasi Gizi2.14.1;
Tidak adanya kesalahan pemberian diet2.14.2;
Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien2.14.3;
Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien2.14.4;
Persentase ketepatan waktu pelayanan konsultasi gizi di Instalasi Rawat Inap2.15;
Bagian Keuangan2.15.1;
Cost recovery2.15.2;
Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan2.15.3;
Kecepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat inap2.15.4;
Ketepatan waktu pemberian imbalan (insentif) sesuai kesepakatan waktu2.15.5;
Ketepatan waktu pembayaran piutang pasien ke RS2.16 Bagian Administrasi & Kesekretariatan 2.16.1 Urusan HRD/ Kepegawaian
2.16.1.1 Persentase kehadiran absensi kerja 2.16.1.2 Persentase kehadiran LSI
2.16.1.3 Persentase kehadiran Kajian Rabu
2.16.1.4 Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat 2.16.1.5 Ketepatan waktu pengurusan kenaikan gaji berkala
2.16.1.6 Angka kepuasan pegawai berdasarkan survey kepuasan pegawai 2.16.2 Urusan Tata Usaha
2.16.2.1 Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan tingkat direksi 2.16.2.2 Ketepatan waktu pengumpulan laporan akuntabilitas kinerja 2.16.3 Urusan Pendidikan dan Latihan (Diklat)
2.16.3.1 Pemberian Pelayanan Gawat Darurat Yang Bersertifikat Masih Berlaku (BLS, PPGD, ATCLS)
2.16.4 Urusan Humas dan Informasi
2.16.4.1 Survey kepuasan pelanggan IGD 2.16.4.2 Survey kepuasan pelanggan IRJ 2.16.4.3 Survey kepuasan pelanggan IRI 2.16.4.4 Survey kepuasan pelanggan IKO 2.16.4.5 Survey kepuasan pelanggan IKB 2.16.4.6 Survey kepuasan pelanggan HCU 2.16.4.7 Survey kepuasan pelanggan KBRT 2.16.4.8 Survey kepuasan pelanggan Radiologi 2.16.4.9 Survey kepuasan pelanggan Farmasi
2.16.4.10;
Survey kepuasan pelanggan Laboratorium2.17;
Bagian Umum dan Rumah Tangga2.17.1.1 Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat 2.17.2 Unit Pemeliharaan dan Sarana Rumah Sakit (UPSRS)
2.17.2.1 Persentase jumlah alat yang lolos uji kalibrasi 2.17.2.2 Ketepatan waktu pemeliharaan alat
2.17.3 Unit Keamanan & Kendaraan 2.17.3.1 Security
2.17.3.1.1 Persentase kesiagaan SDM di unit kerja saat jaga malam 2.17.3.2 Driver
-2.17.3.3 Parkir
2.17.3.3.1 Persentase tidak tertampungnya kendaraan di area parkir 2.17.4 Unit Rumah Tangga (URT)
2.17.4.1 Pramuhusada & Kebun
-2.17.4.2 Linen
2.17.4.2.1 Tidak adanya kejadian linen yang hilang
2.17.4.2.2 Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap 2.17.4.3 Pengelolaan Limbah
2.17.4.3.1 Baku mutu limbah cair 2.18 EDP/ IT
2.18.1 Tingkat kepatuhan pengisian SIM oleh SDM 2.19 Komite PPI
2.19.1 Persentase Anggota Tim PPI Yang Terlatih
2.19.2 Kegiatan Pencatatan Dan Pelaporan Infeksi Nosokomial Di Rumah Sakit 2.19.3 Angka kejadian ISK
2.19.4 Angka kejadian infeksi jarum infuse 2.19.5 Angka kejadian ILO
2.19.6 Survey kepatuhan hand hygiene 2.20 KPRS
2.20.1 Tidak Adanya Kejadian Pasien Jatuh Yang Berakibat Kecacatan/ Kematian 2.20.2 Angka kepatuhan pemasangan gelang identitas
2.20.3 Angka kepatuhan pemasangan gelang resiko jatuh 2.20.4 Angka kepatuhan pemasangan gelang alergi 2.20.5 Insiden kesalahan transfusi
2.21;
Tim DOTS2.22 K3RS
2.22.1 Tersedia APD Di Setiap Instalasi
BAB III
TARGET INDIKATOR MUTU RS. AMAL SEHAT WONOGIRI
NO INDIKATOR MUTU TARGET
1 Pelayanan Medis
a; Kepatuhan dokter dalam melaksanakan komunikasi efektif dengan
S-BAR dan TBAK 100 %
2 Keperawatan
a;
Angka decubitus 0%b;
Kepatuhan perawat dalam melaksanakan komunikasi efektif denganS-BAR dan TBAK 100%
c;
Kepatuhan bidan dalam melaksanakan komunikasi efektif denganS-BAR dan TBAK 100%
3 Instalasi Gawat Darurat (IGD)
a;
Kematian pasien < 24 jam di Instalasi Gawat Darurat (IGD) ≤ 2 perseribub;
Pelaksanaan TRIAGE di IGD 100 %c;
Respontime pelayanan Dokter IGD ≤ 5’≤ 5 menit terlayani setelah pasien
datang 4 Instalasi Rawat Jalan (IRJ)
a;
Waktu tunggu di Rawat Jalan Poli Umum ≤ 60 menitb;
Waktu tunggu di Rawat Jalan Poli Spesialis ≤ 60 menit 5 Instalasi Kamar Bersalin (IKB)a;
Pertolongan Persalinan Melalui SC ≤ 100%b;
Kejadian kematian ibu karena Eklamsia pre-eklampsia < 30%c;
Kejadian kematian ibu karena perdarahan Pendarahan < 1%d;
Kejadian kematian ibu karena Sepsis sepsis < 0,2%e;
Respontime pelayanan Obgyn cito < 1 jam 100%f;
Respontime pelayanan persalinan dengan penyulit < 1 jam 100%g;
Waktu tunggu pelayanan SC elektif < 24 jam 100% 6 Instalasi Kamar Operasi (IKO)a;
Waktu tunggu operasi elektif < 24 jam 100 %b;
Pengisian marking site bedah 100 %c;
Kejadian kematian di meja operasi ≤ 1 %d;
Insiden tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien setelah operasi ≤ 100 %e;
Komplikasi Anesthesi Karena Overdosisi, Reaksi Anesthesi dan SalahPenempatan Anesthesia Endotracheal Tube ≤ 6%
f;
Tidak adanya kejadian operasi salah sisi 0 %NO INDIKATOR MUTU TARGET
g;
Tidak adanya kejadian operasi salah orang 0 %h;
Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi 0 %i;
Pengisian lembar check in, time out, check out bedah 100 % 7 Instalasi Rawat Inap (IRI)a;
Kejadian pulang paksa ≤ 5 %b;
Pemberian konseling rokok pada pasien gagal jantung 100 %c;
Pemberian Konseling Rokok Pada Pasien Pneumonia 100 %d;
Pasien AMI ≥ 18 tahun yang mendapat aspirin < 24 jam sejak pasientiba di rumah sakit 100 %
e;
Peresepan aspirin pada pasien ami yang akan pulang 100 % 8 Instalasi High Care Unit (HCU)a;
Rata-rata Pasien Kembali ke Perawatan Intensif dengan Kasus yangSama < 72 Jam ≤ 3%
b;
Terlayaninya pasien masuk HCU 100 %9 Instalasi Kamar Bayi Resiko Tinggi (KBRT)
a;
Kemampuan Menangani BBLR 1500 gram – 2500 gram 100 % 10 Instalasi Rekam Medisa;
Kelengkapan pengisian rekam medis 24 jam setelah selesai pelayanan 100 %b;
Waktu penyediaan dokumen RM pelayanan rawat jalan Rerata ≤ 10 menitc;
Waktu penyediaan dokumen RM pelayanan rawat inap Rerata ≤ 15 menitd;
Kelengkapan Informed Concent Setelah Mendapatkan Informasi YangJelas 100 %
e;
Ketepatan waktu penyusunan laporan RL 1,2,3,4,5 100 %f;
Tersedianya laporan demografi pasien dan diagnosa klinis Ada 11 Instalasi Farmasia;
Kesalahan pemberian obat dengan sistem UDD 0%b;
Waktu tunggu pelayanan obat jadi < 15 menit 90 %c;
Waktu tunggu pelayanan obat racikan < 30 menit 90 %d;
Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat 0 %e;
Kejadian stok obat esensial kosong 0 %12 Instalasi Laboratorium
a;
Tidak Adanya Kejadian Kesalahan Pemberian hasil pemeriksaanlaboratorium 0 %
b;
Pemenuhan Kebutuhan Darah Bagi Setiap Pelayanan Tranfusi 100 %NO INDIKATOR MUTU TARGET
13 Instalasi Radiologi
a;
Angka Reject Hasil Rontgen ≤ 2%14 Instalasi Gizi
a;
Tidak adanya kesalahan dalam pemberian diet 100 %b;
Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien ≥ 90 %c;
Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien ≥ 20 %d;
Persentase ketepatan waktu pelayanan konsultasi gizi di InstalasiRawat Inap 100 %
15 Bagian Keuangan
a;
Cost recovery >40 %b;
Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan 100%c;
Kecepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawatinap < 2 jam
d;
Ketepatan waktu pemberian imbalan (insentif) sesuai kesepakatanwaktu 100 %
e;
Ketepatan waktu pembayaran piutang pasien ke RS 100 % 16 Admnistrasi & KesekretariatanHRD/ Kepegawaian
a;
Persentase kehadiran absensi kerja 100 %b;
Persentase kehadiran LSI 100 %c;
Persentase kehadiran Kajian Rabu 100 %d;
Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat 100 %e;
Ketepatan waktu pengurusan kenaikan gaji berkala 100 %f;
Angka kepuasan pegawai berdasarkan survey kepuasan pegawai 100 % Urusan Tata Usahaa;
Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan tingkat direksi 100 %b;
Ketepatan waktu pengumpulan laporan akuntabilitas kinerja 100 % Urusan Pendidikan dan Latihan (Diklat)a;
Pemberian Pelayanan Gawat Darurat Yang Bersertifikat Masih Berlaku (BLS, PPGD, ATCLS)Urusan Humas dan Informasi
a;
Survey kepuasan pelanggan IGD ≥ 70 %b;
Survey kepuasan pelanggan IRJ ≥ 90 %c;
Survey kepuasan pelanggan IRI ≥ 90 %d;
Survey kepuasan pelanggan IKO > 80%e;
Survey kepuasan pelanggan IKB > 80%NO INDIKATOR MUTU TARGET
f;
Survey kepuasan pelanggan HCU > 80%g;
Survey kepuasan pelanggan KBRT > 80%h;
Survey kepuasan pelanggan Radiologi > 80%i;
Survey kepuasan pelanggan Farmasi > 80%j;
Survey kepuasan pelanggan Laboratorium > 80% 17 Bagian Umum dan Rumah TanggaBagian Umum
a;
Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat > 80% UPSRSa;
Persentase jumlah alat yang lolos uji kalibrasi 80 %b;
Ketepatan waktu pemeliharaan alat 100 %UKK Security
a;
Persentase kesiagaan SDM di unit kerja saat jaga malam 100 % Driver-Parkir
a;
Persentase tidak tertampungnya kendaraan di area parkir 0 % Unit Rumah Tangga (URT)Pramuhusada & Kebun
-Linen
a;
Tidak adanya kejadian linen yang hilang 100 %b;
Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap 100 % Pengelolaan Limbah18 EDP/ IT
a;
Tingkat kepatuhan pengisian SIM oleh SDM 100%NO INDIKATOR MUTU TARGET
19 PPI
a;
Persentase Anggota Tim PPI Yang Terlatih 75 %b;
Kegiatan Pencatatan Dan Pelaporan Infeksi Nosokomial Di Rumah Sakit 75%c;
Angka kejadian ISK 20,05 permild;
Angka kejadian infeksi jarum infuse 25,05 permile;
Angka kejadian ILO ≤ 1,55 %f;
Survey kepatuhan hand hygiene 100 %20 KPRS
a;
Tidak Adanya Kejadian Pasien Jatuh Yang Berakibat Kecacatan/Kematian 0 %
b;
Angka kepatuhan pemasangan gelang identitas 100 %c;
Angka kepatuhan pemasangan gelang resiko jatuh 100 %d;
Angka kepatuhan pemasangan gelang alergi 100 %e;
Kepatuhan pelaksanaan assessment resiko jatuh 100 %f;
Insiden kesalahan transfusi 0 %21 Tim DOTS
a;
Persentase angka kesembuhan pasien TBC 100 %22 K3RS
BAB IV
INDIKATOR MUTU UTAMA RS. AMAL SEHAT WONOGIRI
INDIKATOR MUTU KLINIS Assesment pasien
Rata-rata pasien kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang sama < 72 jam Pelayanan laboratorium
Tidak adanya kesalahan pemberian hasil pemeriksaan laboratorium Pelayanan radiologi dan pencitraan diagnostik
Angka reject hasil rontgen Prosedur bedah
Pertolongan persalinan melalui SC Penggunaan antibiotik dan obat lainnya
Peresepan Aspirin pada pasien AMI yang akan pulang Kesalahan pengobatan dan KNC
Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian diet Anesthesi dan penggunaan sedasi
Komplikasi Anesthesi karena over dosis, reaksi anesthesia, dan salah penempatan anesthesia endotracheal tube
Penggunaan darah dan produk darah
Pemenuhan kebutuhan darah bagi setiap pelayanan transfusi Ketersediaan, isi dan penggunaan catatan medik
Kelengkapan Informed Concent setelah mendapatkan informasi yang jelas Pencegahan dan pengendalian infeksi, surveilens dan pelaporan
Angka Kejadian ILO
INDIKATOR MUTU MANAJEMEN
Pengadaan rutin peralatan kesehatan dan obat untuk memenuhi kebutuhan pasien Kejadian stok Obat essensial kosong
Pelaporan yang di wajibkan oleh perundang – undangan Ketepatan waktu penyusunan laporan RL 1,2,3,4,5 Manajemen resiko
Angka kematian Ibu karena perdarahan Manajemen penggunaan sumber daya
Pemberi pelayanan kegawat daruratan yang bersertifikat BLS/PPGD/GELS/ALS Harapan dan kepuasan pasien dan keluarga
Survey kepuasan pelanggan Harapan dan kepuasan staf
Angka kepuasan pegawai berdasarkan survey kepuasan pegawai Demografi pasien dan diagnosis klinis
Tersedianya laporan demografi pasien dan diagnosa klinis Manajemen keuangan
Cost Recovery
Pencegahan dan Pengendalian dari kejadian yang dapat menimbulkan masalah bagi keselamatan pasien, keluarga pasien dan staf
Respontime pelayanan Dokter IGD ≤ 5’
INDIKATOR MUTU KESELAMATAN PASIEN Mengidentifikasi Pasien dengan Benar
Angka kepatuhan pemasangan gelang identitas Meningkatkan komunikasi yang efektif
Kepatuhan perawat dalam melaksanakan komunikasi efektif dengan S-BAR dan TBAK Meningkatkan Keamanan Obat-Obatan yang harus diwaspadai
Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat dengan sistem UDD
Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan pada pasien yang benar
Pengisian lembar check in, time out, check out
Mengurangi resiko infeksi akibat perawatan kesehatan Survey kepatuhan hand hygiene
Mengurangi resiko cidera pasien akibat terjatuh Angka kepatuhan pemasangan gelang resiko jatuh
BAB V
KAMUS INDIKATOR MUTU RS. AMAL SEHAT WONOGIRI
5.1; PELAYANAN MEDIS
1; Kepatuhan dokter dalam melaksanakan komunikasi efektif dengan S-BAR
Judul Kepatuhan dokter dalam melaksanakan komunikasi efektif dengan S-BAR dan TBAK
Ruang Lingkup Meningkatkan komunikasi yang efektif Dimensi Mutu Kesinambungan pelayanan dan keselamatan
Tipe Indikator Struktur Proses Hasil Tujuan Tergambarnya tanggung jawab dokter dalam kelengkapan
informasi rekam medik Definisi Operasional
Komunikasi efektif dengan S-BAR adalah suatu bentuk komunikasi efektif yang dilakukan saat berkonsultasi melalui media
telekomunikasi Frekuensi Pengumpulan
Data Tiap bulan
Periode Analisa Tiap tiga bulan
Numerator Jumlah kumulatif rekam medik yang berisi konsultasi dokter umum kepada spesialis yang melakukan komunikasi efektif S-BAR Denominator Jumlah kumulatif rekam medik yang berisi konsultasi dokter
umum kepada spesialis ( jumlah minimal 50 )
Sumber Data Sampel rekam medik
Standar 100 %
Penanggung jawab
Pengumpul data Kasie pelayanan medik
5.2; KEPERAWATAN
1; Angka decubitus
Judul Angka decubitus
Ruang Lingkup Manajemen resiko
Dimensi Mutu Keselamatan pasien Struktur Proses Hasil Tujuan
Tergambarnya ketelitian assessment terhadap pasien resiko dekubitus dan ketepatan penanganan pasien dengan resiko dekubitus
Definisi Operasional
Dekubitus adalah kerusakan atau kematian kulit sampai jaringan di bawah kulit bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu area secara terus menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat Frekuensi Pengumpulan
Data Tiap bulan
Periode Analisa Tiap tiga bulan
Numerator Jumlah kumulatif pasien rawat inap dengan dekubitus selama satu bulan
Denominator Jumlah kumulatif pasien rawat inap selama satu bulan
Sumber Data Sensus harian
Standar 0 %
Penanggung jawab
Pengumpul data Kasie keperawatan
2; Kepatuhan perawat dalam melaksanakan komunikasi efektif dengan S-BAR dan TBAK
Judul Kepatuhan perawat dalam melaksanakan komunikasi efektif dengan S-BAR dan TBAK
Ruang Lingkup Meningkatkan komunikasi yang efektif Dimensi Mutu Kesinambungan pelayanan dan keselamatan Struktur Proses Hasil
Tujuan Tergambarnya tanggung jawab perawat dalam kelengkapan informasi rekam medik
Definisi Operasional
Komunikasi efektif dengan SBAR adalah suatu bentuk komunikasi efektif yang dilakukan saat berkonsultasi melalui media
telekomunikasi Frekuensi Pengumpulan
Data Tiap bulan
Periode Analisa Tiap tiga bulan
Numerator Jumlah kumulatif rekam medik yang berisi konsultasi perawat kepada dokter yang melakukan komunikasi efektif SBAR Denominator Jumlah kumulatif rekam medik yang berisi konsultasi perawat
kepada dokter ( jumlah minimal 50 )
Sumber Data Sampel
Standar 100 %
Penanggung jawab
Pengumpul data Kasie keperawatan
3; Kepatuhan bidan dalam melaksanakan komunikasi efektif dengan S-BAR dan TBAK
Judul Kepatuhan bidan dalam melaksanakan komunikasi efektif dengan S-BAR dan TBAK
√
Ruang Lingkup Meningkatkan komunikasi yang efektif Dimensi Mutu Kesinambungan pelayanan dan keselamatan Struktur Proses Hasil
Tujuan Tergambarnya tanggung jawab bidan dalam kelengkapan informasi rekam medik
Definisi Operasional
Komunikasi efektif dengan SBAR adalah suatu bentuk komunikasi efektif yang dilakukan saat berkonsultasi melalui media
telekomunikasi Frekuensi Pengumpulan
Data Tiap bulan
Periode Analisa Tiap tiga bulan
Numerator Jumlah kumulatif rekam medik yang berisi konsultasi bidan kepada dokter yang melakukan komunikasi efektif SBAR Denominator Jumlah kumulatif rekam medik yang berisi konsultasi bidan
kepada dokter ( jumlah minimal 50 )
Sumber Data Sampel
Standar 100 %
Penanggung jawab
Pengumpul data Kasie keperawatan
5.3; PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)
1; Kematian pasien < 24 jam di Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Judul Kematian pasien < 24 jam di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Ruang Lingkup Kesalahan pengobatan dan KNC
Dimensi Mutu Efektifitas dan Keselamatan Struktur Proses Hasil
Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang efektif dan mampu menyelamatkan pasien gawat darurat
Definisi Operasional Kematian ≤ 24 jam adalah kematian yang terjadi dalam periode 24 jam sejak pasien datang
Frekuensi Pengumpulan Data Tiga bulan Periode Analisa Tiga bulan
Nomerator Jumlah pasien yang meninggal dalam periode ≤ 24 jam sejak pasien datang
Denominator Jumlah seluruh yang ditangani di Gawat Darurat
Sumber Data Rekam Medik
Standar ≤ 2 perseribu
Penanggungjawab Pengumpul Data Karu Instalasi Gawat Darurat
2; Dilakukannya TRIAGE di IGD
Judul Pelaksanaan TRIAGE di IGD
Ruang Lingkup Assesmen pasien
Dimensi Mutu Keefektifan dan keselamatan √
Struktur Proses Hasil
Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang efektif di IGD dan mampu menangani pasien sesuai dengan kegawatan dan kedaruratannya
Definisi Operasional
Triage adalah usaha pemilahan korban sebelum ditangani, berdasarkan tingkat kegawatdaruratantrauma atau penyakit dengan mempertimbangkan prioritas penanganan dan sumber daya yang ada
Frekuensi Pengumpulan
Data Tiap bulan
Periode Analisa Tiap tiga bulan
Numerator Jumlah kumulatif pengisian triage di lembar rekam medik IGD Denominator Jumlah kumulatif lembar IGD yang disampling ( jumlah minimal
50 )
Sumber Data Sampel
Standar 100 %
Penanggung jawab
Pengumpul data Karu Instalasi Gawat Darurat 3; Respontime pelayanan Dokter IGD ≤ 5’
Judul Respontime pelayanan Dokter IGD ≤ 5’
Ruang Lingkup Pencegahan dan pengendalian dari kejadian yang dapat menimbulkan masalah bagi keselamatan pasien, keluarga pasien dan staf
Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas Struktur Proses Hasil
Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang cepat, responsif dan mampu menyelamatkan pasien gawat darurat
Definisi Operasional
Kecepatan pelayanan dokter di gawat darurat adalah Kecepatan pasien dilayani sejak pasien datang sampai mendapat pelayanan dokter (menit)
Frekuensi Pengumpulan Data Setiap bulan Periode Analisa Tiga bulan sekali Nomerator
Jumlah kumulatif waktu yang diperlukan sejak kedatangan semua pasien yang di sampling secara acak sampai dilayani dokter
Denominator Jumlah seluruh pasien yang di sampling (minimal n = 50)
Sumber Data Sample
Standar ≤ 5 menit terlayani setelah pasien datang Penanggungjawab Pengumpul Data Karu Instalasi Gawat Darurat
5.4; PELAYANAN INSTALASI RAWAT JALAN (IRJ) 1; Waktu tunggu di Rawat Jalan Poli Umum
Judul Waktu tunggu di Rawat Jalan Poli Umum Ruang Lingkup Harapan dan kepuasan pasien dan keluarga
Dimensi Mutu Akses
√
Struktur Proses Hasil
Tujuan Tersedianya pelayanan rawat jalan Poli Umum pada hari kerja di setiap rumah sakit yang mudah dan cepat diakses oleh pasien Definisi Operasional Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai pasien mendaftar sampai dilayani oleh dokter Umum Frekuensi Pengumpulan
Data 1 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien rawat jalan Poli Umum yang disurvey
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan Poli Umum yang disurvey Sumber Data Survey Pasien rawat jalan Poli Umum
Standar ≤ 60 menit
Penanggung jawab
Pengumpulan data Karu Instalasi Rawat Jalan 2; Waktu tunggu di Rawat Jalan Poli Spesialis
Judul Waktu tunggu di Rawat Jalan Poli Spesialis Ruang Lingkup Harapan dan kepuasan pasien dan keluarga
Dimensi Mutu Akses
Struktur Proses Hasil
Tujuan Tersedianya pelayanan rawat jalan Poli Spesialis pada hari kerja di setiap rumah sakit yang mudah dan cepat diakses oleh pasien Definisi Operasional Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai pasien
mendaftar sampai dilayani oleh dokter Spesialis Frekuensi Pengumpulan
Data 1 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien rawat jalan Poli Spesialis yang disurvey
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan Poli Spesialis yang disurvey Sumber Data Survey Pasien rawat jalan Poli Spesialis
Standar ≤ 60 menit
Penanggung jawab
Pengumpulan data Karu Instalasi Rawat Jalan
5.5; PELAYANAN INSTALASI KAMAR BERSALIN (IKB) 1; Pertolongan persalinan melalui SC
Judul Pertolongan Persalinan Melalui SC
Ruang Lingkup Prosedur bedah
Dimensi Mutu Efektifitas, keselamatan dan efisiensi Struktur Proses Hasil
√
√
Tujuan Tergambarnya pertolongan di rumah sakit yang sesuai dengan indikasi dan efisien
Definisi Operasional Seksio cesaria adalah tindakan persalinan melalui pembedahan abdominal baik elektif maupun emergensi.
Frekuensi Pengumpulan Data Satu Bulan Periode Analisa Tiga Bulan
Nomerator Jumlah persalinan dengan seksio cesaria dalam 1 bulan Denominator Jumlah seluruh persalinan dalam 1 bulan
Sumber Data Rekam Medis
Standar ≤ 100%
Penanggung jawab Pengumpul Data Karu Instalasi Kamar Bersalin
2; Angka kematian Ibu karena Eklamsia
Judul Kejadian kematian ibu karena Eklamsia Ruang Lingkup Kesalahan pengobatan dan KNC
Dimensi mutu Keselamatan
Struktur Proses Hasil
Tujuan Mengetahui mutu pelayanan rumah sakit terhadap pelayanan persalinan.
Definisi operasional
Kematian ibu melahirkan yang disebabkan eklampsia. Eklampsia adalah tanda pre eklampsia yang disertai dengan kejang dan atau penurunan kesadaran.
Pre-eklampsia dan eklampsia mulai terjadi pada kehamilan trimester kedua, pre-eklampsia dan eklampsia merupakan kumpulan dari dua dari tiga tanda, yaitu :
- Tekanan darah sistolik > 160 mmHg dan diastolik >110 mmHg - Protein uria > 5 gr/24 jam 3+/4-pada pemeriksaan kualitati - Oedem tungkai
Frekuensi pengumpulan data Tiap bulan Periode analisis Tiap tiga bulan
Numerator Jumlah kematian pasien persalinan karena eklampsia Denominator Jumlah pasien-pasien persalinan dengan eklampsia Sumber data Rekam medis rumah sakit
Standar pre-eklampsia < 30%
Penanggung jawab Pengumpul data Karu Instalasi Kamar Bersalin
3; Angka kematian Ibu karena perdarahan
Judul Kejadian kematian ibu karena perdarahan Ruang Lingkup Kesalahan pengobatan dan KNC
Dimensi mutu Keselamatan
Struktur Proses Hasil
Tujuan Mengetahui mutu pelayanan rumah sakit terhadap pelayanan persalinan.
√
Definisi operasional
Kematian ibu melahirkan yang disebabkan karena perdarahan Perdarahan adalah perdarahan yang terjadi pada saat kehamilan semua skala persalinan dan nifas.
Frekuensi pengumpulan data Tiap bulan Periode analisis Tiap tiga bulan
Numerator Jumlah kematian pasien persalinan karena pendarahan Denominator Jumlah pasien-pasien persalinan dengan pendarahan Sumber data Rekam medis rumah sakit
Standar Pendarahan < 1%
Penanggung jawab Pengumpul data Karu Instalasi Kamar Bersalin
4; Angka kematian Ibu karena Sepsis
Judul Kejadian kematian ibu karena Sepsis Ruang Lingkup Kesalahan pengobatan dan KNC
Dimensi mutu Keselamatan
Struktur Proses Hasil
Tujuan Mengetahui mutu pelayanan rumah sakit terhadap pelayanan persalinan.
Definisi operasional
Kematian ibu melahirkan yang disebabkan karena sepsis.
Sepsis adalah tanda-tanda sepsis yang terjadi akibat penanganan aborsi, persalinan dan nifas yang tidak ditangani dengan tepat oleh pasien atau penolong.
Frekuensi pengumpulan data Tiap bulan Periode analisis Tiap tiga bulan
Numerator Jumlah kematian pasien persalinan karena sepsis Denominator Jumlah pasien-pasien persalinan dengan sepsis. Sumber data Rekam medis rumah sakit
Standar sepsis < 0,2%
Penanggung jawab Pengumpul Data Karu Instalasi Kamar Bersalin
5; Respontime pelayanan Obgyn cito < 1 jam
Judul Respontime pelayanan Obgyn cito < 1 jam
Ruang Lingkup Pencegahan dan pengendalian dari kejadian yang dapat menimbulkan masalah bagi keselamatan pasien, keluarga pasien dan staf
Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas Struktur Proses Hasil
Tujuan
Terselenggaranya pelayanan yang cepat, responsif dari dokter SpOG sehingga mampu menyelamatkan pasien obsgyn gawat darurat < 1 jam
√ √
Definisi Operasional
Kecepatan pelayanan obsgyn cito < 1 jam adalah Kecepatan pasien dilayani sejak pasien dinyatakan oleh dokter obsgyn sebagai kasus obsgyn cito sampai dokter obsgyn menangani pasien secara langsung
Frekuensi Pengumpulan Data Setiap bulan Periode Analisa Tiga bulan sekali
Nomerator Jumlah kumulatif pasien obsgyn cito yang dilayani < 1 jam Denominator Jumlah seluruh pasien obsgyn cito
Sumber Data Survei
Standar 100 %
Penanggungjawab Pengumpul Data Karu Instalasi Kamar Bersalin
6; Respontime pelayanan persalinan dengan penyulit < 1 jam
Judul Respontime pelayanan persalinan dengan penyulit < 1 jam Ruang Lingkup Pencegahan dan pengendalian dari kejadian yang dapat menimbulkan masalah bagi keselamatan pasien, keluarga pasien
dan staf
Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas Struktur Proses Hasil
Tujuan
Terselenggaranya pelayanan yang cepat, responsif dari dokter SpOG sehingga mampu menyelamatkan pasien obsgyn yang mengalami persalinan dengan penyulit < 1 jam
Definisi Operasional
Kecepatan pelayanan persalinan dengan penyulit < 1 jam adalah Kecepatan pasien dilayani sejak pasien dinyatakan oleh dokter obsgyn sebagai kasus persalinan dengan penyulit sampai dokter obsgyn menangani pasien secara langsung
Frekuensi Pengumpulan Data Setiap bulan Periode Analisa Tiga bulan sekali
Nomerator Jumlah kumulatif pasien obsgyn cito yang dilayani < 1 jam Denominator Jumlah seluruh pasien obsgyn cito
Sumber Data Survei
Standar 100 %
Penanggungjawab Pengumpul Data Karu Instalasi Kamar Bersalin 7; Waktu tunggu pelayanan SC elektif < 24 jam
Judul Waktu tunggu pelayanan SC elektif < 24 jam Ruang Lingkup Harapan dan kepuasan pasien dan keluarga Dimensi Mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi Struktur Proses Hasil
Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang cepat, responsif dari dokter SpOG terhadap pasien dengan rencana SC elektif
Definisi Operasional Pelayanan SC elektif adalah pelayanan SC tanpa kegawatan ibu maupun janin
Frekuensi Pengumpulan Data Setiap bulan
√
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Nomerator Jumlah kumulatif pasien SC elektif yang dilayani < 24 jam Denominator Jumlah seluruh pasien SC elektif
Sumber Data Survei
Standar 100 %
Penanggungjawab Pengumpul Data Karu Instalasi Kamar Bersalin
5.6; PELAYANAN INSTALASI KAMAR OPERASI (IKO) 1; Waktu tunggu operasi elektif < 24 jam
Judul Waktu tunggu operasi elektif < 24 jam Ruang Lingkup Harapan dan kepuasan pasien dan keluarga Dimensi Mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi Struktur Proses Hasil
Tujuan Tergambarnya kecepatan penanganan antrian pelayanan bedah Definisi Operasional
Waktu tunggu operasi elektif adalah tenggang waktu mulai dokter memutuskan untuk operasi yang terencana sampai dengan operasi mulai dilaksanakan
Frekuensi Pengumpulan Data Satu Bulan Periode Analisa Tiga Bulan
Nomerator Jumlah kumulatif operasi elektif yang dilaksanakan < 24 jamdalam satu bulan Denominator Jumlah pasien operasi elektif dalam satu bulan
Sumber Data Survei
Standar 100 %
Penanggungjawab Pengumpul Data Kepala Instalasi Bedah Sentral/ Karu IKO
2; Pengisian Marking site bedah
Judul Pengisian marking site bedah
Ruang Lingkup Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar,pembedahan pada pasien yang benar
Dimensi Mutu Keselamatan
Struktur Proses Hasil
Tujuan Terlaksananya prosedur bedah yang aman
Definisi Operasional Marking site bedah adalah penandaan lokasi bedah pada tubuh pasien yang akan dilakukan pembedahan
Frekuensi Pengumpulan Data Satu Bulan Periode Analisa Tiga Bulan
√ √
Nomerator Jumlah kumulatif operasi yang melakukan marking site bedah Denominator Jumlah pasien operasi dalam satu bulan
Sumber Data Survei
Target 100 %
Penanggungjawab Pengumpul Data Kepala Instalasi Bedah Sentral/ Karu IKO
3; Kejadian kematian di meja operasi
Judul Kejadian kematian di meja operasi
Ruang Lingkup Prosedur Bedah
Dimensi Mutu Keselamatan, efektifitas Struktur Proses Hasil
Tujuan Tergambarnya efektifitas pelayanan bedah sentral dan anestesi dan kepedulian terhadap keselamatan pasien
Definisi Operasional
Kematian dimeja operasi adalah kematian yang terjadi di atas meja operasi pada saat operasi berlangsung yang diakibatkan oleh tindakan anastesi maupun tindakan pembedahan
Frekuensi Pengumpulan Data Tiap bulan dan sentinel event Periode Analisa Tiap bulan dan sentinel event
Nomerator Jumlah pasien yang meninggal dimeja operasi dalam satu bulan Denominator Jumlah pasien yang dilakukan tindakan pembedahan dalam satu
bulan
Sumber Data Rekam Medis, laporan keselamatan pasien
Standar ≤ 1 %
Penanggungjawab Pengumpul Data Kepala Instalasi Bedah Sentral/ Karu IKO
4; Insiden tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien setelah operasi
Judul Insiden tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien setelah operasi
Ruang Lingkup Prosedur Bedah
Dimensi Mutu Keselamatan Pasien
Struktur Proses Hasil Tujuan
Kejadian tertinggalnya benda asing adalah kejadian dimana benda asing sepertikapas, gunting, peralatan operasi dalam tubuh pasien akibat tundakan suatu pembedahan
Definisi Operasional
Kejadian salah satu tindakan pada operasi adalah kejadian pasien mengalami tindakan operasi yang tidak sesuai dengan yang direncanakan
Frekuensi Pengumpulan Data Satu bulan dan sentinel event Periode Analisa Satu bulan dan sentinel event
√
Nomerator
Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan dikurangi jumlah pasien yang mengalami tertinggalnya benda asing dalam tubuh akibat operasi dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang dioperasi dalam satu bulan Sumber Data Rekam Medis, laporan keselamatan pasien
Standar 100 %
Penanggungjawab Pengumpul Data Kepala Instalasi Bedah Sentral/ Karu IKO
5; Komplikasi Ansethesi karena over dosis, reaksi anesthesia, dan salah penempatan anesthesia endotracheal tube
Judul Komplikasi Anesthesi Karena Overdosisi, Reaksi Anesthesi dan Salah Penempatan Anesthesia Endotracheal Tube Ruang Lingkup Anesthesi dan penggunaan sedasi
Dimensi Mutu Keselamatan pasien Struktur Proses Hasil
Tujuan Tergambarkannya kecermatan tindakan anastesi dan monitoring pasien selama proses penundaan berlangsung
Definisi Operasional
Komplikasi anastesi adalah kejadian yang tidak diharapkan sebagai akibat komplikasi anastesi antara lain karena over dosis, reaksi anantesi dan salah penempatan endotracheal tube
Frekuensi Pengumpulan Data Satu bulan dan sentinel event Periode Analisa Satu bulan dan sentinel event
Nomerator Jumlah pasien yang mengalami komplikasi anastesi dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan
Sumber Data Rekam medis
Standar ≤ 6%
Penanggungjawab Pengumpul Data Kepala Instalasi Bedah Sentral/ Karu IKO
6; Tidak adanya kejadian operasi salah sisi
Judul Tidak adanya kejadian operasi salah sisi
Ruang Lingkup Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan pada pasien yang benar
Dimensi Mutu Keselamatan pasien Struktur Proses Hasil
Tujuan Tergambarnya kepedulian dan ketelitian instalasi bedah sentral terhadap keselamatan pasien
Definisi Operasional
Kejadian operasi salah sisi adalah kejadian dimana pasien dioperasi pada sisi yang salah, misalnya yang semestinya
dioperasi pada sisi kanan, ternyata yang dilakukan operasi adalah pada sisi kiri atau sebaliknya
Frekuensi Pengumpulan
Data 1 bulan dan sentinel event
Periode Analisa 1 bulan dan sentinel event √
Numerator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan dikurangi jumlah pasien yang dioperasi salah sisi dalam waktu satu bulan Denominator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan
Sumber Data Rekam medis, laporan keselamatan pasien
Standar 0 %
Penanggungjawab Pengumpul Data Kepala Instalasi Bedah Sentral/ Karu IKO
7; Tidak adanya kejadian operasi salah orang
Judul Tidak adanya kejadian operasi salah orang Ruang Lingkup Mengidentifikasi pasien dengan benar Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Struktur Proses Hasil
Tujuan Tergambarnya kepedulian dan ketelitian instalasi bedah sentral terhadap keselamatan pasien
Definisi Operasional Kejadian operasi salah orang adalah kejadian dimana pasien dioperasi pada orang yang salah
Frekuensi Pengumpulan
Data 1 bulan dan sentinel event
Periode Analisa 1 bulan dan sentinel event
Numerator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan dikurangi jumlah operasi salah orang dalam waktu satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan Sumber Data Rekam medis, laporan keselamatan pasien
Standar 0 %
Penanggungjawab Pengumpul Data Kepala Instalasi Bedah Sentral/ Karu IKO
8; Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi
Judul Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi
Ruang Lingkup Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan pada pasien yang benar
Dimensi Mutu Keselamatan pasien Struktur Proses Hasil Tujuan
Tergambarnya ketelitian dalam pelaksanaan operasi dan kesesuaiannya dengan tindakan operasi rencana yang telah ditetapkan
Definisi Operasional
Kejadian salah satu tindakan pada operasi adalah kejadian pasien mengalami tindakan operasi yang tidak sesuai dengan yang direncanakan
Frekuensi Pengumpulan
Data 1 bulan dan sentinel event
Periode Analisa 1 bulan dan sentinel event √
Numerator
Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan dikurangi jumlah pasien yang mengalami salah tindakan operasi dalam waktu satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan Sumber Data Rekam medis, laporan keselamatan pasien
Standar 0 %
Penanggungjawab Pengumpul Data Kepala Instalasi Bedah Sentral/ Karu IKO
9; Pengisian lembar check in, time out, check out
Judul Pengisian lembar check in, time out, check out bedah
Ruang Lingkup Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar,pembedahan pada pasien yang benar Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Struktur Proses Hasil
Tujuan Terlaksananya prosedur bedah yang aman
Definisi Operasional
Lembar check in, time out, check out bedah adalah lembar yang berisi mengenai urutan prosedur bedah yaitu sebelum induksi anestesi ("sign in"), sebelum sayatan kulit ("time out"), dan sebelum pasien meninggalkan ruang operasi ("sign out") Frekuensi Pengumpulan Data Satu Bulan
Periode Analisa Tiga Bulan
Nomerator Jumlah kumulatif operasi yang melakukan pengisian Lembar check in, time out, check out bedah
Denominator Jumlah pasien operasi dalam satu bulan
Sumber Data Laporan pengisian lembar check in, time out, check out
Target 100 %
Penanggungjawab Pengumpul Data Kepala Instalasi Bedah Sentral/ Karu IKO
5.7; PELAYANAN INSTALASI RAWAT INAP (IRI)
1;
Kejadian pulang paksaJudul Kejadian pulang paksa
Ruang Lingkup Meningkatkan komunikasi yang efektif Dimensi Mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan Struktur Proses Hasil
Tujuan Tergambarnya penilain pasien terhadap efektifitas pelayanan rumah sakit
Definisi Operasional Pulang paksa adalah pulang atas permintaan pasien atau keluarga pasien sebelum diputuskan boleh pulang oleh dokter Frekuensi Pengumpulan
Data 1 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah pasien pulang paksa dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang dirawat dalam satu bulan √
Sumber Data Rekam Medis
Standar ≤ 5 %
Penanggung jawab
Pengumpulan data Karu Instalasi Rawat Inap
2;
Pemberian konseling rokok pada pasien gagal jantungJudul Pemberian konseling rokok pada pasien gagal jantung Ruang Lingkup Meningkatkan komunikasi yang efektif
Dimensi Mutu Efektivitas, kesinambungan pelayanan, pencegahan Struktur Proses Hasil
Tujuan Mengurangi mortalitas dan morbiditas pada semua populasi terutama untuk pasien perokok dengan Gagal Jantung
Definisi Operasional
Melakukan konseling/ himbauan/ nasehat kepada pasien Gagal Jantung untuk tidak atau mengurangi kebiasaan merokok. Pedoman klinis sangat merekomendasikan konseling berhenti merokok untuk perokok dengan penyakit kardiovaskular, termasuk gagal jantung
Frekuensi Pengumpulan Data Satu bulan Periode Analisa Tiga bulan Nomerator
Pasien gagal jantung (perokok) yang menerima saran
penghentian merokok atau konseling selama tinggal di rumah sakit
Denominator Pasien gagal jantung yang berusia ≥18 tahun dengan riwayat merokok kapan saja, sebelum kedatangan ke rumah sakit dan.
Sumber Data Rekam Medis
Standar 100%
Penanggungjawab Pengumpul Data Karu Instalasi Rawat Inap
3;
Pemberian konseling rokok pada pasien pneumoniaJudul Pemberian Konseling Rokok Pada Pasien Pneumonia Ruang Lingkup Meningkatkan komunikasi yang efektif
Dimensi Mutu Efektivitas, kesinambungan pelayanan, pencegahan Struktur Proses Hasil
Tujuan Mengurangi mortalitas dan morbiditas pada semua populasi terutama untuk pasien perokok dengan Gagal Jantung
Definisi Operasional
Melakukan konseling/ himbauan/ nasehat kepada pasien Pneumonia untuk tidak atau mengurangi kebiasaan merokok. Pedoman klinis sangat merekomendasikan konseling berhenti merokok untuk perokok dengan penyakit kardiovaskular, termasuk gagal jantung
Frekuensi Pengumpulan Data Satu bulan Periode Analisa Tiga bulan
Nomerator Pasien pneumonia (perokok) yang menerima saran penghentian merokok atau konseling selama tinggal di rumah sakit
√
Denominator Pasien pneumonia yang berusia ≥18 tahun dengan riwayat merokok kapan saja, sebelum kedatangan ke rumah sakit
Sumber Data Rekam Medis
Standar 100%
Penanggungjawab Pengumpul Data Karu Instalasi Rawat Inap
4;
Pasien AMI ≥ 18 tahun yang mendapat aspirin < 24 jam sejak pasien tiba di RSJudul Pasien AMI ≥ 18 tahun yang mendapat aspirin < 24 jam sejak pasien tiba di rumah sakit Ruang Lingkup Penggunaan Antibiotik Dan Obat Lainnya
Dimensi Mutu Kesinambungan pelayanan, efektivitas, ketepatan waktu Struktur Proses Hasil
Tujuan Menurunkan morbiditas dan mortalitas pasien AMI
Definisi Operasional Pemberian Aspirin pada pasien AMI yang berumur ≥ 18 Tahun kurang dari 24 jam sejak pasien datang di Rumah Sakit Frekuensi Pengumpulan Data Setiap Bulan
Periode Analisa Setiap 3 Bulan
Nomerator Pasien AMI yang mendapat Aspirin dalam 24 jam sebelum atausesudah pasien tiba di Rumah Sakit Denominator Pasien AMI yang berumur ≥18 tahun
Sumber Data Rekam Medis
Standar 100 %
Penanggungjawab Pengumpul Data Karu Instalasi Rawat Inap
5;
Peresepan aspirin pada pasien AMI yang akan pulangJudul Peresepan aspirin pada pasien ami yang akan pulang Ruang Lingkup Penggunaan antibiotik dan obat lainnya
Dimensi Mutu Kesinambungan pelayanan, efektivitas Struktur Proses Hasil
Tujuan
-
Mengurangi resiko efek samping dan kematian dari pasien AMI-
Pencegahan sekunder pada kejadian Kardiovaskulerberikutnya pada pasien post AMI
Definisi Operasional Pemberian terapi Aspirin pada pasien yang memenuhi syarat boleh pulang setelah menderita AMI
Frekuensi Pengumpulan Data Satu Bulan Periode Analisa Tiga Bulan
Nomerator Pasien AMI yang mendapat resep Aspirin pada saat akan pulang Denominator Pasien AMI yang berusia ≥ 18 tahun
Sumber Data Rekam Medis
√
Standar 100 %
Penanggungjawab Pengumpul Data Karu Instalasi Rawat Inap
5.8; PELAYANAN INSTALASI HIGH CARE UNIT (HCU)
1; Rata-rata pasien kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang sama < 72 jam
Judul Rata-rata Pasien Kembali ke Perawatan Intensif dengan Kasus yang Sama < 72 Jam
Ruang Lingkup Assesment Pasien
Dimensi Mutu Efektifitas
Struktur Proses Hasil
Tujuan Tergambarnya keberhasilan perawatan intensif
Definisi Operasional Pasien kembali keperawatan intensif dari ruang rawat inap dengan kasus yang sama dalam waktu < 72 jam
Frekuensi Pengumpulan Data Satu Bulan Periode Analisa Tiga Bulan
Nomerator Jumlah pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang sama < 72 jam dalam 1 bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang dirawat di ruang intensif dalam 1 bulan
Sumber Data Rekam medis
Standar ≤ 3%
Penanggungjawab Pengumpul Data Karu Instalasi High Care Unit (HCU)
2; Terlayaninya pasien masuk HCU
Judul Terlayaninya pasien masuk HCU
Ruang Lingkup Pencegahan dan pengendalian dari kejadian yang dapat menimbulkan masalah bagi keselamatan pasien, keluarga dan staf
Dimensi Mutu Akses
Struktur Proses Hasil
Tujuan Tergambarnya terpenuhinya kebutuhan pasien terhadap pelayanan HCU
Definisi Operasional
Pasien yang membutuhkan pelayanan HCU adalah pasien yang kondisinya sesuai dengan indikasi masuk HCU.
Terlayaninya pasien masuk HCU adalah pasien yang membutuhkan pelayanan HCU dapat terlayani.
Frekuensi Pengumpulan Data Satu Bulan Periode Analisa Tiga Bulan
Nomerator Jumlah kumulatif pasien yang diajukan masuk HCU dan bisa terlayani
Denominator Jumlah seluruh pasien HCU selama satu bulan yang diajukan dan yang bisa terlayani di HCU
√ √
Sumber Data Laporan pasien baru HCU
Target 100 %
Penanggungjawab Pengumpul Data Karu Instalasi High Care Unit (HCU)
5.9; PELAYANAN KAMAR BAYI RESIKO TINGGI (KBRT) 1; Kemampuan menangani BBLR 1500 gr – 2500 gr
Judul Kemampuan Menangani BBLR 1500 gram – 2500 gram Ruang Lingkup Manajemen penggunaan sumber daya
Dimensi Mutu Efektifitas dan keselamatan Struktur Proses Hasil
Tujuan Tergambarnya kemampuan rumah sakit dalam menangani BBLR Definisi Operasional BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan 1500 gr-2500 gr Frekuensi Pengumpulan Data Satu bulan
Periode Analisa Tiga bulan
Nomerator Jumlah BBLR 1500 gr-2500 gr yang berhasil ditangani Denominator Jumlah seluruh BBLR 1500 gr-2500 gr yang ditangani
Sumber Data Rekam Medis Rumah Sakit
Standar 100%
Penanggungjawab Pengumpul Data Karu Instalasi KBRT
5.10; INSTALASI REKAM MEDIS
1;
Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayananJudul Kelengkapan pengisian rekam medis 24 jam setelah selesai pelayanan Ruang Lingkup Ketersediaan, isi dan penggunaan catatan medik
Dimensi Mutu Kesinambungan pelayanan dan keselamatan Struktur Proses Hasil
Tujuan Tergambarnya tanggung jawab dokter dalam kelengkapan informasi rekam medik
Definisi Operasional
Rekam medik yang lengkap adalah, rekam medik yang telah diisi lengkap oleh dokter dalam waktu < 24 jam setelah selesai pelayanan rawat jalan atau setelah pasien rawat inap diputuskan untuk pulang, yang meliputi identitas pasien, anamnesis, rencana asuhan, pelaksanaan asuhan, tindak lanjut dan resume Frekuensi Pengumpulan Data Satu bulan
Periode Analisa Tiga bulan
Nomerator Jumlah rekam medik yang disurvey dalam 1 bulan yang diisi lengkap
Denominator Jumlah rekam medik yang disurvey dalam 1 bulan
Sumber Data Survey
Standar 100%
√
Penanggungjawab Pengumpul Data Ka. Instalasi Rekam Medik
2;
Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat jalanJudul Waktu penyediaan dokumen RM pelayanan rawat jalan Ruang Lingkup Ketersediaan, isi dan penggunaan catatan medik Dimensi Mutu Efektifitas, kenyamanan, efisiensi
Struktur Proses Hasil
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan pendaftaran rawat jalan
Definisi Operasional
Dokumen rekam medis rawat jalan adalah dokumen rekam medis pasien baru atau pasien lama yang digunakan pada pelayanan rawat jalan. Waktu penyediaan dokumen rekam medik mulai dari pasien mendaftar sampai rekam medis disediakan/ditemukan oleh petugas
Frekuensi Pengumpulan Data Satu bulan Periode Analisa Tiga bulan
Nomerator Jumlah kumulatif waktu penyediaan rekam medis sampel rawat jalan yang diamati
Denominator Total sampel penyediaan rekam medis yang diamati (N tidak kurang dari 100)
Sumber Data Hasil survei pengamatan diruang pendaftaran rawat jalan untuk pasien baru/diruang rekam medis untuk pasien lama.
Standar Rerata ≤ 10 menit
Penanggungjawab Pengumpul Data Kepala Instalasi Rekam Medik
3;
Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat inapJudul Waktu penyediaan dokumen RM pelayanan rawat inap Ruang Lingkup Ketersediaan, isi dan penggunaan catatan medik Dimensi Mutu Efektifitas, kenyamanan, efisiensi
Struktur Proses Hasil
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan rekam medik rawat inap
Definisi Operasional
Dokumen rekam medis rawat inap adalah dokumen rekam medis pasien baru atau pasien lama yang digunakan pada pelayanan rawat inap. Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat inap adalah waktu mulai pasien diputuskan untuk rawat inap oleh dokter sampai rekam medik rawat inap tersedia di bangsal pasien
Frekuensi Pengumpulan Data Satu bulan Periode Analisa Tiga bulan
Nomerator Jumlah kumulatif waktu penyediaan rekam medis sampel rawat inap yang diamati
Denominator Total sampel penyediaan rekam medis rawat inap yang diamati Sumber Data Hasil survei pengamatan diruang pendaftaran rawat jalan
Standar Rerata ≤ 15 menit
Penanggungjawab Pengumpul Data Ka. Instalasi Rekam Medik √
4;
Kelengkapan Informed Concent setelah mendapatkan informasi yang jelasJudul Kelengkapan Informed Concent Setelah Mendapatkan InformasiYang Jelas Ruang Lingkup Ketersediaan, isi dan penggunaan catatan medik
Dimensi Mutu Keselamatan
Struktur Proses Hasil Tujuan
Tergambarnya tanggung jawab dokter untuk memberikan kepada pasien dan mendapat persetujuan dari pasien akan tindakan medik yang dilakukan
Definisi Operasional
Informed concent adalah persetujuan yang diberikan pasien/keluarga pasien atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut
Frekuensi Pengumpulan Data Satu Bulan Periode Analisa Tiga Bulan Nomerator
Jumlah pasien yang mendapat tindakan medik yang disurvey yang mendapat informasi lengkap sebelum memberikan persetujuan tindakan medik dalam 1 bulan
Denominator Jumlah pasien yang mendapat tindakan medik yang disurvey dalam 1 bulan
Sumber Data Survey
Standar 100 %
Penanggungjawab Pengumpul Data Ka. Instalasi Rekam Medik
5;
Ketepatan waktu penyusunan laporan RL 1,2,3,4,5Judul Ketepatan waktu penyusunan laporan RL 1,2,3,4,5 Ruang Lingkup Pelaporan yang diwajibkan oleh perundang-undangan
Dimensi Mutu Efektivitas
Struktur Proses Hasil
Tujuan Tergambarnya disiplin pelaporan dari Instalasi Rekam Medis tentang Data Kegiatan Rumah Sakit
Definisi Operasional
Laporan RL 1 Data Dasar Rumah Sakit Laporan RL 2 Ketenagaan
Laporan RL 3 Pelayanan
Laporan RL 4 Morbiditas dan Mortalitas Laporan RL 5 Pengunjung Rumah Sakit Frekuensi Pengumpulan Data Satu Bulan
Periode Analisa Tiga Bulan
Nomerator Jumlah laporan yang diselesaikan sebelum tanggal setiap bulan berikutnya dalam tiga bulan Denominator Jumlah laporan yang harus diselesaikan dalam tiga bulan Sumber Data Instalasi Rekam Medis
Standar 100 %
Penanggungjawab Pengumpul Data Ka. Instalasi Rekam Medik
6;
Tersedianya laporan demografi pasien dan diagnosa klinis √Judul Tersedianya laporan demografi pasien dan diagnosa klinis Ruang Lingkup Demografi pasien dan diagnosa klinis
Dimensi Mutu Efektivitas
Struktur Proses Hasil
Tujuan Tergambarnya wilayah yang mempunyai jumlah kunjungan pasientertinggi di rumah sakit Definisi Operasional Kunjungan pasien merupakan
Frekuensi Pengumpulan Data Satu Bulan Periode Analisa Tiga Bulan
Nomerator
-Denominator
-Sumber Data Instalasi Rekam Medis
Standar Ada
Penanggungjawab Pengumpul Data Ka. Instalasi Rekam Medik
5.11; INSTALASI FARMASI
1; Kesalahan pemberian obat dengan sistem UDD
Judul Kesalahan pemberian obat dengan sistem UDD Ruang Lingkup Kesalahan Pengobatan dan KNC
Dimensi mutu Keamanan, efisiensi Struktur Proses Hasil Tujuan
Definisi operasional
Frekuensi pengumpulan data 1 bulan Periode analisis 3 bulan Numerator
Denominator Sumber data
Standar 0%
Penanggung jawab Pengumpul Data Kepala Instalasi Farmasi
2; Waktu tunggu pelayanan obat jadi < 15 menit
Judul Waktu tunggu pelayanan obat jadi < 15 menit Ruang Lingkup Harapan dan kepuasan pasien dan keluarga
√
Dimensi mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi Struktur Proses Hasil
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan farmasi
Definisi operasional Waktu tunggu pelayanan obat jadi adalah tenggang waktu mulai pasien menyerahkan resep sampai dengan menerima obat jadi Frekuensi pengumpulan data 1 bulan
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu pelayanan obat jadi < 10 menit dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang disurvey dalam bulan tersebut (minimal 50)
Sumber data Sampling
Standar 90 %
Penanggung jawab Pengumpul Data Kepala Instalasi Farmasi
3; Waktu tunggu pelayanan obat racikan < 30 menit
Judul Waktu tunggu pelayanan obat racikan < 30 menit Ruang Lingkup Harapan dan kepuasan pasien dan keluarga Dimensi mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi Struktur Proses Hasil
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan farmasi Definisi operasional
Waktu tunggu pelayanan obat racikan adalah tenggang waktu mulai pasien menyerahkan resep sampai dengan menerima obat racikan
Frekuensi pengumpulan data 1 bulan Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu pelayanan obat racikan < 15 menit dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang disurvey dalam bulan tersebut (minimal 50)
Sumber data Survey
Standar 90 %
Penanggung jawab Pengumpul Data Kepala Instalasi Farmasi
4; Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat
Judul Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat
Ruang Lingkup Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai Dimensi Mutu Keselamatan dan kenyamanan
Struktur Proses Hasil√
√
Tujuan Tergambarnya kejadian kesalahan dalam pemberian obat
Definisi Operasional
Kesalahan pemberian obat meliputi : 1. Salah nama
2. Salah dalam memberikan jenis obat 3. Salah dalam memberikan dosis 4. Salah orang
5. Salah jumlah Frekuensi Pengumpulan Data Satu Bulan Periode Analisa Tiga Bulan
Nomerator Jumlah seluruh pasien instalasi farmasi yang disurvey dikurangi jumlah pasien yang mengalami kesalahan pemberian obat Denominator Jumlah seluruh pasien instalasi farmasi yang disurvey
Sumber Data Survey
Standar 100 %
Penanggungjawab Pengumpul Data Kepala Instalasi Farmasi
5; Kejadian stok obat esensial kosong
Judul Kejadian stok obat esensial kosong
Ruang Lingkup Pengadaan rutin peralatan kesehatan dan obat untuk memenuhikebutuhan pasien Dimensi Mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi
Struktur Proses Hasil
Tujuan Tergambarnya sisitem penyetokan obat yang baik
Definisi Operasional
Stok obat kosong dapat disebabkan :
1;
Keterlambatan pemesanan obat2;
Keterlambatan distribusi obat3;
Kosong pabrikFrekuensi Pengumpulan Data Satu Bulan Periode Analisa Tiga Bulan
Nomerator Jumlah stok obat esensial yang kosong Denominator Jumlah seluruh obat esensial
Sumber Data Sampling ( minimal 5 kali sampling)
Standar 100 %
Penanggungjawab Pengumpul Data Kepala Instalasi Farmasi
5.12; INSTALASI LABORATORIUM
1; Tidak adanya kesalahan pemberian hasil pemeriksaan laboratorium
Judul Tidak Adanya Kejadian Kesalahan Pemberian hasil pemeriksaan laboratorium Ruang Lingkup Pelayanan laboratorium
Dimensi Mutu Keselamatan
Struktur Proses Hasil √
Tujuan Tergambarnya kejadian kesalahan dalam pemberian hasil pemeriksaan laboratorium
Definisi Operasional Kesalahan pemberian hasil laboratorium adalah penyerahan hasil pemeriksaan lab yang tidak sesuai dengan identitas pasien Frekuensi Pengumpulan Data Satu Bulan
Periode Analisa Tiga Bulan
Nomerator Jumlah kesalahan pemberian hasil pemeriksaan laboratorium dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang melakukan pemeriksaan laboratorium
Sumber Data Laporan penyerahan hasil lab
Standar 0 %
Penanggungjawab Pengumpul Data Kordinator laboratorium
2; Pemenuhan kebutuhan darah bagi setiap pelayanan transfusi
Judul Pemenuhan Kebutuhan Darah Bagi Setiap Pelayanan Tranfusi Ruang Lingkup Penggunaan Darah Dan Produk Darah
Dimensi Mutu Keselamatan dan kesinambungan pelayanan Struktur Proses Hasil
Tujuan Tergambarnya kemampuan bank darah rumah sakit dalam menyediakan kebutuhan darah Definisi Operasional Cukup jelas
Frekuensi Pengumpulan Data Satu bulan Periode Analisa Tiga bulan
Nomerator Jumlah permintaan kebutuhan darah yang dapat dipenuhi dalam 1 bulan
Denominator Jumlah seluruh permintaan darah dalam 1 bulan
Sumber Data Survey
Standar 100 %
Penanggungjawab Pengumpul Data Kepala instalasi bank darah
5.13; INSTALASI RADIOLOGI 1; Angka reject hasil rontgen
Judul Angka Reject Hasil Rontgen
Ruang Lingkup Pelayanan Radiologi dan Pencitraan Diagnostik Dimensi Mutu Efektifitas dan efisiensi
Struktur Proses Hasil
Tujuan Tergambarnya efektifitas dan efisiensi pelayanan rontgen
Definisi Operasional Kegagalan pelayanan rontgen adalah kerusakan foto yang tidak dapat dibaca
√
Frekuensi Pengumpulan Data Satu Bulan Periode Analisa Tiga Bulan
Nomerator Jumlah foto rusak yang tidak dapat dibaca dalam 1 bulan Denominator Jumlah seluruh pemeriksaan foto dalam 1 bulan
Sumber Data Register Radiologi
Standar ≤ 2%
Penanggungjawab Pengumpul Data Koordinator Radiologi
5.14; INSTALASI GIZI
1; Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian diet
Judul Tidak adanya kesalahan dalam pemberian diet Ruang Lingkup Kesalahan pengobatan dan KNC
Dimensi mutu Keamanan, efisien Struktur Proses Hasil
Tujuan Tergambarnya kesalahan dan efisiensi pelayanan instalasi gizi Definisi operasional Kesalahan dalam memberikan diet adalah kesalahan dalam
memberikan jenis diet. Frekuensi pengumpulan data 1 bulan
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pemberian makanan yang disurvey dikurangi jumlah pemberian makanan yang salah diet.
Denominator Jumlah pasien yang disurvey dalam satu bulan
Sumber data Survey
Standar 100%
Penanggung jawab Pengumpul Data Ka. Instalasi Gizi
2; Ketepatan waktu pemberian makanan kepda pasien
Judul Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien Ruang Lingkup Harapan dan kepuasan pasien dan keluarga
Dimensi mutu Efektifitas, akses, kenyamanan Struktur Proses Hasil
Tujuan Tergambarnya efektifitas pelayanan instalasi gizi Definisi operasional
Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien adalah ketepatan penyediaan makanan, pada pasien sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
√
Frekuensi pengumpulan data 1 bulan Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pasien rawat inap yang disurvei yang mendapat makanan tepat waktu dalam satu bulan. Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap yang disurvei
Sumber data Survey
Standar ≥ 90 %
Penanggung jawab Pengumpul Data Ka. Instalasi Gizi
3; Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien
Judul Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien Ruang Lingkup Harapan dan kepuasan pasien dan keluarga Dimensi mutu Efektifitas dan efisien
Struktur Proses Hasil
Tujuan Tergambarnya efektifitas dan efisiensi pelayanan instalasi gizi Definisi operasional
Sisa makanan adalah porsi makanan yang tersisa yang tidak dimakan oleh pasien (sesuai dengan pedoman asuhan gizi rumah sakit)
Frekuensi pengumpulan data 1 bulan Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif porsi sisa makanan dari pasien yang disurvey Denominator Jumlah pasien yang disurvey dalam satu bulan
Sumber data Survey
Standar ≥ 20 %
Penanggung jawab Pengumpul Data Kepala Instalasi Gizi/Kepala Instalasi Rawat Inap
4; Persentase ketepatan waktu pelayanan konsultasi gizi di Instalasi Rawat Inap
Judul Persentase ketepatan waktu pelayanan konsultasi gizi di Instalasi Rawat Inap
Ruang Lingkup Harapan dan kepuasan pasien dan keluarga Dimensi mutu Efektifitas dan efisien
Struktur Proses Hasil
Tujuan Tergambarnya efektifitas dan efisiensi pelayanan instalasi gizi
Definisi operasional
Konsultasi gizi adalah serangkaian proses belajar untuk mengembangkan pengertian dan sikap positif pasien terhadap makanan agar dapat membentuk dan memiliki kebiasaan makanan yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Frekuensi pengumpulan data 1 bulan
√
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah konsultasi gizi antara jam 07.00 sampai dengan 14.00 yang dilayani
Denominator Jumlah permintaan konsultasi gizi
Sumber data Survey
Standar 100 %
Penanggung jawab Pengumpul Data Ka. Instalasi Gizi
5.15; KEUANGAN 1; Cost Recovery
Judul Cost recovery
Ruang Lingkup Manajemen keuangan
Dimensi mutu Efisiensi, efektivitas Struktur Proses Hasil
Tujuan Tergambarnya tingkat kesehatan keuangan di rumah sakit Definisi operasional
Cost recovery adalah jumlah pendapatan fungsional dalam periode waktu tertentu dibagi dengan jumlah pembelanjaan operasional dalam periode waktu tertentu.
Frekuensi pengumpulan data 1 bulan Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pendapatan fungsional dalam satu bulan Denominator Jumlah pembelanjaan operasional dalam satu bulan Sumber data Sub bagian kepegawaian
Standar >40%
Penanggung jawab Pengumpul Data Bagian Keuangan
2; Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan
Judul Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan
Ruang Lingkup Manajemen keuangan
Dimensi mutu Efektivitas
Struktur Proses Hasil
Tujuan Tergambarnya disiplin pengelolaan keuangan rumah sakit Definisi operasional
Laporan keuangan meliputi realisasi anggaran dan arus kas Laporan keuangan harus diselesaikan sebelum tanggal 10 setiap bulan berikutnya
Frekuensi pengumpulan data Tiga bulan Periode analisis Tiga bulan
√
Numerator Jumlah laporan keuangan yang diselesaikan sebelum tanggal setiap bulan berikutnya dalam tiga bulan
Denominator Jumlah laporan keuangan yang harus diselesaikan dalam tiga bulan
Sumber data Sub bagian kepegawaian
Standar 100%
Penanggung jawab Pengumpul Data Bagian Keuangan
3; Kecepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat inap
Judul Kecepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat inap
Ruang Lingkup Manajemen keuangan
Dimensi mutu Efektivitas, kenyamanan Struktur Proses Hasil
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan informasi pembayaran pasien rawat inap
Definisi operasional
Informasi tagihan pasien rawat inap meliputi semua tagihan pelayanan yang telah diberikan.
Kecepatan waktu pemberian informasi tagihan pasien rawat inap adalah waktu mulai pasien dinyatakan boleh pulang oleh dokter sampai dengan informasi tagihan diterima oleh pasien.
Frekuensi pengumpulan data Tiap bulan Periode analisis Tiap tiga bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu pemberian informasi tagihan pasien rawat inap yang diamati dalam satu bulan
Denominator Jumlah total pasien rawat inap yang diamati dalam satu bulan
Sumber data Hasil pengamatan
Standar < 2 jam
Penanggung jawab Pengumpul Data Bagian Keuangan
4; Ketepatan waktu pemberian imbalan (insentif) sesuai kesepakatan waktu
Judul Ketepatan waktu pemberian imbalan (insentif) sesuai kesepakatan waktu
Ruang Lingkup Manajemen keuangan
Dimensi mutu Efektivitas
Struktur Proses Hasil
Tujuan Tergambarnya kinerja manajemen dalam memperhatikan kesejahteraan karyawan. Definisi operasional Insentif adalah imbalan yang diberikan kepada karyawan sesuai
dengan kinerja yang dicapai dalam satu bulan. Frekuensi pengumpulan data Tiap 6 bulan
√