DEPARTEMEN SURGICAL
DEPARTEMEN SURGICAL
LAPORAN PENDAHULUAN ABSES SKROTUM
LAPORAN PENDAHULUAN ABSES SKROTUM
UNTUK MEMENUHI TUGAS PROFESI NERS DI RUANG 14
UNTUK MEMENUHI TUGAS PROFESI NERS DI RUANG 14
DI RSUD dr. SAIFUL ANWAR MALANG
DI RSUD dr. SAIFUL ANWAR MALANG
OLEH:
OLEH:
YESSIE ROHAN
YESSIE ROHAN
NIM. 1250021!11"0"#
NIM. 1250021!11"0"#
KELOMPOK 4
KELOMPOK 4
PROGRAM
PROGRAM STUDI
STUDI ILMU
ILMU KEPERAWA
KEPERAWATA
TAN
N
FA
FAKULTA
KULTAS
S KEDOKTER
KEDOKTERAN U
AN UNI$ERSI
NI$ERSITA
TAS
S BRAWI%AY
BRAWI%AYA
A
MALANG
MALANG
201#
201#
A P&'(&r)*+'
Abses Skrotum merupakan salah satu kasus dalam bidang urologi yang harus
segera ditangani untuk mencegah terjadinya kerusakan pada testis dan terjadinya
Fournier’s gangrene. Abses Srotum adalah kumpulan purulen pada ruang diantara
tunika vaginalis parietalis dan viseralis yang berada mengelilingi Testis. Abses
skrotum,terjadi apabila terjadi infeksi bakteri dalam skrotum. Bakteri dapat
menyebar dari kandung kemih atau uretra atau dapat berasal dari penyakit menular
seksual !"S#. Apabila bila tidak diobati, infeksi dapat mengakibatkan terjadinya
abses skrotum.
Abses Skrotum terjadi akibat suatu infeksi,dan membutuhkan tindakan
pembedahan. !embentukan abses merupakan suatu komplikasi dari abses
pelvis,dan komplikasi dari infeksi pada suatu luka. Abses Skrotum dapat terjadi
superficial maupun intraskrotal. Skrotum merupakan kelanjutan dari lapisan dinding
perut. $si skrotum terdiri dari testis, epididimis, dan struktur korda spermatika.
B A'+),-*
Sr,)/-Struktur
luar
dari sistem reproduksi pria terdiri dari penis dan
skrotum kantung %akar#.Struktur dalamnya terdiri dari& sepasang testis,epididimis,vas
deferens. Sedangkan kelenjar tambahan terdiri dari& vesikula seminalis,kelenjar
prostat,dan bulbourethralis. Skrotum merupakan kantong longgar yang tersusun
dari& kulit,fasia,dan otot polos yang membungkus dan melindungi testis di luar tubuh
dan pada suhu optimum berfungsi untuk memproduksi sperma. Skrotum juga
merupakan sebuah kantong dari jaringan fibromuskular yang terdapat septum atau
sekat dibagian tengahnya yang memisahkan skrotum kiri dan kanan. Setiap skrotum
terdiri dari& testis,epididimis dan bagian dari spermatic cord.
G+-+r ,r(+' R&r,d/* Pr*+:
'apisan pada skrotum terdiri dari& kulit skrotum,muskulus (artoskelanjutan
dari fasia colles#,fascia spermatic e)ternalkelanjutan dari apponeurosis dari
muskulus oblikus abdominus eksternus#,fascia cremasterickelanjutan dari muskulus
oblikus abdominus internus#,dan fascia spermatica internalkelanjutan dari muskulus
transversalis#,yang mana bagian luarnya berhubungan dengan lapisan parietal dari
tunika vaginalis,lapisan visceral dari tunika vaginalis yang melekat pada testis
*ulit dan muskulus dartos pada skrotum disuplai oleh cabang arteri pudendal
interna pada daerah perineal,dan pudendal e)ternal yang merupakan cabang dari
arteri femoralis. Bagian paling dalam dari muskulus dartos disuplai oleh arteri
cremasterica yang merupakan cabang dari arteri epigastrika inferior.+ena pada
skrotum berjalan bersamasama dengan arteri,yang menuju ke vena pudendal
e)terna dan setelah itu ke vena safena magna. Aliran sistim limfatik pada kulit
skrotum dimulai dari pembuluh darah pudendal e)terna ke pembuluh limfe secara
superficial pada inguinal medial. !ada skrotum banyak terdapat saraf sensorik yang
disuplai oleh saraf genitofemoralispadapermukaan skrotum bagian anterior dan
lateral#,saraf ilioinguinalpermukaan anterior skrotum#,dan oleh percabangan nervus
perinealpermukaan skrotum bagian posterior#.!ercabangan dari nervus cutaneus
femoral posteriorpermukaan inferior skrotum#.
C E)*,3,(*
-pididimitis dan epididymoorkitis adalah dua yang paling umum penyebab nyeri
skrotum akut pada orang deasa. $nfeksi biasanya berasal dari saluran
genitourinari,
khususnya kandung kemih, uretra, dan prostat. yang paling patogen adalah
/eisseria gonorrhea,0hlamydia trachomatis, -scherichia coli, !roteus atau mirabilis.
!enyebab umum dari infeksi skrotum, yang dapat menyebabkan abses, termasuk
penyakit menular seksual, seperti gonore dan klamidia. $nfeksi virus,juga dapat
mengakibatkan infeksi skrotum.
!ada umumnya abses skrotum merupakan komplikasi dari
suatu
penyakit,seperti& appendisitis,epididimitis,orchitis,trauma,varikokeldan abses pelvis.
Abses skrotum yang superficial,biasanya berasal dari infeksi pada folokel
rambut,ataupun luka bekas operasi pada skrotum. Abses intrascrotal paling sering
muncul dari epididimitis bakteri, tetapi juga mungkin terkait dengan infeksi dari
epididimitis TB,selain itu dapat timbul dari abses testis yang pecah melalui tunika
albuginea, atau drainase usus buntu ke dalam skrotum melalui prosesus vaginalis.
Abses skrotum dapat juga terjadi sebagai akibat dari ekstravasasi urin yang
terinfeksi dari uretra yang terjadi pada pasien dengan striktur uretra dan kandung
kemih neurogenik menggunakan perangkat koleksi eksternal.
123!enyebab paling
umum adalah postneglected testis torsi atau epididymo orchitis necroti%ing.
penyebab lain termasuk infeksi hidrokel atau TB infeksi.
!enyebab yang sangat jarang adalah apendisitis akut, dengan kurang dari 45
kasus yang dilaporkan dalam literatur. *ebanyakan pasien datang dengan tanda
tanda skrotum akut akibat apendikular patologi memiliki riayat !!+!aten
!rocesus +aginaliss#.
!ada pria yang aktif secara seksual, organisme yang utama adalah 0hlamydia
trachomatis dan /eisseria gonorrhea, klamidia yang menjadi lebih umum. !ada pria
homoseksualengan usia kurang dari 25 tahun, dan bakteri coliform yang menjadi
penyebab utama. !ada lakilaki tua yang biasanya kurang aktif secara
seksual,bakteri patogen saluran kemih adalah organisme yang paling umum, seperti&
-scherichia coli dan pseudomonas menjadi lebih umum, namun, patogen. Trauma
biasanya
bermanifestasi sebagai pembengkakan skrotum dengan hematoma
intratesticular dan skrotum dan berbagai tingkat e kimosis dinding skrotum.
D T+'d+ d+' G&+3+
(alam kasus ini abses yang terjadi adalah pada skrotum, tanda dan gejala abses biasanya !aling sering, abses akan menimbulkan /yeri tekan dengan massa yang berarna merah, hangat pada permukaan abses, dan lembut. 6ingga terjadi nekrosis pada jaringan permukaan skrotum.
"enurut Smelt%er 7 Bare 4889#, gejala dari abses tergantung kepada lokasi dan pengaruhnya terhadap fungsi suatu organ saraf. :ejalanya bisa berupa&
a /yeri b /yeri tekan c Teraba hangat d !embengkakan e *emerahan f (emam
!ada pasien yang mengalami abses skrotum mungkin memiliki gejala yang berkaitan dengan etiologi abses seperti gejala infeksi saluran kemih atau penyakit menular seksual, seperti frekuensi, urgensi, disuria,dan ukuran penis.123 (iagnosis abses
skrotum sering ditegakan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik. Skrotum sering eritema dan terjadi peradangan selain itu dapat teraba fluktuasi pada skrotum.
• Anamnesis
(ari anamnesis dapat di temukan& pasien yang baru menderita epididimitis atau orchitis namun tidak menjalani pengobatan secara teratur,komplikasi dari perforasi appendisitis, komplikasi dari operasi,sirkumsisi,vasektomi dan 0hron’s disease. !asien datang dengan keluhan nyeri dan dapat pula disertai dengan demam. 6al ini juga dapat terjadi pada pasien yang telah di drainase atau pada pasien dengan gejala massa pada testis.
!asien biasanya mengeluh rasa sakit skrotum yang hebat, kemerahan, panas, nyeri dan toksisitas sistemik termasuk demam dan leukositosis. !asien mungkin atau tidak mengeluh muntah.
Gambar abses skrotum pada anak &
Apabila terjadi trauma pada skrotum maka dapat ditemukan gambaran klinis & /yeri akut pada skrotum, pembengkakan, memar, dan kerusakan akibat cedera kulit skrotum yang merupakan gejala klinis utama. Bahkan dapat terjadi pada luka terisolasi;tertutup, sakit perut, mual, muntah, dan dapat menimbulkan kesulitan berkemih.
• Pemeriksaan Fisik
!emeriksaan ini sangat membantu karena ditemukan skrotum teraba lembut atau kenyal. !ada pemeriksan fisik dapat ditemukan& bengkak pada skrotum,tidak keras,dan merah pada skrotum,dan dapat menjadi fluktuan.
Selain itu palpasi pada testis untuk menentukan epididimoorchitis dan gejala karsinoma testis. !ada pemeriksaan skrotum dapat juga menggambarkan ukuran,karakteristik,dan massa yang terjadi pada testis.
Adanya pembesaran pasa skrotum bisa berhubungan dengan pembesaran testis atau epididimis,hernia,varikokel,spermatokel,dan hidrokel. !embesaran pada testis dapat disebabkan oleh tumor atau peradangan. !embesaran pada skrotum yang nyeri
dapat disebabkan oleh peradangan akut epididimis atau testis,torsio korda spermatika,atau hernia strangulata. Apabila skrotum membesar dan dicurigai hidrokel maka dapat dilakukan tes transluminasi.
E P&-&r*++' d*+(',)*
• 'aboratorium
9 !ada pemeriksaan laboratorium biasanya ditemukan peningkatan sel darah putih leukosit# yang diakibatkan oleh terjadinnya inflamasi atau infeksi pada skrotum.
4 Selain itu dapat dilakukan *ultur urin dan pearnaan gram untuk mengetahui kuman penyebab infeksi.
2 Analisa urin untuk melihat apakah disertai pyuria atau tidak
< Tes penyaringan untuk klamidia dan gonorhoeae.
5 *ultur darah bila dicurigai telah terjadi infeksi sistemik pada penderita
• =ltrasonografi
!ada pemeriksaan =ltrasonografi pyocele akan memberikan gambaran yang lebih parah, 6al itu membedakan dari hidrocele. Septa atau lokulasi, level cairan menggambarkan permukaan dari hidrocele ;pyocele,dan gas pada pembentukan organisme. !emeriksaan =S: biasanya menunjukankan akumulasi cairan ringan dengan gambaran internal atau lesi hypoechoic yang diserai dengan isi skrotum normal atau bengkak.
=S: skrotum sangat membantu dalam mendiagnosis abses intraskrotal terutama jika ada massa inflamasi. =S: skrotum dapat menggambarkan perluasan abses ke dinding skrotum, epididimis, dan atau testis. =S: skrotum adalah tambahan yang berguna untuk mendiagnosis dan pemeriksaan fisik dalam penilaian abses skrotum. 6al ini memungkinkan untuk lokalisasi abses skrotum serta evaluasi vaskularisasi dari epididimis dan testis, yang mungkin terlibat.
Scrotal sonogram showing the testes adjacent to the inflamed epididymis with a reactive hydrocele.
• 0TScan
0T Scan juga dapat digunakan untuk melihat adanya penyebaran abses. !emeriksaan >ealtime ultrasound harus dilakukan jika terjadi fraktur,dan harus ditangani dengan eksplorasi skrotal. Testis yang mengalami kontusio biasanya memberikan respon yang baik terhadap istirahat dan analgesia.
F P&'+)+3++'++'
"anajemen abses intrascrotal, terlepas dari penyebabnya, memerlukan drainase bedah dimana rongga abses harus dibuka dan dikeringkan, termasuk testis jika terlibat. >ongga harus dibiarkan terbuka. Fournier gangren necroti%ing fasciitis# membutuhkan resusitasi cepat dan eksplorasi bedah dan debridemen serta antibiotik yang agresif. Abses Superficial juga memerlukan insisi dan drainase. =ntuk mengobati abses skrotum, diagnosis yang tepat dari penyebab infeksi diperlukan untuk menentukan pengobatan yang cocok.
(apat dilakukan drainase dan pertimbangan untuk orkidoctomy yang diikuti dengan pemberian agen antimicrobial untuk abses intratestikular. Abses skrotum yang terjadi superficial dapat ditangani dengan insisi dan drainase. Tidak ada kontraindikasi terhadap drainase abses intrascrotal,selain pada pasien yang terlalu sakit untuk menahan operasi. !asien dengan gangren Fournier necroti%ing fasciitis# membutuhkan penanganan yang cepat.
Abses skrotum Superfisial, yang terbatas pada dinding skrotum, sering dapat diobati dengan infiltrasi kulit sekitar abses dan kemudian menggores diatas abses dengan pisau sampai rongga dibuka dan dikeringkan. >ongga tersebut kemudian dibiarkan untuk tetap terbuka dan dikeringkan.
Sayatan dan drainase abses intrascrotal biasanya dilakukan dengan anestesi umum. *ulit yang, melapisi area fluktuasi massa.!ada ?aringan subkutan digunakan elektrokauter sampai ditemui tunika vagina.123.?aringan devitali%ed, termasuk
epididimis dan testis dilakukan debridement. 'uka skrotum dibiarkan terbuka dan dikeringkan untuk mencegah berulangnya abses.
Scrotal drainage following groin exploration.
'angkahlangkah penanganan abses skrotum&
• Anestesi
Sayatan dan drainase abses skrotum yang dangkal sering dapat dilakukan dengan infiltrasi daerah abses dengan anestesi intravena. !engobatan bedah pada abses intrascrotal sering memerlukan anestesi umum atau spinal. !asien dengan gangren Fourniernecroti%ing fasciitis# sering dieksplorasi di baah anestesi umum sesuai keparahan penyakit dan luasnya potensi penyakit. :angren Fournier merupakan nekrosis dan fasikulitis pada perineum atau daerah kelamin laki laki,yang merupakan tanda aal gangguan pada skrotum.19@3 !asienpasien ini
memerlukan resusitasi agresif dan institusi antibiotik spektrum luas yang mencakup kedua organisme aerobik dan anaerobik.
• !eralatan
$nstrumentasi yang diperlukan untuk pengobatan abses intrascrotal adalah baha banyak digunakan untuk berbagai eksplorasi bedah. >ongga luka harus dibiarkan terbuka dan dikemas atau dibersihkan. 0ystoscopt A harus tersedia untuk menyingkirkan patologi uretra sebagai sumber infeksi serta instrumentasi untuk sigmoidoskopi ;anoskopis untuk menyingkirkan sumber anorektal penyakit.
• !osisi pasien
!ada kebanyakan kasus, posisi pasien dalam posisi terlentang dengan skrotum dicukur dan alat kelamin ditutup dan dibungkus. ?ika diduga Fournier gangren necroti%ing fasciitis#, maka posisi litotomi lebih berguna karena memungkinkan akses ke dinding perut bagian baah, genitalia, dan daerah perianal.
G K,-3*+*
Tindakan bedah menjadi penanganan yang paling utama yang disertai dengan pemberian Antibiotik spektrum luas untuk mencegah infeksi akibat flora genitourinari. Sayatan, debridement,merupakan penanganan dari pengobatan abses intrascrotal, dan
kegagalan yang terjadi dapat menyebabkan tindakan debridement dan drainase harus dilanjutkan. Fournier gangren necroti%ing fasciitis# adalah sebuah operasi darurat dan membutuhkan resusitasi hemodinamik cepat, antibiotik spektrum luas, dan intervensi bedah yang agresif. 6al ini membutuhkan ruang operasi untuk debridement. Bahkan di era bedah modern, tingkat kematian untuk Fournier gangren necroti%ing fasciitis# tetap tinggi, mendekati 58. 0edera isi intrascrotal mungkin terjadi akibat eksplorasi. Selain itu, epididimitis yang parah dapat menyebabkan nekrosis epididimis dan hilangnya fungsi kemudian terjadi perluasan ke testis dapat menyebabkan abses testis dan nekrosis.
Penanganan pasca-pembedahan:
Setelah eksplorasi bedah aal, luka skrotum di jaga secara teratur untuk mencegah akumulasi materi purulen dan debridement jaringan devitali%ed. "enjaga luka terbuka memungkinkan untuk granulat dari dasar, mencegah terjadinya luka tertutup sehingga mencegah terjadinya infeksi sekunder. Terapi antibiotik pascaoperasi harus disesuaikan dengan kultur urin dan sensitivitas luka dan harus dilanjutkan sampai infeksi teratasi.
Apabila abses skrotum tidak ditangani dengan baik maka dapat menyebabkan Fournier’s gangrene,yaitu& nekrosis pada kulit skrotum,dan merupakan kasus kegaatdaruratan. Fournier gangren necroti%ing fasciitis# dapat menyebabkan kehilangan jaringan yang signifikan memerlukan pencangkokan kulit berikutnya untuk skrotum,serta hilangnya kulit perut dan perineum. $ndividu mungkin memerlukan penempatan tabung suprapubik untuk pengalihan cara berkemih serta kolostomi.
H Pr,(',*
Abses skrotum dapat kambuh kembali apabila fokus infeksi primernya tidak
diatasi dengan baik. *egagalan untuk mengidentifikasi sumber infeksi, seperti
striktur uretra yang mendasarinya, dapat menyebabkan terjadinya kekambuhan.
"eskipun resusitasi agresif, antibiotik spektrum luas, dan intervensi bedah
agresif, angka kematian dengan Fournier gangren tetap tinggi.
1. A/+' K&&r+6+)+' +d+ A& Sr,)/-A. P&'(+*+'.
!engkajian adalah usaha untuk mengumpulkan datadata sesuai dengan respon klien baik dengan pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, aacara, observasi dan dokumentasi secara biopsikososiospiritual (oenges,
4889#.(ata yang harus dikumpulkan dalam pengkajian yang dilakukan pada kasus abses menurut (oenges, 4889# adalah sebagai berikut &
a. Aktifitas;istirahat
(ata Subyektif & !using, sakit kepala, nyeri, mulas.
(ata byektif & !erubahan kesadaran, masalah dalam keseimbangan cedera trauma#.
b. Sirkulasi
(ata byektif& kecepatan bradipneu, takhipneu#, pola napas hipoventilasi, hiperventilasi, dll#.
c. $ntegritas ego
(ata Subyektif& !erubahan tingkah laku; kepribadian tenang atau dramatis# (ata byektif & cemas, bingung, depresi.
d. -liminasi
(ata Subyektif & $nkontinensia kandung kemih;usus atau mengalami gangguan fungsi.
e. "akanan dan cairan
(ata Subyektif & "ual, muntah, dan mengalami perubahan selera makan. (ata byektif & "engalami distensi abdomen.
f. /eurosensori.
(ata Subyektif & *ehilangan kesadaran sementara, vertigo.
(ata byektif & !erubahan kesadaran bisa sampai koma, perubahan status mental, kesulitan dalam menentukan posisi tubuh.
g. /yeri dan kenyamanan
(ata Subyektif & nyeri pada rahang dan bengkak (ata byektif & Cajah meringis, gelisah, merintih. h. !ernafasan
(ata Subyektif & !erubahan pola nafas.
(ata bjektif& !ernapasan menggunakan otot bantu pernapasan; otot aksesoris.
i. *eamanan
(ata Subyektif & Trauma baru akibat gelisah.
(ata byektif & (islokasi gangguan kognitif. :angguan rentang gerak. B. Pr*,r*)+ &&r+6+)+'
a. "engurangi ansietas dan trauma emosional b. "enyediakan keamanan fisik
c. "encegah komplikasi d. "eredakan rasa sakit
e. "emberikan fasilitas untuk proses kesembuhan
f. "enyediakan informasi mengenai proses penyakit;prosedur pembedahan, prognosis dan kebutuhan pengobatan
g. Tujuan pemulangan
h. *omplikasi dicegah;diminimalkan i. >asa sakit dihilangkan;dikontrol
j. 'uka sembuh;fungsi organ berkembang ke arah normal
k. !roses penyakit;prosedur pembedahan, prognosis, dan regimen terapeutik dipahami
C. D*+(',+ K&&r+6+)+'
a. /yeri Akut yang berhubungan dengan egen injuri biologi b. 6ipertermi yang berhubungan dengan proses penyakit
c. *erusakan $ntergritas kulit yang berhubungan dengan trauma mekanik.
D. R&'7+'+ K&&r+6+)+'
"enurut ?ohnson, "arion "eridean "aas dan Sue "oorhead, ed 4888#
rencana keperaatan terdiri dari &
9. /yeri Akut yang berhubungan dengan Agen $njury Biologi
a. Tujuan
'evel nyaman.
b. *riteria hasil &
N
,
$'d*+),r
1
2
"
4 5
9.
"elaporkan secara fisik sehat
4.
"eloporkan puas dapat mengontrol gejala
2.
"engekspresikan puas dengan fisiknya
<.
"engekspresikan
kepuasan
dengan
berhubungan
Sosial
5.
"engekspresikan kepuasan secara spiritua
D.
"elaporkan puas dengan kemandiriannya
@.
"elaporkan puas dengan kontrol nyeri
*eterangan &
9 & Sangat tidak sesuai
4 & Sering tidak sesuai
2 & *adang tidak sesuai
< & ?arang tidak sesuai
5 & Sesuai
c.
$ntervensi ?oane 0, "c.0loskey, 9EED#
9# "anajemen /yeri
a# *aji nyeri secara komprehensif meliputi lokasi, karakteristik durasi,
frekuensi, dan faktor presipitas.
b# bservasi reaksi non verbal dari ketidak nyamanan
c# Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
d# Berikan analgesik untuk mengurangi nyeri, klabrasi dengan dokter jika
e# Ajarkan teknik non farmakologi, lbiotedback, leahsasi, distraksi,
anagenh administrasi
f# Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan derajat nyeri sebelum obat
g# 0ek riayat alergi
h# "onitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama
kali
i# Berikan analgesik tepat aktu terutama saat nyeri hebat sesuai
porgram
j# -valuasi efektifitas analgesik tanda dan gejala efek samping
k# 'aksanakan terapi dokter untuk pemberian obat
4. 6ipertermi yang berhubungan dengan proses penyakit ?ohnson, "arion
"eridean "aas dan Sue "oorhead, ed., 4888#
a. Tujuan &
Status termoregulasi
b. *riteria hasil &
N
,
$'d*+),r
1
2
"
4 5
9.
Suhu tubuh (B/
4.
!erubahan arna kulit
2.
Tidak ada kegelisahan kelelahan
<.
!erubahan (B/
5.
Tidak ada ditensi pernapasan
(B/ & dalam batas normal
*eterangan & 9. Tidak pernah sesuai harapan
4. ?arang sesuai harapan
2. *adang sesuai harapan
<. Sering sesuai harapan
5. Selalu sesuai harapan
c.
$ntervensi ?oane 0, "c.0loskey, 9EED#
9# "enangani panas
a#"onitor temperatur tiap jam
b#"onitor arna kulit dan temperatur tiap jam
c# "onitor TT+ tiap jam
d#Tingkatkan pemasukan cairan melalui mulut
4# !engaturan suhu
a# "onitor suhu paling sedikit 4 hari sesuai kebutuhan
b#"onitor temperatur baru sampai stabil
c# "onitor gejala hipertermi
d# "onitor TT+
e#kolaborasi dalam pemberian antipiretik
f# Atur suhu lingkungan sesuai kebtuhan pasien
g# Berikan pemasukan nutrisi dan cairan yang adekuat.
2. *erusakan $ntegritas kulit yang berhubungan dengan trauma mekanik
?ohnson, "arion "eridean "aas dan Sue "oorhead, ed., 4888#
a. Tujuan
$ntegritas kulit dan jaringan yang normal setelah dilakukan peraatan
b. *riteria hasil &
$'d*+),r
1
2
"
4
5
9. Temperatur jaringan
4. Sensasi
2. -lastisitas
<. hidrasi
5. >espiasi
D. arna
@. ketebalan
. keutuhan kulit
*eterangan &
9. Tidak !ernah sesuai 6arpan
4. ?arang Sesuai harapan
2. *adang Sesuai 6arpan
<. Sering Sesuai 6arapan
5. Selalu Sesuai 6arapan
c.
$ntervensi ?oansone 0, "c0loskey, 9EED#
9#!eraatan luka
a#0atat karakteristik luka
b#0atat karakteristik drainese
c# :unakan saleb kulit atau isi
d#!akaikan pakaian yang longgar
e#:unakan prinsip steril untuk peraatan luka
f# Ajarkan keluarga dan pasien prosedur peraatan luka
Daftar Pustaka
1 Burner.david,Ellie L Ventura,Jhon J Devlin. Scrotal PyoceleUncommon Urologic Emergency.!online "pr#Jun $%&$'.!cited $%&( )ebruary %*th'. "vailable +rom
http---.ncbi.nlm.nih.ovpmcarticlesP/0((*&123
2 Ells-orth,Pamela 4. Scrotal Abscess Drainage. !online $%&&'.!cited $%&( January $$th'. "vailable +rom ---.medscape.com
3 5laassen,6achary 7 ". Male Reproductive Organ Anatomy.!online $%&&'.!cited $%&( January $$th'. "vailable +rom ---.medscape.com
Sloane,Ethel. Anatomi dan !isiologi untu" #emula. Jakarta Penerbit Buku 5edokteran. &**2.p(38#(2$.
$ Price,Sylvia ",Lorraine / 7ilson. #ato%isiologi & t'edition.7illson,Lorraine
/,5athleen Branson 9illeas. (angguan Sistem Reprodu"si )a"i*la"i. Jakarta Penerbit Buku 5edokteran.$%%(. chapter :2.p&(&&#&($*.