PRESENTASI KASUS
PRESENTASI KASUS
ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
POLIP CERVIX
POLIP CERVIX
IDENTITAS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
N NAAMMAA :: NNyy..SS U UMMUURR :: 5500 ttaahhuunn A AGGAAMMAA :: IIssllaamm PPEEKKEERRJJAAAANN : : KKaarryyaawwaann A
ALLAAMMAATT : : CCiimmaanndde e hhiilliir r T TAANNGGGGAAL L MMAASSUUKK : : 220 0 AAgguussttuus s 22001111 T TAANNGGGGAAL L PPEEMMEERRIIKKSSAAAANN : : 220 0 AAGGUUSSTTUUS S 22001111
ANAMNESA
ANAMNESA
Keluhan Utama : Keluhan Utama :Keluar benjolan dari kemaluan saat mengedan. Keluar benjolan dari kemaluan saat mengedan. Keluhan Tambahan :
Keluhan Tambahan :
Nyeri perut bawah hingga selangkangan. Nyeri perut bawah hingga selangkangan. Riwayat Penyakit Sekarang :
Riwayat Penyakit Sekarang : Pas
Pasien ien datdatang ang dendengan gan kelkeluhauhan n kelkeluar uar benbenjoljolan an dardari i alaalat t kelkelamiamin n saasaatt mengedan sejak 2 bulan yang lalu. Pasien juga merasakan nyeri perut bawah yang mengedan sejak 2 bulan yang lalu. Pasien juga merasakan nyeri perut bawah yang menja
menjalar lar hingghingga a selangselangkangakangan. n. PasiPasien en juga mengeluh sering juga mengeluh sering keputkeputihan, warnaihan, warna putih susu dan tidak berbau. Pasien tidak merasa gatal di daerah kemaluan.
putih susu dan tidak berbau. Pasien tidak merasa gatal di daerah kemaluan.
Pada bulan Juli mulai timbul flek berwarna kecoklatan setiap hari. Pada Pada bulan Juli mulai timbul flek berwarna kecoklatan setiap hari. Pada saat pasien haid darah yang keluar sangat banyak seperti banjir sehingga setiap saat pasien haid darah yang keluar sangat banyak seperti banjir sehingga setiap hari pasien harus mengganti softex-nya sebanyak
hari pasien harus mengganti softex-nya sebanyak 4x.4x.
Pada tanggal 3 agustus 2011 pasien mendapat haid lagi. Darah yang keluar Pada tanggal 3 agustus 2011 pasien mendapat haid lagi. Darah yang keluar banyak dan disertai dengan gumpalan darah yang berukuran agak besar.
banyak dan disertai dengan gumpalan darah yang berukuran agak besar.
Pasien sudah pernah berobat di poliklinik tempat ibu bekerja dan diberi Pasien sudah pernah berobat di poliklinik tempat ibu bekerja dan diberi obat minum (lupa nama obatnya) tetapi tidak ada perbaikan.
Riwayat BAK :
Lancar, warna kuning jernih, tidak ada darah, tidak nyeri saat berkemih. Riwayat BAB:
Lancar, 2 hari sekali, konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan, tidak ada darah dan lendir.
Riwayat penyakit dahulu :
-
Alergi (+)-
Maag (+)-
Darah tinggi-
Kencing manis disangkal-
AsmaRiwayat penyakit keluarga :
-
Darah tinggi (-)-
Kencing manis (-)-
Asma (-)-
Alergi (-)Riwayat Haid :
Menarche usia 12 thn, siklus haid teratur, durasi 28 hari, selama 7 hari, tidak ada keluhan nyeri setiap haid, ± 3-4 softex /hari
Riwayat kehamilan : P3A0
Anak I : Laki-laki, 3800 gr, umur 30 thn, sehat, persalinan normal oleh paradji. Anak II : Perempuan, 3600 gr, umur 26 thn, sehat, persalinan normal oleh bidan. Anak III : Laki-laki, 3500 gr, umur 21 thn, persalinan normal oleh paradji.
Riwayat Perkawinan : Menikah 1 kali Riwayat KB :
Riwayat operasi : (-)
PEMERIKASAAN FISIK
Status generalis :
Keadaan umum : tampak sakit ringan Kesadaran : compos mentis
Gizi : baik
TD : 160/ 90 mmHg Pernapasan: 20 x/mnt Nadi : 88 x/mnt Suhu : 36,70C
Mata : CA , SI
-/-Telinga : tidak ada kelainan Hidung : tidak ada kelainan Mulut : tidak ada kelainan
Leher : KGB tidak teraba membesar
Jantung : BJ I/II murni, gallop (-), murmur (-) Paru : sonor, vesikuler, Rh , Wh
-/-Abdomen : flat, BU (+) normal, supel, NTE (-), hepar & lien tidak teraba, timpani. Ekstremitas : edem -/-, akral hangat
Status ginekologi :
PD : teraba benjolan berwarna merah yang keluar dari cervix, bertangkai, konsistensi kenyal, dan tidak berdarah.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium 19 Agustus 2011
Hasil Nilai Normal Hemoglobin 9,7 gr% 12-15 g% Hematokrit 28 % 36-46 %
Leukosit 4600 /UL 4.000 – 10.000 /UL Trombosit 263.000 /UL 150.000 – 450.000 /UL Bleeding time 2’00” 1’ - 6’
Clothing time 12’00” 6’ – 11’
SGOT 16 µ/L 0 – 37µ/L
Ureum 19,3 mg/dL 10 – 50 mg/dL Creatinin 0,79 mg/dL 0,5 – 1,2 mg/dL GDS 112 mg/dL 80 – 120 mg/dL
RESUME
Telah diperiksa seorang perempuan berusia 50 tahun datang dengan keluhan keluar benjolan dari kemaluan sejak 2 bulan yang lalu. Terdapat nyeri perut bawah dan menjalar hingga ke selangkangan.
Keputihan (+) warna putih susu dan bau (-), flek warna kecoklatan (+), perdarahan sangat banyak saat haid dan disertai dengan gumpalan darah yang
agak besar.
Pasien sudah berobat dan diberi obat minum tetapi tidak ada perbaikan.
DIAGNOSA
Polip Cervix
PERENCANAAN
Ekstirpasi polip + Kuretase PA
PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad Fungtionam : dubia ad bonam Ad Sanationam : dubia ad bonam
PEMBAHASAN
BAB IPENDAHULUAN
Serviks merupakan bagian uterus yang berada di bagian bawah, berupa saluran yang menghubungkan uterus dengan vagina. Pada daerah ini sering didapatkan pola pertumbuhan jaringan abnormal, baik jinak maupun ganas. Salah satu kasus yang dapat ditemukan adalah bentuk polip serviks. Polip serviks merupakan pertumbuhan massa polip atau tumor bertangkai, yang berasal dari permukaan kanal serviks. Polip serviks tumbuh dari kanal serviks dengan pertumbuhan ke arah vagina. Terdapat berbagai ukuran dan biasanya berbentuk gelembung-gelembung dengan tangkai yang kecil. Secara histopatologi, polip serviks sebagian besar bersifat jinak (bukan merupakan keganasan) dan dapat terjadi pada seseorang atau kelompok polulasi.1,2
Polip serviks dapat tumbuh dari lapisan permukaan luar serviks dan disebut sebagai polip ektoserviks. Polip ektoserviks sering diderita oleh wanita yang telah memasuki periode paska-menopause, meskipun dapat pula diderita oleh wanita usia produktif. Prevalensi kasus polip serviks berkisar antara 2 hingga 5% wanita.2 Pada wanita premenopause (di atas usia 20 tahun) dan telah memiliki
setidaknya satu anak, pertumbuhan polip sering berasal dari bagian dalam serviks, atau disebut polip endoserviks. Meskipun pembagian polip serviks menjadi polip ektoserviks dan endoserviks cukup praktis untuk menentukan lokasi lesi berdasarkan usia, namun hal itu bukan merupakan ukuran absolut untuk
menetapkan letak polip secara pasti. Sejumlah prosedur lain tetap harus dilakukan sebelum tindakan bedah dan pengobatan dilakukan.1
Polip serviks memiliki ukuran kecil, yaitu antara 1 hingga 2 cm. Namun, ukuran polip dapat melebihi ukuran rata-rata dan disebut polip serviks raksasa bila melebihi diameter 4 cm. Polips serviks berukuran besar jarang ditemukan di polulasi dan gambaran mengenai penyakit ini sedikit sekali dibahas dalam
literatur-literatur ginekologi. Dalam laporan kasus international yang termuat di MEDLINE, hanya terdapat 8 kasus yang dilaporkan sepanjang periode 1966 – 2002, menggambarkan kecilnya angka kejadian tersebut di dunia.3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Anatomi Serviks
Secara anatomi makro, serviks memiliki ukuran diameter antara 2,5-3 cm dan panjang 3-5cm. Posisi anatomi serviks normal adalah sedikit angulasi ke bawah-depan. Di bagian bawah, serviks berhubungan dengan vagina sebagai portio vaginalis dan bagian kanal serviks yang berhubungan dengan vagina disebut orificium uterina externus atau mulut rahim. Kanal serviks berukuran sekitar 8 mm. Bagian antara endoserviks dan kavum uteri disebut itsmus dan merupakan bagian dari segmen bawah rahim.4
Sirkulasi limfatik serviks yang utama meliputi nodus parametrial, obturator, iliaka internal, dan iliaka eksternal. Aliran limfe sekunder meliputi nodus presakral, iliaka komunis, dan nodus para-aortika. Innervasi serviks adalah plexus Frankenhauser, yang merupakan bagian terminal dari plexus presakral.
Serabut saraf memasuki segmen bawah rahim dan bagian atas serviks membentuk pleksus semisirkuler. Vaskularisasi utama serviks berasal dari cabang desendens
arteri uterina dan cabang servikal arteri vaginalis. Aliran vena mengikuti pembuluh darah arteri.4
Secara anatomi mikroskopis, stroma servikal terdiri atas campuran serabut fibrous, muskular (15%) dan jaringan elastik. Epitel tersusun atas skuamosa di bagian ektoserviks dan kolumnar di bagian endoserviks. Di antara kedua area tersebut, terdapat bentuk peralihan antara epitel di ektoserviks dan endoserviks yang disebut squamocolumnar junction. Pada bagian distal area ini tersusun atas epitel metaplastik squamosa yang imatur. Trauma, iritasi kronis, dan infeksi
berperan penting terjadinya perkembangan dan maturitas epitel serviks menjadi bentuk neoplastik.4
B. Gambaran Umum Polip Serviks
Pertumbuhan polip merupakan implikasi dari degenerasi hiperplastik fokal di daerah serviks, sebagai konsekuensi dari proses inflamasi kronik, stimulasi hormonal abnormal, atau kongesti vaskular lokal di area serviks. Kejadian polip sering dihubungkan dengan hiperplasia endometrial, yang menunjukkan adanya keterlibatan faktor estrogen yang berlebihan.5
Gambar 1. Polip Serviks.
Polip endoserviks biasanya berwarna merah, dengan ujung seperti nyala api, fragil, dan bervariasi dalam ukuran, dari beberapa mm hingga mencapai lebar 3 cm dan panjang beberapa cm (gambar 1). Polip seringkali tumbuh di endoserviks yang berbatasan dengan ektoserviks, berbasis lebat, dan mengandung jaringan ikat fibrosa. Karena sering terjadi ekstravasasi darah ke jaringan, maka
sering terjadi perdarahan pada kelainan ini. Infiltrasi sel-sel radang menyebabkan leukorea.5
Polip ektoserviks berwarna agak pucat atau merah daging, lunak, dan tumbuh melingkar atau memanjang dari pedikel. Polip ini tumbuh di area porsio dan jarang sekali menimbulkan perdarahan sebagaimana polip endoserviks atau degenerasi polipoid maligna. Secara mikroskopis, jaringan polip ektoserviks lebih banyak mengandung serat fibrosa di banding polip endoserviks. Polip ektoserviks memiliki atau bahkan tidak mengandung kelenjar mukosa. Bagian luar polip ektoserviks dilapisi oleh epitel stratifikatum skuamosa.4
Perubahan sel menjadi ganas dapa terjadi, terutama pada polip ektoserviks yang disertai inflamasi kronik, yang sering menyebabkan nekrosis di bagian ujung polip. Insidensi degenerasi maligna dari polip ektoserviks diperkirakan kurang dari 1%. Karsinoma sel skuamosa merupakan yang tersering, meskipun adenokarsinoma juga pernah dilaporkan.1,2
Struktur polip memiliki vaskularisasi yang adekuat, sehingga bila terjadi torsi atau trauma (saat koitus) dapat terjadi perdarahan. Selain itu, dapat pula terjadi infeksi dan inflamasi yang cukup berpotensi meluas ke organ-organ sekitar. Karena setiap polip memiliki kemungkinan untuk berdegenerasi maligna,
maka pemeriksaan sitologi perlu dilakukan setelah polip dieksisi atau diekstirpasi.5
C. Gambaran Klinis 1. Gejala dan Tanda
Polip serviks sering kali tidak bergejala, namun perlu dipertimbangkan bila ternyata terdapat riwayat:1,3
- Leukorea
- Perdarahan di luar siklus menstruasi - Perdarahan setelah koitus
- Perdarahan setelah menopause
Perdarahan intermenstrual atau paska-koitus merupakan gejala umum untuk polip serviks.
Gejala lain yang juga berhubungan dengan kelainan ini adalah leukorea dan hipermenorea. Perdarahan abnormal vagina juga sering dilaporkan. Perdarahan paska-menopause merupakan gambaran umum penyakit pada wanita lanjut usia. Pada kasus infertilitas wanita juga patut dilacak apakah terdapat adanya peradangan serviks atau polip.1,2,6
Polip serviks tampak sebagai massa kecil, merah, dan tampak seperti jari yang keluar melalui kanal serviks dan biasanya berukuran panjang 1-2 cm dan diameter 0,5-1 cm. Umumnya, polip ini teraba lunak bila dilakukan pemeriksaan menggunakan jari.1,5
2. Pemeriksaan Radiologi
Polip yang terletak jauh di endoserviks dapat dievaluasi melalui pemeriksaan histerosalfingografi atau sonohisterografi dengan infus salin.
Biasanya, hasil pemeriksaan ini memberikan hasil yang bermakna dalam mengetahui adanya polip atau kelainan lainnya.4
Sitologi vagina dapat menunjukkan adanya tanda infeksi dan sering kali ditemukan sel-sel atipik. Pemeriksaan darah dan urin tidak terlalu banyak membantu menegakkan diagnosis.3,4
4. Pemeriksaan Khusus
Polip yang terletak jauh di kanal endoserviks tidak dapat dinilai melalui in speculo biasa, tetapi dapat dilakukan pemeriksaan khusus menggunakan speculum endoserviks atau histeroskopi. Seringkali polip endoserviks ditemukan secara tidak sengaja pada saat dilakukan pemeriksaan perdarahan abnormal. Pemeriksaan ultrasonografi dilakukan untuk menyingkirkan adanya massa atau polip yang tumbuh dari uterus.1,2
D. Diagnosis Banding
Massa polipoid yang tampak tumbuh dari serviks tidak selalu didiagnosis sebagai polip serviks. Adenokarsinoma endometrium atau sarkoma endometrial dapat tumbuh di bagian mulut rahim, dan sering kali kelainan ini menyebabkan perdarahan dan leukorea lebih sering.5 Pada dasarnya, polip serviks tidak sulit
dibedakan dengan bentuk kelainan polipoid lainnya secara inspeksi. Bentuk pertumbuhan ulseratif dan atipik merupakan ciri mioma submukosa pedenkel
kecil atau polip endometrial yang tumbuh di bagian bawah uterus. Biasanya kelainan ini menyebabkan dilatasi serviks, dan keluar melalui OUE menyerupai polip. Hasil konsepsi, misalnya desidua, dapat mendorong keluar serviks sehingga
menyerupai jaringan polipoid.
Kondilomata, mioma submukosa, dan karsinoma polipoid didiagnosis dengan
pemeriksaan mikroskopis.1,5
E. Komplikasi Penyakit
Polip serviks dapat terinfeksi, biasanya oleh kelompok Staphylococcus,Streptococcus, dan jenis patogen lainnya. Infeksi serius biasanya terjadi setelah dilakukan instrumentasi medik untuk menegakkan diagnosis atau setelah membuang polip. Antibiotik spektrum luas perlu diberikan bila tanda awal
infeksi telah tampak. Inisiasi atau eksaserbasi salfingitis akut dapat terjadi sebagai konsekuensi polipektomi.5
F. Penatalaksanaan
- Dilakukan ekstirpasi pada tangkainya
- Dilakukan curettage sehingga seluruhnya dapat dikeluarkan - Hasil pemeriksaan menentukan terapi lebih lanjut
Sebagian besar polip serviks dapat dihilangkan di poliklinik atau tempat praktik. Hal ini karena sebagian besar polip serviks berukuran kecil. Teknik pembuangan polip serviks yang berukuran kecil umumnya tidak sulit. Biasanya
dengan cara memfiksasi pedikel menggunakan hemostat atau instrument pemfiksasi lain kemudian memutar pedikel hingga lepas. Perdarahan yang terjadi biasanya sedikit. Polip serviks yang berukuran besar biasanya dilakukan eksisi di
ruang operasi. Pada tindakan ini, psien perlu dianestesi dan selama eksisi dilakukan, perdarahan harus dikontrol.1,5
Bila serviks lunak dan berdilatasi, sedangkan polip cukup besar, maka histeroskopi harus dilakukan, terlebih lagi bila pedikel sukar dilihat. Eksplorasi serviks dan kavum uteri menggunakan histeroskop dilakukan untuk mengidentifikasi adanya polip lain di daerah itu. Seluruh jaringan yang diambil perlu diperiksa secara histoPA untuk menilai secara spesifik apakah massa polipoid berdegenerasi jinak, pre-maligna, atau malignansi.1,5,6
Bila dari hasil pemeriksaan sekret serviks ditemukan profil sel-sel infektif, atau secara klinis dan laboratoris mengarah kepada infeksi, maka pemberian antibiotik dianjurkan untuk kasus ini.5
G. Prognosis
Prognosis penyakit umumnya baik. Ekstirpasi sederhana dengan cara menghilangkan langsung polip merupakan tindakan yang sangat kuratif dan jarang sekali untuk berulang.5
Polip serviks
DAFTAR PUSTAKA
1. NHS Foundation Trust. Cervical Polyp. Doncaster and Bassetlaw Hospital Gynecology 2002.
2. Merck Manual Professional. Benign Gynecologic Lession: Cervical Polyp. Gynecology and Obstersics, 2008.
3. Bucella D, Frédéric B, Noël JC. Giant cervical polyp: a case report and review of a rare entity. Arch Gynecol Obstet 2008;278(3):295-8
4. Kaminski PF, Nguyen K. Benign Cervical Lession. Emergency Medicine Textbook. Editor: Pritzker JG, Talavera F, Gaupp FB, Rivlin ME. 2007 (Available at www.eMedicine.com)
5. Dirk C, Yves vB, Guido V, Xavier dM, Edgar dM, Rudi C. Hysteroscopic finding in patients with a cervical polyp. Am J Obstet Gynecol
1993;169(6):1563-5
6. Smith MN. Medical Encyclopedia: Cervical Polyp. MedlinePlus Medical Encyclopedia, 2006. (Available at www.medlinePlus.com)