• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuannya untuk berkembang dan bertahan tergantung pada. Salah satu faktor terpenting adalah kemampuan perusahaan untuk dapat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Kemampuannya untuk berkembang dan bertahan tergantung pada. Salah satu faktor terpenting adalah kemampuan perusahaan untuk dapat"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang

Dalam era globalisasi ini, perusahaan dalam dunia industri dihadapkan dengan berbagai macam tantangan baik dari luar maupun dari dalam. Kemampuannya untuk berkembang dan bertahan tergantung pada kemampuan perusahaan tersebut untuk bersaing dengan perusahaan lainnya. Salah satu faktor terpenting adalah kemampuan perusahaan untuk dapat memenuhi permintaan pasar tepat pada waktunya. Hal ini merupakan alasan kuat bagi perusahaan untuk bekerja secara optimal, yaitu dengan memanfaatkan sumber daya seefisien dan seefektif mungkin untuk meningkatkan kualitas produk yang membawa kepada peningkatan produktivitas perusahaan dan memuaskan harapan konsumen.

PT. Lembanindo Tirta Anugrah adalah perusahaan pionir perlengkapan bayi bermutu tinggi yang menjadi Market Leader dan Brand

Leader sejak berdirinya hingga saat ini. Untuk mempertahankan prestasi

tersebut perusahaan perlu melakukan peningkatan efisiensi secara menyeluruh dalam proses produksinya.

(2)

Namun pada kenyataannya perusahaan seringkali gagal dalam menciptakan kondisi yang demikian. Proses pelaksanaan produksi seringkali tidak seimbang satu dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal, seperti sumber daya manusia yang kurang memadai, tidak tepat waktunya ketersediaan material, maupun kondisi lingkungan kerja yang tidak mendukung. Kondisi ini mengakibatkan proses yang tidak produktif, sehingga output menjadi tidak optimal. Ditambah kurangnya pemanfaatan waktu kerja oleh operator yang ditandai oleh munculnya idle time dan delay. Hal inilah yang menunjukkan betapa pentingnya suatu keseimbangan lini pada suatu lintasan produksi.

Keseimbangan Lini adalah suatu metode penugasan sejumlah pekerjaan ke dalam stasiun-stasiun kerja yang saling berkaitan dalam 1 (satu) lini produksi, sehingga setiap stasiun kerja memiliki waktu yang tidak melebihi waktu siklus dari stasiun kerja yang ada. Penyeimbangan lini dapat diusahakan dengan menyeimbangkan waktu kerja pada setiap stasiun kerja, dengan cara memperbaiki metode dan pembebanan kerja yang merata pada setiap stasiun kerja yang bersangkutan.

Dari penyeimbangan lini produksi diharapkan perusahaan dapat menjalankan proses perakitan seoptimal mungkin, dan membantu terjadinya peningkatan efisiensi lini yang lebih baik.

(3)

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah disebutkan diatas, dapat disimpulkan bahwa masalah yang seringkali dihadapi PT. Lembanindo Tirta Anugrah dalam usaha meningkatkan produktivitas adalah terjadinya ketidakseimbangan lini pada lintasan poduksi. Pembebanan kerja yang tidak seimbang seringkali menimbulkan bottleneck pada beberapa stasiun kerja, yang berakibat pada tingginya waktu menganggur operator. Dengan demikian menghasilkan efisiensi stasiun kerja yang kurang optimal, dan memperlambat proses produksi secara keseluruhan.

1.3 Ruang Lingkup

Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, maka dilakukan pembatasan ruang lingkup masalah dan penggunaan beberapa asumsi. Adapun pembatasan dan asumsi yang digunakan, antara lain :

1. Observasi hanya dilakukan terhadap salah satu produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Hal ini dimaksudkan supaya perancangan keseimbangan lini menjadi lebih terfokus.

2. Tidak melakukan penambahan mesin dan alat produksi lainnya, maupun perluasan area produksi.

3. Tenaga kerja diasumsikan memiliki tingkat ketrampilan, konsistensi, dan kondisi kerja yang sama.

(4)

4. Proses produksi diasumsikan tidak pernah mengalami break

down.

5. Kerusakan ataupun ketidaktersediaan biaya diluar lingkup observasi

1.4 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Melakukan analisa proses produksi yang sedang berjalan di PT. Lembanindo Tirta Anugrah.

2. Melakukan analisa dan perancangan Line Balancing, dengan cara menentukan pembebanan kerja pada setiap stasiun kerja untuk mendapatkan efisiensi lintasan semaksimal mungkin dan kondisi delay seminimal mungkin

3. Mengajukan usulan perbaikan yang dapat diterapkan di PT. Lembanindo Tirta Anugrah.

Dari observasi ini diharapkan dapat membawa dampak positif bagi perusahaan dan mengoptimalkan hasil dan kualitas produk yang bersangkutan. Dengan demikian manfaat yang diperoleh antara lain :

1. Mengetahui ketidakefisienan dari setiap elemen produksi di PT. Lembanindo Tirta Anugrah

(5)

2. Mendapatkan kontribusi pemikiran dari hasil analisa keseimbangan lini yang telah dibuat sebagai bahan pertimbangan bagi PT. Lembanindo Tirta Anugrah dalam mengambil langkah perbaikan pada bagian produksi

3. Sekaligus menambah pengalaman dan wawasan berpikir bagi penulis untuk mengaktualisasikan teori yang didapat selama perkuliahan ke dalam dunia kerja yang sesungguhnya.

1.5 Gambaran Umum Perusahaan 1.5.1 Sejarah Perusahaan

PT. Lembanindo Tirta Anugrah merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan perdagangan perlengkapan bayi berkualitas tinggi dengan merek dagang Lemonde. Perusahaan ini resmi didirikan pada tanggal 15 September 1987 dan disahkan dengan akta No.68 oleh notaris Abdul Latief. Sejarah berdirinya PT. Lembanindo Tirta Anugrah berawal dari sebuah usaha rumah tangga milik Zanida Faroug Baradja sekitar tahun 1981 yang berlokasi di daerah Ciawi. Pada saat itu, alat produksi yang dimiliki hanyalah 1 mesin jahit dan beberapa orang tenaga kerja dengan produksi yang terbatas. Berikut adalah sejarah perkembangan yang terjadi pada PT. Lembanindo Tirta Anugrah :

(6)

• Tahun 1981

Mendirikan usaha rumah tangga di kawasan Ciawi yang bermodalkan 1 mesin jahit dan beberapa orang tenaga kerja.

• Tahun 1982

Mulai melakukan produksi dan memasarkan produk keperluan bayi dengan merek dagang Lemonde, dan langsung menjadi produk unggulan.

• Tahun 1984

Mendirikan outlet eksklusif pertama dengan konsep : Fully

Coordinate Baby Product dengan nama Lemonde Baby’s World

(Baby’s Boutique) yang berlokasi di Jl. Radio Dalam Raya No.50, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

• Tahun 1985

Menambah jenis produk dengan memproduksi produk kebutuhan kamar tidur seperti, sprei, sarung bantal gulung, bed cover, dan lain sebagainya. Produk baru ini diberi merek dagang Silhoute dengan tema “for beauty, comfort, and quality”.

• Tahun 1986

Melakukan ekspor ke manca negara seperti : Australia, U.E.A, Kuwait, Bahrain, Saudi Arabia, Malaysia, dan Singapura.

(7)

Usaha berkembang pesat yang kemudian diresmikan menjadi perusahaan berbadan hukum dengan nama PT. Lembanindo Tirta Anugrah pada tanggal 15 September 1987, di hadapan notaris Abdul Latief.

• Tahun 1989

- Mengeluarkan produk lain bermerek dagang Natura dengan tema “close to nature”, yaitu jenis produk perlengkapan dapur dan ruang makan dengan konsep terpadu seperti, taplak meja, cangkir piring, celemek, sarung tangan masak, dll.

- Mendirikan Lemonde Baby’s World yang kedua di Jl. Teuku Cik Ditiro No. 51, Jakarta Pusat.

• Tahun 1991

Mendirikan outlet Lemonde Baby’s World ketiga di luar kota Jakarta, yaitu outlet di Jl. Purnawarman No.11, Bandung

• Tahun 1995

- Mendirikan outlet Natura di Lippo Supermall Karawaci, Tangerang.

- Mendirikan unit Toys untuk keperluan ekspor ke Italia, dan secara eksklusif menerima kontrak pembelian untuk 10 tahun (dari tahun 1995-2000) untuk memperoduksi produk mainan dari kayu, yang hanya dibuat untuk Sefi, merek mainan

(8)

terkemuka di Italia yang telah dipasarkan ke seluruh dunia sejak tahun 1883.

- Mengeluarkan produk baru berupa perlengkapan bayi dengan pangsa pasar kalangan menengah ke bawah dengan merek dagang Baby Kitty, dan dengan tema “as cute as baby”. Tujuan produk ini adalah untuk perluasan produk Lemonde untuk kalangan menengah ke atas.

• Tahun 1997

- Mendirikan outlet keempat Lemonde Baby’s World di Gedung Sarana Medik, Jl. Gandaria, Jakarta Selatan.

- Kantor pusat PT. Lembanindo Tirta Anugrah pindah dari outlet

Lemonde Baby’s World di Jl. Radio Dalam ke pabriknya di Jl.

Haji Abdul Ghani No.92, Gintung Ciputat sampai saat ini. • Tahun 1999

Mulai memproduksi Apparel, yaitu pakaian bayi untuk usia hingga 3 tahun, juga dengan merek yang sama : Lemonde.

• Tahun 2000

Membuka situs internet http://www.lemondebaby.com dengan tujuan memperkenalkan produknya melalui dunia maya yang dapat diakses dengan cepat oleh konsumen di seluruh dunia.

(9)

Kini PT. Lembanindo Tirta Anugrah menjadi perusahaan pionir perlengkapan bayi di Indonesia, dan memimpin dalam hal

Brand Leader dan Market Leader menengah atas, serta melakukan

perluasan ekspor manca negara ke Kuwait, Saudi Arabia, dan Yaman sebagai usaha untuk menambah devisa bagi negara.

1.5.2 Visi dan Misi Perusahaan

Visi yang dimiliki oleh perusahaan ini adalah :

Mengukuhkan diri sebagai : “Parenting Company”, yakni sebagai bukti wujud kepedulian terhadap pengembangan wawasan calon orang tua, dengan tips-tips dan berbagi informasi.

Adapun misi yang dilakukan perusahaan dalam rangka memenuhi visinya antara lain :

1. Mengadakan perlombaan seputar kehamilan dan bayi, melalui suatu acara berkala : Lemonde Baby & Kids Fair, yang dilakukan setiap tahun.

2. Menerbitkan majalah : Lemonde Baby, secara berkala yang

dibagikan gratis bagi para pelanggan setia dan anggota Lemonde

(10)

3. Mengadakan diskusi dan ceramah oleh dokter kandungan, psikolog, dan ahli gizi, serta dokter anak.

1.5.3 Struktur Organisasi

PT. Lembanindo Tirta Anugrah menggunakan bentuk struktur organisasi garis dan staff, yaitu struktur organisasi yang dianut oleh perusahaan besar dengan daerah kerja yang luas dan bidang tugas yang beraneka ragam dan rumit, dengan jumlah karyawan banyak.

1.5.4 Lokasi Perusahaan

Perusahaan memiliki 1 lokasi pabrik yang sekaligus digunakan sebagai kantor pusat, yang beralamat di Jl. Haji Abdul Gani No.92, Gintung-Ciputat 15412, Tangerang, Indonesia.

Telp : ( 021 ) 749 9722, 743 2846 Fax : ( 021 ) 740 9649, 740 8414 E-mail : lemonde@lemondebaby.com Homepage : http://lemondebaby.com

(11)

1.5.5 Fasilitas Produksi

Berikut adalah jenis dan jumlah mesin produksi yang digunakan oleh PT. Lembanindo Tirta Anugrah dalam memproduksi Tas Botol Susu ( TBS ).

Tabel 1.1 Jenis dan Jumlah Mesin

No. Nama Mesin Jumlah

1 Mesin Jahit 10 2 Mesin Cutter 2 3 Mesin Obras 1 4 Mesin Pelipit 2 5 Mesin Matian 1 Total 16 1.5.6 Jenis Produk

Jenis produk yang dihasilkan oleh PT. Lembanindo Tirta Anugrah terbagi berdasarkan nama merek dagangnya, yaitu :

1. Lemonde

Produk perlengkapan bayi yang terbagi menjadi 41 jenis produk.

(12)

Tabel 1.2 Jenis Produk Merek Dagang Lemonde

No. Kode Produk Nama Produk

1 LE01-34AN ALAS MAIN Non Sambungan 2 LE01-34BN ALAS MAIN Sambungan 3 LE13-34ACB BABY COCOON BOY 4 LE13-34ACG BABY COCOON GIRL 5 LE01-34AB BABY PAD

6 LE45-34ATG BANTAL dan GULING SET 7 LE45-34ATP BANTAL PEMBENTUK SET 8 LE05-34AFE BANTAL SOFT with Elastic 9 LE24-34ABD BOTTLE HOLDER DOUBLE

10 LE10-34AD BUMPER 2 Pcs ( 270 + 130 cm ) PELIPIT 11 LE10-34A BUMPER PELIPIT 270 cm

12 LE10-34AR BUMPER ROUNG HEAD PELIPIT 400 cm 13 LE11-34A CARRY BASKET

14 LE11-34AH CARRY BASKET HOODED 15 LE12-34A CARRY COT

16 LE12-34AH CARRY COT HOODED 17 LE13-34APH CARRY NEST HOODED 18 LE13-34ALH CARRY NEST PELIPIT VELCRO 19 LE18-34AB GENDONGAN BABY

20 LE18-34BB GENDONGAN BABY Im2 21 LE18-34AS GENDONGAN SAMPING 22 LE45-34ATK QUILT SET

23 LE42-34BB SARUNG BANTAL BABY 24 LE42-34CB SARUNG BANTAL BALITA

25 LE45-34ASG SARUNG BANTAL dan GULING SET 26 LE42-34BG SARUNG GULING BABY

27 LE42-34CG SARUNG GULING BALITA 28 LE43-34A SELIMUT Non Sambungan 29 LE43-34B SELIMUT Sambungan 30 LE43-34AP SELIMUT BERTOPI 31 LE47-34AF SPREI FITTED

32 LE45-34AIB SPREI SET BOX KECIL 33 LE19-34AJ SUPPORT BOLSTERS 34 LE05-34AS SUPPORT PILLOW 35 LE50-34AB TAS BABY

36 LE50-34AS TAS BOTOL SUSU 37 LE50-34AD TAS DIAPER 38 LE50-34AK TAS KECIL 39 LE50-34AL TAS PERLAK 40 LE50-34AR TAS RANSEL 41 LE50-34ARS TAS RANSEL SUSUN

(13)

Jenis produk ini memiliki desain ( motif ) yang berbeda-beda. Antara lain : Sliding Rainbow, Baby Goose, dll. 2. Natura

Produk perlengkapan dapur dan ruang makan, seperti : taplak meja, cangkir piring, celemek, sarung tangan masak, dll.

3. Baby Kitty

Produk perlengkapan bayi menggunakan bahan tekstil jenis TC, yaitu gabungan katun dan polyester.

1.5.7 Bahan Baku

Untuk memperoleh jenis produk Tas Botol Susu perusahaan menggunakan berbagai macam bahan baku jadi maupun setengah jadi. Macam-macam bahan baku dan jumlah penggunaannya dapat dilihat pada tabel berikut.

(14)

Tabel 1.3 Bahan Baku Produk Tas Botol Susu “Baby Goose”

JENIS BAHAN JUMLAH SATUAN

Plastik Mika u/ saku dalam TBS 17 x 52 / 137 cm meter Plastik Parasut u/ badan BHD 21.5 x 37 / 150 cm meter Plastik Parasut u/ belakang BHD 12 x 26 / 150 cm meter Plastik Parasut u/ alas BHD 11.5 x 19.5 / 150 cm meter Plastik Parasut u/ bibir BHD 6 x 38 / 150 cm meter Karton Coklat u/ alas TBS Ukuran 38 x 14 cm pcs Plastik 0,12 u/ penutup karton 35 x 32 / 138 cm meter Label Jahit Mini Double 1 pcs pcs Plastik Lemas 2 T 133 x 46 / 137 cm meter Busa Tipis u/ perlak bonus 30 x 40 / 150 cm meter Dacron E - 305 125 gram kg Gabus Double Oval 1 pcs pcs Retsleting Gigi Besar u/ badan 42 cm meter Retsleting Gigi Kecil u/ BHD 36 cm meter Kepala Retsleting Gigi Besar u/ badan 1 pcs pcs Kepala Retsleting Gigi Kecil u/ BHD 2 pcs pcs Kain keras u/ tali 3.5 x 7 / 113 cm (2x) meter Karet elastis 1" 17 cm ( 2x ) meter Ring plastik standar 3 pcs pcs Label batch Lemonde panjang 1 pcs pcs Karton Oval Single 13 cm 1 pcs pcs Magictape 5 cm + 12 cm meter Sticker Oval keterangan produk TBS 1 pcs pcs

Barcode 1 pcs pcs

Kertas Marker u/ isi tas 82.34 gram kg Border Sedang u/ depan 42 x 39 / 145 cm meter Bahan Polos Pike u/ belakang + alas 57.5 x 42 / 145 cm meter Bahan Polos Pike u/ sisi 32 x 19.5 / 145 cm meter Bahan Polos Pike u/ saku karet 40 x 24 / 145 cm (2x) meter Bahan Polos Pike u/ saku Belakang 22.5 x 42 / 145 cm meter Argo Warna u/ tali 3.5 x 4.5 / 145 cm meter 2.5 x 1.35 / 145 cm meter 4 x 5.10 / 145 cm meter Kain Keras u/ tali 3.5 x 126 / 113 cm meter Bahan Polos Pike u/ tali magictape 10 x 6 / 145 cm (4x) meter Border Kecil u/ Depan BHD 36 x 20.5 / 145 cm meter Bahan Polos Pike u/ belakang BHD 11 x 25 / 145 cm meter Bahan Polos Pike u/ alas BHD 18.5 x 10.5 / 145 cm (2x) meter Bahan Polos Pike u/ bibir BHD 5 x 37 / 145 cm meter Bahan Polos Pike u/ tali BHD 6 x 60 / 145 cm meter

(15)

Bahan Polos Pike u/ tali 7 x 126 / 145 cm meter 7 x 12 / 145 cm (2x) meter 3.5 x 50 / 145 cm (4x) meter Plastik Parasut u/ perlak 40 x 30 / 150 cm meter Plastik Parasut u/ badan 96 x 43 / 150 cm meter Plastik Parasut u/ sisi 33 x 20.5 / 150 cm (2x) meter Plastik Parasut u/ saku belakang 23.5 x 43 / 150 cm meter

1.5.8 Proses Produksi

Proses produksi di PT. Lembanindo Tirta Anugrah terbagi menjadi 4 stasiun kerja. Keempat stasiun kerja di bawah ini mewakili jenis proses yang secara umum akan dilewati oleh semua jenis produk, antara lain :

1. Cutting Station

Adalah stasiun kerja awal yang mengolah bahan baku utama, berupa kain bermotif dan kain lapisan. Bahan baku ini akan melewati proses penggambaran pola sesuai dengan bentuk produk yang akan dibuat, kemudian dilakukan pemotongan secara manual maupun dengan mesin. Kain yang telah terpotong menjadi beberapa komponen produk ini akan melewati proses pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian

(16)

2. Sewing Station

Stasiun jahit merupakan stasiun kerja yang memiliki

output terbesar. Jenis produk yang dihasilkan pada stasiun

kerja ini akan menentukan kapasitas produksi yang harus dicapai oleh stasiun kerja lainnya. Dengan kata lain, stasiun kerja sewing merupakan parameter bagi stasiun kerja yang lain. Stasiun kerja ini memiliki beberapa lini produksi yang menghasilkan jenis produk yang berbeda-beda. Karena itu, tidak terdapat urutan proses yang baku melainkan hanya jenis operasi seperti jahit, obras, pelipit, neci, matian, dan jenis operasi lainnya sebagai standar. Dan di proses akhir akan melewati proses pemeriksaan oleh bagian Sewing Quality

Control sebelum ditransfer ke stasiun berikutnya.

3. Finishing Station

Di stasiun kerja ini dilakukan pemeriksaan ulang melalui proses trimming, yaitu memotong sisa benang yang terdapat di produk jadi, dan memeriksanya kembali dengan proses Finishing Quality Control.

Proses ironing ( setrika ) termasuk ke dalam stasiun kerja ini sebelum produk jadi dikemas dalam stasiun kerja packing.

(17)

4. Packing Station

Produk jadi yang telah disetrika kemudian langsung dikemas dengan menggunakan plastik yang telah disiapkan sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari debu atau kotoran, dan mencegah produk kembali menjadi kusut. Setelah itu produk jadi akan melewati proses labeling, yaitu pemberian stiker keterangan produk dan barcode yang terdiri dari nomor kode dan harga produk. Dan sebagai proses akhir, dilakukan pemeriksaan secara keseluruhan yang dilakukan oleh bagian

Gambar

Tabel 1.3    Bahan Baku Produk Tas Botol Susu “Baby Goose”

Referensi

Dokumen terkait

1) Investor yang tertarik untuk melakukan investasi di Bursa Efek khususnya pada saham, disarankan untuk melakukan diversifikasi saham dengan membentuk portofolio optimal

Perlakuan jahe merah dan pengeringan bahan 2 jam memiliki karakteristik terbaik, dengan total fenol yaitu 88,36 mg/kg, kandungan antioksidan yaitu 112,22 mg/kg GAEAC,

Menyusun saran rekomendasi strategis terkait Pencegahan Korupsi pada Sistem Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah secara Nasional.. Tujuan secara umum:

STABIL SINERGI UTAMA -Stabilo Consultainment .. RUANG

Akibatnya unsur- unsur Audit Risk Model dapat disesuaikan, dan audit investasi naik, untuk merefleksikan bahwa Risiko bisnis berhubungan dengan kemungkinan kerugian dimasa yang

Hasil pencarian akan muncul dalam bentuk tabel, dan user dapat menekan isi Title yang diinginkan untuk membaca detil event pada halaman Next Event Details (Gambar 4.65).

Menurut Slley (1985), fasies sedimen adalah suatu satuan batuan yang dapat Menurut Slley (1985), fasies sedimen adalah suatu satuan batuan yang dapat dikenali dan

Evaluasi hari ke dua dengan didapatkan respon subjektif keluarga mengatakan bahwa ekstremitas kanan pasien terlihat sudah ada perkembangan walaupun sedikit-dikit, respon