• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT)"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

DAN ANAK PERUSAHAAN

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009

(2)

DAFTAR ISI

Halaman

Surat pernyataan direksi

Neraca konsolidasian 1 - 2

Laporan laba rugi konsolidasian 3

Laporan perubahan ekuitas konsolidasian 4

Laporan arus kas konsolidasian 5

(3)
(4)

ASET

ASET LANCAR

Kas dan setara kas 2d,n,3 21.361.623.342 9.513.222.790 Piutang usaha - Pihak ketiga setelah dikurangi penyisihan

piutang ragu-ragu sebesar Rp 1.028.403.129 pada

tahun 2010 dan Rp 927.245.511 pada tahun 2009 2e,n,4 43.138.817.789 43.441.625.791 Piutang lain-lain - Pihak ketiga 4.752.648.193 1.366.158.076 Persediaan - Bersih 2g,5 64.655.719.772 74.346.522.775 Pajak dibayar dimuka 2o 1.038.353.986 2.190.576.910 Aset lancar lainnya 7.011.679.839 2.939.323.735

Jumlah Aset Lancar 141.958.842.920 133.797.430.077

ASET TIDAK LANCAR

Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2f,21 2.299.657.647 3.515.468.513 Aset pajak tangguhan 2o,10d 4.061.900.147 4.983.712.586 Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan

sebesar Rp 6.964.111.505 pada tahun 2010

dan Rp 70.834.926.346 pada tahun 2009 2i,j,6 58.088.604.283 59.966.702.557 Goodwill 2c,7 - 485.816.815 Taksiran tagihan pajak penghasilan 2o 457.226.350 1.349.722.685 Aset tidak lancar lainnya 5.496.605.983 496.987.819

Jumlah Aset Tidak Lancar 70.403.994.410 70.798.410.975

JUMLAH ASET 212.362.837.330 204.595.841.052

yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian

(5)

Catatan 2 0 1 0 2 0 0 9 KEWAJIBAN DAN EKUITAS

KEWAJIBAN LANCAR

Pinjaman jangka pendek 2n,8 66.143.933.526 67.117.071.006 Hutang usaha - Pihak ketiga 2n,9 14.494.674.460 8.192.715.010 Hutang lain-lain - Pihak ketiga 1.202.886.290 1.599.817.114

Hutang pajak 2o,10a 9.928.405.255 22.783.606.978

Biaya yang masih harus dibayar 4.526.801.795 3.058.255.633 Bagian hutang jangka panjang yang jatuh tempo

dalam waktu satu tahun

Bank 11 1.000.000.000 1.999.700.000

Sewa pembiayaan 12 506.676.762 1.722.457.694

Jumlah Kewajiban Lancar 97.803.378.088 106.473.623.435

KEWAJIBAN TIDAK LANCAR

Kewajiban imbalan pasca kerja 2m,20 8.210.987.106 7.950.112.578 Hutang jangka panjang - setelah dikurangi bagian

jatuh tempo dalam satu tahun

Bank 11 19.000.000.000 6.666.200.000

Sewa pembiayaan 12 2.056.697.044 5.082.962.352

Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 29.267.684.150 19.699.274.930 Jumlah Kewajiban 127.071.062.238 126.172.898.365

HAK MINORITAS ATAS ASET BERSIH ANAK

PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI 2c 2.312.054.079 3.159.493.896

EKUITAS

Modal saham - nilai nominal Rp 1.000 Modal dasar - 224.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor

penuh 58.800.000 saham 13 58.800.000.000 58.800.000.000 Tambahan modal disetor 14 9.493.661.461 9.493.661.461 Selisih nilai transaksi restrukturisasi

entitas sepengendali 15 ( 7.743.749.100) ( 7.743.749.100)

Saldo laba 22.429.808.651 14.713.536.430

Ekuitas - Bersih 82.979.721.012 75.263.448.791 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 212.362.837.330 204.595.841.052

(6)

Catatan 2 0 1 0 2 0 0 9

PENJUALAN BERSIH 2l,,16 183.143.101.607 177.985.586.455 BEBAN POKOK PENJUALAN 2l,17 115.520.319.260 115.363.419.169

LABA KOTOR 67.622.782.347 62.622.167.286 BEBAN USAHA 2l,18 53.140.086.613 51.950.728.456

LABA USAHA 14.482.695.735 10.671.438.830

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Penghasilan bunga 601.592.330 12.065.133

Laba atas penjualan aset tetap 2i,6 316.178.851 213.146.580

Beban bunga 19 ( 6.179.428.990) ( 9.061.038.392)

Laba (rugi) selisih kurs - Bersih 282.073.223 ( 1.023.791.695) Amortisasi goodwill 2c,7 ( 356.337.182) ( 595.399.413)

Lain-lain - Bersih ( 772.160.880) ( 376.473.808)

Beban Lain-lain - Bersih ( 6.108.082.648) ( 10.831.491.595)

LABA (RUGI) SEBELUM BEBAN PAJAK PENGHASILAN 8.374.613.085 ( 160.052.765)

BEBAN PAJAK PENGHASILAN 2o,10b ( 3.001.602.338) ( 604.005.079)

LABA (RUGI) SEBELUM HAK MINORITAS ATAS LABA

BERSIH ANAK PERUSAHAAN 5.373.010.747 ( 764.057.844)

HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH

ANAK PERUSAHAAN ( 997.174.823) ( 373.717.581) LABA (RUGI) BERSIH 4.375.835.924 ( 1.137.775.425)

LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM DASAR 2p (19)74

yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian

(7)

Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Tambahan Entitas

Modal Saham Modal Disetor Sepengendali Saldo Laba (Rugi) Ekuitas - Bersih

Saldo per 31 Desember 2009 58.800.000.000 9.493.661.461 ( 7.743.749.100) 18.053.972.727 78.603.885.088

Laba bersih periode sembilan bulan

yang berakhir 30 September 2010 - - - 4.375.835.9244.375.835.924

Saldo per 30 September 2010 (Tidak diaudit) 58.800.000.000 9.493.661.461 ( 7.743.749.100) 22.429.808.651 82.979.721.012

Saldo per 31 Desember 2008 58.800.000.000 9.493.661.461 ( 7.743.749.100) 15.851.311.855 76.401.224.216

Rugi bersih periode sembilan bulan

yang berakhir 30 September 2009 - - - ( 1.137.775.425)1.137.775.425) (

Saldo per 30 September 2009 (Diaudit) 58.800.000.000 9.493.661.461 ( 7.743.749.100) 14.713.536.430 75.263.448.791

Catatan 13 Catatan 14 Catatan 15

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

(8)

2 0 1 0 2 0 0 9 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 187.751.265.823 181.964.018.755 Pembayaran kas kepada pemasok, karyawan dan untuk

aktivitas operasi lainnya - Bersih ( 156.387.684.795)176.976.191.366) ( Kas yang dihasilkan dari operasi 10.775.074.456 25.576.333.960

Penerimaan penghasilan bunga 601.592.330 12.065.133

Pembayaran bunga ( 6.179.428.990) ( 9.061.038.392)

Pembayaran pajak penghasilan ( 1.221.606.398)1.832.502.224) ( Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 15.305.754.3033.364.735.572

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Penerimaan dari penjualan aset tetap 811.401.238 1.567.443.089

Pembelian aset tetap ( 9.651.178.228) ( 5.684.674.736)

(Kenaikan) penurunan aset tidak lancar lainnya ( 4.469.994.997) 162.593.180 (Kenaikan) penurunan aset tidak lancar lainnya ( 4.469.994.997) 162.593.180 Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi ( 3.954.638.467)13.309.771.987) (

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Kenaikan piutang pihak hubungan istimewa 127.189.444 357.469.516

Penambahan (pembayaran) pinjaman bank jangka panjang 13.333.800.000 ( 13.500.300.000) (Pembayaran) penambahan hutang sewa pembiayaan ( 3.006.681.889) 51.041.337 Pencairan pinjaman jangka pendek 1.579.929.7699.112.852.096 Kas Bersih Diperoleh dari

(Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan 11.511.859.378)19.567.159.651 ( KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS 9.622.123.236 ( 160.743.542) KAS AWAL TAHUN 9.673.966.33211.739.500.106 KAS AKHIR PERIODE 21.361.623.342 9.513.222.790

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

(9)

1. UMUM

a. Pendirian Perusahaan

PT Tira Austenite Tbk (Perusahaan) didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 8 April 1974 berdasarkan akta No. 29 dibuat dihadapan J.N. Siregar, S.H., Notaris di Jakarta. Akta pendirian

ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. Y.A.5/155/19 tanggal 15 Mei 1975 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara

Republik Indonesia No. 49 tanggal 20 Juni 1975.

Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan dan perubahan terakhir dengan Akta Notaris No. 7 tanggal 21 Desember 2009 dari Jana Hanna Waturangi, S.H, Notaris di Jakarta, mengenai Perubahan Seluruh Anggaran Dasar Perusahaan dalam rangka penyesuaian terhadap Undang-undang Republik Indonesia No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-0048291.AH.01.09 tahun 2009 tanggal 31 Juli 2009.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi perdagangan dan pabrikasi untuk barang-barang konsumsi dan barang-barang teknik, serta pembuatan dan pengolahan bahan-bahan yang berasal dari hasil perkebunan, pertambangan dan bahan kimia lainnya. Kegiatan Perusahaan yang aktif saat ini adalah perdagangan dan produksi barang-barang teknik serta perdagangan gas industri.

Perusahaan mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 1974.

Kantor pusat Perusahaan berlokasi di Kawasan Industri Pulogadung, Jl. Pulo Ayang Kav. R-1, Jakarta Timur.

b. Penawaran Umum Efek Perusahaan dan Tindakan Perusahaan yang Mempengaruhi Efek yang Diterbitkan

Kegiatan yang telah dilakukan Perusahaan sejak tanggal penawaran umum saham perdana sampai dengan tanggal 30 September 2010 yang mempengaruhi saham yang diterbitkan adalah sebagai berikut:

Jumlah Saham Tanggal Penawaran umum perdana dan pencatatan saham

pendiri Perusahaan pada Bursa Efek Jakarta 10.000.000 20 Juni 1993 Pembagian saham bonus 4.000.000 24 Agustus 1994 Penawaran umum terbatas (right issue) 42.000.000 31 Oktober 2000 Penyelenggaraan Employee Stock Option

Plan (ESOP) 2.800.000 24 Juni 2004

Jumlah 58.800.000

(10)

1. UMUM (Lanjutan)

c. Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan

Susunan dewan komisaris, direksi dan komite audit Perusahaan pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

2010 2009

Komisaris Utama : Johnny Widjaja Johnny Widjaja

Komisaris : Shinta Widjaja Kamdani Shinta Widjaja Kamdani Johnny Santoso Johnny Santoso

I Nyoman Darma Agus HS Reksoprodjo Direktur Utama : Sri Meitono Purbowo Sri Meitono Purbowo Direktur : Totok Sugiharto I Nyoman Darma

Arief Goenadibrata Arief Goenadibrata Selo Winardi Selo Winardi

Komposisi Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 30 September 2010 didasarkan atas keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 18 Juni 2010 sebagaimana tertuang dalam Akta Berita Acara RUPS Tahunan No. 12, tanggal 18 Juni 2010 yang dibuat dihadapan Jana Hanna Waturangi, S.H, Notaris di Jakarta.

Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

2010 2009 Ketua : Agus HS Reksoprodjo Agus HS Reksoprodjo Anggota : Dodie Budianto Dodie Budianto

Suryomurti Sukarman W.

Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan untuk periode yang berakhir pada tanggal

30 September 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar Rp 3.652.500.000 dan Rp 3.002.406.789.

Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 jumlah karyawan tetap Perusahaan dan Anak perusahaan masing-masing adalah 885 dan 908 karyawan.

(11)

1. UMUM (Lanjutan)

d. Struktur Perusahaan dan Anak Perusahaan

Perusahaan memiliki secara langsung maupun tidak langsung saham pada anak perusahaan sebagai berikut:

Saat Mulai Kegiatan Kegiatan

2010 2009 Usaha Usaha Domisili 2010 2009

PT Alpha Austenite (AA) 96,03% 96,03% Industri cetakan 1977 Cileungsi, 60.496.221.146 59.113.497.518 dan Anak Perusahaan (moulding) dan Jawa

kawat las Barat

PT Tira Andalan Steel 99,91% 99,91% Perdagangan 2002 Jakarta 27.995.241.804 27.606.819.150

(TAS) baja

PT Genta Laras Semesta 99,96% 99,96% Perdagangan 2002 Cikarang, 2.771.466.101 2.938.069.229

(GLS) Jawa Barat

AA memiliki secara langsung saham pada Anak Perusahaan berikut:

PT Tanah Sumber Makmur 70% 70% Produksi 1987 Bogor, 29.908.946.363 26.325.070.999

(TSM) dan Anak komponen Jawa Barat

Perusahaan elektronik

TSM memiliki secara langsung saham pada Anak Perusahaan berikut:

PT Tekun Asas Sumber 99,93% 99,93% Produksi 1993 Cikarang, 10.289.818.399 9.420.386.332

Makmur (TASM) komponen Jawa Barat

elektronik Jumlah Aset sebelum Eliminasi Anak Perusahaan Persentase Tidak Langsung) (Langsung dan Kepemilikan

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING

Laporan keuangan konsolidasian Perusahaan telah disajikan sesuai dengan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Kebijakan akuntansi yang telah diterapkan secara konsisten adalah :

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk akun-akun tertentu yang dicatat berdasarkan basis lain seperti yang diungkapkan pada kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.

(12)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian (Lanjutan)

Laporan arus kas disajikan dengan metode langsung (direct method) dan dikelompokkan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Rupiah (“Rp”).

b. Prinsip-Prinsip Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan seluruh Anak perusahaan yang dikendalikan oleh Perusahaan. Pengendalian dianggap ada apabila Perusahaan memiliki baik secara langsung atau tidak langsung (melalui Anak perusahaan), lebih dari 50% hak suara pada suatu Anak perusahaan. Walaupun Perusahaan memiliki hak suara 50% atau kurang, pengendalian tetapi dianggap ada apabila adanya salah satu kondisi berikut:

1) Mempunyai hak suara yang lebih dari 50% berdasarkan suatu perjanjian dengan investor lainnya;

2) Mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan financial dan operasional Anak Perusahaan berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian;

3) Mampu menunjuk atau memberhentikan mayoritas pengurus Anak Perusahaan; 4) Mampu menguasai suara mayoritas dalam rapat pengurus.

Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian Perusahaan atas nilai wajar aset bersih yang dapat diidentifikasi diakui sebagai goodwill dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama lima (5) tahun.

Proporsi bagian pemilikan pemegang saham minoritas atas ekuitas Anak perusahaan yang dikonsolidasian disajikan dalam akun “Hak Minoritas atas Aset Bersih Anak perusahaan yang Dikonsolidasian” pada neraca konsolidasian, sedangkan proporsi bagian pemilikan pemegang saham minoritas atas laba atau rugi bersih Anak perusahaan yang dikonsolidasian disajikan dalam akun “Hak Minoritas atas Laba atau Rugi Bersih Anak perusahaan yang Dikonsolidasian” pada laporan laba rugi konsolidasian.

Seluruh saldo akun dan transaksi yang material antar perusahaan yang dikonsolidasian telah dieliminasi.

c. Penggabungan Usaha

Akuisisi dicatat dengan metode pembelian sesuai dengan PSAK No. 22, “Penggabungan Usaha”. Pada saat akuisisi, aset dan kewajiban Perusahaan yang diakuisisi dinilai dengan nilai wajar. Selisih lebih antara biaya perolehan dengan nilai wajar aset bersih yang diperoleh yang dapat diidentifikasi diakui sebagai goodwill dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama lima (5) tahun.

(13)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

c. Penggabungan Usaha (Lanjutan)

Akuisisi Anak perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali dicatat berdasarkan PSAK No. 38 (Revisi 2004), “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”. Berdasarkan standar ini, akuisisi Anak perusahaan dicatat berdasarkan penyatuan kepemilikan (pooling of interest) dimana aset dan kewajiban Anak perusahaan dicatat pada nilai buku. Selisih antara harga penyerahan dan bagian Perusahaan atas nilai buku Anak perusahaan, jika ada, dicatat sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” dan disajikan sebagai komponen terpisah pada ekuitas Perusahaan. Saldo “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” direalisasi sebagai laba atau rugi sejak hilangnya sifat sepengendali antara entitas yang bertransaksi.

d. Kas

Kas terdiri dari saldo kas dan bank yang tidak digunakan sebagai jaminan atau dibatasi penggunaannya.

e. Piutang Usaha

Piutang usaha diakui dan disajikan sebesar nilai tagihan dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu. Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan penelaahan manajemen terhadap kemungkinan tidak tertagihnya piutang pada akhir tahun. Penghapusan piutang dilakukan berdasarkan pertimbangan manajemen atas tidak tertagihnya piutang, sedangkan pemulihan penyisihan piutang ditentukan berdasarkan jumlah yang dapat tertagih atas piutang yang sudah disisihkan tersebut.

f. Transaksi Pihak Hubungan Istimewa

Perusahaan dan Anak perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa, sebagaimana yang didefinisikan oleh PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak- pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa.”

Semua transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan syarat dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga ataupun tidak diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian.

g. Persediaan

Efektif tanggal 1 Januari 2009, Perusahaan dan Anak perusahaan menerapkan PSAK No. 14 (Revisi 2008), “Persediaan” (“PSAK 14 Revisi”), yang menggantikan PSAK No. 14 (1994), “Persediaan”. Penerapan PSAK 14 Revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian.

Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi neto (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan metode Masuk Pertama Keluar Pertama (First-In, First-Out method). Penyisihan persediaan usang ditentukan berdasarkan hasil penelaahan atas keadaan persediaan pada akhir tahun.

(14)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

h. Biaya Dibayar Dimuka

Biaya dibayar dimuka diamortisasi sesuai masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

i. Aset Tetap

Perusahaan dan Anak perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap” (“PSAK 16 Revisi”). Berdasarkan PSAK 16 Revisi, suatu entitas harus memilih antara model biaya dan model revaluasi sebagai kebijakan akuntansi pengukuran atas aset tetap. Perusahaan dan Anak perusahaan telah memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya.

Penyusutan dihitung dengan metode garis lurus selama umur manfaat aset. Taksiran masa manfaat ekonomis aset sebagai berikut:

Tahun

Bangunan dan prasarana 4 - 30

Mesin dan peralatan 4 – 16

Tabung gas 8 dan 16

Kendaraan bermotor 4 - 8

Perabot dan perlengkapan kantor 4 - 8

Pada setiap akhir tahun, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di-review, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.

Tanah dinyatakan sebesar nilai perolehan dan tidak disusutkan.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari “Aset Tetap” di neraca konsolidasian. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing- masing akun aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap untuk digunakan.

Beban perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian pada saat terjadinya; biaya penggantian atau inspeksi yang signifikan dikapitalisasi pada saat terjadinya dan jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke Perusahaan dan Anak perusahaan, dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau ketika tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset dimasukkan dalam laporan laba rugi konsolidasian pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.

(15)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

j. Sewa

Perusahaan dan Anak perusahaan menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), “Sewa” (“PSAK 30 Revisi”). Menurut PSAK 30 Revisi, sewa yang mengalihkan secara substansial semua risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset kepada lessee diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Pada awal masa sewa, sewa pembiayaan dikapitalisasi sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sehingga menghasilkan suatu tingkat bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban.

Beban keuangan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian. Aset sewaan yang dimiliki oleh lessee dengan dasar sewa pembiayaan dicatat pada akun aset tetap dan disusutkan sepanjang masa manfaat dari aset sewaan tersebut atau periode masa sewa, mana yang lebih pendek, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa.

Sewa yang tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

k. Penurunan Nilai Aset

Nilai aset ditelaah terhadap kemungkinan adanya penurunan nilai pada saat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan mengindikasikan nilai tercatatnya mungkin tidak dapat dipulihkan kembali. Apabila nilai tercatat aset melebihi jumlah yang dapat diperoleh kembali, maka selisihnya dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan. Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga jual neto dengan nilai pakai suatu aset.

l. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan dari penjualan diakui pada saat barang diserahkan dan hak kepemilikan berpindah ke pelanggan. Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis).

(16)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

m. Imbalan Kerja

Perusahaan dan Anak perusahaan menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), “Imbalan Kerja” (“PSAK 24 Revisi”) untuk menentukan kewajiban imbalan kerja sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (“Undang-undang”) tanggal 25 Maret 2003. Sesuai PSAK 24 Revisi, beban imbalan kerja berdasarkan Undangundang ditentukan dengan menggunakan metode aktuarial “Projected Unit Credit”. Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi jumlah yang lebih besar diantara 10% dari nilai kini imbalan pasti dan 10% dari nilai wajar aset program pada tanggal neraca. Keuntungan atau kerugian diakui atas dasar metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan yang diharapkan. Beban jasa lalu yang terjadi ketika memperkenalkan program imbalan pasti atau mengubah imbalan terhutang pada program imbalan pasti yang ada, diamortisasi selama periode sampai imbalan tersebut menjadi hak.

n. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang selain Rupiah dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi.

Pada tanggal neraca, seluruh aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs tengah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada tanggal tersebut. Laba atau rugi selisih kurs yang timbul diakui pada laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan.

Kurs yang digunakan pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2 0 1 0 2 0 0 9 1 Dolar Amerika Serikat 8.924,00 9.681,00 1 Euro 12.138,88 14.158,47 1 Dolar Singapura 6.774,48 6.841,23 1 Yen Jepang 106,76 107,79 1 Swiss Franc 9.129,43 9.364,95

o. Pajak Penghasilan

Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran laba kena pajak tahun berjalan.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan kewajiban untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan perbedaan temporer yang boleh dikurangkan tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba fiskal pada masa yang akan datang. Kewajiban pajak tangguhan diakui atas semua perbedaan temporer kena pajak. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sejauh besar kemungkinan realisasi atas manfaat pajak

(17)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

o. Pajak Penghasilan (Lanjutan)

Aset dan kewajiban pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada periode ketika aset direalisasi atau ketika kewajiban dilunasi berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal neraca.

Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak (“SKP”) diterima dan/atau, jika Perusahaan dan Anak perusahaan mengajukan keberatan dan/atau banding, pada saat keputusan atas keberatan dan/atau banding tersebut telah ditetapkan.

p. Laba Per Saham Dasar

Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar selama tahun yang bersangkutan.

q. Informasi Segmen

Informasi segmen disajikan menurut ketentuan PSAK No. 5 (revisi) tentang Akuntansi Segmen. Perusahaan melaporkan segmen usaha sebagai bentuk pelaporan primer dan segmen geografis sebagai bentuk pelaporan sekunder.

r. Penggunaan Estimasi

Penyusunan laporan keuangan konsolidasian berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasian. Karena adanya ketidakpastian yang melekat dalam penetapan estimasi, maka jumlah sesungguhnya yang akan dilaporkan di masa mendatang mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi tersebut.

(18)

3. KAS 2010 2009 Kas Rupiah 615.647.667 336.116.880 Dolar AS 59.607.031 -675.254.698 336.116.880 Pihak Ketiga Bank Rupiah

PT Bank CIMB Niaga Tbk 2.247.726.548 2.164.787.572 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 656.292.939 1.277.594.508 PT Bank Central Asia Tbk 1.271.126.066 245.027.301 PT Bank Danamon Indonesia Tbk 10.064.347.987 168.701.094 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 217.886.997 815.411.941 PT Bank Century Intervest Corporation Tbk - 10.352.946 PT Bank Permata Tbk 5.994.074 112.656.594 The Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ

(dahulu The Bank of Tokyo Mitsubishi Ltd, Jakarta) 18.903.576 25.821.050 Dolar AS

The Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ

(dahulu The Bank of Tokyo Mitsubishi Ltd, Jakarta) 2.127.469.075 1.754.565.495 PT Bank Danamon Indonesia Tbk 1.244.891.549 81.278.504 PT Bank CIMB Niaga Tbk (dahulu PT Bank Niaga Tbk) 437.057.172 50.231.369 PT Bank DBS Indonesia 139.356.029 -PT Bank Central Asia Tbk 41.013.388 -PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 301.787.507 298.031.545 PT Bank Century Intervest Corporation Tbk 670.951 16.175.755 Euro

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 301.278.861 358.721.943 PT Bank Century Intervest Corporation Tbk - 7.749.072 PT Bank DBS Indonesia 104.423.675 -Yen Jepang

The Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ

(dahulu The Bank of Tokyo Mitsubishi Ltd, Jakarta) 1.506.142.250 1.789.999.221 20.686.368.644

9.177.105.910

(19)

4. PIUTANG USAHA

a. Rincian piutang usaha berdasarkan pelanggan adalah sebagai berikut:

2010 2009

Pihak ketiga

PT Truba Jaya Engineering 1.753.071.000 662.162.600 PT Newmont Nusatenggara 1.600.679.542 837.617.768 CV Agung Mandiri 1.379.935.808 -PT Tsukasa 738.990.000 382.200.000 PT Semen Padang 717.142.690 4.663.595.140 BP Berau Ltd 710.196.828 -PT Perkebunan Nusantara XI 698.971.495 608.398.665 PT Semen Tonasa 692.604.000 131.490.569 PT Schneider Indonesia 690.910.000 691.709.249 PT Indah Kiat Pulp & Paper Corporation 652.915.195 830.753.997 PT Sumber Segara Primadaya 619.779.601 -PT Harindo Mega Perkasa 604.874.768 3.733.538 PT TJB Tanjung Jati B Power 573.452.000 -PT Honoris Perdana 539.638.810 511.065.874 PT Sanyo Indonesia 539.175.396 1.091.730.096 Lain-lain (saldo dibawah Rp 500 juta) 31.654.883.785 33.954.413.806

44.167.220.918

44.368.871.302 Penyisihan piutang ragu-ragu (1.028.403.129) (927.245.511)

Jumlah 43.138.817.789 43.441.625.791

b. Analisis umur piutang usaha adalah sebagai berikut:

2 0 1 0 2 0 0 9 Belum jatuh tempo 24.434.094.733 26.719.294.182 Sudah jatuh tempo

1 s/d 30 hari 8.501.869.299 7.064.951.479 31 s/d 60 hari 4.404.869.704 4.101.552.720 61 s/d 90 hari 1.352.376.254 1.825.676.312 Lebih dari 90 hari 5.474.010.928 4.657.396.609

(20)

4. PIUTANG USAHA (Lanjutan)

c. Rincian piutang usaha berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:

2 0 1 0 2 0 0 9

Rupiah 36.264.240.623 30.379.123.817

Dolar Amerika Serikat 4.458.795.628 6.662.508.168

Euro 2.749.140.826 6.439.766.308

Yen Jepang 695.043.841 887.473.009

Jumlah 44.167.220.918 44.368.871.302

d. Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang usaha adalah sebagai berikut:

2 0 1 0 2 0 0 9

Saldo awal 1.028.403.129 1.018.850.172

Penambahan - 189.931.379 Penghapusan - (281.536.040) Jumlah 1.028.403.129 927.245.511

Berdasarkan hasil penelaahan terhadap status akun piutang usaha, manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang usaha.

Pada tanggal 30 September 2010 piutang usaha Perusahaan dan Anak perusahaan dijadikan sebagai jaminan pinjaman yang diperoleh dari PT Bank DBS Indonesia (2009: PT Bank Danamon Indonesia Tbk) (Catatan 8 dan 11).

5. PERSEDIAAN

2 0 1 0 2 0 0 9 Bahan baku 9.157.402.799 7.473.793.810 Barang jadi 50.630.586.822 62.197.171.971 Barang dalam proses 4.240.602.617 3.641.914.876 Barang dalam perjalanan 1.734.198.915 1.856.743.235 Jumlah 65.762.791.153 75.169.623.892 Penyisihan persediaan usang (1.107.071.381) (823.101.117)

(21)

5. PERSEDIAAN (Lanjutan)

2 0 1 0 2 0 0 9 Mutasi penyisihan persediaan usang:

Saldo awal tahun 855.351.644 723.101.117 Penyisihan selama tahun berjalan 251.719.737 100.000.000 Saldo Akhir Tahun 1.107.071.381 823.101.117

Persediaan Perusahaan dan Anak Perusahaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko kerugian lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 37 milyar dan sebesar Rp 61,5 milyar pada tanggal 30 September 2010 dan 2009. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup menutupi kemungkinan kerugian atas risiko yang mungkin dialami perusahaan dan anak perusahaan.

Persediaan pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 digunakan sebagai jaminan pinjaman dari PT Bank DBS Indonesia (2009: PT Bank Danamon Indonesia Tbk) (Catatan 8 dan 11).

6. ASET TETAP

1 Januari 2010 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 30-Sep-10

Harga Perolehan Pemilikan langsung

Tanah 11.998.240.657 - - - 11.998.240.657 Bangunan dan prasarana 28.736.465.482 4.926.149.861 - 101.021.750 33.763.637.093 Mesin dan peralatan 33.819.491.359 2.755.779.345 - - 36.575.270.704 Tabung gas 19.923.153.585 (254.487.968) - 19.668.665.617 Kendaraan 6.947.481.189 841.127.721 (507.703.314) - 7.280.905.596 Perabot dan perlengkapan kantor 13.458.231.049 1.128.121.301 (7.250.000) - 14.579.102.350 Aset dalam penyelesaian 101.021.750 - - (101.021.750)

-114.984.085.071 9.651.178.228 (769.441.282) - 123.865.822.017 Sewa pembiayaan Kendaraan 2.584.931.599 - - - 2.584.931.599 Tabung gas 3.000.000.000 - - - 3.000.000.000 5.584.931.599 - - - 5.584.931.599 Jumlah harga perolehan 120.569.016.670 9.651.178.228 (769.441.282) - 129.450.753.616

Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung

Bangunan dan prasarana 14.039.356.987 1.216.845.311 - - 15.256.202.298 Mesin dan peralatan 25.203.193.503 1.493.998.864 - - 26.697.192.367 Tabung gas 8.772.655.265 2.035.740.971 (26.440.519) - 10.781.955.717 Kendaraan 5.601.719.676 686.928.302 (246.796.604) - 6.041.851.374 Perabot dan perlengkapan kantor 9.570.341.827 1.141.656.907 (981.771) - 10.711.016.963

63.187.267.258 6.575.170.355 (274.218.895) - 69.488.218.718 Sewa pembiayaan Kendaraan 1.297.489.465 201.441.149 - - 1.498.930.614 Tabung gas 187.500.000 187.500.001 - - 375.000.001 1.484.989.465 388.941.150 - - 1.873.930.615 Jumlah akumulasi penyusutan 64.672.256.723 6.964.111.505 (274.218.895) - 71.362.149.333

Nilai Buku - Bersih 55.896.759.947 58.088.604.283

(22)

6. ASET TETAP (Lanjutan)

1 Januari 2009 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 30 September 2009

Harga Perolehan Pemilikan langsung

Tanah 11.369.615.652 - - - 11.369.615.652 Bangunan dan prasarana 29.315.906.487 1.127.705.140 - - 30.443.611.627 Mesin dan peralatan 53.593.138.983 6.337.015.226 (752.047.162) - 59.178.107.047 Tabung gas - - - - -Kendaraan 6.775.502.851 87.500.000 (868.551.433) - 5.994.451.418 Perabot dan perlengkapan kantor 14.102.609.352 903.006.662 (4.019.531) - 15.001.596.483 Aset dalam penyelesaian - - - -

-115.156.773.325

8.455.227.028 (1.624.618.126) - 121.987.382.227

Sewa pembiayaan

Mesin dan peralatan 2.764.505.435 22.532.708 (27.618.182) - 2.759.419.961 Kendaraan 5.353.718.139 709.348.577 (8.240.001) - 6.054.826.715

8.118.223.574

731.881.285 (35.858.183) - 8.814.246.676 Jumlah harga perolehan 123.274.996.899 9.187.108.313 (1.660.476.309) - 130.801.628.903

Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung

Bangunan dan prasarana 11.954.710.205 2.371.200.735 - - 14.325.910.940 Mesin dan peralatan 30.339.567.523 6.284.148.478 (13.772.871) - 36.609.943.130 Tabung gas - - - - -Kendaraan 4.245.880.668 449.908.693 (254.957.682) - 4.440.831.679 Perabot dan perlengkapan kantor 8.906.519.017 1.508.495.588 (1.591.064) - 10.413.423.541

55.446.677.413

10.613.753.494 (270.321.617) - 65.790.109.290

Sewa pembiayaan

Mesin dan peralatan 1.561.489.076 205.909.996 (27.618.182) - 1.739.780.890 Kendaraan 2.558.216.703 755.059.464 (8.240.001) - 3.305.036.166

4.119.705.779

960.969.460 (35.858.183) - 5.044.817.056 Jumlah akumulasi penyusutan 59.566.383.192 11.574.722.954 (306.179.800) - 70.834.926.346

Nilai Buku - Bersih 63.708.613.707 59.966.702.557

2 0 0 9

2 0 1 0 2 0 0 9 Alokasi beban penyusutan adalah sebagai berikut:

Beban pokok penjualan 2.364.450.700 6.123.075.624 Beban usaha 4.599.660.805 5.451.647.330

Jumlah 6.964.111.505 11.574.722.954

Aset tetap kecuali tanah dan aset tetap dalam penyelesaian telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko kerugian lainnya dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 44 milyar dan Rp 73,4 milyar pada tanggal 30 September 2010 dan 2009. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.

Berdasarkan evaluasi manajemen tidak terdapat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset tetap Perusahaan dan Anak perusahan. Tanah dan bangunan, termasuk mesin dan peralatan digunakan sebagai jaminan atas fasilitas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank DBS Indonesia (2009: PT Bank Danamon Indonesia Tbk)

(23)

6. ASET TETAP (Lanjutan)

Perusahaan mencatat keuntungan atas penjualan aset tetap sebagai berikut:

2 0 1 0 2 0 0 9 Biaya perolehan 769.441.282 1.624.618.126 Akumulasi penyusutan (274.218.895) (270.321.617) Jumlah tercatat 495.222.387 1.354.296.509 Harga jual 811.401.238 1.567.443.089 Keuntungan atas penjualan aset tetap 316.178.851 213.146.580

7. GOODWILL

2 0 1 0 2 0 0 9 Biaya perolehan

Saldo awal tahun 776.101.942 776.101.942 Penambahan 2.284.478.169 2.284.478.169

3.060.580.111

3.060.580.111 Akumulasi amortisasi

Saldo awal tahun 2.704.242.929 1.979.363.883 Amortisasi tahun berjalan 356.337.182 595.399.413

3.060.580.111

2.574.763.296

Bersih - 485.816.815

8. PINJAMAN JANGKA PENDEK

Perusahaan dan Anak Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman sebagai berikut:

2 0 1 0 2 0 0 9 PT Bank DBS Indonesia 65.726.619.492 -PT Bank Danamon Indonesia Tbk - 59.450.035.267 Harori Holding Limited 417.314.034 7.667.035.739

(24)

8. PINJAMAN JANGKA PENDEK (Lanjutan)

PT Bank DBS Indonesia

Pinjaman dari PT Bank DBS Indonesia Tbk pada tanggal 30 September 2010 merupakan pinjaman Perusahaan atas fasilitas pinjaman sebagai berikut:

2 0 1 0 2 0 0 9 Fasilitas modal kerja 65.224.259.213 -Fasilitas cerukan 502.360.279

-Jumlah 65.726.619.492

-• Fasilitas modal kerja

Pada tanggal 2 September 2010, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja jangka pendek Revolving Credit Facility (RCF) 1 dan 2 dengan jumlah maksimum Rp 40.000.000.000 dan Rp 20.000.000.000, dan Trade Finance Facility (TFF) dengan jumlah maksimum Rp 40.000.000.000, dan dikenakan suku bunga sebesar 10,5% per tahun.

• Fasilitas cerukan

Pada tanggal 2 September 2010, Perusahaan memperoleh fasilitas cerukan (overdraft) dengan jumlah maksimum Rp 10.000.000.000, dan dikenakan suku bunga sebesar 11,5% per tahun. • Fasilitas nilai tukar mata uang asing

Perusahaan memperoleh fasilitas nilai tukar mata uang asing Foreign Exchange Facility (FX) dengan jumlah maksimal USD 1.000.000.

• Fasilitas bank garansi

Perusahaan memperoleh fasilitas bank garansi dengan jumlah maksimal Rp 5.000.000.000.

Perjanjian pinjaman ini memuat persyaratan seperti mempertahankan rasio keuangan tertentu, menjaga rata-rata bulanan penempatan dana Perusahaan dan Anak perusahaan, pembatasan pembagian dividen, bertindak sebagai penjamin dan perubahan pemegang saham.

Seluruh fasilitas pinjaman Perusahaan dijamin (yang juga terikat secara cross-collateralized dengan fasilitas pinjaman bank jangka panjang) dengan jaminan yang sama seperti yang dijaminkan kepada PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

(25)

8. PINJAMAN JANGKA PENDEK (Lanjutan)

PT Bank Danamon Indonesia Tbk

Pinjaman dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk pada tanggal 30 September 2009 merupakan pinjaman Perusahaan dan Anak perusahaan, AA dan TAS atas fasilitas pinjaman sebagai berikut:

2 0 1 0 2 0 0 9 Fasilitas modal kerja - 40.000.000.000 Fasilitas cerukan - 10.213.033.473 Fasilitas L/C - 9.237.001.794

Jumlah - 59.450.035.267

• Fasilitas modal kerja

Pada tanggal 22 Juni 2006, Perusahaan, AA, TAS, Anak perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja jangka pendek dengan jumlah maksimum Rp 20.000.000.000, dan dikenakan suku bunga sebesar suku bunga 1 bulan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dibagi dengan 0, 918 ditambah 2.75% per tahun.

Pada tanggal 22 Oktober 2007, PT Bank Danamon Tbk, memperkecil fasilitas modal kerja yang

diberikan kepada Perusahaan dan AA menjadi maksimum masing-masing sebesar Rp 35.000.000.000, dan Rp 5.000.000.000,

Fasilitas telah diperpanjang beberapa kali, dan yang terbaru pada tanggal 22 Desember 2008, dan tanggal jatuh tempo pinjaman menjadi 22 Oktober 2010.

• Fasilitas cerukan dan L/C

Pada tanggal 22 Juni 2006, Perusahaan dan Anak perusahaan, memperoleh fasilitas pinjaman

cerukan dan letter of credit (L/C) dengan jumlah maksimum sebesar Rp 15.000.000.000 dan Rp 45.000.000.000. Fasilitas cerukan dikenakan suku bunga 1 bulan suku bunga Sertifikat Bank

Indonesia ditambah 3 % pertahun, sedangkan fasilitas L/C Usance Payable at Sight (UPAS) dikenakan suku bunga sebesar satu bulan SIBOR/SBI ditambah 2,75% pertahun.

Kedua fasilitas telah diperpanjang beberapa kali, dan yang terbaru pada tanggal 22 Desember 2009 dimana tanggal jatuh tempo telah diubah menjadi 22 Oktober 2010, dan perubahan jumlah maksimum cerukan dan Letter of Credit masing-masing menjadi Rp 11.000.000.000 dan Rp.32.500.000.000.

Perjanjian pinjaman ini memuat persyaratan seperti mempertahankan rasio keuangan tertentu, menjaga rata-rata bulanan penempatan dana perusahaan dan Anak perusahaan, pembatasan pembagian dividen, bertindak sebagai penjamin dan perubahan pemegang saham.

Seluruh fasilitas pinjaman Perusahaan dan Anak perusahaan dijamin (yang juga terikat secara

(26)

8. PINJAMAN JANGKA PENDEK (Lanjutan)

PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Lanjutan)

Perusahaan

Pemilik Jaminan Daftar Jaminan

Perusahaan • Tanah dan bangunan bangunan berikut mesin-mesin dan peralatan yang terletak di Kawasan Industri Pulogadung, Kawasan Industri Jababeka, Genuk (Semarang), Kramat (Tegal) dan Manyar (Gresik); • Tanah dan bangunan yang terletak di Kedaleman (Cilegon), Paledang

(Bandung), Tawangsari (Semarang) dan Waru (Sidoarjo); • Tabung gas silinder;

• Persediaan dengan nilai minimum Rp 41.500.000.000; • Piutang dengan nilai minimum Rp 23.500.000.000

AA • Tanah dan bangunan berikut mesin-mesin dan peralatan yang terletak di Kawasan Industri Menara Permai, Bogor;

• Persediaan dengan nilai minimum Rp 7.500.000.000 • Piutang dengan nilai minimum Rp 5.500.0000.000

TSM • Tanah dan bangunan berikut mesin-mesin dan peralatan yang terletak di Parigi, Bogor

• Persediaan dengan nilai minimum Rp 2.500.000.000 • Piutang dengan nilai minimum Rp 2.500.000.000

TASM • Tanah dan bangunan berikut mesin-mesin dan peralatan yang terletak di Kawasan Industri Jababeka (Cikarang)

• Persediaan dengan nilai minimum Rp 2.250.000.000 • Piutang dengan nilai minimum Rp. 500.000.000

Perusahaan dan TAS

• Jaminan Perusahaan / Corporate guarantees

Semua fasilitas pinjaman tersebut telah diambil alih oleh PT Bank DBS Indonesia pada tanggal 2 September 2010.

Harori Holding Limited

Pinjaman kepada Harori Holding Limited merupakan pinjaman tanpa agunan yang diperoleh Perusahaan dan Anak perusahaan, AA, masing-masing dengan jumlah maksimum Rp 8.000.000.000 dan Rp 500.000.000. Pinjaman ini dikenakan suku bunga sebesar 17,65% - 24% per tahun. Saldo pinjaman ini pada tanggal 30 September 2010 sebesar Rp 417.314.034.

(27)

9. HUTANG USAHA

a. Rincian hutang usaha berdasarkan pemasok adalah sebagai berikut:

2 0 1 0 2 0 0 9 Pihak ketiga

Munger Machine Tool, Pte Ltd 1.539.156.660 1.242.895.160 PT Air Product Indonesia 1.302.695.800 2.162.202.722 PT BOC Gases Indonesia 1.252.053.925 1.321.531.363 VD International, B.V 1.054.806.179 -ODS BV 1.034.928.909 -Seimo Trading Co. Ltd 653.485.785 689.314.708 CV Candi Gasindo 520.197.801 287.498.000 Lain-lain (Saldo dibawah Rp 500 juta) 7.137.349.401 2.489.273.057

Jumlah 14.494.674.460 8.192.715.010

b. Rincian hutang usaha berdasarkan umur hutang adalah sebagai berikut:

2 0 1 0 2 0 0 9 Belum jatuh tempo 5.827.857.730 2.561.643.190 Sudah jatuh tempo

1 s/d 30 hari 4.275.036.036 770.769.544 31 s/d 60 hari 2.424.827.998 2.878.745.197 61 s/d 90 hari 908.285.285 140.877.148 Lebih dari 90 hari 1.058.667.411 1.840.679.931

Jumlah 14.494.674.460 8.192.715.010

c. Rincian hutang usaha berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:

2 0 1 0 2 0 0 9 Rupiah 7.246.306.715 3.855.955.822 Euro 3.522.788.191 3.370.597.773 Dolar Amerika Serikat 1.747.640.850 890.218.541 Swiss Franc 1.296.379.060 -Yen Jepang 671.798.973 74.458.098 Dolar Singapura 9.760.671 1.484.776

(28)

10. PERPAJAKAN a. Hutang Pajak 2 0 1 0 2 0 0 9 Pajak Penghasilan Pasal 21 1.672.391.824 6.507.443.020 Pasal 23 366.874.481 175.553.691 Pasal 25 1.070.819.360 592.981.053 Pasal 29 - 559.481.016 Pajak Pertambahan Nilai 6.818.319.590 14.948.148.198

Jumlah 9.928.405.255 22.783.606.978

b. Beban Pajak Penghasilan

2 0 1 0 2 0 0 9 Pajak Kini Perusahaan 1.597.462.685 592.981.055 Anak Perusahaan 1.203.485.062 632.934.745 2.800.947.747 1.225.915.800 Pajak Tangguhan Perusahaan 291.561.659 (39.567.960) Anak Perusahaan (90.907.068) (582.342.761) 200.654.591 (621.910.721) Jumlah 3.001.602.338 604.005.079

(29)

10. PERPAJAKAN (Lanjutan)

c. Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan sesuai dengan laporan laba rugi konsolidasian dan penghasilan kena pajak untuk periode sampai dengan 30 September 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

2 0 1 0 2 0 0 9 Laba (rugi) sebelum beban pajak penghasilan menurut

laporan laba rugi konsolidasian 8.374.613.086 (160.052.765) (Rugi) Laba Anak perusahaan

sebelum beban pajak penghasilan 1.991.921.102 2.130.566.935 Laba Perusahaan sebelum beban pajak penghasilan 6.382.691.985 1.970.514.170 Beda temporer:

Penyisihan imbalan kerja 720.000.000 411.416.556 Penyisihan persediaan usang 300.000.000 100.000.000 Transaksi sewa pembiayaan (710.301.296) 101.133.506 Penyusutan aset tetap (52.662.261) (783.251.102) Jumlah 257.036.443 (170.701.040) Beda tetap: Denda pajak 308.389.132 239.283.435 Penghasilan bunga (598.392.157) (10.507.805) Representasi 40.125.337 89.200.721 Jumlah (249.877.688) 317.976.351 Penghasilan Kena Pajak 6.389.850.740 2.117.789.481 Pajak Penghasilan 1.597.462.685 592.981.055

(30)

10. PERPAJAKAN (Lanjutan) d. Pajak Tangguhan Dikreditkan/ (Dibebankan) ke Laporan Laba Rugi

1 Januari 2010 Konsolidasian 30 September 2010 Aset pajak tangguhan

Perusahaan

Persediaan 201.767.846 75.000.000 276.767.846 Piutang usaha 98.303.614 - 98.303.614 Aset tetap 1.371.413.436 (13.165.565) 1.358.247.871 Hutang sewa pembiayaan (413.888.090) (177.575.324) (591.463.414) Kewajiban manfaat karyawan 1.110.623.010 (175.820.770) 934.802.240 Selisih nilai transaksi restrukturisasi

entitas sepengendali (1.777.557.524) - (1.777.557.524) Anak Perusahaan 3.345.009.724 90.907.068 3.435.916.792 Jumlah 3.935.672.016 (200.654.591) 3.735.017.425 Dikreditkan/ (Dibebankan) ke Laporan Laba Rugi

1 Januari 2009 Konsolidasian 30 September 2009 Aset pajak tangguhan

Perusahaan

Persediaan 202.468.313 (28.000.000) 174.468.313 Piutang usaha 102.118.458 - 102.118.458 Aset tetap 1.737.944.091 219.310.309 1.957.254.400 Hutang sewa pembiayaan (132.080.721) (28.317.382) (160.398.103) Kewajiban manfaat karyawan 1.103.030.490 (123.424.967) 979.605.523 Selisih nilai transaksi restrukturisasi

entitas sepengendali (2.168.249.747) - (2.168.249.747) Anak Perusahaan 3.516.570.981 582.342.761 4.098.913.742 Jumlah 4.361.801.865 621.910.721 4.983.712.586

e. Pada bulan September 2008 Undang-undang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan diubah untuk ke empat kalinya dengan Undang-undang No. 36 tahun 2008. Perubahan tersebut juga mencakup perubahan pada tarip Pajak Penghasilan Badan dari sebelumnya menggunakan tarip tunggal yaitu 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya.

(31)

11. PINJAMAN BANK JANGKA PANJANG

2 0 1 0 2 0 0 9 PT Bank DBS Indonesia 20.000.000.000

PT Bank Danamon Indonesia Tbk - 8.665.900.000 Jatuh tempo dalam 1 tahun (1.000.000.000) (1.999.700.000)

Jangka panjang 19.000.000.000 6.666.200.000

PT Bank DBS Indonesia

Pada tanggal 2 September 2010, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman jangka panjang Term Loan Facility (TLF) sebesar Rp 20.000.000.000. Fasilitas diberikan untuk jangka waktu 60 bulan dan dikenakan bunga sebesar 10,75% per tahun. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan jaminan silang (cross collateral) dengan fasilitas-fasilitas lain yang diberikan oleh PT Bank DBS Indonesia kepada Perusahaan. Pinjaman dilunasi dengan pembayaran cicilan dengan jumlah yang sama, yang dimulai satu (1) bulan setelah uang pinjaman diterima.

PT Bank Danamon Indonesia Tbk

Pada tanggal 26 Juni 2006, Perusahaan, AA dan TAS memperoleh fasilitas pinjaman jangka panjang sebesar Rp 37,500,000,000. Fasilitas diberikan untuk jangka waktu 36 bulan dan dikenakan bunga sebesar bunga SBI satu bulan dibagi 0,918 ditambah 1,25% per tahun. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan jaminan silang (cross collateral) dengan fasilitas-fasilitas lain yang diberikan oleh PT Bank Danamon Indonesia Tbk kepada Perusahaan dan Anak perusahaan. Pinjaman merupakan pembayaran cicilan dengan jumlah yang sama, yang dimulai segera pada saat total dana rata-rata Perusahaan dan anak perusahaan dan pihak hubungan istimewa yang ditempatkan pada PT Bank Danamon Indonesia Tbk berjumlah dibawah Rp 100.000.000.000. Perjanjian untuk pinjaman bank jangka panjang sama dengan perjanjian fasilitas pinjaman lainnya dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

Pada tanggal 22 Oktober 2007, bank menyetujui perubahan dan perpanjangan jangka waktu dari fasilitas pinjaman jangka panjang kepada AA dan TAS sebagai berikut :

a. Pinjaman Perusahaan dibagi menjadi:

• Pinjaman jangka panjang (LTL) 1 sebesar Rp 13.333.333.333 sudah jatuh tempo tanggal

22 Juni 2009. • Pinjaman jangka panjang (LTL) 2 sebesar Rp 5 milyar sudah jatuh tempo tanggal 22 Juni

2009.

• Pinjaman jangka panjang (LTL) 3 sebesar Rp 24 milyar yang akan jatuh tempo pada tanggal 22 Oktober 2010 dan telah diambil alih PT Bank DBS Indonesia pada tanggal 2 September 2010.

(32)

11. PINJAMAN BANK JANGKA PANJANG (Lanjutan)

PT Bank Danamon Indonesia Tbk (lanjutan)

b. Pinjaman AA sebesar Rp 6.666.666.667 sudah jatuh tempo tanggal 22 Juni 2009.

c. Pinjaman TAS sebesar Rp 5.250.000.000 di mana sebesar Rp 5 milyar dialihkan ke failitas LTL 2 yang diperoleh Perusahaan. Sisanya sebesar Rp 250 juta telah dibayar oleh TAS pada tanggal 31 Oktober 2007.

Fasilitas pinjaman tersebut telah diambil alih oleh PT Bank DBS Indonesia pada tanggal 2 September 2010.

12. HUTANG SEWA PEMBIAYAAN

a. Pembayaran sewa minimum di masa yang akan datang berdasarrkan perjanjian sewa pembiayaan pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

2 0 1 0 2 0 0 9 Tahun 2009 - 1.722.457.694 Tahun 2010 654.509.712 4.144.758.025 Tahun 2011 1.744.864.147 1.743.505.846 Tahun 2012 678.151.280 678.151.280 Jumlah pembayaran sewa minimum 3.077.525.139 8.288.872.845 Bunga yang belum jatuh tempo (514.151.333) (1.483.452.799) Jumlah kewajiban sewa pembiayaan 2.563.373.806 6.805.420.046 Bagian jatuh tempo dalam satu tahun (506.676.762) (1.722.457.694) Jangka panjang 2.056.697.044 5.082.962.352

b. Rincian hutang sewa pembiayaan berdasarkan lessor adalah sebagai berikut:

2 0 1 0 2 0 0 9 PT Al Ijarah Indo Finance 2.049.177.410 2.660.924.400 PT Saseka Gelora Finance 29.901.426 2.519.183.387 PT Bank Jasa Jakarta 195.002.281 491.319.828 PT Bank Central Asia Tbk 126.943.703 443.799.565 PT GE Finance Indonesia 108.442.000 267.173.000 Lain-lain (Saldo dibawah Rp 100 juta) 53.906.986 423.019.867

(33)

13. MODAL SAHAM

Pemegang saham perusahaan, jumlah ditempatkan dan disetor, dan saldo yang terkait pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 berdasarkan catatan PT Sinartama Gunita, adalah sebagai berikut:

Jumlah Persentase Jumlah

Saham Kepemilikan Modal disetor PT Mulia Dharma Sarana 25.000.000 42,517% 25.000.000.000 PT Martensite Unggul 14.787.966 25,150% 14.787.966.000 PT Widjayatunggal Sejahtera 14.752.734 25,090% 14.752.734.000 PT Penta Widjaya Investindo 2.160.500 3,674% 2.160.500.000 Koperasi Karyawan PT Tira Austenite Tbk 14.900 0,025% 14.900.000 Johny Santoso 7.000 0,012% 7.000.000 Toto Wahyudiyanto 3.500 0,006% 3.500.000 Hadi Gunawan 3.500 0,006% 3.500.000 Masyarakat 2.069.900 3,520% 2.069.900.000

Jumlah 58.800.000 100,000% 58.800.000.000

Nama Pemegang Saham

Undang-undang perseroan terbatas Republik Indonesia Nomor 1/1995 yang diterbitkan bulan Maret 1995, dan telah diubah dengan Undang-undang Nomor 40/2007 yang diterbitkan pada bulan Agustus 2007, mengharuskan pembentukan Cadangan Umum dari Laba bersih sebesar minimal 20% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh. Tidak ada batasan waktu untuk membentuk cadangan tersebut. Perusahaan belum membentuk Cadangan Umum sesuai dengan undang- undang tersebut.

14. TAMBAHAN MODAL DISETOR

Tambahan modal disetor terdiri dari saldo tahun 1993 sebesar Rp 200.000.000. dan dari selisih antara harga penawaran umum terbatas atas 42.000.000 saham pada tahun 2000 dengan nilai nominal sebesar Rp 10.500.000.000 dikurangi dengan biaya emisi saham Rp 1.914.738.539 serta hasil kelebihan nilai pasar saham ESOP di atas nilai nominal tahun 2004 sebesar Rp 908.400.000.

15. SELISIH NILAI TRANSAKSI RESTRUKTURISASI ENTITAS SEPENGENDALI

Pada bulan Oktober 2006, MuGG menjual aset tetap kepada PT Kembang Jaya Adhipratama. Pada bulan yang sama, membeli aset tetap tersebut dari PT Kembang Jaya Adhipratama dengan total

harga pembelian sebesar Rp 24.249.061.704. Nilai buku aset tetap MuGG pada tanggal 30 September 2006 adalah sebesar Rp 16.264.269.439. Selisih antara nilai pembelian dengan nilai

buku aset tetap sebesar Rp 7.984.792.265 dibukukan dalam akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” dalam neraca pada tanggal 30 September 2010 dan 2009. Pada bulan Desember 2006, Perusahaan melakukan pembelian aset tetap MuGG dengan harga pembelian sebesar Rp 493.867.472. Nilai buku aset tetap MuGG pada tanggal 30 November 2006

adalah sebesar Rp 734.910.637. Selisih lebih antara nilai pembelian aset tetap sebesar Rp 241.043.165 dibukukan dalam akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”

(34)

16. PENJUALAN BERSIH 2 0 1 0 2 0 0 9 Baja 68.792.063.937 68.943.889.153 Gas industri 57.533.519.899 57.214.090.648 Komponen elektronik 29.863.444.415 24.889.046.380 Bronze 15.630.046.986 10.007.103.749

Mesin dan suku cadang 5.587.571.087 7.437.503.341 Elektroda 5.514.865.029 4.531.230.743 Peralatan 221.590.254 4.962.722.441 Total Penjualan - Bersih 177.985.586.455183.143.101.607

Tidak ada penjualan kepada satu pelanggan yang melebihi 10% dari jumlah penjualan konsolidasian selama bulan Januari – September 2010 dan 2009.

17. BEBAN POKOK PENJUALAN

2 0 1 0 2 0 0 9 Bahan baku yang digunakan 11.919.300.857 14.411.977.843 Tenaga kerja langsung 5.103.828.523 4.258.915.570 Beban pabrikasi 5.421.752.976 6.543.810.673 Total beban produksi 22.444.882.356 25.214.704.086 Persediaan barang dalam proses

Awal tahun 2.413.057.554 1.763.109.882 Akhir tahun (4.240.602.617) (3.641.914.876) Total harga pokok produksi 20.617.337.293 23.335.899.092 Persediaan barang jadi

Awal tahun 60.117.824.922 73.212.261.453 Pembelian 85.415.743.867 81.012.430.595 Akhir tahun (50.630.586.822) (62.197.171.971) Total Harga Pokok Penjualan 115.363.419.169115.520.319.260

(35)

18. BEBAN USAHA

2 0 1 0 2 0 0 9 Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan 27.414.773.045 28.703.811.191 Penyusutan aset tetap 4.599.660.805 5.451.647.330 Pengangkutan dan pengemasan 3.814.948.958 3.514.063.335 Perjalanan dinas 2.533.317.687 1.784.687.150 Perbaikan dan pemeliharaan 2.133.338.640 1.700.769.017 Iklan dan promosi 2.060.405.242 2.166.073.904 Telekomunikasi 1.418.613.743 1.381.016.502 Honorarium tenaga ahli 1.385.978.287 1.254.091.138 Perlengkapan kantor 1.179.401.686 997.569.854 Listrik dan energi 1.117.413.210 1.218.404.915 Beban manfaat karyawan 780.307.744 411.416.556 Sewa dan amortisasi 610.761.837 603.687.228 Pajak dan perijinan 604.706.507 646.746.922 Asuransi 416.929.295 370.559.630 Beban bank 318.696.354 190.548.249 Beban penghapusan persediaan 300.000.000 -Representasi 175.115.333 110.329.244 Pendidikan dan pelatihan 168.089.199 61.594.771 Penggantian dan denda 88.878.726 207.708.634 Lain-lain 2.018.750.315 1.176.002.886 Jumlah 53.140.086.613 51.950.728.456 19. BEBAN BUNGA 2 0 1 0 2 0 0 9 Bank 5.404.892.022 8.194.285.876 Sewa pembiayaan 774.536.968 866.752.516 Jumlah 6.179.428.990 9.061.038.392

(36)

20. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA

Kewajiban imbalan kerja karyawan berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 didasarkan pada perhitungan aktuaris yang dilakukan oleh PT Bumi Darma Aktuaria, aktuaris independent. Penilaian aktuaris dilakukan dengan metode " Projected Unit Credit ". Asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut:

2 0 1 0 2 0 0 9

Tingkat bunga diskonto 10% 10%

Tingkat kenaikan gaji 8% 8%

Tabel Mortalita CSO - 80 CSO - 80

Tingkat pengunduran diri 4 - 5 % 4 - 5 %

Umur pensiun 55 tahun 55 tahun

Beban imbalan kerja karyawan tahun berjalan dicatat sebagai “Gaji, Upah dan Manfaat Karyawan” dalam laporan laba rugi konsolidasian.

Mutasi kewajiban imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut:

2 0 1 0 2 0 0 9 Saldo awal tahun 7.430.679.362 7.538.696.022 Beban tahun berjalan 2.545.876.332 411.416.556 Pembayaran (1.765.568.588)

-Jumlah 8.210.987.106 7.950.112.578

21. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA

Sifat Hubungan Istimewa

Hubungan Istimewa Sifat Hubungan Istimewa

Sifat Transaksi

PT MuGG Afiliasi Piutang sehubungan dengan operasional Perusahaan

PT Martensite Unggul Pemegang Saham Piutang sehubungan dengan operasional Perusahaan

Koperasi Karyawan

PT Tira Austenite Tbk

Pemegang Saham Pemesanan modal yang belum disetor

Karena memiliki sifat hubungan istimewa, hal ini memungkinkan syarat dan kondisi transaksi dengan pihak yang mempunyai hubugan istimewa tidak sama jika transaksi tersebut dilakukan dengan pihak

(37)

21. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (Lanjutan)

Transaksi Hubungan Istimewa

Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa

2 0 1 0 2 0 0 9 Direktur dan karyawan 1.475.509.477 2.687.384.598 PT Multi Guna Gas 707.110.274 731.046.019 Koperasi Sikarta 117.037.896 97.037.896

Jumlah 2.299.657.647 3.515.468.513

Piutang direksi dan karyawan merupakan pinjaman kepada direksi dan karyawan untuk pembelian kendaraan bermotor yang akan dilunasi melalui pemotongan gaji setiap bulannya.

22. INFORMASI SEGMEN

Segmen Usaha

Untuk tujuan pelaporan manajemen, saat ini kegiatan Perusahaan dan Anak perusahaan terbagi dalam tiga kelompok segmen yaitu segmen perdagangan dan distribusi barang-barang teknik; segmen industri cetakan dan kawat las; dan segmen perdagangan gas industri. Segmen tersebut menjadi dasar pelaporan informasi segmen primer Perusahaan dan Anak perusahaan.

(38)

22. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan)

Berikut ini adalah informasi segmen berdasarkan segmen usaha:

Perdagangan Industri

dan distribusi cetakan dan Perdagangan

2 0 1 0 barang teknik kawat las gas industri Eliminasi Konsolidasi

Penjualan eksternal 95.746.137.293 29.863.444.415 57.533.519.899 - 183.143.101.607 Penjualan antar segmen - 6.300.210.067 - 6.300.210.067 -Penjualan - Bersih 95.746.137.293 36.163.654.482 57.533.519.899 6.300.210.067 183.143.101.607 Beban pokok penjualan 61.194.592.664 28.055.361.574 32.570.575.089 6.300.210.067 115.520.319.260 Beban usaha 25.291.654.952 5.814.366.682 22.361.439.979 327.375.000 53.140.086.613 Hasil segmen 9.259.889.677 2.293.926.226 2.601.504.831 (327.375.000) 14.482.695.734

Penghasilan bunga 601.592.330

Laba atas penjualan aset tetap 316.178.851

Beban bunga (6.179.428.990)

Rugi selisih kurs - bersih 282.073.223

Amortisasi goodwill (356.359.980)

Lain-lain - bersih (772.138.082)

Laba sebelum taksiran beban

pajak penghasilan 8.374.613.086

Taksiran beban pajak penghasilan 3.001.602.338

Laba sebelum hak minoritas atas

rugi bersih anak perusahaan 5.373.010.748

Hak minoritas atas laba bersih

Anak perusahaan (997.174.823) Laba Bersih 4.375.835.925 Informasi lainnya Aset Aset segmen 226.501.594.943 51.037.887.373 71.537.197.502 (136.713.842.487) 212.362.837.331 Kewajiban Kewajiban segmen 132.170.901.704 48.942.267.388 53.306.786.744 (107.348.893.598) 127.071.062.238 Pengeluaran barang modal 1.804.811.999 2.949.992.957 4.896.373.272 - 9.651.178.228 Penyusutan 1.159.587.676 1.598.816.256 4.205.707.573 - 6.964.111.505 Amortisasi goodwill - 43.116.775 313.243.205 - 356.359.980

(39)

23. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan)

Segmen Usaha (Lanjutan)

Perdagangan Industri

dan distribusi cetakan dan Perdagangan

2 0 0 9 barang teknik kawat las gas industri Eliminasi Konsolidasi

Penjualan eksternal 94.932.072.945 26.431.552.462 56.621.961.048 177.985.586.455 Penjualan antar segmen 420.815.935 5.344.877.366 - (5.765.693.301) 11.531.386.602 Penjualan - Bersih 95.352.888.880 31.776.429.828 56.621.961.048 (5.765.693.301) 189.516.973.057 Beban pokok penjualan 63.202.257.116 26.334.911.209 31.591.944.145 (5.765.693.301) 126.894.805.771 Beban usaha 28.463.686.437 5.357.969.899 18.129.072.120 51.950.728.456 Hasil segmen 3.686.945.327 83.548.720 6.900.944.783 - 10.671.438.830

Penghasilan bunga 12.065.132

Laba atas penjualan aset tetap 584.573.277

Beban bunga (9.061.038.392)

Rugi selisih kurs - bersih (1.023.791.695)

Amortisasi goodwill (595.399.412)

Lain-lain - bersih (747.900.505)

Laba sebelum taksiran beban

pajak penghasilan (160.052.765)

Taksiran beban pajak penghasilan (604.005.079) Laba sebelum hak minoritas atas

rugi bersih anak perusahaan (764.057.844)

Hak minoritas atas laba bersih Anak perusahaan Laba Bersih (764.057.844) Informasi lainnya Aset Aset segmen 191.211.595.100 39.979.229.692 24.171.815.967 (50.766.799.707) 204.595.841.052 Kewajiban Kewajiban segmen 124.495.123.065 36.802.881.960 15.075.872.801 (50.200.979.462) 126.172.898.364 Pengeluaran barang modal 222.953.444 8.205.368.202 758.786.667 - 9.187.108.313 Penyusutan 1.139.106.564 6.367.220.417 4.068.395.973 - 11.574.722.954 Amortisasi goodwill - 116.415.291 478.984.122 - 595.399.413

(40)

23. ASET DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA UANG ASING

Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, Perusahaan dan Anak perusahaan mempunyai aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:

Setara Rupiah Aset

Kas dan setara kas USD 480.977,78 4.292.245.671 JPY 14.107.739,32 1.506.142.250 EUR 33.421,74 405.702.536 Piutang usaha USD 499.640,93 4.458.795.628 EUR 226.474,01 2.749.140.826 JPY 6.510.339,46 695.043.841

Jumlah aset 14.107.070.752

Kewajiban

Hutang usaha EUR 290.207,02 3.522.788.191 USD 195.836,04 1.747.640.850 CHF 142.000,00 1.296.379.060 JPY 6.292.609,34 671.798.973 SGD 1.440,80 9.760.671 Hutang bank USD 1.152.000,67 10.280.453.979

Jumlah kewajiban 17.528.821.724

Jumlah Aset (Kewajiban) - Bersih (3.421.750.972)

2 0 1 0 Mata uang asing

Setara Rupiah Aset

Kas dan setara kas JPY 16.606.357,00 1.789.999.221 USD 227.278,45 2.200.282.668 EUR 25.882,55 366.471.015 Piutang usaha USD 688.204,54 6.662.508.168 EUR 454.817,88 6.439.766.308 JPY 8.233.351,97 887.473.009

Jumlah aset 18.346.500.389

Kewajiban

Hutang usaha EUR 238.053,38 3.370.597.773 USD 91.955,23 890.218.168 JPY 690.770,00 74.458.098 SGD 217,04 1.484.776 Hutang bank USD 129.312,23 1.251.871.672 EUR 403.840,65 5.717.979.763

Jumlah kewajiban 11.306.610.250

Jumlah Aset (Kewajiban) - Bersih 7.039.890.139

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan percobaan simulasi yang dikaji pada bab IV diperoleh kesimpulan bahwa profil kinetika reaksi yang terlibat pada ADM1 antara lain glukosa, butirat, propionate, asestat,

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dengan menggunakan metode Isothermal Remanent Magnetization (IRM) di kota Padang pada tiga jenis sampel yaitu top soil, kulit kayu,

Ukuran organ sistem reproduksi itik jantan setelah disuplementasi probiotik MEP+ berbagai dosis mengalami peningkatan rerata (±SD) dari semua parameter yang

Pengayaan pembenah tanah dengan pupuk hayati belum dapat meningkatkan efektivitas pembenah tanah secara nyata (baik terhadap peningkatan produktivitas tanaman maupun

Muatan Kurikulum SMP Negeri 1 Baradatu meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik dan materi

Subyek penelitian ini adalah kelompok remas dan kelompok preman kampung yang merupakan informan terpenting yang dianggap mampu memberikan informasi yang sesuai dengan

Ditetapkan di  Bogor pada tanggal  28 Januari   2009 WALIKOTA  BOGOR, ttd DIANI  BUDIARTO Diundangkan di Bogor

Alat ini dapat dipasang (preliminary cleaners) gas dari sistem penanganan debu yang ada. Alat ini dapat dipasang sejumlah tray pada tiap sisi chamber untuk