• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Profil Sekolah

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Batursari 6 Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah yang beralamat di Jl. Pucang Peni Raya, Batursari, Kecamatan Mranggen kode pos 59567. Bangunan sekolah menghadap ke Timur, memiliki halaman yang cukup luas. Terletak di kawasan pendi-dikan terpadu yang terdiri dari Taman Kanak-kanak, SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 2 Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.

Gedung yang dimiliki SDN Batursari 6 terdiri dari 14 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang kantor guru, 1 ruang UKS, 1 ruang Perpustakan, 1 ruang lab. Komputer, dan 1 ruang alat peraga. Jumlah siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287 sedangkan siswa perempuan 250. SDN Batursari 6, didukung oleh 24 tenaga pengajar yang terdiri dari 1 orang kepala sekolah, 14 guru kelas, 2 guru agama (Agama Islam dan Agama Kristen), 2 guru Olah Raga, 4 guru ekstra kurikuler dan ditambah 1 penjaga

(2)

sekolah. Hampir semua tenaga pengajar yang ada adalah guru profesional, ini terbukti dengan diberikan-nya tunjangan sertifikasi dari Pemerintah serta memi-liki pengalaman yang cukup lama dalam mengajar.

4.1.2 Visi dan Misi Sekolah

Visi SDN Batursari 6 adalah “Bertaqwa, ber-karakter, dan peduli lingkungan, serta berdaya saing tinggi”.

Misi SDN Batursari 6 sebagai berikut:

a. Mewujudkan pemerataan dan perluasan akses pendidikan;

b. Mewujudkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS);

c. Mewujudkan Peran Serta Masyarakat (PSM); d. Mewujudkan Pembelajaran Aktif, Kreatif,

Efek-tif, dan Menyenangkan (PAKEM);

e. Mewujudkan peningkatan prestasi akademik. f. Mewujudkan peningkatan prestasi non

akade-mik;

g. Mengembangkan kurikulum berbasis lingkung-an;

h. Mewujudkan peningkatan iman dan taqwa; i. Pembelajaran yang memadai.

4.1.3 Tujuan Sekolah

Tujuan sekolah adalah:

1. Meningkatkan pelaksanaan pengamalan nilai-nilai keagamaan dan kepribadian dalam kegiatan sehari-hari;

(3)

2. Meningkatkan kemampuan siswa dalam pengua-saan pengetahuan, baik dalam bidang akademis maupun non akademis, sehingga mampu bersiang di tingkat nasional maupun Internasional;

3. Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif, inovatif dan tangguh dalam pemecahan masalah melalui pembelajaran PAIKEM atau CTL;

4. Meningkatkan nilai rata-rata Ujian Nasional;

5. Meningkatkan pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK);

6. Meningkatkan kesadaran siswa terhadap kesehatan dan kelestarian lingkungan hidup.

4.1.4 Pendidik, Tenaga Kependidikan dan Siswa 1. Jumlah guru : 24 orang 2. Jumlah Pegawai Non-Guru : 4 orang 3. Jumlah murid : 537 siswa

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Perencanaan Pembelajaran IPS Berbasis Multi-media di SD Negeri Batursari 6 UPTD Dikpora Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak

Sebagaimana layaknya pembelajaran pada umumnya, guru di SDN Batursari 06 mempersiapkan perencanaan pembelajaran supaya pelaksanaan pem-belajaran di berjalan lebih efektif dan efisien.

(4)

Guru menyiapkan perencanaan pembelajaran IPS ini setiap awal semester sebelum pembelajaran di kelas berlangsung efektif. Sebagaimana dikemukakan oleh SP selaku Kepala Sekolah sebagai berikut:

“Saya selalu menginstruksikan kepada semua guru untuk menyiapkan perangkat pembelajaran yang lengkap. Dengan administrasi yang baik, maka saya berasumsi guru tersebut akan kelihat-an kemampukelihat-annya dalam menyampaikkelihat-an materi pelajaran di kelas dengan baik pula.”

Hal ini juga sesuai dengan pandangan Sn selaku guru kelas V sebagai berikut:

“Ya tentu, tidak hanya pernah, melainkan selalu menyiapkan perangkat pembelajaran di awal kare-na itu sudah pekerjaan wajib bagi saya. Saya mempersiapkan silabus dan RPP setiap awal se-mester, sebelum pembelajaran dimulai.”

St selaku guru Kelas VI juga mengungkapkan: “Ya benar. saya menyiapkan perangkat pembela-jaran IPS seperti silabus dan RPP di awal semester, persiapan ini selalu rutin saya lakukan agar pembelajaran IPS lebih maksimal.”

Dari hasil wawancara kepala sekolah dan dua guru tersebut dapat diketahui bahwa sebelum pembelajaran dimulai guru menyiapkan perangkat pembelajaran baik berupa silabus maupun RPP bebe-rapa hari sebelum pembelajaran. Minimal 1 minggu sebelum pembelajaran semua perangkat pembelajaran sudah siap karena akan dikoreksi dan dimintakan tanda tangan oleh kepala sekolah. Sebelum

(5)

memberi-kan tanda tangan persetujuan ini kepala sekolah menilai semua perlengkapan persiapan pembelajaran yang disediakan oleh guru.

Pada tahap perencanaan pembelajaran IPS ber-basis multimedia ini, guru menyiapkan beberapa perangkat baik perangkat lunak maupun perangkat keras sehingga pembelajaran IPS akan menjadi lebih efektif dan efisien. Sebagaimana dikemukakan oleh Sn selaku guru kelas V sebagai berikut:

“saya menyiapkan sumber/media yang sesuai, menyiapkan tempat dan peralatannya, menyiap-kan SK/KD, RPP, Hard ware, soft ware, hard copy, alat peraga. Misalnya dalam standar kompetensi Negara Kesatuan Republik Indonesia, RPP, buku sumber, peta Indonesia, LCD dengan komputer, globe, dan lagu nasional dalam bentuk rekaman.”

Hal ini juga dipertegas oleh SP kepala SDN Batursari 06 sebagai berikut:

“Saya selalu menghimbau agar selain menyiapkan silabus dan RPP, guru harus mampu memilih dan menguasai media pembelajaran yang akan diguna-kan secara maksimal agar guru tidak ada yang terlihat tidak mampu menguasai media. Beliau khawatir siswa menjadi kurang percaya pada guru tersebut.”

Dari hasil wawancara tersebut dapat diperoleh informasi bahwa guru selain menyiapkan silabus dan RPP tersebut di atas, guru juga menyiapkan media pembelajaran yang sesuai, baik perangkat keras maupun perangkat lunak seperti power point, TV, tape recorder, peta dan globe, seperti peta Indonesia, LCD

(6)

dengan komputer, globe, dan lagu nasional dalam bentuk rekaman.

Dalam perencanaan pembelajaran IPS, guru memiliki konsekuensi dalam persiapan perangkat yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Guru biasanya menyiapkan secara mandiri, meskipun harus meminta bantuan rekan guru yang lain jika menemui kendala dalam perencanaan. Sebagaimana dikemukakan oleh Sn selaku Guru kelas V sebagai berikut:

”Saya persiapkan sendiri perangkat pembelajaran yang dibutuhkan, namun jika menemui kesulitan, saya minta bantuan rekan guru yang lebih senior, seperti St dan juga kepala Sekolah”

Hal ini juga dipertegas oleh SP kepala SDN Batursari 06 sebagai berikut.

Ya, benar. Saya menghendaki kemandirian se-orang guru, namun guru juga harus memiliki semangat kerja secara team work, artinya guru mampu menyiapkan perangkat pembelajaran seca-ra mandiri, karena hal itu sudah menjadi seca- rang-kaian tugas utama seorang guru. Selain mandiri, prinsip kebersamam juga harus dimiliki oleh semua guru, sehingga bisa saling melengkapi jika ada yang merasa kekurangan, termasuk dalm penyusunan RPP.”

Hasil observasi yang peneliti peroleh sesuai dengan wawancara tersebut, yaitu berupa serangkaian agenda guru di SDN Batursari 06, yaitu menyusun RPP diawal semester. Kemudian setelah RPP terbentuk maka mulailah disiapkan media yang akan digunakan sesuai standar kompetensi yang akan diajarkan.

(7)

Dari hasil wawancara dan observasi tersebut dapat diperoleh informasi bahwa guru selalu menyiap-kan secara mandiri berbagai perlengkapan yang diper-lukan dalam pembelajaran. Apabila guru menemui beberapa kendala dalam persiapan tersebut, guru meminta bantuan kepada guru yang lebih mampu. Bantuan ini biasanya dalam mekanisme penggunaan media elektronik yang baik dan benar agar sesuai dengan perencanaan, demikian juga penggunaan alat peraga yang sudah cukup modern seperti LCD. Kepala sekolah juga sudah menganjurkan agar semua guru yang ada di SDN Batursari 06 ini bisa bekerja dalam sebuah tim yang saling melengkapi.

Guru menyiapkan perencanaan pembelajaran IPS dengan multimedia ini dimaksudkan agar pelak-sanaan pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien. Sebagaimana dikemukakan oleh Sn selaku guru kelas V sebagai berikut:

”Kalau saya tidak mengadakan persiapan pembe-lajaran terlebih dahulu, maka akan memakan waktu pembelajaran yang cukup lama, dan dikha-watirkan akan terjadi kendala di tengah pem-belajaran. Selain itu agar pelajaran berjalan lancar dan siswa terbantu dalam belajar.”

Dari hasil wawancara tersebut dapat diperoleh informasi bahwa mengadakan persiapan perencanaan pembelajaran berbasis multimedia ini agar pembelajar-an berjalpembelajar-an lpembelajar-ancar dpembelajar-an siswa terbpembelajar-antu dalam belajar. Siswa menjadi lebih antusias dalam mengikuti

(8)

pem-belajaran di kelas, siswa menjadi lebih tertarik dengan pelajaran IPS.

Selain memahami hal-hal tersebut di atas, guru juga menyiapkan perangkat pembelajaran agar pelak-sanaan pembelajaran lebih efektif dan efisien. Seba-gaimana yang dikemukakan oleh Tg, selaku guru kelas III, sebagai berikut.

“Saya menyiapkan silabus, media yang sesuai dengan materi, kondisi siswa, pemilihan media yang menarik. SK, KD, RPP”

Hal in juga dibenarkan oleh ND, selaku guru kelas II.

“Benar, Saya menyiapkan promes, silabus, RPP dan media yang mendukung dengan materi dan kemampuan siswa. Terkadang memanfaatkan gambar-gambar dan juga terkadang LCD sehingga siswa bisa tertarik dan senang.”

Dari hasil wawancara tersebut dapat diperoleh informasi bahwa guru menyiapkan perencanaan pembelajaran di kelas dengan multimedia mengacu pada silabus yang ada dan RPP yang telah disusun. Media yang dipersiapkan guru bersifat kondisional, artinya menyesuaikan materi dan kemampuan siswa.

Pada tahap perencanaan, guru menargetkan agar siswa memiliki 3 aspek utama dalam pembela-jaran IPS yang meliputi kemampuan kognitif dan afektif serta prestasi belajar yang memuaskan baik di bidang akademik maupun prestasi non akademik. Dalam hal ini guru merasakan adanya manfaat

(9)

perencanaan pembelajaran. Sebagaimana dikemuka-kan oleh MCS selaku guru kelas VI sebagai berikut:

”Siswa menjadi lebih mudah memahami apa yang disampaikan guru, dan membuat proses pembela-jaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Indikator SK/KD dapat tercapai ketuntasan dengan nilai KKM 70.”

Dari hasil wawancara tersebut dapat diperoleh informasi bahwa guru menargetkan agar semua siswa mampu memiliki kemampuan pemahaman yang baik pada pembelajaran IPS. Baik kompetensi kognitif maupun afektif. Selain itu guru menargetkan agar siswa mampu memperoleh nilai akademik di atas KKM yang telah ditentukan.

Guru kelas memiliki rekan sebagai tempat sharing dalam penyusunan perencanaan pembelajaran untuk mengantisipasi kendala yang dihadapi bersama teman sharing tersebut. Sebagaimana dikemukakan oleh Sn, selaku guru kelas V sebagai berikut:

“Saya biasanya sharing dengan teman sejawat khususnya yang seumuran dan karyawan ope-rator.”

Dari hasil wawancara tersebut dapat diperoleh informasi bahwa guru dalam penyusunan perencana-an pembelajarperencana-an sharing dengperencana-an rekperencana-an kerja, biasperencana-anya teman sejawat yang seusia. Namun juga pada guru yang lebih senior jika rekan sejawat dirasa masih kurang.

(10)

Guru menyusun perencanaan pembelajaran IPS dengan Multimedia ini dimaksudkan agar pembelajar-an IPS berlpembelajar-angsung dengpembelajar-an baik dpembelajar-an lpembelajar-ancar. Baik bagi guru dalam menyampaikan materi maupun siswa agar lebih mudah dalam memahami materi pelajaran IPS. Sebagaimana dikemukakan oleh Sn selaku Guru kelas V sebagai berikut:

“Penyusunan perencanaan ini untuk mempermu-dah pelaksanaan proses pembelajaran (PBM), dan mempermudah penjelasan materi ajar kepada pe-serta didik.”

Hal ini juga dibenarkan oleh St selaku guru kelas VI dan Kt, selaku guru kelas IV yang menyata-kan bahwa:

“Perencanaan perangkat pembelajaran ini agar pembelajaran IPS dengan media multimedia ini nanti bisa berlangsung secara efektif dan efisien sesuai yang dituju, yaitu materi bisa disampaikan secara maksimal dan tuntas. pembelajaran juga lebih kondusif.

Hal ini juga dipertegas oleh kepala SDN Batursari 06 Ibu SP sebagai berikut:

“Asumsi saya adalah dengan perencanaan yang baik, maka pelaksanaan pembelajaran juga baik, evaluasi juga bisa terlaksana dengan baik sesuai rencana awal yang telah disusun di awal semes-ter.”

Berdasarkan dari hasil wawancara guru dan Kepala SDN Batursari 06 tersebut dapat diperoleh informasi bahwa tujuan utama penyusunan perenca-naan pembelajaran adalah untuk mempermudah

(11)

pelaksanaan proses pembelajaran di kelas dan juga untuk mempermudah penjelasan materi ajar IPS khususnya kepada peserta didik.

4.2.2 Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis Multi-media di SD Negeri Batursari 6 UPTD Dikpora Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak

Pada tahap pelaksanaan pembelajaran IPS ini, guru memulai pelaksanaan pembelajaran dengan memberikan deskripsi tentang rencana penyampaian materi pembelajaran IPS. Guru mendorong siswa agar tergugah untuk bisa merespon mengenai materi pem-belajaran yang akan disampaikan. Namun, sebelum menyampaikan materi baru guru juga mengulang beberapa materi yang telah disampaikan pada perte-muan sebelumnya.

Sebagaimana dikemukakan oleh St selaku guru kelas VI sebagai berikut:

“Secara umum saya memulai pembelajaran IPS ini dengan pendahuluan sebagai apersepsi. Bertanya kepada para siswa mengenai materi yang lalu. Dan selanjutnya menanyai siswa beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan saya sampaikan sebagai pemanasan bagi para siswa.”

Hal ini sesuai dengan observasi peneliti pada tanggal 15 Mei 2014. Guru, sebelum menyampaikan materi inti, beliau memberikan apersepsi terlebih dahulu pada siswa, agar siswa mendapat stimulus pada proses pembelajaran berikutnya.

(12)

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa pada permulaan pembelajaran guru tidak secara langsung menyampaikan materi pelajaran yang baru. Namun guru melakukan pemanasan agar otak (mind) siswa tergugah. Hal ini dimaksudkan untuk mengondisikan pemikiran siswa menuju kepada mate-ri yang baru.

Dalam pembelajaran IPS, guru mengawali dengan menyampaikan pemahaman materi secara global dan secukupnya melalui power point dan juga alat peraga berupa peta dan globe yang telah disiap-kan oleh guru. Setelah itu guru meminta agar siswa memahami secara langsung mengenai kondisi wilayah Negara Indonesia.

Sebagaimana dikemukakan oleh St, selaku guru kelas VI:

”Saya menyampaikan materi tentang “Wilayah Negara Indonesia” sebagaimana yang telah saya persiapkan di media power point, peta Indonesia dan globe. Selanjutnya saya meminta siswa untuk memahami dan menunjukkan secara langsung dengan memberikan tugas mencari peta Negara Indonesia, kemudian setelah data didapat siswa menyampaikan laporannya di hadapan siswa lain-nya yang selanjutlain-nya didiskusikan untuk kemu-dian dibahas bersama.”

Hal ini juga dibenarkan oleh MCS selaku guru kelas VI dan Kt, selaku guru kelas IV.

“Ya, benar. Saya memanfaatkan media alat peraga terlebih dahulu sehingga memudahkan siswa memahami materi, baru saya lanjutkan dengan tanya jawab interaktif dengan siswa.”

(13)

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa guru secara berurutan memberikan materi pemahaman sebagai aspek kognitif secukupnya. Lebih luas dari itu semua, guru memberikan penekanan kepada siswa agar bisa mengetahui secara langsung pemahaman wilayah Indonesia dalam pembelajaran IPS sebagaimana yang dimaksudkan.

Pada pembelajaran IPS berbasis multimedia ini, siswa merasakan adanya perbedaan dalam model pembelajaran. Siswa merasa dimudahkan oleh tampil-an materi pembelajartampil-an oleh guru, sehingga siswa menjadi lebih tertarik akan materi pembelajaran. Hal ini membuat kondisi siswa menjadi lebih senang dan semangat dalam pembelajaran IPS .

Sebagaimana dikemukakan oleh Sn, selaku guru kelas V sebagai berikut:

“iya benar. Siswa nampak semangat dan terlihat aktif dalam aktivitas proses pembelajaran dengan media power point dan globe yang menarik. Semua siswa terlihat fokus mengenai materi yang saya berikan. Siswa aktif dalam menemukan jawaban, aktif bertanya mengenai materi yang belum dipa-hami, aktif dalam berdiskusi, saling membantu dan aktif dalam menyelesaikan masalah”

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa siswa cukup terlihat aktif dalam pembelajaran. Siswa aktif bertanya, aktif menemukan jawaban, dan aktif berdiskusi sesama teman (saling membantu).

Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran ber-basis multimedia dengan power point, peta dan globe

(14)

mampu menjadikan suasana belajar terasa hidup dan menyenangkan karena siswa cukup antusias sehingga dapat saling mengemukakan pendapat, jawaban dan argument sebelum guru memberikan kesimpulan. Siswa bisa menyelami materi pelajaran dan memahami secara cepat.

Sebagaimana dikemukakan oleh St, selaku guru kelas VI:

“Kondisi kelas terasa menyenangkan dan hidup, terbukti dengan adanya beberapa indikasi; kelas yang terkondisi artinya siswa saling mengajukan pertanyaan, jawaban dan argument sambil sesekali diwarnai humor karena jawaban atau pertanyaan atau argument siswa yang terkesan lucu namun siswa tidak merasa malu untuk menyampaikan-nya, siswa mempunyai keberanian atas jawaban yang disampaikan dengan mengemukakan penda-pat, tidak ada siswa yang mengantuk, tidak ada siswa yang bercerita sendiri, semua siswa terlibat dalam diskusi dan pembelajaran yang menyenang-kan.”

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa dengan pembelajaran berbasis multimedia dengan power point dan alat peraga (peta dan globe), pembelajaran berlangsung dengan baik, siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran karena proses pembelajaran yang memadukan unsur media multi-media sehingga siswa tidak merasa bosan dan jenuh. Justru siswa merasa tertarik untuk dapat memahami materi pelajaran yang disampaikan guru dengan kenyataan. Dengan begitu siswa dapat mengerjakan tugas yang diberikan guru melalui media power point dan peta.

(15)

Dalam proses pembelajaran IPS berbasis multi-media ini, guru merasa tidak ada yang dikhawatirkan. Artinya, guru dalam pembelajaran IPS sudah cukup siap dalam menerapkan langkah-langkah pembelajar-an ini dengpembelajar-an maksimal.

Sebagaimana dikemukakan oleh St, selaku guru kelas VI sebagai berikut:

“Saya merasa tidak ada yang menyulitkan pada saat proses pembelajaran, karena siswa tertarik,

respect dan terlihat sangat senang serta antusias

terhadap tugas-tugas yang saya berikan. Siswa sangat antusias dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar tugas yang telah mereka kerja-kan di luar kelas. Sebaliknya siswa yang lain juga sangat berkeinginan untuk menjawab pertanyaan dari teman lain yang diajukan, yang pada akhirnya terjadi perdebatan atau diskusi yang mengalir begitu saja tanpa harus disetting, namun masih dalam kontrol saya sehingga kelas tidak terlihat gaduh. Kemudian setelah itu baru saya memberi-kan jawaban atau memberimemberi-kan kesimpulan atas pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan dengan mengemukakan dasar teoritisnya, dengan membe-rikan contoh yang mudah dipahami dan dimenger-ti oleh siswa.”

Sebagaimana yang disampaikan oleh Sn, selaku guru kelas V dan MCS yang menyatakan bahwa anak-anak jadi tambah bersemangat. Mayoritas siswa merasa senang, semangat, antusias dalam mengikuti pelajaran IPS. Buktinya anak-anak tidak ada yang mengantuk atau ramai sendiri.

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa guru sudah cukup mampu mengelola kelas dengan baik. Salah satu kuncinya adalah guru

(16)

menguasai secara maksimal model pembelajaran ber-basis multimedia dan persiapan materi dengan baik. Guru tinggal mengaplikasikan pada pembelajaran IPS. Meskipun secara teori memahami model pembelajaran berbasis multimedia dengan baik, namun masih ada beberapa hambatan dari luar yang menjadikan proses pembelajaran berlangsung kurang maksimal.

Sebagaimana dikemukakan oleh St, selaku guru kelas VI:

“Hambatan yang terkadang muncul adalah masih ada beberapa fasilitas yang belum tersedia di SDN 6 Batursari. Kendala tersebut biasanya berupa sering listrik mati sehingga pembelajaran tertunda, genset yang tersedia juga kurang bagus terkadang error.”

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa masih ada beberapa fasilitas pembelajaran yang kurang maksimal, antara lain: listrik mati. Hal ini menghambat kelancaran pembelajaran dengan penggunaan LCD. Namun untuk media alat peraga seperti globe dan peta masih tetap bisa dijalankan.

Penerapan pembelajaran ini nampak cukup memunculkan pengaruh yang besar bagi perkembang-an sikap siswa dperkembang-an dalam pengembperkembang-angperkembang-an berpikir. Artinya, pembelajaran ini merupakan salah satu variasi pendekatan yang menjadikan siswa menjadi lebih aktif dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran, siswa dapat dikondisikan oleh guru di kelas dengan baik. Sebagai indikasinya adalah jika pada

(17)

pembela-jaran sebelumnya, tidak sedikit siswa yang mengan-tuk, bercerita sendiri maupun ramai karena kurang sesuainya metode yang diterapkan dan juga nampak monoton. Dengan pendekatan ini menjadikan semua siswa bisa mengaktifkan semua organ tubuh, baik otak maupun organ tubuh lain. Karena selain dituntut pada aspek kognitif, siswa juga dituntut adanya pengembangan pada aspek afektif dan psikomotorik (skill).

Sebagaimana dikemukakan oleh St, selaku guru kelas VI:

“Menurut pengamatan saya, siswa tertarik karena dengan metode ini siswa belajar tidak hanya seke-dar materi saja, melainkan siswa langsung bisa masuk dalam kehidupan nyata. Dalam arti siswa langsung mengetahui secara kongkrit dengan media yang digunakan.”

Sebagaimana Wardah, selaku siswa mengata-kan:

Sekarang saya lebih mudah memahami pelajaran yang disampaikan guru dan dapat memahami gambaran wilayah Indonesia dan dunia secara menyeluruh. Jadi saya dan teman-teman sekarang makin senang dan semangat lagi untuk mengikuti pelajaran karena cara mengajarnya sangat menye-nangkan, dan tidak membosankan lagi.

Hal ini juga diungkapkan oleh Siska Anggraeni sebagai berikut:

Benar, guru kelihatan mampu mengelola pembela-jaran dengan baik, dan sudah tidak perlu meminta bantuan orang lain dalam memasang LCD, demi-kian juga ketika ada kesalahan teknis, guru sudah

(18)

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa kondisi siswa dengan penerapan multimedia cukup ada perkembangan yang baik dan perlu di-praktikkan pada pembelajaran berikutnya dan mata pelajaran lainnya. Inti dari perkembangan ini adalah karena adanya proses pembelajaran yang berlangsung secara kondusif, siswa juga lebih aktif, dan guru hanya memposisikan diri sebagai fasilitator proses pembelajaran.

Jika dicermati dengan baik pembelajaran ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan pembelajar-an sebelumnya ypembelajar-ang terlihat konvensional, meskipun ada beberapa kesamaan di dalamnya.

Sebagaimana dikemukakan oleh Sn, selaku guru kelas V:

“Pada prinsipnya tujuan metode pembelajaran itu sama, yaitu ingin menjadikan siswa itu lebih pandai dan memahami materi pelajaran dengan baik. Antara materi yang satu dengan lainnya terkadang saling melengkapi.

Kelebihan metode ini, dibandingkan dengan meto-de konvensional adalah bahwa dalam metometo-de ini, siswa secara langsung dan cepat bisa memahami materi pelajaran. Siswa diperlihatkan dengan kea-daan sebenarnya meskipun dalam bentuk minia-tur atau dalam gambar pada pada layar LCD.”

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa pendekatan pembelajaran berbasis multimedia memiliki kelebihan berupa adanya pengaitan secara langsung antara materi yang dipelajari dengan kondisi nyata lingkungan sekitar, baik dari unsur ekonomi,

(19)

sosial, budaya maupun yang lainnya. Sehingga siswa dalam pembelajaran IPS dengan penggunaan multi-media ini dapat memahami secara langsung antara materi dengan kondisi nyata.

Pada pelaksanaan pembelajaran IPS dengan multimedia, guru menggunakan beberapa media yang sesuai dengan materi. Standar kompetensi pembela-jaran selalu dilengkapi dengan media yang berhubung-an dengberhubung-an materi yberhubung-ang dimaksudkberhubung-an.

Sebagaimana dikemukakan oleh St, selaku guru kelas VI sebagai berikut.

“Media yang saya butuhkan pada pembelajaran IPS dengan multimedia seperti laptop, LCD, materi

power point, globe, peta.”

Pendapat ini didukung oleh MCS, yang juga selaku guru kelas VI sebagai berikut.

“tentu, dengan penggunaan alat pembelajaran multimedia seperti laptop, LCD, materi power point, globe dan peta maka pembelajaran IPS akan lebih menarik.”

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa media dalam pembelajaran IPS berupa laptop, LCD dan power point, peta dan globe. Standar minimal alat tersebut sudah tersedia di sekolah, dan jika ada kekurangan alat-alat sebagai media pembelajaran, maka guru segera mencari pinjaman pada sekolah lain yang dekat meskipun pinjaman ini jarang dilakukan. Guru tetap berusaha berkoordinasi dengan pihak

(20)

sekolah untuk mengajukan penambahan alat peraga yang dibutuhkan.

Adanya media pembelajaran yang cukup maka menjadikan proses pembelajaran berlangsung dengan baik. Lancarnya proses pembelajaran maupun me-ningkatnya hasil belajar siswa. Sebagaimana pembela-jaran dan pendekatan lain yang biasa diterapkan, guru juga akan mengakhiri pembelajaran dengan memberi-kan kesempatan kepada para siswa untuk bertanya dan memberikan tugas sebagai bahan belajar di rumah. Hal ini dimaksudkan agar pada pembelajaran IPS berbasis multimedia tidak ada siswa yang merasa kurang puas, melainkan memberikan solusi bagi kesulitan-kesulitan yang masih dirasakan oleh siswa.

Sebagaimana dikemukakan oleh Sn, selaku guru kelas V sebagai berikut:

“Saya mengakhiri pembelajaran ini dengan mena-nyakan kepada siswa beberapa pertanyaan, antara lain: apakah semua siswa sudah paham dan mampu semua, jika ada yang belum paham silah-kan ditanyasilah-kan. Kemudian saya juga memberisilah-kan tugas pada siswa sebagai tahap penekanan belajar agar siswa selalu mempelajari materi yang sudah saya sampaikan dan tidak mudah lupa.”

Sebagaimana juga dikemukakan oleh Kt, selaku guru kelas IV sebagai berikut:

“biasanya saya mengakhiri pembelajaran dengan menyimpulkan bersama dengan memberikan ke-sempatan pada siswa untuk menyimpulkan terle-bih dahulu, selanjutnya saya menekankan kesim-pulan secara menyeluruh dan lebih ringkas. Dan

(21)

biasanya juga saya berikan PR agar siswa mau mengulang pelajaran di rumah”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa guru memberikan motivasi belajar untuk meningkatkan kemampuan pemahaman siswa pada pembelajaran IPS.

4.2.3 Evaluasi Pembelajaran IPS Berbasis Multi-media di SD Negeri Batursari 6 UPTD Dikpora Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak

Evaluasi sebagai tahap akhir dalam proses pembelajaran IPS berbasis multimedia dilaksanakan untuk mengetahui kompetensi dan hasil belajar siswa mengenai materi pelajaran. Pelaksanaan evaluasi pada sebuah pembelajaran pada prinsipnya juga sama antara metode yang satu dengan yang lain. Beberapa tahapan evaluasi pembelajaran IPS ini dilakukan pada setiap SK dan akhir bab khususnya. Hasil belajar siswa bisa terlihat pada setiap tahapannya, baik yang jangka pendek maupun jangka panjang.

Dalam hal ini, guru melakukan evaluasi pem-belajaran IPS pada dua tahap. Evaluasi pada tahap proses pembelajaran berlangsung dan evaluasi pada akhir pembelajaran.

Sebagaimana dikemukakan oleh Sn selaku guru kelas V sebagai berikut:

“Saya selalu mengadakan evaluasi pada siswa di akhir pembelajaran. Dan juga melakukan evaluasi

(22)

pada saat proses pembelajaran berlangsung. Evaluasi yang saya maksudkan adalah ada 2 jenis, yaitu evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil akhir belajar.”

St selaku guru kelas VI menegaskan sebagai berikut:

“ya tentu, saya selalu memberikan evaluasi hasil belajar pada akhir pembelajaran, setiap SK pasti saya berikan evaluasi pada siswa.”

Dari hasil wawancara tersebut diperoleh infor-masi bahwa dalam pembelajaran IPS ini, guru mem-berikan evaluasi pada setiap akhir pembelajaran teru-tama 1 SK dan atau 1 bab diadakan 1 kali evaluasi.

Secara umum pelaksanaan evaluasi ini memiliki tujuan utama yaitu untuk mengetahui kompetensi siswa, sejauh mana siswa mampu memahami terha-dap materi yang disampaikan oleh guru. Skill apa yang telah dikuasai oleh siswa dan bagaimana jika terjadi seandainya harapan guru tidak sesuai dengan hasil yang diperoleh oleh siswa.

Sebagaimana dikemukakan oleh Sn, selaku guru kelas V sebagai berikut:

“Benar, untuk mengetahui sejauh mana kemam-puan siswa terhadap materi yang sudah saya sampaikan dengan penggunaan multimedia. Dan sebagai bahan perbaikan pada pembelajaran se-lanjutnya agar lebih baik dan sempurna.”

Hal ini juga dikemukakan oleh St selaku guru kelas VI sebagai berikut:

(23)

“tujuannya untuk mengetahui sejauhmana ke-mampuan siswa terhadap materi pembelajaran, saya juga menjadi tahu kelebihan dan kekurangan yang harus diperbaiki.”

Hal ini juga dipertegas oleh SP selaku kepala sekolah, beliau mengemukakan:

“Pelaksanaan evaluasi tentu saya tekankan pada guru, tujuannya untuk mengukur sejauhmana keberhasilan pembelajaran, baik dilihat dari pema-haman siswa maupun dari kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran IPS berbasis multi-media.”

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa evaluasi mengandung arti yang cukup penting untuk mengetahui kemampuan siswa. Untuk mengu-kur sejauhmana keberhasilan pembelajaran dan agar bisa dijadikan persiapan bagi guru untuk memperbaiki kekurangan pada program pembelajaran berikutnya.

Evaluasi pembelajaran IPS ini berbentuk dua jenis, yaitu bentuk tertulis maupun praktik. Bentuk tertulis untuk mengukur aspek kognitif siswa, semen-tara aspek psikomotorik untuk mengukur kemampuan skill siswa. Sebagaimana dikemukakan oleh Sn, selaku guru kelas V sebagai berikut:

“Saya menggunakan evaluasi dalam bentuk tertu-lis dan praktik peragaan, evaluasi kelompok dan individu.”

Anggraeni selaku siswa, menuturkan:

“Betul, bapak guru memberikan beberapa soal untuk melakukan evaluasi dengan secara tertulis. Namun bapak guru juga meminta siswa untuk memperagakan keterkaitan materi pembelajaran

(24)

IPS dengan maju langsung di depan kelas satu per satu.”

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa bentuk evaluasi pembelajaran IPS berbasis multimedia adalah tertulis dan praktik/peragaan. Demikian juga evaluasi dalam bentuk individu dan kelompok. Evaluasi pembelajaran IPS yang diberikan pada siswa disesuaikan dengan materi pembelajaran IPS. Namun, guru memberikan soal pada siswa dalam bentuk multiple choice minimal 20 soal, sementara dalam bentuk essay berjumlah 5 soal pertanyaan.

Sebagaimana dikemukakan oleh Sn, selaku guru kelas V sebagai berikut:

“Saya persiapkan soal penilaian pembelajaran IPS ini 20 soal dalam bentuk pilihan ganda dan 5 soal dalam bentuk essay.

MA, selaku guru kelas II mengungkapkan sebagai berikut:

“saya biasanya memberikan evaluasi pilihan ganda berjumlah 10 s.d 15 butir karena anak-anak masih cukup kecil menurut saya. Untuk essay juga paling-paling sekitar 5 butir soal, itupun selalu saya pandu.”

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa jumlah soal evaluasi menyesuaikan dengan kelas dan materi pembelajaran. Soal PG berkisar 10 s.d 25 soal, sementara bentuk essay berjumlah 5 soal. Penilaian ini diorientasikan untuk mengukur ketiga aspek, baik aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

(25)

Sebagaimana dikemukakan oleh Sn, selaku guru kelas V sebagai berikut:

“saya melakukan penilaian pembelajaran IPS ini dari ketiga aspek, baik aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik.”

St, selaku guru kelas VI juga menambahkan sebagai berikut:

“evaluasi pembelajaran IPS ini saya orientasikan untuk mengukur aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa.”

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa evaluasi diproyeksikan pada ketiga aspek, baik aspek kognitif, aspek afektif maupun aspek psiko-motorik. Selain pemahaman teori, siswa juga mampu menunjukkan dan ataupun memperagakan langsung.

Untuk mempermudah penilaian dan mengenai sasaran, maka dari awal guru mempersiapkan format penilaian untuk mengukur kemampuan siswa sebagai-mana kompetensi dasar yang dimaksudkan dalam standar kompetensi yang telah direncanakan di awal pembelajaran. Adapun format penilaian sebagaimana dikemukakan oleh St, selaku guru kelas VI sebagai berikut:

“formatnya sederhana, setiap pertanyaan PG dise-diakan 4 alternatif pilihan jawaban a, b, c, dan d. Sementara untuk essay, pertanyaan lebih simple. Semua pertanyaan mengacu pada kisi-kisi soal yang telah disusun.”

(26)

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa format penilaian dibuat sedemikian rupa agar tidak menyimpang dari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan di awal. Guru juga perlu memberikan standar kriteria ketuntasan bagi siswa setelah mengikuti pembelajaran agar mudah mengukur kemampuan keberhasilan siswa. Sebagaimana dikemukakan oleh Sn, selaku guru kelas V sebagai berikut:

“Menurut hemat saya, siswa yang berhasil yaitu siswa yang bisa memahami materi pelajaran, secara akademik memperoleh nilai minimal 70 sebagaimana KKM yang telah ditentukan. Adapun secara skill kriterian minimal adalah nilai 73.”

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa ada standar minimal yang harus diperoleh oleh siswa. Secara akademik siswa harus mampu memper-oleh nilai teori minimal 70, sementara pada praktiknya harus memperoleh nilai minimal 73.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Perencanaan Pembelajaran IPS Berbasis Multi-media di SD Negeri Batursari 6 UPTD Dikpora Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak

Untuk menghasilkan pembelajaran yang kondu-sif, guru hendaknya mampu mengelola 3 tahap utama pembelajaran sejak awal mulai tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pada tahap awal pembela-jaran IPS berbasis multimedia, guru menyiapkan

(27)

pe-rencanaan pembelajaran IPS ini setiap awal semester sebelum pembelajaran di kelas berlangsung efektif. Hal ini disinyalir oleh Mulyono (2008) yang menegaskan bahwa perencanaan sebagai proses kegiatan rasional dan sistematik dalam menetapkan keputusan, kegiat-an atau lkegiat-angkah-lkegiat-angkah ykegiat-ang akkegiat-an dilakskegiat-anakkegiat-an di kemudian hari dalam rangka usaha mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Dalam hal ini muncul sinkronisasi antara kon-disi riil aktivitas guru dalam perencanaan pembela-jaran IPS dan teori perencanaan yang dikemukakan oleh Mulyono dimana harapannya mampu menentu-kan langkah pembelajaran di awal guna mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini diasumsikan tanpa ada-nya perencanaan yang matang maka proses pembela-jaran berlangsung tanpa arah dan ataupun prosedur yang jelas sehingga hasilnya juga tidak sesuai dengan yang diinginkan.

Sebelum pembelajaran dimulai Guru menyiap-kan perangkat pembelajaran baik berupa silabus maupun RPP beberapa hari sebelum pembelajaran. Minimal 1 minggu sebelum pembelajaran semua perangkat pembelajaran sudah siap karena akan dikoreksi dan dimintakan tanda tangan oleh kepala sekolah. Sebelum memberikan tanda tangan persetu-juan ini kepala sekolah menilai semua perlengkapan persiapan pembelajaran yang disediakan oleh guru. Hal ini mengandung maksud bahwa persiapan guru dalam proses pembelajaran menjadi tanggung jawab

(28)

kepala sekolah, sehingga keberhasilan guru dalam pembelajaran juga merupakan dukungan dan arahan dari kepala sekolah. Sebagaimana pembelajaran IPS dengan basis multimedia dimana guru membutuhkan berbagai macam perlengkapan media, sehingga kepala sekolah berkewajiban memberikan fasilitas yang cukup sebagai bentuk dukungan pada guru.

Guru selain menyiapkan silabus dan RPP terse-but di atas, juga menyiapkan media pembelajaran yang sesuai, baik perangkat keras maupun perangkat lunak seperti power point, TV, tape recorder, peta dan globe. Berbagai media ini merupakan produk lokal seperti power point disusun secara mandiri sehingga memudahkan guru dalam mengoperasikan slide, peta wilayah Indonesia disediakan dalam ukuran yang besar sehingga mudah dan jelas dibaca dari jarak 7 m, sedangkan globe ada yang dalam bentuk fisik hanya bisa dilihat dengan jarak maksimal 2 m, namun globe ini juga tersedia dalam bentuk 3 dimensi yang bisa dibesar kecilkan sesuai kebutuhan siswa. Semua media tersebut merupakan fasilitas yang ada di SDN Batursari 6 Mranggen.

Dalam perencanaan pembelajaran IPS, guru memiliki konsekuensi dalam persiapan perangkat yang diperlukan untuk proses pembelajaran. Guru biasanya menyiapkan secara mandiri, meskipun harus meminta bantuan rekan guru yang lain jika menemui kendala dalam perencanaan. Serangkaian agenda utama guru di SDN Batursari 06, yaitu menyusun RPP sebelum

(29)

pembelajaran dimulai, maksimal 1 minggu sebelum pembelajaran, juga mengikuti kegiatan para guru pada KKG di tingkat gugus maupun kecamatan.

Guru mengadakan persiapan perencanaan pem-belajaran berbasis multimedia ini agar pempem-belajaran berjalan lancar, efektif, efisien, dan agar siswa terban-tu dalam belajar, siswa menjadi lebih anterban-tusias dalam mengikuti pembelajaran di kelas, siswa menjadi lebih tertarik dengan pelajaran IPS.

Selain memahami hal-hal tersebut di atas, guru juga menyiapkan perangkat pembelajaran agar pelak-sanaan pembelajaran lebih efektif dan efisien. Guru melaksanakan pembelajaran di kelas dengan multi-media mengacu pada silabus yang ada dan RPP yang telah disusun. Penggunaaan media power point juga menyesuaikan materi pelajaran. Guru juga melihat kondisi siswa di kelas, apakah siswa tertarik ataukah biasa-biasa saja. Dalam menyampaikan materi, guru tidak pernah melebar di luar SK/KD yang telah diten-tukan, sehingga pembelajaran bisa fokus pada materi utama.

Dalam perencanaan, guru menargetkan agar siswa memiliki 3 aspek utama dalam pembelajaran IPS yang meliputi kemampuan kognitif dan afektif serta prestasi belajar yang memuaskan baik di bidang akademik maupun prestasi non akademik. Dalam hal ini guru mengatakan adanya manfaat perencanaan pembelajaran. Guru menargetkan agar semua siswa

(30)

mampu memiliki kemampuan pemahaman yang baik pada pembelajaran IPS. Baik kompetensi kognitif maupun afektif. Selain itu guru menargetkan agar siswa mampu memperoleh nilai akademik di atas KKM yang telah ditentukan.

Guru memiliki rekan sebagai tempat sharing dalam penyusunan perencanaan pembelajaran untuk mengantisipasi kendala yang dihadapi bersama, biasanya teman sejawat yang seusia. Namun juga pada guru yang lebih mampu jika rekan sejawat dirasa masih kurang. Guru menyusun perencanaan pembela-jaran IPS dengan Media Multimedia ini dimaksudkan agar pembelajaran IPS berlangsung dengan baik dan lancar. Bagi guru dalam menyampaikan materi mau-pun siswa agar lebih mudah dalam memahami materi pelajaran IPS. Tujuan utama penyusunan perencana-an pembelajarperencana-an ini adalah untuk mempermudah pelaksanaan proses pembelajaran di kelas, dan untuk mempermudah penjelasan materi ajar IPS khususnya kepada peserta didik.

Hal ini juga identik dengan pendapat Hamalik (2011) bahwa perencanaan dalam pembelajaran memi-liki fungsi:

(1) memberi pemahaman pada guru tentang tuju-an pendidiktuju-an dtuju-an tujutuju-an ytuju-ang hendak dicapai, (2) menambah keyakinan pada guru atas nilai-nilai pengajaran dan prosedur yang digunakan, (3) membantu guru dalam rangka mengenal kebu-tuhan-kebutuahn dan minat siswa, 4) mengurangi kegiatan yang bersifat trial and error dalam mengajar.

(31)

Hal ini mengandung arti bahwa perencanaan pembelajaran bermanfaat untuk guru dan siswa dalam proses pembelajaran sehingga menjadi lebih efektif dan efisien.

4.3.2 Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis Multi-media di SD Negeri Batursari 6 UPTD Dikpora Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak

Tahap kedua proses pembelajaran IPS berbasis multimedia adalah pengelolaan pelaksanaan jaran di kelas. Guru memulai pelaksanaan pembela-jaran dengan memberikan deskripsi tentang rencana penyampaian materi pembelajaran IPS. Guru mendo-rong siswa agar tergugah untuk bisa merespon menge-nai materi baru yang akan disampaikan. Sebelum menyampaikan materi kompetensi, guru mengingat-kan beberapa materi yang telah disampaimengingat-kan pada pertemuan sebelumnya. Maksud dari langkah yang dilakukan guru ini adalah untuk menstimulus siswa pada materi pelajaran sehingga siswa tidak kesulitan dengan materi baru. Di samping itu juga untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa pada materi yang lalu sehingga guru bisa mengambil langkah strategi setelah mengetahui penguasaan siswa pada materi sebelumnya.

Pada permulaan pembelajaran guru tidak secara spontan langsung menyampaikan materi pelajaran yang baru. Namun guru melakukan tanya jawab agar otak (mind) siswa tergugah. Hal ini dimaksudkan

(32)

untuk mengondisikan pemikiran siswa untuk menuju materi yang baru. Dalam pembelajaran materi yang baru, guru mengawali dengan menyampaikan pema-haman materi secara global dan secukupnya melalui power point dan juga alat peraga berupa peta dan globe yang telah disiapkan oleh guru. Setelah itu guru meminta agar siswa memahami secara langsung mengenai kondisi peta wilayah Indonesia. Guru secara berurutan memberikan materi pemahaman. Selanjut-nya, guru memberikan penekanan kepada siswa agar bisa mengetahui secara langsung pemahaman peta wilayah Indonesia dalam pembelajaran IPS sebagai-mana yang dimaksudkan.

Dalam penggunaannya, sesuai dengan tema wilayah Indonesia, guru menggunakan peta wilayah Indonesia dan globe untuk menunjukkan pada siswa pada beberapa wilayah tertentu di Indonesia. Selain peta dan globe, guru juga menggunakan tampilan slide power point di LCD yang telah dipersiapkan sehingga siswa menjadi lebih mudah memahami materi wilayah Indonesia dalam waktu yang terbatas saat pembela-jaran. Setelah menerangkan secara detail dengan ban-tuan media tersebut, guru meminta siswa menunjuk beberapa wilayah Indonesia yang ada dalam peta maupun globe yang tersedia.

Pada pembelajaran IPS berbasis multimedia ini, siswa merasakan adanya perbedaan dalam model pembelajaran. Siswa merasa dimudahkan dengan tampilan materi pembelajaran oleh guru, sehingga

(33)

siswa menjadi lebih tertarik akan materi pembelajaran. Hal ini membuat kondisi siswa menjadi lebih senang dan semangat dalam pembelajaran IPS khususnya materi peta Negara Indonesia. Siswa cukup terlihat aktif dalam pembelajaran, aktif bertanya, aktif mene-mukan jawaban, dan aktif berdiskusi sesama teman (saling membantu). Hal ini senada dengan ungkapan Paul D. Dierich (dalam Hamalik, 2011: 172) dimana aktivitas siswa dalam kegiatan visual seperti melihat gambar-gambar termasuk dalam melihat peragaan akan memudahkan siswa memahami materi pelajaran. Pembelajaran berbasis multimedia dengan power point, peta dan globe mampu menjadikan suasana belajar terasa hidup dan menyenangkan karena siswa cukup antusias sehingga dapat saling mengemukakan pendapat, jawaban dan argument sebelum guru mem-berikan kesimpulan. Siswa bisa menyelami materi pelajaran dan memahami secara cepat. Pembelajaran berlangsung dengan baik, siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran karena proses pem-belajaran yang memadukan unsur multimedia menja-dikan siswa tidak merasa bosan dan jenuh. Justru siswa merasa tertarik untuk dapat memahami materi pelajaran yang disampaikan guru dengan kenyataan. Dengan begitu siswa dapat mengerjakan tugas yang diberikan guru melalui media power point dan peta.

Dalam proses pembelajaran IPS berbasis multi-media ini, guru merasa tidak ada yang dikhawatirkan. Artinya, guru dalam pembelajaran IPS sudah cukup

(34)

siap dalam menerapkan langkah-langkah pembelajar-an ini dengpembelajar-an maksimal. Guru sudah cukup mampu mengelola kelas dengan baik. Salah satu kuncinya adalah guru menguasai secara maksimal model pem-belajaran berbasis multimedia dan persiapan materi dengan baik. Guru tinggal mengaplikasikan pada pembelajaran IPS.

Masih adanya beberapa fasilitas pembelajaran yang kurang, antara lain: listrik mati. Hal ini meng-hambat kelancaran pembelajaran dengan penggunaan LCD. Namun untuk media alat peraga seperti globe dan peta masih tetap bisa dijalankan.

Penerapan pembelajaran ini nampak cukup me-munculkan pengaruh yang besar bagi perkembangan sikap siswa dan dalam pengembangan berpikir. Arti-nya, pembelajaran ini merupakan salah satu variasi pendekatan yang menjadikan siswa menjadi lebih aktif dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran. Siswa dapat dikondisikan oleh guru di kelas dengan baik. Sebagai indikasinya adalah jika pada pembelajaran sebelumnya, tidak sedikit siswa yang mengantuk, bercerita sendiri maupun juga ramai karena kurang sesuainya metode yang diterapkan dan juga nampak monoton. Maka dengan pendekatan ini semua siswa bisa mengaktifkan semua organ tubuh, baik otak maupun organ tubuh lain. Karena selain dituntut pada aspek kognitif, siswa juga dituntut adanya pengembangan pada aspek afektif dan psikomotorik (skill).

(35)

Kondisi siswa dengan penerapan pendekatan ini, cukup ada perkembangan yang baik dan perlu diprak-tikkan pada pembelajaran berikutnya. Inti dari pende-katan ini adalah karena adanya proses pembelajaran yang berlangsung secara kondusif. Siswa juga lebih aktif, dan guru hanya memosisikan diri sebagai fasilitator proses pembelajaran. Jika dicermati dengan baik, pembelajaran ini memiliki kelebihan dibanding-kan dengan pembelajaran sebelumnya yang terlihat konvensional, meskipun ada beberapa kesamaan di dalamnya.

Pembelajaran berbasis multimedia ini memiliki kelebihan berupa adanya pengaitan secara langsung antara materi yang dipelajari dengan kondisi nyata lingkungan sekitar, baik dari unsur ekonomi, sosial, budaya maupun yang lainnya. Sehingga, pembelajaran IPS dengan penggunaan multimedia ini menjadikan siswa dapat memahami secara langsung antara materi dengan dengan kondisi nyata.

Pada pelaksanaan pembelajaran IPS dengan multimedia, guru menggunakan beberapa media yang sesuai dengan materi. Standar kompetensi pembelajar-an harus dilengkapi beberapa media ypembelajar-ang berhubung-an dengberhubung-an materi yberhubung-ang dimaksudkberhubung-an. Media dalam pembelajaran IPS berupa laptop, LCD dan power point, peta, dan globe. Standar minimal alat tersebut sudah tersedia di sekolah, dan jika ada kekurangan alat-alat sebagai media pembelajaran, maka guru segera men-cari pinjaman pada sekolah lain yang dekat meskipun

(36)

pinjaman ini jarang dilakukan. Guru tetap berusaha berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk mengaju-kan penambahan alat peraga yang dibutuhmengaju-kan.

Adanya media pembelajaran yang cukup menja-dikan proses pembelajaran berlangsung dengan baik, lancarnya proses pembelajaran maupun meningkat-nya hasil belajar siswa. Sebagaimana pembelajaran dan pendekatan lain yang biasa diterapkan, guru juga akan mengakhiri pembelajaran dengan memberikan kesempatan bertanya dan memberikan tugas sebagai bahan belajar di rumah. Hal ini dimaksudkan agar pada pembelajaran IPS berbasis multimedia tidak ada siswa yang merasa kurang puas. Guru memberikan motivasi belajar untuk meningkatkan kemampuan pemahaman siswa pada pembelajaran IPS.

4.3.3 Evaluasi Pembelajaran IPS Berbasis Multi-media di SD Negeri Batursari 6 UPTD Dikpora Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak

Evaluasi sebagai tahap akhir dalam proses pembelajaran IPS berbasis multimedia dilaksanakan untuk mengetahui kompetensi dan hasil belajar siswa mengenai materi pelajaran. Pelaksanaan evaluasi pada sebuah pembelajaran pada prinsipnya juga sama antara metode yang satu dengan yang lain. Guru melakukan evaluasi pembelajaran IPS pada dua tahap. Evaluasi pada tahap proses pembelajaran berlangsung dan evaluasi pada akhir pembelajaran. Guru

(37)

mem-berikan evaluasi pada setiap akhir pembelajaran teru-tama 1 SK dan atau 1 bab diadakan 1 kali evaluasi.

Pelaksanaan evaluasi pembelajaran IPS berbasis multimedia memiliki tujuan utama yaitu untuk mengetahui kompetensi siswa, sejauh mana siswa mampu memahami terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Evaluasi mengandung arti yang cukup penting untuk mengetahui kemampuan siswa. Untuk mengukur sejauh mana keberhasilan pembelajaran agar bisa dijadikan persiapan bagi guru untuk mem-perbaiki kekurangan pada program pembelajaran beri-kutnya. Evaluasi dimaksudkan untuk untuk menga-mati hasil belajar siswa dan untuk menentukan bagaimana menciptakan kesempatan belajar, serta memperbaiki pengajaran dan penguasaan tujuan tertentu dalam kelas.

Evaluasi pembelajaran IPS ini berbentuk dua jenis, yaitu bentuk tertulis maupun praktik. Bentuk tertulis untuk mengukur aspek kognitif siswa, semen-tara aspek psikomotorik untuk mengukur kemampuan skill siswa. Bentuk evaluasi pembelajaran IPS berbasis multimedia adalah tertulis dan praktik/peragaan. Demikian juga evaluasi dalam bentuk individu dan kelompok. Dalam evaluasi praktik, siswa diminta oleh guru satu persatu untuk menunjukkan minimal 5 wilayah Indonesia yang tersedia dalam globe dan juga peta dengan batasan waktu tertentu dan dilakukan secara bergiliran.

(38)

Evaluasi pembelajaran IPS yang diberikan pada siswa disesuaikan dengan materi pembelajaran IPS. Guru memberikan soal pada guru dalam bentuk multiple choice minimal 20 soal, sementara dalam bentuk essay berjumlah 5 soal pertanyaan. Penilaian ini diorientasikan untuk mengukur ketiga aspek, baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Selain pemahaman teori, siswa juga mampu menunjukkan ataupun memperagakan langsung. Hal ini dimaksud-kan agar siswa memiliki pengetahuan dan skill secara berimbang mengenai wilayah Indonesia.

Guru menyiapkan format penilaian untuk meng-ukur kemampuan siswa sebagaimana kompetensi dasar yang dimaksudkan dalam standar kompetensi yang telah direncanakan di awal pembelajaran. Format penilaian sederhana, setiap pertanyaan PG disediakan 4 alternatif pilihan jawaban a, b, c, dan d. Sementara untuk essay, pertanyaan lebih simple. Semua perta-nyaan mengacu pada kisi-kisi soal yang telah disusun, sehingga tidak menyimpang dari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan di awal.

Kriteria standar ketuntasan siswa setelah mengi-kuti pembelajaran ditentukan oleh guru agar mudah mengukur kemampuan keberhasilan pembelajaran. Siswa yang berhasil yaitu siswa yang bisa memahami materi pelajaran, secara akademik memperoleh nilai minimal 70 sebagaimana KKM yang telah ditentukan. Adapun secara skill kriteria minimal adalah nilai KKM 73.

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian aditif cair buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) tidak meningkatkan performa (konsumsi ransum, pertambahan

Usulan perbaikan berdasarkan pengolahan data Lean Six Sigma untuk kualitas pelayanan jalan tol Semarang-Bawen adalah penyampaian informasi disampaikan langsung

Peserta Musrenbang Kecamatan adalah individu atau kelompok yang merupakan wakil dari desa/kelurahan dan wakil dari kelompok-kelompok masyarakat yang beroperasi dalam skala

Penilaian ditujukan dan menjadi masukan bagi sumber (source) agar berusaha memperbaiki kualitas data profil desa dan kelurahannya. Berdasarkan uraian di atas, dapat

Terdapat kontribusi secara bersama-sama antara kekuatan otot tungkai dan kelentukan tubuh terhadap ketepatan shooting dalam permainan sepakbola SSB Tunas Inti

Terlaksananya pernikahan supaya berjalan dengan sukses, maka kedua calon pengantin, harus memenuhi beberapa syarat-syarat yang ditentukan oleh pihak gereja, Adapun

Dalam pada itu Pemerintah Netherland menginginkan adanya hukum dagang sendiri; dalam usul KUHD Belanda dari Tahun 1819 direncanakan sebuah KUHD yang terdiri atas

Padahal di DKI Jakarta Sendiri, terdapat 3(tiga) Instansi Badan Narkotika Nasional yaitu Badan Narkotika Nasional Pusat, Badan Narkotika Nasional Provinsi DKI Jakarta,