• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PENENTUAN TAHANAN GULIR PADA BEBERAPA MATERIAL JALAN UNTUK OPERASI ALAT ANGKUT DI TAMBANG TERBUKA BATUBARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI PENENTUAN TAHANAN GULIR PADA BEBERAPA MATERIAL JALAN UNTUK OPERASI ALAT ANGKUT DI TAMBANG TERBUKA BATUBARA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PROSIDING TPT XVIII & Kongres VII PERHAPI 2009

STUDI PENENTUAN TAHANAN GULIR PADA BEBERAPA

MATERIAL JALAN UNTUK OPERASI ALAT ANGKUT DI TAMBANG

TERBUKA BATUBARA

Yudhidya Wicaksana1, Nuhindro Priagung Widodo1, Suseno Kramadibrata1, Ridho K

Wattimena1, Fajar Hermawan1, Nardono2, Budi Kresno2

1 Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan,

Institut Teknologi Bandung

2 PT. Bukit Asam (Persero), Tbk

ABSTRAK

Penelitian Rolling Resistance untuk mendekati kondisi nyata pada jenis ban pada operasi alat angkut di tambang terbuka batubara telah dilaksanakan di Tambang Batubara PT. Bukit Asam, Tanjung Enim. Pengambilan data dilakukan pada 3 (tiga) lokasi yang mempunyai jenis jalan yang berbeda dan dibatasi oleh 3 jenis ban yang berbeda pula. Hasil pengujian lapangan yang diperoleh untuk kondisi beban model alat angkut 300 kg s/d 800 kg, serta panjang lintasan penarikan maksimum 500 m, adalah konsumsi bahan bakar berbanding lurus dengan tahanan gulir, beban, dan kecepatan; koefisien tahanan gulir (CRR) berbanding lurus dengan kecepatan, serta berbanding terbalik dengan beban, tekanan ban, dan kekerasan permukaan jalan. Penelitian ini dilakukan pada beban yang relatif rendah sehingga untuk aplikasinya terhadap kondisi alat angkut tambang yang sebenarnya (dengan beban total kendaraan dan muatan dapat lebih dari 50 ton), hasil penelitian ini masih perlu dikaji lebih lanjut. Kata Kunci: Tahanan Gulir/Rolling resistance (RR), Koefisien Tahanan Gulir (CRR)

I. Latar Belakang

Tahanan gulir dapat didefinisikan sebagai jumlah segala gaya-gaya luar yang berlawanan dengan arah gerak kendaraan yang berjalan di atas jalur jalan atau permukaan tanah (Prodjosumarto, 1996). Wong (1993) menyebutkan bahwa, tahanan gulir pada pemukaan jalan yang keras disebabkan terutama oleh adanya defleksi ban pada saat ban berputar. Gesekan antara ban dan jalan yang disebabkan oleh adanya sliding, tahanan udara dalam ban, dan dampak dari perputaran ban terhadap udara luar juga mempengaruhi tahanan gulir ban. Wood (1995) menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi nilai dari tahanan gulir, faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :

1. Berat muatan: semakin besar muatan yang diberikan akan memberikan nilai tahanan gulir semakin besar.

2. Bagian kendaraan yang bersentuhan dengan permukaan jalur jalan yaitu luas kontak ban dengan jalan.

3. Keadaan jalan: semakin keras dan rata jalan tersebut, semakin kecil tahanan gulir yang dihasilkan.

4. Tipe permukaan jalan: permukaan jalan yang halus dan rata, dengan permukaan jalan yang kasar akan memberikan nilai tahanan gulir berbeda. Pada jalan halus dan rata akan menghasilkan nilai tahanan gulir lebih kecil dibandingkan jalan kasar.

(2)

5. Gesekan dalam (internal friction): jika terdapat kehilangan mekanis (mechanical

looses) antara mesin dan ban akan meningkatkan tahanan gulir.

Kinerja dari suatu kendaraan sangat dipengaruhi oleh gaya-gaya yang bekerja pada kendaraan tersebut. Perlawanan inersia dan transmisi pada pada percobaan kali ini diasumsikan tidak ada karena kecepatan konstan serta tidak ada perpindahan transmisi pada pada proses penarikannya. Gaya-gaya yang bekerja pada kendaraan dapat dilihat pada Gambar 1.1

Nilai dari suatu tahanan gulir dipengaruhi oleh berat, semakin besar berat yang diterima oleh ban akan menyebabkan semakin besar nilai dari tahanan gulir, hal ini berhubungan dengan gaya tarik yang diperlukan untuk mendorong kendaraan, semakin besar muatan yang diangkut semakin besar pula gaya tarik yang dibutuhkan untuk menarik muatan. Hubungan antara tahanan gulir dengan beban muatan seperti dapat ditunjukan dalam persamaan :

RR = CRR.W

Gambar 1.1 Skematik gaya dan tahanan yang bekerja pada penarikan kendaraan bermuatan pada bidang miring

Nilai rata-rata koefisien tahanan gulir untuk beberapa jenis ban kendaraan pada tiga variasi permukaan jalan dapat dilihat pada Tabel 1.1 dan Tabel 1.2 memberikan nilai rata-rata koefisien tahanan gulir ban berudara tekan untuk kendaraan traktor pada berbagai permukaan jalan.

Dari Tabel 1.1 dapat terlihat bahwa semakin lunak permukaan jalan, maka nilai koefisien tahanan gulir (CRR) relatif semakin besar dan jenis ban yang digunakan dikendaraan penumpang relatif memiliki nilai koefisien (CRR) yang lebih besar daripada truk dan traktor.

Tabel 1.1 Koefisien tahanan gulir untuk berbagai jenis ban pada berbagai permukaan jalan (Wong, 1993)

Tipe kendaraan CRR pada jenis material

Beton Tanah dengan

kekerasan sedang Pasir Kendaraan Penumpang 0,015 0,08 0,30 Truk 0,012 0,06 0,25 Traktor 0,02 0,04 0,20 Rolling resistance Rg = W sin  W  Rr Ft Rr Ra Ftlc2 Ft LC Winch Machine W cos   Gaya Tarik Tahanan Kemiringan Tahanan Aerodinamis Keterangan : RR = tahanan gulir

CRR = koefisien untuk tahanan gulir

(3)

Tabel 1.2 Nilai CRR untuk variasi permukaan jalan pada ban traktor (Komatsu, 1999)

Permukaan Koefisien Tahanan Gulir

Lantai Beton 0,023

Jalan Aspal 0,028

Jalan Datar Kering Tidak Beraspal 0,035

Tanah Pertanian 0,040

Tanah Lepas Kering 0,045

Tanah Halus 0,090

Kerikil Lepas 0,120

Pasir Lepas 0,120

Tanah Berlumpur 0,160

Sebagai pendekatan terhadap kondisi nyata pada operasi alat angkut di tambang terbuka batubara, maka diperlukan penelitian dalam skala yang lebih besar. Penelitian tersebut dilakukan dengan cara perekaman gaya tarik yang diperlukan untuk menggerakkan alat angkut dan deformasi (material jalan dan ban) secara teliti. Penelitian akan dilakukan pada beberapa lokasi di tambang batubara seperti front kerja, jalan angkut material penutup dan lokasi penimbunan. Dengan penelitian ini diharapkan akan diketahui pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tahanan gulir beserta beberapa variasi perubahannya (sesuai dengan kondisi di tambang terbuka batubara) agar dapat dilakukan upaya optimalisasi operasi alat angkut.

Penelitian terdahulu di Laboratorium Geomekanika dan Peralatan Tambang FTTM-ITB telah menghasilkan besaran tahanan gulir sebagai fungsi dari permukaan material jalan pada beberapa jenis ban dan kemiringan (Kramadibrata dkk., 2002, Widodo dkk., 2009).

II. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari Penelitian ini adalah :

1. Mempelajari faktor-faktor utama yang mempengaruhi rolling resistance

2. Mendapatkan koefisien Rolling Resistance pada beberapa lokasi tambang yaitu front kerja tambang, jalan angkut tambang (MTB), dan lokasi timbunan (Mahayung)

3 Menganalisis hubungan antara koefisien tahanan gulir terhadap berat total dan luas kontak, serta parameter lain yang bekerja.

Masalah yang dapat terjadi pada operasi penambangan diantaranya adalah permasalahan biaya bahan bakar yang diperlukan oleh alat angkut untuk mengangkut material dari permuka kerja penambangan menuju ke lokasi penimbunan serta adanya kendala produktivitas karena permasalahan kerusakan dan keausan ban.

Bahan bakar yang diperlukan untuk oleh kendaran bergantung pada tahan kemiringan dan tahanan gulir, dimana kebutuhan bahan bakar berbanding lurus dengan kedua tahanan tersebut. Hubungan antara bahan bakar dengan tahanan kemiringan dan tahanan gulir adalah site spesifik bergantung pada kondisi kendaraan, kondisi operasional kendaraan, dan kondisi jalan tambang. Tahanan yang besar akan menyebabkan konsumsi bahan bakar menjadi besar dan produksi alat angkut menjadi turun.

Sedangkan kekuatan dan ketahanan ban selain dipengaruhi karakterisik sifat ban itu sendiri, dipengaruhi oleh faktor lapangan. Ketepatan penggunaan tipe ban untuk jenis jalan tertentu merupakan salah satu solusi untuk menangani permasalahan kelangkaan ban.

(4)

Ketepatan pengunaan suatu tipe ban dengan jenis jalan tertentu berhubungan dengan tahanan gulir yang terjadi.

III. Metodologi

Ruang lingkup pengamatan ini adalah mengamati parameter-parameter yang mempengaruhi nilai dari tahanan gulir seperti : Gaya yang bekerja, berat alat angkut dan muatan, jenis material landasan, kemiringan, dll.

Rolling resistance (RR) merupakan salah satu parameter penting untuk menentukan produktivitas alat muat di tambang terbuka. RR atau tahanan gulir yang besar akan menyebabkan diperlukannya gaya dorong yang besar untuk mengatasi tahanan ini, hal ini akan menyebabkan konsumsi bahan bakar menjadi besar dan produksi alat angkut menjadi turun. Tahanan gulir didefinisikan sebagai jumlah gaya-gaya luar yang bekerja yang berlawanan dengan arah gerak kendaraan yang bekerja, yang berjalan diatas permukaan jalan atau permukaan tanah. RR juga didefiniskan sebagai fungsi dari luas permukaan kontak ban dengan permukaan jalan serta koefisien gesekan antara permukaan ban dengan permukaan jalan. Oleh karena sifat dari gulir berbeda dengan dengan putar, dimana diperlukan interaksi antara ban dengan jalan, maka diperlukan pengujian yang bersifat dinamik.

Dalam proses penambangan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas alat-alat tambang adalah faktor gulir, maka kajian mengenai RR sangat penting untuk dilakukan. Dalam koseptual dan praktikal, tahanan gulir dipengaruhi beberapa faktor, seperti : keadaan jalan (kekuatan dan kemulusan jalan), dan keadaan material yang bersentuhan dengan jalan. Dalam kajian lebih dalam, tahanan gulir merupakan fungsi dari berat, kohesi, sudut geser dalam, luas kontak antara ban dengan permukaan jalan, kemiringan jalan, dan tekanan ban.

Konsep awal dalam pendefinisian tahanan gulir, didefinisikan suatu mekanisme aksi reaksi antara ban dengan permukaan jalan. Ketika ban bereaksi dengan permukaan landasan, maka akan terjadi reaksi antara landasan jalan dengan ban yang bergerak, kemudian terjadi deformasi mikro (penetrasi) pada material yang terjadi akibat aksi-reaksi yang terjadi antara ban dengan landasan.

Pada penelitian ini, pengamatan akan dilakukan langsung pada alat angkut yang digunakan pada tambang tarbuka batubara dengan semua aspek-aspek yang terkait di dalamnya. Penelitian ini merupakan kelanjutan penelitian skala laboratorium (Kramadibrata dkk., 2002 dan Widodo dkk., 2009) dimana pada penelitian tersebut didapatkan nilai koefisien tahanan gulir pada berbagai variasi variabel, seperti: variasi beban, jenis landasan, kemiringan, jenis ban dan tekanan ban.

IV. Prosedur Penelitian

Metode yang dilakukan adalah kegiatan pengukuran langsung di laboratorium dan di lapangan, dengan rangkaian kegiatan sebagai berikut :

a. Studi literatur yang meliputi konsep tahanan gulir, susunan material pembentuk jalan tambang, dan parameter-parameter yang mempengaruhi tahanan gulir.

b. Pengambilan data lapangan yang dilakukan di Tambang PT Bukit Asam, Sumatera Selatan adalah sebagai berikut: (1) mengukur gaya tarik yang diperlukan untuk menarik gerobak pada jenis material jalan tambang tertentu, dengan variasi parameter: kemiringan lintasan, beban, tekanan ban, dan kecepatan penarikan; (2) mengukur luas kontak yang terjadi antara ban dengan jalan dan penetrasi yang diakibatkan oleh ban;

(5)

Gambar 5.2 Pengukuran luas kontak ban

Gerobak / beban Loadcell tarik

Mobil penarik

Gambar 5.3 Skema proses pengambilan data

c. Pengolahan data bertujuan untuk menentukan koefisien tahanan gulir dalam skala laboratorium maupun skala lapangan pada beberapa kondisi (variasi parameter kemiringan lintasan, beban, tekanan ban, dan kecepatan penarikan).

d. Korelasi antara hasil koefisien tahanan gulir di laboratorium dan di lapangan akan dianalisis, yaitu hubungannya dengan faktor jarak pengukuran dan kondisi lintasan. Korelasi tersebut dievaluasi untuk kemungkinan penggunaannya lebih lanjut dalam estimasi alat angkut aktual di tambang terbuka.

VI. Hasil Pengujian Lapangan

VI.1 Lokasi MTB PT. Bukit Asam Tbk.

Pengujian yang dilakukan dilokasi MTB memiliki grade yang bervariasi berkisar 2 % sampai 5%. Dari grade yang bervariasi tersebut kita membagi jalur pengujian menjadi 3 section, dimana masing – masing section memiliki jarak tempuh 500 m (Gambar 6.1)

Jalur MTB ini merupakan jalur yang berfungsi sebagai jalur transportasi di luar tambang. Berdasarkan uji Particle Size Distribution (PSD) jalur MTB terdiri dari material penyusun gravel (1 %), Sand (2 %), Silt (75 %), Clay (23 %) dengan nilai California Bearing Ratio (CBR) sebesar 4,52 % (Lampiran).

Beradasarkan data yang diperoleh dari hasil pengujian di lokasi ini, maka kita memperoleh beberapa hubungan dari beberapa parameter yang mempengaruhi nilai tahanan gulir (RR) dan koefisien tahanan gulir (CRR). Berdasarkan Tabel 6.1 dan Gambar 6.2 dapat dilihat bahwa nilai tahanan gulir berbanding lurus dengan kecepatan dan beban tetapi berbanding terbalik terhadap tekanan ban. Sedangkan nilai koefisien tahanan gulir (CRR) berbanding lurus terhadap kecepatan dan berbanding terbalik terhadap beban dan tekanan ban.

(6)

Gambar 6.1 Skematik potongan longitudinal jalur pengujian lokasi MTB PTBA Tbk Pada pengujian ini kita menggunakan mobil Mazda BT – 50 4x4 turbo diesel dengan spesifikasi fuel consumption 9,2 litres per 100 Km yang berfungsi sebagai penarik gerobak. Dari hasil pengujian yang dilakukan maka diperoleh nilai fuel consumption yang berbanding lurus dengan nilai tahanan gulir (RR) , beban dan kecepatan (Tabel 6.2 dan Gambar 6.3)

Hubungan CRR terhadap Beban (MTB)

0.0000 0.0100 0.0200 0.0300 0.0400 0.0500 0.0600 0.0700 0.0800 0.0900 0.1000 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 Beban (Kg) CRR

15 psi,5km/jam grade 3&2 15 psi,10km/jam grade 3,2,4 15 psi,15/20km/jam grade 3,2,5 30 psi,5km/jam grade 3&2 30psi,10km/jam grade 3,2,4 30 psi,15/20km/jam grade 3,2,5 vespa 30psi,5km/jam grade 3,2,4

Fuel Consumption (MTB) 0 50 100 150 200 250 300 350 400 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 Beban (Kg) V o lu m e ( C C /K m ) daihatsu v=5km/jam daihatsu v=10km/jam daihatsu v=20km/jam vespa v=5km/jam

Gambar 6.2 Grafik Hubungan CRR terhadap beban pada lokasi MTB PTBA Tbk.

Gambar 6.3 Grafik Hubungan Volume bensin terhadap beban dan kecepatan pada

lokasi MTB PTBA Tbk. VI.2 Lokasi Mahayung PT. Bukit Asam Tbk.

Pada lokasi Mahayung, lokasi pengujian memiliki grade 4 % dengan panjang jalur pengujian 500 m (Gambar 6.4). Lokasi Mahayung merupakan lokasi timbunan yang memiliki struktur lapisan material yang terdiri dari Gravel (13 %), Sand (17 %), Silt (54 %), Clay (16 %) dengan nilai California Bearing Ratio (CBR) sebesar 5,38 % (Lampiran).

Dari Tabel 6.3 dan Gambar 6.5 dapat dilihat bahwa nilai tahanan gulir berbanding lurus dengan kecepatan dan beban. Sedangkan nilai koefisien tahanan gulir (CRR) berbanding lurus terhadap kecepatan dan berbanding terbalik terhadap beban. Pada Tabel 6.3 untuk kondisi beban, tekanan, grade yag sama dapat dilihat juga perbedaan nilai RR dan CRR antara ban daihatsu dengan ban tractor dimana nilai RR dan CRR untuk ban tractor lebih besar daripada ban daihatsu. Hal ini disebabkan oleh luas bidang kontak yang terjadi pada ban tractor lebih besar dari pada luas bidang kontak yang terjadi pada ban ban daihatsu. Oleh karena itu semakin besar luas bidang kontak antara ban dengan permukaan jalan maka akan dibutuhkan pula gaya yang lebih besar untuk membuat ban tersebut berputar.

3% 2%

4% 5%

2%

500 m 500 m 500 m

(7)

Tabel 6.1 Data pada lokasi MTB PTBA Tbk.

Jenis Ban Beban

(Kg) Beban (kN) Tekanan Ban (Psi) Overal Grade (…0) Kecepatan (Km/Jam) RR CRR Daihatsu 400 4 15 1,9 5 0,313 0,0399 10 0,426 0,0544 15 0,488 0,0622 30 5 0,302 0,0385 10 0,395 0,0503 15 0,506 0,0645 600 6 15 5 0,383 0,0326 10 0,543 0,0462 15 0,631 0,0537 30 5 0,389 0,0331 10 0,323 0,0275 15 0,466 0,0397 800 8 15 5 0,878 0,0560 10 0,953 0,0608 20 1,038 0,0662 30 5 0,557 0,0355 10 0,773 0,0493 20 0,793 0,0505 Vespa 300 3 30 5 0,325 0,0553 400 4 5 0,380 0,0485 500 m 4% θ

Gambar 6.4 Skematik potongan longitudinal jalur pengujian lokasi Mahayung PTBA Tbk. Dari hasil pengujian yang dilakukan maka diperoleh nilai fuel consumption yang berbanding lurus dengan nilai tahanan gulir (RR) , beban dan kecepatan (Tabel 6.4 dan Gambar 6.6)

Hubungan CRR Terhadap Beban (Mahayung)

0.0000 0.0100 0.0200 0.0300 0.0400 0.0500 0.0600 0.0700 0.0800 0.0900 0.1000 0 200 400 600 800 1000 Beban (Kg) CRR vespa v=5 km/jam daihatsu v=10km/jam daihatsu v=20km/jam tractor v=10km/jam

Fuel Consumption (Mahayung)

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 0 200 400 600 800 1000 Beban (Kg) V o lu m e ( C C /K m ) vespa v=5km/jam daihatsu v=10km/jam tractor v=10km/jam daihatsu v=20km/jam

Gambar 6.5 Grafik Hubungan CRR terhadap beban pada lokasi Mahayung PTBA Tbk.

Gambar 6.6 Grafik Hubungan Volume bensin terhadap beban dan kecepatan pada lokasi

(8)

Tabel 6.2 Data Fuel consumption lokasi MTB PTBA Tbk.

Jenis Ban Beban

(Kg) Beban (kN) Tekanan Ban (Psi) Overal Grade (…0) Kecepatan (Km/Jam) RR Bensin (CC/Km) Daihatsu 400 4 15 1,9 5 0,313 202 10 0,426 233,6 15 0,488 288,9 30 5 0,302 10 0,395 15 0,506 600 6 15 5 0,383 250 10 0,543 285,7 15 0,631 327,8 30 5 0,389 10 0,323 15 0,466 800 8 15 5 0,878 320,6 10 0,953 342,8 20 1,038 373,2 30 5 0,557 10 0,773 20 0,793 Vespa 300 3 30 5 0,325 208 400 4 5 0,380 245,6

Tabel 6.3 Data pada lokasi Mahayung PTBA Tbk.

Jenis Ban Beban

(Kg) Beban (kN) Tekanan Ban (Psi) Overal Grade (…0) Kecepatan (Km/Jam) RR CRR Vespa 400 4 30 2,3 5 0,319 0,0815 500 5 5 0,337 0,0688 600 6 5 0,342 0,0581 Daihatsu 400 4 10 0,302 0,0772 20 0,327 0,0835 600 6 10 0,304 0,0517 20 0,406 0,0691 Tractor 600 6 10 0,363 0,0618 800 8 10 0,422 0,0538

Tabel 6.4 Data Fuel consumption lokasi Mahayung PTBA Tbk.

Jenis Ban Beban

(Kg) Beban (kN) Tekanan Ban (Psi) Overal Grade (…0 ) Kecepatan (Km/Jam) RR Bensin (CC/Km) Vespa 400 4 30 2,3 5 0,319 266,6 500 5 5 0,337 285,7 600 6 5 0,342 333,33 Daihatsu 400 4 10 0,302 252,4 20 0,327 295,2 600 6 10 0,304 331,3 20 0,406 352,4 Tractor 600 6 10 0,363 320,5 800 8 10 0,422 400

(9)

VI.3 Lokasi Front Tambang PT. Bukit Asam Tbk.

Pada lokasi Front tambang ini memiliki grade 3 % dan 5 % dengan masing - masing grade memiliki jalur pengujian sepanjang 175 m (Gambar 6.7). Struktur material penyusun lokasi Front tambang terdiri dari Gravel (39 %), Sand (16 %), Silt (36 %), Clay (9 %) dengan nilai California Bearing Ratio (CBR) sebesar 4,76 % (Lampiran).

Dari hasil pengujian pada lokasi ini, maka diperoleh nilai tahanan gulir (RR) yang berbanding lurus terhadap beban dan nilai koefisien tahanan gulir (CRR) yang berbanding terhadap beban itu sendiri (Tabel 6.5).

3%

5%

175 m 175 m

θ

Gambar 6.7 Skematik potongan longitudinal jalur pengujian lokasi Front Tambang PTBA Tbk.

Tabel 6.5 Data pada lokasi Front Tambang PTBA Tbk.

Jenis Ban Beban (Kg) Beban (kN) Tekanan Ban (Psi) Overal Grade (…0) Kecepatan (Km/Jam) RR CRR Tractor 300 4 30 2,3 10 0,210 0,0715 600 6 30 10 0,384 0,0653

Hubungan CRR Terhadap Beban (Front Tambang)

0.0000 0.0100 0.0200 0.0300 0.0400 0.0500 0.0600 0.0700 0.0800 0.0900 0.1000 0 100 200 300 400 500 600 700 Beban (Kg) CRR v=10km/jam Linear (v=10km/jam)

Gambar 6.8 Grafik Hubungan CRR terhadap beban pada lokasi Front Tambang PTBA Tbk. VII. Kesimpulan

1. Koefisien tahanan gulir pada meterial jalan pada 3 lokasi yaitu; Pada jalan angkut diluar pit (MTB) berkisar antara 2,7 % - 6,6 % dengan nilai average 4,65 %; Pada jalan di lokasi penimbunan (Mahayung) berkisar antara 5,1 % - 8,3 % dengan nilai average 6,7 %; Pada jalan inspeksi di dalam pit (Front Tambang) berkisar antara 6,5 % - 7,1 % dengan nilai average 6,8 %. Untuk kondisi umum kecepatan 5 km/jam, 15 km/jam dan 20 km/jam dengan kemiringan 2, 3, 4, dan 5 %, berat 2, 3, 4, 6 dan 8 kN, serta tekanan ban 15 dan 30 Psi.

Namun demikian nilai CRR yang diperoleh dari 3 jenis ban (ban vespa, ban daihatsu, ban tractor) dibatasi oleh beban maksimum sebesar 8 kN. Oleh karena itu untuk kapasitas beban yang lebih besar (kondisi alat angkut sebenarnya di lapangan), maka perlu dilakukan pengujian tahanan gulir dengan skala pengujian yang lebih besar.

(10)

2. Meskipun pada pengujian ini menggunakan jenis ban, kecepatan, kemiringan jalan, berat dan tekanan ban yang bervariasi, pada dasarnya hasil penelitian uji tahanan gulir di lapangan menunjukkan kecenderungan umum sebagai berikut:

 Semakin besar berat total muatan yang bekerja bekerja akan menurunkan nilai koefisien tahanan gulir (CRR) dan menaikkan nilai tahanan gulir (RR)

 Semakin besar kecepatan yang diberikan maka akan menaikkan nilai koefisien tahanan gulir (CRR)

 Konsumsi bahan bakar berbanding lurus dengan tahanan gulir, beban, dan kecepatan

 Semakin besar tekanan pemompaan ban yang diberikan akan menghasilkan nilai CRR semakin kecil.

 Makin besar tekanan ban yang diberikan kepada ban makin kecil luas kontak yang terjadi antara ban dan tanah.

 Semakin besar luas kontak yang terbentuk antara permukaan jalan dengan ban , maka akan menghasilkan nilai RR yang lebih besar.

Perbedaan perolehan antara nilai koefisien tahanan gulir hasil eksperimentasi dengan teoritis lebih disebabkan oleh perbedaan kondisi.

3 Berdasarkan dari analisis data yang diperoleh, maka kita dapat merumuskan secara umum kondisi CRR sebagai berikut,

CRR = ƒ P.W

V

Dimana, V = Kecepatan; P = Tekanan Ban; W = Beban Rumus di atas diperoleh dari pengambilan data yang dibatasi oleh :  3 tipe jenis ban (ban vespa, ban Daihatsu, ban tractor)

 Beban maksimum yang ditarik oleh load cell yaitu sebesar 8 kN DAFTAR PUSTAKA

1. Komandi, G., An Evaluation of the Concept of Rolling Resistance, Journal of Terramechanics, 1999

2. Komatsu Handbook, Specifications and Application Handbook, 24th Edition, Komatsu, Japan, 2003

3. Kramadibrata, S, dkk., Analysis of Rolling Resistance Coefficient of Dried Silt and Wet

Silt at Laboratory Scale, Mine Planning and Equipment Selection, 2002

4. Prodjosumarto, P., Pemindahan Tanah Mekanis, Jurusan Teknik Pertambangan, ITB, Bandung, 1996

5. Wood, Osborne, Forde, Soil Parameter for Estimating the Rolling Resistance of

Earthmoving Plant on a Compacted Silty Cohesive Soil, Journal of Terramechanics, Vol.

32. No. 1, Elsevier Science Ltd., ISTVS, Great Gritain, 1995

Gambar

Gambar 1.1 Skematik gaya dan tahanan yang bekerja pada penarikan kendaraan bermuatan  pada bidang miring
Tabel 1.2 Nilai CRR untuk variasi permukaan jalan pada ban traktor  (Komatsu, 1999)
Gambar 5.2 Pengukuran luas kontak ban
Gambar 6.1 Skematik potongan longitudinal jalur pengujian lokasi MTB PTBA Tbk  Pada  pengujian  ini  kita  menggunakan  mobil  Mazda  BT  –  50  4x4  turbo  diesel  dengan  spesifikasi  fuel  consumption  9,2  litres  per  100  Km  yang  berfungsi  sebagai
+4

Referensi

Dokumen terkait