• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tenaga kesehatan profesional termasuk perawat perlu memiliki kemampuan komprehensif yang meliputi tiga ranah, yaitu afektif, kognitif, dan psikomotor (Susanti, 2010). Kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor akan didapatkan selama masa perkuliahan melalui berbagai pembelajaran termasuk keterampilan keperawatan. Keterampilan merupakan elemen yang penting pada kurikulum berbasis kompetensi (Suryadi, 2008).

Sebagai suatu profesi, perawat memiliki standar kompetensi. Standar kompetensi perawat merefleksikan kompetensi yang harus dimiliki oleh perawat untuk dapat memberikan asuhan keperawatan profesional. Kompetensi yang dimiliki oleh perawat berpengaruh terhadap kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan. Perawat yang kompeten akan memberikan pelayanan yang berkualitas dan terhindar dari kejadian nursing errors (adverse event) di rumah sakit.

Adanya nursing errors mengakibatkan munculnya beberapa masalah, salah satunya adalah infeksi nosokomial (31%) (Lucero et al., 2010). Rata-rata 5-10% pasien rawat inap mengalami infeksi nosokomial. Salah satu infeksi tersebut didapat melalui infeksi luka operasi (Breathnach, 2013). Luka operasi sering terjadi di Indonesia, prevalensinya sekitar 2,3-18,3% (Putra et al., 2013). Infeksi yang terjadi pada luka operasi bisa disebabkan karena perawatan luka yang tidak memenuhi syarat aseptik (Nurkusuma, 2009).

Hal yang disebutkan diatas menunjukkan bahwa salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh perawat di Indonesia adalah perawatan luka (PPNI,

(2)

AIPNI, & AIPDiKI, 2012). Perawatan luka merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk merawat luka agar dapat mencegah terjadinya injury pada kulit membran mukosa jaringan lain (Bryant, 2007). Penatalaksanaan luka yang tidak tepat dapat menghambat penyembuhan luka (Arisanty, 2013). Komplikasi yang terjadi pada proses penyembuhan luka yaitu hemoragi, infeksi, dehisens, eviserasi, dan fistula (Potter & Perry, 2005). Gangguan pada luka dapat berupa infeksi yang muncul selama proses penyembuhan luka berlangsung (Arisanty, 2013).

Metode perawatan luka telah mengalami perkembangan dari perawatan luka konvensional menjadi perawatan luka modern (evidance-based wound care). Beberapa perubahan dalam perawatan luka mulai muncul dengan ditemukannya penelitian-penelitian terbaru sesuai dengan konsep perawatan luka modern. Perawatan luka modern mempertahankan prinsip lembab yang seimbang pada luka (Arisanty, 2013). Berdasarkan penelitian Indaryati (2009) di RSUD Sleman Yogyakarta didapatkan hasil bahwa perawatan luka kronis menggunakan teknik modern lebih efektif dibandingkan dengan teknik konvensional, ditinjau dari kecepatan waktu terjadinya granulasi dan epitelisasi, sedikitnya frekuensi medikasi dan besarnya biaya bahan habis pakai. Penggunaan bio-cellulose dressing untuk penyembuhan luka dengan prinsip lembab (modern dressing) juga lebih menurunkan biaya perawatan dibandingkan dengan penggunaan tradisional dressing (Schmitz, 2014).

Perawatan luka juga merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh mahasiswa keperawatan agar nantinya saat bekerja dapat memberikan pelayanan

(3)

keperawatan dengan baik. Salah satu pembelajaran mengenai perawatan luka adalah keterampilan perawatan luka yang didapat melalui pembelajaran skills lab. Pembelajaran di skills lab merupakan suatu metode yang digunakan untuk mempelajari berbagai keterampilan klinik baik keterampilan dalam format pemeriksaan fisik, keterampilan prosedural, maupun keterampilan komunikasi dengan tatanan area klinik dan menggunakan berbagai alat, pasien simulasi maupun manekin dalam pembelajarannya (Hart, 2010; Soliman & Fouda, 2008). Keterampilan dalam skills lab diajarkan secara bertahap sesuai dengan kompetensi yang sudah ditetapkan oleh institusi pendidikan. Salah satu institusi pendidikan yang menerapkan pembelajaran keterampilan di skills lab adalah Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Keterampilan perawatan luka di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada diajarkan pada blok 2.5 (sensasi dan integritas jaringan). Pencapaian kompetensi mahasiswa yang telah didapatkan melalui pembelajaran skills lab dievaluasi melalui sebuah penilaian yaitu Objective Structured Clinical Examination (OSCE). Evaluasi dalam bentuk OSCE dilakukan setiap akhir semester (Panduan Akademik TA 2014/2015 PSIK FK UGM).

OSCE adalah salah satu bentuk penilaian, digunakan baik sebagai penilaian formatif dan sumatif yang bertujuan untuk mengidentifikasi kriteria kinerja objektif untuk keterampilan klinis yang diujikan (Godson, 2012). OSCE diujikan secara objektif dan terstruktur dalam bentuk putaran station dengan waktu tertentu. Objektif karena semua mahasiswa diuji dengan ujian yang sama yaitu

(4)

OSCE. Terstruktur karena yang diuji keterampilan klinik tertentu dengan menggunakan lembar penilaian tertentu (HPEQ, 2011).

Lembar penilaian yang digunakan untuk OSCE adalah checklist yang akan diisi oleh penguji sesuai keterampilan yang diujikan. Checklist merupakan salah satu jenis instrumen untuk metode observasi (Arikunto, 2013). Checklist OSCE harus mampu mengukur komponen dari ketiga domain pembelajaran yaitu domain kognitif, psikomotor, dan afektif (Cazzell & Howe, 2012). Sebagai suatu instrumen, checklist OSCE hendaknya valid dan reliabel. Sifat valid dan reliabel diperlihatkan oleh tingginya akurasi dan kecermatan hasil ukur (Azwar, 2013). Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan suatu instrumen (Arikunto, 2013). Reliabilitas berkaitan dengan hasil pengukuran dalam bentuk skor yang konsisten.

Salah satu cara pengukuran terhadap reliabilitas suatu instrumen dapat menggunakan interrater reliability. Interrater reliability merupakan suatu metode untuk mengetahui reliabilitas suatu pengukuran yang dilakukan oleh 2 pemeriksa (raters) atau lebih terhadap objek yang sama (Gwet, 2014).

Hasil systematic review yang dilakukan oleh Patricio et al. (2009) mengenai kegiatan OSCE didapatkan hasil bahwa dari 104 (63%) penelitian tidak menyajikan evidence mengenai reliabilitas pada OSCE, sementara 8,7% peneliti menyatakan bahwa OSCE yang dilakukannya reliabel namun tanpa memberikan evidence yang jelas. Hal ini memberikan gambaran bahwa publikasi tentang OSCE semakin banyak namun tidak diimbangi dengan penelitian tentang validitas, reliabilitas dan feasibility dari instrumen OSCE (Patricio et al., 2009).

(5)

Berdasarkan tinjauan pustaka yang dilakukan oleh penulis, belum terdapat satupun publikasi penelitian mengenai interrater reliability dari checklist keterampilan perawatan luka yang dimiliki oleh Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Selain itu, dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan melalui wawancara terhadap bagian skills lab Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada bahwa belum pernah dilakukan penelitian mengenai uji reliabilitas terhadap checklist keterampilan perawatan luka di institusi tersebut sejak digunakan sebagai instrumen OSCE (Zuli Aslam, komunikasi personal, 28 Mei 2015). Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa dosen penguji keterampilan dalam ujian OSCE bisa berganti-ganti tidak sesuai dengan dosen yang sudah dijadwalkan sebelumnya apabila berhalangan hadir. Berdasarkan keterangan diatas, kebutuhan akan pengukuran reliabilitas instrumen dirasa penting untuk segera dilakukan.

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai interrater reliability dari checklist keterampilan perawatan luka yang ada di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas evaluasi proses pembelajaran di institusi tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah “Berapa nilai interrater reliability dari checklist

(6)

keterampilan perawatan luka di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada?”

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan interrater reliability dari checklist keterampilan perawatan luka di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Sebagai bahan masukan untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan memperkaya konsep mengenai interrater reliability dari checklist keterampilan perawatan luka.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan mengenai interrater reliability dari checklist keterampilan perawatan luka dan mengasah kemampuan meneliti.

b. Bagi Peneliti Lain

Menjadi acuan sumber referensi untuk penelitian-penelitian lain mengenai interrater reliability pada checklist, terutama pada checklist keterampilan perawatan luka.

(7)

c. Bagi Program Studi Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar untuk penilaian kegiatan evaluasi pembelajaran skills lab yang pada akhirnya dapat digunakan sebagai bagian dari peningkatan mutu pendidikan.

E. Keaslian Penelitian

Peneliti belum pernah menemukan penelitian terkait interrater reliability dari checklist keterampilan perawatan luka dalam kegiatan OSCE di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Beberapa penelitian yang telah meneliti mengenai relilabilitas suatu checklist keterampilan dalam OSCE yaitu:

1. Safaa Hassanein et al. (2013) tentang Validity and Reliability of Checklist Used for Objective Structured Clinical Examination: Piloting Modified Tools. Tujuan penelitian ini untuk menguji validitas dan reliabilitas 10 checklist pada OSCE yang terkait kompetensi pada perawatan medikal bedah di Fakultas Keperawatan Cairo University selama periode (2010-2011 dan 2011-2012). Subjek penelitian adalah seluruh mahasiswa tingkat kedua di fakultas tersebut. Metode dalam penelitian ini menggunakan salah satu jenis uji reliabilitas yaitu test-retest, dan menerapkan six sigma dalam prosedur penelitian ini dengan langkah define-measure-analyze-improve-control. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 10 checklist tersebut valid. Tujuh checklist reliabel yaitu checklist pengkajian keseimbangan cairan, injeksi intramuscular, injeksi intravena, surgical scrub, gloving, wound dressing, dan wound drain. Dua checklist yang

(8)

tidak reliabel yaitu checklist injeksi subkutan dan penarikan obat vial, dan 1 checklist yaitu surgical gown masih dipertanyakan reliabilitasnya. Persamaan penelitian ini adalah uji reliabilitas pada checklist OSCE terkait kompetensi pada perawatan medikal bedah yaitu wound dressing. Perbedaan penelitian ini adalah jenis uji reliabilitas dan jumlah jenis checklist keterampilan.

2. Mary Cazzell & Carol Howe (2012), penelitiannya berjudul Using Objective Structured Clinical Evaluation for Simulation Evaluation: Checklist Considerations for Interrater Reliability. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur interrater reliability pada checklist pemberian obat pada anak. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa keperawatan semester 1 berjumlah 207 mahasiswa. Metode penelitian ini adalah dua orang rater yang menilai 207 mahasiswa yang melakukan keterampilan pemberian obat pada anak dan sudah direkam dalam bentuk videotaped. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan uji statistik kappa (k) dan intraclass correlation coefficient (ICC). Hasil penelitian menunjukkan interrater reliability dari 6 item pada domain kognitif dan psikomotor adekuat, sedangkan pada 4 domain afektif tidak adekuat. Persamaan penelitian ini adalah mengenai uji interrater reliability pada checklist OSCE dan penggunaan uji statistik yang sama yaitu kappa (k). Perbedaan penelitian ini adalah jenis checklist keterampilan dan subjek penelitian.

3. Sarah E. Peyre et al. (2010) tentang Reliability of a Procedural Checklist as a High-Stakes Measurement of Advanced Technical Skill. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui reliabilitas dari checklist keterampilan prosedural laparoscopic nissen fundoplication. Penelitian ini melibatkan 5 dokter bedah yang

(9)

menggunakan 65 checklist prosedural untuk mengevaluasi keterampilan prosedural laparoscopic nissen fundoplication yang dilakukan oleh expert surgeon. Uji statistik menggunakan Fleiss kappa coefficients dan percent agreement. Hasil penelitian menunjukkan percent agreement dan kappa coefficients memperlihatkan tingkat reliabilitas yang tinggi (>0,80). Persamaan penelitian ini adalah mengenai uji interrater reliability pada checklist keterampilan prosedural dan uji statistik yang digunakan yaitu uji kappa dan percent agreement. Perbedaan penelitian ini adalah jenis checklist keterampilan dan subjek penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia dalam publikasi tersebut belum memuaskan karena terdapat beberapa kesalahan, seperti kesalahan penulisan kata

Changes of dung beetle communities from rainforests towards sgroforestry systems an annual cultures in Sulawesi (Indonesia). Biodiversity and Conservation 14.. Shukla RS,

Reaktivitas : Tidak ada data tes khusus yang berhubungan dengan reaktivitas tersedia untuk produk ini atau bahan

Hasil survei menunjukkan bahwa setelah dilakukan sosialisasi dan aplikasi pelepasan jantan mandul ke rumah-rumah masyarakat di lokasi penelitian, sebagian besar masyarakat

Dengan pendekatan Poisson equation electron ransport , perancangan Heterojunction Bipolar Transistor Silikon Germanium (HBT’s SiGe) yang digunakan sebagai basis

Hasil penelitian ini sejalan dengan yang telah dilakukan oleh Carolus et al (2013) yang menyatakan tidak ada hubungan antara berat badan lahir dalam bentuk

KK3 Mampu memberikan asuhan keperawatan pada area spesialisasi (keperawatan medikal bedah, keperawatan anak, keperawatan maternitas, keperawatan jiwa atau keperawatan

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional EXCESS 2017.