• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kasus Pitiriasis Versikolor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Kasus Pitiriasis Versikolor"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Pitiriasis versikolor furfur merupakan penyakit jamur superfisial yang kronik, Pitriasis versikolor disebabkan oleh Malessezia furfur yaitu jamur yang bersifat lipofilik dimorfik dan merupakan flora normal pada kulit manusia biasanya tidak memberikan keluhan subyektif, berupa bercak berskuama halus yang berwarna putih sampai coklat hitam, terutama meliputi badan dan kadang-kadang dapat menyerang ketiak, lipat paha, lengan, tungkai atas, leher, muka dan kulit kepala yang berambut.1

Pitiriasis versikolor lebih sering terjadi di daerah tropis dan mempunyai kelembaban tinggi. Walaupun kelainan kulit lebih terlihat pada orang berkulit gelap, namun angka kejadian pitiriasis versikolor sama di semua ras. Beberapa penelitian mengemukakan angka kejadian pada pria dan wanita dalam jumlah yang seimbang. 2

Diagnosis pitiriasis versikolor ditegakkan berdasarkan adanya makula hipopigmentasi, hiperpigmentasi, atau kemerahan yang tertutup skuama halus.Pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan yaitu dengan lampu Wood akan menunjukkan adanya pendara (fluoresensi) berwarna kuning keemasan pada lesi yang bersisik dan pemeriksaan mikroskopis sediaan skuama dengan KOH.2

Untuk mengobati penyakit ini yang harus dilakukan pertama kali adalah menghilangkan faktor predisposisi, kemudian di lakukan pengobatan topikal dan sistemik. Pengobatan harus dilakukan menyeluruh, tekun dan konsisten.1,2

(2)

STATUS PASIEN

1. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. H

Umur : 36 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat : Sumur Batu

Pekerjaan : wiraswasta Suku : Betawi Bangsa : Indonesia Agama : Islam 2. ANAMNESIS Autoanamnesis,

Keluhan Utama : Terdapat bercak putih di tangan dan punggung. Keluhan Tambahan : Bercak semakin banyak. Gatal jika berkeringat. Riwayat perjalanan penyakit :

Sejak 3 bulan SMRS timbul bercak kecil berwarna putih di bahu sebelah kanan sebesar biji jagung, dan semakin lama bercak bertambah banyak hingga ke punggung dan kedua tangan. Pekerjaan Os sehari- hari berada di luar ruangan, dan Os sering berkeringat, Os merasakan gatal jika berkeringat. Namun gatal tidak sampai mengganggu aktivitas sehari-hari. Pasien mandi 2 kali dalam sehari. Pasien tidak suka menggunakan pakaian berlapis-lapis dan tidak menyerap keringat. Pasien rutin mengganti baju. Pasien tidak ada mengeluhkan mati rasa atau kurang berasa pada bercak-bercak tersebut. Pasien belum pernah mengobati penyakitnya.

Riwayat penyakit dahulu : Tidak memiliki keluhan seperti ini sebelumnya. Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang

sama.

Riwayat Alergi : Riwayat alergi dan asma disangkal. Riwayat Penggunaan Obat : Os belum pernah berobat sebelumnya.

Riwayat Psikososial :Sehari-hari pasein sering bekerja di luar ruangan. Pasien mengganti baju 2 kali dalam sehari. Lingkungan tempat tinggal baik dan ventilasi cukup.

PEMERIKSAAN FISIK

Tanggal 1 Februari 2016 Status generalis

- Keadaan umum : Baik

- Kesadaran : Compos mentis

- Tanda vital : Tekanan darah = tidak dilakukan Nadi = 80x/ menit

(3)

RR = 20x/ menit Suhu = afebris - Kepala : Deformitas (-)

- Mata : Konjungtiva anemia , sklera ikterik

-/-- THT : Telinga = aurikula tidak terdapat kelainan, liang telinga lapang, serumen -/-, membran timpani intak

Hidung = deviasi septum (–), mukosa normal, konka tidak hipertrofi Tenggorokan = Faring hiperemis (-), tonsil T1-T1

- Thorax : Pergerakan dada simetris; suara paru vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-; suara jantung S1-S2 reguler, mur-mur (-), gallop (-)

- Abdomen : Bentuk flat, dinding perut supel

- Ekstremitas : Akral hangat, edema tungkai (-), capillary refill < 2 detik - KGB : Tidak teraba adanya pembesaran KGB

(4)

3. STATUS DERMATOLOGIKUS

Distribusi Regional

A/R Regio thorax posterior, regio brachialis dan antebrachi bilateral

Karakteristik Multiple, beberapa diskret dan ada yang berkonfluens, bentuk bulat berbatas tegas ukuran milier, beberapa lentikuler dan beberpa nummular.

(5)

4. PEMERIKSAAN LAB

Tidak ada

5. RESUME

Sejak 3 bulan SMRS timbul bercak kecil berwarna putih di bahu sebelah kanan sebesar biji jagung, dan semakin lama bercak bertambah banyak hingga ke punggung dan kedua tangan. Pekerjaan Os sehari- hari berada di luar ruangan, dan Os sering berkeringat, Os merasakan gatal jika berkeringat. Namun gatal tidak sampai mengganggu aktivitas sehari-hari. Pasien mandi 2 kali dalam sehari. Pasien tidak suka menggunakan pakaian berlapis-lapis dan tidak menyerap keringat. Pasien rutin mengganti baju. Pada pemeriksaan fisik, status generalis dalam batas normal.

Pada status dermatologikus didapatkan pada regio throax posterior, brachialis dan antebrachi bilateral terdapat makula hipopigmentasi multiple, beberapa diskret dan beberapa berkonfluens bentuk bulat berbatas tegas ukuran milier, beberapa lentikuler dan beberpa numular dengan skuama halus diatasnya

6. DIAGNOSIS BANDING

Pitriasis Alba

Lesi umumnya berbentuk oval, bulat, atau plak irreguler yang berwarna merah, merah muda, atau warna yang sama dengan kulit. Ia biasanya mempunyai sisik dengan batas dengan yang tidak jelas. Lesi pityriasis alba umumnya mengenai pipi dan dagu

(6)

Penyakit ini ditandai dengan dipegmentasi kronis berupa macula putih susu homogen berbatas tegas. Jenis generalisata distribusi lesi simetris dan ukuran bertambah luas seiring waktu, umumnya di daerah lutut, siku, punggung tagan dan jari-jari. Pada jenis segmental hanya terbatas pada satu sisi segmen, jenis ini jarang di jumpai.

7. DIAGNOSIS KERJA

Pitiriasis versikolor

8. RENCANA/ ANJURAN PEMERIKSAAN

a. Wood Lamps

b. Kerokan kulit dengan KOH 10%

9. PENATALAKSAAN

Non Medikamentosa

-Menyarankan kepada pasien agar menghindari faktor pencetus terjadinya pitiriasis versicolor.

-Pasien dinasehatkan supaya tidak berada di lingkungan yang panas dan lembab supaya tidak kambuh setelah pengobatan Medikamentosa

- Itraconazol cap 2 x 100mg selama 5-7 hari

- Lucio selenium sulfide 2,5% dioles setiap hari 15-30 menit kemudian dibilas. Seminggu 2 kali.

(7)

10. PROGNOSIS

Quo ad vitam : bonam Quo ad functionam : bonam Quo ad sanationam : bonam

(8)

DISKUSI KASUS

Pada pasien ini ditegakkan diagnosis kerja pitriasis versikolor. Hal ini diperoleh dengan dilakukannya anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Pada anamnesis didapatkan pasien laki-laki 36 tahun, suku betawi. Identitas ini sesuai dengan teori yang didapakan. Pityriasis versikolor lebih sering terjadi di daerah tropis dan mempunyai kelembaban tinggi. Walaupun kelainan kulit lebih terlihat pada orang berkulit gelap, namun angka kejadian pityriasis versikolor sama di semua ras. Beberapa penelitian mengemukakan angka kejadian pada pria dan wanita dalam jumlah yang seimbang. Pitiriasis versikolor adalah penyakit universal dan terutama ditemukan di daerah tropis. Dapat menyerang hampir semua umur, pria dan wanita, semua bangsa, hampir diseluruh dunia.

Penderita datang dengan keluhan bercak diperut sejak 3 bulan yang lalu, semakin lama semakin banyak. Anamnesis ini menunjukkan kelainan kulit yang kronis. Pitriasis versikolor merupakan penyakit kulit superfisial yang kronik terutama meliputi badan dan kadang-kadang menyerang ketiak, lipat paha, lengan, tungkai atas, leher, muka dan kulit kepala yang berambut.

Pada pasien ini terdapat factor predisposisi eksogen yaitu pasien sering berada di luar ruangan saat bekerja dari pada di dalam ruangan, sering berkeringat banyak. Faktor predisposisi terjadinya pitriasis versikolor dibagi menjadi dua yaitu factor predisposisi endogen dan eksogen. Endogen : defisiensi immun (immunodeffisiensi), kulit berminyak, hiperhidrosis, genetika, dan malnutrisi. Eksogen : suhu tinggi, kelembapan udara, higiene, penggunaan emolient yang berminyak.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan bercak hipopigmentasi di punggung dan di kedua tangan. Dan gatal bila berkeringat. Pada teorinya sebagian besar lesi pitiriasis versicolor adalah hypopigmented, diikuti oleh baik campuran hipo-dan hiperpigmentasi atau hanya hiperpigmentasi. Pitriasis versicolor cenderung hypopigmented signifikan pada individu berkulit gelap. Variasi ini mungkin karena perbedaan iklim dalam studi populasi yang berbeda. Secara klinis, penyakit ini biasanya tanpa gejala (asimtomatis), biasanya, pasien mencari pengobatan medis untuk kosmetik. Kadang penderita merasa sedikit gatal.

(9)

. PITIRIASIS VERSIKOLOR Definisi

Pitiriasis versikolor adalah infeksi ringan yang sering terjadi disebabkan oleh Malasezia furfur. Penyakit jamur kulit ini adalah penyakit kronis yang ditandai oleh bercak putih sampai coklat yang bersisik. Kelainan ini umumnya menyerang badan dan kadang- kadang terlihat di ketiak, sela paha,tungkai atas, leher, muka dan kulit kepala. Nama lainnya adalah tinea versikolor atau panu. 1

Pitiriasis versikolor adalah infeksi ringan yang sering terjadi disebabkan oleh Malasezia furfur dan pityrosporum orbiculare. Infeksi ini bersifat menahun, ringan, dan biasanya tanpa peradangan. Pityriasis versikolor ini mengenai muka, leher, badan, lengan atas, ketiak, paha, dan lipatan paha. 2

Pitiriasis versikolor adalah infeksi jamur supervisial yang ditandai dengan adanya makula dikulit, skuama halus disertai rasa gatal. 2

Epidemiologi

Pitiriasis versikolor lebih sering terjadi di daerah tropis dan mempunyai kelembaban tinggi. Walaupun kelainan kulit lebih terlihat pada orang berkulit gelap, namun angka kejadian pityriasis versikolor sama di semua ras. Beberapa penelitian mengemukakan angka kejadian pada pria dan wanita dalam jumlah yang seimbang. Di Amerika Serikat, penyakit ini banyak ditemukan pada usia 15-24 tahun, dimana kelenjar sebasea (kelenjar minyak) lebih aktif bekerja. Angka kejadian sebelum pubertas atau setelah usia 65 tahun jarang ditemukan.2,3

Pitiriasis versikolor terdistribusi ke seluruh dunia, tetapi pada daerah tropis dan daerah subtropis. Didaerah tropis insiden dilaporkan sebanyak 40%, sedangkan pada daerah yang lebih dingin angka insiden lebih rendah, sekitar 3% pasien mengunjungi dermatologis. Di Inggris, insiden dilaporkan sekitar 0,5% sampai 1% diantara penyakit kulit. Pityriasis versikolor kebanyakan menyerang orang muda. Grup umur yang terkena 25-30 tahun pada pria dan 20-25 pada wanita. 2,3

Penyakit ini menyerang semua ras, tidak terdapat perbedaan frekuensi pada laki-laki dan perempuan, namun beberapa pendapat mengatakan bahwa rasio antara

(10)

laki-laki dan perempuan adalah 3:2, menyerang semua umur terutama dewasa muda, sedangkan umur kurang dari 1 tahun sangat jarang di temukan M. furfur, hal ini disebabkan pada anak-anak terdapat produksi sebum yang rendah. 3

Etiologi

Penyebab penyakit ini adalah Malassezia furfur (Pityrosporum orbiculare) yang merupakan “lipophilic yeast”, dimana dalam keadaan biasa adalah flora normal yang terdapat pada permukaan kulit. Malassezia furfur yang berbentuk ragi / spora dapat berubah menjadi patogen dalam bentuk filamen / hifa oleh faktor predisposisi sebagai berikut

 Endogen : defisiensi immun (immunodeffisiensi), kulit berminyak, hiperhidrosis, genetika, dan malnutrisi.

 Eksogen : suhu tinggi, kelembapan udara, keringat, higiene, oklusi pakaian dan penggunaan emolient yang berminyak.2

Gambar : malassezia furfur

Patogenesis

Sebagian kecil dari jumlah jamur yang biasanya ada pada kulit semua orang tapi selama bulan musim panas dan kelembaban yang tinggi, jamur dapat meningkat. Jamur yang berlebih di kulit dapat mencegah proses pigmentasi normal, sehingga menghasilkan warna yang lebih terang dan gelap. 2

Tinea versicolor disebabkan oleh organisme dimorfik lipofilik, dalam genus Malassezia, sebelumnya dikenal sebagai Pityrosporum. Sebelas spesies diakui dalam klasifikas

(11)

jamur ini, Malassezia globosa dan Malassezia furfur adalah spesies dominan terisolasi di tinea versicolor. Malassezia sangat sulit untuk dilakukan kultur di laboratorium dan hanya dapat dikultur dalam media diperkaya denganu asam lemak asam C12 dan C14. Malassezia secara alami ditemukan banyak pada permukaan kulit binatang, termasuk manusia. Memang, dapat dipisahkan dalam 18% bayi dan 9-10% dari orang dewasa. 2

Organisme ini dapat ditemukan pada kulit yang sehat dan pada daerah kulit yang menunjukkan penyakit kulit. Pada pasien dengan penyakit klinis, organisme ditemukan di kedua tahap yaitu jamur (spora) dan bentuk berserabut (hyphal). Faktor-faktor yang mengarah pada konversi jamur saprophytic ke bentuk, morfologi parasit miselium termasuk kecenderungan genetik; hangat, lingkungan lembab; imunosupresi, malnutrisi, dan penyakit Cushing. Human peptide cathelicidin LL-37 berperan dalam pertahanan kulit terhadap organisme ini. Meskipun Malassezia adalah komponen flora normal, juga bisa menjadi patogen oportunistik. 2

Organisme ini dianggap sebagai faktor dalam penyakit kulit lainnya, termasuk Pityrosporum folikulitis , anak sungai dan retikular papillomatosis dermatitis seboroik , dan beberapa bentuk dermatitis atopik . 2

Kulit penderita tinea versicolor dapat mengalami hipopigmentasi atau hiperpigmentasi. Pada kasus hipopigmentasi, inhibitor tyrosinase [hasil dari aksi/kerja inhibitor tyrosinase dari asam dicarboxylic yang terbentuk melalui oksidasi] beberapa asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acids) pada lemak di permukaan kulit secara kompetitif menghambat enzim yang diperlukan dari pembentukan pigmen melanocyte. Pada kasus panu dengan makula hiperpigmentasi, organisme memicu pembesaran melanosom yang dibuat oleh melanosit di lapisan basal epidermis. 2

Dalam kondisi yang belum sepenuhnya dijelaskan, jamur mengalami konversi ke bentuk miselium, yang kemudian dapat menyerang stratum korneum, penetrasi baik melalui corneocytes. Bagaimanapun, telah ditemukan bahwa tidak semua isolat Malassezia dapat mengalami transformasi yeastmycelium ini. 2,

Perubahan bentuk Malassezia dari blastospora menjadi miselium dipengaruhi oleh berbagai faktor predisposisi. Asam dikarboksilat, yang dibentuk oleh oksidasi enzimatis asam lemak pada lemak di permukaan kulit, menghambat tyrosinase pada melanosit

(12)

epidermis dan dengan demikian memicu hipomelanosis. Enzim ini terdapat pada organisme (Malassezia). 4

Penyakit ini sering kambuh. Menimbulkan bekas berwarna putih pada kulit yang terkena jamur setelah pengobatan. Kadang sulit dibedakan dengan alergi. Padahal jika jamur ini diberi obat anti inflamasi golongan steroid, awalnya seolah membaik, tapi sebenarnya akan bertambah luas karena anti alergi anti-inflamasi golongan steroid tidak boleh diberikan (kontra indikasi) pada penyakit jamur.1,2

Gambaran Klinis

Daerah kulit yang sering terlibat adalah bagian tubuh, punggung, perut, dan ekstremitas proksimal. Wajah, kulit kepala, dan alat kelamin umumnya kurang terlibat.1

Biasanya timbul makula dalam berbagai ukuran dan warna. Warna setiap lesi bervariasi dari hampir putih sampai coklat kemerahan atau berwarna coklat kekuningan dengan kata lain terlihat sebagai bercak-bercak berwarna-warni.2

Lesi berbentuk tidak teratur sampai teratur, berbatas jelas sampai difus, ditutupi sisik halus dengan rasa gatal (ringan), atau asimtomatik (tanpa gejala atau tanpa keluhan), dan hanya gangguan kosmetik saja. Pasien sering melaporkan bahwa lesi kulit yang terlibat tidak menjadi gelap seperti kulit pada bagian tubuh yang lain di musim panas. Keluhan gatal, meskipun ringan, merupakan salah satu alasan penderita datang berobat. 2

(13)

Gambar Pitiriasis versicolor menunjukkan lesi hiperpigmentasi dalam lesi Kaukasia (kiri) dan hipopigmentasi dalam Aborijin Australia (kanan). 5

Pemeriksaan Penunjang

 Wood lamp yang menghasilkan cahaya dapat digunakan untuk menunjukkan fluoresensi tembaga-jingga atau juga keemasan (coppery-orange) pada tinea versicolor. Namun, dalam beberapa kasus, lesi tampak lebih gelap dari kulit yang tidak terpengaruh di bawah lampu Wood, tetapi mereka tidak berpendar.2

 .Diagnosis biasanya dikonfirmasi dengan pemeriksaan kerokan kulit dengan kalium hidroksida (KOH), yang menunjukkan karakteristik pendek, hifa cerutu-but. Hasil pemeriksaan dengan KOH tampak spora dengan miselium pendek telah disebut sebagai spaghetti and meatballs. Untuk visualisasi yang lebih baik dapat ditambahkan tinta biru, tinta Parker, methylene blue, atau cat Swartz-Medrik dengan persiapan KOH 20%.2

 Karena biasanya diagnosis klinis dicurigai dan dapat dikonfirmasi dengan persiapan KOH, kultur jarang diperoleh.

 Dengan pemeriksaan darah, tidak ada penurununa antibodi pada pasien dengan tinea versicolor

Pemeriksaan dengan pembiakan diperlukan untuk menyokong pemeriksaan langsung sedian basah dan untuk menentukan spesies jamur. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menanamkan bahan klinis pada media buatan. Yang dianggap paling baik pada waktu ini adalah medium agar dekstrosa Sabouraud.5

(14)

Gambar . meatball and spaghetti appearance

Diagnosa Banding 1. Pityriasis Alba

Lesi pityriasis alba umumnya berbentuk oval, bulat, atau plak irreguler yang berwarna merah, merah muda, atau warna yang sama dengan kulit. Ia biasanya mempunyai sisik dengan batas dengan yang tidak jelas. Lesi pityriasis alba umumnya mengenai pipi dan dagu, tungkai dan tubuh jarang terlibat. Lesi pityriasis alba biasanya mempunyai ukuran 0,5-2 cm diameter tetapi bisa menjadi lebih besar jika lesi mengenai tubuh.2

Gambaran lesi pada penyakit pityriasis alba.5

2. Dermatitis Seboroik

Dermatitis seboroik umumnya mengenai daerah yang berambut. Penampilan kulit kepala yang terkena dermatitis seboroik bervariasi dari ringan, bercak bersisik yang luas, bisa menjadi tebal dan mengeras. Plak jarang terjadi. Lesi hipopigmentasi dapat dilihat pada individu yang berkulit gelap. Distribusi lesi umumnya terjadi pada daerah

(15)

berminyak dan berambut di kepala dan leher, seperti kulit kepala, dahi, alis, bulu mata lipatan nasolabial, jenggot, dan kulit postaurikuler.2

Gambaran Dermatitis seboroik mempengaruhi garis kulit kepala dan alis dengan kulit merah dan skuama. 4

(16)

3. Vitiligo

Pada penyakit vitiligo, batas bercak bersifat tegas, tidak bersisik, lesi lebih luas, dan depigmentasi menyeluruh. Walau bagaimanapun, kadang-kadang agak sukar untuk membedakan vitiligo dengan daerah pucat tidak bersisik pada tinea versikolor yang sudah dirawat. Lesi mempunyai ukuran dari milimeter ke sentimeter. Lesi awal paling sering terjadi pada tangan, lengan, kaki, dan wajah. Vitiligo juga sering mengenai alat kelamin, bibir, areola, dan puting.1,2

Gambaran lesi pada penyakit vitiligo.Siregar RS. 4

Penatalaksanaan

Pasien harus diberitahu bahwa tinea versikolor disebabkan oleh jamur yang biasanya hadir di permukaan kulit dan tidak menular. Kekambuhan adalah umum, dan terapi profilaksis dapat membantu mengurangi kekambuhan.2,

I. Non Medikamentosa 1) Edukasi

Menyarankan kepada pasien agar menghindari faktor pencetus terjadinya pitiriasis versicolor. Pasien dinasehatkan supaya tidak berada di lingkungan yang panas dan lembab supaya tidak kambuh setelah pengobatan. .2

(17)

II. Medikamentosa  Sistemik

Terapi sistemik diaplikasi jika tinea versikolor sering kambuh atau gagal dengan pengobatan topical dan jug apada lesi yang luas. Obat yang diberikan adalah Ketoconazole 200mg/hari selama 5-10 hari. Itraconazole : 200mg/hari selama 5-7 hari.

 Topikal

Karena koloni jamur ini pada permukaan kulit, maka pengobatan topikal sangat efektif.

 Sampo selenium sulfide ( 1,8%) atau lotion selenium sulfide (2.5%) dioleskan pada bercak selama 10-15 menit, kemudian dicuci, digunakan selama satu minggu.

 Sampo ketokonazol digunakan sama seperti selenium sulfide.

 Krim Azole (ketoconazole, econazole, micronazole, clotrimazole) dioleskan selama 2 minggu.1

Prognosis

Prognosis baik bila pengobatan dilakukan menyeluruh, tekun, dan konsisten. Pengobatan harus diteruskan 2 minggu setelah fluoresensi negatif dengan pemeriksaan lampu wood dan sediaan juga negatif.2

(18)

Kesimpulan

Penyakit kulit karena infeksi jamur secara umum dapat terbagi atas dua bentuk, bentuk superfisial dan bentuk yang dalam (deep mycosis). Bentuk superfiasial terbagi atas golongan dermatofitosis yang disebabkan oleh jamur dermatofita (antara lain: Tinea kapitis, tinea korporis, tinea unguium, tinea cruris, tinea fasialis, tinea barbae, tinea manus, tinea pedis) dan yang kedua golongan non dermatofitosis (pitiriasis versikolor, piedra, tinea nigra palmaris, kandidiasis). Perbedaan antara dermatofitosis dan non dermatofitosis adalah pada dermatofitosis melibatkan zat tanduk (keratin) pada stratum korneum epidermis, rambut dan kuku yang disebabkan oleh dermatofit. Sedangkan non dermatofitosis disebabkan oleh jenis jamur yang tidak dapat mengeluarkan zat yang dapat mencerna keratin kulit tetapi hanya menyerang lapisan kulit yang paling luar.

Biasanya tidak ada keluhan (asimtomatis), tetapi dapat dijumpai gatal pada keluhan pasien. Pasien yang menderita PV biasanya mengeluhkan bercak pigmentasi dengan alasan kosmetik. Predileksi pitiriasis vesikolor yaitu pada tubuh bagian atas, lengan atas, leher, abdomen, aksila, inguinal, paha, genitalia.

Diagnosa ditegakkan dengan gejala klinis, penemuan klinis berupa makula, berbatas tegas, bulat atau oval dengan ukuran yang bervarisasi. Mikroskopi langsung, Pemeriksaan dengan Wood's Lamp.

Karena koloni jamur ini pada permukaan kulit, maka pengobatan topikal sangat efektif. Ketokonazol termasuk kelas antijamur imidazoles. Ketokonazol bekerja dengan memperlambat pertumbuhan jamur yang menyebabkan infeksi.

Prognosis baik bila pengobatan dilakukan menyeluruh, tekun, dan konsisten. Pengobatan harus diteruskan 2 minggu setelah fluoresensi negatif dengan pemeriksaan lampu wood dan sediaan langsung negatif. Meskipun jamur telah dieradikasi dengan pengobatan, tetapi hipopigmentasi menetap selama beberapa minggu sampai melanosit memulai untuk memproduksi melanin lagi

(19)

1. Budimulja U. Bramono K. Pitiriasis Versikolor. Dalam: Menaldi SL, Hamzah M, Aisah S, eds. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi VII. Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 2015. hal. 103-5.

2. Partogi, Donna, dr, Sp.KK, 2008. Pitriasis Versikolor dan Diagnosis Bandingya (Ruam – Ruam Bercak Putih Pada Kulit). Medan : Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK USU/RSUD H Adam Malik/ RS Dr Pirngadi. http://medicineline.wordpress.com/2011/08/08/pitiriasis-versikolor/

3. Janik MP, Hefferman MP, Yeast infection: candidiasis and tinea (pytriasis) versicolor, and malassezia (pityrosporum) folliculitis. In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Level D editor. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 8th ed. New York: McGraw-Hill Co;2012.p2298-311 4. Siregar RS. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit, Edisi 2 .Jakarta : Penerbit

Gambar

Gambar : malassezia furfur
Gambar . meatball and spaghetti appearance

Referensi

Dokumen terkait

Pemupukan SP-36 WIKA Agro dosis 40 kg P ha -1 nyata meningkatkan bobot brangkasan kering tanaman jagung dibandingkan dengan kontrol, dan sama dengan perlakuan SP-36

Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah membandingkan kecepatan manuver sandar dan bongkar kapal serta konsumsi bahan bakar per trip untuk kapal yang bersandar di

Madrasah Aliyah Negeri 1 Martapura merupakan salah satu lembaga pendidikan dibawah naungan Kementrian Agama yang guru Pendidikan Agama Islamnya menggunakan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa erosi pada lahan yang terbuka tanpa tutupan kanopi labu siam menunjukkan angka erosi dengan nilai yang lebih tinggi, yang

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Indian Bagian Selatan, kadar AFP pada pasien hepatoma dipengaruhi oleh infeksi virus, dan bahkan cenderung lebih tinggi nilainya

1 Anggaran penjualan suatu perusahan berisikan informasi tentang perkiraan …… a Jumlah unit barang atau jasa yang akan dijual dalam suatu periode anggaran.. b Harga jual barang

Tim peneliti berpikir untuk menambahkan empat aspek konteks yang sangat mendasar sebagai berikut: (1) konteks sosial yang berisi pertimbangan aspek-aspek sosial

Pokok masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana nilai-nilai budaya pada upacara mappacing di desa Tibona Kecamatan Buukumpa Kabupaten Buukumba, dengan sub masalah :