• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. oleh pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi. 2. hidupnya diliputi oleh berbagai macam simbol, baik yang diciptakan oleh manusia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. oleh pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi. 2. hidupnya diliputi oleh berbagai macam simbol, baik yang diciptakan oleh manusia"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

1.1 Latar Belakang Masalah

Komunikasi sebagai usaha penyampaian pesan antarmanusia. 1 Komunikasi adalah adanya suatu makna atau pengertian yang terkandung dalam setiap pesan (ide, gagasan, informasi dan lainlain) yang perlu dipahami bersama oleh pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi.2

Sebagai makhluk sosial dan juga makhluk komunikasi, manusia dalam hidupnya diliputi oleh berbagai macam simbol, baik yang diciptakan oleh manusia itu sendiri maupun yang bersifat alami. Manusia dalam keberadaanya memang memiliki keistimewaan dibanding dengan makhluk lainnya. Selain kemampuan daya pikirnya, manusia juga memiliki keterampilan berkomunikasi yang lebih indah dan lebih canggih, sehingga dalam berkomunikasi mereka bisa mengatasi rintangan jarak dan waktu.3

Komunikasi Massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication) yang lahir bersamaan dengan dimulainya alat – alat mekanik, yang mampu melipatgandakan pesan – pesan komunikasi.4 Komunikasi massa juga sering disebut komunikasi media massa. Massa dalam komunikasi massa atau media diartikan semua orang yang menjadi sasaran – sasaran media komunikasi massa atau yang terjangkau oleh media massa. Massa meliputi semua                                                                                                                          

1 Daryanto, llmu Komunikas, Bandung: Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2011, Hal. 10 2 Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa, Jakarta: Rajawali Pers, 2012, Hal. 8 3 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006, Hal. 93 4 Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Grasindo, 2006, Hal. 1

(2)

lapisan masyarakat yang tersebar dalam berbagai lokasi, tetapi dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan memperoleh pesan – pesan yang sama.5

Film adalah medium komunikasi massa yang ampuh sekali, bukan saja untuk hiburan, tetapi juga untuk penerangan dan pendidikan. Dalam ceramah – ceramah penerangan atau pendidikan kini banyak digunakan film sebagai alat pembantu untuk memberikan penjelasan. Sejak “Audio Visual Aids (AVA)” dianggap sebagai metode yang terbaik dalam pendidikan, film memegang peranan yang semakin penting. Oleh sebab itu diberbagai Universitas, sekolah, Pendidikan training di industri – industri, lembaga kesehatan, jawatan pertanian, polisi lalu lintas, dan sebagainya, film kini digunakan sebagai alat untuk mengintensifkan usahannya.6

Dalam konteks komunikasi massa, film menjadi salah satu media atau saluran penyampaian pesannya, apakah itu pesan verbal atau nonverbal. Hal ini disebabkan karena film dibuat dengan tujuan tertentu, kemudian hasilnya diproyeksikan ke layar lebar atau ditayangkan melalui televisi dan dapat ditonton oleh sejumlah khalayak.

Pesan film, baik itu denotasi ataupun konotasi, terangkai melalui bahasa verbal dan non verbalnya. Apabila pesan dapat diinterpretasi atau dimaknai oleh penonton, maka komunikasi berjalan dengan baik. Pada media massa (film), proses komunikasi yang bersifat verbal dan non verbal, berkedudukan saling melengkapi. Sebagai refleksi dari realitas, film sekedar “memindah” realitas ke layar tanpa mengubah realitas itu. Semantara itu sebagai representasi dari realitas,                                                                                                                          

5 Ibid. Hal. 16 6 Ibid. Hal. 209

(3)

film membentuk dan “menghadirkan kembali” realitas berdasarkan kode – kode, konvensi – konvensi, dan ideologi dari kebudayaannya.7

Morissan, M.A. menyatakan dalam bukunya bahwa film sebagai salah satu jenis program yang masuk dalam kelompok atau kategori drama. Adapun yang dimaksud film disini adalah film layar lebar yang dibuat oleh perusahaan – perusahaan film. Karena tujuan pembuatannya adalah untuk layar lebar (theater), maka biasanya film baru bisa ditayangkan di televisi setelah terlebih dahulu dipertunjukan dibioskop atau bahkan setelah film itu didistribusikan atau dipasarkan dalam bentuk VCD atau DVD. Dengan demikian, televisi menjadi media paling akhir yang dapat menayangkan film sebagai salah satu programnya.8

Film merupakan bidang kajian yang amat relevan bagi analisis struktural atau semiotika. Seperti dikemukakan oleh Van Zoest film dibangun dengan tanda semata – mata. Tanda – tanda itu termasuk berbagai sistem tanda yang bekerjasama dengan baik untuk mencapai effeck yang diharapkan. Yang paling penting dalam film adalah gambar dan suara: kata yang diucapkan (ditambah dengan suara – suara lain yang serentak mengiringi gambar – gambar) dan musik film. Sistem semiotika yang lebih penting lagi dalam film adalah digunakannya tanda – tanda ikonis, yakni tanda – tanda yang menggambarkan sesuatu.9

Secara umum, film bisa dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu film Thriller Dalam bahasa Inggris, thriller diartikan sebagai petualangan yang mendebarkan. Film thriller ini jenisnya seperti film horror film yang                                                                                                                          

7 Ibid. Hal. 128

8 Morissan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio & Televisi, Jakarta: Kencana,

2009, Hal. 214

(4)

menyeramkan, mendebarkan dan memunculkan rasa takut dan penasaran saat menontonnya. Film horor biasanya bercerita tentang hantu, vampire dan sejenisnya. Film Komedi merupakan cerita lucu, lawakan, adegan konyol dan hal-hal yang membuat tertawa yang disusun menjadi sebuah cerita dalam sebuah film. Film Kartun merupakan film yang pemeran-pemerannya adalah kartun/animasi gambar bergerak. Film ini dibuat dari gambar-gambar yang dikumpulkan, kemudian disatukan dengan media komputer dan program animasi sehingga menjadi sebuah film. Film Dokumenter adalah film yang dibuat secara amatir oleh orang/sekelompok orang yang bertujuan untuk mendokumentasikan sebuah perjalanan hidup bersama kelompok tersebut selama beberapa waktu. Film ini biasanya dibuat untuk mengenang sebuah kebersamaan dari waktu ke waktu. Film action biasanya bercerita tentang hal-hal yang berhubungan dengan tembak-tembakan, balapan, perkelahian, kepolisian, penjahat, detektif dan hal lain yang sejenisnya. Film action ini juga biasa disebut sebagai film laga. Film laga ini dapat diartikan sebagai film heroisme dimana sang pemeran protagonis melawan pemeran antagonis dengan seluruh jiwa raganya.

Heroisme atau kepahlawanan adalah seorang individu, yang dianugrahi kekuatan dan keberanian tinggi, disukai kerena sikapnya yang gagah berani, dan dikirim untuk memainkan peranan penting dalam masalah yang dihadapi manusia.10 Film yang bertemakan heroisme adalah film yang mengisahkan tentang seseorang atau lebih pahlawan yang membela dan memperjuangkan keadilan untuk semua orang. Dalam film bertemakan heroisme ada namanya

                                                                                                                         

(5)

pertarungan sang heroes melawan tokoh antagonis, yang nantinya akan dimenangkan oleh sang heroes. Banyak film-film yang bertemakan heroisme antara lain, yaitu Marvel, Spiderman, X-Men, Gi Joe 1: The Rise Of Cobra, Avenger, Green Lantern, Avatar dan lain-lain. Heroisme dalam film adalah tokoh pemeran utama dari sebuah film yang bertemakan heroisme. Biasanya dalam film tokoh utama (heroes) selalu membantu orang-orang yang sedang membutuhkan pertolongan dan membela keadilan untuk semua orang, tetapi setiap akan menolong banyak orang akan terdapat proses–proses yang panjang sehigga tidak secara langsung menolong orang. Proses-proses tersebut berupa perjuangan dan strategi yang digunakan untuk melawan para penjahat yang akan menghancurkan dunia. Hal ini yang membuat film G. I. JOE 2: Retaliation menjadi objek untuk penelitian ini.

Film G. I. JOE 2: Retalition termasuk salah satu film yang dibuat untuk melanjutkan cerita dari film pertamanya yaitu G.I JOE The Rise Of Cobra. Film ini merupakan seri kedua dari serial G. I. Joe yang pertama kali di rilis pada tahun 2009 dengan judul The Rise of Cobra. Karakter G. I. Joe sendiri sebenarnya merupakan mainan action figure yang diproduksi oleh perusahaan Hasbro yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1964.

Dalam film G. I. JOE 2: Retaliation menggambarkan Presiden AS yang secara tiba-tiba tidak lagi pro terhadap agen G. I. JOE sehingga seluruh agen G. I. JOE dilenyapkan dan hanya tersisa 4 anggota. Presiden AS saat ini sedang melakukan pembuatan senjata nuklir yang besar – besaran serta membebaskan Comandan Cobra dan melakukan apaun yang diperintahkan oleh Comandan

(6)

Cobra. Comandan Cobra adalah penjahat kelas kakap yang tertangkap pada film pertama yang berjudul The Rise Of Cobra. Lalu Presiden AS mengundang presiden dari 8 negara yang memiliki nuklir terhebat untuk mengajak bekerjasama, namun kerjasama tersebut bukanlah kerjasama yang menguntungkan untuk kedelapan negara tersebut, melainkan merugikan karna harus melepaskan nuklir yang mereka punya. Setelah nuklir dari kedelapan negara tersebut dilepaskan maka Presiden AS melepaskan nuklir yang ia buat dengan kekuatan yang sangat dahsyat sehingga meledaknya nuklir tersebut dapat menghancurkan seluruh negara yang ada di muka bumi ini.

Dalam film G. I. JOE 2: Retaliation, anggota G. I. JOE yang terdiri dari Duke sebagai Kapten atau pemimpin anggota ini, Roadblock, Lady Jaye, Flint, Snake Eyes, dan para anggota lainnya menjadi sebuah agen yang sangat dipercayai oleh Presiden AS untuk menuntaskan kejahatan yang mengancam jutaan nyawa. Mereka selalu mengerjakan misi melawan kejahatan dengan baik dan sempurna. Tetapi pada saat agen G. I. JOE selesai melakukan misi penggagalan pencurian nuklir Pakistan mereka diserang secara mendadak oleh pasukan yang tidak diketahui siapa dalang dibalik penyerangan itu dan mengakibatkan banyaknya anggota G. I. JOE yang meninggal dunia termasuk salah satunya adalah kapten mereka yaitu Duke. Dari serangan tersebut hanya menyisakan 4 orang anggota G. I. JOE yaitu Roadblock, Flint, Lady Jaye, dan Snake Eyes yang pada saat itu memang Snake Eyes tidak berada ditempat kejadian. Roadblock ditunjuk Lady Jaye sebagai pemimpin G. I. JOE yang baru.

(7)

Ketiga agen G. I.JOE itupun pergi dari markas mereka dan tidak tahu harus menetap dimana, karna jika keberadaan mereka diketahui tidak menutup kemungkinan mereka akan diserang. Selama perjalanan mencari tempat menetap, Roadblock bertemu dengan teman lamanya dan bersedia meminjamkan tempat dan kendaraan kepada Roadblock dan kawan-kawan. Ditempat itulah Lady Jaye meneliti ketidak beresan yang terlihat pada Presiden AS tersebut dan memutuskan untuk mencari tahu siapa sebenrnya Presiden AS tersebut. Dibantu dengan Jendral Colton yang memberikan informasi untuk menemui kaki tangan Presiden AS tersebut yang bisa dimintai keterangan tentang jadwal acara Presiden AS.

Setelah mengetahui bahwa akan ada pesta yang diadakan Presiden AS, maka Roadblock, Flint, dan Lady Jaye memiliki strategi untuk mengambil sehelai rambut Presiden AS tersebut untuk mengetahui siapa Presdien AS yang sebenarnya. Ternyata yang menyerupai Presiden AS tersebut adalah Zartan. Zartan merupakan salah satu kaki tangan Comandan Cobra yang pada film pertamanya disuntikan cairan Nanomites oleh Comandan Cobra untuk merubah seluruh bentuk tubuhnya menjadi Presiden AS.

Disisi lain Snake Eyes dan Jinx mendapat tugas dari perguruan mereka di Jepang untuk membawa Strom Shadow (salah satu kaki tangan Comandan Cobra yang sangat dipercaya) kembali keperguruan mereka di Jepang untuk disadarkan kembali menjadi orang yang baik dan membantu agen G. I. JOE menggagalkan rencana Comandan Cobra. Snake Eyes dan Jinx berjuangan mempertahankan Strom Shadow yang sudah ditidurkan dan dimasukan kedalam kantong tidur agar tidak direbut oleh pasukan ninja lain, sehingga terjadilah pertempuran yang

(8)

bertempatkan di Gunung Fuji, Jepang. Akhirnya Snake Eyes dan Jinx berhasil membawa pulang Strom Shadow keperguruan mereka. Dan Strom Shadow akhirnya berpihak pada G. I. JOE.

Roadbloack meminta Jendral Colton untuk bergabung membantu penyelamatan Presiden AS dan dunia yang akan dihancurkan oleh Comdan Cobra. Jendral Colton banyak memiliki persenjataan perang yang canggih untuk digunakan melawan pasukan Comandan Cobra. Mereka (Roadblock, Flint, Lady Jaye, Snake Eye, Jinx, Jendral Colton, dan Strom Shadow) membuat strategi perang dan membagi tugas masing-masing dimana Snake Eye dan Flint memasuki wilayah acara pelucutan nuklir secara diam-diam, Strom Shadow yang masih berpura-pura pro terhadap pasukan Comandan Cobra dengan Jinx yang menyamar sebagai pasukan ninja, lalu Roadblock berjaga-jaga pada kendaraan yang akan digunakan Comandan Cobra pergi pada saat pelucutan nuklir, dan terakhir Jendral Colton dan Lady Jaye yang mendapatkan tugas membebaskan Presiden AS yang asli yang sedang disandera oleh pasukan Cobra.

Film G.I JOE 2: Retaliation merepresentasikan heroisme untuk membela ketentraman bumi. Kata pahlawan menurut kamus besar bahasa Indonesia berasal dari dua kata, bahasa sangsekerta, pahla dan wan. Pahla berarti buah, sedangkan wan bermakna sebutan bagi orangnya (bersangkutan). Secara umum pahlawan dapat diartikan seseorang yang telah mengorbankan waktu, materi, jasa, bahkan nyawa untuk kebaikan sesama. Dalam memaknai arti kepahlawanan setiap orang mungkin boleh saja memiliki definisi masing-masing sesuai pengalaman dan pemikirannya.

(9)

Film G. I. JOE 2: Retaliation ini banyak menggunakan visual effect dengan bantuan Chroma Key seakan-akan mereka benar-benar berperang pada area Gunung Fuji di Jepang, selain itu film ini juga menggunakan motion grafis yang menggambarkan senjata nuklir sedang bekerja dan akan meledak dalam hitungan detik dengan menggunakan 3D. Lalu sound effeck yang dipakai menambah hal tersebut menjadi semakin nyata, aksinya yang sedang berperang juga tidak kalah menariknya karna gerakananya yang sedang berperang di Gunung Fuji tersebut membuat aksi dalam film ini berbeda dengan film-film lainnya. Film tentang kisah heroisme atau kepahlawanan sebenarnya sudah dibuat oleh sineas Hollywood sejak era 80an, saat itu kita mengenal Batman dan Supermen. Sepak terjang pahlawan dalam film pun berlanjut dengan hadirnya film-film seperti Marvel, Spiderman, X-Men, G. I. JOE 1: The Rise Of Cobra, Avenger, Green Lantern, Avatar dan lain – lain. Film kepahlawanan menjadi film kelas atas Hollywood karena jalan cerita yang disukai pasar dan juga teknologi visual yang mewah, film kepahlawanan pun semakin naik pamor.11 Maka dari itulah Heroisme menjadi ikon Amerika Serikat karena Amerika telah membuat banyak sekali film-film yang bertemakan heroisme.

Film G. I. JOE 2: Retaliation disutradarai oleh Jon M. Chu yang masih jarang terdengar namanya dan tidak banyak yang dihasilkannya. bertengger di puncak box office (film yang paling banyak ditonton oleh khalayak dibandingkan dengan film – film yang ada pada saat ditayangkan di Bioskop) dunia dengan sukses meraih pendapatan sebesar 132 juta dollar AS sejak dirilis pada Rabu, 27                                                                                                                          

11 http://www.kapanlagi.com/film/insight-hollywood/era-keemasan-film-superhero-belum.html/.

(10)

Maret lalu. Otomatis, film yang yang dibintangi oleh Channing Tatum, Dwayne Johnson dan Bruce Willis ini menjadi film yang paling laris di dunia dalam pemutaran weekend pertamanya.

Di wilayah Amerika utara saja (Amerika Serikat dan Kanada), G.I JOE 2: Retaliation berhasil menggeser film jawara box office pada minggu lalu, The Croods, dengan mendulang pendapatan sebesar 51,7 juta dollar AS hingga hari Minggu kemarin. Adapun hasil pemutaran di luar Amerika utara, pendapatan film arahan Jon M. Chu ini mencapai 80,3 juta dollar AS hingga hari Minggu kemarin. G.I JOE 2: Retaliation pun dengan cepat balik modal, karena biaya produksi film ini memakan 130 juta dollar AS. Hasil box office ini juga membuktikan kejelian Paramount dalam melihat kondisi pasar. Awalnya G.I. Joe: Retaliation dijadwalkan tayang pada musim panas tahun 2012. Tapi, Paramount lalu memundurkan jadwal rilisnya hingga 27 Maret lalu demi membuat versi 3D dan menambah adegan yang dilakoni Channing Tatum. Apalagi, pada November 2012, Tatum dinobatkan oleh Majalah People sebagai Sexiest Man Alive. Namun film yang ditunggu – tunggu dan menjadi film favorite diseluruh dunia ini dilarang ditayangkan di negara Pakistan.

Hal ini yang mendasari peneliti untuk melakukan studi pada salah satu karya (film) dari sutradara Jon Chu dan juga meskipun representasi kepahlawanan sudah banayak mahasiswa Universitas Mercu Buana yang menelitinya, namun belum pernah ada yang meneliti dengan film G. I. JOE 2: Retaliation ini. Film dengan judul “G.I JOE 2: Retaliation” ini, mengangkat realitas kepahlawanan dalam melawan para hacker, teroris, dan manusia – manusia jenius lainnya di

(11)

Amerika yang memiliki tujuan untuk menguasai dunia. Gambaran realitas kemiliteran Amerika yang memiliki persenjataan lengkap dan canggih untuk memerangi kejahatan, disampiakan secara verbal dan non verbal kedalam bentuk film yang dirilis pada tahun 2013, dengan persoalan utama yaitu mencuri nuklir untuk menguasai dunia.

Film G.I JOE 2: Retaliation sebuah serial yang diangkat dari cerita komik produksi Marvel. Karakter Gi Joe sendiri sebenarnya merupakan mainan action figure yang diproduksi oleh perusahaan Hasbro yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1964. Film ini disutradarai oleh Jon M. Chu yang masih jarang terdengar namanya dan tidak banyak yang dihasilkannya.

Pada penelitian ini, peneliti akan menggunanakan metode semiotika Charles Sanders Peirce yaitu segitiga makna (triangle of meaning). Charles Sanders Peirce mendefinisikan semiosis sebagai suatu hubungan diantara tanda, objek, dan makna.”12 Setiap gambaran tersusun dalam tiga bagian hal untuk

menelitinya. Berdasarkan objeknya, Peirce membagi tanda atas icon (ikon), index (indeks), dan syimbol (simbol). Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan. Indeks adalah tanda yang menunjukan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab – akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Tanda dapat pula mengacu ke denotatum melalui konvensi. Tanda seperti itu adalah tanda konvensional yang biasa disebut

                                                                                                                          12 Alex Sobur, OpCit, Hal. 16

(12)

simbol. Jadi, simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya di antaranya bersifat arbitrer atau semena, hubungan berdasarkan konvensi (perjanjian) masyarakat.13

1.2 Fokus Penelitian

Berdasarkan paparan latar belakang diatas, maka fokus penelitian yang peneliti teliti berupa representasi yang merujuk pada bagaimana seseorang, satu, kelompok, gagasan atau pendapat tertentu di tampilkan dalam pemberitaan berupa tanda-tanda heroisme. Heroisme yang dapat dilihat dari bagaimana ia memperjuangkan dunia dengan seluruh jiwa dan raganya dalam film “G. I. JOE 2: Retaliation” yang dibantu dengan menggunakan semiotika Charles Sanders Peirce. Maka focus penelitiannya yaitu:

“Bagaimana representasi heroisme dalam film G. I. JOE 2: Retaliation”

1.3 Tujuan Penelitian

Peneliti meneliti film G.I JOE 2: Retaliation bertujuan untuk mengetahui representasi heroisme yang diceritakan atau dikisahkan dalam film tersebut dan dilihat dari analisis semiotika.

                                                                                                                          13 Ibid. Hal. 41 - 42

(13)

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi perkembangan Ilmu Komunikasi, khususnya bagi peminat kajian komunikasi audio-visual. Di sisi lain, penelitian ini diharapkan dapat melengkapi penelitan-penelitian serupa, sebelumnya. Sehingga nantinya, penelitian ini dapat memberi stimuli bagi mahasiswa komunikasi untuk lebih berani melakukan kajian media massa (film) khususnya tentang representasi kepahlawanan dalam film.

1.4.2 Manfaat Praktis

Peneliti berharap penelitian ini akan bermanfaat bagi masyarakat secara luas dalam menerima dan memahami makna pesan film, sehingga pesan film tidak hanya dapat ditangkap dari muatan pesan yang tampak (manifest content), tetapi juga muatan pesan yang tersembunyi (latent content). Diharapkan juga, hasil penelitian ini dapat menambah wacana dan pemikiran masyarakat tentang penyalahgunaan teknologi canggih kearah hacker dan teroris.

Referensi

Dokumen terkait

Pemenuhan pelayanan kesehatan dasar kuratif termasuk layanan kesehatan rujukan bagi seluruh masyarakat yang didukung dengan kemudahan akses baik jarak maupun

5) Program memiliki tujuan yang ideal tetapi realistis maksudnya dapat dicapai dengan mudah dalam pelaksanaannya.. 6) Program tersebut mencerminkan komunikasi

Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak

Hal ini berarti tidak ada pengaruh antara kemampuan pemecahan masalah fisika peserta didik yang diberikan perlakuan berupa penerapan model pembelajaran generatif

Dengan hasil film ini dapat disimpulkan bahwa dengan pemvisualisasian cerita rakyat terbentuknya Rawa Pening tersebut dapat menghibur bagi yang melihatnya,

JAKARTA (Suara Karya): Mantan Menteri Dalam Negeri, Hari Sabarno, mulai disidangkan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi

Maka dari itu, rumusan masalah yang menjadi dasar penelitian ini adalah seberapa tinggi penerapan aspek jurnalisme damai dalam mengemas berita konflik Papua di Kompas.com

Permasalahan tersebut mendorong penulis untuk melakukan penelitian terhadap perbedaan model-model latihan dribbling antara Wiel Coever dengan Richard Widdows terhadap hasil