• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DALAM KEGIATAN PEMBANGUNAN DI DESA PRANGAT BARU KECAMATAN MARANGKAYU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DALAM KEGIATAN PEMBANGUNAN DI DESA PRANGAT BARU KECAMATAN MARANGKAYU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN 0000-0000 (Cetak), ejournal.an.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2021

PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DALAM

KEGIATAN PEMBANGUNAN DI DESA PRANGAT

BARU KECAMATAN MARANGKAYU

KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Ayu Habibah1, Enos Paselle2, Santi Rande3

Abstrak

Latar belakang masalah dalam penelitian ini yaitu pengelolaan alokasi dana desa dalam kegiatan pembangunan di Desa Prangat Baru yang belum maksimal. Fokus penelitian ini berdasarkanPenelitian Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 8 tahun 2018 tentang Alokasi Dana Desa “pengelolaan keuangan desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan desa”. Tujuan penelitian ini untuk mendiskripsikan, mengidentifikasi, menganalisis Pengelolaan alokasi dana desa dalam Kegiatan Pembangunan di Desa Prangat Baru Kecamatan Marangkayu Kabupaten Kutai Kartanegara serta faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam kegiatan pengelolaan.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian yang dipilih adalah Kantor Desa Prangat Baru Kecamatan Marangkayu Kabupaten Kutai Kartanegara, kemudian dilakukan upaya untuk melakukan observasi dan bertemu langsung melalui wawancara dengan perangkat desa dan perwakilan lembaga kemasyarakatan. Dengan Sekretaris Desa sebagai key informan, Perangkat Desa dan Staf Desa, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kepala Dusun I dan II, serta Ketua PKK sebagai informan melalui metode purposive sampling. Teknik analisis data menggunakan model interaktif yang terdiri dari pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pengelolaan alokasi dana desa dalam kegiatan pembangunan di Desa Prangat Baru Kecamatan Marangkayu Kabupaten Kutai Kartanegara masih belum berjalan secara maksimal. Masih ada kendala dalam proses pengelolaan baik dari dana sebagai sumber pembiayaan, pemerintah desa sebagai unit pengelola dana, dan masyarakat sebagai subjek pembangunan. Mayoritas pembangunan masih berupa pembangunan fisik, pembangunan non fisik masih belum berjalan di Desa Prangat Baru. Walaupun dalam proses pengelolaannya belum maksimal,

1

Mahasiswa Program Studi Adminisstrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email:ayuhabibah1996@gmail.com

2

Dosen Pembimbing 1, Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman

(2)

masyarakat tetap merasakan manfaat dari pembangunan yang dibiayai oleh alokasi dana desa..

Kata Kunci : Pengelolaan, ADD, Pembangunan.

Pendahuluan

Penerimaan ADD di Desa Prangat Baru dalam 3 (tiga) tahun mengalami kenaikan. Dari tahun 2017 ke tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar Rp. 70.985.072,00 (Tujuh puluh juta sembilan ratus delapan puluh lima juta tujuh puluh dua ribu rupiah).

Dari tahun 2018 ke tahun 2019 mengalami kenaikan Rp. 382.434.660,00 (Tiga ratus delapan puluh dua juta empat ratus empat puluh tiga ribu enam ratus enam puluh rupiah). Dapat disimpulkan pula dari tahun 2017 hingga tahun 2019 penerimaan alokasi dana desa di Desa Prangat Baru mengalami kenaikan.

Setelah melakukan observasi di Desa Prangat Baru penulis dalam pengelolaannya, alokasi dana desa di Desa Prangat Baru dalam kegiatan pembangunan ditemukan beberapa masalah. Adapun diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Dalam pelaksanaan pengelolaan alokasi dana desa dalam kegiatan pembangunan di Desa Prangat Baru belum maksimal. Dalam pencapaian kegiatan yang dibiayai oleh alokasi dana desa belum mencapai 100% (seratus persen) secara keseluruhan.

2. Dalam proses perencanaan program, masyarakat dilibatkan dalam pengusulan kegiatan pembangunan. Namun pada tahap pembahasan masyarakat tidak dilibatkan secara langsung hanya diwakilkan oleh kepala dusun. Sedangkan masyarakat desa tidak mendapat informasi tentang hasil pembahasan rencana penggunaan alokasi dana desa.

3. Dalam pengelolaan alokasi dana desa di Desa Prangat Baru masih tertatih karena kurangnya kemampuan sumber daya manusia sebagai pengelola dana. Hal itu berimbas pula pada proses pelaporan, yang nantinya akan berakibat pada pencairan dana yang bisa terhambat.

4. Penerimaan alokasi dana desa setiap tahunnya meningkat akan tetapi tidak diikuti dengan peningkatan pencapaian program kegiatan pembangunan di Desa Prangat Baru.

Selain poin-poin diatas, tidak maksimalnya dalam mengelola alokasi dana desa dikarenakan penyaluran dana ini dilakukan tidak sekaligus melainkan dengan bertahap. Sistem ini menyulitkan dalam mengelola dan pertanggungjawaban program kerja. Tahapan penyaluran dana bisa menjadi kendala. Dana yang seharusnya digunakan untuk pemenuhan kebutuhan biaya program kerja dalam satu tahun, justru tidak sesuai dan mengalami kesulitan dalam pengelolaannya.

Permasalahan tiap desa dan masyarakatnya sangatlah spesifik dan tidak bisa disamakan untuk semua desa. Dengan adanya alokasi dana desa ini

(3)

diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang berskala desa maupun daerah secara langsung dan tidak langsung.

Upaya pengelolaan alokasi dana desa dalam kegiatan pembangunan desa menjadi fokus masalah dalam penelitian ini. Berkaitan dengan pengelolaan alokasi dana desa, ditemukan adanya masalah dalam proses pengelolaan dana di Desa Prangat Baru.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis bermaksud melakukan penelitian untuk mengetahui “Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Kegiatan Pembangunan di Desa Prangat Baru Kecamatan Marangkayu Kabupaten Kutai Kartanegara”.

Rumusan Masalah

Rumusan permasalahan yang menjadi pokok dari penelitian ini adalah bagaimana pemerintah desa mengelola alokasi dana desa di Desa Prangat Baru Kecamatan Marangkayu Kabupaten Kutai Kartanegara dalam kegiatan pembangunan serta faktor apa saja yang menjadi penghambat dan pendukung dalam proses mengelola dana yang ada.

Kerangka Dasar Teori

Pengelolaan

Para ahli memiliki sudut pandang yang berbeda dalam mendefinisikan mengenai pengelolaan. Sehingga menyebabkan definisi tentang pengelolaan terdapat perbedaan-perbedaan. Adapun peninjauan pengelolaan dari fungsi, badan pengelolaan juga berhubungan dengan manajemen. Manajemen adalah suatu kegiatan, pelaksanaannya adalah managing (pengelolaan), Terry & Rue (dalam Suharto : 2005).

Definisi kelola atau mengelola adalah mengendalikan, mengatur, menyelenggarakan, mengurus dan menjalankan sedangkan pengertian pengelolaan adalah proses, cara, perbuatan mengelola (Anonim, 2002:123). Menurut Yani (2008:348) Pengelolan keuangan daerah adalah seluruh kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggung jawaban, dan pengawasan keuangan daerah.

Pengelolaan Keuangan Desa

Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban desa hal ini tertuang dalam Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 8 tahun 2018 tentang Alokasi Dana Desa, Manajemen

Manajemen merupakan ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk

(4)

mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Terry (dalam Hasibuan, 2005:3), manajemen adalah suatu proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan, perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian yang dilakukan utuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah di tentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.

Tead (dalam Herlambang, 2013:45), manajemen adalah proses dan perangkat yang mengarahkan serta membimbing kegiatan-kegiatan suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Menurut Follet (dalam Waluyo, 2007:5) manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian upaya organisasi dan proses penggunaan semua sumber daya organisasi untuk trcapainya tujan organisasi yang telah ditetapkan. Tujuan Manajemen

Menurut Terry (dalam Siswanto, 2007:13) Tujuan organisasi secara makro sangat berhubungan dengan nilai yang dibentuk dari aktivitas yang dilakukan oleh organisasi untuk kepentingan pihak intern dan pihak ekstern (sosial).

Tujuan yang berhubungan dengan manajer pada seluruh hierarki organisasi merupakan pengertian yang lazim diantara berbagai jenis tujuan.Tujuan ini lebih banyak berhubungan dengan hierarki kuantitas dan kualitas yang harus direalisasikan. Sedangkan tujuan individu lebih banyak berhubungan dengan kepuasan ekonomis, psikologis, dan sosial.

Alokasi Dana Desa

Alokasi Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang diterima oleh kabupaten dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar desa untuk mendanai kebutuhan desa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan masyarakat. Alokasi dana desa merupakan perolehan bagian keuangan desa dari kabupaten yang penyalurannya melalui kas desa. Alokasi dana desa adalah bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten. Pembangunan

Menurut Joseph J. Spengler (dalam Listyaningsih, 2014:44) berpendapat bahwa pembangunan adalah suatu peningkatan kenikmatan. Pembangunan dapat dilihat sebagai pembangunan ekonomi maupun pembangunan politik. Pembangunan ekonomi adalah kemampuan untuk memanfaatkan sumber-sumber daya alam dalam rangka memenuhi barang dan jasa.

Menurut Listyaningsih (2014:18) pembangunan didefinisikan sebagai rangkaian usaha mewujudkan pertumbuhan dan perubahan secara terencana dan sadar yang ditempuh oleh suatu negara menuju arah yang lebih baik.

Affifudin (2012:12) hakikat pembangunan adalah membangunan masyarakat atau bangsa secara menyeluruh demi mencapai kesejahteraan rakyat. Sedangkan menurut Rostow (dalam Arief Budiman, 2002:25) pembangunan

(5)

merupakan proses yang bergerak dalam sebuah garis lurus, yakni dari masyarakat yang terbelakang ke masyarakat yang maju.

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pembangunan adalah suatu proses perubahan yang terencana secara terus menerus untuk mewujudkan pertumbuhan dan perubahan kearah modernisasi berdasarkan norma-norma tertentu demi mencapai kesejahteraan masyarakat.

Pembangunan Desa

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun2014 Tentang Pedoman Pembangunan Desa, pembangunan desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa. Perencanaan pembangunan desa adalah proses tahapan kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah desa dengan melibatkan Badan Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai tujuan pembangunan desa.

Definisi Konsepsional

Definisi konsepsional merupakan pembahasan pengertian suatu konsep dengan menggunakan konsep lain. Berdasarkan uraian teori konsep, maka konsep dalam penelitian ini yaitu:

Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam kegiatan pembangunan ialah suatu kegiatan untuk mewujudkan pertumbuhan dan perubahan kearah masyarakat yang lebih baik disegala bidang dan sektor kehidupan yang dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diterima oleh Kabupaten dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dengan tujuan pemerataan pembangunan yang dalam pelaksanaannya secara swakelola menggunakan sumber daya atau bahan baku lokal.

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang deskripsi suatu keberadaan suatu keadaan secara obyektif. Secara harfiah, penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pecandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian.

Dalam kaitannya dengan penelitian yang dilakukan bahwa analisis kualitatif dimaksudkan agar dapat mengungkapkan peristiwa-peristiwa riil, tetapi diharapkan juga dapat mengungkapkan nilai-nilai yang terkandung dalam pengelolaan alokasi dana desa dalam kegiatan pembangunan di desa Prangat Baru Kecamatan Marangkayu Kabupaten Kutai Kartanegara.

(6)

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif adalah suatu metode penlitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, sebagai lawannya adalah eksperimen dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Fokus Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menentukan fokus sebagai acuan dalam penelitian yaitu:

1. Pengelolaan alokasi dana desa dalam kegiatan pembangunan di Desa Prangat Baru, sesuai dengan Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 8 Tahun 2018 Tentang Alokasi Dana Desa:

a. Perencanaan b. Pelaksanaan c. Penatausahaan d. Pelaporan

e. pertanggungjawaban.

2. Faktor pendukung dan penghambat pengelolaan alokasi dana desa dalam kegiatan pembangunan di Desa Prangat Baru Kecamatan Marangkayu Kabupaten Kutai Kartanegara.

Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis menetapkan beberapa narasumber yang diantara lain :

1. Sekretaris Desa Prangat Baru dipilih sebagai Key Informan karena Sekretaris Desa adalah Ketua Tim Penyusun RABDes dan dianggap paling mengetahui tentang pengelolaan alokasi dana desa di desa Perangat Baru Kecamatan Marangkayu Kabupaten Kutai Kartanegara. Selain itu posisi Kepala Desa sedang kosong saat penelitian berlangsung.

2. Informan dalam penelitian ini yaitu dari perangkat dan staf desa yang mengelola alokasi dana desa dalam kegiatan pembangunan di Desa Prangat Baru terdiri dari Kasi Pemerintahan, Kaur Umum dan Perencanaan, dan Kaur Keuangan. Informan selanjutnya sebagai wakil dari masyarakat adalah Ketua BPD, Ketua kelompok masyarakat seperti Ketua LPM, PKK, dan Kepala Dusun.

Tehnik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data-data yang diperlukan untuk penelitian ini maka penulis menggunakan beberapa macam cara atau teknik untuk pengumpulan data, yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan yaitu metode penelitian data dengan memanfaatkan perpustakaan sebagai sarana dalam pengumpulan data dan mempelajari

(7)

buku-buku serta skripsi terdahulu yang memiliki kaitan dalam kerangkan dasar teori penulis yang dapat digunakan sebagai bahan referensi lainnya yang

berkaitan dan berhubungan dengan efektivitas pengelolaan alokasi dana desa dalam kegiatan pembangunan.

2. Penelitian Lapangan (Field Work Research)

Penelitian lapangan adalah metode pengumpulan data dengan terjun langsung kelapangan untuk mencari data dengan menggunakan beberapa teknik diantaranya adalah observasi dengan melakukan pengamatan langsung terhadap subjek (patner penelitian) dan wawancara dengan informan untuk melengkapi keterangan dan data yang ada hubungannya dengan penelitian.

Teknik dokumentasi, yaitu mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukun dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. Teknik dokumentasi dilakukan dengan meneliti arsip-arsip dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian ini, pada Kantor Desa Prangat Baru dimana penulis mangadakan penelitian.

Tehnik Analisis Data

Teknik analisis data sangat diperlukan untuk mengolah data menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut bisa dipahami dan bermanfaat untuk solusi permasalahan, terutama masalah yang berkaitan dengan penelitian. Di dalam analisis data kualitatif terdapat empat kegiatan yang terjadi secara bersamaan. Aktivitas dalam analisis data yaitu: pengumpulan data (Data Collection), kondensasi data (Data Condentation), penyajian data (Data Display), penarikan kesimpulan (Conclusions Drawing), (dalam Miles, Huberman dan saldana 2014:31-33).

Hasil Penelitian Perencanaan

Dalam kaitannya dengan pengelolaan keuangan desa, perencanaan dimaksud adalah proses penyusunan APBDes. Perencaaan dimulai dengan sekretaris desa yang menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa berdasarkan RKPDesa dengan melibatkan masyarakat yang mengusulkan kegiatan pembangunan. Setelahnya rencana yang dalam bentuk APBDesa yang berdasarkan dari RPJMDesa (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa) dan berdasar RKPDesa setelah disusun disampaikan ke Kepala Desa yang dibahas bersama dengan BPD dan dengan melibatkan masyarakat.

Dapat diketahui bahwa alokasi dana desa ini selain akan dipergunakan untuk pembiayaan operasional pemerintahan desa juga digunakan untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Baik pemberdayaan fisik maupun non fisik. Untuk menjalankan pemberdayaan secara non fisik, di Desa Prangat Baru direncanakan akan ada beberapa kegiatan untuk masyarakat.

Selain merencanakan pembangunan infrastruktur di Desa Prangat Baru, Pemerintah Desa Prangat Baru bersama dengan LPM Desa Prangat Baru juga

(8)

merencakanakan pelatihan-pelatihan berupa softskill untuk pemuda di Desa Prangat Baru dan untuk perempuan yang ada di Desa Prangat Baru. Hal ini dilakukan agar sesuai dengan tujuan alokasi dana desa, selain itu supaya bukan hanya pembangunan fisik saja yang dilakukan namun pembangunan non fisik di Desa Prangat Baru juga bisa berjalan bersamaan.

Dalam perencanaan pengelolaan alokasi dana desa di Desa Prangat Baru sudah sesuai dengan Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 8 tahun 2018 tentang Alokasi Dana Desa yang melibatkan masyarakat dalam proses perencanaanya. Dengan masyarakat yang mengajukan usulan kegiatan yang kemudian akan dibahas kembali oleh pemerintah desa yang selanjutnya akan menjadi rancangan kegiatan pembangunan di Desa Prangat Baru. Selain kegiatan pembangunan berupa fisik, pemernitah Desa Prangat Baru dan LPM juga merencanakan pelatihan sebagai bentuk pembangunan non fisik.

Pelaksanaan

Pelaksanaan pengelolaan alokasi dana desa merupakan tahap realisasi dari seluruh rencana kegiatan pengelolaan alokasi dana desa yang telah disepakati. Alokasi dana desa yang diterima digunakan untuk biaya penyelenggaraan pemerintahan desa dan pemberdayaan masyarakat. Pelaksana kegiatan tersebut meliputi kepala desa, karang taruna, tim penggerak PKK, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD), serta masyarakat desa.

Seperti halnya yang diungkapkan oleh Ibu Nuning Ika Lestari selaku Staf Kaur Umum dan Perencanaan Desa Prangat Baru : “...yang mengecek dana itu semua terlibat, tapi dari kecamatan ada panwascam, lalu pengawas di BPD itu juga ada. Selain pengawasan dalam proses evaluasi dana, masyarakat juga terlibat karena tanpa ada masyarakat program tidak akan berjalan” (wawancara tanggal 27 desember 2019)

Ketua BPD Bapak Joko Santoso juga mengatakan bahwa : “BPD sebagai wakil masyarakat juga mengawasi jalannya pelaksanaan pengelolaan alokasi dana desa ini. Semua kegiatan yang ada di desa diawasi oleh BPD.” (Wawancara tanggal 27 desember 2019)

Hal serupa juga diungkapkan oleh Sekretaris Desa Prangat Baru Bapak Sugiono : “Yang mengawasi pelaksanaan pengelolaan alokasi dana desa di Desa Prangat Baru untuk tingkat desa ada BPD. Karena BPD ini kan sebagai badan pengawas, yang dipilih langsung oleh masyarakat. Dari kecamatan ada juga pengawas kecamatan.” (wawancara tanggal 27 desember 2019)

Dari wawancara diatas dapat disimpilkan bahwa, dalam pelaksanaan pengelolaan alokasi dana desa di Desa Prangat Baru dalam kegiatan pembangunan diawasi oleh masyarakat desa yang diwakilkan oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Karena BPD dipilih langsung oleh masyarakat. Selain BPD, pengawasan juga ada dari Kecamatan.

(9)

Penatausahaan

Penatausahaan dalam pengelolaan alokasi dana desa adalah kegiatan menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, membayar, dan mempertanggung jawabkan keuangan desa yang tugas ini dilakukan oleh Bendahara Desa. Bendahara desa ditunjuk langsung oleh kepada desa, dalam hal ini yang berlaku sebagai bendahara desa dalah Kaur Keuangan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban APBDesa (Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa)

Dalam pelaksanaan pencatatan pengelolaan alokasi dana desa di desa Prangat Baru sudah dilaksanakan dengan baik. Akan tetapi tetap saja ada kendala yang dihadapi dalam proses penatausahaan yaitu diantaranya format pelaporan tiap tahun yang berbeda. Dalam pelaporan juga dibutuhkan ketelitian agar tidak ada kesalahan dalam pencatatan dan untuk menghindari kesalahan dalam penginputan data keuangan.

Pelaporan

Pelaporan merupakan salah satu mekanisme untuk mewujudkan dan menjamin akuntabiltas pengelolaan keuangan desa, sebagaimana ditegaskan dalam asas pengelolaan keuangan desa (Asas Akuntabel). Hakikat dari pelaporan ini adalah pengelolaan keuangan desa dapat dipertanggungjawabkan dari berbagai aspek: hukum, administrasi, maupun moral. Dengan demikian, pelaporan pengelolaan keuangan desa menjadi kewajiban pemerintah desa sebagai bagian tak terpisahkan dari penyelengaraan pemerintahan desa.

Pelaporan yang dimaksud dalam pengelolaan keuangan desa adalah penyampaian laporan realisasi/pelaksanaan APBDesa secara tertulis oleh kepala desa (Pemerintah desa) kepada Bupati/Walikota. Laporan pertanggungjawaban berakhir pada 31 Desember tiap tahunnya, laporan realisasi pelaksanaan APBDesa disampaikan Kepala Desa Kepada Bupati/Walikota.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa dalam pelaporan keuangan desa ini dimulai dari kaur keuangan yang melaporkan ke sekretaris desa yang kemudian laporan diperiksa bersama BPD dan perwakilan dari masyarakat. Yang kemudian oleh sekretaris desa dilaporkan ke kecamatan.

Dalam hal ini dilakukan oleh sekretaris desa karena pada saat penelitian berlangsung, posisi Kepala Desa Prangat Baru sedang kosong jabatan. Di Kecamatan laporan di periksa dan di verifikasi untuk mendapat surat rekomendasi ke Kabupaten. Setelah diperiksa di Kabupaten dan diverifikasi maka pencairan tahap selanjutnya dapat dilakukan.

Pertanggungjawaban

Pertanggungjawaban keuangan desa diatur sesuai dengan Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomo 8 Tahun 2018 yang mengatur tentang Alokasi Dana Desa adalah “Pertanggungjawaban keuangan Alokasi Dana Desa terintegrasi dengan pertanggungjawaban APBDesa, sehingga bentuk pertanggungjawabannya berupa pertanggungjawaban APBDesa”.

(10)

Dalam setiap pemasukan dan pengeluaran keuangan desa, bendahara wajib mencatat dan menyimpan bukti transaksi atau berupa nota belanja, karena dalam laporan pertanggungjawaban harus disertai dengan bukti. Hal tersebut diungkapkan oleh Kaur Keuangan : “Tugas Kaur Keuangan sebagai Bendahara Desa melakukan pencatatan keluar masuknya uang. Selain itu saya menyimpan semua bukti transaksi keuangan maupun nota belanja barangyang akan dilampirkan sebagai bentuk pertanggungjawaban.” (wawancara tanggal 27 desember 2019)

Sekretaris desa Prangat Baru mengatakan bahwa: “Bentuk dari pertanggungjawaban pengelolaan alokasi dana desa dalam kegiatan pembangunan ini adalah pertanggungjawaban APBDes yang disusun dan dilaporkan setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan pertanggungjawaban alokasi dana desa terintegrasi dengan pertanggungjawaban APDBes.”

Yang dimaksudkan dengan adanya pelaporan pertanggungjawaban dalam setiap kegiatan ini agar setiap kegiatan yang menggunakan dana dari alokasi dana desa ataupu yang bukan didanai dari alokasi dana desa sesuai dengan aturan dan dapat dipertanggungjawabkan oleh pemerintah desa sebagai pengelola dana.

Hal ini juga merupakan bentuk keterbukaan pemerintah desa kepada masyarakat. Pertanggungjawaban kepada pemerintah sudah sesuai dengan aturan yang ada, namun penulis belum dapat melihat pertanggungjawaban pemerintah desa secara langsung kepada masyarakat.

Faktor Pendukung dan Penghambat Pengelolaan Alokasi Dana Desa

Dari wawancara dapat disimpulkan bahwa faktor penghambat dalam pengelolaan alokasi dana desa adalah, terlambatnya pencairan dana dan waktu pencairan dana yang tidak menentu. Hal ini berimbas pada pembiayaan suatu program pembangunan yang ada di Desa Prangat Baru.

Mayoritas pekerjaan masyarakat di Desa Prangat Baru adalah petani. Ada 219 (dua ratus sembilan belas) jiwa yang pekerjaannya sebagai petani dan 293 (dua ratus sembilan puluh tiga) jiwa sebagai ibu rumah tangga. Hal ini berpengaruh pada rendahnya respon masyarakat terhadap kegiatan pemberdayaan di Desa Prangat Baru, terkadang ibu rumah tangga memilih membantu suaminya yang pekerjaanya sebagai petani di kebun. Masyarakat yang berprofesi sebagai petani memulai pekerjaanya pada pagi hari hingga sore hari.

Pembahasan

Perencanaan

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, dalam proses perencanaan sudah sesuai dengan peraturan yang ada. Mulai dari diadakannya rapat tingkat RT untuk menyampaikan usulan-usulan kegiatan smapai dengan musrembang desa masyarakat juga dilibatkan melalui perwakilan masyarakat. Namun keterlibatan masyarakat secara umum hanya sebatas mengusllkan program kegiatan pembangunan saja, masyarakat secara umum belum terlibat

(11)

dalam perancanaan. Masyarakat hanya menerima hasil rancangan dan program kegiatan apa saja yang akan berjalan di desa.

Agar pembangungan di Desa Prangat Baru berjalan selaras antara pembangunan fisik dan non fisik, Pemerintah Desa Prangat Baru bersama dengan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa merencanakan kegiatan pelatihan untuk masyarakat desa.

Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan alokasi dana desa ini adalah tahap aktualisasi apa yang menjadi rencana kegaitan dalam mengelola dana yang telah disepakati pada awalnya. Alokasi dana desa yang ada dipergunakan untuk pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan yang diserahkan pada tiap bidang penyelenggaraan kegiatan pemerintahan desa dan untuk biaya pemberdayaan masyarakat dilimpahkan kepada tim pelaksana tingkat desa yang akhirnya akan dipertanggungjawabkan kepada kepala desa. Pelaksana kegiatan tersebut meliputi Kepala Desa, masyarakat desa, karang taruna, tim penggerak PKK, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), serta kelompok masyarakat.

Penerimaan alokasi dana desa di Desa Prangat Baru dari tahun 2017 hingga tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar Rp. 70.985.072 (Tujuh puluh juta sembilan ratus delapan puluh lima ribu tujuh puluh dua rupiah). dari tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar Rp. 382.434.660 (Tiga ratus delapan puluh dua juta empat ratu sempat puluh tiga ribu enam ratus enam puluh rupiah).

Akan tetapi pemerintah desa sebagai pengelola dana mengungkapkan bahwa alokasi dana desa yang tersedia tidak mencukupi untuk pembiayaan program pembangunan. Padahal pada kenyataannya penerimaan alokasi dana desa setiap tahunnya dari tahun 2017 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar Rp. 453.419.732 (Empat ratus lima puluh tiga juta empat ratus sembilan belas ribu tujuh ratus tiga puluh dua rupiah). Hal ini membuktikan bahwa dalam pelaksanaannya, pemerintah desa belum maksimal dalam mengelola alokasi dana desa yang ada untuk pembiayaan kegiatan program pembangunan.

Selain itu, pencapaian kegiatan yang didanai oleh alokasi dana desa masih belum maksimal. Masih banyak program kegiatan yang tidak mencapai 100% (seratus perseratus). Yang menandakan bahwa belum maksimalnya pengelolaan alokasi dana desa di Desa Prangat Baru. Meskipun demikian, masyarakat tetap merasakan manfaat dari pengelolaan alokasi dana desa di Desa Prangat Baru.

Dalam pelaksanaannya, pengelolaan alokasi dana desa ini, diawasi oleh masyarakat yang diwakilkan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang dipilih langsung oleh masyarakat. Selain Badan Permusyawaratan Desa (BPD) pengelolaan alokasi dana desa ini juga diawasi oleh pengawas dari Kecamatan.

Meskipun pencapain program belum sepenuhnya 100% (seratus perseratus) tetapi tetap terjadi peningkatan pembangunan, taraf pendidikan masyarakat desa, dan penurunan jumlah penduduk miskin di Desa Prangat Baru

(12)

selama 5 (lima) tahun terakhir. Ini menandakan bahwa tujuan alokasi dana desa sudah tercapai sesuai dengan Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 8 tahun 2018 yang mengatur tentang Alokasi Dana Desa dalam tujuan alokasi dana desa.

Penatausahaan

Penatausahaan dalam mengelola alokasi dana desa ini dilaksanakan oleh bendahara desa yang di tangani oleh Kaur Keuangan. Dalam proses pengelolaan alokasi dana desa ini, untuk pencarian dana dimulai dari Kaur Umum & Perencanaan dan Kasi Pemerintahan mengajukan ke Bendahara (Kaur Keuangan) ke Kepala Desa Prangat Baru, kemudian Kepala Desa memerintahkan pembayaran ke Kaur-Kaur untuk pelaksanaan kegiatan.

Kaur Keuangan wajib mencatat semua kegiatan penerimaan dan pengeluaran. Bendahara menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, membayar, dan mempertanggung jawabkan keuangan Desa dalam rangka pelaksanaan APBDes.

Dari hasil penelitian dan wawancara, Bendahara Desa sebagai penanngungjawab penatausahaan keuangan desa sudah melakukan tugasnya dengan baik sebagaimana aturan yang ada. Dengan mencatat seluruh kegiatan keuangan, menyimpan bukti transaksi dan nota belanja serta melaporkannya sebagai bentuk pertanggungjawaban.

Pelaporan

Dalam tahap pelaporan ini Kepala Desa menyampaikan laporan pelaksanaan APBDes kepada Bupati/Walikota berupa laporan semester dan semester akhir tahun. Pelaporan merupakan bentuk dari tidak langsung dengan secara tertulis melalui SPJ (Surat Pertanggung Jawaban) alokasi dana desa.

Di Desa Prangat Baru, pelaporan dilaksanakan oleh Sekretaris Desa dikarenakan posisi Kepala Desa sedang mengalami kekosongan. sehingga yang bertanggung jawab untuk pelaporan sementara dilaksanakan oleh Sekretaris Desa. Sekretaris Desa melaporkan kepada BPD baik laporan pembelanjaan maupun kegiatan fisik.

Bendahara membuat rancangan laporan keuangan mulai dari pendapatan desa, pemberlanjaan desa, sampai dengan pembiayaan desa baik barang maupun jasa. Kemudian menyusun laporan yang selanjutnya dilaporkan kepada Sekretaris Desa. Sekretaris Desa melaporkan kepada BPD sebagai badan pengawas yang dipilih oleh masyarkat. BPD memeriksa laporan yang kemudian menyusun SPJ. Yang kemudian SPJ tersebut dilihat bersama-sama dari pemerintah desa utamanya oleh Sekretaris Desa, LPM, dan kemudian dievaluasi ke kecamatan. Disisi lain pelaporan ke masyarakat desa masih belum nampak bahkan masyarakat masih minim kepedulian terhadap proses dalam mengelola dana alokasi dana desa.

(13)

Pertanggungjawaban

Pertanggungjawaban pemerintah desa secara administratif sudah baik dan sudah sesuai dengan peraturan yang ada. Namun dalam melakukan pertanggngjawabannya kepada masyarakat desa, pemerintah desa sekedar melaporkan kepada Badan Permusyawaratan Desa dan memasang spanduk tentang APBDes secara garis besarnya saja.

Akan tetapi tidak secara langsung bertemu dengan masyarakat, mengadakan forum terbuka dan menjelaskan tentang pengelolaan alokasi dana desa dalma kegiatan pembangunan di desa Prangat Baru. Jadi masih banyak masyarakat desa yang tidak mengetahui apa itu alokasi dana desa, peruntukan alokasi dana desa, dan proses pengelolaannya.

Faktor Pendukung dan Penghambat Pengelolaan Alokasi Dana Desa

Faktor pendukung dalam mengelola alokasi dana desa ini ada 3 (tiga) menurut Sekretaris Desa Prangat Baru, yaitu dana untuk pembiayaan program dan penyelenggaraan pemerintahan, sumber daya manusia pengelola keuangan desa, dan masyarakat desa yang menjadi sasaran pembangunan. Ketiga faktor tersebut adalah faktor utama yang mendukung dalam proses pengelolaan keuangan desa.

Namun ketiga faktor pendukung tersebut juga bisa menjadi faktor penghambat ketika dana yang digunakan untuk pembiayaan mengalami keterlambatan pencairan atau kekosongan dana di Kabupaten padahal dana ini akan digunakan untuk pembiayaan program kegiatan.

Kurangnya kemampuan sumber daya manusia dalam mengelola keuangan desa juga akan berimbas pada seluruh kegiatan pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan desa. Selain itu kurangnya partisipasi masyarakat dalam setiap proses pengelolaan juga akan mempengaruhi pelaksanaan kegiatan. Tentu saja hal ini perlu adanya komunikasi antara pengelola keuangan dengan masyarakat sebagai subjek pembangunan.

Penutup

Kesimpulan

Pengelolaan alokasi dana desa dalam kegiatan pembangunan di Desa Prangat Baru Kecamatan Marnagkayu Kabupaten Kutai Kartanegara disesuaikan dengan Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 8 tahun 2018 yang mengatur tentang Alokasi Dana Desa.

Alokasi dana desa merupakan bagian dari pada keuangan desa. Pelaporan pertanggungjawaban pengelolaan alokasi dana desa ini berhubungan dengan pertanggungjawaban APBDesa. Pengelolaan alokasi dana desa di Desa Prangat Baru sesuai dengan Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 8 Tahun 2018 yang mengatur tentang alokasi dana desa : “Pengelolaan keuangan desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggung- jawaban keuangan desa”.

(14)

Dalam mengelola alokasi dana desa, pada proses perencanaannya telah berjalan seperti yang ada dalam peraturan, dengan keterlibatan masyarakat dalam mengusulkan dan menyusun kegiatan pembangunan. Bukan hanya pembangunan infrastruktur yang ada di Desa Prangat baru tetapi direncanakan juga akan ada pemberdayaan masyarakat secara non fisik berupa kegiatan pelatihan.

Saran

Untuk memaksimalkan pengelolaan alokasi dana desa dalam kegiatan pembangunan di Desa Prangat Baru, pemerintah desa hendaknya meningkatkan kemampuan dan keahlian perangkat pemerintah desa yang mengatur penggunaan alokasi dana desa supaya lebih maksimal. Hal itu dapat dilakukan dengan mengikuti pelatihan dan bimbingan teknis (BIMTEK) untuk perangkat desa dan Badan Permusyawaratan Desa) BPD agar meningkatkan kompetensi perangkat desa dan anggota BPD.

Kurangnya kemampuan dan keterampilan perangkat pemerintah desa yang mempengaruhi terhadap kurangnya kualitas sumber daya manusia khusunya bagi para pelaksana kebijakan dalam pengelolaan alokasi dana desa. Yang mengakibatkan Pemerintah Desa Prangat Baru belum maksimal dalam mengelola anggaran dalam alokasi dana desa, seharusnya pihak desa mengajukan ke pemerintah diatasnya untuk lebih giat memberikan pelatihan dan pembinaan dalam pengelolaan alokasi dana desa.

Karena sasaran utama kegiatan pembangunan yang dibiayai oleh alokasi dana desa ini adalah masyarakat, maka pemerintah desa hendaknya berkomunikasi kepada masyarakat dan membuka ruang bagi masyarakat untuk mengambil bagian dalam segala proses pengelolaan alokasi dana desa.

Dengan membuka forum-forum dialog seperti yang diinginkan oleh masyarakat agar komunikasi antara masyarakat dan pemerintah desa dapat terjadi dengan baik. Sehingga dalam pelaksanaan mengelola alokasi dana desa dalam kegiatan pembangunan masyarakat desa dapat berjalan dengan maksimal dan sesuai tujuan demi kemajuan desa Prangat Baru. pelaksanaannya, masyarakat desa menerima manfaat dari kegiatan yang ada.

Daftar Pustaka

Adisasmita, Raharjo. 2006. Membangun Desa Partisipatif. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Afifuddin. 2012. Pengantar Administrasi Pembangunan. Konsep, Teori dan Implikasinya di Era Reformasi. Bandung : Alfabeta.

Arsyad. 2003. Pokok-pokok Manajemen. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Bahri. 2008. Konsep dan Definisi Konseptual. Jakarta : PT. Rajagrafiindo Persada.

Budiman, Arief. 2000. Teori Pembangunan Dunia ketiga. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

(15)

Hasibuan, Malayu S.P.2005. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Herlambang. 2013. Pengantar Manajemen, cara nudah memahami ilmu manajemen. Jakarta : Pustaka Baru.

Ibrahim, Amin. 2008. Pokok-pokok Administrasi Publik Dan Implementasinya. Bandung : Refika Aditama.

Lexy J, Moleong. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung : Remaja Rosda Karya Bandung.

Dokumen

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun2014 Tentang Pedoman Pembangunan Desa

Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomr 8 Tahun 2018 Tentang Aloaksi Dana Desa

Referensi

Dokumen terkait

Cairan dalam tubuh manusia dibagi menjadi 2 kompartemen : intrasel dan ekstrasel, volume cairan intrasel sebanyak 60% dari total cairan tubuh atau 36 % dari BB tubuh orang dewasa

Hasil penelitian ini begitu menarik perhatian sehingga buku The Mozart Effect karangan Don Campbell (1997), begitu monumental. Menurut Ahli saraf dari Harvard University, Mark

Untuk periode yang sama dengan nilai ACWP < BCWP, menunjukkan biaya aktual yang dikeluarkan lebih kecil penyelesaian volume pekerjaanya, berarti tidak terjadi

Maka dari itu penelitian ini akan memfokuskan pada analisa faktual terhadap penerapan manajemen pemasaran produk yang dilakukan oleh Rumah Zakat yang difokuskan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil karakterisasi baik HAp dari kerabang telur ayam kampung maupun kerabang telur ayam broiler adalah benar senyawa HAp, dan hasil

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas pemberian pakan alami yang berbeda terhadap pertumbuhan, retensi protein dan kelulushidupan benih ikan tambakan yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari aplikasi PayTren yang diciptakan PT Veritra Sentosa Internasional terhadap pemberdayaan ekonomi umat

a. Sumber primer adalah sumber data yang memiliki otoritas, artinya bersifat mengikat, meliputi peraturan perundang-undangan, Putusan hakim. 12 Dalam penelitian ini sumber