• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau. dan 3 Dosen STKIP-PGRI Lubulinggau ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau. dan 3 Dosen STKIP-PGRI Lubulinggau ABSTRAK"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

INVENTARIS MIKROALGA DI AIR TERJUN SEI SANDO KECAMATAN LUBUKLINGGAU BARAT I KOTA LUBUKLINGGAU

Oleh: Resti Anggraini1, Eka Lokaria2, M.Pd.Si, Harmoko, M.Pd3 1Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau

2dan 3Dosen STKIP-PGRI Lubulinggau Email: restianggraini462@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis mikroalga yang ada di air terjun Sei Sando Kecamatan Lubuklinggau Barat I Kota lubuklinggau. Penelitian ini dilaksanakann pada bulan Juni-Juli 2017 di Air Terjun Sei Sando Kecamatan Lubuklinggau Barat I Kota lubuklinggau. Pengambilan sampel dilaksanakan pada pagi hari, dilaksanakan pada tiga stasiun dengan tiga kali pengulangan di air terjun Sei Sando Kecamatan Lubuklinggau Barat I Kota lubuklinggau dan diteliti di Laboratorium Biologi STKIP-PGRI Lubuklinggau. Penelitian bersifat deskriptif: observasi langsung pada lokasi di air terjun Sei Sando. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Jenis mikroalga yang ditemukan di air terjun Sei Sando Kecamatan Lubuklinggau Barat I Kota lubuklinggau terdiri dari 3 Divisi yaitu Divisi Chlorophyta, Divisi Bacillariophyta, dan Divisi Chyanobacteria. 27 Genus, dan 30 Spesies yaitu: Closterium Sp, Cosmarium Sp, Oocytis Sp, Carteria Sp,

Ulothrix Sp, Microspora Sp, Spirogyra Sp, Desmidium, Micrasterias Sp, Oedogonium Sp, Actinastrum Sp, Navicula Sp, Asterionella Sp, Cyclotella Sp, Melosira Sp, Surirella Elegans, Nitchia Sp, Surirella Sp, Eunotia Sp, Guinardia Sp, Synedra Sp, Pleurosigma Directum, Tabellaria Flocculosa, Oscillatoria limosa, Lyngbya Sp, Oscillatoria Sp, Synedra Ulva, Euastrum Sp, dan Xanthidium. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

mikroalga pada penelitian ini adalah Temperatur (Suhu), Keasaman (pH), Kecerahan dan Oksigen Terlarut atau Dissolved Oxygen (DO).

Kata Kunci: Inventarisasi, Mikroalga, Sei Sando, Kota Lubuklinggau. A. PENDAHULUAN

Setiap makhluk hidup pasti membutuhkan air untuk kelangsungan kehidupnya. Air adalah kebutuhan pokok yang sangat penting bagi makhluk hidup. Jika makhluk hidup kekurangan air, maka makhluk hidup akan mengalami kesulitan dalam kehidupan ini. Keberadaan air juga menjadi sarana ekosistem bagi makhluk hidup lain seperti mikroalga. Keberadaan mikroalga dapat tumbuh dimana saja pada perairan yang ada dipermukaan bumi ini. Mikroalga memiliki habitat mulai dari perairan, baik air tawar maupun air laut, sampai dengan daratan yang lembab, alga hidup di air ada yang bergerak aktif ada yang tidak (Tjitrosoepomo, 2011:12).

(2)

Mikroalga merupakan organisme eukariotik fotoautorof. Meskipun berfotosintesis mikroalga berbeda dari tanaman karena alga tidak memiliki jaringan tanaman (akar, batang dan daun). Selain itu spesies alga ada yang bersifat uniseluler dan ada pula bersifat multiseluler, identifikasi mikroalga uniseluler dan filamenus dapat dilakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop (Pratiwi, 2008:46).

Mikroalga termasuk golongan tumbuhan berklorofil dengan jaringan tubuh yang secara relatif tidak berdiferensiasi, tidak membentuk akar, batang, dan daun. Tubuh mikroalga secara keseluruhan disebut talus. Istilah ini juga digunakan kendati tumbuhan alga itu bersel tunggal. Mikroalga diklasifikasikan, secara konvensional bersama-sama dengan bakteri dan fungi (Tjitrosomo, 2010:28).

Peranan ilmu biologi dalam hal ini sangat penting. Biologi merupakan cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang kehidupan makhluk hidup dari tingkat molekuler hingga organisme. Salah satu yang dapat diamati dibawah mikroskop adalah mikroalga. Kasrina (2012:37) menyatakan mikroalga/protista merupakan organisme yang menyerupai tumbuhan atau lazim juga disebut dengan fitoplankton dan merupakan tumbuhan tallus yang belum terbagi atas akar, batang dan daun. Salah satu wisata perairan yang ingin peneliti amati ialah jenis-jenis mikroalga pada air terjun Sei Sando yang terletak di kota LubSuklinggau yang merupakan salah satu tujuan wisata yang potensial karena merupakan kawasan yang memiliki potensi wisata alam seperti air terjun, salah satunya adalah air terjun Sei Sando.

Berdasarkan pengamatan (observasi) peneliti pada tanggal 22 April 2017, terdapat air terjun Sei Sando yang letaknya di kelurahan Kayu Ara Kecamatan Barat I Kota Lubuklinggau. Salah satu objek wisata yang akan menjadi tempat wisata yang menarik dan menantang serta pantas untuk dikunjungi di Kota Lubuklinggau Provinsi Sumatera

(3)

Selatan. Kalau sebelumnya kita mengenal objek wisata air terjun Temam, kali ini ada yang namanya air terjun Sei Sando yang juga tidak kalah cantiknya dengan air terjun Temam. Air terjun Sei Sando ini tentunya juga memiliki berbagai macam kekayaan sumber daya hayati salah satu contohnya yaitu mikroalga.

Saat ini berbagai penelitian tentang mikroalga telah banyak dilakukan mengingat melimpahnya potensi dari mikroba tersebut yang belum tergali. Sementara itu peneliti belum menemukan penelitian sebelumnya yang membahas tentang ragam jenis mikroalga di air terjun Sei Sando Kota Lubuklinggau. Berdasarkan pengamatan penelitian terhadap air terjun Sei Sando yang terletak di Kelurahan Kayu Ara Kecamatan Lubuklinggau Barat I Kota Lubuklinggau. Peneliti tertarik untuk menginventarisasi mikroalga di air terjun Sando dikarenakan sampai saat ini belum ditemukan data konkrit yang mencatat jenis-jenis mikroalga di air terjun Sei Sando.

B. LANDASAN TEORI

Menurut Poerwadarminta (1984:385) inventaris merupakan daftar atau barang-barang yang dipakai dikantor, perusahaan. Reality (2008:224) mengatakan inventaris merupakan daftar seluruh barang atau peraltan yang dimiliki (perusahaan, sekolahan, kapal, dan sebagainya) yang dipakai dalam bekerja Menurut Muda (2006:185) menjelaskan pengertian inventaris yaitu daftar, ukuran, macam atau benda dan sebagainya. Serta barang-barang yang dikantor perusahaan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa inventaris merupakan pengumpulan dan pencatatan dari daftar atau nama dari suatu benda/barang yang ada di tempat tertentu. Pada penelitian ini inventaris dilakukan pada mikroalga yang ada di perairan Air Terjun Sei Sando kota Lubuklinggau.

(4)

Mikroalga (seperti halnya protozoa) bukan lagi merupakan istilah taksonomik yang resmi kini hanya lah merupakan nama umum bagi sejumlah organisme berklorofil namun lebih sederhana. Karena mereka itu fotosintetik, kebanyakan ahli botani menganggapnya sebagai anggota dunia tumbuhan (Kimball, 1983:864).

Menurut Waluyo (2007:271) mikroalga berukuran amat beragam dari beberapa mikrometer sampai bermeter-meter panjangnya. Organisme ini mengandung klorofil serta figmen lain untuk melangsungkan fotosintesis, tersebar luas di alam, dan dijumpai hampir di segala lingkungan yang terkena sinar matahari.

Pratiwi (2008:46) mengungkapkan bahwa mikroalga merupakan organisme eukariotik fotoautorof. Meskipun berfotosintesis alga berbeda dari tanaman karena alga tidak memiliki jaringan tanaman (akar, batang dan daun). Selain itu spesies alga ada yang bersifat uniseluler dan ada pula bersifat multiseluler, identifikasi mikroalga uniseluler dan filamenus dapat dilakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop.

Sedangkan menurut Pelczar (2010:237) mikroalga berukuran amat beragam dari beberapa mikrometer sampai kepada bermeter-meter panjangnya. Organisme ini menggandung klorofil serta pigmen-pigmen lain untuk melangsungkan fotosintesis, tersebat luas di ala, dan dijumpai hampir di segala macam lingkungan yang terkana sinar matahari. Kebanyakan mikroalga berukuran mikropis. Artinya teknik-teknik yang biasa dipergunakan oleh mikrobiologiwan untuk menelaah bakteri dapat dipergunakan juga untuk menelaah mikroalga ini. Telaah mengenai alga disebut fikologi.

Mikroalga termasuk golongan tumbuhan berklorofil dengan jarinagan tubuh yang secara relatif tidak berdiferensiasi, tidak membentuk akar, batang, dan daun. Tubuh ganggan secara keseluruhan disebut talus. Istilah ini juga digunakan kendati tumbuhan

(5)

ganggan itu bersel tunggal. Mikroalga diklasifikasikan, secara konvensional bersama-sama dengan bakteri dan fungi (Tjitrosomo, 2010:28).

C. METODE PENELITIAN 1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Juni-Juli tahun 2017 bertempat di:

Tempat pengambilan sampel mikroalga di air Terjun Sei Sando Kecamatan Lubuklinggau Barat I Kota Lubuklinggau. Alamat: di kelurahan Kayu Ara Kecamatan Lubuklinggau Barat I Kota Lubuklinggau.

Tempat pengamatan sampel mikroalga di Laboratorium Biologi STKIP PGRI Lubuklinggau. Alamat: Jalan Mayor Toha Kelurahan Air Kuti Kecamatan Lubuklinggau Timur I Kota Lubuklinggau.

2. Alat-alat

Alat yang digunakan pada pengambilan sampel di air terjun Sando adalah botol air mineral, plankton net, thermometer, pipet tetes, gayung, pH, DO, dan secchi disk. Alat yang digunakan ketika pengamatan sampel di laboratorium adalah mikroskop cahaya, objek glass, deck glass, dan pipet tetes.

3. Teknik Pengumpulan Data

Jenis penelitian ini adalah penelitian survey sehingga pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan secara observasi yaitu turun langsung ke lapangan dengan cara pengambilan sampel air Terjun Sei Sando Kota Lubuklinggau secara acak beraturan dengan menggunakan alat plankton net dan kemudian sampel akan diamati dengan menggunakan mikroskop dan kemudian akan diidentifikasi dengan cara mencocokkan gambar yang didapat dengan literatur.

(6)

Selain jenis mikroalga dilakukan juga pengumpulan data pengukuran parameter kualitas air yang menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan keberadaan jenis-jenis mikroalga di air Terjun Sei Sando Kota Lubuklinggau. Pengukuran kualitas air dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu faktor kimia dan faktor fisika. Pengukuran kualitas air menggunakan thermometer dan pH meter, thermometer digunakan untuk mengukur suhu dan pH meter digunakan untuk mengukur pH atau derajat keasaman di air Terjun Sei Sando Kota Lubuklinggau.

4. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian menggunakan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati. Arikunto (2010:282) mengemukakan bahwa data kualitatif dinyatakan dalam kata-kata atau simbol.

Jenis mikroalga yang ditemukan pada saat melakukan penelitian, difoto dan didokumentasikan, kemudian diteliti dan diidentifikasi. Buku acuan identifikasi Bellinger dan Sigee (2010), Biggs dan Killory (2000), Botes (2001) dan Belcher (2001).

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara pada tanggal 22 April 2017 yang dilakukan peneliti dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Lubuklinggau, bahwa bendungan air terjun Sei Sando merupakan salah satu objek wisata yang akan menjadi tempat wisata yang menarik dan menantang serta pantas untuk dikunjungi di Kota Lubuklinggau Provinsi Sumatera Selatan.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (2017) mengatakan bahwa objek wisata Sei Sando merupakan salah satu objek wisata yang indah di Kota Lubuklinggau. Namun disana tantangannya, jalan bebatuan serta hanya bisa dilalui dengan kendaraan roda dua

(7)

membuat kita semakin ingin cepat sampai ke lokasi air terjun Sei Sando. Namun untuk saat ini belum masuk dalam prioritas Pembangunan Pemkot Lubuklinggau.

Keadaan bendungan yang ditemukan peneliti saat melakukan observasi yaitu, objek wisata air terjun Sei Sando yang akan dapat memberikan ketenangan dan kesejukan karena lingkungan alamnya yang masih alami dan disertai deru air terjunnya yang mampu menghipnotis mata wisatawan, dan bendungan air terjun Sei Sando ini jauh dari pemukiman warga sehingga kealamiannya masih sangat terjaga dan belum tercemar oleh yang namanya sampah dan sebagainya.

Berdasarkan jenis penelitian yang dilakukan di air terjun Sei Sando Kecamatan Lubuklinggau Barat I Kota Lubuklinggau dan di Laboratorium STKIP-PGRI Lubuklinggau, dengan pengamatan sampel air terjun sei sando menggunakan mikroskop cahaya dengan pembesaran 20 X 40 ditemukan beberapa divisi dari mikroalga, yaitu: Chlorophyta, Bacillariophyta, dan Chyanobacteria. Divisi tersebut dari 27 Genus dan 30 Spesies.

Berdasarkan tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa jenis mikroalga yang ditemukan di air terjun Sei Sando Kecamatan Lubuklinggau Barat I Kota Lubuklinggau dengan 3 stasiun dan 3 x penggulangan, yaitu terdiri dari 4 Divisi (Chlorophyta, Bacillariophyta, dan Chyanobacteria) 27 Genus dan 30 Spesies yaitu: spesies Closterium Sp, kelas Cholophceae, family Peniaceae, spesies Cosmarium Sp, kelas Chlorophyceae, family Desmidiaceae, spesies Oocytis Sp, kelas Chlorophyceae, family Chlorococcaceae, spesies Carteria Sp, kelas Chlorophyceae, family Chlaydomonadaceae, spesies Ulothrix

Sp, kelas Ulvophyceae, family Ulotrichaceae, spesies Microspora Sp, kelas

Chlorophyceae, family Microsporaceae, spesies Spirogyra Sp, kelas Chlorophyceae, family Zygnemataceae, spesies Desmidium, kelas Chlorophyceae, family Desmidium, spesies Micrasterias Sp, kelas Chlorophyceae, family Desmidiaceae, spesies

(8)

Oedogonium Sp, kelas Chlorophyceae, family Oedoniaceae, spesies Actinastrum Sp,

kelas Chlorophyceae, family Scendesmaceae, spesies Navicula Sp, kelas Bacillariophyceae, family Naviculaceae, spesies Asterionella Sp, spesies Cyclotella Sp, kelas Bacillariopyceae, family Thalassiosiraceae, spesies Melosira Sp, kelas

Bacillariophyceae, family Melosira, spesies Surirella Elegans, kelas Bacillariophyceae, family Surirellaceae, spesies Nitchia Sp, kelas Bacilllariophyceae, family

Bacillariopceae, spesies Surirella Sp, kelas Bacillariophyceae, family Surirellaceae, spesies Eunotia Sp, kelas Bacillariophceae, family Eunotiaceae, spesies Guinardia Sp, kelas Bacillariophyceae, family Rhizosoleniiceae, spesies Synedra Sp, kelas

Bacillariophyceae, family Fragilariaceae, spesies Pleurosigma Directum, kelas Bacillariophyceae, family Naviculaceae, spesies Fragillaria Sp, kelas Bacillariophyceae, family Fragillariaceae, spesies Tabellaria Flocculosa, kelas Bacillariophyceae, family Tabellariaceae, spesies Oscillatoria Limosa, kelas Chyanobacteraceae, family

Oscillatoriaceae, spesies Lyngbya Sp, kelas Cyanobacteriaceae, family Oscillatoriaceae, spesies Oscillatoria Sp, kelas Chyanobacteriaceae, family Oscillatoriceae, spesies

Synedra Ulva, kelas Bacillariophyceae, family Fragilariaceae, spesies Euastrum Sp,

kelas Chlorophyceae, family Desmidium, dan spesies Xanthidium, kelas Chlorophyceae, family Desmidiaceae.

E. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di air terjun Sei Sando dan di Laboratorium STKIP-PGRI Lubuklinggau disimpulkan bahwa analisis sampel air terjun Sei Sando Kecamatan Lubuklinggau Barat I Kota Lubuklinggau terdiri dari 3 Divisi yaitu Divisi Chlorophyta, Divisi Bacillariophyta, dan Divisi Chyanobacteria. 27 Genus, dan 30 Spesies yaitu: Closterium Sp, Cosmarium Sp, Oocytis Sp, Carteria Sp, Ulothrix Sp,

(9)

Sp, Navicula Sp, Asterionella Sp, Cyclotella Sp, Melosira Sp, Surirella Elegans, Nitchia Sp, Surirella Sp, Eunotia Sp, Guinardia Sp, Synedra Sp, Pleurosigma Directum, Tabellaria Flocculosa, Oscillatoria limosa, Lyngbya Sp, Oscillatoria Sp, Synedra Ulva, Euastrum Sp, dan Xanthidium

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroalga pada penelitian ini adalah Temperatur (Suhu), Keasaman (pH), Kecerahan dan Oksigen Terlarut atau Dissolved

Oxygen (DO).

DAFTAR PUSTAKA

Andriansyah, T. R. S, & Irwan, L. 2014. Kualitas Perairan Kanal Sungai Jawi dan Sungai Raya Dalam Kota Pontianak Ditinjau dari Struktur Komunitas Mikroalga Perifitik.

(10)

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. 2017. Rencana Kerja Pemerintah. Lubuklinggau:

Pemerintah Kota Lubuklinggaun Sumatera Selatan- Indonesia.

Belcher.H & Swale.E. 1978. A Beginner’s Guide To Freshwater Alga. London Insititute Of Terrestrial Ecology.

Botes.L. 2001. Phytoplankton Identification Catalgue. South Africa: Gaballast Monograph. Bellinger, E.G dan Sigee, D.C. 2010. Freswater Alga. Uk Jhon Wily dan Sons, Ltd.

Biggs. B.J.F., & Cathy.K. 2000. Stream Periphyton Monitoring Manual. New Zealand: Niwa Giasi, C. 200I. Identifikasi Mikroalga Epilitik Sebagai Biomonitoring Lingkungan Perairan

Sungai Bone. Jurnal Akuatika. 01, 4-5.

Harmoko, Lokaria. E dan Misra. S. (2016). Eksplorasi Mikroalga di Air Terjun Watervang Kota Lubuklinggau. Jurnal Pendidikan Biologi

Kasrina. Sri. I, dan Wahyu. E.J. 2012. Ragam Jenis Mikroalga di Air Rawa Kelurahan Bentiring Permai Kota Bengkulu. Sebagai Alternatif Sumber Belajar Biologi SMA.

Jurnal Exacta. X (1), 36-44.

Kimball, G. W. 1983. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Muda, A.A.K. 2006. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Reality Publisher. Mulyanto. 2007. Ilmu Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Pelczar, J. Micheal. 2010. Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid I. Jakarta: Universitas Indinesia (UI-Press).

Poerwadarminta, W.J.S. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Ke Tiga . Jakarta: Balai Pustaka.

Prasetyo. B., & Elizabeth. N.K. 2011. Lingkungan Fisik dan Kekayaan Mikroalga di Danau Universitas Terbuka, Tanggerang Selatan. Hasil Penelitian. UT.

Pratiwi, S.T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga.

Prihantini.B.N., dkk. 2008. Biodiversitas Cyanobacteria dari Beberapa Situ/Danau di Kawasan Jakarta –Depok-Bogor. Indonesia. Makasar Sains, (12), 44-45

Purba.I.Y.S., Izmiarti & Sulfiyen. 2015. Komunitas Alga Efilitik Sebagai Indikator Biologis di Sungai Batang Ombilium, Sumatera Barat. Jurnal Biologi Universitas Andalas. 4 (2), 138-144.

(11)

Samudra. S. R, Tri. R.S, dan Munifatul. I. 2013. Komposisi, Kemelimpahan dan Keanekaragaman Fitoplankton Danau Rawa Pening Kabupaten Semarang. Jurnal

Bioma. 15 (1), 6-13.

Tjitrosoepomo, G. 2009. Taksonomi Tumbuhan Schizophyta, Tallophyta, Bryophyta,

Pteridophyta. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Tjitrosomo, S.S,. 2010. Botani Umum 3. Bandung: Angkasa.

Vuuren, S.J.V., Jonathan.T, Carin. V.G., & Annelise.G. 2006. Easy Identification Of The

Most Common Freshwater Alga. South African: North-West Univesity

noorowes-universitiet.

Wehr, J.D., & Sheath.R.G 2003. Freshwater Alga Of Noert America: Academi Press Waluyo, L.D. 2007. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press.

, L.D. 2009. Mikrobiologi Lingkungan. Malang: UMM Press.

Winahyu, D.A., dkk. 2013. Studi Pendahuluan Mengenai Keanekaragaman Mikroalga di Pusat Konservasi Gajah, Taman Nasional Way Kambas. Jurnal: Posiding Semirata

FMIPA. Universitas Lampung, 1(1), 93-98.

Wulandari, A.P., Frida, N., Annisa, E.P., & Dilaekha, R.P. 2010. Identifikasi Mikroalga di Sekitar Pantai Pangandaran dan Potensi Pertumbuhannya pada Formulasi Medium Ekstrak Tauge (MET) Hasil Penelitian Universitas Padjadjaran.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan 15 atribut kemitraan yang dianalisa, terdapat 6 atribut kemitraan yang memiliki tingkat kepentingan yang tinggi dan kinerja dari atribut kemitraan

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa 86,6% WPS setuju kalau pelanggan harus menggunakan kondom pada saat berhubungan Seks, 67% WPS setuju untuk tidak melakukan

SK NO SURAT REKOMENDASI DARI PROVINSI NO NAMA PERUSAHAAN PROVINSI KABUPATEN / KOTA NO DAN TAHUN SK WILAYAH

Uji pertumbuhan lebih lanjut hanya dilakukan terhadap 5 macam isolat dengan yang berasal rhizosfir titonia Hasil pengamatan pertumbuhan koloni Bakteri penambat N pada media

Pertama, dengan prinsip-prinsip negara hukum, prinsip kedaulatan rakyat, asas lexspecialis dan kepastian hukum, karena ada 3 unsur dalam pasal 27 ayat (3) yang justru tidak

Dengan adanya teknologi cell id, penulis membuat perangkat lunak yang berjalan pada telepon genggam yang dapat menentukan posisi pengguna sehingga dapat diketahui distributor

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa merupakan rencana anggaran keuangan tahunan dari pemerintah desa yang telah ditetapkan untuk menyelenggarakan program dan