• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil. Timur, dengan sampel bidan honorer sejumlah 32 orang. Teknik pengambilan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil. Timur, dengan sampel bidan honorer sejumlah 32 orang. Teknik pengambilan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user 41

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kecamatan Matraman Jakarta Timur, dengan sampel bidan honorer sejumlah 32 orang. Teknik pengambilan sampel adalah menggunakan exhausting sample, yaitu semua bidan yang menjadi sasaran dijadikan sampel untuk diteliti.

a. Distribusi Frekuensi Imbalan/Penghargaan kepada Bidan

Distribusi frekuensi dari imbalan kepada bidan dapat diketahui dari data di bawah ini. Adapun hasil analisisnya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi imbalan bidan

Sumber : Data primer 2014

Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa besarnya imbalan yang tidak sesuai sebesar 52,8% sedangkan imbalan yang dirasa sesuai sebesar 36,1%.

Kategori Imbalan Frequency Percent

tidak sesuai 19 52.8

Sesuai 13 36.1

Total 32 88.9

Missing System 4 11.1

(2)

commit to user

b. Distribusi Frekuensi Kelengkapan Peralatan Bidan

Distribusi frekuensi dari kelengkapan peralatan bidan dapat diketahui dari data di bawah ini. Adapun hasil analisisnya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2 Distribusi kelengkapan peralatan bidan

Kategori Kelengkapan alat Frequency Percent

tidak sesuai 19 52.8

Sesuai 13 36.1

Total 32 88.9

Missing System 4 11.1

Total 36 100.0

Sumber : Data primer 2014

Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa persepsi bidan mengenai kelengkapan peralatan yang menyatakan sesuai sebesar 36,1% sedangkan yang tidak sesuai sebesar 52,8%.

c. Distribusi Frekuensi Beban Kerja Bidan

Distribusi frekuensi dari beban kerja bidan dapat diketahui dari data di bawah ini. Adapun hasil analisisnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Beban Kerja Bidan Kategori Beban

Kerja Frequency Percent

Ringan 15 41.7

Berat 17 47.2

Total 32 88.9

Missing System 4 11.1

Total 36 100.0

Sumber : Data primer 2014

Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa dari 34 responden bidan yang pekerjaannya berat sebesar 47,2% dan bidan yang pekerjaannya ringan sebesar 41,7%

(3)

commit to user

d. Distribusi Frekuensi Kinerja Bidan

Distribusi frekuensi dari kinerja bidan dapat diketahui dari data di bawah ini. Adapun hasil analisisnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kinerja Bidan

Kategori Kinerja Bidan Frequency Percent

tidak baik 20 55.6

Baik 12 33.3

Total 32 88.9

Missing System 4 11.1

Total 36 100.0

Sumber : Data primer 2014

Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa dari 34 responden bidan yang kinerjanya sudah sesuai hanya sebesar 33,33% dan yang kurang sesuai sebesar 55,6%.

2. Pengujian Hipotesa

a. Hubungan Imbalan kepada bidan dengan kinerja bidan

Adapun hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.5 Tabulasi silang imbalan dengan kinerja bidan Kinerja

Variablel imbalan Tidak baik (%) Baik (%) Total (%) Tidak sesuai 18 1 19 94,7% 5,3% 100% Sesuai 2 11 13 15,4% 84,6% 100%

Tabel 4.6 Hasil Analisis Imbalan dengan Kinerja Bidan

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai signifikansi adalah 0,000 < 0, 05 sehingga dapat dikatakan bahwa hasil tersebut valid dan diterima, yaitu

(4)

commit to user

terdapat hubungan yang bermakna antara imbalan atau penghargaan kepada bidan dengan kinerja bidan. Hal ini ditunjang dengan nilai koefisien uji Chi Squere sebesar 20,737 > 3,64 (pada tabel dengan taraf kepercayaan 0,05 dan df = 1), yang berarti terdapat hubungan yang erat antara imbalan dengan kinerja bidan.

Hal ini ditunjang dengan adanya hasil dari koefisien kontingensi sebesar 0,627 (tabel 4.7), dengan taraf kepercayaan 0,000 < 0,05. Hal ini menyatakan bahwa nilai tersebut mendekati 1 sehingga hubungannya adalah kuat (Priyatno (2009) dalam Widyaningrum, 2013).

Tabel 4.7 Hasil Analisa Coeficient Contingency Imbalan dengan Kinerja Bidan

Symmetric Measures

Value Approx. Sig. Nominal by Nominal Contingency Coefficient .627 .000

N of Valid Cases 32

Sumber : Data primer 2014

b. Hubungan kelengkapan peralatan dengan kinerja bidan

Adapun hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.8 Tabulasi silang kelengkapan alat dengan kinerja bidan Kinerja Variablel kelengkapan alat Tidak baik (%) Baik (%) Total (%) Tidak sesuai 16 3 19 84,2% 15,8% 100% Sesuai 4 9 13 30,8% 69,2% 100%

(5)

commit to user

Tabel 4.9 Hasil Analisis kelengkapan peralatan dengan Kinerja Bidan

Chi-Square Tests Value Df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 9.406 1 .002 Continuity Correctionb 7.264 1 .007 Likelihood Ratio 9.718 1 .002

Fisher's Exact Test .004 .003

Linear-by-Linear

Association 9.112 1 .003

N of Valid Cases 32

Sumber : Data primer 2014

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai signifikansi adalah 0,002 < 0, 05 sehingga dapat dikatakan bahwa hasil tersebut valid dan diterima, yaitu terdapat hubungan yang bermakna antara kelengkapan alat yang digunakan bidan pada saat praktek dengan kinerja bidan. Hal ini ditunjang dengan nilai koefisien uji Chi Squere sebesar 9,406 > 3,64 (pada tabel dengan taraf kepercayaan 0,05 dan df = 1), yang berarti terdapat hubungan yang erat antara kelengkapan peralatan dengan kinerja bidan.

Hal ini ditunjang dengan adanya hasil dari koefisien kontingensi sebesar 0,477 (tabel 4.10), dengan taraf kepercayaan 0,002 < 0,05. Hal ini menyatakan bahwa nilai tersebut mendekati 1 sehingga hubungannya adalah kuat (Priyatno (2009) dalam Widyaningrum, 2013).

Tabel 4.10 Hasil analisis coefisient contingency kelengkapan peralatan dengan kinerja bidan

Symmetric Measures

Value Approx. Sig. Nominal by Nominal Contingency Coefficient .477 .002

N of Valid Cases 32

(6)

commit to user

Adapun hasil analisisnya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.11 Tabulasi silang beban kerja dengan kinerja bidan Kinerja Variablel beban keja Tidak baik (%) Baik (%) Total (%) Ringan 6 9 15 40% 60% 100% Berat 14 3 17 82,4% 17,6% 100%

Tabel 4.12 Hasil Analisis antara Beban Kerja dengan Kinerja Bidan

Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 6.099 1 .014 Continuity Correctionb 4.426 1 .035 Likelihood Ratio 6.306 1 .012

Fisher's Exact Test .027 .017

Linear-by-Linear Association 5.908 1 .015

N of Valid Cases 32

Sumber : Data primer 2014

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai signifikansi adalah 0,014 < 0, 05 sehingga dapat dikatakan bahwa hasil tersebut valid dan diterima, yaitu terdapat hubungan yang bermakna antara beban kerja bidan saat bekerja dengan kinerja bidan. Hal ini ditunjang dengan nilai koefisien uji Chi Squere sebesar 6,099 > 3,64 (pada tabel dengan taraf kepercayaan 0,05 dan df = 1), yang berarti terdapat hubungan yang erat antara beban kerja dengan kinerja bidan.

Hal ini ditunjang dengan adanya hasil dari koefisien kontingensi sebesar 0,400 (tabel 4.13, dengan taraf kepercayaan 0,014 < 0,05. Hal ini menyatakan bahwa nilai tersebut mendekati 1 sehingga hubungannya adalah kuat (Priyatno (2009) dalam Widyaningrum, 2013).

(7)

commit to user

Tabel 4.13 Hasil analisis Coefisient contingency antara beban kerja bidan dengan kinerja bidan

Symmetric Measures

Value Approx. Sig. Nominal by Nominal Contingency Coefficient .400 .014

N of Valid Cases 32

Sumber : Data primer 2014

d. Hubungan Imbalan, Kelengkapan Peralatan, Beban Kerja Bidan

dengan Kinerja Bidan dianalisa dengan Analisis Bivariat Korelasi Kendall-Tau dan Spearman

Adapun hasil analisisnya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.14 Hasil Analisis Uji Korelasi Kendall tau dan Spearman

Correlations imbalan kelengkapan alat beban kerja bidan kinerja bidan Kendall's tau_b

Imbalan Correlation Coefficient 1.000 .741 -.371 .805

Sig. (2-tailed) . .000 .039 .000

N 32 32 32 32

kelengkapan alat Correlation Coefficient .741 1.000 -.371 .542

Sig. (2-tailed) .000 . .039 .003

N 32 32 32 32

beban kerja bidan Correlation Coefficient -.371 -.371 1.000 -.437

Sig. (2-tailed) .039 .039 . .015

N 32 32 32 32

kinerja bidan Correlation Coefficient .805 .542 -.437 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .003 .015 .

N 32 32 32 32

Spearman's rho

Imbalan Correlation Coefficient 1.000 .741 -.371 .805

Sig. (2-tailed) . .000 .037 .000

N 32 32 32 32

kelengkapan alat Correlation Coefficient .741 1.000 -.371 .542

Sig. (2-tailed) .000 . .037 .001

N 32 32 32 32

beban kerja bidan Correlation Coefficient -.371 -.371 1.000 -.437

(8)

commit to user

N 32 32 32 32

kinerja bidan Correlation Coefficient .805 .542 -.437 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .001 .012 .

N 32 32 32 32

Sumber : Data Primer 2014

Dari tabel diatas, dapat ditarik beberapa hasil analisis, antara lain :

1) Nilai ρ value 0,000 < 0,05 pada hubungan imbalan dengan kinerja bidan yang berarti bahwa ada hubungan yang berarti antara imbalan dengan kinerja bidan, untuk nilai ρ value pada kelengkapan peralatan dengan kinerja sebesar 0,003 < 0,05, yang berarti bahwa ada hubungan yang bermakna antara kelengkapan peralatan dengan kinerja dari bidan, sedangkan nilai ρ value pada beban kerja dengan kinerja sebesar 0,015 < 0,05, yang berarti juga ada hubungan yang bermakna antara beban kerja dengan kinerja bidan.

2) Nilai kooefisien korelasi Spearman (p) dan kendall’s tau (r) adalah sama, yaitu: sebesar = 0,805 untuk imbalan dengan kinerja bidan, yang berarti bahwa hubungan antara kedua variabel adalah sangat kuat karena terletak diantara 0,80-1,00 (Sugiyono 2007 dalam Priyatno, 2012). Hubungan ini bersifat korelasi positif, yang artinya semakin baik imbalan yang diterima bidan pada saat bekerja, maka semakin baik pula kinerja bidan tersebut dalam memberikan pelayanan pada persalinan.

3) Pada hubungan antara kelengkapan peralatan dengan kinerja, nilai koefisien korelasi spearman (p) dan kendall’s tau (r) adalah sebesar 0,542, yang berarti bahwa hubungan antara kedua variabel adalah sedang karena terletak diantara 0,40-0,599 (Sugiyono 2007 dalam Priyatno, 2012).

(9)

commit to user

Hubungan ini bertanda positif artinya korelasinya bersifat positif artinya semakin lengkap peralatan dan fasilitas serta sarana prasarana yang tersedia, maka akan semakin baik pula kinerja dari bidan pada saat memberikan pelayanan persalinan.

4) Pada hubungan antara beban kerja dengan kinerja, nilai koefisien korelasi spearman (p) dan kendall’s tau (r) adalah sebesar 0,437, yang berarti bahwa hubungan kedua variabel tersebut adalah sedang, karena terletak antara 0,40-0,599. Korelasi pada variabel beban kerja dengan kinerja adalah negatif, artinya semakin berat beban kerja yang ditanggung oleh bidan honorer pada saat bekerja, maka semakin tidak sesuai atau semakin tidak optimal kinerja bidan tersebut dalam memberikan pelayanan persalinan.

(10)

commit to user

e. Analisis Multivariat Hubungan bersama antara imbalan,

kelengkapan peralatan, beban kerja dengan kinerja bidan

Analisis di sini menggambarkan hubungan simultan antara imbalan, kelengkapan peralatan, beban kerja dengan kinerja bidan dengan menggunakan analisis Regresi Logistik ganda, di dapat hasil sebagai berikut :

Tabel 4.15 Hasil analisa Regresi Logistik Ganda

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95.0% C.I.for EXP(B) Lower Upper Step 1a Imbalan 2.480 1.013 5.990 1 .014 11.938 1.639 86.973 klgkpnAlat -.867 1.113 .607 1 .436 .420 .047 3.724 bebanKerja -1.278 .934 1.873 1 .171 .279 .045 1.737 Constant -.914 .772 1.403 1 .236 .401

a. Variable(s) entered on step 1: imbalan, klgkpnAlat, bebanKerja.

Sumber : Data primer 2014

Nilai konstanta persamaan diatas adalah -0,914. Pada variabel memiliki konstanta sebesar 2,480 dengan tanda positif. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan imbalan akan menyebabkan kenaikan kinerja bidan sebesar 2,480 kalinya. Dilihat dari signifikansinya yaitu sebesar 0,014 < 0,05, yang berarti ada hubungan yang bermakna antar keduanya.

Nilai koefisien regresi pada variabel kelengkapan peralatan sebesar 0,867 dengan tanda negatif. Hal ini berarti bahwa semakin lengkap peralatan, maka kinerja bidan akan menurun sebesar 0,867 kalinya. Dilihat dari nilai signifikansinya yaitu sebesar 0,436 > 0,05, maka menyatakan bahwa korelasi variabel kelengkapan peralatan adalah rendah saat terjadi hubungan bersama dengan variabel imbalan dan beban kerja.

(11)

commit to user

Begitu juga nilai koefisien regresi pada variabel beban kerja adalah sebesar 1,278 dengan tanda negatif. Hal ini menunjukkan nilai yang besar, yaitu semakin berat beban kerja yang ditanggung oleh bidan, maka kinerjanya akan semakin menurun sebesar 1,278 kalinya. Meskipun jika dilihat pada nilai signifikansinya adalah 0,171 > 0,05, maka hal ini berkorelasi rendah jika secara simultan dengan variabel – variabel yang lain.

Hasil ekponansial B nya (eks (B)) menunjukkan bahwa kontribusi imbalan memiliki peran yang sangat besar untuk menentukan kinerja dari bidan pada saat melakukan pelayanan persalinan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai sebesar 11,938. Kenaikan imbalan akan mengakibatkan kenaikan kinerja bidan sebesar 11,938 kalinya jika dibandingkan dengan kontribusi dari variabel yang lain, seperti kelengkapan alat dan beban kerja.

Sumbangan variabel pada saat dilakukan analisa secara simultan adalah sebesar 42,6 % (dilihat pada koefisien Nagelkerke R Square pada tabel 4.13). Hal ini berarti bahwa terdapat 57,4% faktor lain yang berpengaruh terhadap kinerja dari bidan. (Denis, D, 2010).

Tabel 4.16 Hasil koefisien Nagelkerke R Square pada regresi logistic ganda

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square 1

29.390 .308 .426

Sumber : Data primer 2014

Tidak sepenuhnya bahwa kinerja bidan akan dipengaruhi oleh variabel imbalan, kelengkapan serta beban kerja. Tetapi masih ada faktor lain yang

(12)

commit to user

mungkin akan berpengaruh, seperti halnya motivasi yang tinggi pada saat bekerja atau persepsi bidan itu sendiri pada pelayanan persalinan. Hal ini akan sangat mempengaruhi sekali terhadap kinerja dan performa dari bidan tersebut pada saat bekerja melayani persalinan Jampersal.

B. Pembahasan

1. Hubungan antara Imbalan dengan Kinerja Bidan Pada Pelayanan

Jampersal di Puskesmas Kecamatan Matraman Jakarta Timur

Berdasarkan analisis uji Chi squere, dapat diperoleh nilai koefisien Pearson Chi squere sebesar 20,737 lebih besar dari pada nilai tabel pada kepercayaan 0,05 dengan derajat kebebasan 1 sebesar 3,64. Hal ini menunjukkan bahwa analisis tersebut bermakna, yaitu terdapat hubungan yang selaras antara imbalan dengan kinerja bidan. Hal ini didukung dengan melihat nilai taraf signifikansi, yaitu 0,000 < 0,05, sehingga bisa dikatakan bahwa hubungan antara variabel imbalan dengan kinerja bersifat valid dan signifikan.

Hal ini didukung dengan nilai koefisien kontingensi sebesar 0,627 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000. Nilai koefisien kontingensi tersebut lebih cenderung mendekati 1, sehingga hubungan antara variabel imbalan dengan kinerja bidan sangat kuat (Priyatno, 2009).

Sejalan dengan hasil analisa uji bivariat korelasi Spearman rho (p) dan Kendall’s tau (r), yang menyatakan bahwa nilai koefisien (p) dan (r) nya adalah sama, yaitu sebesar 0,805 dengan nilai taraf signifikansi 0,000. Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan antara variabel imbalan dengan kinerja yang signifikan, dan bersifat sangat kuat karena nilainya terletak antara 0,80–1, 00 (Sugiyono 2007

(13)

commit to user

dalam Priyatno, 2012). Korelasi ini juga bernilai positif, yang artinya semakin sesuai imbalan yang diterima oleh bidan, maka kinerja bidan juga akan semakin baik, meningkat seiring dengan imbalan kerja yang diterima.

Imbalan atau penghargaan kepada bidan yang sesuai, akan meningkatkan motivasi pada bidan sehingga kinerja mereka pun akan meningkat pada saat melakukan pelayanan persalinan. Pemerintah pun seharusnya mampu memmberikan penghargaan yang lebih tinggi kepada para bidan yang memiliki kinerja atau prestasi kerja yang baik pula, sehingga tidak menimbulkan adanya ketidakharmonisan di tempat kerja.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Royani (2010), menyatakan bahwa pemberian sistem jenjang karier pada bidan perlu dipertimbangkan sejalan dengan kinerja bidan honorer yang lebih baik. Setiawan (2007) pada penelitian yang dilakukan olehnya menyatakan bahwa 38,1% imbalan atau penghargaan yang dirasa tidak sesuai maka akan menurunkan kinerja dari bidan yang bekerja dalam memberikan pelayanan jaminan persalinan. Hal ini sesuai dengan studi yang dilakukan oleh Sultana, Irum, Ahmed and Mehmood (2012), yang menyatakan bahwa dampak adanya penghargaan atau imbalan yang sesuai, maka akan meningkatkan performa atau kinerja dari karyawan. Pengamatan dilakukan dengan mengamati efek atau perubahan kinerja setelah ada penambahan insentif pada karyawan. Mereka menyatakan bahwa, hanya dengan mendengar bahwa akan nada kenaikan imbalan atau penghargaan, kinerja mereka semakin meningkat.

(14)

commit to user

Kline dan Hsieh (2007) dalam penelitiannya menyatakan bahwa imbalan atau penghargaan atau insentif yang diberikan karyawan mampu meningkatkan performa kerja atau kinerja dan mampu mempengaruhi keputusan mereka untuk tetap bertahan pada sebuah organisasi atau tidak.

2. Hubungan antara Kelengkapan Alat dengan Kinerja Bidan Pada

Pelayanan Jampersal di Puskesmas Kecamatan Matraman Jakarta Timur

Berdasarkan nilai uji Chi square diperoleh nilai sebesar 9,406 lebih besar dari nilai tabel pada df=1 dengan taraf kepercayaan 0,05, maka hal ini berarti terdapat hubungan antara kelengkapan alat dengan kinerja bidan pada saat melayani Jampersal. Hal ini didukung dengan nilai taraf signifikansinya yaitu sebesar 0,002<0,05, sehingga dikatakan bahwa hubungan antara variabel kelengkapan alat dengan kinerja bidan bernilai signifikan dan bermakna.

Hal ini ditunjang dengan nilai koefisien kontingensi sebesar 0,477 dengan taraf signifikansi sebesar 0,002<0,05, yang berarti bahwa nilai tersebut mendekati 1 sehingga bisa dikatakan bahwa hubungan antara variabel kelengkapan alat dengan kinerja bidan adalah erat (Priyatno 2009 dalam Widyaningrum 2013). Kelengkapan peralatan, saeana dan prasarana yang cocok di tempat kerja, yaitu di Puskesmas Kecamatan Matraman Jakarta Timur akan mendorong kinerja dan performa kerja bidan yang optimal saat melayani Jampersal. Sehingga bidan akan bekerja dengan penuh semangat dan menangani pasien dengan penuh tanggungjawab, dalam hal ini diharapkan mampu meningkatkan kinerja dari bidan tersebut.

(15)

commit to user

Hasil analisis juga didukung dengan korelasi spearman rho dan kendall’s tau yang menyatakan bahwa nilainya sebesar 0,542 dengan nilai taraf signifikansi sebesar 0,003<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan variabel kelengkapan alat dengan kinerja bidan adalah sedang karena terletak antara 0,40-0,599 (Sugiyono 2007 dalam Priyatno, 2012). Korelasi ini bersifat positif, yang artinya semakin sesuai peralatan tersebut serta lengkap, maka kinerja bidan akan semakin meningkat dan sesuai pula, sehingga pelayanan Jampersal pun akan meningkat menjadi lebih optimal.

Kesesuaian peralatan yang ada, juga kelengkapan akan mampu mempengaruhi kinerja dari bidan itu sendiri dalam memberikan pelayanan yang optimal saat persalinan. Jika peralatan pokok tersedia, kemudian peralatan bantu serta fasilitas sarana dan prasarana cukup tersedia, maka kinerja bidan pun akan optimal sehingga terjadi optimasi antara kelengkapan sarana dan prasarana dengan kinerja bidan itu sendiri. Minimnya peralatan pokok dan bantu akan menyebabkan terhambatnya kinerja dari bidan pada saat memberikan pelayanan jaminan persalinan pada pasien.

3. Hubungan antara Beban kerja dengan Kinerja Bidan Pada Pelayanan

Jampersal di Puskesmas Kecamatan Matraman Jakarta Timur

Berdasarkan analisis uji Chi Square, diperoleh nilai koefisien Person Chi Square sebesar 6,099 lebih besar dari nilai tabel yaitu 3,64. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara variabel beban kerja dengan kinerja bidan. Hal ini didukung dengan nilai taraf signifikansi sebesar 0,014 <

(16)

commit to user

0,05, yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel beban kerja dengan kinerja bidan.

Hal ini didukung dengan nilai koefisien kontingensi sebesar 0,400 dengan taraf kepercayaan sebesar 0,014 < 0,05. Nilai ini sebenarnya jauh dari 1 sehingga hubungan antara variabel beban kerja dengan kinerja tidak begitu kuat, meskipun jika dilihat dari taraf signifikansinya, terdapat hubungan yang bermakna antara variabel tersebut.

Pada hasil korelasi spearman dan kendall’s tau diperoleh nilai sebesar 0,437 dengan taraf signifikansi sebesar 0,015 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara variabel beban kerja dengan kinerja bidan. Hubungan ini bersifat sedang, karena nilai koefisien terletak antara 0,400-0,599 (Sugiyono 2007 dalam Priyatno, 2012). Pada korelasi spearman dan kendall’s tau, arah yang ditunjukkan bernilai negatife, artinya semakin berat beban kerja dari bidan honorer, maka semakin tidak sesuai atau semakin tidak optimal kinerja pada bidan tersebut saak melakukan pelayanan Jampersal.

Beban kerja bidan yang di luar pekerjaan dan fungsi pokoknya untuk melayani persalinan, akan membuat kerja dari bidan tersebut tidak optimal. Hal ini dikarenakan bidan bekerja tidak focus dalam melayani persalinan, tetapi masih harus dibebani pekerjaan administratif yang menyita pikiran pula, sehingga performa kerja atau kinerjanya tidak lagi optimal, terlebih lagi dalam melaksanakan pelayanan Jampersal.

Beban kerja yang bidan yang ditanggung semakin berat, maka semakin tidak mampu optimal kinerja yang dihasilkan. Mereka tidak dapat focus pada

(17)

commit to user

pelayanan persalinan saja, tetapi harus menanggung pekerjaan – pekerjaan administrasi lainnya, yang dalam hal ini juga menyita konsentrasi para bidan. Semakin banyak tugas yang harus dikerjakan oleh seseorang, hal ini berarti semakin berat pula beban kerja yang harus dipikulnya sehingga semakin tidak optimal hasil kerja atau prestasi kerja yang diperoleh dan diberikannya kepada pasien.

Semakin banyak pekerjaan administrasi bidan selain pekerjaan pokoknya dalam persalinan, maka semakin berat beban kerja yang ditanggungnya maka semakin jelek pula kinerja dari bidan tersebut dalam memberikan pelayanan persalinan yang optimal kepada pasien.

Pada sebuah organisasi atau perusahaan, sudah seharusnya ada spesialisasi dalam pekerjaan atau pembagian kerja, sehingga satu orang tidak mengerjakan semua pekerjaan. Hal ini dikarenakan akan memberikan pengaruh yang besar terhadap kinerja mereka (Diefendorff, et all, 2002).

Brown and Leigh (1996) menyatakan bahwa jika ada spesialisasi artinya karyawan tidak dibebani banyak tugas, maka baik secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi kinerja atau performa mereka. Hal ini berarti sesuai dengan hasil penelitian bahwa semakin banyak tugas yang dikerjakan bidan, maka mereka tidak fokus lagi pada pelayanan Jampersal sehingga kinerjanya pun akan menurun.

4. Hubungan bersama antara Imbalan, kelengkapan peralatan, beban

kerja dengan kinerja bidan dalam pelayanan Jampersal di Puskesmas Kecamatan Matraman Jakarta Timur

(18)

commit to user

Untuk menganalisis secara bersama variabel imbalan, kelengkapan peralatan, beban kerja dengan kinerja bidan menggunakan regresi logistik ganda, hal ini dikarenakan semua variabel datanya adalah ordinal dan bersifat nonparametrik. Hasil analisis regresi logistik ganda ini bahwa nilai konstanta dari variabel imbalan sebesar 2,480 dengan tanda positif, sedangkan kelengkapan peralatan sebesar 0,867 dengan tanda negative dan beban kerja sebesar 1, 278 dengan tanda negative pula. Hal ini menunjukkan bahwa dengan kenaikan imbalan kerja akan menaikkan kinerja bidan sebesar 2,480 kalinya. Tetapi untuk kelengkapan peralatan dan beban kerja berbanding terbalik, hal ini dikarenakan tanda pada konstantanya adalah negatif. Kesesuaian peralatan malah justru akan menurunkan kinerja bidan sebesar 0,867, begitu pula dengan kenaikan beban kerja bidan amak akan menurunkan kinerja dari bidan tersebut sebesar 1,278 kalinya.

Hal ini sangat sesuai dengan teori, dimana jika beban kerja bidan semakin berat dan mereka melaksanakan tugas dan fungsi pokoknya, selain itu masih dibebani urusan administrasi, maka kinerjanya pun tidak akan optimal dan baik. Hal ini senada dengan kelengkapan peralatan. Bukan berarti semakin lengkap peralatan, maka kinerja bidanpun akan meningkat. Karena jika peralatan lengkap tetapi tidak disesuaikan dengan kebutuhan bidan dan kemampuan operasional dari bidan itu sendiri, maka mereka pun tidak mampu menggunakan alat – alat tersebut, akibatnya mereka hanya menggunakan peralatan pokok untuk persalinan, tanpa mempedulikan kelengkapan alat yang tersedia, sehingga kinerjanya pun tidak akan optimal.

(19)

commit to user

Pada nilai signifikansi, hanya imbalan yang memberikan kontribusi atau memberikan hubungan yang erat dengan kinerja bidan, karena nilainya adalah 0,014<0,05, sedangkan kelengkapan peralatan dan beban kerja memiliki hubungan yang rendah terhadap kinerja dari bidan. Hal ini dikarenakan semakin sesuai imbalan, maka motivasi untuk bekerja lebih giatpun akan meningkat sehingga kinerja pun akan semakin meningkat menjadi lebih baik. Apalagi jika ditunjang dengan adanya penghargaan berupa kenaikan jabatan menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) maka akan membuat bidan honorer mampu bekerja dengan semangat sehingga kinerjanya pun akan meningkat.

Sumbangan variabel total secara bersama-sama adalah sebesar 42,6% dilihat dari nilai koefisien Nagelkerke R Square. Hal ini berarti masih ada faktor lain sebesar 57,4% yang dapat mempengaruhi kinerja dari bidan pada saat melakukan pelayanan Jampersal. Faktor internal juga menentukan sekali kinerja dari Bidan saat melakukan pelayanan Jampersal, seperti motivasi, persepsi, pengalaman kerja ataupun kemampuan dari bidan yang bekerja (Mangkunegara, 2006). Kondisi lingkungan tempat kerja maupun tempat tinggal juga sangat memmpengaruhi dari kinerja dari bidan saat melakukan pelayanan Jampersal. Hal ini dikarenakan pada saat proses persalinan, bidan tidak hanya bekerja sendiri, tetapi dibantu dengan 1 atau 2 orang teman yang lain sehingga jika tidak ada bantuan, maka kinerja pun akan semakin menurun.

(20)

commit to user

C. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut :

1. Sampel yang digunakan pada penelitian ini tidak besar, sehingga belum mampu mendeteksi faktor – faktor yang mempengaruhi hasil dengan baik, apabila sampel ditingkatkan maka pengaruh faktor yang semula tidak signifikan menjadi signifikan.

2. Pemberian kuesioner pada saat bidan istirahat di sela – sela pekerjaan mereka, sehingga konsentrasi bidan tidak dapat sepenuhnya dan mereka mengisi dengan cepat tanpa mempedulikan kondisi yang sebenarnya.

Gambar

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi imbalan bidan
Tabel 4.2 Distribusi kelengkapan peralatan bidan
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kinerja Bidan
Tabel 4.7 Hasil Analisa Coeficient Contingency Imbalan dengan Kinerja Bidan
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam jangka pendek dan jangka panjang inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, suku bunga SBI dalam

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh variabel pertumbuhan perusahaan, free cash flow , struktur aset, likuiditas, profitabilitas, dan resiko

Proses penciptaan tari Denok oleh Bintang Hanggoro Putra terinspirasi dari adanya rangsang audio yang berasal dari musik Gambang Semarang dengan judul lagu Empat

Peker &amp; Mirasyediogglu (2008) mengatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa adalah sikap siswa terhadap matematika, dan

Entropi pada kawasan ruang-masa yang dipenuhi oleh jirim dan sinaran yang tidak akan musnah/runtuh ke dalam lohong hitam adalah setara dengan isipadunya dan

Data dan informasi yang diperlukan dalam perencanaan bangunan sipil instalasi PLTMH meliputi aspek geologi, topografi dan mekanika tanah untuk penentuan lokasi, landskap,

Jadi semua alur eksekusi kode dimulai dari fungsi main(), ini berbeda dengan bahasa pemrograman lain seperti php, actionscript, dan lain lain yang mana kita bisa memanggil

Dalam rangka meningkatkan kesadaran hukum umat Islam di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam membayar zakat melalui Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) atau Lembaga Amil Zakat