• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAMPASAN ASSET MILIK PELAKU TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM PERSPEKTIF REZIM CIVIL FORFEITURE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAMPASAN ASSET MILIK PELAKU TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM PERSPEKTIF REZIM CIVIL FORFEITURE"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PERAMPASAN ASSET MILIK PELAKU TINDAK PIDANA

KORUPSI DALAM PERSPEKTIF REZIM

CIVIL FORFEITURE

TESIS

Oleh

INDRI WIRDIA EFFENDY 097005085/HK

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PERAMPASAN ASSET MILIK PELAKU TINDAK PIDANA

KORUPSI DALAM PERSPEKTIF REZIM

CIVIL FORFEITURE

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Hukum

dalam Program Magister Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

Oleh

INDRI WIRDIA EFFENDY 097005085/HK

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Judul Tesis : PERAMPASAN ASSET MILIK PELAKU TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM PERSPEKTIF REZIM

CIVIL FORFEITURE

Nama Mahasiswa : Indri Wirdia Effendy Nomor Pokok : 097005085

Program Studi : Ilmu Hukum

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Dr. Mahmud Mulyadi, SH, M.Hum) Ketua

(Prof. Dr. Bismar Nasution, SH, MH) (Prof. Dr. Suhaidi, SH, MH) Anggota Anggota

Ketua Program Studi D e k a n

(Prof. Dr. Suhaidi, SH, MH) (Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal 11 Agustus 2011

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Mahmud Mulyadi, SH, M.Hum

Anggota : 1. Prof. Dr. Bismar Nasution, SH, MH 2. Prof. Dr. Suhaidi, SH, MH

3. Prof. Dr. Sunarmi, SH, M.Hum

(5)

ABSTRAK

Berdasarkan UU No.31 Tahun 1999 junto UU No.20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UUPTPK) selama ini cenderung mengutamakan jalur pidana yang berfokus pada penghukuman terhadap pelaku tindak pidana korupsi dari pada perampasan aset negara, kenyataannya, jalur pidana tidak cukup ampuh untuk meredam, mencegah, memberantas, dan mengurangi kuantitas tindak pidana korupsi. Sementara rejim civil forfeiture dapat lebih effektif untuk merampas aset yang dicuri para pelaku dibandingkan rejim pidana sebab rejim civil

forfeiture mempunyai kelebihan mempermudah perampasasn aset melalui pembuktian terbalik murni dimana terdakwa yang harus membuktikan bahwa harta itu adalah miliknya dan bukan berasal dari suatu tindak pidana.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah: pertama, bagaimanakah pengaturan perampasan aset tindak pidana korupsi berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 junto Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001? kedua, bagaimanakah perampasan aset milik pelaku tindak pidana korupsi melalui instrumen civil

forfeiture? dan ketiga, apakah kelebihan dan kelemahan penggunaan instrumen civil

forfeiture dalam perampasan aset milik pelaku tindak pidana korupsi?

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif yaitu penelitian yang mengacu kepada norma-norma dan asas-asas hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan putusan pengadilan. Alasannya didasarkan pada paradigma hubungan dinamis antara teori, konsep-konsep dan data yang merupakan umpan balik atau modifikasi yang tetap dari teori dan konsep yang didasarkan pada data yang dikumpulkan.

Kesimpulan yang diperoleh bahwa pengaturan perampasan aset dalam UUPTPK dilakukan terlebih dahulu harus menunggu putusan hakim yang berkekuatan hukum tetap atau karena terdakwa telah meninggal dunia baru dilakukan perampasan aset. Perampasan aset milik pelaku tindak pidana korupsi melalui instrumen civil forfeiture dapat dilakukan instrumen pidana dan perdata secara bersamaan namun dapat secara langsung melalui gugatan perdata khusus terhadap aset yang tidak mempunyai kaitan dengan tindak pidananya. Kelebihannya, civil

forfeiture menempatkan harta sebagai pihak yang berperkara sedangkan kelemahannya tidak bertujuan untuk menghukum pelaku.

Saran yang diharapkan adalah: agar dilakukan revisi terhadap Pasal 18 dengan memberlakukan civil forfeiture dan revisi Pasal 19 ayat (1) UU No.39 Tahun 1999 tentang HAM; agar perampasan aset milik pelaku tindak pidana korupsi melalui instrumen civil forfeiture dilakukan pembentukan suatu lembaga tersendiri mengenai perampasan aset sebab pengaturan civil forfeiture sangat luas sehingga diperlukan undang-undang; agar pemerintah Indonesia serius memiskinkan koruptor melalui kebijakan-kebijakan legislasi anti korupsi.

Kata Kunci: Tindak Pidana Korupsi, Perampasan Aset, civil forfeiture, dan

(6)

ABSTRACT

Based on Law No.31/1999 in conjunction with Law No. 20/2001 on the Eradication of Corruption Criminal Act (UUPTPK), the handling of the corruption criminal act today tends to emphasize on the criminal law which is focused on the punishment of the corruptors rather than on the confiscation of the corruptors’ assets. In reality, the criminal law is not effective enough to eliminate, restrain, eradicate, and reduce the quantity of corruption criminal act. Meanwhile, the civil forfeiture regime is more effective to confiscate the assets which have been stolen by the corruptors rather than the criminal regime because the civil forfeiture regime is able to make easier to confiscate the assets through the reversal of the burden of proof in which the defendants have to give the evidence that the assets belong to him and did not come from criminal act.

The problems in this research were as follows: first, how to regulate the confiscation of the assets of the corruption criminal act, based on Law No. 31/1999 in conjunction with Law No. 20/2001? Secondly, how to confiscate the corruptors’ assets through the instrument of civil forfeiture? Thirdly, what were the advantages and the disadvantages of using the instrument of civil forfeiture in confiscating the corruptors’ assets?

The method used in this research was judicial normative approach which was referred to legal norms and legal principles found in the legal provisions and in Court’s verdicts. The reason was based on the paradigm of the dynamic relationship among the theories, the concepts, and the data as the feedback or final modification of the theories and concepts based on the collected data.

The result of the research showed that the confiscation of the assets, according to the UUPTPK, was accomplished after the judge’s verdict which was final and conclusive, or when the defendant died. The confiscation of the corruptors’ assets through the civil forfeiture could be done with both the criminal and civil instruments simultaneously, but it could also be done directly through special civil complaint on the assets which did not have any correlation with the criminal act. The advantage was that the civil forfeiture considered the status of the assets as the litigants, while the disadvantage was that it was not aimed to punish the perpetrator.

It was recommended that Article 18 should be revised by imposing civil forfeiture and Article 19 paragraph (1) of Law No. 39/1999 on Human Rights should also be revised, that a special committee should be established in the process of confiscating the corruptors’ assets through civil forfeiture instrument because the civil forfeiture regulation was broad enough so that a law was needed, and that the Indonesian government should seriously impoverish the corruptors through the policies of anti-corruption legislation.

Key words: Corruption Criminal Act, Confiscation of Assets, Civil Forfeiture, and Criminal Forfeiture

(7)

K A T A P E N G A N T A R

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat limpahan rahmat dan karunian-Nya yang maha pemurah lagi maha penyayang, penulis dapat menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Magister Hukum (M.H) di Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Sumatera Utara dengan judul penelitian yaitu, ”Perampasan Asset Milik Pelaku Tindak Pidana Korupsi dalam

Perspektif Rezim Civil Forfeiture” Penelitian ini telah dinyatakan lulus dalam yudisium dengan baik dan tepat pada waktunya pada tanggal 11 Agustus 2011

Sehubungan dengan ini dengan kerendahan hati yang tulus dan ikhlas, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, CTM (K), Sp.A (K),

2. Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum;

3. Ketua Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Prof. Dr. Suhaidi, SH, MH, yang juga sebagai Pembimbing III yang telah banyak memberikan petunjuk serta saran yang bermanfaat dan sangat mendukung dalam penyelesaian Tesis ini;

4. Sekretaris Program Studi Magister Ilmu Hukum Bapak Dr. Mahmul Siregar, SH, M.Hum, sekaligus sebagai penguji pada penelitian ini

5. Dr. Mahmud Mulyadi, SH, M.Hum, selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah banyak berupaya memberikan koreksi sehingga menjadi sempurna. Selain itu juga telah banyak memberikan bimbingan, dorongan dan motivasi kepada penulis selama penelitian berlangsung hingga studi ini dapat selesai tepat waktu dengan nilai yang sangat memuaskan;

6. Prof. Dr. Bismar Nasution, SH, MH, selaku anggota Komisi Pembimbing I yang telah memberikan motivasi, bimbingan, petunjuk dan saran yang sangat bermanfaat bagi saya dalam menyelesaikan penelitian Tesis ini,

(8)

7. Prof. Dr. Sunarmi, S.H., M.Hum, selaku penguji yang telah meluangkan waktu dan telah banyak memberikan bantuan berupa motivasi, bimbingan, petunjuk, saran dan arahan, dalam menyelesaikan penelitian Tesis ini,

8. Bapak/ Ibu dosen pengajar pada Program Magister Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah berjasa menyumbangkan Ilmunya yang sangat berarti bagi masa depan saya,

9. Staf Administrasi Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan, yang telah memberikan bantuan dalam informasi mengenai perkuliahan,

10. Dalam kesempatan ini, dengan penuh sukacita, Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Orangtua tercinta ayahanda Syahrul Effendi dan Ibunda Hj. Tetty Shahriah, atas segala jerih payah dan pengorbanannya yang tiada terhingga dalam mengasuh, mendidik, membimbing Peneliti sejak lahir, serta senantiasa mengiringi Penulis dan keluarga dengan doa yang tiada putus. Dan kepada saudara-saudara terkasih, adik-adik tersayang Kresna Affandi, SH dan M. Thessya Priangga, atas segala dukungan moril yang diberikan, Peneliti mengucapkan terima kasih

11. Seorang sahabat hati Fauzan A Nasution, SH yang selalu memberikan dorongan, motivasi dan doa demi untuk menyelesaikan studi ini;

12. Teman-teman seperjuangan pada Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, serta saudara-saudara, family dan handai toulan yang tidak dapat disebutkan satu persatu

Demikianlah sebagai kata pengantar, mudah-mudahan penelitian ini memberi manfaat bagi semua pihak dalam menambah dan memperkaya wawasan Ilmu Pengetahuan. Khusus kepada penulis, mudah-mudahan dapat memadukan dan mengimplementasikan ilmu serta mampu menjawab tantangan atas perkembangan hukum yang ada dalam maasyarakat.

Peneliti menyadari pula, bahwa substansi Tesis ini tidak luput dari berbagai kekhilafan, kekurangan dan kesalahan, dan tidak akan sempurna tanpa bantuan,

(9)

nasehat, bimbingan, arahan, kritikan. Oleh karenanya, apapun yang disampaikan dalam rangka penyempurnaan Tesis ini, penuh sukacita Peneliti terima dengan tangan terbuka.

Semoga Tesis ini dapat memenuhi maksud penelitiannya, dan dapat bermanfaat bagi semua pihak, sehingga Ilmu yang telah diperoleh dapat dipergunakan untuk kepentingan bangsa. Amin ya robbal’alamin

Medan, Agustus 2011. Penulis,

(10)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Indri Wirdia Effendy Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 23 Desember 1986 Jenis Kelamin : Wanita

Agama : Islam

Jabatan/ Pekerjaan : Staff Tindak Pidana Khusus/ Kejaksaan P. Siantar Alamat : Kompleks Johor Permai Jl. Melinjo II No. 18

Medan

Pendidikan : Sekolah Dasar Swasta Al-Azhar Medan, Lulus Tahun 1998

Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Medan, Lulus Tahun 2001,

Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Medan, Lulus Tahun 2004,

Strata Satu (S1) Fakultas Hukum Universitas Islam Sumatera Utara, Lulus Tahun 2008

Strata Dua (S2) Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Lulus Tahun 2011

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

RIWAYAT HIDUP... vi

DAFTAR ISI... vii

BAB I : PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Perumusan Masalah ... 15 C. Tujuan Penelitian ... 15 D. Manfaat Penelitian ... 16 E. Keaslian Penelitian... 16

F. Kerangka Teori dan Landasan Konsepsional... 17

1. Kerangka Teori... 17

2. Landasan Konsepsional... 25

G. Metode Penelitian... 28

1. Jenis dan Sifat Penelitian ... 29

2. Sumber Data... 29

3. Teknik Pengumpulan Data... 30

(12)

BAB II : PENGATURAN PERAMPASAN ASET TINDAK PIDANA KORUPSI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 JUNTO UNDANG-UNDANG NOMOR 20

TAHUN 2001... 32 A. Pengaturan Perampasan Aset Dalam Perspektif Undang-Undang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi ... 32 1. Perampasan Aset dalam UUPTPK... 32 2. Perampasan Aset Melalui Gugatan Perdata dalam UUPTPK.. 40 B. Kaitan Perampasan Aset Terhadap Pembuktian Terbalik

Sebagaimana Diatur Dalam KAK 2003... 45 C. Kaitan Pengaturan Pembuktian Terbalik Antara KAK 2003

dengan Undang Nomor 31 Tahun 1999 junto Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 dan UU No.8 Tahun 2010... 51 D. Pengaturan Perampasan Aset dan Pembuktian Terbalik Dalam

UUPTPK serta Kaitannya dengan Hak Asasi Manusia ... 67

BAB III : PERAMPASAN ASET MILIK PELAKU TINDAK PIDANA KORUPSI MELALUI INSTRUMEN CIVIL FORFEITURE... 76 A. Stolen Asset Recovery (StAR) Sebagai Program Bersama Bank

Dunia dan PBB dalam Menghadapi Masalah Korupsi ... 76 B. Perampasan Aset Milik Pelaku Tindak Pidana Korupsi dengan

Mengupayakan Mutual Legal Assistance (MLA) ... 85 C. Implementasi Instrumen Civil Forfeiture Untuk Merampas Aset

(13)

BAB IV : KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN INSTRUMEN CIVIL FORFEITURE DALAM PERAMPASAN

ASET MILIK PELAKU TINDAK PIDANA KORUPSI... 108

A. Kelebihan dan Kelemahan Instrumen Civil Forfeiture dalam Merampas Aset Milik Pelaku Tindak Pidana Korupsi... 108

1. Kelebihan Civil Forfeiture ... 108

2. Kelemahan Civil Forfeiture ... 113

B. Solusi Terhadap Kelemahan Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Untuk Mengadopsi Civil Forfeiture... 116

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN... 129

A. Kesimpulan ... 129

B. Saran... 131

Referensi

Dokumen terkait

Kemungkinan dampak lain akibat pengaruh antropogenik yang terjadi yaitu terancamnya beberapa species penghuni danau yang rentan terhadap perubahan kualitas perairan yang terjadi

Laporan kerja praktik ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat luas dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya untuk lebih mengetahui mekanisme jua beli

Hasil pengumpulan data dari responden melalui penelitian ini tentang hubungan pemberian alat kontrasepsi suntik dengan perubahan siklus menstruasi pada akseptor KB di

Kendala dan hambatan yang dihadapi kelompok tani dalam pemberdayan ekonomi masyarakat adalah masalah ketersediaan tenaga kerja dan upah yang mahal untuk mengolah

Denah yang baik untuk bangunan rumah di daerah gempa adalah sebagai berikut: (Sumber: (Pedoman Teknis Rumah dan Bangunan Gedung Tahan.. Gempa,

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Kristen Indonesia, Jakarta, Hak Bebas Royalti noneksklusif atas laporan penelitian saya yang

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Ruthinaya 2014 dengan judul Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility

QR-Code yang sudah dibentuk dapat diletakkan pada papan nama benda – benda bersejarah di Museum atau diperbanyak dan dipublikasi, sehingga QR- Code ini dapat