Evidence-Based Medicine:
Memilih Terapi Berbasis Bukti
Prof. Bhisma Murti, dr, MPH, MSc, PhD
Institute of Health Economic and Policy Studies (IHEPS),
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran,
Apakah Evidence-Based Medicine
(Kedokteran Berbasis Bukti)?
•
“Evidence-based
medicine is the
integration of best
research evidence with
clinical expertise and
patient values”
– EBM adalah integrasi
bukti-bukti riset terbaik
dengan keterampilan
klinis dan nilai-nilai
Langkah Evidence-Based Practice
5 Langkah EBM:
1. Rumuskan masalah klinis pasien
2. Cari bukti di internet (Cochrane,
PubMed/ Medline, dll)
3. Lakukan Critical Appraisal (VIA)
4. Terapkan bukti
Merumuskan
Pertanyaan Klinis
“PICO”
“VIA”
• Patient dan problem (bagaimana
pasien dan masalah apa, yaitu
kausa/etiologi/ harm, diagnosis,
terapi, atau prognosis)?
• Intervention (tes diagnostik,
terapi, paparan, dsb)
• Comparison (jika relevan, misalnya
terapi standar, gold standard,
plasebo)
• Clinical outcome (Patient-Oriented
Evidence that Matters, misalnya,
perbaikan klinis, mortalitas,
morbiditas, kualitas hidup)
• Validity (apakah temuan benar?)
• Importance (apakah temuan
penting (signifikansi statistik dan
signifikansi klinis?)
• Applicability (apakah temuan
bisa diterapkan pada pasien
saya?)
Bukti Berorientasi Penyakit (“DOE”) versus
Bukti Berorientasi Pasien (“POEM”)
Tabel 1.2 Bukti berorientasi penyakit („DOE‟) versus bukti berorientasi pasien („POEM‟) Contoh Disease-Oriented Evidence (DOE) Patient-Oriented Evidence that Matters (POEM) Catatan Terapi Antiaritmia Encainide menurunkan PVC pada pembacaan EKG
Encainide meningkatkan kematian
Hasil riset yang menghasilkan DOE bertentangan dengan riset POEM Terapi Antihipertensi Terapi antihipertensi menurunkan tekanan darah Terapi antihipertensi menurunkan kematian
Hasil riset DOE sesuai dengan riset POEM Skrining
prostat
Skrining PSA mendeteksi dini kanker
Skrining PSA tidak menurunkan kematian karena kanker prostat
Hasil riset POEM tidak mendukung riset DOE
Encainide – agen antiaritmia. PVC= premature ventricle contraction, disebut juga denyut jantung ektopik, extrasystole. Tes PSA= tes Prostate Specific Antigen
Evidence-Based Medicine menggunakan bukti-bukti yang berorientasi
pada pasien (perbaikan klinis pasien, hilangnya discomfort, tercegahnya
death dan disability /3D)
Sumber Bukti dan Strategi Mencari
Bukti dari Artikel dalam Jurnal
Sumber dan Kategori Bukti
Sumber bukti “sistem”:
• BMJ Clinical Evidence (http://www.clinicalevidence. com) • UpToDate (http://www.uptodate.com),
• PIER: The Physician’s Information and Education Resource (http://pier.acponline.org/index.html)
• WebMD (http://webmd.com)denan • ACP Medicine (www.acpmedicine.com) • Bandolier (http:// www.ebandolier.com/).
Sumber bukti “sinopsis” (CATS= Critically Appraised Topics)
• ACP [American College of Physicians] Journal Club (http://www.acpjc.org) • EBM (http://ebm. bmj.com), CATs (www.cebm.jr2.ox.ac.uk)
• POEMs (www.infopoems.com), BestBETS (www.bestbets.com).
Sumber bukti “sintesis”:
• Cochrane Library (http://www3. interscience.wiley. com/ cgi-bin/mrwhome/106568753/HOME)
• DARE www.york.ac.uk/inst/crd/welcome.htm)
• Medline, Ovid EBMR, Evidence-Based Medicine / ACP Journal Club, dan lain-lain.
Sumber bukti “studi”
• MEDLINE/ PubMed (www.pubmed.com/) • Embase (www.ovid.com)
Hirarki Kekuatan Bukti untuk
Efektivitas Terapi
Perhatikan nilai
kekuatan bukti
yang bisa
diharapkan dari
sebuah desain
studi ketika
melakukan
Critical Appraisal
Tiga Macam Efek Terapi/
Intervensi Medis
1.
Menurunkan risiko terjadinya hasil yang buruk
(bad outcome)
– Hasil buruk: merupakan akibat buruk dari penyakit
seperti komplikasi, kecacatan, disfungsi, rekurensi,
relaps, atau kematian. Contoh: terapi insulin intensif
menurunkan risiko retinopati diabetik
2.
Meningkatkan probabilitas terjadinya hasil yang
baik (good outcome)
– Hasil baik: kesembuhan, remisi, regresi, perbaikan
klinis lainnya, atau perbaikan hasil laboratorium.
Contoh: terapi insulin intensif meningkatkan
terjadinya level HbA1c yang optimal
3.
Meningkatkan probailitas terjadinya hasil buruk
yang tidak diinginkan (harm, adverse effect):
Contoh: terapi insulin intensif meningkatkan risiko
hipoglikemia
Karakteristik Terapi Yang Terbaik
Karakteristik terapi yang
terbaik:
1. Memberikan lebih banyak
manfaat daripada
kerugian (“Does more
good than harm” )
2. Cost-effective
3. Etis
Validity: Menilai Validitas
(Kebenaran) Efek Terapi
Tabel Menilai validitas kesimpulan tentang efektivitas terapi
No Kriteria Ya Tidak Tidak
jelas 1 Apakah peneliti melakukan randomisasi dalam
menempatkan pasien ke dalam kelompok eksperimental dan kelompok kontrol?
2 Apakah kelompok-kelompok yang diteliti sebanding pada awal penelitian?
3 Kecuali intervensi yang diberikan, apakah kelompok-kelompok yang diteliti mendapat perlakuan yang sama?
4 Apakah semua pasien yang diteliti dianalisis sesuai dengan hasil randomisasi?
5 Apakah pengukuran hasil dilakukan dengan objektif dan „buta‟ tentang siapa mendapat intervensi?
Pengaruh Bias, Confounding, dan
Peran Peluang Terhadap Efek Terapi
Gambar Perbandingan kesimpulan efek akupunktur terhadap perbaikan jangka pendek nyeri
punggung, antara studi dengan dan tanpa „pembutaan‟ (blinding). Sumber: eBandolier, 2001
P ersen d eng an p erb aik an jang ka pendek Kontrol Akupunktur
Gambar Overestimasi efek terapi yang dihasilkan eksperimen kuasi (non-randomisasi).
Sumber: ebandolier, 2001 Positif
Randomisasi dan Kelompok Kontrol
Randomisasi = Metode untuk Mengontrol
Kerancuan (Kerancuan)
─ Mendistribusikan semua faktor perancu (confounding factor), baik yang diketahui maupun tidak diketahui peneliti, baik yang bisa atau tidak bisa diukur oleh peneliti, termasuk faktor genetik, secara seimbang ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
Importance: Menilai Kemaknaan
Klinis Efek Terapi
Ukuran Efek Terapi:
1. RR = Rasio Risiko 2. OR = Odds Ratio
3. ARR= Absolute Risk Reduction 4. RRR= Relative Risk Reduction 5. ABI= Absolute Benefit Increase 6. RBI= Relative Benefit Increase 7. NNT= Number Needed To Treat 8. NNH= Number Needed To Harm
Tabel Menilai kepentingan (kemaknaan klinis) efek terapi
No Kriteria Ya Tidak Tidak jelas 1 Apakah intervensi memberikan efek
cukup besar?
2 Apakah estimasi efek intervensi memiliki presisi yang cukup tinggi?
Komentar:
1. Konsistensi temuan
ditunjukkan oleh nilai p
2. Presisi estimasi
Importance: “Rule of Thumb”
Besarnya Efek/ Kekuatan Hubungan
Tabel 11 Besarnya RR (atau OR) dan interpetasi tentang kekuatan hubungan antara intervensi (paparan) dan outcome (penyakit)
RR (atau OR) Interpretasi Meningkatk an risiko Menurunka n risiko 1.0 1.0 Tidak terdapat
hubungan/ tidak ada efek >1.0 - <1.5 >0.67 - <1.0 Hubungan lemah ≥1.5 - <3 >0.33 - ≤0.67 Hubungan sedang ≥3.0 - <10.0 >0.10 - ≤0.33 Hubungan kuat
≥10.0 ≤0.10 Hubungan sangat kuat
Tabel 3 “Rule of Thumb” untuk
menginterpretasikan NNT tentang keefektifan klinis terapi kuratif dan preventif
NNT Interpretasi Terapi kuratif 1 - 4 Sangat efektif ≥ 4 Efektif/ Kurang efektif Terapi preventif < 60 Efektif
Meta-analisis:
Contoh menilai
efektivitas
levosimendan
versus plasebo
dan dobutamin
untuk mencegah
kematian pasien
gagal jantung
kongestif
Gambar 9 Kajian sistematis tentang efek terapi levosimendan versus plasebo terhadap mortalitas pasien kegagalan jantung kongestif. Sumber: Ribiero et al., 2010.
Gambar 10 Kajian sistematis tentang efek terapi levosimendan versus dobutamin terhadap mortalitas pasien kegagalan jantung kongestif. Sumber: Ribiero et al., 2010.
Kemampuan Penerapan Bukti dan
Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Pasien pada praktik klinis
Restriksi (Kriteria Inklusi/
Eksklusi):
─ Membatasi sampel penelitian menurut kriteria tertentu, sehingga kelompok eksperimen dan kelompok kontrol serupa
Metode ini tidak dianjurkan
(Kontraproduktif!):
1. Memangkas sampel potensial (ukuran sampel kecil p besar, CI95% lebar 2. Sampel penelitian menjadi sangat