• Tidak ada hasil yang ditemukan

Produktivitas Alat Bor Furukawa HCR-1500 D20 II di Pit Araren Stage 4

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Produktivitas Alat Bor Furukawa HCR-1500 D20 II di Pit Araren Stage 4"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

64

Produktivitas Alat Bor Furukawa HCR-1500 D20 II di Pit Araren Stage 4

Productivity of the Furukawa HCR-1500 D20 II Drill at Pit Araren Stage 4

Siti Alya Putri1*, Pantjanita Novi Hartami2, Chairul Nas3

1,2,3Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti,

Jalan Kyai Tapa No.1, Tomang, Grogol Petamburan, Jakarta Barat 11440 *E-mail untuk korespondensi (corresponding author): stalyaputri@gmail.com

ABSTRAK – Penambangan di Pit Araren Stage 4 diawali dengan melakukan kegiatan operasi pemboran dan

peledakan untuk membongkar material ore dan waste. Area Pit Araren Stage 4 merupakan merupakan area host rock, yang terdiri atas volcanic basaltic andesite (VBA) dan volcanic andesitic fragmental (VAF), yang merupakan batuan beku ekstrusif yang memiliki sifat yang masif. Pengamatan desain pemboran dan peledakan untuk penelitian ini adalah burden 3,8 m; spasi 4,4; kedalaman lubang bor 5,5 m; dan jumlah lubang bor sebanyak 216 lubang bor untuk memenuhi kebutuhan target pemboran sedalam 1.188 m. Setelah dilakukan perhitungan, didapatkan produktivitas alat bor Furukawa HCR-1500 D20 II sebesar 57,3 m/jam dengan jam kerja 22 jam untuk 1 alat, sehingga dibutuhkan 2 alat bor dengan jam kerja masing-masing alat selama 11 jam, agar target pemboran tercapai. Terdapat 4 faktor ketersediaan alat yang digunakan, yaitu nilai mechanical availability (MA) sebesar 94,1%; physical availability (PA) sebesar 97,69%; use of availability (UA) sebesar 37,7%; dan effective utilization (EU) sebesar 36,83%. Dapat diartikan bahwa ketersediaan alat secara fisik maupun mekanik sudah bagus, tetapi nilai EU masih relatif kecil, hal karena alat bor tidak dimanfaatkan secara maksimal, yaitu banyaknya waktu standby karena menunggu lokasi yang belum tersedia maupun menunggu pemasangan titik lokasi.

Kata kunci: Produktivitas, alat bor, Furukawa HCR-1500 D20 II

ABSTRACT – Mining process at Pit Araren Stage 4 begins with drilling and blasting operations to unload ore and

waste materials. The Pit Araren Stage 4 area is a host rock area, consisting of volcanic basaltic andesite (VBA) and volcanic andesitic fragmental (VAF), which are massive extrusive igneous rocks. The observed drill and blast design for this study was a burden of 3.8 m; spaces 4,4; drill hole depth of 5.5 m; and the number of drill holes as many as 216 drill holes to meet the needs of drilling targets as deep as 1,188 m. After calculating, the Furukawa HCR-1500 D20 II drill tool productivity is 57,3 m/hour with 22 hours of work for 1 tool, so it takes 2 drills with 11 hours of work for each tool, so that the drilling target is achieved. There are 4 factors for the availability of the tools used, namely the mechanical availability (MA) value of 94,1%; physical availability (PA) of 97,69%; use of availability (UA) of 37,7%; and effective utilization (EU) of 36,83%. It can be interpreted that the availability of tools physically and mechanically is good, but the EU value is still relatively small, this is because the drill tools are not fully utilized, namely the large amount of standby time due to waiting for locations that are not yet available or waiting for the installation of location points.

Keywords: Productivity, drill tool, Furukawa HCR-1500 D20 II

PENDAHULUAN

Pit Araren Stage 4 yang berlokasi di Sulawesi Utara menjadi lokasi penelitian terbentuk atas dua host rock, yaitu volcanic basaltic andesite (VBA) dan volcanic andesitic fragmental (VAF), yang merupakan

batuan beku ekstrusif. Batu VBA dan VAF memiliki sifat yang massif, sehingga tidak dapat dibongkar dengan cara ripping, sehingga dibongkar dengan cara pemboran dan peledakan (drill and blast).

Dalam melakukan kegiatan operasi pemboran dan peledakan di Pit Araren Stage 4, dibantu oleh kontraktor di bidang pengeboran dan kontraktor penyedia bahan peledak komersial dan sistem peledakan. Penelitian ini akan mengangkat topik mengenai produktivitas dan kinerja alat bor yang ada

(2)

65 di Pit Araren Stage 4. Pengamatan untuk pengambilan data dilakukan pada Tanggal 5 Mei 2019. Dengan mengetahui nilai produktivitas dan kinerja alat bor, maka jumlah alat yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan kegiatan pemboran dapat dihitung.

METODE

Proses pengumpulan data yang dilakukan di Pit Araren Stage 4 PT MSM menggunakan metode penelitian analisis data kuantitatif dengan melakukan perhitungan terhadap produktivitas alat bor. Pengambilan data yang digunakan dipenelitian ini terdiri atas pengambilan data primer dan sekunder, dimana data primer yang dibutuhkan adalah waktu pindah posisi alat, waktu preparasi, waktu bor, waktu menambah dan mengurangi batang bor, waktu flushing, dan waktu mengatasi hambatan. Sedangkan, data sekunder yang dibutuhkan untuk menghitung produktivitas alat bor adalah geometri kedalaman lubang bor dan waktu kerja aktual.

Produktivitas Alat Bor

Pengolahan data dilakukan terhadap data primer maupun sekunder. Berikut ini adalah tahapan pengolahan data untuk mendapatkan nilai produktivitas alat bor. Tahap pertama, perhitungan terhadap cycle time alat bor menggunakan persamaan :

Cycle Time = MT + PT + BT + FT + DT (1) Keterangan: • MT = Waktu Pindah • PT = Waktu Preparasi • BT = Waktu Pemboran • FT = Waktu Flushing

• DT = Waktu Mengatasi Hambatan

Persamaan 2 digunakan untuk mengitung produksi pemboran:

𝑃 = 𝐻

𝐶𝑡 (2)

Keterangan:

• P = Produksi pemboran (m/menit) • H = Kedalaman lubang bor (m) • CT = Waktu siklus rata-rata (menit)

Perhitungan terhadap effisiensi alat bor dapat menggunakan persamaan 3:

𝐸𝑘 = 𝑊𝑃

𝑊𝑇 𝑥 100% (3)

Keterangan:

• Ek = effisiensi waktu kerja (%)

• WP = waktu yang untuk kerja pemboran (menit) • WT = jumlah waktu kerja yang terjadwal (menit)

(3)

66

Perhitungan produktivitas alat bor dapat menggunakan persamaan 4:

𝑃𝑟 = 𝐸𝑓𝑓 𝑥 𝑃 𝑥 60 (4)

Keterangan:

• Eff = Effisiensi alat bor (%) • Pr = Produksi (meter/jam)

• 60 = 1 jam dinyatakan dalam menit

Untuk mendapatkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan pemboran dapat menggunakan persamaan 5.

𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 = 𝑛 𝑥 𝐻

𝑃𝑟 (5)

Keterangan

• n = Jumlah lubang ledak • H = Kedalaman lubang bor (m) • Pr = Produktivitas alat bor (m/jam)

Untuk mendapatkan jumlah alat yang dibutuhkan dapat menggunakan persamaan 6. WT merupakan waktu kerja efektif (jam).

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑙𝑎𝑡 = 𝑛 𝑥 𝐻

𝑃𝑟 𝑥 𝑊𝑇 (6)

Selain itu juga dilakukan perhitungan terhadap ketersediaan alat. Ketersediaan alat merupakan faktor yang memperlihatkan kondisi alat mekanis dalam suatu pekerjaan dengan mengkonsentrasikan waktu yang hilang pada saat kerja. Adapun cara mengetahui besarnya faktor ketersediaan alat dapat menggunakan persamaan 7-10, dengan W adalah working hours (jam), R adalah repair hours (jam), S adalah standby hours (jam), dan T adalah toral hours (jam).

a. Mechanical Availability (MA)

𝑀𝐴 = 𝑊

𝑊+𝑅 𝑥 100% (7)

b. Physical Availability (PA)

𝑃𝐴 = 𝑊+𝑆

𝑇 𝑥 100% (8)

c. Use of Availability (UA)

𝑈𝐴 = 𝑊

𝑊+𝑆 𝑥 100% (9)

d. Effective Utilization (EU)

𝐸𝑈 = 𝑊

(4)

67 HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam memenuhi kebutuhan kegiatan pemboran, Pit Araren Stage 4 memiliki desain geometri sebagai berikut pada Tabel 1.

Tabel 1. Desain geometri peledakan

Parameter Nilai Satuan

Burden 3,8 m

Spacing 4,4 m

Hole Depth 5,5 m

Diameter 127 mm

Number of Hole 216 Estimated Drill Target 1188 m

Gambar 1. Alat Bor Furukawa HCR-1500 D20 II

Untuk memenuhi kebutuhan pemboran di Pit Araren Stage 4, alat bor yang digunakan adalah Furukawa HCR-1500 D20 II, jenis top hammer seperti pada Gambar 1. Tinggi batang bor sebesar 6 m dan diameter bit sebesar 127 mm, dan dilengkapi dengan dust collector sebagai saluran untuk membuag hasil cutting dari hasil pemboran yang dialirkan melalui nozzle pada bit. Pengamatan terhadap alat bor dilakukan pada Hari MingguBerdasarkan hasil perhitungan, didapatkan hasil produktivitas perhari seperti yang terdapat pada Tabel 2.

Tabel 2. Nilai Produktivitas Alat Bor

Nama Rig Cycle Time (menit) Hole Depth (m) Produksi (m/jam) Effisiensi Alat (%) Produktivitas Alat (m/jam) RIG-64 5,83 5,8 59,69 96 57,30

Berdasarkan Tabel 2, didapatkan produktivitas rata-rata alat bor di Pit Araren Stage 4 sebesar 57,30 m/jam. Untuk menghitung waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengeboran sebanyak 216 lubang menggunakan persamaan (5) pada subbab 2.2, sehingga didapatkan persamaan berikut :

𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 = 216 𝑥 5,8 𝑚

(5)

68

Berdasarkan persamaan tersebut didapatkan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kerja pemboran terhadap 216 lubang bor selama 21,86 jam atau 22 jam. Untuk menentukan jumlah alat yang dubutuhkan menggunakan persamaan 6, sehingga didapatkan persamaan berikut :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑙𝑎𝑡 = 57.3 𝑚/𝑗𝑎𝑚 𝑥 9 𝑗𝑎𝑚 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓216 𝑥 5.8 𝑚

Berdasarkan persamaan tersebut didapatkan jumlah alat yang dibutuhkan adalah 2 alat bor dengan waktu kerja masing-masing 11 jam. Berikut adalah tabel nilai ketersediaan alat yang dihitung berdasarkan waktu kerja aktual terhadap Rig-64.

Tabel 3. Ketersediaan alat Rig-64

Rig PA (%) MA (%) UA (%) EU (%) Rig-64 97,69 94,1 37,70 36,83

Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa ketersediaan alat secara mekanik maupun fisik sudah baik karena mencapai diatas 90%, tetapi nilai EU rendah, hal ini disebabkan karena banyak waktu yang terbuang tidak memanfaatkan alat untuk bekerja, dimana alat lebih sering standby, dikarenakan tidak ada area untuk pemboran dan alat bor standby menunggu titik lokasi pemboran.

KESIMPULAN

Setelah dilakukannya pengamatan terhadap Rig-64 Furukawa HCR-1500 D20 II, didapatkan bahwa produktivitas alat bor sebesar 57,3 m/jam. Berdasarkan perhitungan, didapatkan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan pemboran terhadap 1 rig dengan produktivitas sebesar 57,3 m/jam adalah sebesar 22 jam, sedangkan untuk 1 shift, waktu kerja efektif adalah sebesar 9 jam dan 1 hari terdapat 2 shift, oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan target pemboran dibutuhkan 2 alat bor untuk memenuhi target pemboran. Terdapat 4 faktor untuk menghitung ketersediaan alat, dimana pada Rig-64 memiliki nilai mechanical availability (MA) sebesar 94,1%, physical availability (PA) sebesar 97,7%, use of availability (UA) sebesar 37,7%, dan effective utilization (EU) sebesar 36,83%, dapat diartikan bahwa ketersediaan alat secara fisik maupun mekanik sudah bagus, tetapi nilai EU yang kecil karena alat bor tidak dimanfaatkan secara maksimal, dikarenakan waktu standby banyak terjadi akibat menunggu lokasi yang belum tersedia maupun menunggu pemasangan titik pada lokasi pemboran.

DAFTAR PUSTAKA

Jimeno, C.L. (1995): Drilling and Blasting of Rocks, A.A. Balkema, Rotterdam

Sujiman (2014): Kajian Teknis Alat Bor dalam Pembuatan Lubang Ledak pada Aktifitas Peledakan PT.HPU (Harmoni Panca Utama), Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi kalimantan Timur, JGP (Jurnal Geologi Pertambangan), Volume 1 No. 14 Februari 2014.

Supratman, Anshariah, dan Bakri, H. (2017): Produktivitas Kinerja Mesin Bor Dalam Pembuatan Lubang Ledak di Quarry Batu Gamping B6 Kabupaten Pangkep Propinsi Sulawesi Selatan, Jurnal Geomine Vol. 5 No. 2, Published online 2 Agustus 2017.

Van Leeuwen, T.M., dan Pieters, Peter E. (2011): Mineral Deposits of Sulawesi, Peroceesings of The Sulawesi Mineral Resources 2011 seminar MGEI- IAGI, 28-29 November 2011, Manado, Sulawesi Selatan, Indonesia.

Gambar

Tabel 1. Desain geometri peledakan

Referensi

Dokumen terkait