• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Judgment (Studi Empiris pada BPK RI Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Judgment (Studi Empiris pada BPK RI Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT JUDGMENT

(Studi Empiris pada BPK RI Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh:

GLEDI ADITYA BAYU SAPUTRA B 200 130 268

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

(2)
(3)
(4)
(5)

1

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT

JUDGMENT

(Studi Empiris pada BPK RI Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta) Abstrak

Penelitian ini merupakan penelitian kausal-komparatif dengan melakukan penelitian di Kantor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh Pengalaman Audit terhadap Audit Judgment auditor; (2) pengaruh Tekanan Ketaatan terhadap Audit Judgment auditor; (3) pengaruh Gender terhadap Audit Judgment auditor; (4) pengaruh Kompleksitas Tugas terhadap Audit Judgment auditor. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Uji coba instrumen menggunakan metode uji validasi dan uji reabilitas. Uji asumsi klasik menggunakan uji normalitas, uji heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas. Uji hipotesis yang digunakan analisis analisis regresi berganda. Sampel dari penelitian ini adalah auditor yang bekerja di BPK RI Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sampel dipilih dengan metode purposive sampling. Data diperoleh dengan membagikan kuesioner secara langsung kepada responden sebanyak 50 dan hanya 35 yang kembali. Analisis data menggunakan metode regresi berganda dengan bantuan program SPSS 17. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengalaman audit berpengaruh negatif terhadap audit judment yang di buat oleh auditor, dan tekanan ketaatan berpengaruh positif terhadap audit judment yang di buat oleh auditor. Sedangkan gender dan kompleksitas tugas tidak berpengaruh terhadap audit judment yang di buat oleh auditor.

Katakunci: Audit Judgment, Pengalaman audit, Tekanan Ketaatan, Gender, Kompleksitas tugas

Abstract

This research is a casual-comparative study conducting research in the Office of the Financial Supervisory Agency (BPK) Representative Yogyakarta. The objective of this study to find out: (1) the effect of Audit Experience Gender on Audit Judgment auditor; (2) the effect of Obedience Pressure on Audit Judgment auditor; (3) the effect of Gender on Audit Judgment auditor; (4) the effect of task complexity on Audit Judgment auditor. The sample of this research are auditors who worked at BPK RI Representative Yogyakarta. The sample was conducted by purposive sampling method. Collecting data was conducted by questionnare distributed directly to auditors as much 50 and only 35 questionnare replayed. In collecting data, the research used questionnaires as the method. Furthermore, the research used validation test and reability test to test the instrument. The classical assumption test used normality test, heteroscedasticity test and multicolinearity test. To test the hypothesis, the research used multiple regression analysis with SPSS 17. The results showed that the negative effect on the audit experience judment audit made by the auditor, and observance pressure positively affects judment audit made by the auditor. While gender and the complexity of the task does not affect the judment audit made by the auditor. Keywords: Audit Judgment, Experience of audit, Pressure Obedience, Gender, Complexity task

(6)

2

1. PENDAHULUAN

Dalam era reformasi ini, pengguna laporan keuangan pemerintah daerah menuntut adanya transparansi atas penggunaan dana dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.Bentuk jawaban pemerintah atas tuntutan akan pentingnya pengelolaan keuangan yang akuntabel dan transparan ditandai dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang kini telah diganti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.Pemeriksaan laporan keuangan daerah oleh BPK bertujuan untuk menjamin kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan pemerintah daerah. Menurut UU No 15 Tahun 2006 salah satu tugas BPK adalah memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan lembaga negara lainnya yang dilakukan berdasarkan Undang-Undang. Sebagai auditor pemerintah yang independen harus mampu menjadi auditor profesional yang menyediakan jasanya kepada masyarakat umum terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh entitas yang diperiksanya (Nadirsyah, et al. 2011).

Auditor adalah seseorang yang menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan hasil usaha dan arus kas yang sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum di Indonesia (Arens, 2011). Untuk dapat menentukan kewajaran dari laporan keuangan dibutuhkan audit judgment. Audit judgment merupakan suatu pertimbangan pribadi atau cara pandang auditor dalam menanggapi informasi yang mempengaruhi dokumentasi bukti serta pembuatan keputusan pendapat auditor atas laporan keuangan suatu entitas (Hartanto, 1999). Audit judgment diperlukan karena audit tidak dilakukan terhadap seluruh bukti. Bukti inilah yang digunakan untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, sehingga dapat dikatakan bahwa audit judgment ikut menentukan hasil dari pelaksanaan audit. Kualitas dari judgment ini akan menunjukkan seberapa baik kinerja seorang auditor dalam melakukan tugasnya (Jamilah, et al. 2007).

Seorang auditor dalam melakukan tugasnya membuat audit judgment dipengaruhi oleh banyak faktor, baik bersifat teknis ataupun non teknis. Aspek

(7)

3

perilaku individu, sebagai salah satu faktor yang banyak mempengaruhi pembuatan audit judgment, sekarang ini semakin banyak menerima perhatian dari para praktisi akuntansi ataupun dari akademisi. Gender diduga menjadi salah satu faktor level individu yang turut mempengaruhi audit judgment seiring dengan terjadinya perubahan pada kompleksitas tugas dan pengaruh tingkat kepatuhan terhadap etika (Jamilah, et al. 2007). Temuan riset literatur psikologis kognitif dan pemasaran juga menyebutkan bahwa Auditor pria dan wanita mempunyai sifat dan karakter yang berbeda setiap individu. Auditor wanita lebih peka dan teliti dalam mengolah suatu informasi sehingga judgment yang diambil lebih komprehensif. Ruegger dan King (1992) menyatakan wanita umumnya memiliki tingkat pertimbangan moral yang lebih tinggi dari pada pria. Sedangkan menurut Chung and Monroe (2001) menyatakan bahwa wanita diduga lebih efisien dan lebih efektif dalam memproses informasi saat adanya kompleksitas tugas dalam pengambilan keputusan dibandingkan pria.

Temuan Hartanto (1999) melihat adanya pengaruh tekanan atasan pada konsekuensi yang memerlukan biaya, seperti halnya tuntutan hukum, hilangnya profesionalisme, dan hilangnya kepercayaan publik dan kredibilitas sosial. Hal tersebut mengindikasikan adanya pengaruh dari tekanan atasan pada judgment yang diambil auditor. Teori ketaatan menyatakan bahwa individu yang memiliki kekuasaan merupakan suatu sumber yang dapat mempengaruhi perilaku orang lain dengan perintah yang diberikannya. Hal ini disebabkan oleh keberadaan kekuasaan atau otoritas yang merupakan bentuk dari legitimate power (Jamilah, et al, 2007). Paradigma ketaatan pada kekuasaan ini dikembangkan oleh Milgram (1974), dalam teorinya dikatakan bahwa bawahan yang mengalami tekanan ketaatan dari atasan akan mengalami perubahan psikologis dari seseorang yang berperilaku autonomis menjadi perilaku agen. Perubahan perilaku ini terjadi karena bawahan tersebut merasa menjadi agen dari sumber kekuasaan, dan dirinya terlepas dari tanggung jawab atas apa yang dilakukannya.

Selain menghadapi tekanan ketaatan, auditor juga mengalami kesulitan lain dalam pelaksanaan tugasnya yang juga dapat mempengaruhi judgment yang diambil oleh auditor. Terutama ketika auditor dihadapkan dengan tugas-tugas

(8)

4

yang kompleks, banyak, berbeda-beda dan saling terkait satu dengan lainnya. Kompleksitas tugas merupakan tugas yang tidak terstruktur, sulit untuk dipahami dan ambigu (Puspitasari, 2010). Kompleksitas tugas dapat membuat seorang auditor menjadi tidak konsistensi dan tidak akuntanbilitas. Adanya kompleksitas tugas yang tinggi dapat merusak judgment yang dibuat oleh auditor. Bonner (1994) mengemukakan ada tiga alasan yang cukup mendasar mengapa pengujian terhadap kompleksitas tugas untuk sebuah situasi audit perlu dilakukan. Pertama, kompleksitas tugas ini diduga berpengaruh signifikan terhadap kinerja seorang auditor. Kedua, sarana dan teknik pembuatan keputusan dan latihan tertentu diduga telah dikondisikan sedemikian rupa ketika para peneliti memahami keganjilan pada kompleksitas tugas audit. Ketiga, pemahaman terhadap kompleksitas dari sebuah tugas dapat membantu tim manajemen audit perusahaan menemukan solusi terbaik bagi staf audit dan tugas audit.

Dalam melaksanakan suatu tugas yang kompleks, usaha tidak dapat secara langsung atau kuat berpengaruh pada kinerja. Ketika tugas yang dihadapi lebih kompleks dan tidak terstruktur, usaha yang tinggi tidak akan membantu seorang auditor untuk menyelesaikan tugas audit. Auditor juga harus meningkatkan kompetensinya yaitu dengan menambah keahlian dan pengalaman auditnya. Auditor harus memiliki pengetahuan pengauditan (umum dan khusus), pengetahuan mengenai bidang auditing dan akuntansi serta memahami industri entitas yang diperiksa (Zulaikha, 2006). Menurut Mayangsari (2003), auditor yang berpengalaman mempunyai pemahaman dan pengetahuan yang lebih baik atas laporan keuangan. Susetyo (2009) menyatakan bahwa pengalaman akan mengurangi pengaruh informasi yang tidak relevan dalam judgment auditor. Auditor yang berpengalaman dalam membuat suatu judgment tidak mudah dipengaruhi oleh kehadiran informasi yang tidak relevan.

(9)

5

2. METODE

2.1 Jenis Penelitian

Berdasrkan karakteristik masalah yang diteliti, penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam penelitian komparatif. Penelitian kausal-komparatif merupakan tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2009). Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan melakukan uji hipotesis.

2.2 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah auditor yang bekerja di BPK RI Perwakilan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah 50 orang. Sampel dalam penelitian ini dintentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, Adapun kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah staf pemeriksa yang bekerja di BPK RI Perwakilan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan sudah pernah melakukan tugas pemeriksaan audit minimal dua kali.

2.3 Data, Sumber Data, dan Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yang diperoleh langsung dari responden.Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data cross-section, dimana peneliti menggunakan data dari auditor pemerintah (BPK) dengan satu periode waktu yang sama.Sumber data penelitian ini diperoleh langsung dari sumber yang berupa jawaban kuesioner dari responden. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan membagikan daftar pertanyaan (kuesioner) yang akan diisi atau dijawab oleh responden auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Responden akan menerima kuesioner yang berisi pertanyaan untuk mendapatkan informasi tentang pengalaman audit, tekanan ketaatan, gender, kompleksitas tugas, dan audit judgment.

(10)

6

2.4 Devinisi Operasional Variabel dan Pengukurannya 2.4.1 Variabel Dependen

Variabel dependen penelitian adalah audit judgment. Menurut Hogarth (1992) Audit judgment adalah kebijakan auditor dalam menentukan pendapat mengenai hasil auditnya yang mengacu pada pembentukan suatu gagasan, pendapat atau perkiraan tentang suatu objek, peristiwa, status atau jenis peristiwa lain. Variabel ini diukur dengan menggunakan indikator yang dikembangkan oleh Budi Susetyo (2009) dengan beberapa modifikasi yang disesuaikan dengan lingkungan audit pemerintahan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert lima poin yaitu 1 = rendah sekali, 2 = rendah, 3 = netral, 4 = tinggi, dan 5 = sangat tinggi.

2.4.2 Variabel Independen 2.4.2.1Pengalaman Audit

Pengalaman audit dalam penelitian ini menunjukkan pengalaman yang dimiliki oleh auditor dalam menjalankan profesinya sebagai auditor pemerintah (Budi Susetyo 2009). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert lima poin yaitu 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 = setuju, dan 5 = sangat setuju.

2.4.2.2Tekanan Ketaatan

Tekanan ketaatan ini mengacu pada situasi konflik dimana auditor mendapat tekanan dari atasan maupun entitas yang diperiksa untuk melakukan suatu tindakan yang menyimpang dari standar etika (Milgram, 1974). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert lima poin yaitu 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju 3 = netral, 4 = setuju, dan 5 = sangat setuju.

2.4.2.3Kompleksitas Tugas

Menurut Bonner (1994) Kompleksitas tugas adalah persepsi individu tentang kesulitan suatu tugas yang disebabkan oleh terbatasnya informasi dan kejelasan informasi tentang tugas tersebut, terbatasnya daya ingat serta kemampuan untuk mengintegrasikan masalah yang dimiliki oleh pembuat keputusan.Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert lima poin yaitu 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 = setuju, dan 5 = sangat setuju.

(11)

7 2.5 Metode Analisis Data

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda (multiple regression analysis). Persamaan regresi yang dirumuskan berdasarkan hipotesis yang dikembangkan adalah sebagai berikut:

AJ = α + β1PA + β2KT + β3GENDER + β4TK + ε Keterangan: AJ = Audit Judgment α = Konstanta β1- β4 = Koefisien Regresi PA = Pengalaman Auditor TK = Tekanan Ketaatan GENDER = Gender KT = Kompleksitas Tugas ε = Error

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Uji Kualitas Data

3.1.1 Pengujian Instrumen Penelitian

Untuk mengetahui kredibilitas instrumen yang digunakan pada kuesioner dalam penelitian ini, digunakan alat uji instrumen dengan uji validitas dan uji reliabilitas.

3.1.2 Uji Validitas

3.1.2.1 Uji Validitas Pengalaman Audit

Dari hasil pengujian menunjukkan nilai rhitung / r pearson correlation untuk masing-masing instrumen lebih besar daripada nilai rtabel, serta nilai signifikansi masing-masing instrumen menunjukkan angka kurang dari tingkat signifikan yang digunakan (α = 0,05). Jadi item pertanyaan dalam pengalaman audit dapat dikatakan valid.

3.1.2.2 Uji Validitas Tekanan Ketaatan

Dari hasil pengujian menunjukkan nilai rhitung / r pearson correlation untuk masing-masing instrumen lebih besar daripada nilai rtabel, serta nilai signifikansi

(12)

8

masing-masing instrumen menunjukkan angka kurang dari tingkat signifikan yang digunakan (α = 0,05). Jadi item pertanyaan dalam tekanan ketaatan dapat dikatakan valid.

3.1.2.3 Uji Validitas Variabel Kompleksitas Tugas

Dari hasil pengujian menunjukkan nilai rhitung / r pearson correlation untuk masing-masing instrumen lebih besar daripada nilai rtabel, serta nilai signifikansi masing-masing instrumen menunjukkan angka kurang dari tingkat signifikan yang digunakan (α = 0,05). Jadi item pertanyaan dalam kompleksitas tugas dapat dikatakan valid.

3.1.2.4 Uji Validitas Variabel Audit Judgement

Dari hasil pengujian menunjukkan nilai rhitung / r pearson correlation untuk masing-masing instrumen lebih besar daripada nilai rtabel, serta nilai signifikansi masing-masing instrumen menunjukkan angka kurang dari tingkat signifikan yang digunakan (α = 0,05). Jadi item pertanyaan dalam audit judgement dapat dikatakan valid.

3.2 Uji Reliabilitas

Dari hasil pengujian diketahui bahwa nilai alpha dari instrumen untuk masing-masing variabel lebih besar dari tingkat Cronbach’s alpha yaitu 0,6 sehingga bisa dikatakan instrumen yang digunakan dalam variabel adalah reliabel. 3.3 Uji Asumsi Klasik

Analisis data dilakukan menggunakan teknik analisis regresi linear berganda. Sebelum model regresi digunakan, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik untuk mengetahui keberartian hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen sehingga hasil analisis dapat diinterpretasikan dengan lebih akurat, efisien, dan terbebas dari kelemahan yang terjadi karena gejala-gejala asumsi klasik (Ghozali, 2006).

3.3.1 Uji Normalitas

Dari hasil pengujian diketahui bahwa nilai hitung Kolmogorov-Smirnov Z adalah 0,710 sedangkan nilai probabilitas (signifikansi) sebesar 0,695 sehingga

(13)

9

dapat dikatakan bahwa data pada model regresi adalah data berdistribusi normal karena lebih besar dari lebih besar dari  (0,05).

3.3.2 Uji Heteroskedastisitas

Dari hasi pengujian menunjukkan bahwa nilai probabilitas atau nilai signifikansi masing-masing variabel menunjukkan angka lebih dari 0,05. Sehingga dari hasil tersebut dapat diartikan bahwa model regresi berganda yang bebas dari heteroskedastisitas.

3.3.3 Uji Multikolinieritas

Dari hasil pengujian diketahui bahwa nilai VIF dan Tolerance hitung dari masing-masing variabel sesuai dengan kriteria pengujian (VIF < 10 dan Tolerance > 0,1) sehingga dapat dikatakan pada model regresi ditemukan tidak terjadi adanya multikolinearitas

3.4 Pembahasan Hasil Analisis

3.4.1 Pengalaman Audit Berpengaruh Terhadap Audit Judgement.

Variabel pengalaman audit diketahui nilai thitung (-9,664) lebih besar daripada ttabel (2,021) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,000 <  = 0,05. Oleh karena itu, H1 diterima dan Ho ditolak, artinya variabel pengalaman audit mempunyai pengaruh negatif terhadap audit judgement yang dibuat auditor yang bekerja di BPK RI Perwakilan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Hasil pengujian hipotesi 1 menunjukkan bahwa auditor mempunyai dasar ketika akan melakukan pengambilan keputusan salah satunya adalah pengalaman yang dimiliki. Auditor yang berpengalaman dapat memperkirakan suatu keadaan dalam memperhitungkan judgement yang akan dihasilkan. Karena pengalaman audit dibidang audit, auditor akan lebih mudah menemukan permasalahan dan cara penyelesaiannya. Karena jumlah respoden yang tidak terlalu besar, dan auditor yang bekerja di BPK RI Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagian besar masih berumur di bawah 30 tahun atau relatif masih muda dan belum terlalu banyak memiliki pengalaman audit sehingga respon mereka berkaitan dengan pertanyaan tentang variabel pengalaman audit cenderung menghasilkan jawaban yang tidak bernilai positif.

(14)

10

Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Herliansyah dan Meifida Ilyas (2006) yang menyatakan bahwa auditor berpengalaman tidak terpengaruh oleh adanya informasi tidak relevan dalam membuat judgment, sehingga dapat menghasilkan judgment yang baik.

3.4.2 Tekanan Ketaatan Berpengaruhterhadap Audit Judgement

Variabel tekanan ketaatan diketahui nilai thitung (2,051) lebih besar daripada ttabel (2,021) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,000 <  = 0,05. Oleh karena itu, H2 diterima dan Ho ditolak, artinya variabel tekanan ketaatan mempunyai pengaruh terhadap audit judgement yang dibuat BPK RI Perwakilan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Hail pengujian hipotesi 2 menunjukan bahwa seorang auditor yang memahami tujuan dan apa yang dia harapkan atas hasil kinerjanya, tidakakan bersikap menyimpang ketika mendpaat tekanan dari atasan atau entitas yang diperiksa dan tugas audit yang kompleks. Adanya tekanan untuk taat dapat membawa dampak pada judgement yang diambil oleh auditor. Semakin tinggi tekanan yang dihadapi oleh auditor maka auditor yang tidak mengetahui dengan pasti tujuannya biasanya cenderung mudah berperilaku menyimpang dari standar etika dan profesional. Berdasarkan teori penetapan tujuan, auditor yang tidak mengetahui dengan pasti tujuannya biasanya cenderung mudah berperilaku menyimpang dengan menuruti perintah dari atasan dan entitas yang diperiksa untuk berperilaku menyimpang dari standar etika dan profesional. Hal ini akan mengakibatkan auditor tidak mampu membuat judgement yang baik dan tepat. Auditor yang mendapatkan tekanan dari atasan biasanya kurang baik dalam melakukan judgement. Namun yang terjadi pada BPK RI Perwakilan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta justru kebalikannya dimana auditor baru akan melaksanakan tugas-tugasnya ketika mendapatkan teguran atau tekanan dari atasannya. Dalam hal ini tekanan ketaatan diartikan sebagai tekanan yang diterima oleh auditor junior dari auditor senior atau atasan dan entitas yang diperiksa untuk melakukan tindakan yang menyimpang dari standar etika dan profesionalisme. Intruksi atasan dalam suatu organisasi akan mempengaruhi perilaku bawahan karena atasan memiliki otoritas (Grediani dan Slamet, 2007).

(15)

11

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian dari Hartanto (2001) yang menyatakan bahwa tekanan ketaatan berpengaruh secara signifikan terhadap judgment yang diambil oleh auditor.

3.4.3 Gender Berpengaruh Terhadap Audit Judgement

Variabel gender diketahui nilai thitung (0,823) lebih kecil daripada ttabel (2,021) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,823 >  = 0,05. Oleh karena itu, H3 ditolak dan Ho diterima, artinya variabel gender tidak mempunyai pengaruh terhadap audit judgement yang dibuat BPK RI Perwakilan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Hasil pengujian hipotesis 3 ini menunjukkan bahwa perbedaan jenis kelamin antara pria dan wanita dengan perbedaan berbagai sifat dan karakter individu masing-masing tidak berpengaruh terhadap audit judgement yang diambil oleh auditor pria dan wanita. Hal ini menunjukkan, auditor pria dan wanita memiliki penilaian serta keputusan sama ketika menghadapi pertimbangan audit. Pertimbangan audit seseorang tidak dipengaruhi oleh perbedaan perilaku, peran, mentalitas, dan tingkat emosional. Hal ini dapat terjadi karena auditor tersebut merupakan auditor yang profesional dan mampu membuat keputusan audit yang profesional pula. Hal ini berarti bahwa kemampuan auditor laki-laki dengan auditor perempuan tidak berbeda jauh. Teori kognitif memandang pembelajaran sebagai proses yang memberi fungsi unsur-unsur kognisi terutama pikiran untuk mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar (Winarto, 2011). Berdasarkan teori ini, Jamilah, et al (2007) mengartikan judgement sebagai proses kognitif yang merupakan perilaku pemilihan keputusan. Judgement merupakan dasar dari sikap professional yang tidak dipengaruhi oleh faktor eksternal apapun termasuk gender.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian Jamilah et al (2007), yang menyatakan bahwa gender tidak berpengaruh terhadap auditor judgement.

3.4.4 Kompleksitas Tugas Berpengaruh Terhadap Audit Judgement.

Variabel kompleksitas tugas diketahui nilai thitung (1,973) lebih kecil daripada ttabel (2,021) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,058 >  = 0,05. Oleh karena itu, H4 ditolak dan Ho diterima, artinya variabel kompleksitas tugas

(16)

12

tidak mempunyai pengaruh terhadap audit judgement yang dibuat BPK RI Perwakilan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Hasil pengujian hipotesis 4 ini menunjukkan bahwa tugas audit yang dihadapi oleh auditor cenderung tidak kompleks sehingga tidak berpengaruh terhadap judgment yang diambil oleh auditor. Hal ini mengindikasikan bahwa auditor dapat memahami dan tidak mendapat kesulitan atas tugas yang dikerjakannya. Auditor mempunyai informasi yang relevan dan jelas sehingga dapat mengintegrasikan informasi tersebut menjadi suatu judgment yang baik. Dalam teori motivasi X dan Y, auditor yang dapat mengerjakan tugasnya secara profesional dan tidak mudah terpengaruh meskipun menghadapi tugas audit yang kompleks cenderung masuk tipe Y. Auditor dengan tipe Y juga mempunyai pemahaman yang baik mengenai tujuan dari tugas auditnya, sehingga tetap bersikap profesional sesuai dengan etika profesi dan standar profesional yang berlaku meskipun menghadapi rintangan dalam tugas auditnya dan auditor dapat mengambil audit judgment yang baik dan berkualitas

hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Zulaikha (2006) yang menyatakan bahwa kompleksitas tugas tidak berpengaruh signifikan terhadap keakuratan judgment.

(17)

13

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

Variabel pengalaman audit mempunyai pengaruh negatif terhadap audit judgement, hal ini dibuktikan nilai thitung (-9,664) > ttabel (-2,021) atau nilai signifikansi 0,000 <  = 0,05 maka H1 diterima dan Ho ditol

Variabel tekanan ketaatan mempunyai pengaruh positif terhadap audit judgement, hal ini dibuktikan nilai thitung (2,051) > ttabel (2,021) atau nilai signifikansi 0,049 <  = 0,05 maka H2 diterima dan Ho ditolak.

Variabel gender tidak mempunyai pengaruh terhadap audit judgement, hal ini dibuktikan nilai thitung (0,823) < ttabel (2,021) atau nilai signifikansi 0,417 >  = 0,05 maka H3 ditolak dan Ho diterima.

variabel kompleksitas tugas tidak mempunyai pengaruh terhadap audit judgement, hal ini dibuktikan nilai thitung (1,973) < ttabel (2,021) atau nilai signifikansi 0,058 >  = 0,05 maka H4 ditolak dan Ho diterima.

Variabel pengalaman audit memiliki pengaruh negatif terhadap audit judment yang dibuat BPK RI Perwakilan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dan variabel tekanan ketaatan memiliki pengaruh positif terhadapa audit judment yang dibuat BPK RI Perwakilan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, sedangkan variabel gender dan kompleksitas tugas secara bersama-sama tidak memiliki pengarug terhadapa audit judment yang dibuat BPK RI Perwakilan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan kontribusi sebesar 84,5%, sedangkan sisanya sebesar 15,5% disebabkan oleh faktor-faktor lain diluar model yang diteliti.

4.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini terbatas pada sampel yang digunakan yaitu terbatas pada auditor yang bekerja di BPK RI Perwakilan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan sudah pernah melakukan tugas pemeriksaan minimal dua kali.

(18)

14

Penelitian ini terbatas pada variabel yang digunakan dalam mempengaruhi audit judgement yaitu pengalaman audit, tekanan ketaatan, gender dan kompleksitas tugas.

4.3 Saran

Sebaiknya sebagai seorang auditor memiliki independensi atas profesionya sehingga apapun bukti yang didapatkan itulah yang menjadi acuan atas tindakan yang ditelah diauditnya dan memiliki rasa percaya diri dalam menentukan tindakan yang akan dilakukan.

Bagi peneliti yang akan datang sebaiknya menambah variabel yang diteliti dalam mempengaruhi audit judgement, yaitu tidak hanya pengalaman audit, tekanan ketaatan, gender dan kompleksitas tugas saja.

Sebaiknya bagi peneliti yang akan datang melakukan penelitian tidak hanya di BPK Perwakilan Provinsi saja melainkan juga KAP yang ada di wilayahnya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdolmohammadi, M dan A. Wright. 1987. An Examination of Effect of Experience and Task Complexcity on Audit judgment. Journal of The Accounting Review. LXII (1) : 1-13.

Arens, Alvin A., Elder, Randal J. & Mark S. Beasley. 2008. Auditing dan Jasa Assurance, Edisi Keduabelas. (Alih Bahasa: Gina Gania). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Asih, Dwi Ananing Tyas. 2006. Pengaruh Pengalaman Terhadap Peningkatan Keahlian Auditor Dalam Bidang Auditing. Skripsi. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.

Berninghausen and Kerstan, 1992,”Forging New Paths : Feminist Social Methodology and Rural Woment in Java” London & New Jersey : Sed Book Ltd.

Bonner, S.E., 1999., Judgment and Decision Making Research in Accounting., Accounting Horizons., 13 (4): 385-398.

Chung, J. dan G. S. Monroe. 2001. A Research Note on The Effect of Gender and Task Complexity on Audit judgment. Journal of Behavioral Research. 13: 111- 125.

Grediani, Evi dan Slamet Sugiri. 2007. Pengaruh Tekanan Ketaatan dan Tanggungjawab Persepsian Pada Penciptaan Budgetary Slack. Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto.

(19)

15

Hartanto, Hansiadi Yuli dan Indra Wijaya Kusuma. 2001. “Analisis Pengaruh Tekanan Ketaatan Terhadap Judgment Auditor”. Jurnal Akuntansi dan Manajemen. Ed. Desember, hal 1-14.

Hartanto, S. Y. 1999. Analisis Pengaruh Tekanan Ketaatan Terhadap Judgment Auditor. Tesis Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta Herliansyah, Yudhi dan Meifida Ilyas. 2006. Pengaruh Pengalaman Auditor

Terhadap Penggunaan Bukti Tidak Relevan Dalam Auditor Judgment. Simposium Nasional Akuntansi IX Padang.

Hogarth. R. M., dan H.J. Einhorn. 1992. Order Effects in Belief Updating: The Belief- Adjustment Mode. Cognitive Psychology 24: 1 – 55.

Imam Ghozali. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Edisi Kelima. Semarang: Universitas Diponegoro.

Locke, E. A. and Latham, G. P. 1990. A Theory of Goal Setting and Task Performance. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.

Mayangsari, Sekar 2003. Analisis pengaruh Independensi, Kualitas audit, serta mekanisme Corporate Governance terhadap Integritas Laporan Keuangan. Makalah Simposium Nasional Akuntansi 6. Surabaya.

McClelland, D. C., dkk. (1995). The achievement motive. New York: Irvington. Inc

McGregor, D. 1957. The Human Side Enterprise, Cambridge: Massachusetts Institute of Technology, April 19.

Milgram, S. 1974. Obedience to Authority. Harper and Row, New York.

Nadirsyah, et al. 2011. “Pengaruh Anggaran Waktu Audit, Kompleksitas Dokumen Audit dan Pengalaman Auditor Terhadap Pertimbangan Audit Sampling Pada Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Aceh”. Jurnal Telaah & Riset Akuntansi. Vol. 4, No. 2. Juni.

Nur Indriantoro & Bambang Supomo. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi & Manajemen. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Peraturan BPK Nomor 01 Tahun 2007, Tentang ukuran mutu bagi para pemeriksa dan organisasi pemeriksa dalam melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.

Puspitasari, Novy. 2010. “Penilaian Hubungan Insentif Kinerja, Usaha, dan Kompleksitas Tugas Terhadap Kinerja Audit Judgment”. Skripsi tidak dipublikasikan, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. Republik Indonesia Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun

2010. Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).

Republik Indonesia. 2006. Undang-Undang No. 15 Tahun 2006. Tentang Badan Pemeriksaan Keuangan. Lembaran Negara RI Tahun 2004.

Siti Jamilah, Zaenal Fanani, dan Grahita Chandrarin. 2007. Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, dan Kompleksitas Tugas Terhadap Audit Judgment. Simposium Nasional Akuntansi X. Universitas Hasanuddin. Makassar. Solomon, I., dan M. Shields., 1995., Judgment and Decision Making Research in

Auditing. In judgment and Decision-Making Research in Accounting and Auditing, edited by R. Ashton and A. Ashton. NY: Cambridge University Press., New York.

(20)

16

Susetyo, Budi. 2009. Pengaruh Pengalaman Audit Terhadap Pertimbangan Auditor Dengan Kredibilitas Klien Sebagai Variabel Moderating. Tesis, Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro Semarang.

Winardi. 2004. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Winarto, Joko. 2011. “Teori Perkembangan Kognitif Jean Piegat dan Implementasinya Dalam Pendidikan”, http://edukasi.kompasiana.com diakses tanggal 23 Oktober 2016.

Zulaikha. 2006. Pengaruh Interaksi Gender, Kompleksitas Tugas, dan Pengalaman Auditor Terhadap Audit Judgment. Simposium Nasional Akuntansi IX Padang.

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan Pasal 26 ayat (2) huruf f beserta Penjelasan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri

Tari Abuang di Desa Pakraman Tenganan Pengringsingan bersifat sakral dan memiliki fungsi ekspresif yang merupakan bagian dari curahan hati masyarakat secara

Hendaknya tujuan dan manfaat pembuatan perjanjian perkawinan dapat dilaksanakan oleh pasangan calon suami istri yang beragama Islam di Kota Medan khususnya bagi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi pasta labu kuning dan tepung beras ketan putih berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air, kadar sukrosa, tekstur,

Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa perdagangan orang merupakan suatu proses tindakan perekrutan, pengiriman, pemindahan, penempatan atau penerimaan

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan karya tulis yang berjudul “Musik Dalam Kesenian Topeng Ireng di

MINAHASA TENGGARA TOTAL SUARA NAMA PARTAI, NOMOR DAN NAMA CALON.. ANGGOTA DPR-RI KABUPATEN/

Lebih lanjut Santrock (dalam Astuti, 2013) menjelaskan bahwa ketika seorang individu memiliki kemampuan untuk memecahkan konflik maka tidak akan terjadi perilaku agresivitas