PENGARUH PELAYANAN DAN KEUNGGULAN PRODUK
TERHADAP KEPUASAN NASABAH DI BANK MUAMALAT
TULUNGAGUNG
Oleh
SEPTIANA DWI EXMAWATI
NIM. 3223103063
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) TULUNGAGUNG
2014
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGAJUAN ii
HALAMAN PERSETUJUAN iii
HALAMAN PENGESAHAN iv
HALAMAN PERSEMBAHAN v
HALAMAN MOTTO vi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
ABSTRAK xx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 6
C. Tujuan Penelitian 7
D. Hipotesis Penelitian 7
E. Kegunaan Penelitian 7
F. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian 9
G. Penegasan Istilah 9
H. Sistematika Penulisan Skripsi 11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pelayanan 13
1. Pengertian Pelayanan 14
2. Ciri-Ciri Pelayanan Yang Baik 13
3. Karakteristik Pelayanan Yang Baik 19
5. Pelayanan dalam perspektif Islam 21
B. Keunggulan Produk 25
1. Pengertian Produk 25
2. Pengertian Keunggulan Produk 26
3. Dimensi Kualitas Produk 28
4. Tingkatan Produk dan Jasa 29
5. Langkah Pengembangan Produk 31
6. Produk Perbankan Syariah 34
C. Kepuasan Nasabah 39
1. Pengertian Kepuasan Nasabah 39
2. Metode Pengukuran Kepuasan Nasabah 41
3. Faktor Pendukung Kepuasan Konsumen 44
4. Kepuasan Nasabah Menurut Perspektif Islam 48
D. Kajian Penelitian Terdahulu 50
G. Kerangka Berfikir Penelitian 52
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pola atau Jenis Penelitian 54
B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 54
C. Sumber Data, Variabel dan Skala Pengkurannya 55
D. Teknik Pengumpulan Data 57
E. Analisis Data 58
1. Uji Validitas dan Realibilitas 58
2. Uji Normalitas 59
3. Uji Regresi Linear Berganda 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 60
1. Sejarah Berdirinya BMI 60
3. Struktur Organisasi Lembaga 65
4. Job Discription BMI KCP Tulungagung 65
5. Sistem Pelayanan BMI KCP Tulungagung 65
6. Sistem Promosi BMI KCP Tulungagung 67
B. Profil Responden 68
C. Deskripsi Responden 68
D. Deskripsi Variabel 72
E. Analisa Data dan Pengujian Hipotesis 81
F. Pembahasan Hasil Penelitian 93
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 97
B. Saran 98
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
ABSTRAK
Skripsi dengan judul “Pengaruh Pelayanan dan Keunggulan Produk Terhadap Kepuasan Nasabah di Bank Muamalat Tulungagung” ini ditulis oleh Septiana Dwi Exmawati, 3223103063, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Jurusan Perbankan Syari’ah, Institut Agama Islam Negeri Tulungagung dibimbing oleh Qomarul Huda, M.Ag
Penelitian dalam skrispsi ini dilatarbelakangi oleh Selain menerapkan pelayanan yang terbaik, Bank Muamalat Tulungagung selalu berupaya untuk memberikan produk yang berkualitas dan unggul dibandingkan produk yang dimiliki bank-bank lain sebagai pesaingnya. Keunggulan produk diciptakan Bank Muamalat Tulungagung agar nasabahnya tetap setia memakai dan menikmati jasa yang diberikan Bank Muamalat tersebut. Kualitas pelayanan dan kualitas produk bagi nasabah dapat mempengaruhi kepuasan nasabah, dalam jangka panjang kepuasan pelanggan dapat dijadikan tujuan utama bagi perencanaan strategi pemasaran di perbankan.
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah (1) Apakah Ada Pengaruh Faktor Pelayanan terhadap kepuasan nasabah di Bank Muamalat Tulungagung ? (2) Apakah Ada Keunggulan Produk berpengaruh terhadap kepuasan nasabah Bank Muamalat Tulungagung ? (3) Diantara Faktor Pelayanan dan Keunggulan Produk manakah yang paling berpengaruh terhadap kepuasan nasabah di Bank Muamalat Tulungagung ?
. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari hasil angket yang telah diisi oleh nasabah Bank Muamalat Tulungagung yang menjadi sampel penelitian. Pada penelitian ini mengunakan uji normalitas data, uji regresi berganda dan uji hipotesis.
Dari hasil analisis regresi berganda dapat disimpulkan bahwa, variable pelayanan mempengaruhi kepuasan nasabah Bank Muamalat Tulungagung dengan tingkat signifikasi sebesar 0,000, selanjutnya variable keunggulan produk mempengaruhi kepuasan nasabah Bank Muamalat Tulungagung dengan tingkat signifikasi sebesar 0,02. Sedangkan dari hasil uji F ternyata Faktor pelayanan merupakan faktor yang lebih berpengaruh terhadap kepuasan nasabah Bank Muamalat Tulungagung dibandingkan keunggulan produk
BAB I
LATAR BELAKANG
A. LATAR BELAKANG
Di Era Globalisasi seperti saat ini, bisnis perbankan merupakan bisnis
kepercayaan dimana bank harus mampu memberikan jasa yang aman pada
nasabahnya. Bagi dunia perbankan, khususnya di Indonesia semaraknya kegiatan
perbankan baru dilakukan di era tahun 1980-an. Sebelumnya, dunia perbankan
di Indonesia masih bersifat pasif, dalam arti hanya menunggu nasabah datang ke
bank.1 Setelah didirikannya Bank Muamalat pada tahun 1992 Perbankan Syariah
di Indonesia semakin diperkenalkan dan difahami keberadaannya. Masyarakat
pun semakin merasakan manfaat perbankan ini, semakin kuat dukungan dari
Pemerintah, dunia usaha maupun Perbankan Konvensional untuk memperluas
jaringan Perbankan Syariah sehingga semakin berkembang. Perkembangan bank
syariah dapat dilihat sejak munculnya atau berdirinyan Bank Muamalat pada
tahun 1992 sebagai pelopor bank-bank syariah di Indonesia. Kemudian disusul
Bank Syariah Mandiri dan bank-bank syariah lainnya hingga sampai sekarang.
Bank sebagai lembaga intermediasi, menerima simpanan dari nasabah
dan meminjamkan kepada nasabah lain yang membutuhkan dana. Dalam
lembaga syari’ah tidak terdapat sistem bunga karena prinsip operasionalnya
menggunakan bagi hasil.2 Keberadaan Bank Syari’ah dalam sistem Perbankan di
Indonesia sebenarnya telah dikembangkan sejak tahun 1992 sejalan dengan UU
No.7 Tahun 1992 tentang perbankan. Namun demikian UU tersebut belum
mampu memberikan landasan yang kuat terhadap perkembangan perbankan.
Karena belum secara tegas mengatur mengenai pengembangan lembaga
keuangan tersebut, melainkan hanya mengenai sistem bagi hasil. Oleh karena itu
pada tahun 1998 dilakukan amandemen Undang-undang tentang Perbankan
Syariah No.10 tahun 1998 yang berisi tentang peningkatan peranan bank syariah
untuk menampung aspirasi dan kebutuhan masyarakat. Arah kebijakan regulasi
ini dimaksudkan agar ada peningkatan peranan bank nasional sesuai fungsinya
dalam menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat dengan prioritas
koperasi, pengusaha kecil, dan menengah serta seluruh lapisan masyarakat
tanpa diskriminasi.3
Upaya pengembangan kualitas pelayanan yang diberikan Bank Syariah
tidak cukup hanya berlandaskan Undang-Undang saja tetapi juga harus
berorientasi pada pasar atau masyarakat sebagai pengguna jasa perbankan. Bank
Syariah dalam hal layanan kepada masyarakat jenis produk atau jasa yang
ditawarkan perlu ditingkatkan. Hal ini terkait dengan harapan masyarakat bahwa
mereka berhubungan baik dengan bank yang nyaman dan mudah dalam
melakukan transaksi. Dalam Al-Qur’an Surat Ali-Imron ayat 159 telah
memberikan pedoman kepada orang mu’min (pelaku usaha) agar berlemah
lembut (memuaskan) kepada seseorang (pelanggan).
3Undang-Undang No.10 Tahun 1998 dalam
Artinya :
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.4
Pelayanan sangat penting dilakukan pada sektor perbankan khususnya
perbankan syariah. Pelayanan merupakan perilaku bank dalam rangka
memenuhi kebutuhan dan keinginan demi tercapainya kepuasan nasabah. Pada
Bank Muamalat Tulungagung dalam hal pelayanan khusunya di bagaian
Customer Servis kurang begitu murah senyum dalam melayani nasabah yang
sedang minta informasi ataupun pembukaan rekening tabungan. Sedangkan
pada teller kurangnya karyawan dalam melayani nasabahnya, karena seandainya
nasabah banyak yang melakukan transaksi teller hanya satu maka nasabah
merasa bosan menunggu antrian yang panjang tersebut. Hal yang paling penting
dalam suatu bank adalah kualitas pelayanan yang diberikan, nasabah akan
merasa puas jika pelayanan yang diberikan itu baik dan murah senyum. Karena
keberhasilan suatu produk sangat ditentukan dari baik atau tidaknya pelayanan
yang diberikan.
Selain pelayanan yang baik produk yang unggul juga berperan penting
terhadap kepuasan nasabah. Semakin pesatnya persaingan saat ini membuat
sektor perbankan saling bersaing dalam menawarkan keunggulan produknya
masing-masing. Keunggulan produk didapatkan dengan cara menemukan
keseluruhan harapan pelanggan, meningkatkan nilai produk atau pelayanan
dalam rangka memenuhi pelanggan. Produk yang ditawarkan Bank Muamalat
Tulungagung berupa Tabungan Muamalat Prima, Tabungan Muamalat Gold,
TabunganKu, KPR Muamalat IB, Deposito Muamalat dan Tabungan Muamalat
Wisata dan Tabungan Muamalat Regular. Setiap produk-produk tersebut
mempunyai fasilitas yang berbeda satu dengan yang lainnya. Diantara produk
tersebut yang merupakan produk unggulan Bank Muamalat Tulungagung yaitu
Tabungan Muamalat Prima, Tabungan Muamalat Gold dan KPR Muamalat IB.
Di samping persaingan yang sangat ketat saat ini, bank harus menerapkan
sistem pelayanan yang berkualitas tinggi pada seluruh produk dan jasanya.
Produk dan jasa yang ditawarkan pada hakekatnya ditujukan untuk pemuasan
kebutuhan nasabah di dalam seluruh aktivitas keuangannya, untuk memenuhi
hal tersebut bank harus secara kreatif menciptakan produk dan jasa yang dapat
memenuhi kebutuhan nasabahnya. Kemudian untuk menang dalam suatu
berdasarkan pada kualitas produk saja, tetapi juga tergantung dari strategi yang
diterapkan oleh perusahaan. Keberhasilan suatu produk baru menjadi kunci
utama bagi banyak perusahaan. Hal tersebut menjadi bahan diskusi semenjak
keunggulan produk, terlepas barang atau jasa menjadi salah satu jalan bagi
organisasi untuk beradaptasi terhadap perubahan pasar, teknologi dan kompetisi
dalam suatu industri.
Bagi perusahaan yang bergerak di bidang jasa perbankan, memuaskan
nasabah adalah hal pokok yang tidak boleh di abaikan, dimana kepuasan
nasabah merupakan aspek strategis dalam memenangkan persaingan
mempertahankan citra perusahaan di masyarakat luas.5 Kepuasan pelanggan
ditentukan oleh kualitas produk dan layanan yang dikehendaki pelanggan,
sehingga jaminan kualitas menjadi kualitas utama bagi suatu perusahaan. Untuk
kepuasan pelanggan terhadap layanan, ada dua hal pokok yang saling berkaitan
erat yaitu harapan pelanggan terhadap kualitas pelayanan dan persepsi
konsumen terhadap kualitas layanan. Pelanggan selalu menilai suatu layanan
yang diterima dibandingkan dengan apa yang diharapakan atau diinginkan6.
Sampai saat ini kepuasan nasabah masih menjadi masalah dan prioritas
utama Bank Muamalat Tulungagung agar mampu bertahan dalam ketatnya
persingan antar bank syariah di Tulungagung. Untuk mempertahankan
nasabahnya, Bank Muamalat Tulungagung menerapkan pelayanan yang terbaik
5M. Syafe’i Antonio,“Bank Islam: Teori dan Praktik”, (Jakarta: Gema Insani Press, 2000),
hal.16
dan bermutu dalam melayani semua nasabahnya tanpa terkecuali. Dalam
memenuhi kebutuhan dan kepuasan nasabahnya, Bank Muamalat Tulungagung
memiliki standart yang sama dalam mengukur pelayanan yang baik.
Selain menerapkan pelayanan yang terbaik, Bank Muamalat Tulungagung
selalu berupaya untuk memberikan produk yang berkualitas dan unggul
dibandingkan produk yang dimiliki bank-bank lain sebagai pesaingnya.
Keunggulan produk diciptakan Bank Muamalat Tulungagung agar nasabahnya
tetap setia memakai dan menikmati jasa yang diberikan Bank Muamalat
tersebut. Keunggulan tersebut berupa Tabungan Muamalat Prima, Tabungan
Gold dan KPR Muamalat IB. Di mana setiap produk tersebut memiliki
keunggulan-keunggulan tersendiri yang tidak dimiliki bank lainnya. Seperti pada
Tabungan Muamalat Gold yang memiliki keunggulan untuk bertransaksi
pembayaran di merchant Visa di seluruh Indonesia.
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat diketahui bahwa kualitas
pelayanan dan kualitas produk bagi nasabah dapat mempengaruhi kepuasan
nasabah. Dalam jangka panjang kepuasan pelanggan dapat dijadikan tujuan
utama bagi perencanaan strategi pemasaran di perbankan. Berdasarkan uraian
diatas, peneliti ingin meneliti tentang pelayanan dan keunggulan produk yang di
miliki Bank Muamalat Tulungagung. Oleh karena itu, peneliti menyusun
penelitian yang berjudul “Pengaruh Pelayanan Dan Keunggulan Produk
B. Fokus Penelitian
1. Bagaimana Pengaruh Faktor Pelayanan terhadap kepuasan nasabah di Bank
Muamalat Tulungagung ?
2. Bagaimana pengaruh Keunggulan Produk terhadap kepuasan nasabah Bank
Muamalat Tulungagung ?
3. Diantara Faktor Pelayanan dan Keunggulan Produk manakah yang paling
berpengaruh terhadap kepuasan nasabah di Bank Muamalat Tulungagung ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh dari faktor pelayanan pada Bank Muamalat
Tulungagung terhadap Kepuasan Nasabah.
2. Untuk mengetahui pengaruh keunggulan produk pada Bank Muamalat
Tulungagung terhadap Kepuasan Nasabah.
3. Untuk mengetahui faktor manakah yang paling berpengaruh terhadap
kepuasan nasabah di Bank Muamalat Tulungagung ?
D. Hipotesa Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka hipotesis
penelitian ini adalah seperti berikut:
1. H1 = Faktor pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan nasabah
pada Bank Muamalat Tulungagung.
nasabah pada Bank Muamalat Tulungagung
3. H1 dan H2 berpengaruh signifikan terhadap kepuasan nasabah pada Bank
Muamalat Tulungagung.
E. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Pengertian ini secara teoritis bahwa pelayanan dan keunggulan
produk sangat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan
nasabah. Sehingga kedua variabel tersebut harus diterapkan secara
bersamaan guna tercapai tujuan yaitu kepuasan nasabah.
2. Secara Praktis
a. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
rujukan untuk peneliti selanjutnya yang akan meneliti dalam bidang
perbankan Islam.
b. Bagi Bank Muamalat Tulungagung
Temuan diharapkan dapat berguna bagi pihak Bank Muamalat
Tulungagung untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan jasanya
terhadap nasabahnya, agar dapat lebih menerapkan prinsip-prinsip
syari’ah dalam menjalankan perusahaannya agar berhasil menjadi
c. Bagi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Perbankan Syariah
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
masukan yang sangat berguna dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
khususnya dibidang lembaga keuangan syari’ah dan menambah khasanah
bacaan ilmiah.
F. Ruang Lingkup Dan Pembatasan Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini digunakan untuk mengetahui tentang
variabel-variabel yang diteliti, membatasi permasalahan yang akan diteliti dan
lokasi penelitian sehingga tidak menyimpang dari tujuan yang dikehendaki.
Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Subyek penelitian ini adalah nasabah pada Bank Muamalat Tulungagung.
2. Penelitian ini mengkaji tentang pelayanan dan keunggulan produk
terhadap kepuasanan nasabah pada Bank Muamalat Tulungagung.
3. Peneliti mengambil sample penelitian pada Bank Muamalat Tulungagung.
G. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan devinisi variabel secara operasional,
yang diteliti. Variabel penelitian terdiri dari dua macam, yaitu variabel terikat (Y)
dan variabel bebas (X). Definisi operasional dalam penelitian ini mencakup :
a. Secara konseptual
1. Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang,
benda dan sebagainya).7 Pengaruh yang dimaksudkan dalam
penelitian ini adalah daya yang timbul antara pelayanan dan
keunggulan produk terhadap kepuasan nasabah Bank Muamalat
Tulungagung.
2. Pelayanan adalah kemudahan yang diberikan sehubungan dengan
jual beli barang atau jasa.8 Pelayanan yang dimaksudkan dalam
penelitian ini adalah melayani nasabah Bank Muamalat
Tulungagung sesuai kebutuhannya.
3. Keunggulan Produk adalah kekuatan barang atau jasa yang dibuat
atau nilainya lebih utama daripada yang lain.9 Keunggulan Produk
yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah setiap tawaran
barang/ jasa yang yang diberikan Bank Muamalat Tulungagung
dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan.
4. Kepuasan adalah tingkat perasaan dimana seseorang menyatakan
hasil yang diharapkan tercapai.10 Kepuasan yang dimaksudkan
7Suharto, Tata Iryanto,Kamus Bahasa Indonesia Terbaru,(INDAH: Surabaya, 1996),
hal.197
8Ibid., hal.195 9Ibid., hal.269 10Ibid., hal.209
dalam penelitian ini adalah rasa senang karena apa yang diharapkan
dan apa yang diterima nasabah Bank Muamalat Tulungagung itu
tercapai.
5. Nasabah adalah orang yang mempunyai rekening simpanan atau
pinjaman kepada pihak bank/ pelanggan.11 Nasabah yang
dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pelanggan yang
berhubungan langsung dengan Bank Muamalat Tulungagung
b. Secara Operasional
Pengaruh Pelayanan dan Keunggulan Produk Terhadap Kepuasan
Nasabah di Bank Muamalat Tulungagung adalah bagaimana cara
mengukur baik buruknya memberikan pelayanan dan jasanya yang
dilakukan Bank Muamalat Tulungagung terhadap nasabahnya yang
sesuai dengan Sistem Operasional Perbankan yang berlaku yang
berdampak terhadap kepuasan nasabahnya.
H. Sistematika Skripsi
Untuk memberikan gambaran isi skripsi maka sistematikanya adalah
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN, di dalamnya memuat latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian,
ruang lingkup dan keterbatasan penelitian, definisi operasional, dan sistematika
penulisan skripsi.
BAB II LANDASAN TEORI, di dalamnya memuat Pelayanan meliputi:
pengertian pelayanan, ciri-ciri pelayanan yang baik, karakteristik pelayanan,
dimensi pelayanan, Keunggulan Produk meliputi: pengertian keunggulan produk,
dimensi kualitas produk, tingkatan produk dan jasa, langkah-langkah
pengembangan produk, produk Bank, Kepuasan Nasabah meliputi: pengertian
kepuasan nasabah, metode pengukuran kepuasan nasabah, teknik pengukuran
kepuasan nasabah, faktor-faktor pendorong kepuasan pelanggan, penelitian
terdahulu, dan kerangka berfikir.
BAB III METODE PENELITIAN, di dalamnya memuat: pendekatan dan jenis
penelitian, populasi dan sampel penelitian, sumber data, variabel dan skala
pengukuran, tekhnik pengumpulan data dan instrumen penelitian, dan analisis
data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, di dalamnya memuat: hasil
penelitian meliputi: deskripsi data dan pengujian hipotesis, dan pembahasan.
BAB V PENUTUP, di dalamnya memuat kesimpulan dan saran.
Adapun bagian akhir dalam skripsi ini akan memuat tentang
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pelayanan
1. Pengertian Pelayanan
Menurut Kotler pelayanan adalah sesuatu yang tidak berwujud
yang merupakan tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah
satu pihak ke pihak lain dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan
apapun.12Menurut Valarie A. Zethmal dan Mary Jo Bitner mendefinisikan
pelayanan merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya bukan
12Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra,Service, Quality dan Satisfication, (Yogyakarta:
berbentuk produk fisik atau kontruksi, yang umumnya dihasilkan dan
dikonsumsi secara bersamaan serta memberikan nilai tambah.13
Sedangkan Lovelock mendefinisikan pelayanan sebagai proses daripada
produk, dimana suatu proses melibatkan input dan
mentranformasikannya sebagai output.14
Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa di dalam pelayanan
selalu ada aspek interaksi antara pihak konsumen dan pihak produsen,
meskipun pihak-pihak yang terlibat tidak selalu menyadari. Pelayanan
bukan suatu barang, melainkan suatu proses atau aktivitas yang tidak
berwujud. Pengertian pelayanan dalam konteks Perbankan Syariah ialah
memberikan pelayan sesuai dengan standar prosedur pelayanan yang
ada, dan harus dengan SALAM (Senyum Amanah Luwes Antusias
Melayani) baik dalam memberikan penjelasan produk maupun complain
nasabah.15
2. Ciri-Ciri Pelayanan yang Baik
Banyak bank ingin selalu dianggap baik oleh nasabah karena
nasabah akan menjadi pelanggan setia terhadap produk atau jasa yang
ditawarkan. Disamping itu, bank juga berharap dari pelayanan baik yang
diberikan, nasabah dapat ikut mempromosikan bank kepada nasabah
13Rambat Supriyadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta: Salemba
Empat, 2009), hal.6
14Arief Muhtosim, Pemasaran Jasa dan Kualitas Pelayanan, (Malang: Bayumedia
Publishing, 2007), hal.11
15Wawancara Prasetyo Rinie Budi Utami (Relationship Manager Marketing
lain. Hal ini merupakan keuntungan tersendiri bagi bank. Dalam
memberikan pelayanan yang baik, bank telah menetapkan standar yang
didukung dengan sarana dan prasarana yang ada sehingga kepuasan
nasabah dapat terpenuhi.16
Selain itu, pelayanan yang baik memiliki ciri-ciri tersendiri. Dalam
hal ini, bank menggunakan kriteria untuk membentuk ciri-ciri pelayanan
yang baik yang didorong oleh beberapa faktor pendukung yang
berpengaruh langsung terhadap mutu pelayanan yang diberikan.
Pertama adalah faktor manusia yang memberikan pelayanan
tersebut. Manusia (Customer Service Officer) yang melayani nasabah
harus memiliki kemampuan melayani pelanggan secara tepat dan cepat.
Disamping itu, Customer Service Officer harus memiliki kemampuan
dalam berkomunikasi, sopan santun, ramah, dan bertanggung jawab
penuh terhadap nasabahnya.
Kedua adalah faktor tersedianya sarana dan prasarana yang
mendukung kecepatan, ketepatan, dan keakuratan pekerjaan. Sarana dan
prasarana yang dimiliki harus dilengkapi oleh kemajuan teknologi terkini.
Pada akhirnya, sarana dan prasarana ini dioperasikan oleh manusia yang
berkualitas. Sehingga, kedua faktor pendukung di atas, saling menunjang
satu sama lainnya.17
16Endar Sugiarto,Psikologi Pelayanan dalam Industri Jasa,(Jakarta: Gramedia,
1999)
17Iwandah, “Pelayanan Terhadap Nasabah”, dalam
Setelah ada faktor pendukung yang berpengaruh terhadap mutu
layanan, terbentuklah ciri-ciri pelayanan yang baik, antara lain sebagai
berikut:
a. Sarana Fisik. Sarana fisik terdiri dari dua unsur yaitu tersedianya
karyawan yang baik dan tersedianya sarana dan prasarana yang baik.
Customer Service Officer yang baik harus ramah, sopan, menarik, cepat
tanggap, pandai bicara, menyenangkan serta pintar, karena kenyamanan
nasabah sangat tergantung dari Customer Service Officer yang
melayaninya. Salah satu hal yang paling penting yang harus diperhatikan
adalah sarana dan prasarana yang dimiliki bank. Dalam konteks
Perbankan Syari’ah yang merupakan unsur sarana fisik yaitu karyawan
yang baik harus sesuai dengan SOP (Sistem Operasional Perbankan)
dalam memberikan pelayanan harus rapi dan sopan dalam
berpenampilan dan sesuai dengan SALAM. Sedangkan sarana dan
prasarana yang baik adalah disediakannya sistem yang baik dan up to
date sehingga mempermudah transaksi nasabah, misalnya : internet
banking, mobile banking, CMS (Cash Management System Muamalat).18
b. Tanggung Jawab. Dalam menjalankan kegiatan pelayanan, Customer
Service Officerharus mampu bertanggung jawab melayani setiap nasabah
dari awal hingga selesai. Nasabah akan merasa puas jika mereka
merasakan adanya tanggung jawab dari Customer Service Officer
18Wawancara, Prasetyo Rinie Budi Utami (Relationship Manager Marketing Funding
tersebut. Dalam konteks Perbankan Syariah Seorang Customer Service
harus mampu memberikan keterangan kepada nasabah baik produk
maupun sistem yang ada dalam perbankan tersebut, dan harus mampu
membantu nasabah dalam melakukan pembukaan rekening maupun
masalah yang dihadapi nasabah yang berhubungan denga sistem yang
ada di perbankan tersebut.
c. Responsif. Seorang Customer Service Officer harus mampu melayani
saecara cepat dan tepat. Dalam melayani nasabah, Customer Service
Officer harus melakukannya sesuai prosedur layanan yang ditetapkan
bank. Melayani secara cepat artinya melayani dalam batasan waktu yang
normal. Pelayanan untuk setiap transaksi sudah memiliki standar waktu,
namun karyawan juga harus pandai mengatur waktu dan jangan
berbicara hal-hal diluar konteks pekerjaan secara berlebihan pada saat
melayani nasabah. Sedangkan melayani secara tepat artinya jangan
sampai terjadi kesalahan baik dalam hal pembicaraan maupun pekerjaan.
Dalam konteks Perbankan Syariah Seorang Customer Serviceharus selalu
responsif terhadap kendala yang dihadapi nasabah dan harus mampu
membantu menyelesaikan kendala nasabah tersebut.
d. Komunikatif. Mampu berkomunikasi artinya Customer Service Officer
harus mampu dengan cepat memahami keinginan nasabah. Selain itu,
jelas dan mudah dimengerti. Dalam konteks Perbankan Syariah Seorang
CS harus bisa memberikan atau menawarkan produk yang sesuai denga
keinginan nasabah, sesuai dengan varian produk yang ada di perbankan
tersebut.sehingga nasabah merasakan puas.
e. Keamanan. Memberikan jaminan kerahasiaan setiap transaksi artinya
Customer Service Officer harus menjaga kerahasiaan informasi data
nasabah, terutama yang berkaitan dengan uang dan pribadi nasabah.
Dalam perusahaan perbankan kerahasiaan nasabah sangat dijunjung
tinggi. Bank tidak boleh sembarangan memberikan informasi kecuali
memang dipersyaratkan oleh undang-undang. Menjaga rahasia nasabah
merupakan ukuran kepercayaan nasabah kepada bank. Dalam konteks
Perbankan Syari’ah Seorang CS harus bisa menjaga kerahasiaan data
nasabah sehingga nasabah merasa aman serta nyaman jika memberikan
informasi pribadi kepada CS tersebut, dan semakin loyal terhadap
perbankan tersebut.
f. Kecakapan. Untuk menjadi Customer Service Officer yang khusus
melayani nasabah, customer service harus memiliki kemampuan dan
pengetahuan tertentu. Karena tugas CS selalu berhubungan dengan
nasabah. CS harus dididik khusus mengenai kemampuan dan
pengetahuan untuk menghadapi nasabah maupun kemampuan dalam
segala sesuatu tentang produk dan sistem yang sedang berjalan di
perbankan tersebut sehingga seorang CS selalu bisa memberikan
informasi dan membantu kendala nasabah.
g. Pemahaman. Berusaha memahami kebutuhan nasabah artinya karyawan
hgarus cepat tanggap terhadap apa yang diinginkan oleh nasabah.
Usahakan mengerti dan memahami keinginan dan kebutuhan nasabah
secara tepat. Dalam konteks Perbankan Syari’ah Pemahaman hampir
sama keterangannya dengan komunikatif seorang CS harus paham betul
mengenai produk yang terdapat dalam perbankan tersebut sehingga
dapat memberikan atau menawarkan produk sesuai dengan keinginan
nasabah.
h. Kredibilitas. Kepercayaan calon nasabah kepada bank mutlak diperlukan
sehingga calon nasabah mau menjadi nasabah bank yang bersangkutan.
Kepercayaan merupakan ujung tombak bank untuk menjalankan
aktivitasnya. Sekali pelayanan yang diberikan dapat memuaskan nasabah,
maka akan menimbulkan kepercayaan kepada nasabah tersebut. Dalam
konteks Perbankan Syari’ah seorang CS harus memberikan rasa yang
aman dan nyaman dalam melayani, agar nasabah selalu merasa puas
dalam pelayanannya.
i. Keramahan. Keramahan adalah sikap positif dan perilaku terhormat yang
kermahan dan keakraban kepada nasabah, agar nasabah merasa senang
dan nyaman ketika berhadapan dengan karyawan bank. Dalam konteks
Perbankan Syari’ah seorang CS harus selaru ramah dan selalu senyum
dalam melayani nasabah, agar nasabah selalu merasakan kepuasannya
dalam melayani.
j. Hubungan. Masing-masing bagian dalam bank harus memiliki kemudahan
akses dalam berkomunikasi dengan nasabahnya. Sehingga apabila
nasabah ingin berkomunikasi langsung dengan bagian tertentu nasabah
dapat berbicara langsung dengan karyawan bank yang bersangkutan.
Seorang CS harus bisa menjaga hubungan baik dengan nasabahnya, agar
nasabah tersebut bisa bertahan lama untuk menjadi nasabahnya.
3. Karakteristik Pelayanan Yang Baik
Pelayanan memiliki empat karakteristik utama, yaitu :19
a) Tidak dapat berwujud (Intangibility). Pelayanan tidak dapat dilihat,
dirasa, diraba, didengar atau dicium sebelum ada transaksi
pembelian. Contoh riil pelayanan yang tidak berwujud dalam
Perbankan Syari’ah itu berupa Jasa.
b) Tidak dapat dipisahkan (Inseparability). Pelayanan biasanya
diproduksi dan dikonsumsi pada waktu yang bersamaan, sehingga
hubungan antara pemberi dan penerima pelayanan menjadi penting
dalam pemasarannya. Contoh riil pelayanan yang tidak dapat
19E.Catur Rismiati dan Bondan Suratno,Pemasaran Barang dan Jasa,(Yogyakarta:
dipisahkan dalam Perbankan Syari’ah itu berupa Produk.
c) Berubah-ubah (Variability). Pelayanan mudah sekali berubah-ubah
atau tidak konsisten tergantung siapa pemberi jasa, kapan dan
dimana diberikan. Contoh riil pelayanan yang berubah-ubah dalam
Perbankan Syariah itu berupa Varian Produk.
d) Daya tahan (Pherishability). Pelayanan tidak dapat disimpan sebagai
persediaan yang siap dijual atau dikonsumsi pada saat diperlukan,
karena hal tersebut maka pelayanan tidak tahan lama.
4. Dimensi Pelayanan
Menurut Pasuraman terdapat lima dimensi pelayanan, yaitu :20
a) Berwujud (tangible) yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam
menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan
kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan yang dapat
diandalkan keadaan lingkungan sekitarnya merupakan bukti nyata
dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Hal ini meliputi
ruang tunggu pelayanan, perlengkapan yang digunakan dan
Penampilan Petugas Pelayanan.
b) Keandalan (reliability) yaitu kemampuan perusahaan untuk
memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat
dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan,
Keandalan petugas dalam memberikan informasi pelayanan,
Keadalan petugas dalam melancarkan prosedur pelayanan, dan
Keadalanan petugas dalam memudahkan teknis pelayanan..
c) Ketanggapan (responsiviness) yaitu suatu kebijakan untuk membantu
dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan
dengan penyampaian informasi.
d) Jaminan dan Kepastian (assurance) yaitu pengetahuan, kesopan
santunan dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk
menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan. Hal
ini meliputi kemampuan administrasi petugas pelayanan,
kemampuan teknis petugas pelayanan dan kemampuan sosial
petugas pelayanan.
e) Empati (emphaty) yaitu memberikan perhatian yang tulus dan
bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan
dengan berupaya memahami keinginan konsumen. Hal ini meliputi
perhatian petugas pelayanan, kepedulian petugas dan keramahan
petugas pelayanan.
Dalam konteks perbankan syariah, dapat disimpulkan bahwa
dimensi mutu pelayanan terdiri dari lima karakteristik yang saling
berhubungan. Dalam penelitian ini, Bank Muamalat Tulungagung
juga menggunakan ke lima karakteristik tersebut sebagai standart
5. Pelayanan dalam Perspektif Islam
Islam mengajarkan bila ingin memberikan hasil usaha baik berupa
barang maupun pelayanan hendaknya memberikan yang berkualitas,
jangan memberikan yang buruk atau yang tidak berkualitas kepada orang
lain.21
Seperti dijelaskan dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 267:
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.22
Dalam ekonomi konvensional, pilihan didasarkan atas selera
pribadi masing-masing. Manusia boleh mempertimbangkan tuntunan
agama, boleh juga mengabaikan. Sedangkan dalam ekonomi Islam,
keputusan pilihan ini tidak dapat dilakukan semaunya saja, semua
perilaku harus dipandu oleh Allah lewat Al-Qur’an dan Hadis. Fasilitas
21http://lib.uin.malang.ac.id/files/thesis/fullchapter/03220148.PENGARUH+KUA
LITAS+PELAYANAN+TERHADAP+KEPUASAN+NASABAH+BANK+SYARIAH+MANDIRI.pdf
dalam Islam dan konvensional juga tidak mengalami perbedaan yang
signifikan, perbedaanya hanya terletak pada proses penggunaannya yang
mana ketika pelaku bisnis memberikan pelayanan dalam bentuk fisik
hendaknya tidak menonjolkan kemewahan. Dalam mewujudkan nilai-nilai
ibadah dalam bekerja yang dilakukan oleh setiap insan diperlukan adab
dan etika yang membingkainya, sehingga nilai-nilai luhur tersebut tidak
hilang sia-sia. Sebagaimana firman Allah dalam surat Adz-Dzariyyat ayat
56:
Artinya:
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.23
Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah menciptakan manusia, tidak
lain agar kita beribadah kepadaNya dan tidak menyekutukanNya dengan
sesuatu pun. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa semua aktivitas hidup
manusia merupakan aktivitas penghambaan kepada Allah. Begitu juga
dalam aktivitas ekonomi yang dilakukan harus dalam rangka kepatuhan
terhadap segala ketentuan Allah SWT.
Diantara adab dan etika dalam bekerja dalam Islam adalah :
a. Ihsan, yakni perbuatan seseorang untuk melakukan perbuatan
yang ma’ruf dan menahan diri dari dosa. Dia mendermakan
23Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: PT.Karya Toha Putra, 1999),
kebaikan kepada hamba Allah yang lainnya baik melalui
hartanya, kehormatannya, ilmunya maupun raganya. Salah
satu bentuk ihsan yang paling utama adalah berbuat baik
kepada orang yang berbuat jelek kepada kita, baik dengan
ucapan atau perbuatannya.
b. Itqan, secara bahasa berarti mengerjakan sesuatu dengan
sempurna. Namun dalam beberapa hal, itqan juga sering
diartikan melampaui target. Dalam marketing, itqan bisa
diartikan dengan penjualan produk minimal mencapai
targetnya atau bahkan melampaui targetnya. Itqan dalam
bekerja adalah bagaimana pekerjaan yang dilakukan seseorang
tuntas, selesai, rapi dan tidak menimbulkan permasalahan
lainnya.
c. Taysir, dalam memberikan pelayanan orang muslim juga harus
memperhatikan aspek mempermudah orang lain, dalam
proses mencari rezeki orang tersebut.
d. Samahah, kata samhan sendiri secara bahasa memiliki arti
longgar, toleransi, membuat orang lain senang. Sehingga
seorang pebisnis yang baik, ia akan memudahkan dan
menyenangkan orang lain ketika bertransaksi dengannya.
dilakukan oleh setiap manusia dalam berbagai segi kehidupan
termasuk dalam bermuamalah, kejujuran menjadi bukti
adanya komitmen akan pentingnya perkataan yang benar
sehinggadapat dijadikan pegangan. Dengan demikian
kejujuran merupakan nilai moral yang mendasar untuk
menggapai ridha Allah dalam praktek perbankan syariah.
B. Keunggulan Produk
1. Pengertian produk
Produk adalah suatu himpunan dari atribut-atribut fisik atau
abstrak yang mungkin akan diterima pembeli sebagai pemenuhan
kebutuhannya. Sedangkan menurut Kotler produk adalah setiap tawaran
yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan.24 Dari pengertian di
atas juga dijelaskan mengenai jenis-jenis produk yang dapat diuraikan
sebagai berikut :
a. Barang : barang-barang fisik merupakan bagian yang terbesar dari
produksi dan usaha pemasaran. Di negara-negara yang sedang
berkembang, seperti bahan makanan, komoditas, pakaian dan
24Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran 1. Milenium ed. (Jakarta: PT. Prenhallindo,
perumahan merupakan bagian paling penting bagi keberhasilan
perekonomian. Dalam konteks Perbankan Syariah barang itu bisa
berupa: meja, kursi, seragam, telepon, komputer.
b. Jasa : jasa dalm kehidupan saat ini sangat meningkat proporsinya
seiring dengan perekonomian yang semakin berkembang. Jasa
dalam Perbankan Syariah itu berupa Produk. Produk dalam bank
ini bermacam-macam, misalnya: Tabungan Muamalat Wisata,
Tabunganku, Tabungan Muamalat Reguler.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa produk adalah
sesuatu yang memberikan manfaat baik dalam hal memenuhi
kebutuhan sehari-hari atau sesuatu yang ingin dimiliki oleh
konsumen.25Produk biasanya digunakan untuk dikonsumsi baik untuk
kebutuhan rohani maupun jasmani. Untuk memenuhi keinginan dan
kebutuhan akan produk, maka konsumen harus mengorbankan
sesuatu sebagai balas jasanya, misalnya dengan cara pembelian.
2. Keunggulan produk
Menurut Henard dan Szimanski keunggulan produk adalah
superioritas atau pembedaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
tawaran competitor.26 Unsur-unsur keunggulan produk, misalnya
keunikan, nilai dan keuntungan yang ditawarkan perusahaan harus dilihat
25Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2005), hal.136
26Henard, D.H. dan Szymanski, “Journal of Marketing Research”dalam D.M., 2001, “Why
some new products are more successful than others”, Journal of Marketing Research, Vol.XXXVIII August. (diakses tanggal 12 Maret 2014 pukul 09.15)
dari perspektif pelanggan yang didasarkan pada pemahaman atas
kebutuhan dan keinginan pelanggan dan juga dari faktor subjektif mereka
(suka dan tidak suka).
Cara yang dapat dilakukan adalah Kotler27:
a) Mula-mula menentukan kebutuhan, keinginan, preferensi, suka dan
tidak suka dari perspektif konsumen dengan melakukan riset
pemasaran. Dalam konteks Perbankan syariah adanya produk baru,
misalnya mengingat banyaknya orang yang mempunyai keinginan
haji maka Bank Muamalat menyediakan Tabungan Haji.
b) Melakukan analisis atas produk yang kompetitif, yaitu dengan
menganalisis kelemahan produk-produk competitor kemudian
membuat produk yang dapat mengatasi kelemahan-kelemahan
tersebut. Dalam konteks perbankan syariah Bank mengeluarkan ATM
yang bisa diambil dimana saja tanpa administrasi dan ada logo
visanya. Misalnya jika kita keluar negri tanpa harus membawa uang
banyak cukup membawa ATM.
c) Melakukan test dan verifikasi atas semua asumsi mengenai desain
produk yang dihasilkan dengan pembuatan prototip yang bisa dicoba
berpotensi mendorong kesuksesan produk baru. Dalam konteks ini
semua karyawan diwajibkan melakukan Cash Manajemen, Internet
Banking, Mini Banking dan Mobile Muamalat.
27Philip Kotler dan Kevin Lane Ketler,Manajemen Pemasaran,(Jakarta: Indeks, 2007),
Cooper dan Kleinschmidt menyatakan bahwa keunggulan
produk sangat ditentukan oleh keunikan manfaat yang diberikan
produk kepada pelanggan, superioritas produk, inovasi produk yang
terus-menerus, kemampuan produk memenuhi pelanggan,
kemampuan produk mereduksi biaya yang dikeluarkan pelanggan,
kecanggihan teknoloi produk dan desain produk itu sendiri.
Keunggulan produk dari perbankan syariah ialah ATM Bank
Muamalat bisa diambil dimana saja dan kapan pun tanpa biaya
administrasi yang sesuai syariah.28
3. Dimensi kualitas produk
Menurut Tjiptono Dimensi kualitas produk meliputi29:
a. Kinerja (performance), yaitu karakteristik operasi pokok dari produk
inti yang dibeli. Misalnya kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah
penumpang yang diangkut, kemudahan dan kenyamanan dalam
mengemudi.
b. Keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik sekunder atau
pelengkap. Misalnya kelengkapan interior dan eksterior seperti, AC,
sound system dan poower stering.
c. Keandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami
28Wawancara, Prasetyo Rinie Budi Utami (Relationship Manager Marketing Funding
Bank Muamalat Indonesia KCP Tulungagung), 25 April 2014
kerusakan atau gagal pakai. Misalnya mobil tidak sering macet.
d. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification), yaitu
sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi
standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya standar-standar
keamanan dan emisi terpenuhi, seperti as roda untuk truck tentunya
harus lebih besar daripada mobil sedan.
e. Daya tahan (durability), berkaitan dengan berapa lama produk
tersebut dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis
maupun umur ekonomis penggunaan mobil.
f. Estetika (asthetic), yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.
Misalnya bentuk fisik mobil yang menarik, model atau desain yang
artistik.
Hal ini dapat dijelaskan bahwa indikator-indikator tersebut
merupakan suatu hasil yang penting dalam mempengaruhi sukses
tidaknya suatu produk yang berdampak pada kinerja pemasaran.
Dalam perbankan syariah suatu produk tersebut dikatakan sukses atau
tidaknya itu tergantung terhadap marketing, selama marketing tidak
bekerja otomatis produk tersebut tidak akan jalan, akan tetapi apabila
marketing bekerja dengan giat maka produk tersebut akan sukses.
Produk sejelek apapun apabila kita pintar menawarkan pasti akan laris
Dalam konteks perbankan kualitas produk merupakan segala
sesuatu yang ditawarkan produsen kepada konsumen baik berupa
barang fisik maupun jasa. Dalam menawarkan kualitas produknya,
Bank Muamalat Tulungagung mempunyai kinerja, keistimewaan
tambahan, keandalan, daya tahan dan estetika untuk mengembangkan
produknya.
4. Tingkatan Produk dan Jasa
Lima tingkatan atau lingkaran produk adalah :30
a. Manfaat Inti
Manfaat inti sesungguhnya yang dibeli dan diperoleh oleh konsumen.
Kebutuhan konsumen paling fundamental adalah manfaat dan inilah
merupakan paling fundamental dari suatu produk. Seorang pemasar
harus mampu melihat dirinya sebagai seseorang yang menyediakan
manfaat kepada konsumen. Sehingga konsumen pun pada akhirnya
akan membeli produk tersebut karena manfaat inti yang ada
didalamya. Maksud dari manfaat ini di Perbankan Syariah yaitu CS
harus menyesuaikan kebutuhan nasabahnya.
b. Manfaat Dasar Tambahan
Tingkatan selanjutnya seorang pemasar harus mampu merubah
manfaat inti menjadi manfaat atau produk dasar. Pada inti produk
tersebut terdapat manfaat bentuk dasar produk atau mampu
30Al Arief Nur Rianto,Dasar – Dasar Pemasaran Bank Syari’ah, (Bandung: Alfabeta,
memenuhi fungsi dasar produk kebutuhan konsumen adalah
fungsional. Manfaat dasar tambahan dalam konteks perbankan
syariah misalnya tabungan, karena seandainya kita menabung di
rumah belum tentu uang tersebut bisa kumpul dan tidak aman.
c. Harapan Produk
Artinya serangkaian kondisi yang diharapkan dan disenangi, dimiliki
atribut produk tersebut. Kebutuhan konsumen adalah kelayakan.
Harapan produk dalam konteks perbankan syariah yaitu seorang CS
harus bisa memberikan kepuasan terhadap nasabahnya dan bisa
mendapatkan apa yang dikehendaki sesuai kebutuhannya.
d. Kelebihan yang dimiliki
Artinya salah satu manfaat dan pelayanan yang dapat membedakan
produk tersebut dengan produk pesaing. Kebutuhan konsumen
adalah kepuasan. Kelebihan yang dimiliki oleh perbankan syariah
yaitu ATM bisa diambil dimana saja dan memiliki logo VISA, jadi bisa
dinikmati meskipun berada di luar negeri.
e. Potensi Masa Depan Produk
Artinya bagaimana harapan masa depan produk tersebut apabila
terjadi perubahan dan perkembangan tekhnologi serta selera
konsumen. Kebutuhan konsumen adalah masa depan produk.
produk-produknya selalu mengikuti yang sedang berlaku (selalu update).
5. Langkah-Langkah pengembangan Produk
Produk yang ditawarkan ke pasar haruslah memenuhi keinginan
dan kebutuhan nasabahnya. Jadi, setiap produk selalu diarahkan guna
memenuhi kebutuhan dan keingina tersebut. Cara yang dilakukan itu
memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut melalui pengembangan
produk baru. Dalam rangka mengembangkan produk baru diperlukan
langkah-langkah tertentu, sehingga hasil pengembangan tersebut
benar-benar tepat sasaran.
Adapun langkah-langkah atau proses pengembangan produk baru
adalah sebagai berikut :31
a. Pembangkit gagasan
Pembangkit gagasan yaitu pencarian gagasan produk baru
secara sistematis melalui berbagai sumber seperti sumber dari
intern, pelanggan, pesaing, penyalur, pemerintah. Dalam konteks
perbankan syariah misalnya survey pelanggan, survey pesaing,
biasanya dilakukan oleh marketing.
b. Penyaringan gagasan
Penyaringan gagasan bertujuan untuk memilih yang terbaik
dari sejumlah gagasan yang terbaik dari sejumlah gagasan yang
ada sehingga menghasilkan gagasan yang menguntungkan. Dalam
31 Adiwarman A Karim,Bank Islam,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004)
konteks perbankan syariah penyaring gagasan misalnya
menganalisa produk yang lama masih layak atau tidaknya setelah
diadakan survey, seandainya tidak layak maka diganti produk yang
baru.
c. Pengembangan dan pengujian konsep
Hal ini penting dilakukan terhadap hasil penyaringan gagasan.
Pengujian konsep perlu dilakukan kepada sekelompok konsumen
melalui beberapa pertanyaan menyangkut konsep yang
ditawarkan. Dalam konteks perbankan syariah produk yang
dikeluarkan tersebut dieksperimenkan melalui pertanyaan
biasanya melelui angket, dari pertanyaan tersebut dapat dilihat
bagaimana respon nasabah terhadap produk yang akan
dikeluarkan tersebut.
d. Strategi pemasaran
Strategi pemasaran meliputi pengembangan mutu ukuran,
model, penjual, market share dan laba yang diinginkan, kemudian
strategi pemasaran menyangkut pula tentang harga yang layak di
masyarakat. Dari uraian tersebut strategi pemasaran perbankan
dapat diketahui apabila produk yang dikeluarkan itu layak, maka
langkah selanjutnya adalah membuat strategi pemasaran.
Yaitu melakukan analisis terhadap strategi pemasaran yang
akan dijalankan nantinya dengan membeli berbagai alternatif yang
ada. Dalam konteks perbankan syariah Bank Muamalat melakukan
analisis terhadap strategi pemasaran apakah penggunaan strategi
pemasaran dapat menghasilkan penjualan yang sebesar-besarnya
atau tidak, biasanya berkaitan dengan pengeluaran untuk biaya
promosi.
f. Pengembangan produk
Pengembangan produk merupakan kelanjutan dari proses
yang sudah dilalui. Pengembangan produk dapat berupa gambar.
Dalam dunia perbankan hal ini biasanya dilakukan dengan cara
penyebaran brosur atau melalui berbagai macam media.
g. Pengujian pasar
Dalam hal ini produk sudah dipasarkan untuk mengetahui
respon pasar dan antisipasi terhadap permasalahan yang mungkin
timbul. Tujuan pengujian pasar untuk menguji penerimaan pasar
yang sesungguhnya. Pengujian pasar ini hampir sama dengan
pengembangan konsep, bank menganalisa produk yang
dipasarkan dan setelah dipasarkan maka dapat diketahui seberapa
besar respon masyarakat terhadap produk tersebut.
Komersialisasi merupakan tahap akhir setelah pengujian
positif mendapat tanggapan pasar. Dalam tahap terakhir ini
apabila produk tersebut mendapat respon positif maka produk
tersebut akan dikembangkan.
6. Produk – Produk Perbankan Syari’ah
Produk bank merupakan jasa, kemudian jasa ditawarkan dalam
bentuk beraneka ragam. Dalam praktik sehari-hari berbagai jenis jasa
bank yang ditawarkan pada masyarakat. Kelengkapan jenis produk yang
ditawarkan sangat tergantung dari kemampuan bank dan jenis bank itu
sendiri, misalnya :
A. Produk Penghimpun Dana (Funding)32
1. Tabungan
Menurut Undang-Undang Perbankan Syari’ah nomor 21 tahun
2008, tabungan adalah simapanan berdasarkan akad wadi’ah atau
investasi dana berdasarkan mudhorobah atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syari’ah yang penarikannya dapat
dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu disepakati, tetapi
tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan/atau alat yang lainnya
yang dipersamakan dengan itu.
2. Deposito
Deposito menurut Undang – Undang Perbankan Syari’ah nomor
21 tahun 2008 adalah investasi dana berdasarkan akad mudhorobah
atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu
berdasarkan akad antara nasabah penyimpan dan bank syari’ah
dan/atau Unit Usaha Syari’ah (UUS).
3. Giro
Giro menurut Undang – Undang Perbankan Syari’ah nomor 21
tahun 2008 adalah simpanan berdasarkan akad wadi’ah atau akad
lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek,
bilyat giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan perintah
pemindahbukuan.
B. Produk Penyaluran Dana33
1. Piutang Murabahah
Murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu,
dimana penjual menyebutkan dengan jelas barang yang
diperjualbelikan, termasuk harga pembelian barang kepada
pembeli, kemudian ia mensyaratkan atas laba/keuntungan dalam
jumlah tertentu.
2. Piutang Salam
Salam adalah penjualan suatu barang yang disebutkan
33Muhammad,Sistem & Prosedur Operasional Bank Syari’ah,(Yogyakarta: UII
sifat-sifatnya sebagai persyaratan jual beli dan barang tersebut
masih dalam tanggungan penjual, dimana syarat-syarat tersebut
diantaranya adalah mendahulukan pembayaran pada waktu akad
disepakati. Tujuan penggunaan produk salam ini diutamakan
untuk pembelian dan penjualan hasil produksi pertanian,
peternakan atau perkebunan.
3. Piutang Istishna
Piutang Istishna’ sama dengan Salam yaitu dari segi obyek
pesanannya yaitu harus dibuat atau dipesan terlebih dahulu
dengan ciri-ciri khusus. Perbedaanya hanya pada sistem
pembayarannya, Salam pembayarannya dilakukan sebelum
barang diterima dan Istishna’ bisa di awal, di tengah atau di akhir
pesanan.
4. Penyaluran Dana Mudharabah
Akad Mudharabah akad kerja sama antara bank selaku
pemilik dana (shahibul maal) dengan Nasabah selaku Mudharib
yang mempunyai keahlian atau ketrampilan untuk mengelola
suatu usaha yang produktif dan halal. Hasil keuntungan dari
penggunaan dana tersebut dibagi bersama berdasarkan nisbah
yang disepakati.
Musyarakah merupakan akad bagi hasil ketika dua atau
lebih pengusaha pemilik dana/ modal bekerja sama sebagai mitra
usaha, membiayai investasi usaha baru atau yang sudah
berjalan.34
6. Penyaluran Dana dengan Prinsip Al-Ijarah
Al-Ijarah disebut akad pemidahan hak guna (manfaat) atas
suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran
sewa/ upah, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan
barang itu sendiri. Tujuan ini memberikan fasilitas kepada
nasabah yang membutuhkan manfaat atas barang atau jasa
dengan pembayaran tangguh.
7. Penyaluran Dana Pinjaman (Al – Qardh)
Qardh merupakan kegiatan penyaluran dana dalam bentuk
pinjaman tanpa imbalan dengan kewajiban pihak peminjam
mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan
dalam jangka waktu tertentu. Pinjaman ini biasanya diberikan oleh
bank kepada nasabahnyasebagai fasilitas pinjaman talangan pada
saat nasabah mengalamiover draft.Fasilitas ini dapat merupakan
bagaian dari satu paket pembiayaan lain, untuk memudahkan
34Ascarya, Akad & Produk Bank Syari’ah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
nasabah untuk bertransaksi.
8. Qordhul Hasan
Qordhul Hasan adalah kegiatan penyaluran dana dalam
bentuk pinjaman kebajikan tanpa imbalan dengan kewajiban
pihak peminjam mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus
atau cicilan dalam jangka waktu tertentu. Tujuannya untuk
penyaluran dana untuk kaum Dhuafa, sedangkan sumber dana
berasal dari modal, infaq, shodaqoh,denda dan sumbangan.
Dari uraian tersebut setiap nasabah mempunyai keinginan yang
berbeda-beda ubtuk menikmati produk yang ada, dalam penelitian ini
yang menjadi keunggulan produk di Bank Muamalat Tulungagung yaitu
:
a. Tabungan Muamalat Prima
Tabungan ini menjadi salah satu produk unggulan pada tahun
2013 yang merupakan bank pertama syariah di Indonesia.
Produk ini memberikan kemudahan bagi semua nasabah, baik
perseorangan maupun non perseorangan. Bisa membuka
rekening di Tabungan Muamalat Prima dengan setoran awal
yang relatif ringan serta baerbagai kemudahan lainnya.
b. Tabungan Muamalat Gold
meringankan transaksi keuangan nasabah, memberikan akses
yang mudah, serta fitur akses jaringan yang luas. Salah satu
fiturnya: Fasilitas kartu Visa Debit Gold untuk transaksi
pembayaran di merchant Visa di seluruh dunia.
c. KPR Muamalat IB
KPR Muamalat IB merupakan fasilitas pembiayaan kepemilikan
hunian sesuai dengan prinsip syariah. Tak hanya memberikan
nasabah beragam keuntungan tetapi juga ketenangan hati
dalam bertransaksi. Salah satu fitur keunggulannya berupa
pembiayaan hingga jangka waktu 15 tahun, uang muka ringan
minimal 10%.
C. Kepuasan Nasabah
1. Pengertian Kepuasan Nasabah
Kepuasan adalah perasaan senang atu kecewa seseorang yang
berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (atau hasil)
suatu produk dan harapan-harapannya.35 Nasabah adalah semua orang
yang menuntut kita atau perusahaan untuk memenuhi standart kualitas
tertentu dan arena itu akan memberikan pengaruh pada performansi kita
atau perusahaan. Kepuasan pelanggan menurut Guiltinan adalah
konsekuensi dari perbandingan yang dilakukan oleh pelanggan yang
membandingkan antara tingkatan dari manfaat yang dirasakan terhadap
manfaat yang diharapkan oleh pelanggan.36
Kepuasan pelanggan menurut Oliver yaitu penilaian pelanggan
terhadap penampilan dan kinerja barang atau jasa itu sendiri, apakah
dapat memenuhi tingkat keinginan hasrat dan tujuan pelanggan.37
Kepuasan pelanggan menurut Enggel merupakan evaluasi purnabeli
dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya memberikan hasil
sama atau melampaui harapan pelanggan, sedankan ketidakpuasan
timbul apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan
pelanggan.38
Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan
pelanggan merupakan tanggapan perilaku, terhadap suatu barang atau
jasa yang dirasakannya dibandingkan dengan harapan terhadap produk
atau jasa tersebut. Dalam konteks perbankan, kepuasan yang di rasakan
oleh nasabah pada Bank Muamalat Tulungagung terlihat dari banyaknya
nasabah yang melakukan transaksi. Nasabah yang merasakan kepuasan
dengan pelayanan yang diberikan oleh petugasnya, maka mereka tidak
akan berpindah ke bank lain untuk mempercayakan keuangannya, dan
bahkan nasabah tersebut akan menceritakan kepada orang lain untuk
36 Dedylondong, “Kepuasan Pelanggan Customer”, dalam
http://dedylondong.blogspot.com/2012/04/kepuasan-pelanggan-customer.html diakses tanggal 16 Februari 2014 pukul 19.00
37M.N. Nasution, Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Manajemen),
(Bogor: Ghalia Indah 2005), hal.36
38James F Engel, Perilaku Konsumen, alih bahasa FX Budiyanto, (Jakarta:
menabung ataupun melakukan pembiayaan di Bank Muamalat
Tulungagung tersebut.
Ada kesamaan di antara beberapa definisi di atas yaitu
menyangkut komponen kepuasan konsumen (harapan kinerja/hasil yang
dirasakan). Umumnya harapan konsumen merupakan perkiraan atau
keyakinan konsumen tentang apa yang akan diterimanya apabila ia
membeli atau mengkonsumsi suatu produk baik itu berupa barang atau
jasa. Sehingga sebelum konsumen membeli suatu produk ia sudah
mempunyai harapan atas kualitas produk yang akan didapat. Sedangkan
kinerja yang dirasakan oleh konsumen adalah persepsi konsumen
terhadap apa yang diterima setelah mengkonsumsi produk yang dibeli.
Variabel utama yang menentukan kepuasan konsumen yaitu
expectations (apa yang diharapkan) dan perceived performance
(pelayanan yang diterima). Apabila perceived performance melebihi
expectations maka pelanggan akan merasakan puas, tetapi apabila
sebaliknya yaituperceived performancejauh dibawahexpectationsmaka
pelanggan akan merasa tidak puas.39 Seorang pelanggan yang puas
adalah pelanggan yang merasa mendapat nilai dari produsen atau
penyedia jasa. Nilai ini bisa berasal dari produk, pelayanan, sistem atau
sesuatu yang bersifat emosi.
2. Metode Pengukuran Kepuasan Nasabah
39Herry Ahmad Buchory dan Djaslim Saladin, Dasar-Dasar Pemasaran Bank,
Kotler mengemukakan 4 metode untuk mengukur kepuasan nasabah,
yaitu:40
a. Sistem keluhan dan saran
Setiap organisasi yang berorientasi pada para pelanggan perlu
memberikan kesempatan yang luas kepada para pelanggannya untuk
menyampaikan saran, pendapat dan keluhan mereka. Media yang
digunakan bisa berupa kotak saran yangtempatnya mudah dijangkau
pelanggan atau komentar yang bisa diisi langsung maupun yang bisa
dikirim via pos pada perusahaan.informasi-informasi yang diperoleh
melalui metode ini dapat memberikan ide-ide baru dan masukan
yang berharga kepada perusahaan, sehingga memungkinkannya
untuk bereaksi dengan tanggap dan cepat untuk mengatasi
masalah-masalah yang timbul.
b. Ghost shopping
Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai
kepuasan pelanggan adalah dengan memperkerjakan beberapa
orang untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan atau pembeli
potensial produk perusahaan dan pesaing. Kemudian mereka
melaporkan temuan-temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan
produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka
dalam pembelian produk-produk tersebut. Selain itu para ghost
shopper juga dapat mengamati cara perusahaan dan pesaingnya
dalam melayani permintaan pelanggan., menjawab pertanyaan
pendapat dan menangani setiap keluhan.
c. Analisis pelanggan yang hilang
Perusahaan seyogjanya menghubungi para pelanggan telah
berhenti membeli atau yang telah pindah pemasok agar dapat
memahami mengapa hal itu terjadi dan supaya dapat mengambil
kebijakan perbaikan selanjutnya.
d. Survei kepuasan pelanggan
Perusahaan-perusahaan yang bertanggung jawab mengukur
secara langsung kepuasan pelanggan dengan mengadakan survei
yang teratur. Metode survey merupakan metode yang paling banyak
digunakan dalam pengukuran kepuasan pelanggan.Metode survei
kepuasan pelanggan dapat menggunakan pengukuran dengan
berbagai cara sebagai berikut :
1. Pengukuran dapat dilakukan secara langsung dengan
pertanyaan seperti “Ungkapkan seberapa puas Saudara
terhadap pelayanan Bank Indonesia pada skala berikut:
sangat tidak puas, tidak puas, cukup puas, puas, sangat
puas”
mereka mengharapkan suatu atribut tertentu dan seberapa
besar yang mereka rasakan
3. Responden diminta untuk menuliskan masalah-masalah
yang mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari
perusahaan dan juga diminta untuk menuliskan
perbaikan-perbaikan yang mereka sarankan.
4. Responden dapat diminta untuk meranking berbagai elemen
dari penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap
elemen dan seberapa baik kinerja perusahaan dalam
masing-masing elemen.41
Dalam konteks perbankan, metode pengukuran kepuasan
nasabah yang dilakukan Bank Muamalat Tulungagung
menggunakan cara tekhnik survey nasabah dengan cara
memberikan pertanyaan melalui pemberian angket dan metode
yang kedua yaitu tekhnik sistem keluhan dan saran, metode ini
dilakukan dengan cara menyediakan kertas yang diletakkan di
kotak kritik dan saran untuk mempermudah nasabah yang
mengalami masalah-masalah yang timbul.
3. Faktor-faktor Pendukung Kepuasan Konsumen
Irawan mengemukakan bahwa terdapat lima komponen yang
41Cybercloning, “Pengaruh Kualitas Pelayanan”, dalam http://cybercloning.blogspot.com/2011/04/pengaruh-kualitas-pelayanan-terhadap.htmldiakses tanggal 13 September 2013
dapat mendorong kepuasan konsumen, yaitu42:
a. Kualitas produk
Kualitas produk menyangkut lima elemen, yaitu performance,
reliability, conformance, durability dan consistency. Konsumen akan
merasa puas bila hasil evaluasi menunjukkan bahwa jasa yang
mereka gunakan berkualitas.
b. Kualitas pelayanan
Pelanggan akan merasa puas apabila pelayanan yang baik yang sesuai
dengan yang diharapkan. Dimensi kualitas pelayanan menurut
konsep SerQual meliputi reliability, responsiveness, assurance,
empathy dan tangible. Dalam banyak hal, kualitas pelayanan
mempunyai daya diferensiasi yang lebih kuat dibandingkan dengan
kualitas produk.
c. Faktor emosional
Kepuasan konsumen yang diperoleh pada saat menggunakan suatu
produk yang berhubungan dengan gaya hidup. Kepuasan pelanggan
didasari atas rasa bangga, rasa percaya diri, simbol sukses, dan
sebagainya.
d. Harga
Komponen harga sangat penting karena dinilai mampu memberikan
kepuasan yang relatif besar. Harga yang murah akan memberikan
42Handi Irawan,Prinsip Kepuasan Pelanggan,(Jakarta: PT Elek Media Komposindo,
kepuasan bagi pelanggan yang sensitif terhadap harga karena mereka
akan mendapat value for money yang tinggi.
e. Kemudahan
Komponen ini berhubungan dengan biaya unluk memperoleh produk
atau jasa. Pelanggan akan semakin puas apabila relatif mudah,
nyaman dan efisien dalam mendapatkan produk atau pelayanan.
Dalam konteks perbankan, kepuasan nasabah merupakan
suatu tujuan dalam dunia perbankan. Bank Muamalat Tulungagung
melihat kepuasan nasabah itu dengan cara memberikan pelayanan
dan produk disesuaikan dengan kebutuhan, serta memberikan
kemudahan untuk memperoleh jasanya.
Beberapa study menghubungkan tingkat kepuasan konsumen
dengan perilaku konsumen, dimana akan terdapat beberapa type
dari konsumen43:
a. Konsumen yang puas atau apa yang didapatkan oleh
konsumen tersebut melebihi apa yang diharapkannya,
sehingga ia akan loyal terhadap produk tersebut dan akan
terus melakukan pembelian kembali. Ia akan memberitahukan
dan memberikan efek berantai tentang perusahaan tersebut
kepada orang lain. Tipe ini disebut denganOpostles.
43Nur Rianto Al Arif,Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syari’ah,(Bandung:
b. Tipe konsumen Defectors, yaitu konsumen yang merasa
pelayanan yang diberikan oleh perusahaan tidak ada sesuatu
yang lebih atau bersifat standar atau biasa saja, dan biasanya
konsumen akan berhenti melakukan pembelian atas produk
tersebut.
c. Tipe konsumen terrorist, yaitu konsumen yang mempunyai
pengalaman buruk atau negatif atas perusahaan, sehingga
akan menyebarkan efek berantai yang negatif kepada orang
lain. Konsumen akan mengatakan kepada pihak lain keburukan
produk tersebut dan tidak akan menganjurkan orang lain
menggunakan produk tersebut.
d. Tipe konsumen Hostages, yaitu konsumen yang tidak puas
akan sesuatu produk namun tidak dapat melakukan pembelian
kepada orang lain, karena struktur pasar yang monopolistik
atau harga yang murah. Meskipun konsumen tidak puas atas
pelayanan yang diberikan, namun karena tidak ada
perusahaan lain senang atau tidak senang maka ia tetap harus
menggunakannya.
e. Tipe konsumen Mercenaries, yaitu konsumen yang sangat
puas, namum tidak mempunyai kesetiaan terhadap produk