• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Perbedaan Tekanan Angin Ban Kendaraan Isuzu TLD 24 C Terhadap Hasil Pengujian Rem di UPTD PKB Wiyung Kota Surabaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Perbedaan Tekanan Angin Ban Kendaraan Isuzu TLD 24 C Terhadap Hasil Pengujian Rem di UPTD PKB Wiyung Kota Surabaya"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Perbedaan Tekanan Angin Ban Kendaraan

Isuzu TLD 24 C Terhadap Hasil Pengujian Rem di

UPTD PKB Wiyung Kota Surabaya

Nur Halimatus Sa’diyah

*

, Herman Mariadi Kaharmen, Siti Shofiah

Program Studi Pengujian Kendaraan Bermotor, Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan, Jl. Semeru No.3, Slerok, Kec.

Tegal Timur, Kota Tegal, Jawa Tengah, 52125

Abstrak

Tekanan angin ban kurang pada kendaraan menimbulkan dampak negatif yaitu pengereman tidak maksimal. Penelitian ini membahas pengaruh perbedaan tekanan angin ban terhadap hasil pengujian rem di UPTD PKB Wiyung Kota Surabaya, pada mobil barang Isuzu TLD 24 C bak terbuka menggunakan alat uji brake tester guna menentukan nilai pengaruh perbedaan tekanan ban terhadap efisiensi pengereman dan lebar tapak ban kendaraan. Dilakukan uji eksperimental pada kendaraan tanpa beban, beban < 10% JBI dan beban > 10% JBI. Efisiensi rem paling besar bernilai 80.5% dan paling kecil bernilai 41%. Nilai efisiensi rem kendaraan tanpa beban terdapat penyimpangan besar, sumbu 1 bernilai 18.8% dan sumbu 2 bernilai 8.5%. Keduanya tidak memenuhi standar JIS. Oleh karena itu, perlunya peninjauan kembali PM 134 tahun 2015 pasal 26 ayat 6 mengenai toleransi pemuatan beban kendaraan dan PP nomor 55 tahun 2012 pasal 67 ayat 1 mengenai kelulusan pengujian rem tidak hanya mencantumkan efisiensi rem tetapi juga mencantumkan peraturan mengenai penyimpangan rem agar tidak membahayakan keselamatan di jalan. Hasil efisiensi rem terbesar bernilai 80.5 % pada tekanan angin ban 35 psi di sumbu 1 dan 50 psi di sumbu 2. Hasil lebar tapak ban terbesar bernilai 27.3 cm pada tekanan angin ban 35 psi di sumbu 1.

Kata-kata kunci: Ban, Alat Uji Rem, Efisiensi Rem, Lebar Tapak Ban, Isuzu TLD 24 C Abstract

Less tire pressure on the vehicle has a negative impact, namely the braking is not optimal. This study discusses the effect of differences in tire pressure on the results of brake testing at the UPTD PKB Wiyung, Surabaya City, on an Isuzu TLD 24 C freighter using a brake tester to determine the value of the effect of differences in tire pressure on braking efficiency and vehicle tire tread width. Experimental tests were carried out on vehicles without load, load < 10% JBI and load > 10% JBI. Brake efficiency is worth 80.5% at most and 41% at least. The brake efficiency value of a vehicle without a load has a large deviation, axis 1 is 18.8% and axis 2 is 8.5%. Neither of them met JIS standards. Therefore, there is a need for a review of PM 134 of 2015 article 26 paragraph 6 regarding tolerances for loading vehicle loads and PP number 55 of 2012 article 67 paragraph 1 regarding passing brake testing not only includes brake efficiency but also includes regulations regarding brake deviation so as not to endanger safety. on the road. The result of the greatest brake efficiency is 80.5% at a tire pressure of 35 psi on the 1st axis and 50 psi on the 2nd axis.The result of the largest tread width is 27.3 cm at a tire pressure of 35 psi on the 1st axis.

Keywords: Tires, Brake Tester, Brake Efficiency, Tire Tread Width, Isuzu TLD 24 C

(2)

1. PENDAHULUAN

Transportasi saat ini menjadi kebutuhan yang sangat vital bagi setiap orang, sejalan dengan meningkatnya mobilitas setiap individu di zaman global ini maka sarana transportasi pun mengalami kemajuan dari waktu ke waktu, dimana di setiap perubahannya terdapat penyempurnaan dari versi sebelumnya. Hal ini yang menyebabkan jumlah kendaraan menjadi semakin meningkat pada setiap tahunnya.

Terjadinya kecelakaan biasanya banyak terjadi dari kendaraan wajib uji, dalam pemeriksaan investigasi lapangan disebutkan bahwa penyebabnya karena sistem rem yang kurang berfungsi dengan semestinya. Faktor-faktor keselamatan pun dikesampingkan karena banyak pemilik kendaraan yang menginginkan biaya transportasi seminimal mungkin dengan untung tinggi. Ban adalah bagian penting dari kendaraan darat yang digunakan untuk mengurangi getaran yang disebabkan ketidakteraturan permukaan jalan, melindungi roda dari aus dan kerusakan, serta memberikan kestabilan antara kendaraan dan tanah untuk meningkatkan percepatan dan mempermudah pergerakan. Tekanan angin ban yang kurang pada kendaraan maka menimbulkan dampak negatif yaitu pengereman tidak maksimal. Jika ban tidak menyentuh permukaan secara menyeluruh, traksinya tidak sempurna, dan pengereman pun tidak akan optimal. Handoyo menyatakan bahwa tekanan angin ban yang rendah pada pengujian drum test menghasilkan performance ban yang jelek [1]. Muttaqin menyatakan bahwa tekanan ban terhadap besarnya rolling resistance dipengaruhi oleh peningkatan tekanan udara (inflation preassure) dan semakin tinggi tekanan udara pada ban akan semakin kecil lebar tapak ban [2]. Setiyana menyatakan bahwa besarnya inflated pressure yang diterapkan ke ban tipe radial berbanding terbalik dan memiliki grafik segaris dengan nilai rolling resistance coefficient [3]. Sedangkan, Sucahyo menyatakan bahwa tekanan angin ban yang berbeda-beda dapat mempengaruhi efisiensi dan penyimpangan rem [4]. Pada pelaksanaan pengujian di UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor Wiyung Kota Surabaya banyak tekanan angin ban yang tidak sesuai standar. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dibahas mengenai hasil pengujian rem dengan variasi tekanan angin ban terhadap sumbu 1 dan sumbu 2 kendaraan di UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor Wiyung Kota Surabaya.

2. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Dimana, digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (independent) terhadap variabel terikat (dependent). Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Isuzu TLD 24 C dan ban. Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu brake tester merek Iyasaka, alat ukur tekanan ban (tyre pressure gauge), dan jangka sorong. Data primer dalam penelitian ini yaitu menguji rem menggunakan brake tester dengan kondisi tekanan ban kurang dari standar, menguji rem menggunakan brake tester dengan kondisi tekanan ban standar, menguji rem menggunakan brake tester dengan kondisi tekanan ban lebih dari standar. Data sekunder dalam penelitian ini yaitu berdasarkan perundang-undangan, berdasarkan manual book, berdasarkan buku uji kendaraan Isuzu TLD 24 C bak terbuka. Variasi tekanan angin ban yang digunakan pada sumbu 1 yaitu 35 psi, 40 psi, 45 psi, 50 psi, 55 psi, 60 psi sedangkan pada sumbu 2 yaitu 50 psi, 55 psi, 60 psi, 65 psi, 70 psi, 75 psi. Setelah tekanan angin ban divariasikan kemudian dilakukan pengujian rem menggunakan brake tester. Hasil dari pengujian rem dihitung efisiensinya menggunakan rumus:

% 100 ) 2 1 ( ) 2 1 ( x S S BK S S rempdsumbu Jumlahgaya Sb + + =  (1)

dimana Sb merupakan efisiensi rem (%), S1 merupakan sumbu 1 (N), S2 merupakan sumbu 2 (N), BK merupakan berat kendaraan (kg).

(3)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel hasil perhitungan efisiensi rem pada kendaraan tanpa beban dan kendaraan dengan beban. Berdasarkan PP No. 55 Tahun 2012 pasal 67 ayat 1 yang menyatakan bahwa adanya pengukuran efisiensi sistem rem utama perlambatan paling sedikit 5 m/s2 (50%) [5].

Tabel 1. Hasil total uji pengereman sumbu 1 dan sumbu 2 serta efisiensi rem kendaraan tanpa beban

No.

Tekanan Angin Ban Sumbu 1 (psi)

Tekanan Angin Ban

Sumbu 2 (psi) Hasil Total Pengujian Rem (Sumbu 1 + Sumbu 2) (N)

Hasil Perhitungan

Efisiensi Rem (%)

Kanan Kiri Kanan Kiri

1. 35 35 50 50 1579 80.5 2. 40 40 55 55 1463 74.6 3. 45 45 60 60 1351 68.9 4. 50 50 65 65 1243 63.4 5. 55 55 70 70 1141 58.2 6. 60 60 75 75 1039 53

Tabel 2. Kode beserta keterangan tekanan angin ban pada grafik

No. Kode Tekanan Angin Ban Sumbu 1 dan Sumbu 2 (psi)

1. S₁35S₂50 35 dan 50 2. S₁40S₂55 40 dan 55 3. S₁45S₂60 45 dan 60 4. S₁50S₂65 50 dan 65 5. S₁55S₂70 55 dan 70 6. S₁60S₂75 60 dan 75

Gambar 1. Grafik Efisiensi Rem Kendaraan Tanpa Beban

PadaGambar 1. dapat dilihat bahwa ketika tekanan angin ban sumbu 1 dan sumbu 2 (sumbu-x) konstan pada kendaraan tanpa beban, efisiensi rem menunjukkan tren yang terus menurun pada setiap kenaikan tekanan angin ban. Nilai efisiensi rem kendaraan tanpa beban yang memenuhi standar yaitu S₁35S₂50 dengan

80.5 74.6 68.9 63.4 58.2 53 y = -5.4914x + 85.653 R² = 0.9993 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 S ₁ 3 5 S ₂ 5 0 S ₁ 4 0 S ₂ 5 5 S ₁ 4 5 S ₂ 6 0 S ₁ 5 0 S ₂ 6 5 S ₁ 5 5 S ₂ 7 0 S ₁ 6 0 S ₂ 7 5 EF ISI EN SI R EM (% )

TEKANAN ANGIN BAN SUMBU 1 DAN SUMBU 2 (psi)

EFISIENSI REM KENDARAAN TANPA BEBAN

(4)

nilai 80.5%, S₁40S₂55 dengan nilai 74.6%, S₁45S₂60 dengan nilai 68.9%, S₁50S₂65 dengan nilai 63.4%, S₁55S₂70 dengan nilai 58.2%, S₁60S₂75 dengan nilai 53%.

Tabel 3. Hasil total uji pengereman sumbu 1 dan sumbu 2 serta efisiensi rem kendaraan dengan beban kurang dari 10% JBI

No. Tekanan Angin Ban Sumbu 1 (psi)

Tekanan Angin Ban Sumbu 2 (psi) Hasil Total Pengujian Rem (Sumbu 1 + Sumbu 2) (N) Hasil Perhitungan Efisiensi Rem (%)

Kanan Kiri Kanan Kiri

1. 35 35 50 50 1672 60.9 2. 40 40 55 55 1582 57.6 3. 45 45 60 60 1552 56.5 4. 50 50 65 65 1468 53.4 5. 55 55 70 70 1402 51 6. 60 60 75 75 1384 50.4

Tabel 4. Hasil total uji pengereman sumbu 1 dan sumbu 2 serta efisiensi rem kendaraan dengan beban lebih dari 10% JBI

No.

Tekanan Angin Ban Sumbu 1 (psi)

Tekanan Angin Ban Sumbu 2 (psi) Hasil Total Pengujian Rem (Sumbu 1 + Sumbu 2) (N) Hasil Perhitungan Efisiensi Rem (%)

Kanan Kiri Kanan Kiri

1. 35 35 50 50 1682 50.1 2. 40 40 55 55 1642 48.9 3. 45 45 60 60 1546 46 4. 50 50 65 65 1462 43.5 5. 55 55 70 70 1412 42 6. 60 60 75 75 1378 41

Gambar 2. Grafik Efisiensi Rem Kendaraan dengan Beban

Pada Gambar 2. dapat dilihat bahwa grafik efisiensi kendaraan dengan beban mengalami penurunan. Nilai efisiensi rem yang memenuhi standar adalah S₁35S₂50 dengan nilai 60.9%, S₁40S₂55 dengan nilai 57.6%, S₁45S₂60 dengan nilai 56.5%, S₁50S₂65 dengan nilai 53.4%, S₁55S₂70 dengan nilai 51%, S₁60S₂75 dengan nilai 50.4% untuk kendaraan dengan beban kurang dari 10% JBI. Nilai efisiensi rem yang memenuhi standar

60.9 57.6 56.5 53.4 51 50.4 50.1 48.9 46 43.5 42 41 40 45 50 55 60 65 S ₁ 3 5 S ₂ 5 0 S ₁ 4 0 S ₂ 5 5 S ₁ 4 5 S ₂ 6 0 S ₁ 5 0 S ₂ 6 5 S ₁ 5 5 S ₂ 7 0 S ₁ 6 0 S ₂ 7 5 EF ISI EN SI R EM (% )

TEKANAN ANGIN BAN SUMBU 1 DAN SUMBU 2 (psi)

EFISIENSI REM KENDARAAN DENGAN BEBAN

Hasil Perhitungan Efisiensi Rem Beban Kurang Dari 10% JBI (%) Hasil Perhitungan Efisiensi Rem Beban Lebih Dari 10% JBI (%)

(5)

adalah S₁35S₂50 dengan nilai 50.1% untuk kendaraan dengan beban lebih dari 10% JBI. Dari grafik efisiensi rem kendaraan tanpa beban maupun kendaraan dengan beban kurang dari 10% JBI atau lebih dari 10% JBI menunjukkan bahwa semakin besar tekanan angin ban maka semakin kecil efisiensi rem yang dihasilkan sedangkan semakin kecil tekanan angin ban maka semakin besar efisiensi rem yang dihasilkan.

Tabel 4. Hasil Pengukuran Lebar Tapak Ban dan Hasil Uji Pengereman Sumbu 1 Kendaraan Tanpa Beban

No. Tekanan Angin Ban Sumbu 1 (psi) Lebar Tapak Ban (cm)

Hasil Uji Pengereman Sumbu 1 (N) Kanan Kiri 1. 35 35 27.3 930 2. 40 40 25.8 872 3. 45 45 23 816 4. 50 50 21.4 762 5. 55 55 18.7 712 6. 60 60 15.5 660

Tabel 4. Hasil Pengukuran Lebar Tapak Ban dan Hasil Uji Pengereman Sumbu 2 Kendaraan Tanpa Beban

No. Tekanan Angin Ban Sumbu 2 (psi) Lebar Tapak Ban (cm)

Hasil Uji Pengereman Sumbu 2 (N) Kanan Kiri 1. 50 50 21.4 649 2. 55 55 18.7 591 3. 60 60 15.5 535 4. 65 65 13.2 481 5. 70 70 11 429 6. 75 75 9.5 379

Gambar 3. Grafik lebar tapak ban sumbu 1 dan sumbu 2 kendaraan tanpa beban

Pada penelitian ini digunakan nilai standar lebar tapak ban merek Bridgestone adalah 21.5 cm. Pada Gambar 3. dapat dilihat bahwa grafik tersebut menunjukkan besarnya lebar tapak ban mengalami penurunan pada setiap kenaikan tekanan angin ban. Diperoleh nilai lebar tapak ban sumbu 1 yang memenuhi standar adalah S₁35 dengan nilai 27.3 cm, S₁40 dengan nilai 25.8 cm dan S₁45 dengan nilai 23 cm. Nilai lebar tapak ban sumbu 2 tidak ada yang memenuhi standar. Dari grafik lebar tapak ban kendaraan tanpa beban sumbu 1 maupun kendaraan tanpa beban sumbu 2, menunjukkan bahwa semakin besar tekanan angin ban maka

27.3 25.8 23 21.4 18.7 15.5 21.4 18.7 15.5 13.2 11 9.5 5 10 15 20 25 30 S ₁ 3 5 S ₂ 5 0 S ₁ 4 0 S ₂ 5 5 S ₁ 4 5 S ₂ 6 0 S ₁ 5 0 S ₂ 6 5 S ₁ 5 5 S ₂ 7 0 S ₁ 6 0 S ₂ 7 5 LEBA R TA P A K BA N (cm )

TEKANAN ANGIN BAN SUMBU 1 DAN SUMBU 2 (psi)

LEBAR TAPAK BAN SUMBU 1 DAN SUMBU 2 KENDARAAN TANPA BEBAN

(6)

semakin kecil lebar tapak ban sedangkan semakin kecil tekanan angin ban maka semakin besar lebar tapak ban.

Gambar 4. Grafik lebar tapak ban terhadap gaya pengereman kendaraan tanpa beban

Pada Gambar 4. dapat dilihat bahwa besarnya hasil gaya pengereman menunjukkan tren yang terus menurun pada setiap penurunan lebar tapak ban. Dapat disimpulkan bahwa semakin kecil lebar tapak ban maka semakin kecil gaya pengereman yang dihasilkan sedangkan semakin besar lebar tapak ban maka semakin besar gaya pengereman yang dihasilkan.

Berdasarkan PM 134 Tahun 2015 pasal 26 ayat 6 yang menyatakan bahwa “kelebihan berat muatan atau muatan pada tiap-tiap sumbu sampai dengan 5% (lima persen) dari yang ditetapkan, tidak dinyatakan pelanggaran”. Sedangkan pada penelitian yang telah dilakukan muatan lebih dari 10% JBI, untuk sumbu 1 yaitu 5% dan untuk sumbu 2 yaitu 5% maka dinyatakan pelanggaran [6].

Berdasarkan penyimpangan rem pada dasar teknis pengujian berkala yaitu maksimal 8% (standar JIS). JIS (Japanese Industrial Standards) menetapkan standar yang digunakan untuk kegiatan industri di Jepang. Proses standardisasi dikoordinasikan oleh Komite Standar Industri Jepang (JISC) dan diterbitkan melalui Japanese Standards Association (JSA) [7]. Pada penelitian yang telah dilakukan penyimpangan rem sumbu 1 yaitu 18.8% dan penyimpangan rem sumbu 2 yaitu 8.5% pada kendaraan tanpa beban untuk semua percobaan variasi tekanan angin ban. Pada sumbu 1 dan sumbu 2 terdapat penyimpangan rem yang besar dan tidak memenuhi standar penyimpangan rem. Akibat yang ditimbulkan dari penyimpangan rem yang besar yaitu terjadinya slip kendaraan pada arah lateral (ke arah samping) atau koefisien gesek antara ban dengan jalan pada arah lateral nol sehingga kendaraan akan terlempar ke kanan atau ke kiri.

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

a. Perbedaan tekanan angin ban berpengaruh terhadap efisiensi rem pada saat pengujian brake tester, karena semakin besar tekanan angin ban maka semakin kecil efisiensi rem yang dihasilkan sedangkan semakin kecil tekanan angin ban maka semakin besar efisiensi rem yang dihasilkan.

b. Perbedaan tekanan angin ban berpengaruh terhadap lebar tapak ban pada kendaraan, karena semakin besar tekanan angin ban maka semakin kecil lebar tapak ban serta hasil gaya pengereman semakin kecil

930 872 816 762 712 660 481 429 379 y = -71.75x + 1030 R² = 0.9698 5 205 405 605 805 1005 1205 2 7 . 3 2 5 . 8 2 3 2 1 . 4 1 8 . 7 1 5 . 5 1 3 . 2 1 1 9 . 5 HA SI L GA Y A P EN GER EM A N (N )

LEBAR TAPAK BAN (cm)

LEBAR TAPAK BAN TERHADAP GAYA PENGEREMAN KENDARAAN TANPA BEBAN

(7)

sedangkan semakin kecil tekanan angin ban maka semakin besar lebar tapak ban serta hasil gaya pengereman semakin besar.

c. Hasil efisiensi rem kendaraan dengan beban lebih dari 10% JBI kurang dari standar 50% dan tidak memenuhi kelaikan jalan.

d. Hasil pengujian brake tester pada kendaraan tanpa beban melebihi standar JIS yaitu 8%. Saran

a. Untuk penguji kendaraan bermotor seharusnya sebelum pra uji untuk melakukan kegiatan tambahan berupa mengukur tekanan angin ban.

b. Untuk pemilik kendaraan Isuzu TLD 24 C bak terbuka seharusnya perlu dilakukan pengecekan ban secara rutin, minimal dua minggu sekali.

c. Untuk pemuatan beban yang ada di PM 134 Tahun 2015 pasal 26 ayat 6 mengenai toleransi beban muatan sebesar 5% pada setiap sumbu perlu adanya peninjauan kembali agar tidak membahayakan keselamatan pada saat di jalan.

d. Untuk kelulusan pengujian brake tester dalam PP Nomor 55 Tahun 2012 pasal 67 ayat 1 tidak hanya mencantumkan efisiensi rem saja tetapi perlu ditambahkan peraturan mengenai penyimpangan rem.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor Wiyung Kota Surabaya atas dukungan fasilitasnya pada penelitian ini.

REFERENSI

1. Y. Handoyo, Analisis Performance Ban Dengan Alat Drum Test. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Unisma “45” Bekasi (2014)

2. M. M. Muttaqin, Pengaruh Tekanan Udara (Inflation Preassure) pada Tipe Radial Ply Terhadap Rolling Resistance (2015)

3. B. Setiyana, Pengaruh Tekanan dan Beban Ban pada Ban Tipe Radial Terhadap Rolling Resistance Kendaraan Penumpang, Journal of Chemical Information and Modeling (2013)

4. V. I. Sucahyo, Perbedaan Tekanan Angin Ban Berpengaruh Terhadap Hasil Pengujian Rem di UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor Kabupaten Jombang (Studi Kasus Mitsubishi Colt L300). (2019) 5. Presiden Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2012 tentang

Kendaraan (2012)

6. https://www.ilmubeton.com/2018/07/mengenal-jis-japanese-industrial.html (akses pada 14 Juni 2020) 7. Menteri Perhubungan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor

Gambar

Tabel  hasil  perhitungan  efisiensi  rem  pada  kendaraan  tanpa  beban  dan  kendaraan  dengan  beban
Tabel 4. Hasil total uji pengereman sumbu 1 dan sumbu 2 serta efisiensi rem kendaraan dengan beban lebih dari 10% JBI
Gambar 3. Grafik lebar tapak ban sumbu 1 dan sumbu 2 kendaraan tanpa beban
Gambar 4. Grafik lebar tapak ban terhadap gaya pengereman kendaraan tanpa beban

Referensi

Dokumen terkait