• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Sp-36 Petrokimia Gresik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Sp-36 Petrokimia Gresik"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PROSES INDUSTRI KIMIA II

PROSES INDUSTRI KIMIA II

PUPUK SUPER PHOSPHAT

PUPUK SUPER PHOSPHAT

 – 

 – 

 36 PT.PETROKIMIA

 36 PT.PETROKIMIA

GRESIK

GRESIK

Dosen Pengampu: Dosen Pengampu:

Ir. Hj. Wahyuningsih, MSi Ir. Hj. Wahyuningsih, MSi

Disusun oleh: Disusun oleh:

Aprilia

Aprilia Larasati

Larasati Dewi

Dewi

21030115060059

21030115060059 (2015)

(2015)

Shabrina

Shabrina Talitha

Talitha Zhafira

Zhafira

21030115060066 (2015)

21030115060066

(2015)

Septi

Septi Kusuma

Kusuma Astuti

Astuti

21030115060088

21030115060088 (2015)

(2015)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI SEKOLAH VOKASI

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

UNIVERSITAS DIPONEGORO

S E M A R A N G

S E M A R A N G

2016

2016

(2)

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Assalamu’ala

Assalamu’alaikum ikum warahmatullahi wabarakatuhwarahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas Rahmat dan Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas Rahmat dan Hidayah- Nya makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.

 Nya makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.

Dalam makalah ini akan dibahas tentang proses pembuatan pupuk phosphate -36 PT Dalam makalah ini akan dibahas tentang proses pembuatan pupuk phosphate -36 PT Petrokimia Gresik.

Petrokimia Gresik.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Tentunya, Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Tentunya, kritik, saran, dan masukan sangat penulis butuhkan untuk dijadikan pedoman dalam kritik, saran, dan masukan sangat penulis butuhkan untuk dijadikan pedoman dalam  penulisan

 penulisan ke ke arah arah yang lyang lebih ebih baik baik lagi. lagi. Serta Serta terima terima kasih kasih penulis penulis ucapkan ucapkan kepada kepada berbagaiberbagai  pihak

 pihak yang yang telah telah membantu membantu melengkapi melengkapi isi isi dari dari makalah makalah ini. ini. Semoga Semoga makalah makalah ini ini dapatdapat  berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

 berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Wassalamu’ala

Wassalamu’alaikum ikum warahmatullahi wabarakatuhwarahmatullahi wabarakatuh

Semarang, Maret 2017 Semarang, Maret 2017

Penulis Penulis

(3)

DAFTAR ISI Halaman Judul ... ` 1 Kata Pengantar ... 2 Daftar Isi ... 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 4 B. Rumusan Masalah ... 4 C. Tujuan ……. ... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 SP-36 ... 5 2.1.1 Bahan Baku………... 5 2.1.2 Tahapan Proses ……… ... 8 BAB III KESIMPULAN

Kesimpulan ... 19 Daftar Pustaka ... 20

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kemajuan industri di Indonesia dewasa ini cukup pesat, terutama dalam bidang  pemanfaatan hasil-hasil pertanian, perkebunan, pertambangan, dan berbagai jenis hasil hutan. Kemajuan tersebut ditujukan untuk mendukung program pemerintah dalam  pemanfaatan sumber daya bagi keperluan industri baik dalam negeri maupun luar negeri.

Bahan baku pembuatan pupuk Super Phosphate  –   36 adalah batuan fosfat, asam sulfat, dan asam fosfat. Batuan fosfat umumnya terdapat di daerah pegunungan karang,  batu gamping atau dolomitik yang merupakan deposit gua. Asam sulfat, H2SO4,

merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat.Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam fosfat merupakan asam mineral (anorganik) yang memiliki rumus kimia H3PO4. Fosfat bergizi untuk semua bentuk kehidupan. Selain menjadi reagen kimia, asam

fosfat memiliki berbagai macam kegunaan, termasuk sebagai inhibitor karat, aditif makanan, etchant gigi dan ortopedik, elektrolit, fluks, pendispersi, etchant industri, bahan  baku pupuk, dan komponen produk pembersih rumah. Asam fosfat dan fosfat juga  penting dalam biologi.

I.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Super Phosphate - 36?

2. Apa karakteristik dan kegunaan dari Super Phosphate - 36? 3. Apa saja sifat kimia dan sifat fisika dari Super Phosphate - 36? 4. Apa saja komposisi dari pembuatan Super Phosphate - 36? 5. Bagaimana deskripsi proses pembuatan Super Phosphate - 36? I.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian Super Phosphate - 36. 2. Mengetahui karakteristik dan kegunaaan .

3. Mengetahui sifat fisika dan kimia dari masing –  masing bahan yang digunakan dalam  proses pembuatan Super Phosphate - 36.

4. Mengetahui komposisi bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan Super Phosphate - 36.

(5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Super Phosphate

 – 

 36

Pupuk SP 36  merupakan hasil reaksi antara batuan fosfat, asam fosfat, dan asam sulfat, bersifat tidak higroskopis dan larut dalam air sehingga cepat tersedia. Pupuk SP 36  pilihan terbaik untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan unsur hara fosfor karena keunggulan yang dimilikinya, kandungan hara fosfor dalam bentuk tinggi yaitu sebesar 36%, unsur hara fosfor yang terdapat dalam  pupuk SP-36  hampir seluruhnya larut dalam air, tidak mudah menghisap air, sehingga dapat disimpan cukup lama dalam kondisi penyimpanan yang baik.

Pupuk SP 36  mengandung 36% fosfor dalam bentuk dan dalam  jumlah makro. Pupuk SP 36 berbentuk butiran dan berwarna abu-abu, juga memiliki beberapa keunggulan, yaitu Kandungan hara fosfor dalam bentuk tinggi yaitu sebesar 36%.

2.1.1 Bahan Baku

Bahan baku dalam pembuatan Super Phosphate - 36 adalah  batuan fosfat, asam fosfat, dan asam sulfat.

2.1.1.1 Batuan Fosfat

Batuan fosfat merupakan sumber inorganik dari fosfor (P), salah satu nutrisi agronomi yang bersama dengan nitrogen (N) dan potassium (kalium/K) sangat penting bagi  pertumbuhan secara umum, termasuk pembentukan protein, akar, mempercepat kematangan bijih, meningkatkan produk  bijih-bijihan dan umbi-umbian, serta memperkuat tubuh tanaman. Oleh karena itu kekurangan fosfor mengakibatkan tanaman menjadi kerdil, akar sangat sedikit, daun menguning sebelum waktunya dan secara keseluruhan pertumbuhan akan terhambat.

(6)

 Komposisi Komponen Komposisi (% Berat) P2O5  29.81 H2O 2.80 Fe2O3 + Al2O3 2.29 CaO 47.17 MgO 0.20  Na2O 0.66 K 2O 0.04 SO3  4.45 CO2 4.00 F 2.743 Cl 0.017 SiO2  5.82 Ukuran butir: + US Mesh 4 1.7% + US Mesh 100 77.8% + US Mesh 200 9.6 % - US Mesh 200 10.9 %

(Sumber: Laboratorium Uji Kimia PT. Petrokimia Gresik, 2014)

 Sifat-sifat fisika batuan fosfat

+ US Mesh 4 : 0.75 % maksimum + US Mesh 200 : 90 % minimum BM : 504.313 gr/mol Indeks bias : 1.634 –  1.638 Densitas : 3.16 –  3.22 gr/cm3 Bentuk Kristal : Hexagonal

Warna : Tak berwarna, Biru, Kuning, Hijau Titik didih : 550 K (277oC)

(7)

Titik leleh : 317.3 K (44.2oC)

 Sifat Kimia batuan fosfat

- Fosfor putih bersifat sangat reaktif, memancarkan cahaya, mudah terbakar di udara, beracun. Fosfor putih digunakan sebagai bahan baku pembuatan asam fosfat di industry.

- Fosfor merah bersifat tidak reaktif, kurang beracun. Fosfor merah digunakan sebagai bahan campuranpembuatan pasir halus dan ujung batang korek api.

2.1.1.2 Asam Sulfat

Asam sulfat disebut sebagai bahan kimia yang universal, atau dapat disebut juga raja kimia karena berbagai aplikasi dari asam sulfat sebagai bahan baku atau agen  pengolahan. Asam sulfat merupakan bahan kimia yang paling umum digunakan di seluruh dunia dan digunakan hampir di semua industri seperti pupuk.

Komposisi Asam Sulfat

Komponen Komposisi

H2SO4 98,2 % minimum

Besi (Fe) 0,004 % maksimum Krom (Cr) 0,0005 % maksimum Timbal (Pb) 0,0009 % maksimum Arsen (As) 0,00002 % maksimum Tembaga (Cu) 0,0001 % maksimum Selenium (Se) 0,00005 % maksimum Zinc (Zn) 0,0002 % maksimum

(Sumber: Laboratorium Uji Kimia PT. Petrokimia Gresik, 2014)

 Sifat Fisika

Titik leleh : 10oC Titik didih : 290oC

(8)

Tekanan uap : 1 mmHg (146oC) Berat jeniscairan : 1.84 (100%) Berat jenis uap : 3.4 (udara = 1) 2.1.1.3 Asam Fosfat

Asam fosfat merupakan asam mineral (anorganik) yang memiliki rumus kimia H3PO4. Fosfat bergizi untuk

semua bentuk kehidupan. Selain menjadi reagen kimia, asam fosfat memiliki berbagai macam kegunaan, termasuk sebagai inhibitor karat, aditif makanan, etchant gigi dan ortopedik, elektrolit, fluks, pendispersi, etchant industri, bahan baku  pupuk, dan komponen produk pembersih rumah. Asam fosfat

dan fosfat juga penting dalam biologi Komposisi Asam Fosfat:

Komponen Komposisi (% Berat) P2O5 53.43 H2O 37.29 Cr 0.77 SiO2  5.50 Fe2O3 + Al2O3  0.41 MgO 1.24 F 0.49 CaO 0.03 SO4 0.58 Impuritas 0.26

(Sumber: Laboratorium Uji Kimia PT. Petrokimia Gresik, 2014)  Sifat Fisika - Berbentuk Cair - Specific Gravity (25oC) : 1.685 - Viskositas : 3.86 mPa.s - Boiling point : 158oC - Melting point : 42.35oC

(9)

- Vapor Density : 3.4

 Sifat Kimia

- Merupakan asam lemah - Rumus molekul : H3PO4

- Berat molekul : 98 gr/mol

- Pada temperatur tinggi, asam dapat bereaksi dengan metal dan teroksidasi

- Asam fosfat dapat direduksi dengan pereduksi kuat seperti H2C

2.1.2 Tahapan Proses Pembuatan Pupuk Super Phosphate

 – 

 36

Dalam unit pupuk Fosfat I proses pembuatan Super Phosphate  –  36 PT. Petrokimia Gresik menggunakan proses TVA (Tennese Valley  Authority). Prinsipnya adalah dengan mengubah tricalculum phosphate menjadi garam yang mudah larut dalam air (monocalcium phosphate). Reaksi antaran Phosphate rock (PR) dan mixed acid  (MA) direaksikan dalam cone mixer bersifat eksotermis dengan temperatur reaksi 90-105oC. Monocalcium phosphate (MCP) adalah garam fosfat yang larut dalam air.

Langkah-langkah Proses PembuatanSiperPhospate

 – 

 36

Pupuk Super Phospate  –   36 di Departemen Produksi BA PT Petrokimia Gresik proses pembuatannya dapat digolongkan menjadi tiga unit utama, yaitu :

2.1.2.1 Unit Persiapan Proses

Unit persiapan proses terdiridari unit pencampuran asam 700) dan unit penghalusan butiran ( grinding ) batuan fosfat (U-100).

2.1.2.2 Unit PencampuranAsam

Alat-alat utama pada unit ini adalah mixing tank yang  berfungsi untuk mencampur asam fosfat (PA) dan asam sulfat (SA). Asam fosfat berasal dari pabrik III melalui pipa 6’ dan 4’

(10)

menuju tangki asam fosfat TK-703 A/B. kemudian melalui  pompa P-703 asam fosfat dimasukkan kedalam mix acid tank

TK-701 D/E dengan kandungan P2O2 52% minimal sedangkan

asam sulfat berasal dari pabrik III kemudian melalui pompa P-702 asam sulfat dimasukkan kedalam mix acid tank  TK-701 D/E dengan kandungan H2SO4 98,2% minimal.

Pada mix acid tank terjadi pencampuran asam fosfat dengan asam sulfat. Penggunaan asam fosfat dimaksudkan untuk menambah kandungan P sehingga kangungan P 36% pada  produk dapat terpenuhi sedangkan penggunaan asam sulfat

adalah untuk mengubah garam fosfat yang tidak larut dalam air (tricalcium phosphate) menjadi garam fosfat yang larut dalam air (monocalcium phosphate) karena sifatnya yang lebih efektif.

PA dan SA masuk ke tangki melalui valve pengontrol rate 03-FT-702 untuk SA dan 03-FT-701 untuk PA. selain untuk  pengontrol rate dari material, valve ini juga berfungs iuntuk

mengatur presentase dari PA dibandingkan SA agar sesuai dengan takarannya. Setelah masuk ke tangki (03-TK-701 D/E), Mixing Acid (MA) akan diaduk dengan agitator. Setelah diaduk MA akan dipompakan kedalam cooler   (03-E-701 C) untuk didinginkan dengan menggunakan pompa (03-P-701). Cooler ini digunakan untuk mendinginkan hasil campuran asam dari PA dan SA yang related panas suhu berkisar 80oC menjadi kurang dari 75oC. Air pendingin untuk cooler ini didapatkan dari sirkulasi air menggunakan cooling tower. Setelah keluar dari cooler , MA akan ditransfer menuju kepabrik PF-I untuk diolah menjadi pupuk SP-36.

2.1.2.3 Unit Penghalusan Butiran (Grinding) Batuan Fosfat

Bahan baku berupa  phosphate rock dari storage U-600 diangkut dengan wheel loader untuk dimasukkan ke hopper O-601. Banyaknya phosphate rock   yang ada pada conveyor dapat

(11)

diatur dengan spliter gate outlet  D0601.

Dengan menggunakan conveyor M-608  phospate rock dimasukkan kedalam hopper M-101, dimana sebelum masuk ke hopper di ujung M-608 dipasang magnet separator di atasnya yang tujuannya untukmenarik logam-logam yang terikut dalam  phosphate rock .

Dari hopper in i phosphate rock  yang mengandung air max = 2,8 % dimasukkan kedalam Ball Mill Q-101 dengan menggunakan  Redler Conveyor   M-102 dan jumlahnya dapat diatur dengan mengatur kecepatannya. Temperature  phosphate rock  yang masuk dalam Ball Mill 33oC. Alat ini berfungsi untuk menghaluskan dan mengeringkan batuan fosfat sebelum masuk ke cone mixer. Penghalusan ini berfungsi untuk memperluas  permukaan bahan sehingga mempercepat reaksi.

Untuk menurunkan kadar air yang ada dalam  phosphate rock dihembuskan udara panas yang dihasilkan dari Furnace B-101 dengan bahan bakar berupa solar. Temperature Furnace B101 diatur ±300oC dan masuk bersama-sama dengan  phosphate rock kedalam Ball Mill 101. Di dalam Ball Mill Q-101 yang berputar dengan kecepatan 17,3 rpm,  phosphate rock dihaluskan oleh bola-bola loham yang berdiameter 4 cm dengan  berat total 62 ton.

Debu-debu fosfat keluar dari Ball Mill Q-101 dengan temperature 105oC dan kandungan air kurang dari 1%, dibawa oleh aliran udara dari Blowe C101 ke Classifier Q-102.

Di dalam classifier oleh karena kecepatan udara diturunkan dan dengan adanya gaya sentrifugal, maka terpisahlah debu fosfat yang kasar (<100 mesh) dan debu-debu yang halus (200 mesh). Debu-debu-debu kasar setelah melewati suatu katup yang menjaga supaya udara luar tidak masuk ke system, masuk bersama-sama dengan bahan baku  phosphate

(12)

rock ke Ball Mill Q-101 untuk dihaluskan kembali.

Debu yang halus bersama aliran udara keluardari classifier menuju ke pemisah debu berupa Cyclone (D-103 A/B). Debu halus di pisahkan dan merupakan hasil dari grinding unit dengan temperature 62oC. Debu hasil ini disebut Ground Rock  bisa langsung digunakan untuk membuat ROP (Run Of Pile) atau dimasukkan kedalam Silo M-104 sesuai kebutuhan.

Udara keluar dari Cyclone Separator D-103 A/B yang mengandung debu dihisap oleh Blower C-101 untuk dikeluarkan dan dihembuskan bersama debu-debu yang keluar dari Ball Mill.

Udara yang keluar dari Blower C-101 sebagian dihisap oleh Blower C-102 ke udara luar. Debu yang terikut dalam aliran ini disaring dalam suatu Bag filter F-102 yang terdiri dari 5 segmen dengan masing-masing segmen 45 filter. Debu-debu yang menempel pada filter dilepaskan lagi dengan udara yang  bertekanan tinggi setiap selang waktu 7 detik. Debu yang lepas ditampung pada bagian bawah Bag filter kemudian dibawa oleh screw conveyor M-103 dan dimasukkan kedalam Silo M-104.

Untuk menjaga debu-debu yang ada di dalam Silo M-104 agar tidak memadat dan tetapkering. Maka kedalam Silo tersebut dialirkan udara panas yang berasal dari udara luar oleh Blower C-105 dan C-106 dan dipanaskan dengan  Electric  Heater   E-105 dengan temperature 100oC dan masukke Silo dengan temperature 90oC sehingga temperature dalam Silo M-102 sebersar 80oC. Batas ketinggian dust rock dalam Silo M-102 dijaga hingga 5 m tinggi Silo (189.061 ton).

Debu-debu yang berhamburan dalam Silo M-102 serta kemungkinan uap air yang timbul dihisap oleh Blower C-107 dan debu disaring di Bag Filter F-103 untuk dikembangkan lagi ke Silo.

(13)

Produk keluar dari Silo M-102 dibawa oleh bucket elevator M-106 menuju conveyor M-107 dengan temperature 70oC selnjutnya dikirim ke cone mixer dengan temperature 65oC setelah ditimbang di weigher dengan kapasitas 35 ton.

2.1.2.4 Unit Proses Produksi

Alat-alat utama dalam proses ini adalah cone mixer   yang  berfungsi untuk proses asidulasi  phosphate rock   dengan mixed acid  untuk mengubah garam fosfat tidak larut dalam air menjadi garam fosfat yang larut dalam air.

 Mixed acid dan  phosphate rock   direaksikan dalam cone mixer   R-201 yaitu reaktor berbentuk kerucut tanpa pengaduk.  Phosphate rock  dengan temperatur 65oC diumpan ke cone mixer 

melalui belt conveyor M-201 yang terdapat weigher A/B kemudian mmelalui cone feeder screw conveyor M-202. Sedangkan  Mixed acid   dengan temperatur 60oC dialirkan dengan tekanan 4 kg/cm2  melalui 6 buah nozzle melingkar dengan posisi tangensial membentuk kemiringan 45o  terhadap cone sehingga menghasilkan putaran mixed acid  di dalam cone mixer.  Phosphate rock dan mixed acid   diumpankan melewati  swerly  secara kontinyu kedalam vortex dari  slurry.  Gerak memutar ( swerling action) pada mixed acid dan phosphate rock , diharapkan memberi energi kinetik untuk pencampuran dan mencegah terjadinya  scale  (kerak) pada dinding cone mixer. Temperatur reaksi yang terjadi adalah 105oC. selain itu diinjeksikan air pada campuran massa sesaat setelah reaksi sebanyak 5-7% untuk menghasilkan produk setengah jadi yang mudah ditangani, artinya bersifat lunak dan tidak cenderung mengeras, serta berpori-pori dan mudah hancur. Penambahan air tersebut adalah khusus, yaitu pada aderah sesudah reaksi utama terjadi, dan dapat mengendalikan/menekan jumlah gas-gas hasil reaksi yang bersifat polutif.

Reaksi antara phosphate rock   (PR) dan mixed acid   (MA)  bersifat eksotermis dengan temperatur reaksi 90-105oC. reaksi

(14)

utama yang terjadi mengikuti persamaan reaksi sebagai berikut: (1) Ca3(PO4)2 + 2H2SO4 + H2O Ca(H2PO4)2.H2O + 2

CaSO4

(2) Ca(H2PO4)2+ 4H3PO4+ 3H2O 3Ca(H2PO4)2. H2O

 Monocalcium phosphate (MCP) adalah garam fosfat yang terlarut dalam air. Selain reaksi tersebut diatas terdapat reaksi-reaksi samping dimana dihasilkan garam fosfat dan sulfat yang lein seperti: FePO4, MgPO4, serta timbul gas diantaranya CO2,

H2O dan lain-lain yang merupakan polutan jika langsung

dibuang ke atmosfir. Untuk meminimalkann polutan yang dibuang ke atmosfir di unit reaksi telah dilengkapi  scrubbing  system dengan air sebagai penyerap polutan-polutan tersebut.

Selanjutnya produk outlet R-201 yang disebut run of pile (ROP= produk setengah jadi) diterima dan diangkut oleh setting  belt conveyor M-203. Pada conveyor M-203 terjadi proses denning yaitu dimana ROP mengalami perubahan bentuk dari  slurry-plastis-solid . Proses denning berlangsung selama 9-13 menit dengan kecepatan conveyor 6-18 menit. Diujung conveyor ini terdapat disintregerator untuk memperkecil ukuran ROP.

ROP (run of pile) yang sudah berbentuk solid kemudian langsung diumpankan ke unit granulasi (pembutiran dngan ukuran 5-10 mesh) atau di simpan dahulu dalam storage (U-250)  bila granulator ada masalah, kemudian baru digranulasi.

Spesifikasi produk ROP (Run of Pile): - P2O5total = minimal 36%

- P2O5ws = minimal 30%

Gas yang terjadi di cone mixer dan setting belt conveyor M-203 akan dihisap oleh Vent Fan C-201 untuk dibuang ke udara lewat Scrubbing Stack D-201. Sebelum gas dibuang ke udara, gas tersebut akan diserap di Scrubber D-202 A dan D-202

(15)

B yang dipasang secara seri dengan konsisi operasi yang terjadi temperatur 23oC dan tekanan 5kg/cm2.

Sedangkan gas yang terjadi di Belt conveyor M-204 dan curring storage akan dihisap oleh Vent Fan C-202 untuk dibuang keudara lewat Scrubbing Stack D-201. Sebelum dibuang ke atmosfer, gas tersebut akan diserap di Scrubber D-203.

Untuk penyerapan di dalam Scrubber 202 A/B atau D-203 digunakan air limbah yang sudah diolh dari equalizer dengan temperatur 28oC. Hal ini untuk meminimalkan buangan air limbah ke laut. Setelah air menyerap dengan gas di dalam Scrubbing D-202 A/B akan dibuang lewat bagian dasar dan ditampung di seal tank TK-202. Sedangkan untuk D-203 dibuang dan ditampung dalam seal tank TK-203, selanjutnya lewat over flow akan dibuang ke Sewer untuk diolah lebih lanjut di equalizer.

2.1.2.5 Unit Granulasi

Produk setengah jadi (ROP) dari unit 250 diumpankan oleh wheel loader ke Belt Conveyor M-205, M-206, M-209  bersama ROP yang langsung diumpankan ke unit granulasi

kemuadian melewati Recycle Conveyor M-304 dengan temperatur 55oC bersama dengan produk recycle (on size, under size, over size). Selanjutnya dibawa Bucket elevator M-302 kemudian diumpankan ke Granulator M-361.

Dalam granulator terjadi proses aglomerasi yaitu  perubahan fisik dari material kecil menjadi butiran seperti yang dikehendaki. Kondisi operasi pada granulator yaitu temperatur 80oC dan kecepatan putar granulator 10 rpm. Proses ini dibantu dengan menambahkan  slurry  dengan temperatur 52oC (dari  scrubbing system) dan steam temperatur 175oC. penambahan  slurry dan  steam  untuk menjaga sifat ROP agar tidak rapuh, sehingga lebih mudah digranulasi. Selain ROP,  slurry, dan  steam  juga ditambahkan produk recycle  (bibit) dengan

(16)

 perbandingan ROP dan produk recycle 3 : 1. Produk keluar dari graulator berukuran 3-5 mm dengan kadar air 8-10%. Granul yang telah terbentuk selanjutnya masuk ke Dryer M-362 dengan temperatur 83oC untuk dikeringkan.

Media yang dipakai untuk mengeringkann adalah udara  panas yang berasal dari pembakaran batu bara pada Furnace

B-301 dengan temperatur pembakaran 950oC dan udara panas keluar furnace dengan temperatur 850oC, kemudian masuk searah kedalam Dryer M-362 (co-current ) dengan temperatur 350oC dan kecepatan putar dryer 3.7 rpm. Produk keluar dari dryer mempunyai kadar air 5% maksimal dan temperaturnya 86oC.

Produk keluar dari dryer yang oversize  dihancurkan dulu di crusher Q-302 sedangkan produk yang undersize  dan onsize langsung diangkut oleh bucket elevator M-305 bersama produk oversize  yang telah dihancurkan. Semua produk dimasukkan dalam Screen F-303 ABCD untuk dipisahkan sesuai size yang kita kehendaki. Didalam screen dipasang dua buah screen oversize dengan ukuran 5 mesh dan screen undersize 10 mesh. Produk yang tertahan pada screen oversize  sebelum dikembalikan ke Granulator dihancurkan terlebih dahulu dalam Crusher over size mill Q-301 ABCD. Produk granulasi yang lolos dari screen undersize akan dikembalikan ke granulator untuk di regranule. Produk granulasi yang lolos dari screen oversize dan tertahan di screen undersize selanjutnya disebut  produk on size. Produk onsize dengan temperatur 82oC akan dimasukkan ke Cooler 363 lewat screen produk conveyor M-303 untuk didinginkan, sebagian produk on size di recycle ke granulator untuk membantu proses granulasi (sebagai bibit).

Media untuk mendinginkan produk adalah udara luar yang dihisap oleh blower C-306 yang masuk cooler   berlawanan dengan aliran produk (counter current ) dengan temperatur 33oC. Dari 303 masuk ke konveyor 310 lalu ke Cooler

(17)

M-363 dan keluar dengan temperatur 52oC. kemudian produk diangkut oleh bucket elevator M-308 ke belt conveyor M-341 dengan temperatur 52oC lalu masuk ke produk SP-36 conveyor M-401 dengan temperatur 52oC dan dikirim ke pengantongan atau gudang curah.

Unti granulasi pabrik SP-36 dilengkapi dengan  scrubbing  yang berfungsi menangkap debu yang ditimbulkan dalam proses granulasi SP-36, agar pencemaran lingkungan dapat diminimalkan. Selain itu,  scrubbing system  berfungsi mengurangi kehilangan produk Sp-36 karena debu yang telah tertangkap oleh air dalam scrubber (menjadi slurry), ditampung dalam seal tank TK-302 kemudian diumpankan dengan temperatur 52oC ke granulator M-361 dengan P-301 untuk membantu proses granulasi.

Unit Scrubbing System terdiri dari: - Dedusting Scubber (D-303 A/B)

Berfungsi untuk mensrub debu-debu yang berasal dari M-328 A/B, screen F-303 A/B/C/D, crusher Q-301 A/B/C/D, hopper dan recycle conveyor M-304 dengan menggunakan blower C-307 yang akan menghisap debu melewati dedusting cyclone M-312. Setelah melewati dedusting cyclone M-312 kemudian discrub menggunakan dedusting srubber D-303 dngan bantuan  blower C-303. Debu-debu yang telah masuk ke dedusting

scrubber, dispray dengan air yang berasal dari seal tank. Hasil dari scrubber ada dua macam yaitu gas buang yang dibawa ke stack dan debu-debu yang larut air spray disebut slurry. Untuk debu/gas cooler dihisap oleh blower C-304 kemudian masuk ke dalam cyclone 313 diteruskan ke recycle conveyor M-304 untuk membantu proses granulasi. Karena temperatur udara keluar cooler masih tinggi yaitu 67oC maka dimanfaatkan kembali sebagai media pemanas dalam dryer  bersama dengan udara panas dari furnace.

(18)

- Dryer Scrubber (D-302 A/B)

Berfungsi untuk menscrub udara keluar dryer M-362 yang sebelumnya dilewatkan cyclone M-311 A/B dengan temperatur 92oC untuk mengurangi lost produk ke stack. Sistem scrubbing ini menggunakan blower C-302. Setelah melewati scrubber D-302 A yang sebelumnya discrub menggunakan air dari seal tank TK-302. Gas keluar dari D-302 B dialirkan ke stack.

- Granulator Scrubber (D-301 A/B)

Berfungsi untuk menscrub debu dari granulator M-361 dengan menggunakan blower C-301. Setelah melewati scrubber D-303 A discrub menggunakan air yang berasal dari seal tank TK-302. Gas keluar akan dialirkan ke stack.

(19)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1) Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil (biasanya kurang dari 1 mm) sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat  bantuan. Kinetika pertumbuhan mikroba adalah Merupakan suatu rangkaian reaksi kimia yang mengendalikan sintesis penyusunan biomassa yang diperoleh pada akhir biakan secara menyeluruh yang mengikuti prinsip kekekalan massa

2) Fasa-fasa pertumbuhan mikroba dalam kurva pertumbuhan mikroba yaitu : a) Fasa adaptasi (Fasa Lag)

 b) Fasa pertumbuhan dipercepat

c) Fasa eksponensial / fasa logaritmik d) Fasa pertumbuhan diperlambat e) Fasa stasioner

f) Fasa kematian

3) Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba yaitu ; a)  Nutrisi

 b) Suhu / temperature

c) Keasaman atau kebasaan (pH) d) Ketersediaan Oksigen e) Air f) Cahaya g) Tekanan Osmosa h) Faktor-faktor kimia

B. Saran

Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu semua kalangan

dalam mempelajari kinetika pertumbuhan mikroba serta perhitungan

dalam kinetika tersebut.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

http://perpustakaancyber.blogspot.co.id/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruh-kecepatan.html https://www.google.co.id/?gws_rd=cr&ei=T6-UV4H_BorWvgSW-LbQCg#q=+perhitungan+kinetika+pertumbuhan+mikroba http://atom-green.blogspot.co.id/2013/05/mikroba-bag-i-pengertian-mikroba_1878.html

Referensi

Dokumen terkait