12 PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN AIR MINUM ISI ULANG “BIRU” DI JL. JEMBATAN 5 PONDOK TIMUR – KOTA BEKASI
Netti Natarida Marpaung
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tribuana natarida.nm@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Kualitas Pelayanan, dan Harga terhadap Keputusan Pembelian air minum pada Air Minum Isi Ulang “BIRU” di Jalan Jembatan 5 Pondok Timur - Kota Bekasi.
Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner. Variabel yang digunakan adalah variabel terikat yaitu variabel Keputusan Pembelian (Y) dan variabel bebas yaitu Kualitas Pelayanan (X1), dan Harga (X2). Alat analisis dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus metode deskriptif kuantitatif melalui uji asumsi klasik. Tahap selanjutnya data dianalisis dengan alat perhitungan matematis melalui Analisis Regresi Berganda dan uji hipotesis t dan F.
Berdasarkan hasil pengujian, terdapat hubungan positif antara Kualitas Pelayanan (X1) dan Harga (X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y) air minum di Air Minum Isi Ulang “BIRU”. Dibuktikan pada uji t dimana t hitung lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,01 < 0,05), maka Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian maka hipotesis yang menyatakan bahwa “Kualitas Pelayanan (X1) dan Harga (X2) berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian (Y)” dapat diterima. Terdapat pengaruh positif antara Kualitas pelayanan (X1) dan Harga (X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y). Dibuktikan dari nilai uji t tersebut.
Kata kunci : Kualitas pelayanan, Harga, Keputusan Pembelian
1. PENDAHULUAN
Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat. Hal ini menuntut setiap
perusahaan untuk memaksimalkan
kinerja perusahaannya agar mampu bersaing di pasar. Perusahaan harus mampu memahami kebutuhan dan keinginan konsumennya. Oleh karena itu, perusahaan harus merancang strategi pemasaran yang kuat agar dapat
menciptakan kepuasan bagi
konsumennya dan dapat bertahan dalam persaingan bisnis. Salah satu bisnis yang
berkembang pesat dan merasakan
ketatnya persaingan saat ini adalah bisnis penyediaan air minum yaitu depot isi ulang.
Persaingan yang semakin ketat tersebut ditandai dengan banyaknya
depot Air Minum Isi Ulang
menghasilkan produk dengan jenis yang sama akan tetapi kualitas pelayanan, merek, dan harga beraneka ragam. Dengan demikian, para pelaku usaha depot Air Minum Isi Ulang dituntut untuk menciptakan strategi yang dapat
menarik para konsumen untuk
13 ditawarkan agar mampu bersaing dan
unggul dibanding pesaingnya.
Keputusan Pembelian dari
konsumen senantiasa menjadi suatu keharusan untuk diperhatikan oleh setiap perusahaan khususnya bidang usaha pengadaan Air Minum Isi Ulang, dalam menjalankan kegiatan usahanya.
Kepuasan konsumen akan
memberikan manfaat bagi perusahaan,
khususnya usaha dalam bidang
penyediaan air Minum isi ulang. Dengan
mempertahankan dan memberikan
kepuasan kepada konsumen maka mereka cenderung untuk membeli ulang barang dan jasa yang telah mereka konsumsi. Kepuasan juga akan mendorong adanya komunikasi dari mulut ke mulut yang bersifat positif.
Kepuasan Konsumen merupakan
suatu indikator ke depan akan
keberhasilan bisnis perusahaan, yang
mengukur bagaimana baiknya
tanggapan pelanggan terhadap masa depan bisnis perusahaan (Assauri, 2012: 11). Dengan memperhatikan kepuasan konsumen, maka perusahaan akan dapat
mempertahankan keberadaan
konsumennya (Kotler dan Keller, 2009:140). Hal tersebut akan menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan suatu perusahaan, tak terkecuali usaha
dalam bidang penyediaan air Minum isi ulang.
Kualitas produk menjadi faktor penentu perusahaan, terutama bisnis penyediaan air Minum isi ulang, dalam
menciptakan kepuasan konsumen
setelah melakukan pembelian dan pemakaian terhadap suatu produk.
Pengalaman konsumen dalam membeli produk yang baik atau buruk akan mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian kembali atau tidak. Oleh karena itu, pelaku usaha harus mampu menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan selera konsumen. Layanan yang tidak dapat memenuhi harapan pelanggan, haruslah cepat ditanggapi oleh perusahaan, yaitu dengan upaya pengembangan produk sesuai dengan harapan pelanggan tersebut (Assauri, 2012:167).
Selain kualitas produk, yang
harus diperhatikan oleh setiap
perusahaan dalam bersaing, terutama usaha dalam bidang penyediaan air Minum isi ulang yaitu kebijakan penetapan harga.
Menurut Kotler dan Armstrong (2013:151), harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu barang atau jasa atau jumlah dari nilai uang yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat
14 karena memiliki atau menggunakan
produk atau jasa tersebut.
Harga tergantung pada kebijakan perusahaan dengan mempertimbangkan berbagai hal. Murah atau mahalnya harga suatu barang atau jasa sangat relatif sifatnya. Perusahaan harus selalu memantau harga yang ditetapkan oleh pesaing agar harga yang ditentukan oleh perusahaan tersebut tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Bagi konsumen, harga sering
dikaitkan dengan manfaat yang
diperoleh atas suatu barang atau jasa. Pembeli menggunakan harga tidak hanya pada ukuran pengorbanan, tetapi juga digunakan sebagai indikator
kualitas produk dan layanannya
(Assauri, 2012:194). Oleh karena itu, perusahaan dituntut untuk menawarkan produk yang berkualitas yang memiliki nilai lebih dengan memberikan harga yang sesuai dengan kualitas produk yang ditawarkan. Bagi perusahaan, khususnya yang bergerak dalam bidang penyediaan air Minum isi ulang, kualitas pelayanan menjadi suatu hal yang sangat penting dalam meningkatkan daya saing.
Salah satu jenis usaha
penyediaan air Minum isi ulang di Jalan Jembatan 5 Pondok Timur Kota Bekasi yaitu Air Minum Isi Ulang “BIRU”
dimiliki oleh seseorang yang bernama Bapak Joko Santosa.
Penulis memilih Air Minum Isi Ulang “BIRU” karena selalu ramai
pembelinya. Setelah melakukan
wawancara dengan pemilik depot/isi ulang “BIRU” beliau menjelaskan bahwa kini tempat usahanya masih terus berusaha memberikan kualitas pelayanan yang terbaik untuk konsumen.
Selain itu Air Minum Isi Ulang “BIRU” juga belom pernah melakukan survey terkait Keputusan Pembelian konsumen.
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui pengaruh kualitas
pelayanan terhadap Keputusan
Pembelian pada Air Minum Isi Ulang “BIRU”.
2) Untuk mengetahui pengaruh Harga terhadap Keputusan Pembelian pada Air Minum Isi Ulang “BIRU”.
3) Untuk mengetahui pengaruh Kualitas
Pelayanan dan Harga terhadap
Keputusan Pembelian.
Kajian penelitian sejenis ini diambil dari penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan topik atau variabel yang sedang dan akan diteliti. Menurut Rendi Setiawan (2018) STIE Tribuana Bekasi dalam judul penelitian “Pengaruh
15 Pembelian dan Dampaknya terhadap
Konsumen pada PT. Central Santosa Cabang Purwakarta” diperoleh hasil bahwa kualitas pelayanan, berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian.
Dan menurut Daiyah (2018) STIE Tribuana Bekasi dalam penelitian
“Pengaruh Harga dan Kualitas
Pelayanan terhadap Keputusan
Pembelian Tiket Pesawat Garuda
Indonesia pada PT. Duta Pelangi Indah (Pelangi Tour) diperoleh hasil bahwa
harga dan kualitas pelayanan
berpengaruh terhadap keputusan
pembelian tiket pesawat Garuda
Indonesia pada PT. Duta Pelangi Indah (Pelangi Tour).
Berdasarkan kerangka
konseptual, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
a. Diduga terdapat pengaruh positif antara kualitas pelayanan terhadap Keputusan Pembelian pada Air Minum Isi Ulang “BIRU”.
b. Diduga terdapat pengaruh positif antara harga terhadap Keputusan Pembelian pada Air Minum Isi Ulang “BIRU”.
c. Diduga terdapat pengaruh positif antara kualitas pelayanan dan harga terhadap Keputusan Pembelian pada Air Minum Isi Ulang “BIRU”.
2. METODOLOGI PENELITIAN
Objek penelitian dalam
penulisan ilmiah ini adalah Air Minum Isi Ulang “BIRU” beralamat di Jalan Jembatan 5, Pondok Timur- Kota Bekai. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2019.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif.
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang berkunjung ke Depot/ Isi Ulang Air Minum “BIRU” yang jumlahnya 800 orang yang diambil dari data satu bulan.
Untuk menghitung penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu, maka digunakan rumus Slovin. Jika populasi (N) sebanyak 800 orang dari taraf kesalahan (e) sebesar 10% Dengan demikian, besar sampel yang diperlukan adalah sebesar 88,8 yang dibulatkan menjadi 89 responden.
Alat Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah,
1) Uji Validitas. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur dari suatu kuesioner tersebut.
16 2) Uji Reliabilitas. Uji reliabilitas adalah
alat untuk mengukur suatu kuesioner yang mempunyai indikator dari variabel. Sebuah kuesioner dinyatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu, Ghozali (2011:47).
Dengan menggunakan uji statistik Cronbach Alpha (a). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha (a) > 0,60.
3) Uji Asumsi Klasik. Uji asumsi klasik
digunakan apabila penelitian
menggunakan metode regresi berganda. Model regresi linier berganda dapat disebut model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi dan terbebas dari asumsi klasik statistik, baik itu normalitas data dan heterokesdatisitas. 4) Uji Normalitas. Uji normalitas menurut Sugiono (2015:155) berguna untuk mengetahui apakah suatu data dalam model regresi yang digunakan membentuk distribusi normal atau tidak. Hal ini dapat dilihat bila jumlah data diatas dan dibawah rata-rata adalah
sama, demikian juga simpangan
bukunya. Metode yang dipakai untuk mengetahui kenormalan regresi adalah One Sample Kolmogrov-Smirnov Test
dan Normal P-Plot. Distribusi dan dinyatakan normal apabila nilai P dari One Sample Kolmogrov-Smirnov Test > 0,05 dan sebaliknya. Sedangkan Normal
Probability Plot Of Regression
Standarized Residual apabila data menyebar disekitar garis diagonal atau mengikuti garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 5) Uji Multikolonieritas. Menurut Imam
Ghozali (2011:105-106), uji
multikolonieritas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk menguji multikolonieritas dengan cara melihat nilai Tolerance Value atau Varian Inflation Factor (VIF) masing-masing variabel independen, jika nilai VIF <10, maka dapat disimpulkan data bebas dari gejala multikolinieritas.
6) Uji Heteroskedastisitas. Uji
Heteroskedastisitas merupakan
pengujian yang bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu regresi terjadi perbedaan variance dari residual data yang ada.
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah aplikasi SPSS versi 25.
17 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian deskripsi dilakukan untuk dapat menggambarkan data yang ada dalam model analisis ini, variabel
dependennya yaitu Keputusan
Pembelian terhadap Air Minum Isi
Ulang “BIRU” dan variabel
independennya adalah Kualitas
Pelayanan dan Harga.
Analisis didasarkan pada 89 jawaban responden yang memenuhi kriteria untuk dilakukan analisis, hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Statistik Deskriptif
Sumber : Data diolah
Berdasarkan data hasil statistik pada Tabel 1. menunjukkan bahwa nilai deskriptif statistik variabel Keputusan Pembelian/Kepuasan Konsumen (Y) memiliki mean yaitu 42,3034 dengan standar deviasi sebesar 7,47329. Nilai mean ini memiliki nilai yang lebih tinggi dari rata-rata yang ditentukan yaitu 57,00. Hal ini menunjukkan bahwa responden cenderung memiliki tingkat keyakinan atas keputusan pembelian yang dilakukan dalam mengkonsumsi
Air Minum di Air Minum Isi Ulang “BIRU”.
Variabel Kualitas Pelayanan (X2) memiliki mean yaitu 24,2584 dengan standar deviasi sebesar 3,66968. Nilai mean ini memiliki nilai yang lebih rendah dari rata-rata yang ditentukan yaitu 31,00. Hal ini menunjukkan bahwa Kualitas Pelayanan yang berikan kepada konsumen masih perlu ditingkatkan sehingga memberi kepuasan kepada konsumen loyal maupun masyarakat umumnya untuk mengkonsumsi Air Minum di Air Minum Isi Ulang “BIRU”. Variabel Harga (X2) memiliki mean yaitu 19,1124 dengan standar deviasi sebesar 3,66968. Nilai mean ini memiliki nilai yang lebih tinggi dari rata-rata yang ditentukan yaitu 27,00. Hal ini
menunjukkan bahwa responden
cenderung yakin tentang Harga untuk mengkonsumsi Air Minum di Air Minum Isi Ulang “BIRU”.
Teknik Analisis data Uji Validitas
Cara yang dipakai dalam
menguji tingkat validitas adalah dengan variabel internal, yaitu menguji apakah terdapat kesesuaian antara bagian instrumen secara keseluruhan. Untuk mengukurnya menggunakan analisis butir. Pengukuran pada analisis butir
18 yaitu dengan cara skor-skor yang ada
kemudian dikorelasikan dengan menggunakan Rumus korelasi product
moment yang dikemukakan oleh
Pearson. Menurut Sugiyono (2009) kriteria atau syarat suatu item tersebut dinyatakan valid adalah bila korelasi tiap faktor tersebut bernilai positif dan besarnya 0,6 ke atas.
Uji validitas data dilakukan dengan menggunakan metode korelasi product moment (pearson correlation). Dari hasil pengolahan data yang dilakukan dapat diketahui bahwa tidak ada data yang missing (tidak dikenal) sehingga data penelitian ini merupakan data yang akurat dan dapat digunakan untuk penelitian. Untuk selanjutnya penulis akan melakukan uji validitas, dengan rumusan sebagai berikut:
a. Jika rhitung positif atau r hitung > r table, maka pertanyaan tersebut valid. b. Jika rhitung positif atau r hitung < r table, maka pertanyaan tersebut tidak valid.
Adapun pada α = 0,05 dengan derajat bebas df = 89, sehingga r (0,05 : 89), diperoleh rtable adalah 0.361. Adapun nilai validitas dari masing-masing variabel berupa Kualitas Pelayanan (X1) dan Harga (X2) Terhadap Keputusan Pembelian di Depot Air Minum Isi
Ulang “BIRU” terlihat pada Tabel sebagai berikut;
Tabel Corrected Item Correlation Variabel Kualitas Pelayanan (X1)
Pertanyaan rhitung Rtabel Validitas
Pertanyaan 1 0,802 0,207 Valid Pertanyaan 2 0,820 0,207 Valid Pertanyaan 3 0,845 0,207 Valid Pertanyaan 4 0,835 0,207 Valid Pertanyaan 5 0,610 0,207 Valid Pertanyaan 6 0,820 0,207 Valid Pertanyaan 7 0,884 0,207 Valid Pertanyaan 8 0,551 0,207 Valid Pertanyaan 9 0,555 0,207 Valid Pertanyaan 10 0,866 0,207 Valid Pertanyaan 11 0,736 0,207 Valid
Sumber; Data diolah.
Tabel Corrected item correlation variabel Harga (X2)
Pertanyaan rhitung Rtabel Validitas
Pertanyaan 1 0,515 0,207 Valid Pertanyaan 2 0,514 0,207 Valid Pertanyaan 3 0,584 0,207 Valid Pertanyaan 4 0,604 0,207 Valid Pertanyaan 5 0,563 0,207 Valid Pertanyaan 6 0,511 0,207 Valid Pertanyaan 7 0,471 0,207 Valid
Sumber; Data diolah.
Tabel Corrected item correlation variabel Keputusan Pembelian (Y)
Sumber: Data diolah
Pertanyaan rhitung Rtabel Validitas
Pertanyaan 1 0,501 0,207 Valid Pertanyaan 2 0,478 0,207 Valid Pertanyaan 3 0,464 0,207 Valid Pertanyaan 4 0,495 0,207 Valid Pertanyaan 5 0,482 0,207 Valid Pertanyaan 6 0,263 0,207 Valid
19 Uji Reliabilitas
Pengujian Reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan cara eksternal maupun internal. Secara eksternal yakni salah satu pengujian reliabilitas instrumen yang dilakukan dengan test-retest (stability). Pengujian dilakukan dengan cara mencobakan instrumen beberapa kali pada responden, dalam hal ini instrumennya sama, respondennya sama, hanya waktu yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara
percobaan pertama dengan yang
berikutnya. Bila koefisien korelasi positif, dan signifikan, maka instrumen tersebut dinyatakan reliabel. Kemudian
penelitian ini diujikan dengan
menggunakan metode Cronbach Alpha, dimana suatu kuesioner dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60 (Ghozali, 2005:42). a. Jika r alpha positif atau lebih besar dari rtabel maka dinyatakan reliabel. b. Jika r alpha positif atau lebih kecil dari rtabel maka dinyatakan tidak reliabel. Adapun hasil uji reliabilitas dari variabel Kualitas Pelayanan (X1) dan Harga (X2) Terhadap Keputusan Pembelian pada Air Minum Isi Ulang “BIRU” (Y) terlihat pada Tabel sebagai berikut;
Tabel Cronbach Alpha No Variabel Cronbach’ Alpha krireria Keterangan 1 Kualitas pelayanan 0,760 α > 0,6 Reliabel 2 Harga 0,701 α > 0,6 Reliabel 3 Keputusan Pembelian 0,739 α > 0,6 Reliabel Sumber; Data diolah
Berdasarkan data pada Tabel di atas, diketahui bahwa nila ralpha masing-masing sebesar 0,760, 0,701, dan 0,739, dimana rtabel sebesar 0,316 sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai ralpha positif dan lebih besar dari rtabel (0,760, 0,701 dan 0,739 > 0,361) dengan demikian maka kuesioner penelitian tersebut dinyatakan reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian.
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dimaksudkan untuk mengetahui pemenuhan suatu model regresi linear yang BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Uji asumsi klasik ini terdiri dari uji normalitas, uji
multikolinieritas dan uji
heteroskedastisitas. Suatu model regresi linear akan memenuhi asumsi BLUE apabila model tersebut memiliki data yang bebas multikolinieritas dan bebas heteroskedastisitas.
20 Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi
berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan analisis grafik yaitu pada Normal PP Plot of Regression Standarizied Residual. Apakah titik menyebar di sekitar garis diagonal maka data telah berdistribusi normal. Uji normalitas data yang bertujuan untuk mengetahui kenormalan distribusi sebaran skor variabel. Variabel yang
diuji adalah variabel dependen
(Keputusan Pembelian) dan variabel independen (Kualitas Pelayanan dan Harga ).
Model regresi yang baik adalah yang datanya berdistribusi normal atau mendekatai normal. Jika data tidak tidak berada di sekitar wilayah garis diagonal dan tidak mengikuti garis diagonal atau tidak mengikuti pola sebaran distribusi normal maka akan diperoleh taksiran yang bias.
Uji normalitas dapat juga dilakukan dengan analisis grafik yaitu pada grafik histogram. Adapun Uji Normalitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar: Grafik Histogram
Berdasarkan Gambar Grafik Histogram menunjukkan bahwa penyebaran titik berada di sekitar garis diagonal, sehingga didapatkan hasil data terdistribusi secara normal dan tidak terjadi penyimpangan.
Uji Multikolinieritas
Gejala multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel indenpenden manakah yang dijelaskan oleh variabel dependen lainnya. Tolerance adalah mengukur variabalitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan variabel independen lainnya. Nilai yang dipakai untuk Tolerance> 0,10 dan VIF < 10,0 maka tidak terjadi
multikolinieritas seperti yang terlihat pada Tabel sebagai berikut;
21 Tabel Uji Multikolinieritas
Sumber; Data diolah
Berdasarkan data Tabel Uji Multikolinieritas memperlihatkan semua nilai variabel independen memiliki nilai Tolerance > 0,10 dan VIF < 10,0 dimana nilai Tolerance dari masing-masing variabel berupa Kualitas Pelayanan dan Harga sebagai variable bebas sebesar (1,000 > 0,10) dan (1,000> 0,10),) sedangkan nilai VIF dari masing-masing
variabel bebas berupa Kualitas
Pelayanan dan Harga sebesar (1,000 < 10,0) dan (1,000< 10,0), berarti tidak terjadi multikolinieritas dalam penelitian ini.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan grafik dan analisis statistic berupa uji scatterplot. Melalui analisis grafik, suatu model regresi
dianggap tidak terjadi
heteroskedastisitas jika titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y.
Pengujian heteroskedastisitas secara
visual dapat dilakukan dengan
Scatterplot. Berikut merupakan grafik Scatterplot pada Gambar berikut;
Gambar: Grafik Scatterplot Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan tidak terjadi heteroskedasitisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi pengaruh Pengaruh Kualitas Pelayanan,
dan Harga Terhadap Keputusan
Pembelian. Hasil analisis menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat indikasi adanya heterokedastisitas pada model.
22 Analisis Regresi Linier Berganda
Adapun persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini terlihat pada Tabel sebagai berikut;
Tabel Analisis Regresi
Sumber; Data diolah
Berdasarkan data Tabel Uji Regresi maka diketahui persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
Y = 4,126 + 0,213X1 + 0,308X2
Adapun penjelasannya persamaan
regresi linier berganda adalah;
Berdasarkan tabel tersebut diatas terdapat nilai konstanta sebesar 4,126 hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas (X) berupa Kualitas Pelayanan dan Harga mampu dan memberi kontribusi yang besar dalam mempengaruhi tentang Keputusan Pembelian warung makan Air Minum Isi Ulang “BIRU” sebesar kelipatan 4,126 dari variabel penelitian yang ada.
Koefisien regresi
Variabel kualitas pelayanan (X1) sebesar 0,213 dan harga (X2) sebesar 0,308.
Uji Hipotesis
Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
Uji-t (uji parsial) dilakukan untuk melihat secara individual pengaruh secara positif dan signifikan dari variabel bebas (X) berupa Kualitas Pelayanan (X1) dan Kualitas Produk (X2) Terhadap Keputusan Pembelian Air Minum Isi Ulang “BIRU” sebagai variabel terikat (Y). Nilai t digunakan untuk membuktikan pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai t hitung dapat dilihat pada hasil regresi melalui nilai signifikansi < 0,05. Uji parsial dilakukan antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dan hasilnya sebagai berikut;
Tabel Uji T
Sumber; Data diolah
Penjelasan;
X1 Kualitas Pelayanan
Berdasarkan data pada Tabel Uji T dapat dijelaskan sebagai berikut : Nilai t secara parsial dari variabel Kualitas Pelayanan (X1) diperoleh hasil yaitu Nilai thitung adalah 6,442 dan nilai t
23 tabel sebesar 1,632 sehingga nilai t
hitung > t tabel (6,442>1,987) dan nilai sig< 0,05 (0,000< 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa Kualitas Pelayanan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian air minum di Air Minum Isi Ulang “BIRU”, yaitu sebesar 6,442.
X2 Harga
Berdasarkan data pada Tabel Uji T dapat dijelaskan sebagai berikut : Nilai t secara parsial dari variabel Harga (X2) diperoleh hasil yaitu Nilai t hitung adalah 3,507 dan nilai t tabel sebesar 1,987 sehingga nilai t hitung < t tabel (3,507< 1,987) dan nilai sig< 0,05 (3,507 > 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa Kualitas Produk secara parsial t
berpengaruh terhadap Keputusan
Pembelian Air Minum Isi Ulang “BIRU”, yaitu sebesar 3,507.
Uji Signifikan Simultan (Uji-F)
Uji-F (uji serempak) dilakukan untuk
melihat secara bersama-sama
(serempak) pengaruh secara positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu Kualitas Pelayanan (X1) dan Harga (X2), terhadap Keputusan Pembelian air minum di Air Minum Isi Ulang “BIRU”
(Y) sebagaimana yang terlihat pada Tabel sebagai berikut :
Tabel Uji F
Sumber; Data diolah
Berdasarkan data pada Tabel Uji F, dapat dijelaskan bahwa nilai F hitung adalah 26,287 dengan tingkat signifikan 0,000. Sedangkan, nilai F tabel pada tingkat signifikan 95% (α = 0,05) adalah 3,10 dimana (Fhitung > Ftabel) sehingga 26,287 > 3,10 dan nilai sig < 0,05 (0,000 < 0,05). Dengan demikian, secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara Kualitas Pelayanan dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian air minum di Depot/ Air Minum Isi Ulang “BIRU”.
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian koefisien determinasi
(R2) digunakan untuk mengukur
proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien deteminasi berkisar antara nol sampai satu (0 < R2 < 1). Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah besar terhadap
24 variabel terikat (Y). Hal ini berarti model
yang digunakan semakin kuat untuk
menerangkan kemampuan variabel
bebas menjelaskan variabel terikat dan demikian sebaliknya seperti yang terlihat pada Tabel sebagai berikut;
Tabel Goodness of Fit (R2)
Sumber; Data diolah
Berdasarkan data pada Tabel di atas dapat dijelaskan yaitu Nilai AdjustedRSquare yaitu 0,379 atau 37,90%, artinya variabel penelitian memberikan sumbangsih atau kontribusi dalam menjelaskan tentang Keputusan Pembelian air minum di Air Minum Isi Ulang “BIRU” sebesar 37,90% sedangkan sisanya 62,10% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar penelitian ini seperti variabel pemasaran, kemasan, iklim kerja, faktor personal dan faktor situasi, kebijakan pemerintah dan situasi perekonomian nasional.
4. PENUTUP Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan terhadap seluruh data yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kualitas pelayanan berpengaruh
signifikan terhadap Keputusan
Pembelian pada Air Minum Isi Ulang “BIRU”, besarnya pengaruh kualitas pelayanan tersebut adalah sebesar 40,3%, artinya bahwa setiap kenaikan tingkat Kualitas Pelayanan sebesar satu poin maka Keputusan Pembelian akan mengalami kenaikan sebesar 0,403. Begitu juga sebaliknya, apabila kualitas
pelayanan mengalami penurunan
sebesar satu poin maka Keputusan Pembelian akan mengalami penurunan sebesar 0,403.
2. Harga berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian pada Air Minum Isi Ulang “BIRU” Pondok Timur Bekasi, besarnya pengaruh harga tersebut adalah sebesar 43,3%, artinya bahwa setiap kenaikan tingkat harga sebesar satu poin maka Keputusan Pembelian akan mengalami kenaikan sebesar 0,433. Begitu juga sebaliknya, apabila harga mengalami penurunan sebesar satu poin maka Keputusan Pembelian akan mengalami penurunan sebesar 0,433.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dilakukan maka saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini yaitu:
25 1. Dalam berbisnis harus mempunyai
konsep untuk menarik konsumen,
sehingga banyak konsumen yang dating untuk berbelanja, dan mengingat bahwa pembeli adalah raja sehingga harus ramah pada setiap konsumen atau pembeli yang berdatangan sehingga akan tercipta kepuasan tersendiri bagi konsumen.
2. Bagi para peneliti selanjutnya yang akan mengkaji lebih dalam mengenai topik yang sama, dapat menambah
variabel yang belum ada dalam
penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat menjadi salah satu upaya informasi yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto dan Setyobudi Ismanto. 2014.
Konsumen dan Pelayanan
Prima. Malang: Gava Media
Assauri, S. (2012). Strategic Marketing. Cetakan satu. Edisi satu. Raja Grafindo Persada. Depok.
Assauri 2012 Manajemen Pemasaran, Jakarta : PT. Raja Grafindo. Kotler, Amstrong, 2013. Prinsip-prinsip
Pemasaran, Edisi ke-12.
Penerbit Erlangga.
Kotler, Philip and Kevin Lane Keller, 2012. Marketing Management,
Edisi 14, New Jersey: Prentice-Hall Published.
Hawkin dan Lonney dikutip dalam Tjiptono, 2010. Indikator Keputusan Pembelian, Jakarta: Binarupa Aksara
Fandy Tjiptono. 2014. Atribut Kepuasan Konsumen (Prinsip,
Penerapan, Penelitian).
Yogyakarta. Andi.
Kotler dan keller 2009. Manajemen Pemasaran , jilid 1, edisi ke 13 jakarta. Penerbit Erlangga