• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V SIMPULAN. berjalan dengan baik sesuai dengan harapan dan memberikan manfaat bagi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V SIMPULAN. berjalan dengan baik sesuai dengan harapan dan memberikan manfaat bagi"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

SIMPULAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian dan dikaitkan dengan tujuan yang ingin dicapai, maka kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Implementasi proses KM di KAP ADR, dengan menggunakan kerangka sistematis proses KM dari Probst et al. (2000), secara keseluruhan telah berjalan dengan baik sesuai dengan harapan dan memberikan manfaat bagi perusahaan dan seluruh anggota perusahaan, namun di beberapa proses masih terdapat kekurangan yang harus diperbaiki, antara lain belum dilakukannya proses knowledge measurement untuk mengevaluasi apakah

knowledge goals dan tujuan KM telah tercapai.

Peneliti mendapatkan bukti dari hasil analisis penelitian yang mendukung kesimpulan bahwa dalam menjalankan bisnisnya KAP ADR sangat mengandalkan knowledge utilisation yang berasal proses knowledge creation, knowledge development dan knowledge sharing yang dilakukan secara ekstensif. Hal ini didukung dari ukuran nilai manfaat dan keberhasilan penggunaan pengetahuan berupa peningkatan pendapatan dari sekitar Rp 1 milyar di tahun 2005, hingga menjadi lebih dari Rp 30milyar di tahun 2015, berdasarkan data pendapatan KAP ADR yang

(2)

2. Peneliti menemukan bahwa KSF (faktor penyukses) dapat meningkatkan kesuksesan implementasi proses KM, sedangkan kendala-kendala (critical factors/barriers) dapat menghambat implementasi proses KM.

a. KSF KM di KAP ADR yang diidentifikasi oleh peneliti adalah:

(i) Komitmen dan dukungan dari para pemimpin (Leadership commitment);

(ii) Strategi KM yang sejalan dengan strategi bisnis dan operasional; (iii) Sudah ada cikal bakal Organisasi KM dan pengelolaan HC yang

mengarah pada talent management. (iv) Tersedianya perangkat TI yang memadai;

(v) Kegiatan Knowledge Sharing yang diarahkan pada pembangunan

intellectual capital;

(vi) Terdapat dukungan KM portal di tingkat global.

b. Kendala-kendala (critical factors/barriers) yang diidentifikasi oleh peneliti adalah:

(i) Belum adanya dedicated person sebagai kepala unit atau pemimpin khusus KM.

(ii) Potensi pelanggaran etika profesi mengenai client confidentiality. (iii) Keterbatasan fungsi portal KM.

(iv) Tingkat turnover/resign yang cukup tinggi menyebabkan knowledge loss dan loss experience.

(3)

(v) Kegiatan Community of Practice terlalu fokus pada proses knowledge development dan kurang pada aspek knowledge sharing dan knowledge utilisation.

(vi) Masih rendahnya budaya belajar di kalangan staf. (vii) Masih adanya resistant atas inisisiatif KM.

(viii) Kekhawatiran atas kepemilikan properti intelektual dari konten

knowledge repository. 5.2 Implikasi

Melalui hasil penelitian ini, KAP ADR mendapatkan masukan mengenai evaluasi menyeluruh (on going evaluation) atas implementasi proses KM berdasarkan alur proses KM dari Probst et al. (2000), yang dikenal dengan “The building blocks of knowledge management”. Proses KM dari Probts et al. (2000) lebih menekankan pada dimensi praktikal (Dalkir, 2005) dan merupakan kerangka yang baik untuk dipraktikan (Heisig, 2002), sehingga evaluasi atas implementasi proses KM dengan menggunakan alur proses KM dari Probst et al. (2000) membantu perusahaan untuk mengetahui apakah proses KM telah berjalan sesuai dengan harapan dan memberikan manfaat. Dari hasil penelitian, perusahaan dapat memperoleh saran dan

rekomendasi perbaikan strategi KM, penyempurnaan proses KM dan

perbaikan kebijakan HC yang dapat dilakukan untuk semakin mendukung efektifitas penerapan KM di KAP ADR, dan mengidentifikasi faktor-faktor

(4)

penyempurnaan perumusan strategi KM, proses KM dan kebijakan HC bagi industri jasa audit, serta memberikan wawasan baru mengenai membangun strategi KM dan aplikasi inisiatif KM bagi KAP-KAP yang belum melakukan inisiatif KM.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang dialami oleh peneliti selama melakukan penelitian ini adalah penggunaan metoda penelitian kualitatif. Penggunaan metoda kualitatif dinilai subjektif karena keterlibatan peneliti yang sangat besar. Keterlibatan peneliti yang sangat besar untuk melihat setiap gejala yang ada pada obyek penelitian (situasi sosial) memerlukan kepekaan, yang bisa menimbulkan bias untuk hasil penelitian.

Penelitian kualitatif tidak mencari kebenaran menurut teori, tetapi kebenaran menurut nara sumber. Respon yang diberikan oleh manajemen dan penanggung jawab utama KM yaitu Direktur HC dapat berbeda dari kontributor individual seperti Manajer Audit dan Senior Associate karena sifat pekerjaan dan tanggung jawab (engagement responsibilities) mereka berbeda. Kontributor individual dengan posisi Manager Audit dan Senior Associate dapat lebih nyaman dan terbuka dalam membahas pertanyaan yang lebih sensitif mengungkapkan kelemahan dibandingkan dengan pimpinan kantor atau Direktur HC.

Untuk mengurangi bias yang mungkin muncul, maka peneliti melakukan pengecekan hasil penelitian dengan nara sumber utama dalam hal ini

(5)

dengan nara sumber utama diharapkan dapat mengurangi atau menghilangkan bias yang mungkin muncul dari hasil penelitian ini.

Pada penelitian ini terdapat keterbatasan yaitu data-data kuantitatif mengenai pencapaian inisiatif KM dari kompetitor. Hal tersebut membuat kondisi KM yang dilakukan dalam industri tidak dapat digambarkan dengan akurat. Wawancara yang dilakukan dengan nara sumber tidak dapat menggambarkan kondisi implementasi proses KM pada industri jasa audit di Indonesia secara keseluruhan. Keterbatasan data menyebabkan komparasi antara KAP ADR dengan KAP-KAP lainnya tidak dapat dilakukan dengan akurat. Penggunaan data-data kuantitatif dapat memberikan masukan yang lebih luas dalam melihat persoalan dan solusi terhadap penelitian ini.

Pada masa mendatang, apabila data-data pengukuran kuantitatif keberhasilan KM tersedia untuk publik dan dapat diakses, perusahaan dapat melakukan evaluasi terhadap penelitian ini untuk melihat komparasi pencapaian inisiatif KM di KAP-KAP atau perusahaan jasa konsultasi lain. 5.4 Saran

Dari hasil penelitian yang telah disimpulkan, peneliti dapat memberikan beberapa saran atau rekomendasi yang bisa menjadi bahan pertimbangan pimpinan KAP ADR untuk menyempurnakan proses dan aktifitas KM dan pengembangan sumber daya manusia di KAP ADR sehingga dapat dicapai produktivitas yang tinggi dan implementasi yang konsisten.

(6)

Saran-saran dan rekomendasi yang dapat diberikan oleh peneliti terkait dengan kendala-kendala yang diidentifikasi adalah sebagai berikut:

(i) KAP ADR harus mengangkat dedicated person sebagai kepala unit pengelolaan KM yang terpisah dari Divisi HC. Unit ini sebaiknya dipimpin oleh seseorang dengan posisi setingkat Direktur atau Chief Knowledge Officer (CKO) yang merupakan dedicated person yang murni bertanggung jawab untuk keseluruhan aktifitas KM di perusahaan. Dengan adanya CKO, implementasi proses KM dapat semakin fokus pada pembentukan dan eksekusi strategi pengembangan KM. CKO juga dapat fokus untuk mengidentifikasi peran dan value proposition dari KM sehingga pemahaman dan ekspektasi terhadap KM antara para partners sebagai pimpinan dan para staf professional yang melaksanakan pekerjaan dapat diseragamkan, serta dapat memenuhi kebutuhan berbagai pihak. Salah satu contoh peranan yang diberikan kepada unit KM yang terpisah dapat mengadopsi Knowledge Management Research Centre

Pricewaterhouse Hong Kong, di mana unit ini bertugas antara lain memelihara Intranet and Internet, menyampaikan informasi melalui “push technology”, melaksanakan fungsi sebagai “knowledge services navigator”, serta mempromosikan dan mengkoordinasikan KM inisiatif. Unit ini juga selalu proaktif dalam memberikan perubahan informasi up-to-date dan best-suited, yang dibutuhkan oleh para users (Wu, 2000). (ii) Terkait dengan potensi pelanggaran kode etik profesi akuntan publik

(7)

berbagi pengetahuan berupa best practice harus berdasarkan informasi klien fiktif. Dalam hal ini, unit-unit yang terlibat dalam proses knowledge creation dan knowledge development harus mengalokasikan waktu yang lebih untuk membuat data-data dan informasi fiktif berdasarkan pengalaman dan best practice yang ada.

(iii) Berkaitan dengan pengembangan portal knowledge, peneliti menyarankan agar portal dilengkapi dengan perangkat dan modul knowledge mapping

sebagai panduan untuk memudahkan pencarian pengetahuan, sehingga pengetahuan dan best practice yang penting dalam menjalankan strategi perusahaan dapat berlangsung kontinyu dan mengalir diantara orang dan sistem, sebagaimana diusulkan dalam Oracle White Paper (2011), APQC (2015a) dan APQC (2015b).

(iv) Untuk memitigasi knowledge loss dan loss experience, peneliti merekomendasikan agar kegiatan knowledge retention diselaraskan dengan kebijakan knowledge sharing. Penyelarasan ini sangat penting dalam menjaga kompetensi dan validitas pengetahuan yang dimiliki perusahaan. Secara tidak langsung, hal ini juga akan berdampak pada pengurangan biaya atau investasi yang dikeluarkan dalam penciptaan pengetahuan apabila harus harus menciptakan suatu pengetahuan yang baru. Kegiatan knowledge sharing yang bersifat socialization (transfer of tacit knowledge ke tacit knowledge) harus diperbanyak. Kebijakan dan prosedur standar

(8)

bersifat administratif tetapi pada kualitas pengetahuan yang dialihkan sehingga risiko knowledge loss dan loss experience dapat dimitigasi. (v) Kegiatan Community of Practice seharusnya lebih dikembangkan ke

dalam kegiatan-kegiatan knowledge sharing dan knowledge utilisation sehingga dapat lebih efektif dalam membantu pengembangan keterampilan profesional. Kegiatan community of practice juga dapat meningkatkan mobilisasi kerjasama internal yang mengarah pada kegiatan problem solving dalam menghadapi suatu kasus.

(vi) Pengelolaan HC di KAP ADR harus didukung oleh lingkungan yang mendukung budaya belajar dengan cara meningkatkan kreatifitas dan pemberdayaan karyawan. Saat ini, budaya belajar masih rendah karena faktor ketidakpedulian (ignorance) dan masih memiliki kekurangan dalam elemen Engage yaitu keterlibatan atau keterikatan karena perusahaan belum menyediakan lingkungan yang baik bagi para karyawan agar mereka memiliki rasa keterikatan pada perusahaan. Peneliti merekomendasikan untuk meningkatkan kegiatan coaching dan mentoring

untuk memitigasi faktor ketidakpedulian dan untuk meningkatkan hubungan profesional dalam sisi yang lebih manusiawi, sehingga karyawan merasa lebih nyaman dan loyal bekerja di KAP ADR. KAP ADR dapat menerapkan contoh implementasi perubahan budaya belajar yang dilakukan Ernst & Young (EY). Inisiatif perubahan Knowledge Culture EY terdiri dari training, internal marketing, communication, measurement, dan mekanisme reward, yang dilakukan untuk memperkuat

(9)

pentingnya budaya knowledge sharing sebagai bagian dari “what everyone in the firm does”. Tujuannya untuk mendorong terjadinya “knowledge behaviors” ke semua proses bisnis inti sehingga knowledge sharing

menjadi bagian dari perilaku pekerjaan dari seluruh staf (Ernst and Young, 2013).

(vii) Untuk mengatasi masih terdapatnya resistensi dalam proses KM, maka peneliti merekomendasikan agar perusahaan menanamkan visi perusahaan dengan cara memaparkan dan menyebarkan visi perusahaan yang mencerminkan nilai-nilai integritas, profesionalisme, pembelajaran, kerja sama dan service excellence. Sosialisasi nilai perusahaan ini harus juga disertai contoh-contoh perilaku yang diharapkan. Peneliti juga merekomendasikan agar lingkungan kerja di perusahaan harus ditingkatkan ke arah lingkungan yang menghargai trust (rasa kepercayaan), baik antara rekan sekerja, kepada pimpinan dan kepada perusahaan. Untuk itu, pimpinan perusahaan harus membangun lingkungan yang menghargai trust. Perusahaan perlu mengatur kebijakan yang memadai untuk memotivasi rasa saling percaya dengan meningkatkan kesadaran bahwa kolaborasi antar rekan kerja akan saling menguntungkan semua pihak, serta membangun keyakinan bahwa kebijakan perusahaan akan menguntungkan bagi semua pihak dan memastikan tidak ada free rider di perusahaan.

(10)

ADR merevisi sebagian besar materi pengetahuan, sebagian besar terkait dengan IFRS dan PSAK, yang dapat menimbulkan masalah kepemilikan properti intelektual dan plagiarisme dari pihak ketiga, baik klien maupun pihak penyedia jasa lainnya. Usaha pertama yang harus dilakukan adalah memodifikasi konten materi, terutama angka-angka dan deskripsi panduan. Angka-angka harus diganti sehingga tidak merujuk kepada angka-angka klien, sedangkan deskripsi panduan juga harus diganti sesuai dengan metodologi dan gagasan dari KAP ADR sendiri atau merujuk kepada sumber asli dari pendapat dan gagasan pihak lain. Usaha lain yang dapat dilakukan adalah mengoptimalkan kegiatan knowledge creation/knowledge development sehingga KAP ADR dapat merumuskan sendiri pendapat dan gagasannya sesuai dengan kebijakan dan best practice di KAP ADR sendiri.

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, pada tahun 2021 pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp12 triliun untuk Bantuan Sosial Tunai (BST) bagi 10 juta keluarga penerima manfaat. Namun program BST ini

Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepercayaan (Trust) , kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction), dan pengalaman aliran

Bagi perusahaan, diharapkan agar hasil penelitian dapat menjadi bahan masukan bagi perusahaan tempat penelitian dilakukan, untuk dapat menentukan langkah selanjutnya

Tujuan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat berpenghasilan rendah yang belum memiliki tempat tinggal tetap (Peraturan Bupati Sleman No 43 Tahun 2013

Ayah dan Ibu tercinta (Alm) atas barokah do’a beliau sehingga penulis bisa menyelesaikan ke perguruan tinggi ini. Suamiku tercinta yang selalu memberi dukungan,

Terlaksananya Reviu Laporan Keuangan Daerah, Evaluasi LAKIP, dan SPIP pada seluruh SKPD di Kabupaten Purworejo 2 kali reviu, 1 kali evaluasi LAKIP, dan Pelaksanaan SPIP di

Untuk itu, pemerintah juga perlu menerapkan kebijakan pembatasan lalu lintas, terutama pada area yang layanan angkutan umum dan fasilitas kendaraan tidak bermotornya sudah

Tokoferol) dengan dosis 1 µg/ml sampai 10 µg/ml dalam pengencer glukosa fosfat tidak berpengaruh terhadap motilitas, persentase hidup, dan keutuhan membran plasma spermatozoa