21 3.1. Profil Perusahaan
3.1.1. Sejarah Umum Perusahaan
PT. Sterling Tulus Cemerlang merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang IT Consultant dan Solution. PT. Tulus Cemerlang memberikan bantuan kepada Client mereka dalam meningkatkan kualitas dan nilai informasi teknologi. PT. Sterling Tulus Cemerlang berkomitmen untuk memberikan layanan berkualitas terhadap Client mereka dengan cara bekerja sama dalam mengidentifikasi peluang yang ada untuk meningkatkan produktifitas dan efisiensi lewat penerapan informasi teknologi.
PT. Sterling Tulus Cemerlang melayani jasa implementasi terhadap perusahaan yang sedang berkembang pesat sampai perusahaan Multinasional. PT. Sterling Tulus Cemerlang bekerja sama dengan SAP Indonesia yang memberikan nilai tambah bagi pihak Customer dan SAP Indonesia lewat pembuatan SAP add-ons terhadap beberapa industri, seperti Retail,
Distribution, dan Manufacturing. PT. Sterling Tulus Cemerlang meyakini
akan memberikan nilai unik terhadap pihak Customer lewat penerapan SAP
Bussiness One sebagai salah satu solusi terbaik untuk pengembangan bisnis
perusahaan.
Didirikan tahun 1978, PT Royal Standard yang berlokasi di Jakarta Utara dahulu hanya memperkerjakan kurang dari 50 karyawan. Seiring dengan berkembangnya perusahaan yang awalnya hanya perusahaan pengelolaan kertas skala kecil kemudian menjadi perusahaan paper
converting besar dengan 1400 karyawan yang memiliki cabang dan pabrik
tersebar di wilayah Indonesia.
Pengalaman selama lebih dari 30 tahun membuktikan PT Royal Standard merupakan pemain tangguh dibidang industri pengolahan kertas beberapa divisi produk dari PT Royal Standard antara lain Commercial
Printing Division, Distribution Divisioin, Hologram Printing, Security Card Printing serta beragam produk stationery lainnya.
PT Royal Standard berkantor pusat di Jalan Kapuk Kamal No 45, Jakarta Utara. Dalam operasionalnya sehari-hari PT Royal Standard didukung oleh ketiga cabangnya yang berlokasi Di Medan, Karawang dan Surabaya. Total Empat lokasi perusahaan tercatat dibawah PT Royal Standard.
Hubungan bisnis senantiasa terjalin erat antara PT Royal Standard dengan para pelanggan korporat dengan mempercayakan solusi percetakan kebutuhan kantor kepada PT Royal Standard. Untuk menjaga hubungan bisnis yang saling menguntungkan inilah PT Royal Standard akan terus menjaga kualitas produknya dengan memanfaatkan penggunaan teknologi mutakhir demi kepuasan para pelanggannya.
PT Royal Standard sebelumnya telah memiliki sistem percatatan akuntansi dengan menggunakan Zahir. Dikarenakan adanya tuntutan dari pihak Management akan manfaat penggunaan SAP Business One, maka perusahaan memutuskan untuk mengganti Sistem yang lama ke dalam SAP Business One.
3.1.2. Visi dan Misi 3.1.2.1. Visi
Visi dari PT Royal Standard adalah menjadi perusahaan ternama yang terunggul dibidangnya yang mampu memuaskan pelanggan di dalam maupun di luar negri
3.1.2.2. Misi
Misi dari PT Royal Standard yaitu:
1. Membentuk sumber daya manusia yang professional, handal dan kompeten di bidangnya
2. Melakukan inovasi teknologi secara berkesinambungan 3. Menghasilkan produk yang bermutu dan berdaya saing 4. Meningkatkan kesejahteraan karyawan
Dalam usaha untuk mencapai visi dan misi tersebut, PT Royal Standard menuangkan dalam bentuk kebijakan mutu sebagai berikut:
1. Mengutamakan kepuasan pelanggan
2. Mengutamakan keamanan data dan produk yang dihasilkan
3. Menghasilkan produk yang berkualitas tinggi sesuai dengan standard yang berlaku baik di dalam negeri maupun di luar negeri
4. Melakukan pengembangan produk yang secara berkesinambungan yang mampu memenuhi kebutuhan pelanggan baik dalam negeri maupun luar negeri
3.1.3. Struktur Organisasi G a m b ar 3 .1 S tr u k tu r O rg a n is as i P T R o y al S ta n d ar d
3.1.4. Project Schedule
Berikut ini adalah jadwal proyek implementasi SAP Business One pada PT Royal Standard.
Tabel 3.1 Project Schedule o Version / Date : 1.0, 26 Nov 2012
o Project Name : PT. Royal Standard o Project Description : SAP B1 Implementation o Project Length :
o Start Date : 03-Des-12 ## End Date 31-Mei-13
## Number of Weeks 26 5
o Working Days : Monday - Friday 1
o Today's Marker : Yes 1
o Holiday's Marker : Yes 1*) Blue (today), Red (sat, sun), schedule already consider sheet holiday
1 22-Nov-12 Kamis 13-Des-12 Kamis
1.1 22-Nov-12 Kamis 12-Des-12 Rabu
1.2 13-Dec-12 Kamis 13-Des-12 Kamis
2 3-Jun-13 Senin 19-Jun-13 Rabu
2.1 3-Jun-13 Senin 12-Jun-13 Rabu
2.2 3-Jun-13 Senin 12-Jun-13 Rabu
2.3 19-Jun-13 Rabu 19-Jun-13 Rabu
6 13-Jun-13 Kamis 02-Agu-13 Jumat
6,1 13-Jun-13 Kamis 27-Jun-13 Kamis
6,2 13-Jun-13 Kamis 17-Jun-13 Senin
6,3 13-Jun-13 Kamis 19-Jul-13 Jumat
6,4 13-Jun-13 Kamis 19-Jul-13 Jumat
6,5 17-Jun-13 Senin 19-Jul-13 Jumat
6,6 15-Jul-13 Senin 19-Jul-13 Jumat
6,7 22-Jul-13 Senin 26-Jul-13 Jumat
6,8 29-Jul-13 Senin 02-Agu-13 Jumat
7 19-Jul-13 Jumat 25-Sep-13 Rabu
7.1 19-Jul-13 Jumat 12-Agu-13 Senin
7.3 15-Aug-13 Kamis 06-Sep-13 Jumat
7.4 19-Aug-13 Senin 23-Agu-13 Jumat
7.5 9-Sep-13 Senin 13-Sep-13 Jumat
7.6 16-Sep-13 Senin 18-Sep-13 Rabu
7.7 16-Sep-13 Senin 25-Sep-13 Rabu
8 25-Sep-13 Rabu 15-Okt-13 Selasa
8.1 25-Sep-13 Rabu 26-Sep-13 Kamis
8.2 27-Sep-13 Jumat 28-Sep-13 Sabtu
8.3 28-Sep-13 Sabtu 29-Sep-13 Minggu
8.4 1-Oct-13 Selasa 01-Okt-13 Selasa
8.5 8-Oct-13 Selasa 08-Okt-13 Selasa
8.6 9-Oct-13 Rabu 9-Oct-13 Rabu
8.7 Handover Balance GL & Entry to SAP RS 15-Oct-13 Selasa 15-Okt-13 Selasa
Handover Balance AP, AR, Fixed Assets RS
Upload Balance AP, AR, Fixed Assets STEM
Check Uploaded Balance RS
GO LIVE SAP RS
Handover Warehouse Inventory Balance RS
Balance Upload Warehouse STEM
Check Uploaded Master Data RS
PHASE V - GO Live and Support (SAP B1)
Handover Final Master Data (Batch 4) RS
Final Upload Master Data STEM
End User Training / Integration Test 2 RS
SAP B1 Production Server Readiness RS
Develop User Manual RS, STEM
Integration Test 1 RS, STEM
PHASE IV - Final Preparation (SAP B1)
Unit Test & Training STEM, RS
Testing STEM
Develop Testing Scenario RS
Master Data Preparation SAP (2st Batch) RS
Development/Adjustment (report, interface) STEM
PHASE III - Realization (SAP B1)
Configuration STEM
PHASE II - Blue Print
Master Data Preparation SAP (1st Batch)
SAP : COA, vendor, customer, item, bank, BOM RS
Project Kick-Off & ERP Overview STEM
To-be Discussion sign off RS
Data Migration and Cut Over Strategy STEM, RS
To-be Discussion STEM, RS
PHASE I - Project Preparation
Project Organization STEM, RS
Finish Date
3.2. Proses Bisnis Berjalan
3.2.1. Proses Bisnis Purchasing
3.2.1.1. Proses Bisnis Purchase Order
Proses bisnis terdahulu untuk bagian Purchasing ditangani oleh sistem pencatatan akuntansi Zahir. Berikut adalah poin-poin penting dari proses bisnis berjalan yang akan diadaptasikan ke dalam sistem SAP Business One.
• Adanya toleransi untuk Receiving Purchase Order kurang lebih 10 %, jika receiving PO melebihi 10% maka akan dibuatkan PO tambahan
• Jika barang yang dikirimkan vendor kurang dari PO maka vendor akan membuatkan Credit Notes
• Pembelian barang sparepart akan dimasukkan sebagai stok tetapi tidak dibuatkan bon pemakaian barang
• Purchasing quotation intercompany disetujui oleh
PCH-MGR atau FA-MGR
• Aproval Quotation di Jakarta:
Purchasing Quotation ke vendor selain intercompany
dibagi atas 2 kategori. Untuk PQ dengan nilai kurang dari sama dengan 5 Juta rupiah cukup disetujui oleh PCH-MGR. Untuk PQ dengan nilai lebih dari 5 Juta disetujui oleh PCH-MGR kemudian disetujui oleh Direksi.
• Approval Quotation di cabang:
Purchase quotation ke vendor intercompany disetujui
oleh PCH-MGR atau FA-MGR
Purchase quotation ke vendor selain intercompany
dibagi menjadi tiga kategori. Kategori pertama untuk nilai kurang dari sama dengan 1 juta disetujui oleh
Branch Manager. Untuk nilai Antara 1 juta sampai 5
juta disetujui oleh Branch Manager dan Purchasing
disetujui oleh Branch Manager, PCH Manager dan Direksi
• Purchase order yang dibuat harus berdasarkan
Purchase Quotation
• Biaya-biaya tambahan langsung dianggap sebagai
expense
• Landed cost dianggap sebagai expense
• Pembelian barang sparepart langsung dianggap sebagai expense, maka dibuat sebagai PO Service 3.2.1.2. Proses Bisnis Goods Receipt dari Vendor
Proses bisnis terdahulu untuk bagian goods receipt ditangani oleh sistem pencatatan akuntansi Zahir. Berikut adalah poin-poin penting dari proses bisnis berjalan yang akan diadaptasikan ke dalam sistem SAP Business One.
• Bahan baku tidak menggunakan batch
• Untuk penerimaan dengan jumlah melebihi PO diperbolehkan asalkan dalam toleransi 10% dari nilai PO. Lebih dari itu harus dibuat PO susulan
• Jika PO sudah tidak lagi dilakukan penerimaan barang, bagian gudang harus menginformasikan bagian purchasing bahwa barang tidak akan dikirim lagi. Bagian purchasing kemudian melakukan close manual PO yang statusnya masih pending
• Goods Receipt harus berdasarkan Purchase Order
3.2.1.3. Proses Bisnis Goods Return to Vendor
Proses bisnis terdahulu untuk bagian Purchasing ditangani oleh sistem pencatatan akuntansi Zahir. Berikut adalah poin-poin penting dari proses bisnis berjalan yang akan diadaptasikan ke dalam sistem SAP Business One.
• Apabila barang fisik ditukar dengan barang yang baru maka akan dibuatkan Goods Return
• Apabila barang fisik tidak ditukar, maka bagian purchasing akan melakukan negosiasi dengan vendor untuk mengurangi tagihan dengan melakukan AP
Credit Memo
3.2.1.4. Proses Bisnis A/P Invoice
Proses bisnis terdahulu untuk bagian Purchasing ditangani oleh sistem pencatatan akuntansi Zahir. Berikut adalah poin-poin penting dari proses bisnis berjalan yang akan diadaptasikan ke dalam sistem SAP Business One.
• Pada proses sebelumnya bisa terdapat invoice tanpa adanya Good Receipt
• Sebelum Incoming Payment di setujui harus disertasi dengan goods receipt dan kartu hutang outstanding untuk menandakan AP sudah masuk ke sistem
• Down Payment yang sudah dibayar bisa direfund jika
supplier tidak mampu memenuhi pembelian
• Untuk pembelian dengan mata uang USD bisa dibayar dengan Rupiah.
• Pembelian yang langsung dijadikan beban tidak dibuatkan AP Invoice melainkan langsung dijurnal pada Kas/Bank
• Untuk Invoice AP Service, tidak perlu berdasarkan
Goods Receipt
• Untuk pembelian barang import harus menggunakan
Down Payment
• Jika ternyata terdapat refund dari Vendor (DP telah dilakukan Outgoing payment) akan dibuatkan jurnal manual dikarenakan bank yang di-refund bisa berbeda dari bank pembayaran kemudian JE Manual akan direkonsiliasikan dengan outgoing payment.
• Untuk AP Service ke expedisi dilakukan dengan kondisi berikut ini:
o 1 Goods Receipt hanya terdapat 1 tagihan ekspedisi
o 1 tagihan ekspedisi bisa terdiri dari beberapa
Good Receipt
o GR harus di-update dengan nomor Bill of
Ladding
o Nomor Invoice forwarder diisi sebagai keterangan di Vendor Ref Number.
3.2.1.5. Proses Bisnis Outgoing Payment
Proses bisnis terdahulu untuk bagian Purchasing ditangani oleh sistem pencatatan akuntansi Zahir. Berikut adalah poin-poin penting dari proses bisnis berjalan yang akan diadaptasikan ke dalam sistem SAP Business One.
• Letter of Credit belum menyatakan hutang
• Saat LC Terbit tidak dilakukan penginputan ke sistem • Untuk pembayaran dengan LC mulai dicatat saat:
o LC Jatuh tempo, sedangkan Term sudah ditentukan di level PO
o Internal perusahaan yang menentukan apakah mau hutang ke bank atau langsung melakukan pembayaran ke vendor
3.2.1.6. Proses Bisnis Create Purchase Price
Proses bisnis terdahulu untuk bagian Create Purchasing Price ditangani oleh sistem pencatatan akuntansi
Zahir. Pada proses bisnis sebelumnya Price List tidak
3.2.2. Proses Bisnis Sales
3.2.2.1. Proses Bisnis Sales Quotation dan Sales Order
Proses bisnis terdahulu untuk bagian Sales Quotation dan Sales Order ditangani oleh sistem pencatatan akuntansi Zahir. Adapun kesepakatan pembayaran sales export terbagi menjadi 3 bagian diantaranya LC (Letter of Credit), DP (Down
Payment), Term (Termin). Berikut ini merupakan point –
point penting pada proses bisnis berjalan yang akan diimplementasikan dalam SAP Bussines One :
• Proses penjualan export yang terjadi pada PT. Royal Standard dimulai pada saat staff sales export membuat
quotation berdasarkan permintaan dari customer.
• Jika sudah mencapai kesepakatan, sales staff akan membuat order confirmation sebagai pro forma
invoice
• Jika pembayaran yang akan dilakukan berupa DP,
customer harus terlebih dahulu melakukan pelunasan
DP yang besarnya ditentukan sesuai dengan kesepakatan sebelum barang dikirim.
• JIka pembayaran yang akan dilakukan dengan cara
Letter of Credit (LC) maka akan mengacu pada
kesepakatan yang tertera pada LC. Untuk melakukan pengiriman, nomor LC sudah harus terbentuk.
• Jika pembayaran yang dilakukan dengan cara termin, pembayaran dilakukan belakangan sesuatu dengan kesepakatan yang diberikan.
• customer export dapat membuat lebih dari satu sales
order.
• Sales export saat ini semuanya beralokasi di Jakarta
• Jatuh tempo pembayaran termin, dihitung sejak kapal diberangkatkan.
• Pengiriman dapat dilakukan secara partial atau bisa merupakan gabungan dari beberapa sales order yang ada.
3.2.2.2. Proses Bisnis Delivery Order
Proses bisnis terdahulu untuk bagian delivery order ditangani oleh sistem pencatatan akuntansi Zahir. Berikut adalah poin-poin penting dari proses bisnis berjalan yang akan diimplementasikan ke dalam sistem SAP Business One :
• Delivery Order dibuat oleh bagian sales karena sales
yang akan menentukan distribusi barang ke customer. Pada sistem yang sebelumnya quantity yang dikirimkan dapat tidak sesuai dengan sales order yang ada. Good issue barang dibuatkan berdasarkan delivery
order yang dibuat oleh sales
• Terdapat Delivery Order partial terutama untuk dokumen sales order
3.2.2.3. Proses Bisnis Sales Return
Proses bisnis yang berjalan sebelumnya untuk dapat melakukan retur barang dimulai pada saat bagian sales membuat form claim dengan mendata item yang akan diretur sesuai dengan pengajuan yang dilakukan oleh customer. Selanjutnya form tersebut akan diberikan ke bagian gudang sehingga dapat diganti dengan barang yang sama
3.2.2.4. Proses Bisnis A/R Invoice
Proses bisnis Invoice AR dibuat oleh sales dan setiap
invoice dibuat berdasarkan delivery order sehingga tidak ada invoice tanpa delivery order. Terdapat AR service yang
digunakan untuk jasa penggantian desain produksi. 3.2.2.5. Proses Bisnis Incoming Payment
Proses bisnis terdahulu untuk incoming payment dengan proses bisnis sebelum menggunakan SAP Business One seringkali terjadi kekurangan pembayaran terutama pada
bagian export dikarenakan adanya tambahan biaya seperti
bank charges. Apabila yang melakukan pembayaran
merupakan customer lokal adapun aturan yang diberlakukan untuk BUMN yaitu :
• PPn dibayarkan langsung kepada negara oleh pihak
customer
• customer hanya akan membayar invoice non PPn dan
dipotong lagi berdasarkan PPh pasal 23 sebesar 1.5 %
3.2.3. Proses Bisnis Financial
3.2.3.1. Proses Bisnis G/L Account
G/L Account code menggunakan struktur 6 digit angka Contohnya:
Harta
Kas dan Bank Kas
110-001 Kas Kecil 110-002 Kas besar
Bank
120-011 Bank Permata IDR 120-015 Bank Permata USD: 3.2.3.2. Proses Bisnis penambahan Vendor Group & Vendor
Vendor group yang ada terbagi menjadi local dan
import. Struktur penomoran kode vendor sebanyak 8 digit
dimulai dengan huruf S dan diikuti dengan angka sebanyak 7 digit contohnya S0000112
3.2.3.3. Proses Bisnis penambahan customer Group & customer Struktur penomoran kode customer sebanyak 8 digit dimulai dengan huruf C dan diikuti dengan angka sebanyak 7 digit contohnya C0000289
3.2.4. Proses Bisnis Production
3.2.4.1. Proses Bisnis Bill of Material
Proses bisnis berjalan yang digunakan oleh PT. Royal Standard pada bidang produksi belom bisa dilakukan secara tersistematis dan masih dilakukan secara manual dikarenakan sistem lama milik PT. Royal Standard yaitu Zahir belum mampu menunjang proses produksi yang dipakai oleh PT. Royal Standard. Pada proses bisnis berjalan PT. Royal Standard, pembuatan BOM (Bill of Material) masih didaftarkan secara manual. Staff Produksi mereka akan mendaftarkan barang yang ingin diproduksi secara manual, beserta bahan – bahan yang akan dipakai untuk memproduksi barang tersebut ke sebuah dokumen BOM (Bill of Material).
Setelah didaftarkan Staff Produksi akan membuatkan SPK (Surat Perintah Kerja) berisikan perintah produksi yang nantinya akan diberikan ke bagian gudang untuk mengeluarkan bahan – bahan yang akan dipakai untuk memproduksi barang sesuai dengan yang tertera di dalam SPK.
3.2.4.2. Proses Bisnis Production
Proses bisnis berjalan yang digunakan oleh PT. Royal Standard pada bidang produksi belom bisa dilakukan secara tersistematis dan masih dilakukan secara manual dikarenakan sistem lama milik PT. Royal Standard yaitu Zahir belum mampu menunjang proses produksi yang dipakai oleh PT. Royal Standard. Seluruh proses produksi sampai saat ini masih diterapkan lewat cara manual mulai dari pembuatan BOM (Bill
of Material) sampai pada pembuatan SPK (Surat Perintah
Kerja) yang dilakukan oleh Staff Produksi 3.2.4.3. Proses Bisnis Create & Update Item
Proses bisnis berjalan yang digunakan oleh PT. Royal Standard pada bagian pendaftaran item dan pengeditan item masih terbatas. Pada proses bisnis berjalan pengecekan item
berupa barang jadi masih harus dilakukan secara manual. Sehingga pada saat ingin melihat data suatu bahanitem barang jadi, pihak bersangkutan masih harus mencari dokumen dan mencari secara manual. Tentu saja dengan mencari dokumen yang bersangkutan memerlukan waktu yang lama mengingat jumlah item yang begitu besar.
Kemudian untuk melakukan pengeditan terhadap data barang yang diinginkan juga dilakukan hal yang sama. Disaat ingin mengubah data item bersangkutan, pihak bersangkutan harus mengecek dan mencari data barang yang ingin terlebih dahulu baru kemudian mengubah data tersebut. Baik proses pembuatan ataupun pengubahan data item pada proses bisnis berjalan masih memerlukan waktu dan kurang efektif.
3.2.5. Proses Bisnis Inventory
3.2.5.1. Proses Bisnis Goods Issue – Adjustment
Proses bisnis berjalan yang digunakan oleh PT. Royal Standard pada bagian Inventory masih memakan waktu yang cukup lama. Hal ini dikarenakan proses permintaan barang yang berhubungan dengan inventory baik inventory transfer,
good issue, atau good receipt harus menunggu proses
pengiriman dokumen terlebih dahulu dari satu gudang ke gudang lainnya sebelum dapat diproses kedepannya.
3.2.5.2. Proses Bisnis Goods Receipt – Adjustment
Proses bisnis berjalan yang digunakan oleh PT. Royal Standard pada bagian Inventory masih memakan waktu yang cukup lama. Hal ini dikarenakan proses permintaan barang yang berhubungan dengan inventory baik inventory transfer,
good issue, atau good receipt harus menunggu proses
pengiriman dokumen terlebih dahulu dari satu gudang ke gudang lainnya sebelum dapat diproses kedepannya.
3.2.5.3. Proses Bisnis Inventory Transfer
Proses bisnis berjalan yang digunakan oleh PT. Royal Standard pada bagian Inventory masih memakan waktu yang cukup lama. Hal ini dikarenakan proses permintaan barang yang berhubungan dengan inventory baik inventory transfer,
good issue, atau good receipt harus menunggu proses
pengiriman dokumen terlebih dahulu dari satu gudang ke gudang lainnya sebelum dapat diproses kedepannya.
3.3. Proses Bisnis (To-be) SAP Business One
Proses Bisnis (To-be) merupakan proses bisnis yang akan diterapkan oleh PT Royal Standard dengan mengimplementasikan SAP Business One. Proses bisnis yang dijelaskan dibawah ini meliputi Purchasing, Sales, Financial, Production dan Iventory.
Agar mempermudah proses pembacaan diagram, maka akan kami tampilkan notasi / legenda agar memahami setiap notasi ada.
START
Decision
- Alternatif keputusan (if) Setuju ? Isi Form Pendaftaran Vendor PCH -STF 1 Form Pendaftaran Vendor System Output
- Dokumen yang dihasilkan oleh manual maupun sistem terkomputerisasi
STOP
Start Process
- Menandakan bermulainya suatu proses
End Process
- Menandakan berakhirnya suatu proses SAP Icon
- Tanda ini mengartikan bahwa sistem menggunakan SAP Business One Process
- Proses perhitungan/pengolahan data Predefined Process
- Permulaan sub program/proses menjalankan subprogram Flow Line
- Arah aliran program
On Page Connector
- Penghubung bagian flowchart yang berada pada satu halaman
Off Page Connector
3.3.1. Proses Bisnis Purchasing
3.3.1.1. Proses Bisnis Purchase Order
Gambar 3.2 Proses Bisnis Purchase Order Sumber : PT. Sterling Tulus Cemerlang
Pada gambar 3.2 menjelaskan tentang proses bisnis tentang Purchase Order Pengguna sistem melakukan entry permintaan pembelian (Purchase Requisition) menggunakan interface SAP Business One. Kemudian dari hasil entry akan dihasilkan formulir Permintaan Supplies & Service untuk
kemudian disetujui oleh Manager. Apabila approval tidak disetujui maka proses pembelian tidak bisa dilanjutkan. Apabila disetujui maka akan dilanjukan oleh Staff Purchasing, Untuk pembelian dengan Petty Cash akan melalui Journal
Voucher, sedangkan untuk pembelian dengan vendor maka
akan untuk dibuatkan Purchase Quotation. Staff Purchasing memilih daftar vendor untuk dilakukan pembelian. Apabila vendor belum terdaftar maka akan terlebih dahulu dilakukan pendaftaran Vendor. Jika pembelian dilakukan oleh cabang maka akan dijelaskan pada gambar 3.3. Bila Vendor merupakan vendor intercompany maka akan diminta persetuuan dari Purchasing Manager/ FA Manager. Bila nilai transaksi diatas 5 juta maka akan diminta persetujuan
Purchasing Manager. Apabila kemudian disetujui lakukan
dilakukan Percetakan form Purchase Order. Dokumen
Purchase Order tersebut selanjutkan akan diserahkan ke
Vendor. Bila dalam Purchase Order tersebut terdapat Down
Payment maka bagian Finance Staff akan melakukan Create AP Down Payment dan melakukan Outgoing Down Payment.
Setelah itu kemudian akan dilanjutkan proses bisnis Goods
Gambar 3.3 Sub Proses bisnis Purchase Order Sumber : PT. Sterling Tulus Cemerlang
Pada gambar 3.3 menjelaskan tentang sub proses bisnis dari Purchase Order untuk pembelian yang dilakukan oleh Cabang dimana apabila Pembelian merupakan Vendor
Intercompany maka akan dilanjutkan dengan proses Approval.
Untuk pembelian yang dilakukan diatas 1 juta maka akan membutuhkan persetujuan dari Branch Manager. Apabila pembelian dilakukan diatas 5 juta maka akan membutuhkan
persetujuan dari Branch Manager, Purchasing Manager dan Direktur. Bila tidak mendapat persetujuan dari ketiganya maka proses pembelian tidak dapat dilakukan. Setelah disetujui Maka barulah proses pembelian dapat dilanjutkan.
3.3.1.2. Proses Bisnis Goods Receipt dari Vendor
Gambar 3.4 Proses Bisnis Goods Receipt Sumber : PT. Sterling Tulus Cemerlang
Pada gambar 3.4 menjelaskan tentang proses bisnis penerimaan barang dari Vendor dimana terlebih dahulu akan dilakukan cek fisik barang dan jumlahnya apakah sesuai dengan surat jalan dari Supplier dan Purchase Order yang dibuat. Apabila tidak sesuai maka akan ditolak. Apabila sesuai maka bagian gudang, Warehouse Staff akan melakukan
melakukan penerimaan barang ke Gudang dan akan dilanjutkan dengan proses Invoice A/P
3.3.1.3. Proses Bisnis Goods Return to Vendor
Gambar 3.5 Proses Bisnis Goods Return Sumber : PT. Sterling Tulus Cemerlang
Pada gambar 3.5 menjelaskan tentang proses bisnis untuk pengembalian barang ke vendor. Bagian Quality
Control melakukan penentuan apakah barang tersebut rusak
kemudian mengisi Form ketidaksesuaian bahan. Kemudian bagian Warehouse Staff memberikan informasi ke bagian
Purchasing. Bagian Purchasing Staff kemudian
menginformasikan kepada vendor untuk kemudian memproses pengembalian vendor. Bagian Warehouse Staff membuat dokumen Goods Return dan mengembalikan barang tersebut ke supplier. Kemudian apabila barang yang rusak tersebut
tidak ingin dikirim kembali maka bagian Finance Staff melakukan Create AP Credit Memo.
3.3.1.4. Proses Bisnis A/P Invoice
Gambar 3.6 Proses Bisnis AP Invoice Sumber : PT. Sterling Tulus Cemerlang
Pada gambar 3.6 menjelaskan tentang proses penagihan yang dilakukan oleh vendor. Proses entry Invoice AP dimulai setelah mendapat invoice dari vendor yang kemudian dicetak Invoice AP dan akan dilakukan Outgoing
3.3.1.5. Proses Bisnis Outgoing Payment
Gambar 3.7 Proses Bisnis Outgoing Payment Sumber : PT. Sterling Tulus Cemerlang
Pada gambar 3.7 menjelaskan tentang proses pembayaran ke vendor, dimana dimulai dari melakukan entry
outgoing payment ke dalam sistem. Finance Staff kemudian
menyiapkan Cek dan Giro untuk kemudian diminta persetujuan dari Finance Manager. Apabila telah disetujui oleh Direktur maka Finance Staff akan melakukan Posting
Outgoing Payment yang kemudian mencetak Form Bukti
3.3.1.6. Proses Bisnis Create Purchase Price
Gambar 3.8 Proses Bisnis Create Purchase Price Sumber : PT. Sterling Tulus Cemerlang
Pada gambar 3.8 menjelaskan tentang proses pembuatan harga beli dimulai dari melakukan staff purchasing melakukan pengisian form harga beli kemudian akan dilakukan persetujuan oleh Purchasing manager dan direktur. Apabila kemudian harga disetujui maka Purchasing Staff akan melakukan entry ke dalam sistem. Purchasing manager akan memeriksa hasil entry.
3.3.2. Proses Bisnis Sales
3.3.2.1. Proses Bisnis Sales Quotation dan Sales Order
Gambar 3.9 Proses Bisnis Sales Quotation dan Sales Order Sumber : PT. Sterling Tulus Cemerlang
Pada gambar 3.9 menjelaskan tentang penjualan yang terjadi pada PT. Royal Standard. Proses penjualan terbagi menjadi 2 bagian penjualan lokal atau export. Penjualan lokal
dimulai saat terdapat permintaan pembelian yang dilakukan oleh customer lokal. Selanjutnya, sales staff akan membuat
sales order berdasarkan permintaan customer sehingga
nantinya akan terbentuk dokumen sales order pada SAP Business One. Nantinya dokumen sales order ini akan digunakan untuk melakukan pengiriman barang yang akan dijelaskan di gambar 3.12. Untuk penjualan export dimulai pada saat permintaan pembelian yang dilakukan oleh customer non lokal. Nantinya, sales staff bagian export akan melakukan negosiasi harga dan sistem pembayaran yang akan dilakukan. Setelah negosiasi mencapai kesepakatan, bagian sales staff export akan membuat sales quotation dalam sistem SAP business one sebagai bentuk konfirmasi pemesanaan sekaligus
pro forma invoice. Apabila customer melakukan pembayaran
dengan cara DP akan dijelaskan pada gambar 3.10. Jika pembayaran yang dilakukan oleh customer menggunakan metode term maka akan dijelaskan pada gambar 3.11. Sedangkan customer yang melakukan pembayaran dengan cara LC akan dijelaskan pada gambar 3.12
1 Create AR Down Payment Invoice FA-STF 1 05.04-Incoming Payment Create SO Draft SLS-STF EXP 2 DP sudah lunas? Generate SO SLS-STF EXP 4 Y Approval FA-MGR 3 N STOP 03.02 Delivery Order Create AR DP Invoice (2) FA-STF 5 05.04-Incoming Payment 07.02-Production Order
Gambar 3.10 Proses Bisnis Sales Order dengan Down Payment Sumber : PT. Sterling Tulus Cemerlang
Pada gambar 3.10 menjelaskan kegiatan Sales Apabila
customer non lokal memilih metode pembayaran DP maka
bagian finance accounting staff akan membuat AR/DP Invoice yang akan dilanjutkan dengan melakukan incoming payment atas penerimaan DP pembayaran oleh customer. Selanjutnya, sales staff export akan mengecek terlebih dahulu pembayaran yang dilakukan oleh customer apabila pembayaran telah
diterima oleh bagian accounting maka sales export staff akan membuat sales order. Namun, apabila data penerimaan pembayaran belum diterima maka bagian sales export staff akan membuat sales order yang berbentuk draft karena harus dilakukan approval terlebih dahulu oleh bagian finance manager. Selanjutnya, finance accounting staff akan membuat AR/DP invoice atas pelunasan sisa pembayaran yang dilakukan oleh customer dan melakukan incoming payment. Apabila, barang yang dipesan merupakan barang hasil produksi PT. Royal Standard maka data incoming payment akan dilanjutkan pada tahapan production order yang akan dijelaskan pada gambar 3.22. Sedangkan bila barang tidak perlu melalui tahap produksi barang akan langsung dikirim kepada customer yang akan dijelaskan pada gambar 3.11
Gambar 3.11 Proses Bisnis Sales dengan Pembayaran Termin Sumber : PT. Sterling Tulus Cemerlang
Pada gambar 3.11 menjelaskan tentang proses bisnis
sales Apabila customer non lokal memilih metode pembayaran Termin maka bagian sales staff export akan mengecek terlebih
dahulu apakah customer yang melakukan pembelian telah melunasi invoice sebelumnya atau belum. Jika sudah maka
sales staff export akan membuat dokumen sales order. Namun,
jika belum sales staff export akan membuat sales order yang berbentuk draft terlebih dahulu karena harus dilakukan
approval sebelumnya oleh bagian finance accounting manager. Jika sales order draft telah di approve maka sales staff export akan membuat sales order. Berdasarkan dokumen sales order tersebut akan dilakukan proses pembuatan barang
yang akan dijelaskan pada gambar x.x dan pengiriman barang yang akan dijelaskan pada gambar 3.13
Gambar 3.12 Proses Bisnis Sales dengan cara LC Sumber : PT. Sterling Tulus Cemerlang
Pada gambar 3.12 menjelaskan tentang proses bisnis apabila customer non lokal memilih pembayaran dengan metode LC maka sales staff export akan mengecek terlebih dahulu apakah customer yang melakukan pembelian telah memiliki nomor LC sebelumnya. Jika sudah maka sales staff export akan membuat dokumen sales order. Namun, jika belum sales staff export akan membuat sales order yang berbentuk draft terlebih dahulu karena harus dilakukan
approval sebelumnya oleh bagian finance accounting manager. Jika sales order draft telah di approve maka sales
staff export akan membuat sales order. Berdasarkan dokumen
sales order tersebut akan dilakukan proses pembuatan barang
yang akan dijelaskan pada gambar x.x dan pengiriman barang yang akan dijelaskan pada gambar 3.13
3.3.2.2. Proses Bisnis Delivery Order
Gambar 3.13 Proses Bisnis Delivery Order Sumber : PT. Sterling Tulus Cemerlang
Pada gambar 3.13 menjelaskan tentang proses pengiriman barang dengan pertama kali membuat delivery
order draft berdasarkan dokumen sales order yang telah
dibuat sebelumnya. Apabila pembayaran tidak perlu DP dan telah melunasi Sales Order sebelumnya maka bagian gudang akan langsung membuat dokumen delivery order dan melakukan print dokumen. Namun bila DP belum lunas serta ada Sales Order yang belum dilunasi maka bagian warehouse staff akan membuat delivery order draft terlebih dahulu dan meminta persetujuan finance accounting manager. Setelah
delivery order dibuat, barang dapat dikirimkan kepada customer.
3.3.2.3. Proses Bisnis Sales Return
Sumber : PT. Sterling Tulus Cemerlang
Pada gambar 3.14 menjelaskan tentang menukar/mengembalikan barang kepada sales maka pihak
sales akan terlebih dahulu melakukan pengecekan kondisi fisik
barang. Bila barang tersebut layak untuk di claim maka sales staff akan membuat form claim barang. Selanjutnya berdasarkan form tersebut sales staff akan meminta persetujuan sales manager dan finance acoounting manager. Nantinya, warehouse staff yang akan membuat dokumen sales
return dan melakukan print dokumen sales return tersebut.
Berdasarkan dokumen sales return tersebut nantinya bagian
finance accounting staff akan mengurangi nilai AR customer
3.3.2.4. Proses Bisnis A/R Invoice
Gambar 3.15 Proses Bisnis AR Invoice Sumber : PT. Sterling Tulus Cemerlang
Pada gambar 3.15 menjelaskan tentang pembuatan
invoice AR diperlukan dokumen delivery order dan bukti
pendukung lainnya barulah setelah itu sales staff akan membuat Invoice AR di SAP Business One. Dokumen Invoice AR selanjutnya akan di print oleh bagian admin collection dan menghasilkan dokumen invoice AR serta faktur pajak.
Selanjutnya akan dilakukan proses incoming payment yang dapat dilihat pada gambar 3.16
3.3.2.5. Proses Bisnis Incoming Payment
Gambar 3.16 Proses Bisnis Incoming Payment Sumber : PT. Sterling Tulus Cemerlang
Pada gambar 3.16 menjelaskan proses bisnis dimana
finance accounting staff dapat membuat incoming payment
berdasarkan dokumen Invoice AR maupun Invoice AR DP. Apabila pembayaran dilakukan dengan menggunakan giro maka akan dilakukan proses giro gantung.
3.3.3. Proses Bisnis Financial
3.3.3.1. Proses Bisnis Journal Entry
Gambar 3.17 Proses Bisnis Journal Entry Sumber : PT. Sterling Tulus Cemerlang
Pada gambar 3.17 menjelaskan proses bisnis Journal
Entry dimulai dari saat Finance Accounting staff melakukan
pemeriksaan dokumen untuk menentukan base document tersebut perlu di jurnal atau tidak. Jika ya maka finance
accounting staff akan mencatat ke dalam sistem untuk yang
berkaitan dengan asset. Nantinya hasil dari pencatatan tersebut akan menghasilkan journal entry. Selanjutnya finance
accounting supervisor akan melihat dan memeriksa hasil
pencatatan yang dilakukan oleh finance accounting staff. Jika data yang dimasukan tidak valid maka finance accounting staff
harus merubah data tersebut. Jika data yang dimasukan ke dalam sistem telah sesuai maka data tersebut dapat di cetak dan menghasilkan dokumen journal entry.
3.3.3.2. Proses Bisnis Jurnal Voucher
Gambar 3.18 Proses Bisnis Posting Journal Voucher Sumber : PT. Sterling Tulus Cemerlang
Pada gambar 3.18 menjelaskan Posting Journal
Voucher dimana Finance staff melakukan pemeriksaan
dokumen untuk menentukan base document tersebut perlu dijurnal atau tidak. Jika ya maka finance staff akan mencatat
journal voucher ke dalam sistem SAP business one
berdasarkan base document tersebut. Selanjutnya finance
accounting supervisor akan melihat dan memeriksa hasil
pencatatan yang dilakukan oleh finance staff. Jika data yang dimasukan tidak valid maka finance accounting staff harus merubah data tersebut. Jika data yang dimasukan ke dalam
sistem telah sesuai maka data tersebut dapat di cetak dan menghasilkan dokumen journal entry.
3.3.3.3. Proses Bisnis Currency Valuation
Gambar 3.19 Proses Bisnis Currency Valuation Sumber : PT. Sterling Tulus Cemerlang
Pada gambar 3.19 menjelaskan proses bisnis Currency
Valuation dimana dimulai dari Finance staff akan melakukan update currency rate dan mencatatnya dalam sistem SAP
Business One dan menghasilkan output berupa currency rate di dalam sistem SAP Business One yang digunakan. Nantinya
accounting supervisor akan mengevaluasi selisih kurs hasil
pencatatan yang dilakukan oleh finance staff sehingga menghasilkan currency valuation apabila data tersebut valid maka currency valuation tersebut dapat di print dan digunakan dalam aktivitas bisnis perusahaan.
3.3.3.4. Proses Bisnis G/L Account Form Pendaftaran GL Account STOP 4 FA-STF Entry ke SAP 5 FA-MGR
Display hasil entry
Data entry valid? N Y B1 START 2 FA-STF Isi Form Pendaftaran 3 FA-MGR Cek Form Setuju? N Y 1 FA-STF Request 6 FA-STF Edit di System B1
Gambar 3.20 Proses Bisnis G/L Account Sumber : PT. Sterling Tulus Cemerlang
Pada gambar 3.20 menjelaskan Proses Bisnis Pembuatan G/L Account dimulai pada saat terjadi permintaan penambahan G/L account dari bagian finance accounting staff. Nantinya finance accounting staff harus melakukan pengisian form pendaftaran G/L account baru yang telah disediakan. Setelah mengisi form tersebut finance manager akan melakukan pemeriksaan berdasarkan form tersebut untuk menghindari terjadinya duplikasi data/ketidaklengkapan data/ketidaksinkronan dengan proses ataupun sistem. Jika
bagian finance staff akan melakukan pendaftaran G/L account yang baru ke dalalm sistem SAP Business One berdasarkan form yang telah dibuat sebelumnya. Nantinya finance
manager akan memeriksa kembali hasil pencatatan G/L account yang baru yang telah dimasukan oleh finance staff ke
dalam sistem hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan pengisian.
3.3.3.5. Proses Bisnis penambahan Vendor Group & Vendor
PCH-STF 3 Entry ke System PCH-ST 5 Edit di System STOP START Data entry valid? N B 1 Setuj ? Y Isi Form Pendaftaran Vendor PCH-STF 1 Y N Form Pendaftaran Vendor Approval DIR 2
Periksa hasil entry FA-ST 4
Gambar 3.21 Proses Bisnis Penambahan Vendor Group & Vendor Sumber : PT. Sterling Tulus Cemerlang
Pada gambar 3.21 menjelaskan proses dimana
Purchasing staff akan mengisi form pendaftaran apabila
hendak melakukan penambahan data vendor ke dalam sistem. Selanjutnya direksi akan melakukan approval dan memeriksa kelengkapan data yang tertera dalam form. Apabila direksi menyetujui penambahan data vendor tersebut, maka bagian
purchasing staff akan mencatatnya ke dalam sistem sesuai
dengan form yang telah disetujui sehingga vendor baru tersebut terdaftar dalam sistem. Selanjutnya, finance staff akan memeriksa data vendor tersebut dan mengisi G/L account yang sesuai dengan vendor tersebut. Jika terjadi ketidak sesuaian data maka purchasing staff harus memperbaiki data sehingga dapat menjadi data yang sesuai.
3.3.3.6. Proses Bisnis penambahan customer Group & customer
Gambar 3.22 Proses Bisnis Penambahan customer Group & customer Sumber : PT. Sterling Tulus Cemerlang
Pada gambar 3.22 menjelaskan Sales yang hendak menambahkan data customer baru harus melakukan pengisian form yang telah disediakan terlebih dahulu. Selanjutnya Sales
manager akan melakukan approval dan memeriksa kelengkapan data yang tertera dalam form. Apabila Sales
manager menyetujui penambahan data customer tersebut,
maka bagian finance manager akan menambahkan informasi
G/L account pada form dan mencatat data customer baru
tersebut ke dalam sistem sesuai dengan form. Finance staff juga bertugas untuk memeriksa data customer tersebut untuk memastikan data tambahan customer telah sesuai. Jika terjadi ketidak sesuaian data maka finance staff harus memperbaiki data sehingga dapat menjadi data yang sesuai.
3.3.4. Proses Bisnis Production
3.3.4.1. Proses Bisnis Bill of Material
Gambar 3.23 Proses Bisnis Bill of Material Sumber : PT. Sterling Tulus Cemerlang
Pada gambar 3.23 berisikan proses bisnis dimana ketika adanya permintaan untuk memproduksi suatu barang
baik yang berasal dari Staff R&D (Research and
Development), Marketing, ataupun Direksi. Staff R&D akan
membuat formula baru yang akan dipakai untuk memproduksi barang tersebut. Setelah formula tersebut disetujui maka Staff R&D akan mendaftarkan BOM ke dalam sistem SAP Business One. Pada saat Staff Produksi ingin membuat SPK maka staff tersebut hanya perlu memasukan data barang yang ingin diproduksi dan secara otomatis sistem akan menampilkan formula yang telah didaftarkan oleh Staff R&D yang nantinya akan dipakai untuk melakukan produksi barang jadi. Kemudian apabila suatu saat Staff R&D ingin merubah formula yang telah ada, maka Staff R&D hanya perlu mengedit data formula yang sudah pernah diregistrasi sebelumnya dan kemudian diregistrasi ulang ke sistem.
3.3.4.2. Proses Bisnis Production
Gambar 3.24 Proses Bisnis Production Order Sumber : PT. Sterling Tulus Cemerlang
Pada gambar 3.24 merupakan proses bisnis yang akan dipakai ketika adanya permintaan untuk memproduksi suatu barang, Staff Produksi akan menginput data produksi atau dikenal dengan SPK (Surat Perintah Kerja) ke dalam sistem SAP Business One. SPK tersebut berisikan data barang yang ingin diproduksi dan bahan – bahan untuk memproduksi barang bersangkutan.
Setelah itu SPK tersebut akan diberikan ke bagian gudang untuk dibuatkan good issue berdasarkan SPK yang diberikan oleh Staff Produksi. Staff Gudang akan membuat
Good Issue yang berisi data bahan – bahan untuk
memproduksi barang jadi untuk dikeluarkan dari gudang dan dipakai untuk proses produksi. Dokumen Good Issue tersebut nantinya akan disimpan di dalam sistem SAP Business One.
Bahan yang telah dikeluarkan dari gudang akan digunakan untuk proses produksi kedepannya. Ketika barang selesai diproduksi maka Staff Produksi akan melakukan serah terima ke bagian gudang. Barang yang telah diterima oleh bagian gudang kemudian akan dibuatkan dokumen Good
Receipt sebagai bukti barang telah selesai diproduksi dan telah
diterima oleh bagian gudang. Dokumen Good Receipt ini nantinya akan dibuat oleh Staff Gudang dan disimpan ke dalam sistem SAP Business One. Sedangkan untuk pengembalian barang apabila terdapat beberapa barang yang rusak akan dibuatkan dokumen Return oleh bagian Gudang dan disimpan ke dalam sistem SAP Business One.
Apabila terdapat kondisi ketika barang yang telah selesai diproduksi ingin dipindahkan ke gudang cabang lainya. Maka Staff Gudang akan membuat Inventory Transfer yang berisikan nama, jumlah barang, dan gudang tujuan pemindahan. Nantinya dokumen tersebut akan dicek oleh Supervisor gudang dan apabila disetujui maka barang akan dipindahkan dan dicatat oleh Sistem SAP Business One. Baik
Good Receipt, Good Issue, dan Return harus dibuat
berdasarkan dokumen SPK bersangkutan yang telah diberikan oleh Staff Produksi.
3.3.4.3. Proses Bisnis Create & Update Item
Gambar 3.25 Proses Bisnis Create & Update Item Sumber : PT. Sterling Tulus Cemerlang
Pada gambar 3.25 merupakan proses bisnis yang akan dipakai ketika adanya permintaan pendaftaran dan pengubahan data yang berhubungan dengan item. Ketika ingin melakukan penambahan item baru maka baik PPIC manager atau Sales
manager yang memiliki wewenang untuk melakukan
permintaan penambahan item akan membuat Form pendaftaran item terlebih dahulu. Kemudian apabila penambahan item berasal dari vendor yang sudah didaftarkan ke dalam sitem maka data item akan langsung dimasukan dan didaftarkan ke dalam SAP Business One. Kemudian
Purchasing Staff akan melakukan pengeceka terhadap data
yang dimasukan ke dalam sistem SAP Business One. Apabila tedapat kesalahan maka Purcashing manager akan minta
Purcashing Staff untk mengubah data item tersebut dan
kemudian mendaftarkan barang tersebut ke dalam bill of
material apabila barang tersebut merupakan barang jadi.
Sehingga ketika ingin mencari data item bersangkutan dapat langsung dilakukan lewat sistem dalam waktu singkat.
3.3.5. Proses Bisnis Inventory
3.3.5.1. Proses Bisnis Goods Issue – Adjustment
Gambar 3.26 Proses Bisnis Good Issue – Adjustment Sumber : PT. Sterling Tulus Cemerlang
Pada gambar 3.26 merupakan proses bisnis yang akan diterapkan pada bidang inventory. Lewat SAP Business One
inventory dapat diproses secara cepat dan tersistematisasi
mengingat lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan inventory transfer pada proses bisnis yang sedang berjalan. Dengan cepatnya proses inventory transfer masa secara otomatis waktu untuk melakukan issue barang ataupun receipt barang juga akan menjadi lebih cepat.
Proses Good Issue barang keluar dari gudang terjadi ketika adanya permintaan akan barang dari satu gudang ke gudang lain baik berupa bahan baku ataupun barang jadi. Untuk bahan baku, Staff Quality akan membuat form permohonan akan permintaan bahan baku dari gudang lain yang nantinya akan disetujui oleh Quality Manager. Sedangkan untuk permintaan akan barang jadi, Staff Quality atau Staff Gudang akan membuat form permohonan akan permintaan barang yang akan disetujui oleh pihak Manager Gudang.
3.3.5.2. Proses Bisnis Goods Receipt – Adjustment
Gambar 3.27 Proses Bisnis Good Receipt– Adjustment Sumber : PT. Sterling Tulus Cemerlang
Pada gambar 3.27 merupakan proses bisnis yang akan diterapkan oleh PT. Royal Standard setelah mengimplementasikan SAP Business One terutama pada bidang inventory. Lewat SAP Business One inventory dapat diproses secara cepat dan tersistematisasi mengingat lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan inventory transfer
pada proses bisnis yang sedang berjalan. Dengan cepatnya proses inventory transfer masa secara otomatis waktu untuk melakukan issue barang ataupun receipt barang juga akan menjadi lebih cepat.Proses Good Receipt untuk menerima barang yang diminta lewat inventory transfer dari satu gudang ke gudang lain. Ketika barang telah sampai ke gudang bersangkutan, Staff Gudang akan mengecek kondisi fisik dari barang yang diminta, apabila kondisi barang baik maka barang akan didaftarkan dan dicatat ke dalam sistem SAP Business One sebagai persediaan barang pada gudang tersebut.
3.3.5.3. Proses Bisnis Inventory Transfer
Gambar 3.28 Proses Bisnis Good Receipt– Adjustment Sumber : PT. Sterling Tulus Cemerlang
Pada gambar 3.28 merupakan proses bisnis yang akan diterapkan oleh PT. Royal Standard setelah mengimplementasikan SAP Business One terutama pada
bidang inventory. Lewat SAP Business One inventory transfer dapat diproses secara cepat dan tersistematisasi mengingat lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan inventory
transfer pada proses bisnis yang sedang berjalan. Dengan
cepatnya proses inventory transfer masa secara otomatis waktu untuk melakukan issue barang ataupun receipt barang juga akan menjadi lebih cepat.
Proses inventory transfer dimulai ketika adanya permintaan untuk memindahkan barang dari satu gudang ke gudang lainnya yang dilakukan oleh Staff Pembelian lewat dokumen inventory transfer request. Dokumen tersebut akan diberikan ke bagian gudang, kemudian Staff Gudang akan membuat dokumen inventory transfer berdasarkan dokumen
inventory transfer request. Dokumen inventory transfer request tersebut berisikan data, jumlah barang, beserta gudang
yang menjadi tujuan pemindahan barang tersebut. Setelah dokumen tersebut dibuat maka akan langsung dicetak sebagai bukti.
Ketika barang diterima pada gudan tujuan, maka Staff Gudang tersebut akan langsung mengecek kondisi barang apakah sudah baik dan sesuai dengan yang diinginkan atau tidak. Apabila kondisi barang baik maka barang akan langsung diregistrasikan ke dalam persediaan gudang. Jika barang yang diterima melebihi jumlah yang dipesan maka Staff Gudang akan langsung membuat dokumen inventory transfer untuk mengirim balik barang yang lebih.
3.4. Penjelasan Fungsi Aplikasi SAP Business One
Sebelum melakukan implementasi, diperlukan pemahaman secara mendalam mengenai setiap User Interface Screen dalam SAP Business One. Dibawah ini akan dijelaskan fungsi yang terdapat dalam aplikasi yang dibagi menjadi empat modul besar. Modul modul yang akan dijelaskan Antara lain Modul A/P – Purchasing, Modul A/R – Sales, Modul Finance, Modul
Production dan Modul Inventory.
3.4.1. User Interface Modul A/P – Purchasing
3.4.1.1. User Interface Submodul Purchase Request
Sebelum membuat Purchase Quotation akan terlebih dahulu dibuatkan Purchase Requisition. Untuk melakukan kegiatan Purchase Requisition. dilakukan lewat screen
purchase request yang terdapat pada gambar dibawah ini.
Gambar 3.29 Tampilan Layar Purchase Request
Selainkan tampilan Screen diatas akan dijelaskan pula fungsi masukan (user input field) pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.2 Informasi user field layar Purchase Request
USER FIELD KETERANGAN
HEADER Requester Field ini berisi user yang melakukan
permintaan pembelian barang
Requester Name Field ini berisi nama user yang
melakukan permintaan pembelian barang
Branch Field ini berisi cabang yang melakukan
permintaan pembelian barang
Department Field ini berisi department yang
melakukan permintaan pembelian barang
Email Address Field ini berisi email address user yang
melakukan permintaan pembelian barang
No Purchase Request
Field ini diisi secara default oleh SAP
berdasarkan nomor dokumen sebelumnya
Contoh : 100000000
Status Field ini berisi status dokumen yang
bersangkutan Contoh : Open
Posting Date Field ini berisi tanggal dimana dokumen
tersebut disimpan ke dalam sistem Contoh : 24/10/2013
Valid Until Field ini berisi tanggal dokumen tersebut
berlaku
Document Date Field ini berisi tanggal dimana dokumen
tersebut dibuat
Required Date Field ini berisi tanggal dimana barang
yang diminta oleh requester diperlukan DETAIL -
Content Tab
Item/Service type List
List ini berisi tipe dokumen yang akan
dibuat terbagi menjadi 2 yaitu item/
Tabel 3.2 Informasi user field layar Purchase Request
USER FIELD KETERANGAN
Item No Kolom ini berisi data kode barang
Contoh : ABB-BRY-A01
Vendor Kolom ini berisi data vendor
berdasarkan item yang hendak diminta
Item Description Kolom ini merupakan
penjelasan/keterangan dari kode item yang dipilih
Contoh : Box Royal 90
Required Date Kolom ini berisi penjelasan dari kode
barang
Required Qty Kolom ini berisi jumlah barang yang
diperlukan
Info Price Kolom ini berisi estimasi biaya untuk
barang yang bersangkutan
Discount Kolom ini berisi estimasi diskon untuk
barang yang bersangkutan
Total (LC) Kolom ini berisi jumlah harga yang
harus di bayarkan untuk pembelian barang tertentu dengan jumlah dan harga tertentu
Distribution Rule Merupakan kolom isian yang
disesuaikan dengan Distribution Rule yang dipilih
Contoh: SAL
UoM Code Merupakan kolom isian untuk mengatur
pilihan Unit of Measurement Contoh: Manual
FOOTER Owner Kolom ini berisi data pemilik dari
Tabel 3.2 Informasi user field layar Purchase Request
USER FIELD KETERANGAN
FOOTER Total before
discount
Field ini berisi total harga barang yang
dibeli sebelum discount Contoh : IDR 16,950.00
Freight Field ini berisi jumlah biaya yang telah
dibayarkan sebelumnya dalam A/P
Down Payment Invoice
Tax Field ini berisi data tax yang harus
dibayarkan berdasarkan pilihan yang telah dibuat sebelumnya
Contoh : IDR 1,017.00
Total Payment Due Field ini berisi total harga yang harus
dibayarkan setelah discount dan tax yang ada
Contoh : IDR 11,187.00
Remarks Kolom ini berisi catatan tambahan
3.4.1.2. User Interface Submodul Purchase Quotation
Berikut ini merupakan layar dari Purchase Quotation akan terlebih dahulu dibuat sebelum Purchase Order. Untuk menghasilkan dokumen Purchase Quotation dilakukan lewat screen Purchase Quotation yang terdapat pada gambar dibawah ini.
Gambar 3.30 Tampilan Layar Purchase Quotation
Selainkan tampilan Screen diatas akan dijelaskan pula fungsi masukan (user input field) pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.3 Informasi user field layar Purchase Quotation
USER FIELD KETERANGAN
HEADER Vendor Field ini berisi kode dari vendor yang
bersangkutan Contoh : S0000002
Tabel 3.3 Informasi user field layar Purchase Quotation
USER FIELD KETERANGAN
Name Field ini berisi nama vendor yang
bersangkutan
Contoh : PT. Petronas Niaga Indonesia
Contact Person Field ini berisi nama contact person dari
vendor yang dapat dihubungi Contoh : Bpk. Indrawan Waskito
Vendor Ref.No Field ini berisi nomor Vendor Reference
No Purchase Quotation
Field ini diisi secara default oleh SAP
berdasarkan nomor dokumen sebelumnya Contoh : 100000000
Status Field ini berisi status dokumen yang
bersangkutan Contoh : Open
Posting Date Field ini berisi tanggal dimana dokumen
tersebut disimpan ke dalam sistem Contoh : 24/10/2013
Valid Until Field ini berisi tanggal validitas dokumen
tersebut
Document Date Field ini berisi tanggal dimana dokumen
tersebut dibuat Contoh : 24/10/2013
Required Date Field ini berisi tanggal dimana dokumen
tersebut akan dibutuhkan DETAIL -
Content Tab
Item/Service type List
List ini berisi tipe dokumen yang akan dibuat terbagi menjadi 2 yaitu item/
service
Contoh : Item
Item No Kolom ini berisi data kode barang
Tabel 3.3 Informasi user field layar Purchase Quotation
USER FIELD KETERANGAN
Item Description Kolom ini merupakan
penjelasan/keterangan dari kode item yang dipilih
Contoh : Box Royal 90
Required Date Kolom ini berisi penjelasan dari kode
barang Contoh : 1
Quoted Date Kolom ini berisi harga satuan dari barang
yang bersangkutan Contoh : IDR 13,500.00
Required Qty Kolom ini berisi jumlah barang yang
diperlukan
Quoted Qty Kolom ini berisi jumlah barang yang
ingin dipesan
Distribution Rule Merupakan kolom isian yang disesuaikan
dengan Distribution Rule yang dipilih Contoh: SAL
UoM Code Merupakan kolom isian untuk mengatur
pilihan Unit of Measurement Contoh: Manual
Pricelist Before Discount
Kolom ini berisi harga pricelist sebelum diskon
Pricelist Discount Kolom ini merupakan diskon dari pricelist
yang dipilih
FOOTER Buyer Kolom ini berisi data karyawan yang melakukan pembelian barang
bersangkutan
Owner Kolom ini berisi data pemilik dari barang
Tabel 3.3 Informasi user field layar Purchase Quotation
USER FIELD KETERANGAN
Total before discount
Field ini berisi total harga barang yang
dibeli sebelum discount Contoh : IDR 16,950.00
Discount Field ini berisi discount yang diberikan
oleh vendor berdasarkan total barang yang dibeli
Contoh : DPM 60 % IDR 10,170.00
Freight Field ini berisi jumlah biaya yang telah
dibayarkan sebelumnya dalam A/P Down
Payment Invoice
Rounding Merupakan field yang berisi pembulatan
berdasarkan settingan tertentu yang dilakukan oleh perusahaan
Tax Field ini berisi data tax yang harus
dibayarkan berdasarkan pilihan yang telah dibuat sebelumnya
Contoh : IDR 1,017.00
Total Payment Due Field ini berisi total harga yang harus
dibayarkan setelah discount dan tax yang ada
Contoh : IDR 11,187.00
Remarks Kolom ini berisi catatan tambahan
3.4.1.3. User Interface Submodul Purchase Order
Berikut ini merupakan layar dari Purchase Order. Untuk menghasilkan dokumen Purchase Order dilakukan lewat screen Purchase Order yang terdapat pada gambar dibawah ini.
Gambar 3.31 Tampilan Layar Purchase Order
Selainkan tampilan Screen diatas akan dijelaskan pula fungsi masukan (user input field) pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.4 Informasi user field layar Purchase Order
USER FIELD KETERANGAN
HEADER Vendor Field ini berisi kode dari vendor yang
bersangkutan Contoh : S0000002
Tabel 3.4 Informasi user field layar PurchaseOrder
USER FIELD KETERANGAN
Name Field ini berisi nama vendor yang
bersangkutan
Contoh : PT. Petronas Niaga Indonesia
Contact Person Field ini berisi nama contact person dari
vendor yang dapat dihubungi Contoh : Bpk. Indrawan Waskito
Vendor Ref.No Field ini berisi nomor Vendor Reference
Local Currency List
List ini terbagi menjadi beberapa pilihan currency
No Purchase Order Field ini berisi nomor dokumen yang diisi
secara default oleh SAP berdasarkan pengaturan yang terdapat dalam document
numbering
Status Field ini berisi status dokumen yang
bersangkutan Contoh : Open
Posting Date Field ini berisi tanggal dimana dokumen
tersebut disimpan ke dalam sistem Contoh : 24/10/2013
Delivery Date Field ini berisi tanggal dimana barang
tersebut akan dikirimkan kepada customer Contoh : 24/10/2013
Document Date Field ini berisi tanggal dimana dokumen
tersebut dibuat Contoh : 24/10/2013 DETAIL - Content Tab Item/Service type List
List ini berisi tipe dokumen yang akan
dibuat terbagi menjadi 2 yaitu item/
service
Tabel 3.4 Informasi user field layar PurchaseOrder
USER FIELD KETERANGAN
Item No Kolom ini berisi data kode barang Contoh : ABB-BRY-A01
Item Description Kolom ini merupakan
penjelasan/keterangan dari kode item yang dipilih
Contoh : Box Royal 90
Quantity Kolom ini berisi penjelasan dari kode
barang Contoh : 1
Unit Price Kolom ini berisi harga satuan dari barang
yang bersangkutan Contoh : IDR 13,500.00
Discount Kolom ini berisi discount dari suatu
barang
Contoh : 10 %
Tax Code Kolom ini berisi pilihan tax yang akan
digunakan untuk suatu barang tertentu Contoh : M01
Total (LC) Kolom ini berisi jumlah harga yang harus
dibayarkan sesuai dengan jumlah barang yang dibeli serta harga satuan barang tersebut
Contoh : IDR 13,500.00
Distribution Rule Merupakan kolom isian yang disesuaikan
dengan Distribution Rule yang dipilih Contoh: SAL
UoM Code Merupakan kolom isian untuk mengatur
pilihan Unit of Measurement Contoh: Manual
Tabel 3.4 Informasi user field layar PurchaseOrder
USER FIELD KETERANGAN
Pricelist Before Discount
Kolom ini berisi harga pricelist sebelum diskon
Pricelist Discount Kolom ini merupakan diskon dari pricelist
yang dipilih
FOOTER Buyer Kolom ini berisi data karyawan yang
melakukan pembelian barang bersangkutan
Owner Kolom ini berisi data pemilik dari barang
yang bersangkutan
Total before discount
Field ini berisi total harga barang yang
dibeli sebelum discount Contoh : IDR 16,950.00
Discount Field ini berisi discount yang diberikan
oleh vendor berdasarkan total barang yang dibeli
Contoh : DPM 60 % IDR 10,170.00
Freight Field ini berisi jumlah biaya yang telah
dibayarkan sebelumnya dalam A/P Down
Payment Invoice
Rounding Merupakan field yang berisi pembulatan
berdasarkan settingan tertentu yang dilakukan oleh perusahaan
Tax Field ini berisi data tax yang harus
dibayarkan berdasarkan pilihan yang telah dibuat sebelumnya
Tabel 3.4 Informasi user field layar PurchaseOrder
USER FIELD KETERANGAN
Total Payment Due Field ini berisi total harga yang harus
dibayarkan setelah discount dan tax yang ada
Contoh : IDR 11,187.00
Remarks Kolom ini berisi catatan tambahan
dokumen tersebut
3.4.1.4. User Interface Submodul Goods Receipt dari Vendor
Setelah dibuatkan Purchase Order, barang yang telah diterima oleh vendor akan dilanjutkan dengan mencatat penerimaan barang tersebut ke dalam Goods Receipt PO. Berikut ini merupakan layar dari Goods Recipt PO. Seperti terdapat pada gambar dibawah ini.