• Tidak ada hasil yang ditemukan

SNI 01 6366 2000 Batas Maksimum Cemaran Mikroba Dan Batas Maksimum Residu Dalam Bahan Makanan Asal h

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SNI 01 6366 2000 Batas Maksimum Cemaran Mikroba Dan Batas Maksimum Residu Dalam Bahan Makanan Asal h"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Badan Standardisasi Nasional

r

es

Batas maksimum cemaran mikroba dan batas

maksimum residu dalam bahan makanan asal hewan

Standar Nasional Indonesia

S

NI

0

1

-6

366

-

200

0

SNI

• , I •

.

. .

.

" ~ ~.

.

f

(2)

i

1

1

1

2

2

2

2

Halaman

Daftar lsi

Ruang Lingkup

Definisi

Klasifikasi

Persyaratan

Cara

Pengambilan Contoh

Cara

Pemeriksaan

Pendahuluan

Daftar lsi

Judul

1

2

3

4

5

6

Standar Nasional Indonesia

SNI No.

: 01 - 6366-2000

(3)

c)

Sural Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 91/Kpts/KP

.150/2/1993

tanggal 3 Pebruari 1993 tentang Pembentukan Tim Penyusunan Ambang

Batas

Cemaran Mikroba dan Residu Didalam Bahan Makanan Asal Hewan;

b)

Peraturan

Pemerintah Nomor 22 Tahun 1983 tentang Kesehatan

Mayarakat Veteriner.

a)

Undang-undang

Nomor

6

Tahun

1967

tentang

Peternakan

dankesehatan Hewan.

Dalam rangka upaya melindungi kesehatan konsumen terhadap hal-hal dlatas,

telah diterbitkan 3 (tiga) Surat Keputusan Menteri Pertanian yaitu:

Disamping

itu

pada era globaJisasi saat ini. produk hasil peternakan kita

dituntut untuk mampu bersaing bukan saja di dalam negeri (dengan produk

impor) akan

tetapi juga

terutama untuk merebut pasar

internasional.

Konsumen di dalam dan di luar negeri dewasa ini semakin menuntut

persyaratan mutu yang terjamin baik. Persyaratan produk yang bebas residu

(residu free)

baik terhadap bahan hayati, bahan kimia, pestisida. logam berat,

antibiotika,

hormon dan obat-obatan lainnya maupun terhadap cemaran

mikroba yang dapat menularkan penyakit serta memiliki kualitas yang balk,

akan dapat terpenuhi apabila terdapat pengawasan yang ketat sejak dad teknik

pembudidayaan.

pemberian pakan dan obat-obatan. proses pengolahan.

penanganan pasca panen, penyimpanan dan pendistribusiannya sampai ke

konsumen.

Persyaratan

mutu tersebut harus jelas

didefinisikan

yang

kemudian disusun berdasarkan konsensus dan prosedur menjadi spesifikasi

teknis atau dokumen baku yang dinamakan standar.

Bahan makanan khususnya yang berasal dari hewan mempunyai sifat mudah

rusak. Kerusakan tersebut diakibatkan oleh adanya perubahan yang terjadi,

baik di dalam bahan itu sendiri maupun adanya kerusakan dan pencemaran

dari luar. Agar manfaat bahan makanan ini bisa berkelanjutan bagi kehidupan

manusia dan terjangkau daya bell masyarakat. maka diperlukan

langkah-langlcah

pengamanan

terhadap

bahan

makanan

dimaksud

sehingga

menghasilkan bahan makanan yang sehat, aman, utuh dan halal serta dapat

diterima oleh konsumen sesuai seleranya.

Pendahuluan

Batas Maksimum Cemaran Mikroba

Dan Batas Maksimum Residu

Dalam Bahan Makanan Asal Hewan

Standar Nasional Indonesia

SNI No. : 01 - 6366-2000

. >

(4)

Prinsip yang disepakati dalam penetapan batas malcsimum cemaran mikroba

dan batas malcsimum residu yaitu didasarkan atas beberapa pustaka dari

organisasi internasional FAO dan WHO

(Codex

Alimentarius

Commission)

serta standar negara-negara lain seperti Amerika Serikat

(Food and Drugs

Administration),

Jepang, Masyarakat Ekonomi Eropah (MEE) dan pustaka

lain yang telah dipubtikasikan. Untuk kemudian beberapa nilai batas tersebut

dibandingkan dengan pengalaman maupun hasil penelitian di lapangan yang

dilakukan oleh Balai Penelitian Veteriner (Balitvet) dan Balai Pengujian Mutu

dan Sertifikasi Obat Hewan (BPMSOH).

c)

Mendukung perkembangan agroindustri dan agrobisnis.

b)

Mewujudkan jaminan mutu dari bahan makanan

asaJ

hewan;

a)

Untuk memberikan perlindungan kepada konsumen dan masyarakat

terutama dalam aspek keamanan dan kesehatan;

Tujuan standar adalah :

Untuk menetapkan ambang batas cemaran mikroba dan residu dalam bahan

makanan asal hewan (daging. susu dan telur) telah dilakukan

pertemuan-pertemuan teknis dan pengumpulan data di lapangan oleh Tim Penyusunan

Ambang Batas Cemaran Mikroba dan Residu, sehingga berhasil disusun nUai

ambang batas untuk 9 (sembilan) jenis cemaran mikroba dan 314 (tiga ratus

empat belas) jenis residu. Batas maksimum cemaran mikroba dinyatakan

dalam satuan

tIoColoniFonning Unit per gram'"

(CFU/gr). Batas malcsimum

residu dinyatakan dalam satuan miligram per kilogram (mglkg).

e)

Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 466/Kpts/OT.210/6/1994

tanggal 9 Juni 1994 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pengujian Mutu

Produk Peternakan.

d)

Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 110IKpts/OT.210/1993

tanggaJ 19 Pebruari 1993 tentang Penunjukan Laboratorium

Pengujian

Cemaran Mikroba dan Residu Dalam Bahan Makanan AsaJ Hewan;

Standar Nasionallndonesia

(5)

1 dari 12

h)

Susu adalah cairan yang diperoleh dari ambing ternak perah sehat,

dengan cara pemerahau yang benar, terus menerus dan tidak dikurangi

sesuatu dan/atau ditambah ke dalamnya sesuatu bahan lain.

g)

Daging adalah bagian-bagian dari hewan yang disembelih atau

dibunuh dan lazim dimakan manusia, kecuali yang telah diawetkan dengan

cara lain dari pada pendinginan.

f)

Batas Maksimum Cemaran Mikroba (BMCM) adalah jumlah jasad

reniklmikroba maksimum (CFU/gr) yang diizinkan atau direkomendasikan

dapat diterima dalam bahan makanan asal bewan.

e)

Batas Maksimum Residu (BMR) adalah konsentrasi residu maksimum

(mg/kg atau microgram/kg) yang diizinkan atau direkomendasikan dapat

diterima dalam bahan makanan asal bewan.

d)

Residu obat atau bahan kimia adalah akumulasi obat atau bahan kimia

dan atau metabolitnya dalam jaringan atau organ bewan setelah pemakaian

obat atau bahan kimia untuk tujuan pencegahanlpengobatan atau sebagai

imbuhan

pakan

untuk pemacu pertumbuhan.

b)

Bahan makanan asal hewan adalah semua produk peternakan yang

belum mengalami proses lanjutan.

a)

Hewan adalah semua binatang yang hidup di darat, baik yang

dipeligara maupun yang hidup secara liar.

Definisi yang dipergunakan adalah :

2

Definisi

Standar ini meliputi definisi, klasiflkasi, batas maksimum cemaran mikroba

dan batas maksimum resldu, cara pengambilan contoh dan cara pemeriksaan.

1

Ruang Lingkup

Batas Maksimum Cemaran Mikroba

Dan

Batas

Maksimum Residu

Dalam Bahan Makanan Asal Hewan

Standar Nasional Indonesia

(6)

2 dan 12

Mengacu pada cara yang direkomendasikan

.

oleh

Codex AIimentarius

Commission

(CAC),

Assosiation of OJficial Analytical Chemist

(AOAC) atau

cara lain yang telah dipublikasikan.

6

Cara

Pemeriksaan

Mengacu kepada cara yang direkomendasikan oleh

Codex Alimentarius

Commission

(CAC) atau cara statistika lain yang telah dipublikasikan.

5

Cara

Pengambilan Contoh

Batas maksimum cemaran mikroba dan batas maksimum residu dalam bahan

makanan asaI hewan seperti tercantum pada tabel

1.2.

3 dan 4.

4

Persyaratan

Batas maksimum cemaran mikroba dan batas maksimum residu dalam bahan

makanan asaI hewan digolongkan dalam satu tingkatan mutu.

3

Klasifikasi

i)

Telur adalah telur unggas.

Standar Nasionallndonesia

(7)

3 dari ]2

Keterangan :

(*) :dal8l11satuall MPN/gnuu atau 011

(**) :dal8lll satuan kualitatif

Batas Maksimuol Cemaran Milcroba (BMCM) Jenis Cemaran Milcroba

Susu Susu

Sasu

Susu

Segar Pasteurisasi Bubuk SterillUHT a) JwuJab Total (Total Plate Count) I x 106 < 3 x 104 5x 104

<

10/0.1

b)Colifon" 2x 101 <0.1

x

101 0 0

c) Esdll!ric/,ia coli (patogtll) (*) 0 0 0 0

d) Enterococci 1

x

102 1x 102 I x 101 0

e) Slapl.ylococcIIs aureus 1x 102 I x 101 1 x 101 0

f)Clostridiu", sp 0 0 0 0

g) Sabnonl!llasp(**) negatif negalif negatif llcgatif

h)Camplrylobactersp 0 0 0 0

i)Usteria sp 0 0 0 0

Tabell

Spesirakasi persyaratan mutu

batas maksimum cemaran mikroba pada susu

(dalam satuan CFU/gram atau

mI)

Ketl!l'Qngan:

(*) :dala", satuan MPH/gram

(**) :dalam sanlQllkulJlitatif

Baw MaksiwWll Celllaran Mikroba (BMCM) Jenis Cemaran Mikroba

Dagill8 Segar/Beku Dagill8 Tallpa Twang

a) Junllab Total KWllall(Total Plate Count) I

x

104 I x I~

b) Colifom. 1 x 102 1 x 102

c) Esc/.erie/.ia coli (*) 5 x 101 5

x

101

d) Enterococci J x 102 1 x 102

e) Sluplrylococcus alltrus I x 102 I x 102

f)aosrridium sp 0 0

g)Salmonella sp ( .. ) negatif negatif

h)Canrphylobaau sp 0 0

i)listeria sP 0 0

Tabell

Spesifikasi persyaratan mutu

batas maksimum cemaran mikroba pada daging

(dalam satuan CFU/gram)

.

Standar Nasionallndonesia

SNI No. : 01 - 6366-2000

(8)

4 dari 12

K«erolJgan:

~) : dalam satllQl' MPN/gram

~.) : dala",satuanblalitatif

Batas MalcsimWllCemaran Mikroba (BMCM) Jews Cemaran Mikroba

TelurSegar Telur TelurBeku

Tc:pung/Kerillg

a) Jumlah Total Kuman (Total Plate I

x

10S

<

2.S

x

103

<

2.S

x

103 Count)

< 1x lol

b) Coliform < 1

x

101 < 1

x

101

c)Escherichia coli (.) 1

x

101 1

x

101 1 x 101

d) Enterococci <1

x

lol < 1 x 101 < 1

x

101

e)Stap/rylococd allTrllS < 1

x

lol 0 1

x

101

f)Oostridium sp 0 0 0

g)Salmonellasp (•• ) oegatif negatif oegatif

b)Call1p/rylobactu sp 0 0 0

i)Usteriasp 0 0 0

Tabel3

Spesinkasi persyaratan mutu

batas maksimum cemaran mikroba pada telur

(dalam satuan CFU/gram)

Standar Nasionallndonesia

SNI No. : 01 - 6366-2000

'.

(9)

5 dari 12

No. Jeuls residu dan metabollt Oaging Telur Susu

1. 2-AtelYl-amino5-nitnlthiazole 0.1

2. ~_clopnlpi()namill(l-4 6-diamino-l 3 5-triazine 02

3. 2-(M-cblonlphenoxy) PnlPiOllicacid 0.05

4. 2-(4-Ten-butoxyphell0XY)isoPnlPilvl 0-,1

5. 2 2-0PA 0.2

o

1

6. 2, 4 D dan metabollt O,OS O.OS O.OS

7. 3.5-0initrobenzanlide 002

8.

3. 5-Dinitro-o-toluamide 20

9. AbamektJn (Avennektln BLa) 0,01 0.01

10. Acepat dan metabolh 01 0.1 0.1

11.

AcltJourpan dan metaboJit 001 001 001

12. AcinodlrosoJ 01 13. AcJomide

o

1 14. Aflatoksin 002 002 0001 15. AlbendazoJe (2-amioosulfon-1)

o

1 0,1 16. Aldicarb 001 0.01 17. Aldrin 0,2 0,1 0.006 18. Anlitoll 0002 0.002 0002 19. Amitoxe 0002 20. Amitraz 0_._05 0-,05 001 21. Anloksilin 001 001 001

22.

AnlPisiain 001 001 001

23.

Anlproliwll 0.1 01 24. Apramisin

o

1 0,1 0.1

25.

Alsen 0.5 0.5 0.5 26. Attazine 0.02 27. Avo~ill 0.2

28.

Azametmphos 005 0.05 005 29. Azaperon (Azaperol) 005 30. Azinphosphomethyl

o

I 31. Basitrasill 05 0.5 32. Bendlocarb 0,1 0,05 0,05 33. Bellon!},1

o

I

o

1 0.1

34. Bentazon dan metabolit 005

35. Besuilpellisillin 005 0_._0015 001

Tabel4

Spesifikasi persyaratan mutu

batas maksimum residu dalam bahan makanan asal hewan

(dalam satuan mg/kg)

Standar Nasional Indonesia

SNI No. : 01 - 6366-2000

(10)

6 dari 12

No. Jenis residudanmctabolit Dagiug TcJur Susu

36. BHC 0.3 03 03 37. Bifendlrin 0.1 38. Bromofosethil

-

-

3.0 1.0 39. Bromoxynil 0.1 40. Bromsalans 0.1 005 41. Brorianide 0.1 42. Buquinolatc 0.1 0,1 43. Butacarb 1.0

44.

Cacodylic acid 0.7 45. Cantan O~OS 46. CaJttorol 0.1 0.1 01 47. Carazolol 0,005 48. Camarvl 0.1 0.1 49. Cubendazim

o

1

o

1

o

1 SO. Carbomisin 0 0 0 51. Carbo~rion

i.o

0.1 0.004 52. Carboxine 0.1 53. Cepbapirin 0.1

54.

Cenkuinom 0.05 005 55. Chlol'8lllfenikol 0.01 0,01 0.01 56. Chlordan 0.3 0.02 0.002 57. Chlordimeronn 0.05 0.05 58. Chlorfenrizenil 005 005 001 59. Chlorbexidine 0.001 0001 60. ChlonneQuat 0.1 0-,-1 0.1 61. Chlorobenzilate 0.5 005 62. Chloroftuazuron 0.1

o

1 63. Chlorometiuron 02 02 64. Chloroneb 0.2 65. Chlorpenvi_pose 0.2 0,2 0.008

66. Chlorpyrifase medlyl danmetabolit 0.1 0,05 001

67. Chlorsulfumn 03 68. Cinliazole 0.1

o

I 69. Clenpirin 2.0 70. Clindamisin 0.01 001 71. Clonvralid 0.2 72. Cmtoxiphose 002 0,01 73. Crufomatc 1.0 0.01 74. Cyfuhhrin 0.05 75. Cvllalothrin 0.01 76. Cyhcxatin 0.2 0.05 77. Sipennetrin 0.05 0.05 0.05 78. Cvmmazinc 0.05 79. DalaPOn O_.2 80. Damillozidc 0.2 0.05 0.2

Standar Nasional Indonesia SNI No. : 01 - 6366-2000

(11)

7 dari 12

No. Jenis residu danmetabolit Dagill8 Telur Susu

81. Danson 0.25 0.25

82. DDT dan Metaholit 0.7 0,5 005

83. Decoouinate 1.0

-

84. Q_eltalllcthrin 0.01 0.01 0.01

85. Dialdrin 0.2

o

I 0006

86. Dialifor dan oxygen anaiog 0.05

87. Diazillon 0.7 O_._S 002 88. Dicamba 0.05 0,1 89. Dicblorvos 0.02 0.02 002 90. Cbillolllcrionar 0.05 001 91. Difel1ZOQuate 0.05 82. Diflubemuron 0.05 0,05 0.05 93. Dikloksasilin 0.3 0.03

94.

Dimethipin 0.02 0.02 0.02

95. Dillletoale danoxygen aniog 0.02

96.

Dimeuidazol 001 001

97.

Dioxarion 1.0 03 98. Diobenamide 0,05 99. Dipbeny_lamine 0 100. Dipropylisocinchrollleronate 0.1 101. Diauat 0.02 0.02 0.01 102. Disulfotune (Deuleton) 0.02 0.01 103. Diuron 1.0 104. Dodine 0 105. Doksisikl 0.1 O~~S 0,05 106. Endosulfan 0.2 0.2 02 107. Endrin 0.1 02 0.0008 108. Enrotloksasin 0.01 0.01 109. Eritromisin

o

1

o

1

o

1 110. Estradiol beiWl8t 000012 111. EstradiollllonoPllmitatc 0002 112. Etbalfluralin 0.05 005 113. Ethcphon

o

1

114. Elhion dan oxygen analog 02 02 0.02

115. Etbopabalc 0.5

116. EtilOXYQuinc 0.5

117. Elofumesalc dan metaholil 0.05

o

OS

118. Etridazolc 0.1

Jl9. Famphur 0.05

120. FenammJ'os 0,05

121. Fenarimol 0.01

122. Fenhantel 0.1 05

123. Fenhenduole dan metabolit 0.1 0.1

124. Fenchlol'Pose 7.0 005

125. Fenitrotion 0.05 0.05 005

126. Fenridiazon 0.05

Standar Nasional Indonesia

SNl No. : 01 - 6366-2000

·

.

(12)

8 dan 12

No. Jenis residu dan metabolit Dagin8 Telur Susu

127. Fensulfod,ion 002

128. Femhion 2 0.1 0.05

129. Fenvalerate I 02

o

I

130. Flallll!rot·mem~1 0.01 0.01

131. Fluazifop. dan buryl ester 0.05

132. Flubendazole dan metaholit 001 0,4 .

133. Fluridonc 005 134. FI'ID'd,rinatc 0.1 135. Fluvalinate 0.01 136. Fluzilazole 0.01 137. Fradiomisin 0.25 0~15 138. Furazolidon 0.1 0.1 139. Gentanlisin 0.1 0.1 0.1

140. Glyposate danmetabolit 0.1 0.1 01

141. HalofuJrinon 0.05

142. Haloxon

o

1

143. Etiofencarb 0.02 0.02 0.024

144. Heptachlor danheptachlor epoxide 0.2 O.IS 0.06

145. Hexaflurate 1.0 0.2

146. HexaIds(2.nlethyl-2-(enylpropyl) destannoxan 0.5

147. Hexaminonc 0.1

148. Hexazinon 0.1 0.05

149. Hygromisin 03 03

ISO. lmazalil dannletabolit 0.01

lSI. lodoPCDPhose 0.1 0.2

152. Iprodione dan metabolit 0.5

153. lsofenphos

o

1 0.1

154. Isometamidium 0.1 0.1

155. Klofentazin 0.05 O.OS 0.01

IS6. Isopropyl m-chlorocarballilate 0.05

157. Ivermccrine (H20Ia) 0.01 158. Kambendazole

o

I IS9. Karbadoks 0.003 160. Karbofuran 0.05 005 161. Kitasamisin 0.2 0.2 162. Kloksasilin 0.01 0 0 163. Klonidol 0.1 0.1 0.1 164. Kloneritlls 0.01 0.2 0.1 165. Klorterrasiklln O. I 001 005 166. Kloxantel

o

1 167. Coumafos 1

.

_

_

.

I I 168. Lasalosid 05 05 169. Levamisol 0.015 0.02 170. Lindane 0.2

o

I

o

1 171. Linkomisin

o

1

o

I 0.1 172. Linuron 1.0

Standar Nasional Indonesia

SNI No. : 01 - 6366-2000

,' "

(13)

9 dan 12

No. Jenis residu dan metaholit Dagill8 Tclur Susu

r' 173. Maduramisin O.OS 005 174. Maltbion 4.0 175. Felltoat

.9.

0S 0.05 0.01 176. MCPA 0.1 177. Melel~esten)1 acctat 0.025 178. Memhendazole 0.02 002 179. Mepiquat 0.1 005 0.05 180. Mercuri 0.5 OS O.S

181. Metalacblor danIlletaholit 0.02

182. Metalaxvl danmetaholit 0.05

183. Metltidadlion 0.05 0,05 00008 184. Medaoprene 0.2 0,05 002 185. Medlylbenzoauate 0.1 186. Metamidoros 0.01 1 001 187. Metoksiklor 3,0 188. Metomyl 0.05 0,05 0,02 189. Metiokub 0.05 0,05 005 190. Mctoscl'Pltc hydrochloride 002 191. Metribuzion 005 0.05 192. MetsUlfuron methvl 0.1 193. Mildison 1.0 1 0 194. Mirex 0.1 195. MOll~llsin 0.2 02 0.2 196. Monocrotoohase 002 002 0.002 197. Morallte! tanratc 0.7 198. Myclohutanil 0,02

199. Naled dan metabolit 0.05

200. Naptalophase

o

1 201. Neomisin 0.05 0 0.01 202. NeQuinare 0.1 203. Nicarbazin 4 204. Nicotine 1.0 205. Nifurson 0,1 206. Nimidane I 0 I 0

207. Nitranvrine dan metatlolit O.O!'

208. Nitnlfuran 0,05 0.05 0.05 209. NitroxYlul 1.0 210. N.N·DimctllylpiperidilluDl cllioridc 0,1 211. N-Octyl hicyelohcPtenedicarboximidc 0,3 212. Norfloxacin 0.01 001 213. Norflarazone 0.1

Standar NasionaI Indonesia

SNI No. : 01 - 6366-2000

.

'

(14)

to

dari 12

No. Jenis residu dan metabolit Daging Telur Susu

214. Novobiosin 1 0.1 I

215. N.pbthalimide-S dan OXYJ!enanalog 0.2

216. Nvstatin 0 0

217. ODD 0.01

218. Oksasilin 03 003

219. Oksfendazole dan metabolit 0.1 0.1

220. Oksibendazole dan metabolit 0.1 0.05

221. OksitcttaSiklin 0.1 0.05 0.05 222. Olakuindoks 02 223. OlcandoDlisin 015 015 224. OmletoDrilll

o

I 001 0,1 225. OXaDlole 0-,02 0,02 226. Oxidiazone 0-,01 227. Oxolinic acid 0.01 0.01 228. OxYclosanlidc 0.5 005

229. Oxvdemeton Rlethyldanmetabolit 0.01

230. Oxvf1uorfen danmctabolit 0.05

231. OxvtWoauinox 005

232. Paraquat 0-,05 0.01 0.01

233. PCB's 0.2

234. Penisilin 0.1 0.1

235. Pcmlitrin dannlctabolit 0.1

o

1 005

236. Pertbanc 0

237. Pbenoriazin 0 0 0

238. Pborate danmetabolit 005 005 0.05

239. Pbosalon 0.25 240. Pbosoamidon 002 0.02 241. Phosohine 001 242. Piclonuu 005 243. Pipemnyl butoxide 0.1 244. Pirimicarb 0.1 0.1 005

245. Pirimophos-mcthyl dan mctabolit 005 005 005

246. Plwubum 002

247. Polimiksin B

o

I

248. Poloxatene 2.0 Q._5

249. Phosmet 0.02 0.02

250. Profenofos dan metaboHt 005

251. Pmfluralin 0.02

252. Prozesteron 0003

253. Pmma....il 0.5

254. Pmnamide dan metabolit 0.02

2S5. Pnlpachlor 002

256. Pronanil dan metabollt 0.1

257. PropnllIite 0.1

o

I

o

I

258. Pn)J)iconazolc dan metaholit 0.1 0.05 005

Standar Nasional Indonesia

SNl No. : 0 I - 6366-2000

.

.

.

.

.,

.

,

'

..

(15)

11 dari 12

No. Jenis residu dan mecabolit Daging Telur Susu

259. Pyrantel 1.0

260. Pyretbrin 0.01 0.2

o

I

261. Ouizalofop etbyl dan metabolit 0.05

262. Rapoxanide 0.1

263. Robenidine dan metabolit 0.1 0.1

264. Ronidazol 0.02 0.02

265. Ronnel dan metabolit 4 I 0

266. Sec-Butylamine 0.75 267. Scnthoxydim 0.2 268. Simazine 0,02 269. Socktinonlisin 0.4 04 4 270. SDiramisin 0.05 0.05 0.05 271. S.S_,S-tributyl-pbosoborotrithioate 0.02 272. Stirofos 05 05 273. Sttcptomisin 0.1 0

o

1 274. Sulfabromometazin

o

1 001

o

1 275. Sulfadiazin 0.1 0.1 0.1 276. Sulfadimetoksln

o

I

o

I 277. Sulfadimidin 02 0.2 02 278. Sulfadoksin 0.1 001 0.1 279. SuifaetoksiDiridazin 0 0 0 280. Sulfaklorofiridazin 0 0 0 281. Sulfakuinolcsalin

o

I 0,01 0.1 282. Sulfanlenzin

o

I 0.1 0.1 283. Sulfamonometoksin

o

I 01 0.1

284. SuJfaniuan dan metabolit

o

I

285. SuJfatiazol

o

1 001

o

1

286. Sulfomvxin

o

I

287. Suprofos 0.1

288. Tebutbiunln dan metabolit 2.0

289. Tenephose 2.0

290. TEPP (Tetra Etbil. Phvro Phosphate) 0.002 0.002

291. Terbacil danmctabolit 0, I

292. Testosteron propionate 0.006 293. Tettacalorpinvase 1.5 0,5 294. Tetradifon 0 295. Tetrasiklin 0.1 0.05 0.05 296. nliamfenikol 0.04 0.04 0.04 297. Thidiazumn 0.2 298. Thiobenearh 0.1 299. TI1iol!!I18temc:th~1dan mctabolit 0,1 0.1 300. Tiabendazole

o

1 0.05 301. Tiamulin 0.2 02 02 302. Tilosin

o

I

o

1 303. Tiodikarb 0.02 0.02 304. Toksanen 7.0

Standar Nasionallndonesia

SNI No. : 01 - 6366-2000

r' •~ I • • ,

.

'

(16)

12

dan

12

No. Jenls residu dan melabolit Daging Telur Susu

305. Triademofon dan metabolit 0.1 0.1 0.1

306. Terbufos 001 001

307. Triazbu!Y_1 05 0.05 0.05

308. Triazulfuron 0,05

309. Trichlorfon 0.1 0.05

310. Trichlomvr dan metabolit 0.05 0.05

311. Triclabendazole dan metabolit 0.2

o

1

312. Trimetoprim

o

1

o

1

313. Triphenyltin hydroxide 005

314. Virginialllisin

o

1

o

1

315. Zeranol 0,002

316. Zinc ion 0.5 0.5 0,5

317. Zoalene dan nlelabolit 3,0

Standar Nasional Indonesia

SNI No. : 01 - 6366.2000

..

..

\. t , •

Referensi

Dokumen terkait