• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISSN No Media Bina Ilmiah 7

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ISSN No Media Bina Ilmiah 7"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

_______________________________________

http://www.lpsdimataram.com Volume 7, No. 3, Mei 2013

AQUATIC PLANT TREATMENT TANAMAN PAKU AIR AZOLLA PINNATA

TERHADAP PENURUNAN KADAR NITRAT DAN NITRIT

PADA AIR LIMBAH INDUSTRI TAHU DI KELURAHAN KEKALIK

KECAMATAN SEKARBELA NUSA TENGGARA BARAT

Oleh :

Yunan Jiwintarum,

Zainal Fikri

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Mataram

Jurusan Analis Kesehatan Mataram

Abstrak : Limbah tahu merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya penurunan kualitas air, terutama

karena produk yang dihasilkan dari limbah tahu yang merupakan hasil oksidasi bahan organik secara

mikrobiologis menghasilkan zat kimia berbahaya seperti Nitrat dan Nitrit, seperti limbah tahu yang

dihasilkan oleh Industri Tahu di daerah Kekalik Kota Mataram Nusa Tenggara Barat. Tujuan dari penelitian

ini adalah mengetahui potensi Aquatic Plant Treatment menggunakan tanaman paku air Azolla pinnata

terhadap penurunan kadar Nitrat dan Nitrit pada air limbah industri tahu di Kelurahan Kekalik Kecamatan

Sekarbela, Nusa Tenggara Barat. Jenis penelitian ini pra eksperiment dengan rancangan the one group

pretest-postest design, jumlah sampel yang digunakan 15 industri tahu, variabel bebas tanaman paku air

Azolla pinata dan variabel terikatnya kadar Nitrat dan Nitrit. Kadar rata – rata nitrat sebelum (15.26 mg/l)

dan setelah (6.46 mg/l) penambahan Aquatic Plant Treatment Menggunakan Tanaman Paku Air Azolla

pinnata, terdapat penurunan kadar nitrat sebesar 8.8 mg/dl (57.67 %) dan kadar rata – rata nitrit sebelum

(0.346 mg/l) dan setelah (0.046 mg/l) penambahan Aquatic Plant Treatment Menggunakan Tanaman Paku

Air Azolla pinnata. Terdapat penurunan kadar nitrit sebesar 0.3 mg/dl (86.7 %). Terdapat penurunan kadar

amoniak sebelum dan setelah penambahan Aquatic Plant Treatment Menggunakan Tanaman Paku Air

Azolla pinnata, hal ini di buktikan dari hasil uji statistik Paired-T test probabilitas (0.000) < α (0.05).

Kata Kunci : Azolla Pinnata, Nitrat, Nitrit, Air Limbah Industri Tahu

PENDAHULUAN

Air

yang

digunakan

dalam

kehidupan

masyarakat

harus

memenuhi

syarat

kualitas

kesehatan, baik dari segi sifat fisika, kimia dan

mikrobiologis. Kualitas air yang baik ini tidak

selamanya tersedia di alam. Adanya perkembangan

industri dan pemukiman mengancam kelestarian air

bersih. Bahkan di daerah – daerah tertentu, air yang

tersedia tidak memenuhi syarat kesehatan secara

alam sehingga diperlukan upaya perbaikan secara

sederhana menggunakan biota hayati sehingga

mudah didapat masyarakat dan tidak menimbulkan

efek lain yang justru dapat merusak lingkungan

sekitar, seperti menggunakan bahan – bahan kimia.

Di Indonesia, penduduk yang masih tergantung

pada air alam masih banyak tersebar di seluruh

pelosok.

Bahkan

di

antara

mereka

juga

menggunakan air yang tidak berkualitas, seperti air

sumur tidak terlindungi dan air sungai. Menurut data

RISKESDAS tahun 2010 sumber utama air untuk

keperluan rumah tangga di berbagai provinsi di

Indonesia ada yang menggunakan sumur gali tak

terlindungi, penampungan air hujan, dan air

sungai/danau/irigasi. Menurut data RISKESDAS

2010 rumah tangga di provinsi NTB yang jenis

sumber utama air untuk keperluan rumah tangga

15,4 % sumur gali tak terlindungi, 1,6 % mata air tak

terlindungi

dan

2,6

%

menggunakan

air

sungai/danau/irigasi

(Riskesdas,2010).

Hal

ini

terpaksa mereka lakukan karena keterbatasan

pengetahuan dan sarana penunjang penyediaan air

bersih, teutama bagi masyarakat sekitar daerah

industri, seperti industri tahu.

Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan

provinsi di beberapa daerahnya merupakan daerah

industri tahu. Industri pembuatan tahu yang ada di

NTB salah satunya adalah yang berada di Kelurahan

Kekalik, Kecamatan Sekarbela, Kabupaten Kota

Mataram, Propinsi Nusa Tenggara Barat. Industri

tahu ini merupakan industri rumah tangga dan

berlokasi ditengah-tengah pemukiman, sehingga

apabila terjadi pencemaran dampaknya akan

dirasakan langsung oleh masyarakat.

Limbah tahu yang dihasilkan dari industri

rumah tangga mengandung protein, karbohidrat

yang merupakan zat yang mudah terfermentasi oleh

bakteri air, hasil fermentasi dan perombakan limbah

tahu cair oleh bakteri air menghasilkan senyawa –

senyawa kimia seperi amoniak, nitrit dan nitrat.

(2)

_______________________________________________

Volume 7, No. 3, Mei 2013 http://www.lpsdimataram.com

Senyawa – senyawa ini menghasilkan bau yang

menyengat.

Limbah tahu yang dihasilkan dari industri tahu

rumah tangga tersebut sebagian dibuang ke sungai

Ancar, sebagian lagi dibuang melalui saluran air

yang bermuara ke sungai Ancar yang perembesan

limbahnya melalui sumber air tanah seperti air

sumur gali. Sehingga memungkinkan terjadinya

pencemaran air sumur gali dan air sungai disekitar

pembuangan limbah tahu tersebut. Apabila air

buangan limbah tahu ini dialirkan langsung ke

saluran air atau sungai, tanpa adanya pengolahan

terlebih dahulu maka akan menurunkan kualitas air

sumur gali dan air sungai, sehingga lama-kelamaan

akan merusak air tersebut dan merupakan salah satu

faktor penyebab terjadinya penurunan kualitas air.

Fenomena ini disebabkan karena produk yang

dihasilkan dari limbah tahu yang merupakan hasil

oksidasi bahan organik secara mikrobiologis

menghasilkan zat kimia berbahaya seperti Nitrat dan

Nitrit.

Nitrat (NO

3

) merupakan bentuk senyawa

nitrogen yang merupakan senyawa yang stabil.

Nitrat adalah salah satu unsur penting untuk sintesa

protein hewan dan tumbuh – tumbuhan Nitrat juga

adalah salah satu jenis senyawa kimia yang sering

ditemukan di alam, seperti dalam tanaman dan air.

Sebenarnya nitrat tidak toksik terhadap manusia,

namun komsumsi dalam jumlah yang berlebihan dan

konsentrasi tinggi dapat menyebabkan keracunan,

karena dengan bantuan bakteri usus nitrat akan

direduksi menjadi nitrit yang 10 kali lebih toksik

dari nitrat. Selanjutnya, ion nitrit diserap dalam

darah, dan bila terjadi kontak dengan eritrosit, nitrit

akan mengoksidasi Fe

2+

dalam haemoglobin (Hb)

menjadi Fe

3+

membentuk methaemoglobin (MetHb).

Kandungan MetHb dalam darah 30% - 40% dapat

menimbulkan gejala klinis, dan bila kandungannya

mencapai 80% - 90% akan menyebabkan kematian.

Dosis letal dari nitrat pada orang dewasa adalah 4 –

30 gram. Dosis 2 – 9 gram dapat mengakibatkan

methemoglobinemia, dengan dosis yang lebih kecil

akan membahayakan neonatus karena langsung

mengalami methemoglobinemia setelah minum air

formula yang tinggi nitrat. Kadar nitrat yang tinggi

dapat dijumpai pada air minum yang berasal dari

sungai atau sumur yang dekat dengan lahan

pertanian dan buangan limbah industri (Thompson

B, 2004).

Nitrit (NO

2

) adalah ion organik alami, yang

merupakan bagian dari siklus nitrogen. Aktifitas

mikroba di tanah atau air menguraikan sampah dan

limbah organik yang mengandung nitrogen organik

pertama – tama menjadi amoniak, kemudian

dioksidasi menjadi nitrit. Nitrit dalam air merupakan

pengurai biologik dari zat organik, sehingga disebut

sebagai petunjuk pencemaran organik. Dalam air

minum keberadaan nitrit memiliki dampak negatif

seperti diare campur darah, koma, dan bila tidak

ditolong

akan

meninggal.

Keracunan

kronis

menyebabkan gangguan umum, sakit kepala, dan

gangguan mental. Nitrit akan bereaksi dengan

haemoglobin membentuk Methaemoglobin. Pada

bayi

jika

terjadi

methaemoglobinemia

akan

keracunan dan kekurangan oksigen maka muka

tampak

membiru.

Efek

lain

nitrit

dapat

mengakibatkan penurunan tekanan darah karena

efek vasodilatasi. Pada keracunan berat korban dapat

tidak

sadar,

koma

atau

kejang

dan

kematian.Disamping

itu

nitrit

dapat

juga

menimbulkan nitrosamin pada air buangan limbah

tertentu, nitrosamine tersebut merupakan zat

karsinogen yang dapat menyebabkan kanker

(Thompson B, 2004).

Berdasarkan

permasalahan

tersebut

perlu

dilakukan suatu usaha untuk menurunkan parameter

pencemar dan pengolahan secara fisik, kimia, dan

biologi yaitu dengan memanfaatkan tanaman air.

Tanaman air yang digunakan adalah paku air (Azolla

pinnata). Paku air (Azolla pinnata) merupakan

tumbuhan air yang tumbuh dengan baik di daerah

tropis maupun sub tropis. Paku air dapat tumbuh di

kolam, saluran air, maupun di areal pertanaman

padi. Tumbuhan paku air ini mempunyai unsur hara,

terutama nitrogen sangat tinggi. Oleh karena itu,

pemanfaatan paku air sebagai produk organik akan

menghemat

penggunaan

pupuk

anorganik,

disamping menjaga keseimbangan hara dalam air

(Arifin,Z, 1996).

Paku air hidup sekelompok mikroorganisme

rhizosfera yang telah diketahui mampu menguraikan

bahan-bahan organik yang ada didalam air buangan.

Azolla pinnata akan menyerap hasil dekomposisi

senyawa

organik

dalam

limbah

tahu

yang

didekomposisi oleh mikroorganisme dari protein

berupa karbon, hidrogen, dan nitrogen melalui akar

yang berguna bagi pertumbuhannya (Suriawiria,

1986).

Penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2007),

Anabaena azollae masuk melalui bulu-bulu akar dan

membentuk bintil pada bulu akar. Sangat sedikit

diketahui bagaimana cara Anabaena azollae dan

Azolla pinnata mengenal satu sama lain. Anabaena

azollae diketahui berperan dalam memfiksasi

nitrogen. Di dalam sel heterosis, Anabaena azollae

mengandung enzim nitrogenase yang memfiksasi N

2

yang dihasilkan dari dekomposisi zat organik air

buangan. Dengan enzim nitrogenase tersebut dapat

mengubah nitrogen menjadi ammonia, sehingga

dapat diangkut ke tumbuhan inang (Azolla pinnata).

Proses ini mendekati proses nitrifikasi (pembentukan

amonia dari dekomposisi protein), sehingga Azolla

(3)

_______________________________________

http://www.lpsdimataram.com Volume 7, No. 3, Mei 2013

pinnata juga dapat menyerap nitrat, dan menjadikan

nitrogen tersedia untuk Azolla pinnata dan untuk

semua anggota ekosistem. Meskipun Azolla pinnata

dapat menyerap ammonia dan nitrat dari air dari

proses dekomposisi oleh mikroorganisme lain,

Azolla pinnata juga dapat menyerap ammonia yang

dikeluarkan

Anabaena

azollae

(sejenis

mikroorganisme yang bersimbiosis pada bintil akar

tanaman kacang- kacangan) dalam lubang/rongga

daun. Dengan demikian pemanfaatan tanaman air

pada pengolahan air buangan tahu diharapkan akan

menambah jumlah dekomposer yang berperan dalam

penguraian bahan-bahan organik didalamnya dan

menyerap bahan – bahan hasil oksidasi zat organik

seperti Amoniak, Nitrat dan Nitrit, sehingga

pencemaran kualitas air dapat turun sampai tingkat

yang aman atau bahkan negatif.

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini

adalah mengetahui potensi Aquatic Plant Treatment

menggunakan tanaman paku air Azolla pinnata

terhadap penurunan kadar Nitrat dan Nitrit pada air

limbah industri tahu di Kelurahan Kekalik

Kecamatan Sekarbela, Nusa Tenggara Barat. Tujuan

Khusus yang diinginkan adalah (1).

mengukur

kadar Nitrat dan Nitrit pada air limbah industri

tahu

di

Kelurahan

Kekalik

Kecamatan

Sekarbela, Nusa Tenggara Barat sebelum

penambahan

Aquatic

Plant

Treatment

Menggunakan Tanaman Paku Air Azolla

pinnata; (2) Mengukur kadar Nitrat dan Nitrit

pada air limbah industri tahu di Kelurahan

Kekalik Kecamatan Sekarbela, Nusa Tenggara

Barat setelah penambahan Aquatic Plant

Treatment Menggunakan Tanaman Paku Air

Azolla pinnata. (3) Menganalisis potensi

Aquatic Plant Treatment menggunakan tanaman

paku air Azolla pinnata terhadap penurunan

kadar Nitrat dan Nitrit pada air limbah industri

tahu

di

Kelurahan

Kekalik

Kecamatan

Sekarbela, Nusa Tenggara Barat

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian pra

eksperiment di laboratorium, dengan menggunakan

rancangan The One Group Pretest-Posttest Design.

Sampel penelitian ini adalah limbah tahu cair yang

berasal dari industri tahu didaerah disekitar industri

Tahu di Kelurahan Kekalik, Kecamatan Sekarbela,

Kabupaten Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara

Barat.

Besar

sampel

dalam

penelitian

ini

menggunakan 15 sampel limbah tahu cair (jumlah

ini berdasarkan hasil studi pendahuluan bahwa

limbah tahu cair dari industri tahu yang bersedia

diambil limbahnya adalah 15 rumah produksi), dari

56 industri tahu.

HASIL DAN PEMBAHASAN

a.

Pengukuran kadar Nitrat dan Nitrit sebelum

dan setelah penambahan Aquatic Plant

Treatment Menggunakan Tanaman Paku Air

Azolla pinnata.

Pengukuran kadar Nitrat dan Nitrit pada limbah

tahu cair sebelum dan setelah penambahan Aquatic

Plant Treatment Menggunakan Tanaman Paku Air

Azolla pinnata adalah seperti terlihat pada tabel 3.1.

Tabel 1. Hasil pengukuran kadar Amoniak, Nitrat

dan

Nitrit

sebelum

dan

setelah

penambahan Aquatic Plant Treatment

Menggunakan Tanaman Paku Air Azolla

pinnata

Kode

Kadar Nitrat (mg/l)

Kadar Nitrit (mg/l) Sebelum Setelah Sebelum Setelah

A1 16 8 0.4 0.1 A2 14 5 0.3 0.2 A3 16 7 0.4 0.0 A4 12 4 0.2 0.0 A5 15 5 0.4 0.0 A6 14 5 0.4 0.0 A7 14 5 0.3 0.0 A8 14 9 0.2 0.0 A9 18 9 0.5 0.0 A10 16 7 0.3 0.0 A11 17 6 0.4 0.1 A12 14 7 0.2 0.0 A13 18 9 0.4 0.1 A14 15 6 0.4 0.1 A15 16 5 0.4 0.1 TOTAL 229 97 5.2 0.7 RATA - RATA 15.26 6.46 0.346 0.046

b.

Potensi

Aquatic

Plant

Treatment

menggunakan tanaman paku air Azolla

pinnata terhadap penurunan kadar Nitrat

dan Nitrit pada air limbah industri tahu.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata – rata

terdapat penurunan kadar nitrat dan nitrit pada

limbah cair tahu sebelum sebelum dan setelah

penambahan

Aquatic

Plant

Treatment

Menggunakan Tanaman Paku Air Azolla pinnata.

Kadar rata – rata nitrat sebelum (15.26 mg/l) dan

setelah (6.46 mg/l) penambahan Aquatic Plant

Treatment Menggunakan Tanaman Paku Air Azolla

pinnata, terdapat penurunan kadar nitrat sebesar 8.8

mg/dl (57.67 %) dan kadar rata – rata nitrit sebelum

(0.346 mg/l) dan setelah (0.046 mg/l) penambahan

Aquatic Plant Treatment Menggunakan Tanaman

(4)

_______________________________________________

Volume 7, No. 3, Mei 2013 http://www.lpsdimataram.com

Paku Air Azolla pinnata. Analisa statistik

menggunakan Paired-T test menunjukkan terdapat

penurunan kadar nitrat dan nitrit sebelum dan setelah

penambahan Aquatic Plant Treatment Menggunakan

Tanaman Paku Air Azolla pinnata (0.000) < α

(0.05).

Kemampuan Aquatic Plant Treatment

menggunakan tanaman paku air Azolla pinnata

disebabkan karena Azolla pinnata akan menyerap

hasil dekomposisi senyawa organik dalam limbah

tahu yang didekomposisi oleh mikroorganisme dari

protein berupa karbon, hidrogen, dan nitrogen

melalui akar yang berguna bagi pertumbuhannya

sehingga meningkatkan kadar oksigen terlarut yang

secara tidak langsung dapat menurunkan BOD.

Menurut Wardhana (2004), karbon bereaksi

dengan oksigen membentuk karbondioksida yang

kemudian diserap oleh tanaman. Dengan penyerapan

tersebut membuat tanaman melakukan fotosintesis

berakibat pada peningkatan kadar oksigen terlarut

dalam air. Hal ini disebabkan oleh masuknya

oksigen dari hasil fotosintesis ke dalam air.

Nitrogen juga merupakan unsur hara yang

berguna bagi pertumbuhan tanaman. Azolla pinnata

diketahui

bersimbiosis

dengan

Endofitik

cyanobacteria yang lebih dikenal dengan nama

Anabaena azollae dan terdapat didalam rongga daun

Azolla pinnata. Di dalam rongga daun terdapat

rambut-rambut epidermal yang berfungsi untuk

proses

metabolisme

Azolla

pinnata

dengan

Anabaena azollae. Anabaena azollae mempunyai

dua macam sel, yaitu sel vegetatif dan sel heterosis

(Arifin, 1996).

Anabaena azollae diketahui berperan dalam

memfiksasi nitrogen. Di dalam sel heterosis,

Anabaena azollae mengandung enzim nitrogenase

yang memfiksasi N

2

udara yang dihasilkan dari

dekomposisi zat organik air buangan. Dengan enzim

nitrogenase tersebut dapat mengubah nitrogen

menjadi ammonia, sehingga dapat diangkut ke

tumbuhan inang (Azolla pinnata). Proses ini

mendekati proses nitrifikasi (pembentukan amonia

dari dekomposisi protein), sehingga Azolla pinnata

juga dapat menyerap nitrat, dan menjadikan nitrogen

tersedia untuk Azolla pinnata dan untuk semua

anggota ekosistem. Meskipun Azolla pinnata dapat

menyerap ammonia dan nitrat dari air dari proses

dekomposisi oleh mikroorganisme lain, Azolla

pinnata juga dapat menyerap ammonia yang

dikeluarkan Anabaena azollae dalam lubang/rongga

daun.

PENUTUP

a. Simpulan

1.

Kadar rata – rata nitrat sebelum (15.26 mg/l)

dan setelah (6.46 mg/l) penambahan Aquatic

Plant Treatment Menggunakan Tanaman Paku

Air Azolla pinnata, terdapat penurunan kadar

nitrat sebesar 8.8 mg/dl (57.67 %) dan kadar

rata – rata nitrit sebelum (0.346 mg/l) dan

setelah (0.046 mg/l) penambahan Aquatic

Plant Treatment Menggunakan Tanaman Paku

Air Azolla pinnata. Terdapat penurunan kadar

nitrit sebesar 0.3 mg/dl (86.7 %).

2.

Terdapat penurunan kadar nitrat dan nitrit

sebelum dan setelah penambahan Aquatic

Plant Treatment Menggunakan Tanaman Paku

Air Azolla pinnata

b. Saran

Pentingnya

pemanfaatan

air

tanah

bagi

penduduk untuk kebutuhan sehari-hari, maka

sanitasi air limbah khususnya limbah tahu perlu

dikelola dengan baik supaya tidak menimbulkan

pencemaran terhadap air tanah

1.

Penelitian lanjutan dengan tanaman Azolla

pinnata pada ukuran yang lebih kecil atau yang

lebih muda, diperkirakan dapat menyerap bahan

organik yang terdapat pada limbah cair tahu

lebih banyak lagi dan masa hidupnya akan lebih

lama.

2.

Untuk pengolahan limbah cair tahu dengan

tanaman Azolla pinnata dengan membuat

kolam stabilisasi dengan ukuran kolam dan

kepadatan Azolla pinnata yang sesuai dengan

volume limbah yang dihasilkan.

DAFTAR PUSTAKA

Agung B.M,2010. Kajian penggunaan tanaman

azolla pinnata Sebagai aquatic plant

treatmentpada

limbah

industri

tahu

terhadap kualitas air di kelurahan kekalik

jaya,

kec.

Sekarbela,nusa

tenggara

barat,skripsi.

Alaerts, G dan Santika S. S., 1987, Metoda

Penelitian Air, Usaha Nasional, Surabaya.

Arifin, Z., 1996, Pembudidayaan dan Pemanfaatan

Azolla, Penebar, Jakarta.

Chatib, B., 1988, Pengelolaan Air Limbah, Institut

Teknologi Bandung, Bandung.

Dewi, I. R., 2007, Fiksasi N Biologis Pada

Ekosistem

Tropis,

Tugas

Makalah,

Universitas Padjajaran, Bandung.

Kemas Ali Hanafiah, 2010. Rancangan Percobaan

Teori dan Aplikasi. Rajawali Pers. Jakarta.

(5)

_______________________________________

http://www.lpsdimataram.com Volume 7, No. 3, Mei 2013

Kuesnaedi,2006. Mengolah Air Gambut Dan Air

Kotor

Untuk

Air

Minum.Penebar

Swadaya.Depok.

Lamina, 1989, Kedelai Dan Pengembangannya,

Simplex, Jakarta.

Mahida, 1984, Pencemaran Air dan Pemanfaatan

Limbah Industri, Rajawali, Jakarta.

Novel, Asngad A., dan Anif S., 1997, Pengolahan

Limbah Tahu Cair Secara Biologi di Desa

Plesan Kabupaten Sukoharjo, Lembaga

Penelitian

Unversitas

Muhammadiyah

Surakarta, Surakarta.

Potter, C., Soepardi M., dan Gani A., 1994, Limbah

Cair Berbagai Industri di Indonesia Serta

Sumber Pengendalian Dan Baku Mutu,

EMDI- Bapedal, Surakarta.

Riskesdas,2010.

Badan

Penelitian

Dan

Pengembangan Kesehatan Kementerian

Kesehatan R.I.Jakarta.

Sugiharto, 1987, Dasar-Dasar Pengelolaan Air

Limbah, UI Press, Jakarta.

Thompson B, Nitrates And Nitrites Dietary

Exposure and Risk Assessment. Institut

Of Environmenal Science & Research Limited. New

Zaeland 2004.

Tjitrosoepomo, G., 1991, Taksonomi Tumbuhan,

Gajah Mada Press, Yogyakarta.

Wardhana W. A., 2004, Dampak Pencemaran

Lingkungan, Andi Offset, Yogyakarta.

Winarno, F. G., 1993, Pangan : Gizi, Teknologi,

Dan Konsumen, Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta.

Gambar

Tabel  1.      Hasil  pengukuran  kadar  Amoniak,  Nitrat  dan  Nitrit  sebelum  dan  setelah  penambahan    Aquatic  Plant  Treatment  Menggunakan  Tanaman  Paku  Air    Azolla  pinnata

Referensi

Dokumen terkait

Seperti halnya di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, Pondok Modern Gontor juga menetapkan regulasi agar setiap tahun santri diharuskan perpindahan asrama. Setiap satu

4 dapat dijelaskan bahwa dari 26 orang mahasiswa yang dijadikan responden, hanya 4 orang mahasiswa (15%) yang menjawab “Setuju”. Dapat ditarik kesimpulan bahwa lebih banyak

Pada pertanyaan penelitian berkaitan di media online mana saja iklan rokok mereka lihat, maka dari ke lima belas media online yang ada dalam daftar penelitian yakni:

Sehingga, dapat disimpul- kan bahwa, jika dikaitkan dengan perilaku merokok diharapkan saat masyarakat, khusunya perokok sering melihat iklan layanan masyarakat anti

Perencanaan ini bertujuan untuk menganalisis alternatif unit pengolahan sesuai dengan karakteristik air limbah domestik yang dihasilkan oleh CPP Gundih.. Aspek yang

Dengan data ini pula kita bisa mendapatkan gambaran dalam segi instalasi web browser mana yang akan lebih menunjang kita dengan waktu instalasi yang relative lebih cepat

Dalam penelitian ini pembahasan difokuskan terhadap factor-faktor yang mempengaruhi perubahan harga lahan di kawasan rungkut madya dan batasan penelitian yang

Berdasarkan pada latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas, maka peneliti tidak menggunakan semua permasalahan untuk diteliti. Batasan penelitian ini adalah