• Tidak ada hasil yang ditemukan

LINTASAN SILSILAH KETURUNAN KELUARGA PETTA CABALU (ANDI MASSAKILI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LINTASAN SILSILAH KETURUNAN KELUARGA PETTA CABALU (ANDI MASSAKILI)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

LINTASAN SILSILAH KETURUNAN KELUARGA PETTA CABALU (ANDI MASSAKILI)

ANDI MASSAKILI dari Watampone anak dari raja Bone yaitu LA TEMMASONGE PETTA Matinroe di Mallimongan Kota Madya Ujung Pandang, Kawin dengan ANDI HABIBAH anak dari SYECH YUSUF Tuanta Salama di Gowa. Lahirlah PETTA CABALU (ANDI MASSAKILI) risalah perjalanan pindahnya alamat dari Cabalu Bone ke Gantarang Bulukumba pada saat perang Bone-Gowa antara PETTA MALAPEE GEMMENA Datu Mario Arung Pallakka LATENRI TATTA Raja Bone ke XV dengan SULTAN HASANUDDIN I MALLOMBASI DG MATTAWANG Karaeng Bontomangape Raja Gowa ke XVI di abad ke 15. Demi pertahanan wilayah kekuasaan antara raja Bone dengan raja Gowa, kerajaan Gowa memerangi Bone sehingga kerajaan Bone kalah dalam pertahanan wilayah kekuasaan kerajaan maka tunduklah di bawah kekuasaan Raja Gowa SULTAN HASANUDDIN I MALLOMBOSI DG MATTAWANG.

Setelah beberapa lama Bone dijajah oleh Gowa, maka semua anak bangsawan Bone dikirim ke Gowa dibawah kekuasaan Datu Mario Arung Palakka LA TENRI TATTA DG SERANG Petta Malampee Gemmena untuk bersama masyarakat Bone ke Gowa bekerja sebagai orang tahanan. Karena obyeknya membuat selokan dalam kota Makassar di bawah pengawasan Raja Gowa. Disamping itu tahanan membuat Benteng Somba Opu dan benteng / tanggul di pinggir Pantai Losari yang dimandori oleh Arung Palakka PETTA MALAMPEE GEMMENA sebab dia orang tahanan Gowa.

Maka dalam hal ini setelah beberapa lama ditekan dalam pelayanan pengawasan bekerja selaku budak yang kalah dalam perang, muncul dalam hati Datu Mario secara licik dengan menanti segala perintah raja Gowa sebagai budak kalahan dalam perang, maka suatu ketika Datu Mario mengadakan pertemuan bersama dengan kawannya dari Bone untuk meyusun suatu rencana. Maka keputusan dalam pertemuan itu adalah membentuk suatu kesenian semacam kesenian tradisional, antara lain sebagai berikut :

Lintasan Sejarah Perjalanan Petta Cabalu ke Gattareng Bulukumba

Hasil dari latihan tersebut dibawah pimpinan Datu Mario karena tidak diperhatikan oleh Raja Gowa sebab sudah dianggap penduduk Gowa tidak mungkin mau melawan kembali, Raja Gowa membebaskan bergerak dalam daerah Gowa, utamanya Datu Mario keluar masuk dalam tahanan. Untuk mengurusi kegiatan kesenian yang diperagakan untuk dipertandingkan antara keluarga Bone dan keluarga Gowa, untuk mengukuhkan keluarga Bone dan Gowa. Di samping itu ada pula kegiatan Berburu rusa di daerah Karaeng Karunrung dan sekitarnya bersama dengan raja-raja Gowa, anak bangsawan gowa pergi

▸ Baca selengkapnya: silsilah keluarga rama

(2)

berburu rusa. Datu Mario memperlihatkan keahliannnya berburu rusa dengan menangkap rusa tersebut dengan tangannya sendiri bukan dengan jerat / tali. Disitulah diakui keahlian Dato Mario dalam menangkap rusa oleh bangsawan gowa. Sehingga pengawasan tidak diperketat lagi dan bebas kemana-mana dalam lingkungan tahanan.

Ketangkasan menyepak raga/takraw Datu Mario di udara sangat lincah sehingga bangsawan gowa kagum melihatnya. Maka Datu mario mengambil satu kebulatan tekad bersama bangsawan Bone dan masyarakat Bone dalam membuat satu tujuan dan cita-cita kembali ke Bone karena sudah ada kesempatan secara halus untuk menipu bangsawan Gowa didalam penekanannya, tepat jam 12.00 siang orang Bone dan pimpinannya Datu Mario tidak datang makan siang karena semua mandor di bawa oleh masyrakat Bone dan dibunuh, baru melarikan diri ke Bone melalui Gowa Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, Sinjai langsung ke Bone semua tahanan tiba dengan selamat di Bone.

Oleh karena itu Ade Pitue bilnag bahwa “SITOPPOI SALANGKANNA NA ULUNNA BONE”, akibat kepemimpinan Datu mario maka Pemangku adat Bone menyetujui olehnya itu Bone selamat dalam Perang Bone-Gowa semua rakyat pulang ke tanah leluhurnya. Maka datu mario Arung pallakka diangkat menjadi Raja Bone atau mangkaue yang digelar PETTA MALAMPEE GEMMENA di abad 15 – 16 demi keselamatan Bone.

Setelah selesai pelantikan, Datu Mario naik diatas puncak Gunung campalagi berniat dan Mappoto Nabi bahwa apabila kelak saya lihat Bone aman seperti biasa, maka saya naik gunung ini dengan membawa beras ketan (Songkolo) setinggi gunung ini, dan memotong kerbau belang atau camara bertanduk emas dan dan orang atau manusia berdarah takku (putih) di Bone Sangingpalie di Gowa. Sesudah itu Raja Bone turun ke Gunung Campalagi karena pasukan Gowa sudah ada di dalam kota Bone untuk mencari Datu Mario. Akhirnya Datu Mario lari ke Teluk Bone. Dia berperang dengan armada raja Gowa sehingga lari ke Buton di sana mengendarai Perahu sope-sope diserang oleh Pasukan Raja Gowa di Buton. Raja Bone mendapat perlindungan dari Raja Buton selaku penengah, raja Bone tidak mengerti dan dia harus menangkap Datu Mario.

Terpaksa Raja Bone dan kawan-kawannya menuju ke Batavia atau Jakarta melaporkan tindakan raja Gowa. Maka Batavia memberi bantuan Bone menyerang benteng ujung pandang markas pertahanan Gowa. Maka terjadilah Perang saudara antara dua kerajaan besar yaitu bone dengan Gowa. Pemerintah Pusat mendamaikan Bone- Gowa, sehingga kedua raja kembali berdamai.

(3)

Bahwa dia telah berniat di Puncak Gunung tersebut setelah dilantik menjadi raja Bone. Adapun niatnya yaitu bahwa apabila saya melihat Bone aman dan di bulukumba rappe petta, petta jennang, silsilah kerajaan-kerajaan di andi baso arung palakka

Lintasan Sejarah Perjalanan Petta Cabalu ke Gattareng Bulukumba

ramah dalam perang, maka saya akan pesta rakyat yaitu meninggikan ketan setinggi gunung Campalagi dan memotong Kerbau belang bertanduk emas dan orang yang berdarah putih senganpalie di Gowa dan berdarah putih di Bone lalu Mappoto nabi dibuka setelah Bone aman.

Setelah Bone aman dan tentram dibawah kepemimpinan PETTA MALAMPEE GEMMENA, dia menghubungi keluarganya PETTA CABALU ANDI MASSAKILI sebab dia berdarah takku (putih) PETTA CABALU yang berada alam niat kami pada saat berada diatas puncak gunung Campalagi berarti beliau petta dikena, karena akulah yang berdarah takku dikawasan Bone.

Sehingga PETTA CABALU spontan menjawab bahwa saudara Datu Mario berhati- hati karena adalam hal ini saudara yang dilantik menjadi mangku (Raja Bone) tentunya hal ini saudara menjadi jaminan dalam niatmu karena saudarlah yang dilamntik menjadi raja Bone oleh ketua adat 7 dan pemangku adat kerajaan, tentunya dalam hal ini saudara harus menanggung resikonya. Berhubung karena perang saudara yang perbuat itu adalah atas dasar prakarsa saudara, didalam menduduki tahta kerajaan bone melalui beberapa problem, suka dan duka yang dialami masyarakat Bone pada umumnya dan saudara pada khususnya, ini bukan kelanjutan cita-cita nenek kita tetapi dalah cita-cita saudara sendiri agar dapat naik tahta kerajaan Bone. Andaikata kelangsungan cita-cita nenek kita, maka wajar apa yang telah diniatkan saudara di puncak Gunung Campalagi maka kami jaminan dalam hal tersebut dan sekaligus kami tidak keberatan.

Olehnya itu PETTACABALU menganalisa harapan Raja Bone PETTA MALAMPEE GEMMENA sebab selalu mengharapkan niatnya Raja Bone iu dapat dijamin oleh keluarganya tersebut. Sehingga PETTA CABALU melakukan pertemuan antara beberapa Ketua Adat dan Ketua Adat 7 untuk menyampaikan tujuan Raja Bone bahwa PETTA CABALU jadi jaminan di Puncak Gunung Campalagi, sehingga semua ketua adat 7 dan ketua adat Lainnya dalam lingkaran kerajaan Bone tidak menyetujui PETTA CABALU menjadi jaminan tersebut, karena niat tersebut tidak dimusyawarahkan terlebih dahulu.

(4)

Lintasan Sejarah Perjalanan Petta Cabalu ke Gattareng Bulukumba

Akhirnya ANDI MASSAKILI PETTA CABALU menyampaikan semua kelurga Bone dan sekitarnya bersama ketua adat 7 dan emangku adat dalam lingkungan kekuasaan kerajaan Bone, meminta dengan persetujuan semua pihak yang berhak dalam hal ini, untuk pindah alamat di Gantarang Bulukumba bersama dengan pemangku adat Bone.

Akhirnya ANDI MASSAKILI PETTA CABALU menyampaikan semua keluarga Bone bersama dengan ketua adat 7 dan pemangku adat dalam lingkungan kekuasaan kerajaan Bone. Beliau meminta dengan persetujuan semua pihak yang berhak dengan hal tersebut, untuk pindah alamat di Gantarang Bulukumba bersama dengan pemangku adat Bone. Adapun yang pindah alamat sebagai berikut :

1.

Petta Cabalu bersama kelurga di Cabalu (Ketua Adat) 2.

Petta Barebbo bersama ketua adat di barebbo

3.

Petta Gattareng bersama ketua adat di Gattareng 4.

Petta ponre bersama ketua adat di Ponre

5.

Dan seterusnya

Adapun alasan Petta cabalu dalam pertemuan bahwa ia tidak meninggalkan Bone karena Bone adalah tanah leluhurnya. Petta Cabalu hanya pindah alamat karena ia menganggap “Bulukumba adalah Buluna Bone” Inilah alasan Petta Cabalu yang sekaligus merupakan prinsipnya sehingga ia pindah alamat. Selain itu, ia menganggap bahwa Bulukumba adalah kawasan Bone yang berbatasan dengan Kerajaan Gowa dan kerajaan Bone.

Petta Cabalu juga tidak mengganggu keluarga Raja Bone “PETTA MALAMPEE GEMMENA” dalam pemerintahannya sehingga ia minta pamit secara baik-baik ke

(5)

Lintasan Sejarah Perjalanan Petta Cabalu ke Gattareng Bulukumba

wilayah Bulukmba demi ketenangan semua rumpun keluarga Bone. Sehingga PETTA MALAMPEE GEMMENA tidak membuka “Poto Nabinya” di Puncak Gunung Campalagi sampai sekarang. Karena PETTA MALAMPEE GEMMENA hanya menuruti kemauannya sendiri, akhirnya pemangku adat 7 tidak setuju dengan niat PETTA MALAMPEE GEMMENA. Selain itu, pemangku adat 7 tidak keberatan atas pindahnya Petta Cabalu akan membuka lahan persawahan di Gattareng, karena terdapat lahan kosong yang diberikan oleh keluarga Arung Gattareng.

Pda saat ANDI MATTOREANG DG SIAMPO telah dewasa, maka pemangku adat 20 Gattareng mengadakan musyawarah dengan pemangku adat lainnya untuk mencalonkannya menjadi Rja Gattareng. Karena ANDI MATTOEANG telah menikah dengan keluarga ARUNG GATTARENG. Selain itu, kejujuran ANDI MATTOREANG telah dapat diakui oleh pemangku adat dan tokoh masyarakat, sehingga dapat dicalonkan menjadi calon tunggal Raja Gattareng. Karena berbagai pertimbangan, akhirnya pemangku adat 20 menyetujui dan menyepakati ANDI MATTOREANG menjadi Raja Gattareng. Kemudian diusulkan ke Raja Bone (PETTA MANGKAUE) untuk diangkat sekaligus dilantik menjadi Raja Gattareng. Selain itu, juga disumpah dan penyumpahannya diadakan di Watampone lewat PETTA MANGKAUE Raja Bone selaku ketua kerajaan di kawasan Watampone.

Pelantikan ANDI MATTOREANG menjadi Raja Gattareng diadakan sekitar abad 16 – 17. Karaeng Gattareng gelar KARAENG KAPECUENGNGI PAPPURUNA. Kr Gattareng ini telah berperang mempertahankan wilayah Kerajaan Gattareng di bawah kekuasaan Raja Bone. Ia berperang sampai Kalaut di Indonesia Bagian Timur dan sekitarnya. Dalam masa kekuasaanya dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sehingga jabatan Arung Gattareng dapat berlaku turun temurun dari keluarganya sendiri untuk menjadi arung dalam lingkaran kerajaan arung Gattareng.

ANDI MATTOREANG DG SIAMPO BIN ANDI MASSAKILI PETTA CABALU pertama kali diangkat jadi Arung Gattareng dari rumpun Keluarga PETTA CABALU 6

Lintasan Sejarah Perjalanan Petta Cabalu ke Gattareng Bulukumba

melaluin persetujuan Pemangku adat 20. Adapun yang termasuk dalam pemangku adat 20 adalah:

1. Lompo Ponre

2. Lompo tamangingngisi 3. Lompo Bonto Sunggu

Referensi

Dokumen terkait