• Tidak ada hasil yang ditemukan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

UNDANG.UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1999

TENTANG

PENGf,SAHAN

ILO

CONWNTION NO. 111 CONCERNING

DISCRIMINATION

IN

RESPECT OF EMPLOYMENT

AND

OCCUPATION

(KONVENSI

ILO

MENGENAI DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN)

Menimbang: a.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA

ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

bahwa negara Republik Indonesia

yang

berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945 adalah negara hukum

yang

menjunjung tinggi harkat

dan

martabat manusia serta menjamin semua warga negara

bersamaan kedudukannya

di

dalam hukum, sehingga segala bentuk

diskriminasi terhadap pekerja berdasarkan ras, warna kulit, jenis kelamin,

agama, pandangan

politik,

kebangsaan atau asal

usul

keturunan harus dihapuskan;

bahwa

bangsa Indonesia sebagai

bagian

masyarakat internasional

menghormati, menghargai,

dan

menjunjung

tinggi

prinsip

dan

tujuan

Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, Deklarasi Universal Hak-hak Asasi

Manusia Tahun 1948, Deklarasi Philadelphia Tahun 1944, dan Konstitusi

Organisasi Ketenagakerjaan Internasional (ILO);

bahwa Konferensi Ketenagakerjaan Internasional dalam sidangnya yang keempat

puluh

dua

tanggal

25

Juni

1958,

telah

menyetujui ILO Convention

No. I11

concerning Discrimination

in

Respect

of

Employnent

and

Occupation (Konvensi

ILO

mengenai Diskriminasi

dalam Pekedaan dan Jabatan);

bahwa ketentuan Konvensi tersebut selaras dengan keinginan bangsa Indonesia

untuk

secara

terus

menerus menegakkan

dan

memajukan

pelaksanaan hak-hak dasar pekerja dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,

bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut dalam huruf

a,

b,

c,

dan d, dipandang

perlu

mengesahkan

ILO

Convention

No.

I I

I

concerning Discrimination

in

Respect

of

Employment

and

Occupation (Konvensi

ILO

mengenai Diskriminasi dalam Pekerjaan dan Jabatan);

b.

(2)

Mengingat:1,

Pasal

5

ayat

(l),

Pasal 11, Pasal

20

ayat

(l)

dan

Undang Dasar 1945;

2, Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik XVIIA{PR/1998 tentang Hak Asasi Manusia;

Pasal

27

Undang-Indonesia Nomor

Dengan Persetujuan

DEWAN PERWAKILAN

RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN:

Menetapkan: UNDANC-UNDANG

TENTANG

PENGESAHAN

ILO

CONVENTION

NO.

111

CONCERNING

DISCRIMINATION

IN

RESPECT

OF EMPLOYMENT

AND

OCCAPATION

(KONVENSI

ILO

MENGENAI DISKRIMINASI

DALAM

PEKERJAAN DAN JABATAN).

Pasal I

Mengesahkan

ILO

Convention

No.

I I

I

concerning Discrimination in

Respect

of

Employment

and

Occupation (I(onvensi

ILO

mengenai

Diskriminasi dalam Pekerjaan dan Jabatan) yang salinan naskah aslinya dalam

bahasa Inggeris

dan

terjemahannya dalam bahasa Indonesia sebagaimana

terlampir merupakan bagian tidak terpisahkan dari Undang-undang ini.

Pasal 2

Undang-undang

ini

mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar

setiap

orang

mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan

di

Jakarta

pada tanggal

7 Mei

1999

PRESIDEN REPUBLIK INDONASIA

(3)

Diundangkan

di

Jakarta

pada tanggal

7 Mei

1999

MENTERI NEGARA SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ttd

AKBAR

TANJUNG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1999 NOMOR 57

Salinan sesuai dengan aslinya

SEKRETARIAT KABINET RI Kepala Biro Peraturan

Perundang-undangan

I

ttd

(4)

PENJELASAN

ATAS

UNDANG.UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

2I

TAHUN 1999

TENTANG

PENGESAHAN

ILO

CONWNTION NO.

IIl

CONCERNING DISCRIMINATION

IN

RESPECT OF EMPLOYMENT

AND

OCCUPATION

(KONVENSI

ILO

MENGENAI DISKRIMINASI

DALAM

PEKERJAAN DAN JABATAN)

I.

UMUM

Manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa memiliki hak asasi atau hak dasar

sejak dilahirkan, sehingga tidak ada manusia atau pihak lain yang dapat merampas hak tersebut.

Hak

asasi manusia

diakui

secara universal sebagaimana tercantum dalam

Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Deklarasi Universal Hak-hak Asasi Manusia yang disetujui

PBB

Tahun 1948, Deklarasi

ILO

di

Philadelphia Tahun 1944, dan Konstitusi

ILO.

Dengan demikian semua negara

di

dunia secara moral dituntut untuk menghormati, menegakkan, dan melindungi hak tersebut.

Salah satu bentuk

hak

asasi adalah persamaan kesempatan,

dan

perlakuan dalam

pekerjaan dan jabatan. Persamaan tersebut sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan telah

diatur

dalam

UUD

1945 Pasal

27.

Ketentuan tersebut

telah

pula

diatur

dalam

Ketetapan MPR

RI

No,

XVIIA{PR/1998 tentang

Hak

Asasi Manusia dan berbagai

peraturan perundang-undangan lainnya.

Sebagai anggota

PBB

dan Organisasi Ketenagakerjaan Internasional atau Interntional Labour Organisation

(ILO),

Indonesia menghargai, menjunjung

tinggi

dan berupaya menerapkan keputusan-keputusan kedua lembaga internasional dimaksud.

Konvensi

ILO

Nomor 111 mengenai Diskriminasi Dalam Pekerjaan dan Jabatan yang

disetujui pada Konferensi Ketenagakerjaan Internasional keempat puluh dua tanggal 25 Juni 1958

di

Jenewa merupakan bagian dari perlindungan hak asasi pekerja. Konvensi

ini

mewajibkan setiap negara anggota

ILO

yang telah meratifikasi untuk menghapuskan

segala bentuk diskriminasi dalam pekerjaan dan jabatan berdasarkan ras, warna kulit,

jenis kelamin, agam4 pandangan politik, kebangsaan atau asal usul keturunan.

tr.

POKOK.POKOK PIKIRAN YANG MENDORONG LAHIRTTYA KONVENSI

1.

Konvensi

ILO

No.

100

Tahun 1951

mengenai kesamaan remunerasi dan

pengupahan bagi pekerja

lakilaki

dan pekerja perempuan meminta semua negara untuk menjamin pelaksanaan prinsip pengupahan yang sama bagi pekerja laki-laki dan pekerja perempuan untuk pekerjaan yang sama nilainya.

(5)

2.

Kenyataan menunjukkan bahwa praktek diskriminasi terjadi

tidak

hanya mengenai

prinsip pengupahan yang sama bagi pekerja laki-laki dan pekerja perempuan, akan

tetapi juga mengenai perlakuan dan kesempatan dalam pekerjaan dan jabatan. Oleh sebab

itu

dirasakan perlu menyusun dan mengesahkan Konvensi yang secara khusus

melarang diskriminasi dalam pekerjaan dan jabatan berdasarkan ras, warna kulit, jenis kelamin, agama, pandangan politik, kebangsaan atau asal usul keturunan.

III.ALASAN

INDONESIA MENGESAHKAN KONVENSI

1.

Pancasila sebagai falsafah

dan

pandangan hidup bangsa Indonesia dan Undang-Un{ang Dasar 1945 sebagai sumber dan landasan hukum nasional, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagaimana tercermin dalam Sila-sila Pancasila

khususnya Sila Kemanusiaan yang

Adil

dan Beradab. Untuk

itu

bangsa Indonesia

bertekad untuk mencegah, melarang 'dan menghapuskan segala bentuk diskriminasi

dalam pekerjaan dan jabatan sesuai dengan ketentuan Konvensi ini.

Dalam rangka pengauralan Pancasila dan pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945, Indonesia

telah.

menetapkan peraturan perundang-undangan

yang

mengatur pencegahan dan pelarangan segala bentuk diskriminasi dalam pekerjaan dan jabatan. Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia melalui Ketetapan Nomor XVIIA{PR/1998 tentang

Hak

Asasi Manusia menugasi Presiden dan DPR untuk meratifikasi berbagai instrumen

PBB

yang berkaitan dengan

hak

asasi manusia.

Indonesia

telah

meratifikasi Konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa tanggal 18

Desember 1979 menenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita

dengan Undang-Undang Nomor

7

Tahun 1984. Disamping

itu

Presiden Republik

Indonesia telah

ikut

menandatangani Keputusan Pertemuan Tingkat Tinggi mengenai

Pembangunan Sosial

di

Kopenhagen Tahun 1995. Keputusan Pertemuan tersebut

antara lain mendorong anggota PBB meratifikasi tujuh Konvensi

ILO

yang memuat hak-hak dasar pekerja, termasuk Konvensi

Nomor 111

Tahun 1958 mengenai

Diskriminasi dalam Pekerjaan dan Jabatan.

ILO

dalam Sidang Umumnya

yang ke-86

di

Jenewa bulan

Juni

1998 telah

menyepakati Deklarasi

ILO

mengenai Prinsip dan Hak-hak Dasar

di

Tempat Kerja. Deklarasi tersebut menyatakan bahwa setiap negara

wajib

menghormati dan

mewujudkan prinsp-prinsip ketujuh Konvesni ILO.

5.

Dalam pengamalan Pancasila dan penerapan peraturan perundang-undangan masih dirasakan adanya penyimpangan perlindungan

hak

pekerja.

Oleh

karena itu pengesahan Konvensi

ini

dimaksudkan

untuk

meningkatkan perlindungan dan

penegakkan hukum secara efektif sehingga akan lebih menjamin perlindungan hak

pekerja dari setiap bentuk diskriminasi dalam pekerjaan dan jabatan.

2.

3.

(6)

6.

Pengesahan Konvensi

ini

menunjukkan kesungguhan Indonesia dalam memajukan

dan

melindungi hak-hak dasar pekerja khususnya

hak

mendapatkan persamaan

kesempatan

dan

perlakuan dalam pekerjaan

dan

jabatan.

Hal

ini

akan

lebih

meningkatkan

citra

positif

Indonesia

dan

memantapkan kepercayaan masyarakat internasional

IV. POKOK-POKOK KONVENSI

1. Negara anggota

ILO

yang mengesahkan Konvensi

ini

wajib melarang setiap bentuk

diskriminasi dalam pekerjaan dan jabatan termasuk dalam memperoleh pelatihan dan keterampilan

yang

didasarkan

atas

ras?

warna

kulit,

jenis

kelamin, agarna, pandangan politik, kebangsaan, atau asal usul keturunan.

Negara anggota

ILO

yang mengesahkan Konvensi

ini

wajib

mengambil langkah-langkah

kerja

sama dalam

peningkatan pentaatan pelaksanaannya, peraturan perundang-undangan, administrasi, penyesuaian kebijaksanaan, pengawasan,

pendidikan dan pelatihan.

3.

Negara

anggota

ILO

yang

mengesahkan Konvensi

ini

wajib

melaporkan pelaksanaannya.

V.

PASAL

DEMI

PASAL Pasal I

Apabila

terjadi

perbedaan penafsiran terhadap terjemahannya

dalam

bahasa

Indonesia, maka yang berlaku adalah naskah asli Konvensi dalam bahasa Inggeris.

Pasal 2

Cukup jelas

(7)

International

Labour

Conference

CONVENTION TTT

CONVENTION CONCERNING

DISCRIMIN^ATION

IN

RESPECT OF EMPLOYMENT AND OCCUPATION, ADOPTED

BY

THE CONFERENCE

AT

ITS FORTY.SECOND SESSION,

GENEVAs 25 JUNE 1958

(8)

Convention I I I

CONVENTION CONCERNING DISCRIMINATION

IN

RESPECT

OF

EMPLOYMENT AND OCCUPATION.

The General Conference

of

the International Labour Organisation,

Having been convened

of

Geneva

by

the

Governing Body

of

the

International Labour Office, and having met

in

its Forty-second Session on

4

June 1958, and

Having decided upon the adoption

of

certain proposals

with

regard

to

discrimination in the ffeld

of

employment and occupation, which

is

the fourth item

on the

agenda

of

the session, and

Having

determined

that

these proposals

shall

take

the

form

of

an

International

Convention, and

Considering that the Declaration

of

Philadelphia affirms that

all

human beings, irrespective

of

race, creed

or

sex, have

the

right

to

pursue both their material well-being and

their spiritual development

in

conditions

of

freedom and dignity,

of

economic security

and equal opportunity, and

Considering further that discrimination constitutes

a

violation

of

rights enunciated

by

the

Universal Declaration

of

Human Rights,

adopts this twenty-fifth day

of

June

of

the year one thousand nine hundred and fifty-eigth

the following Convention, which may

the

cited as

the

Discrimination (Employment and

Occupation) Convention, 1958 :

Article I

1.

For the purpose

fo

this Convention the term "discrimination"

includes-(a) any distinction, exclusion

or

preference made

on the

basis

of

race, colour, sex,

relegion, political opinion, national extraction

or

social orign, which has the effect

of

nullifying

or

impairing equality

of

opportunity

or

treatment

in

employment or

occcupation;

(b) such other distinction, exclusion

or

preference which has the effect

of

nullifuing or impairing equality

of

opportunity

or

treatment

in

employment or occupation as may

be

determined

by

the

Member concerned

after

consultation

with

representative

employers' and workers' organisation, where such exist, and with other appropriate bodies.

(9)

2.

Any

distinction, exclusion or preference

in

respect

of a

particular

job

based

on

the

inherent requirements thereof shall not be deemed

to

be discrimination.

3.

For the

purpose

of

this

Convention

the

terms

"

employment

"

and

"

occupation ;' include acces

to

vocational training, accest

to

employment

and

to

particular

occupations, and terms and conditions

of

employment. Article 2

Each Member

for

which this Convention is.

in

force undertakes

to

declare and pursue

a

national policy designed

to

promote, by methods appropriate

to

national conditions and

practice, equality

of

opportunity and treatment

in

respect

of

employment and occupation, with a view

to

eliminating any discriminating any discrimination

in

respect thereof .

Article 3

Each

Member

for

which

this

Convention

is in

force

undertakes,

by

methods

appropriate

to

national conditions and

practice--(a)

to

seek

the

co-operation

of

employers'

and

workers'

organisations

and

other

appropriate bodies

in

promoting the acceptance and observance

of

this policy;

(b)

to

enact such legislation and

to

promote such educational programmes as may be

calculated

to

secure the acceptance and observance

of

the policy;

(c)

to

repeal

any

statutory provision

and

modify

any

administrative Instructions

of

practices which are inconsistent with the policy ;

(d)

to

pursue the policy

in

respect

of

employment under the direct control

of

a

national

authority ;

(e)

to

ensure observance

of

the pqlicy

in

the activities

of

vocational guidance, vocational training and placement services under the direction

of

a national authority ;

(0

to

indicate

in its

annual reports on the application

of

the Convention the action taken

in

pursuance

of

the policy and the results secured by such action.

Article 4

Any measures afFecting an individual who is justifiably suspected

of, or

enganged in,

activities prejudicial

to

the security

of

the State shall not be deemed

to

be discrimination, provided that individual concerned shall have

the righ

to

appeal

to

a

competent body established

in

accordance with national practice.

Article 5

1.

Special measures

of

protection

or

assistance provided

for

in

other Conventions or

Recommendations adopted by the International Labour Conference shall not be deemed

to

be discrimination.

(10)

2.

Any

Members ffioy, after consultation

with

representative employers'

and

workers' organisations, where such exist, determine

that

other special measures designed to

meet

the

particular requirements

of

persons

who,

for

reasons such

as

sex, age,

disablement, family responsibilities

or

social

or

cultural status, are generally recognised

to

require special protection

or

assistance, shall not be deemed

to

be discrimination.

Article 6

Each Member which ratifies the Convention undertakes

to

apply

it

to

non-metropolitan territories

in

accordance

with the

provisions

of

the

Constitution

of

the

International Labour Organisation.

Article 7

The formal ratifications

of

this

Convention shall

be

communicated

to

the

Director-General

of

the International Labour Office

for

registration.

I

Article 8

This

Convention shall

be

binding,

only

upon those Members

of

the

International Labour Orgsnisation whose ratifications have been registered with the Director-General.

It

shall come into force twelve

for

months after the date on which the ratifications of two Members have been registered with the Director-General"

Thereafer, this Convention shall come into force

for

any Member twelve months after the date on which its ratification has been registered.

Article 9

A

Member which has ratified this Convention my denounce

it

after the expiration

of

ten years from the date on which the Convention

first

comes

into

force,

by

an act

communicated

to

the

Director-General

of

the

International

Labour

Office

for registration. Such denunciation shall not take effect

until

one year after the date on which

it

is registered.

Each Member whish has ratified this Convention and which does not, within the year following

the

expiration

of

the

period

of

ten

years mentioned

in

the

preceding

paragraph, exercise

the right

of

denunciation provided

for

in

this

Article,

will

be

bound

for

another period

of

ten years and, thereafter, may denounce this Convention

at

the expiration

of

each period

of

ten years under

the

terms provided

for in

this

Article.

Article 10

l.

The Director-General

of

the International Labour Office shall notify

all

Members

of

the

International Labour Organisation

of

the

registration

of

all

ratifications and

denunciations communicated

to

him by the Members

of

the Organisation.

3.

l.

(11)

2.

When notif,iing

the

Members

of

the

Organisation

of

ratification communicated

to

him, the Director-General

Members

of

the Organisation

to

the date upon which

force.

the

registration shall draw the

the Convention

of

the

second

attention

of

the

will

come into

Article 11

The Director-General

of

The International Labour Office shall communicate

to

the Secretary-General

of

the United Nations

for

registration

in

accordance with Article 102 of

the

Charter

of

the

United Nations

full

particulars

of all

ratifications

and

acts

of

denunciation registered

by

him

in

accordance

with the

provisions

of

the

preceding Articles.

Article 12

At

such times as

it

may consider necessary the Governing Body

of

the International Labour Office shall present

to

the General Conftrence

a

report

on

the working

of

this

Convention and shall examine the desirability

of

placing on the agenda

of

the Conference the question

of

its

revision

in

whole

or in

part.

Article 13

1.

Should the Conference adopt

a

new Convention revising this Convention

in

whole or

in

part, then, unless the new Convention otherwi$e

provides-(a)

the

ratification

by

a

Member

of

the

new

revising Convention shall ipso jure involve

the

immediate denunciation

of

this

Convention, notwithstanding the

provisions

of

Article

9

above,

if

and when the new revising Convention shall have

come into force;

(b)

as from the

date when

the

new

revising Convention comes

into

force

this

Convention shall cease

to

be open

to

ratification by the Members.

2.

This Convention shall

in

any case remain

in

force

in its

actual form and content for those Members which have ratified

it

but have not ratified the revising Convention.

Article 14

The

English

and

French versions

of

the

text

of

this

Convention

are

eqqually authoritative.

The foregoing

is

the

authentic

text

of

the

Convention duly adopted

by the

General

Conference

of

the Intemational Labour Organisation during

its

Forty-second Session which was held at Geneva and declared closed the twenty-sixth day

of

June 1958.

(12)

The Presiclent

of

the ()onference,

B.

K.

DAS.

The Director-General

of

the Internatiuonal Labour Office,

DAVID

A.

MORSE

The

text

of

the

Convention as here

presented

is a

true

copy

of

the

text authenticated

by

the

signatures

of

the President

of the

International Labour Conference and

of

the

Director-General

of

the International Labour Office.

Certified true and complete copy,

for

the Director-General

of

the International Labour Office:

FRANCIS WOLF Chief

of

the Legal Division

of

the International Labour Office Chef de la Division Juridique du

Bureau

international du Travall

Certified true and complete copy' For the Director-General

of

the International Labour Office:

DOMIMCK DEWIN Legal Advisor

(13)

Konferensi

Ketenagakerjaan Internasinal

KONVENSI

lII

KONVENSI MENGENAI

DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN,

DISETUJUI OLETf KONFERENSI

PADA SID,ANGNYA YANG KEEMPAT PULT][{ DUA,

GENEVA, 25 JUNI 1958

(14)

Konvensi 1l I

KONVENSI MENGENAI DISKRJMINASI

DALAM

PEKERJAAN DAN JABATAN

Konferensi Organisasi Ketenagakerjaan Internasional,

Setelah diundang

ke

Jenewa oleh Badan Pengurus

dan setelah mengadakan sidangnya yang keempat dan

Kantor Ketenagakerjaan [nternasional,

puluh dua pada tanggal

4

Juni 1958,

Setelah memutuskan untuk menerima beberapa usul tentang diskriminasi dalam pekerjaan dan jabatan, yang merupakan acara keempat dalam agenda sidang itu, dan

Setelah menetapkan, bahwa usulan tersebut harus berbentuk Konvensi Internasional, dan Menimbang, bahwa Deklarasi Philadelphia menyatakan, bahwa semua manusia tanpa

memandang ras, kepercayaan, atau jenis kelamin berhak mengejar baik kesejahteraan

material maupun kemajuan spiritual dalam suasana bebas dan bermartabat, kesejahteraan

ekonomi, kesempatan yang sama, dan

Menimbang lebih lanjut, bahwa diskriminasi merupakan pelanggaran hak yang dinyatakan

dalam Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia,

menyetujui, pada tanggal dua puluh

lima

bulan Juni tairun seribu sembilan ratus lima puluh delapan, Konvensi

ini,

yang disebut Konvensi Diskriminasi Pekerjaan dan Jabatan,

1958.

Pasal 1

l.

Untuk tujuan Konvensi

ini

istilah "diskriminasi" meliputi:

(a) setiap pembedaan, pengecualian, atau pengutamaan atas dasar ras, warna kulit, jenis

kelamin, agama, keyakinan politik, kebangsaan atau asal usul sosial yang berakibat meniadakan atau mengurangi persamaan kesempatan atau perlakuan dalam pekerjaan

atau jabatan;

(b) pembedaan, pengecualian, pengutamaan lainnya

yang

berakibat meniadakan atau

mengurangi persamaan kesempatan atau perlakuan dalam pekerjaan atau jabatan

sebagaimana ditentukan

oleh

anggota

yang

bersangkutan setelah berkonsultasi

dengan wakil organisasi pengusaha dan pekerja,

jika

ada, dan dengan badan lain

yang sesuai.

Setiap pembedaan, pengecualian, atau

didasarkan

pada

persyaratan khas diskriminasi.

pengutamaan mengenai pekerjaan tertentu yang

(15)

3.

Untuk tujuan Konvensi

ini,

istilah "pekerjaan" dan '\abatan" meliputi juga kesempatan mengikuti pelatihan keterampilan, memperoleh pekerjaan

dan

jabatan tertentu, dan

syarat-syarat serta kondisi kerja.

Pasal 2

Setiap Anggota yang memberlakukan Konvensi

ini

wajib mengumumkan dan membuat kebijakan nasional yang bertujuan

untuk

memajukan dengan cara yang sesuai dengan

keadaan dan kebiasaan nasional, persamaan kesempatan dan perlakuan dalam pekerjaan dan

jabatan dengan tujuan untuk meniadakan diskriminasi dalam hal tersebut.

Pasal 3

Setiap Anggota yang memberlakukan Konvensi

ini,

dengan cara yang sesuai dengan keadaan dan kebiasaan nasional.

(a) berupaya untuk mengadakan kerjasama dengan organisasi pengusaha dan pekerja serta

badan terkait lainnya dalam meningkatkan penerimaan dan penaatan kebijakan ini; (b) menetapkan peraturan perundang-undangan dan meningkatkan program pendidikan yang

diperkirakan dapat menjamin penerimaan dan penaatan kebijakan itu;

(c) mencabut setiap ketentuan peraturan dan mengubah setiap aturan administratif atau

kebiasaan yang tidak sesuai dengan kebijakan itu;

(d) membuat kebijakan

yang

berkaitan dengEn pekerjaan

yang

langsung

di

bawah pengawasan penguasa nasional;

(e) menjamin penaatan kebijakan

itu

dalam kegiatan bimbingan kejuruan, pelatihan

kejuruan, dan pelayanan penempatan

di

bawah pimpinan penguasa nasional;

(f)

menyatakan dalam laporan tahunan tentang pelaksanaan Konvensi

ini,

tindakan yang

telah diambil untuk melaksanakan kebijakan

itu,

dan hasil yang dicapai dengan tindakan itu.

Pasal 4

Setiap tindakan terhadap seseorang yang patut dicurigai atau terlibat dalam kegiatan,

yang merugikan keamanan negara, tidak dianggap sebagai diskriminasi, asalkan orang yang

bersangkutan diberi

hak

untuk membela

diri

dihadapan badan yang berwenang, yang

dibentuk sesuai dengan kebiasaan nasional.

Pasal 5

1.

LangkahJangkah khusus

untuk

perlindungan atau bantuan yang

telah

diatur dalqm

Konvensi

atau

Rekomendasi

lainnya,

yang telah

disetujui

oleh

Konferensi Ketenagakerjaan Internasional, tidak dianggap sebagai diskriminasi.

2.

Setiap Anggota, setelah berkonsultasi dengan organisasi pengusaha dan pekerja, jika

(16)

2

J.

keperluan khusus bagi orang-orang yang karena alasan jenis kelamin, usia, kecacatan,

tanggung jawab keluarga" status sosial atau status budaya, yang secara umum diakui

memerlukan perlindungan atau bantuan khusus, tidak dianggap sebagai diskriminasi.

Pasal 6

Setiap Anggota yang meratifikasi Konvensi

ini

vrajib menerapkannya

di

wilayah non metropolitan sesuai dengan ketentuan

dalam

Konstitusi Organisasi Ketenagakerjaan lnternasional.

Pasal 7

Ratiflkasi resmi Konvensi

iru

harus disampaikan Ketenagakeqaan Internasional untuk didaftar.

Pasal 8

kepada

Direklur

Jenderal Kantor

1.

Konvensi

ini

mengikat hanya bagi anggota Organisasi Ketenagakerjaan Internasional

yang ratifikasinya telah didaftar oleh Direktur Jenderal.

Konvensi

ini

mulai berlaku dua belas bulan setelah tanggal ratifikasi oleh dua anggota Organisasi Ketenagakerjaan Internasional telah didaftar oleh Direktur Jenderal

Selanjutnya, Konvensi

ini

akan berlaku bagi setiap Anggota dua belas bulan setelah

tanggal ratifikasinya didaftar.

Pasal 9

1.

Anggota yang telah meratifikasi Konvensi

ini

daqat membatalkannyq setelah melampaui

waktu

sepuluh tahun terhitung sejak tanggal Konvensi

ini

mulai berlaku, dengan menyarnpaikan keterangan

kepada

Direktur

Jenderal

Kantor

Ketenagakerjaan

Internasional untuk didaftar. Pembatalan

itu

tidak

akan berlaku hingga satu tahun setelah tanggal pendaftarannya.

2.

Setiap Anggota yang telah meratifikasi Konvensi

ini

dan yang dalam waktu satu tahun

setelah berakhirnya masa sepuluh tahun sebagaimana tersebut dalam ayat tersebut di atas

tidak

menggunakan

hak

pembatalan menurut ketentuar dalam pasal

ini,

akan terikat untuk sepuluh tahun

lagi,

dan sesudah

itu

dapat membatalkan Konvensi ini pada waktu berakhirnya tiap-tiap masa sepuluh tahun sebagaimana diatur dalam pasal

ini.

Pasal 10

l.

Direktur Jenderal Kantor Ketenagakerapan Internasional wajib memberitahukan kepada

segenap anggota Organisasi Ketenagakerlaan Internasional tentang pendaftaran semua

(17)

2.

Pada saat memberitahukan kepada anggota Organisasi tentang pendaftaran ratifikasi

kedua yang disampaikan kepadanya, Direktur Jenderal waijb meminta perhatian anggota Organisasi mengenai tanggal mulai berlakunya Konvensi ini.

Pasal 11

Direktur Jenderal Kantor Ketenagakerjaan Internasional

wajib

menyampaikan kepada

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa untuk didaftarkan, sesuai dengan pasal T02

Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, hal ikhwal mengenai semua ratifikasi dan pembatalan

yang didaftarkannya menurut ketentuan pasal-pasal tersebut

di

atas.

Pasal 12

Pada

waktu yang

dianggap

perlu, Badan

Pengurus

Kantor

Ketenagak eqaan Internasional

wajib

menyampaikan kepada Konferensi laporan mengenai pelaksanaan Konvensi

ini

dan wajib

mempertimbangkan perlunya mengagendakan dalam Konvensi, perubahan Konvensi ini seluruhnya atau sebagian.

Pasal 13

l.

Jika

Konferensi menyetujui Konvensi

baru

yang memperbaiki Konvensi

ini

secara

keseluruhan atau sebagian, kecuali Konvensi baru menentukan lain, maka :

(a) ratifikasi oleh anggota atas Konvensi baru yang memperbaiki, secara hukum berarti pembatalan atas Konvensi

ini

tanpa mengurangi ketentuan dalam Pasal

(5) di

atas,

jika

dan bilamana Konvensi baru yang memperbaiki

itu

mulai berlaku;

(b) sejak tanggal Konvensi baru yang memperbaiki

itu

berlaku, Konvensi

ini

tidak dapat disahkan lagi oleh anggota.

2.

Konvensi

ini

akan tetap berlaku dalam dentuk dan

isi

aslinya bagi Anggota yang telah

meratifikasinya, tetapi belum mengesahkan Konvensi yang memperbaikinya.

Pasal 14

Referensi

Dokumen terkait

Inti dari bentuk pelayanan yang meyakinkan pada dasarnya bertumpu kepada kepuasan pelayanan yang ditunjukkan oleh setiap pegawai, komitmen organisasi yang menunjukkan

Perencanaan bendung memerlukan Analisis stabilitas bendung agar bendung aman terhadap stabilitas terhadap dan stabilitas terhadap Geser, dan analisa stabilitas

Adapun badan eksekutif atau kabinet yang dipimpin oleh seorang perdana menteri dipilih berdasarkan dukungan suara terbanyak dari badan legislatif (dewan perwakilan

Sangat disarankan juga dalam setiap bulan ada SATU HARI yang digunakan untuk MUROJA‟AH LATIHAN yang ada di setiap materi yang sudah dipelajari selama sebulan.. Waktu

Menurut Utaminingsih (2014:39),.. budaya organisasi yang terbentuk, terus dikembangkan dan diperkuat, sehingga memerlukan implementasi yang dapat membantu menyatukan

direkomendasikan : Jika produk ini mengandung komponen dengan batas pemaparan, atmosfir tempat kerja pribadi atau pemantauan biologis mungkin akan diperlukan untuk

Secara umum pelaksanaan pengendalian intern di Bank Indonesia Bandung sudah baik dan memadai, hal ini ditandai dengan adanya struktur organisasi yang menggambarkan pemisahan fungsi

Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan larutan limbah bubuk teh hitam dalam pembuatan telur asin itik Pegagan mampu mempertahankan bobot serta tekstur putih