• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dua Presenter Berita Ajak Mahasiswa Belajar Berbicara di Depan Umum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dua Presenter Berita Ajak Mahasiswa Belajar Berbicara di Depan Umum"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Dua Presenter Berita Ajak

Mahasiswa Belajar Berbicara

di Depan Umum

UNAIR NEWS – Trio pengisi acara Timothy Marbun, Anastasia

Praditha, dan Dave Hendrik berhasil menghidupkan acara “Kompas TV dan Giv Body Wash: Speak Your Mind” yang digelar di Aula Kahuripan 300 Kantor Manajemen Kampus C Universitas Airlangga, Kamis (28/9).

Sebagai pembuka acara, presenter Dave Hendrik mengajak peserta berbincang tentang kepercayaan diri. “Apa sih yang bisa membuat kamu tampil PD (percaya diri)?” tanya Dave Hendrik sembari menunjuk salah satu peserta.

“Saya akan percaya diri jika saya mengetahui materi apa saja yang akan saya sampaikan,” tutur salah satu peserta yang juga mahasiswa UNAIR.

“Salah satu kunci percaya diri adalah saya bisa menerima diri saya secara apa adanya,” timpal peserta lainnya.

Mendengar kedua pernyataan tersebut, Dave Hendrik pun merasa setuju dengan pernyataan tersebut. Ia menambahkan, kunci kepercayaan diri lainnya adalah berpenampilan baik. “When you look good, you also feel good, right? Bener nggak?” ungkap presenter berusia 40 tahun.

Timothy, presenter berita Kompas TV, mengatakan siapapun bisa belajar tentang tampil berbicara di depan umum asal mengetahui triknya. Salah satu kuncinya adalah belajar menyampaikan keinginan pribadi kepada orang lain.

“Public speaking itu intinya adalah kita belajar menyampaikan apa keinginan kita. Untuk memulai public speaking, bisa dimulai dari menyampaikan tentang hobi atau hal yang kita

(2)

sukai,” tutur Timothy.

Timothy menambahkan, kesukaan seseorang terhadap sesuatu umumnya mendorong orang untuk mencari tahu lebih. Dengan menggali sesuatu yang disukai, seseorang akan mempersiapkan materi sebelum menyampaikannya kepada orang lain.

“Kalau kita suka dengan orang lain, public figure (tokoh publik) misalnya, kita bisa cari source-nya (sumber) dari YouTube. Kita juga bisa mengambil referensi dari tata cara berbicara hingga baju yang ia kenakan,” imbuhnya.

Senada dengan Timothy, Anasthasia mengungkapkan perkembangan teknologi bisa dimanfaatkan untuk calon pembicara menggali informasi terhadap suatu topik tertentu. “Sumbernya (informasi) banyak sekali. Ada internet dan media sosial. Kita bisa nambah pengetahuan sehingga materi kita lebih advanced (maju),” kata Anasthasia.

Selain persiapan materi, menurut Anasthasia hal terpenting lainnya dalam menyampaikan pesan kepada publik adalah bahasa tubuh. Komunikator yang baik, kata presenter program Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, harus memiliki bahasa tubuh yang meyakinkan audiens.

“Kalau nggak meyakinkan, orang nggak akan percaya dengan apa yang kalian sampaikan. Jangan sampai bahasa tubuhnya kaku dan bikin orang ngantuk,” pesan Anasthasia.

Di luar pemaparan materi, kedua presenter berita tersebut juga menguji kemampuan peserta sebagai reporter lapangan. Peserta lokakarya yang didominasi mahasiswa UNAIR juga aktif menawarkan dirinya untuk dilatih sebagai reporter oleh sang pakar.

(3)

Ujian Terbuka, Ketua PIH

Pertahankan Disertasi tentang

Televisi Lokal

UNAIR NEWS – Ketua Pusat Informasi dan Humas (PIH) Universitas

Airlangga (UNAIR) yang juga pakar komunikasi publik Suko Widodo menjalani sidang Ujian Doktor Terbuka di ruang Adi Sukadana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Kamis (7/9). Disertasi berjudul “Kolonisasi Ruang Publik dalam Penyiaran Publik di Indonesia, Studi Kasus Penyiaran Publik Lokal Jawa Timur (TVRI Jatim dan ATV Batu)”, berhasil mengantarkan Suko meraih indeks prestasi kumulatif 3,81.

Sejumlah tokoh yang tak asing di hadapan publik, turut menjadi penguji dan penyanggah. Antara lain, Gubernur Jawa Timur Dr. Soekarwo dan dosen Universitas Indonesia yang biasa tampil di televisi Effendi Ghazali, PhD.

Ada pula Prof. Mustain, Prof. Djoko Santoso, Prof. Budi Prasetya, Vincensio Dugis, Ph.D, dan Dr. Suprawoto, MSi.

Tugas akhir Suko dipromotori oleh Prof. Dr. Hotman Siahaan., Drs. Sedangkan Prof. Rachmah Ida, Dra., M.Comm., PhD, tercatat sebagai ko-promotor.

“Penelitian disertasi ini dilatarbelakangi oleh maraknya praktik penyelenggaran siaran televisi di Indonesia,” kata Suko.

Regulasi pertelevisian diberlakukan sebagai konsekuensi dari upaya membangun sistem demokrasi di Indonesia. Harapannya, dengan keberadaan media televisi di berbagai daerah akan

(4)

memiliki ruang publik sebagai sarana mengekspresikan kepentingannya.

Realitasnya, terjadi kompetisi stasiun televisi lokal yang ketat dan beberapa stasiun televisi kesulitan menjalankan operasional siarannya. Hal sama juga berlangsung pada televisi publik lokal yang terpaksa harus menerabas aturan demi keberlangsungan operasional siarannya.

“Akibatnya, publik setempat yang seharusnya memperoleh ruang publiknya sebagai konsekuensi dari otonomi penyiaran, dalam kenyataannya tidak mendapatkannya secara maksimal,” ungkap dia.

Perhatian utama disertasi ini bertujuan mengetahui pemahaman pemangku kepentingan penyiaran publik tentang ruang publik, praktik pengelolaan lembaga penyiaran publik dalam menyediakan ruang publik, dan eksistensi forum konsultasi lokal sebagai perwakilan publik dalam menjaga ruang publik.

Kajian ini difokuskan pada gagasan ruang publik yang dikemukakan Jurgen Habermas dan praktik ekonomi politik media yang diajukan Moscow untuk menjawab tiga persoalan.

Pertama, pemahaman pemangku kepentingan terhadap ruang publik. Kedua, determinasi kepentingan politik dan ekonomi yang selama ini terjadi dan dipraktikkan di lembaga penyiaran televisi publik di Jawa Timur yakni TVRI Jatim dan A-TV Batu Malang. Ketiga, eksistensi perwakilan publik dalam ikut serta menjaga ruang publik di televisi publik.

Penelitian ini merujuk pada gagasan ruang publik yang berada di televisi publik –yang dalam otoritasnya wajib memfasilitasi ruang berkomunikasi bagi publik– dan kemudian menelaahnya dengan pendekatan ekonomi politik.

Sumber data untuk membongkar praktik penyiaran televisi lokal ini berasal dari dokumen dan teks hasil interview dari para narasumber, seperti pengelola televisi publik, budayawan,

(5)

lembaga swadaya masyarakat, anggota parlemen, akademisi, jurnalis dan lembaga pengawas televisi.

Ada dua manfaat dari penelitian disertasi ini. Pertama, manfaat teoritisnya penelitian ini memberi dapat meberi sumbangan analisis dalam mengkaji kehidupan penyiaran publik melalui pendekatan ekonomi politik media.

“Semoga penelitian saya bisa memiliki dampak konkret bagi ranah keilmuan teoritis, maupun di ranah praktek pengelolaan pertelevisian tanah air. Sehingga, pertelevisian kita, khususnya televisi lokal, bisa lebih bersumbangsih dalam menyalurkan aspirasi masyarakat,” kata lelaki yang kerap mengisi acara talk show di televisi ini. (*)

Penulis: Rio F. Rachman Editor: Defrina Sukma S

Indonesia

Harus

Menjadi

Negara yang Mandiri

UNAIR NEWS – Koordinator protokol Pusat Informasi dan Humas

Universitas Airlangga, Aditya Gita Rohmatulloh, memaknai kemerdekaan secara luas. Namun baginya, memasuki usia kemerdekaan ke-72 tahun ini, yang tidak boleh hilang dalam memaknai kemerdekaan adalah rasa cinta tanah air sebagai warga negara Indonesia.

Karyawan UNAIR yang biasa bertugas mendampingi pimpinan ini menuturkan, tantangan utama yang dihadapi bangsa Indonesia dalam mengisi kemerdekaan adalah kurangnya kesadaran akan pentingnya persatuan dan kesatuan untar bangsa.

(6)

“Media sosial yang membuat semua orang gampang berkomentar dan menghakimi tanpa berpikir panjang. Berbagai masalah yang ditimbulkan oleh pejabat publik yang membuat rakyat semakin tidak percaya, serta mementingkan suku, golongan, agama di atas kepentingan nasional,” ucap Komandan Unit Kegiatan Mahasiswa Resimen Mahasiswa (UKM Menwa) UNAIR tahun 2012 ini. Maka dari itu, menurutnya generasi penerus harus siap memberikan solusi yang tepat untuk kemajuan bangsa Indonesia. Di usia kemerdekaan ke-72 tahun ini, Adit memiliki harapan agar Indonesia dapat berdiri menjadi negara yang mandiri dan berdiri di atas kaki sendiri.

“Bangsa ini harus bisa berdiri diatas kaki sendiri. Indonesia bisa jadi tuan rumah di negara sendiri. Miris ketika harus melihat barang-barang impor. Seolah-olah kita belum merdeka di negara sendiri,” ucapnya.

Untuk itu, UNAIR sebagai institusi pendidik diharapkan dapat mencetak generasi penerus pembangunan bangsa yang dapat membawa Indonesia menjadi negara yang mandiri.

“UNAIR harus bisa menghasilkan generasi penerus bangsa yang mempunyai sikap nasionalisme tinggi dan membangun Indonesia agar dapat bersaing di dunia international untuk kemajuan bersama,” ujar alumnus Fakultas Perikanan dan Kelautan UNAIR itu.

Untuk mengisi kemerdekaan, sebagai karyawan yang ikut membangun kemajuan pendidikan universitas, ia ingin untuk ikut berperan dalama menjaga keutuhan NKRI dan menjunjung tinggi nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika. Peran yang bisa dilakukan untuk memperbaiki Indonesia adalah ikut berperan dalam menjaga keutuhan NKRI dan menjunjung tinggi nilai nilai Bhinneka Tunggal Ika.

“Tanamkan nilai toleransi, keadilan, gotong royong dalam kegiatan sehari-hari. Bisa dicontohkan dengan hidup rukun

(7)

dengan tetangga yang berbeda suku, agama, ras, dan antar golongan. Hal tersebut dapat menanamkan rasa persatuan dan ksatuan bangsa,” tutupnya. (*)

Penulis: Binti Q. Masruroh Editor: Defrina Sukma S

PIH UNAIR Pasok Berita

Terbanyak

di

Laman

Kemenristek Dikti

UNAIR NEWS – Pada akhir bulan Juli lalu, media UNAIR News mendapatkan penghargaan sebagai sepuluh besar pemasok berita untuk Kementerian Riset Teknologi Dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. Penghargaan itu disampaikan dalam pertemuan Rakor Kehumasan yang dilaksanakan pada 27 Juli lalu bertempat di Bali.

S e l u r u h b e r i t a y a n g d i p a s o k k e K e m e n r i s t e k D i k t i dipublikasikan melalui laman http://www.dikti.go.id/. Berita juga dipublikasikan di media sosial Kemenristek Dikti baik di Facebook maupun Twitter. Berita-berita itu meliputi prestasi, inovasi penelitian, pengembangan pendidikan, dan informasi seputar perguruan tinggi lainnya.

Suko Widodo selaku Ketua Pusat Informasi dan Humas Universitas Airlangga (PIH UNAIR) mengapresiasi atas penghargaan yang diberikan oleh Kemenristek Dikti. Ia juga mendorong seluruh awak agar selalu mengedepankan kecepatan dalam memperbarui informasi.

(8)

merespon sesuatu. Di era digital, kecepatan menjadi kunci penting dalam organisasi. Kalau UNAIR mau jadi world class university, maka kita jangan sampai ketinggalan untuk meng-update informasi ,” ujar Suko.

Ke depan, dengan diperolehnya penghargaan tersebut, Suko berharap pasokan peralatan yang mumpuni di UNAIR News bisa didapatkan. Mengingat, seiring berkembangnya teknologi komunikasi, UNAIR News juga harus bisa menyesuaikan berbagai peralatan yang dibutuhkan.

“Dalam perkembangan media saat ini, teks, gambar, video, semua berkembang menjadi satu. Maka, perangkat juga harus ikutan hijrah, kualitas SDM juga harus ditingkatkan,” tambahnya.

Saat ini, UNAIR News terus mengembangkan diri menjadi media yang bukan hanya menyajikan informasi bagi sivitas tapi juga memberi inspirasi dan motivasi. Untuk itu, media ini terus menerus mengembangkan konten positif hingga menambah rubrik. S e l a i n m e l a k u k a n p u b l i k a s i b e r i t a m e l a l u i l a m a n http://news.unair.ac.id/ UNAIR News juga secara berkala menerbitkan majalah Warta Airlangga, tabloid wisuda, dan newsletter. Produk buku berjudul “100 Pakar UNAIR: Menaburkan Ilmu Pengetahuan untuk Memandirikan Bangsa” dan “Ada Apa di UNAIR” juga diterbitkan oleh PIH UNAIR.

Ke depan, semoga UNAIR News dapat menjadi media yang informasinya selalu ditunggu. (*)

Penulis : Binti Q. Masruroh Editor : Defrina Sukma S.

(9)

Punya

Banyak

Pengalaman

Menyenangkan? Yuk, Ikutan

Kompetisi Fotografi UNAIR

UNAIR NEWS – Pusat Informasi dan Humas Universitas Airlangga

pertama kalinya menyelenggarakan kompetisi fotografi untuk kalangan umum. Persyaratannya cukup mudah. Peserta hanya diminta untuk mengunggah foto dengan menandai akun Instagram (at)univ_airlangga, mengikuti seluruh akun media sosial resmi UNAIR, serta menggunakan tagar #universitasairlangga #unairphotographycontest.

Tentunya, dalam setiap kompetisi pasti ada aturan berupa tema yang wajib diikuti. Tema kompetisi kali ini pun ringan dan cukup mudah. Yakni, “Pengalaman Menyenangkan Bersama Universitas Airlangga”.

“Misalnya, rekan-rekan mahasiswa UNAIR pernah mengikuti kegiatan KKN-BBM (Kuliah Kerja Nyata-Belajar Bersama Masyarakat). Pasti dalam kegiatan tersebut, ada banyak pengalaman menyenangkan entah bersama warga setempat atau bersama kelompok. Jika dokumentasinya masih ada, bisa diikutsertakan kompetisi fotografi kali ini,” tutur Rekha Finazis, tim kompetisi fotografi.

“Ide lainnya lagi, misalnya, teman-teman organisasi seperti BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) itu kan sering ngadain acara-acara musik. Mungkin pernah selfie atau sekadar foto acara-acara. I t u b i s a j u g a l h o u n t u k d i - u p l o a d ( d i u n g g a h ) d a n diikutsertakan kompetisi,” imbuhnya.

Selain kedua ide di atas, masih ada banyak lagi ide-ide menarik yang bisa dieksplorasi untuk ikut serta dalam kompetisi fotografi. Misalnya, acara wisuda, diskusi dengan rekan-rekan seorganisasi, nongkrong di danau kampus C, jadi juara di kompetisi, dan banyak lagi.

(10)

Terkait penilaian, foto-foto yang masuk akan diseleksi berdasarkan jumlah likes, komposisi foto, dan teks foto (caption) yang menarik.

Apa sih keuntungan yang didapat dari mengikuti kompetisi fotografi? Keuntungannya, foto-foto hasil bidikan para pemenang akan dimuat di laman berita UNAIR News. Selain itu, pemenang juga akan mendapat uang tunai senilai Rp 200ribu per orang.

Yuk, ikutan kompetisi fotografi! Ditunggu karyamu. Penulis: Defrina Sukma S

UNAIR Beri Informasi Seleksi

Mahasiswa Baru di Banjarmasin

free instagram followermake up wisudamake up jogjamake up prewedding jogjamake up wedding jogjamake up pengantin j o g j a p r e w e d d i n g j o g j a p r e w e d d i n g y o g y a k a r t a b e r i t a indonesiayogyakarta wooden craft

Referensi

Dokumen terkait