• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT. PRASIDHA ANEKA NIAGA, Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT. PRASIDHA ANEKA NIAGA, Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Keuangan Konsolidasian

Untuk Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal

30 Juni 2014, 31 Desember 2013 dan 30 Juni 2013

(2)

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

ASET

Catatan

2014

2013

ASET LANCAR

Kas dan setara kas

2c,2o,3,31

51,771,675,644

91,479,113,998

Piutang usaha

2d,2e,2o,4,5,12,16,30

Pihak ketiga, neto

47,913,877,064

67,957,994,246

Pihak-pihak berelasi

6,821,690,855

2,839,529,938

Piutang lain - lain, neto

3,514,515,525

493,927,724

Persediaan, neto

2f, 7

215,985,122,807

217,607,447,083

Uang muka kepada pemasok dan lain-lain

11,050,534,862

2,493,288,158

Biaya dibayar di muka

2g

607,693,373

1,806,850,574

Jumlah Aset Lancar

337,665,110,130

384,678,151,721

ASET TIDAK LANCAR

Aset pajak tangguhan, neto

11

5,414,605,941

5,414,605,941

Penyertaan saham

2h,8

3,473,181,636

3,473,181,636

Tanaman perkebunan

Belum menghasilkan

2i,9

2,353,424,277

1,072,622,876

Aset tetap, neto

2j,10

269,463,383,724

275,646,225,705

Uang muka pembelian aset tetap

2j,10

-

3,315,774,927

Taksiran tagihan pajak

11

18,099,347,982

6,190,495,756

Biaya tangguhan hak atas tanah, neto

1,053,763,750

1,134,822,500

Lain-lain

1,348,693,629

906,452,079

Jumlah Aset Tidak Lancar

301,206,400,939

297,154,181,420

JUMLAH ASET

638,871,511,069

681,832,333,141

(3)

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

LIABILITAS DAN EKUITAS

Catatan

2014

2013

LIABILITAS JANGKA PENDEK

Pinjaman bank jangka pendek

2o,12,30

163,673,131,468

201,823,634,259

Utang usaha

13

Pihak ketiga

10,080,615,782

7,126,761,834

Utang lain-lain

5,136,872,314

2,722,901,787

Beban Akrual

2n,14

3,897,887,927

5,285,020,487

Liabilitas imbalan kerja jangka pendek

-

684,868,460

Utang pajak

2p,15

8,096,801,666

5,657,575,480

Uang muka pelanggan

2o,30

295,385,671

-Pendapatan diterima di muka

2n

-

305,189,958

Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun

Pinjaman bank

2o,16,30

-

3,325,159,200

Kewajiban sewa pembiayaan

2j,17

378,805,323

490,631,335

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek

191,559,500,151

227,421,742,800

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Liabilitas pajak tangguhan, neto

2p,15

1,222,277,108

1,019,151,032

Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi

bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun

Kewajiban sewa pembiayaan

2j,17

979,955,213

295,232,992

Liabilitas imbalan kerja jangka panjang

2r,18

35,493,973,154

35,496,473,154

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang

37,696,205,475

36,810,857,178

Jumlah Liabilitas

229,255,705,626

264,232,599,978

EKUITAS

Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik

entitas induk

Modal saham - nilai nominal Rp175 per saham pada tahun 2014 dan

Rp175 per saham pada tahun 2013. Modal dasar, ditempatkan

dan disetor penuh - 1.440.000.000 saham

20

252,000,000,000

252,000,000,000

Tambahan Modal Disetor

52,681,380,953

52,681,380,953

Saldo Laba (Akumulasi Rugi)

19,461,210,498

21,318,497,538

Sub-Jumlah

324,142,591,451

325,999,878,491

Kepentingan nonpengendali

2b,19

85,473,213,992

91,599,854,672

Total Ekuitas

409,615,805,443

417,599,733,163

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS

638,871,511,069

681,832,333,141

Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

Jakarta, 23 Juli 2014

Direktur

(4)

Untuk Enam Bulan Yang Berakhir

Pada Tanggal-tanggal 30 Juni

Catatan

2014

2013

PENJUALAN NETO

2e,2n,5,21

520,071,445,149

623,576,873,726

BEBAN POKOK PENJUALAN

2e,2n,5,22,23

463,523,656,111

563,239,487,303

LABA BRUTO

56,547,789,038

60,337,386,423

BEBAN (PENDAPATAN) OPERASI

2n,5,22,24,30

Beban Penjualan

9,202,084,733

8,273,644,077

Beban umum dan administrasi

34,089,740,771

28,794,008,906

Beban operasi lainnya

3,548,285,167

5,855,761,566

Pendapatan operasi lainnya

(2,935,123,214)

(548,955,758)

Beban Operasi, Neto

43,904,987,457

42,374,458,791

LABA OPERASI

12,642,801,581

17,962,927,632

PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN

2n,25,26

Pendapatan keuangan

565,786,640

685,955,177

Beban keuangan

(5,279,718,440)

(6,302,965,875)

Pendapatan (Beban) Lain-lain, Neto

(4,713,931,800)

(5,617,010,698)

LABA SEBELUM

MANFAAT (BEBAN) PAJAK

7,928,869,781

12,345,916,934

MANFAAT (BEBAN) PAJAK

2p,11,15

Kini

(5,084,001,957)

(6,116,258,431)

Tangguhan

20,994,455

22,483,304

Beban Pajak, Neto

(5,063,007,502)

(6,093,775,127)

LABA BERSIH PERIODE BERJALAN

2,865,862,279

6,252,141,807

JUMLAH LABA KOMPREHENSIF

PERIODE BERJALAN

2,865,862,279

6,252,141,807

Laba/Jumlah laba komprehensif tahun

berjalan yang dapat diatribusikan kepada :

Pemilik entitas induk

(1,857,287,041)

874,887,207

Kepentingan nonpengendali

4,723,149,320

5,377,254,600

JUMLAH

2,865,862,279

6,252,141,807

LABA PER SAHAM DASAR

2t

(1.29)

0.61

(5)

PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN

(Disajikan dalam Rupiah)

Untuk Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014

Modal saham dasar - ditempatkan dan

Tambahan Saldo Laba Kepentingan disetor penuh Modal Disetor Akumulasi (Rugi) Jumlah nonpengendali

Saldo per 31 Desember 2012

252,000,000,000 52,681,380,953 13,426,647,820 318,108,028,773 91,469,263,056

Laba rugi komprehensif tahun 2013

7,891,849,718 7,891,849,718 13,430,399,116

Pembayaran dividen kepada kepentingan nonpengendali

(13,299,807,500)

Saldo per 31 Desember 2013

252,000,000,000 52,681,380,953 21,318,497,538 325,999,878,491 91,599,854,672

Laba rugi komprehensif Enam Bulan

(1,857,287,041) (1,857,287,041) 4,723,149,320

Pembayaran dividen kepada kepentingan nonpengendali

(10,849,790,000)

Saldo per 30 Juni 2014

252,000,000,000 52,681,380,953 19,461,210,497 324,142,591,450 85,473,213,992

Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluru

(6)

PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN

(Disajikan dalam Rupiah)

Untuk Enam Bulan Yang Berakhir

2014

2013

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan

540,521,524,264

627,909,696,808

Penerimaan kas dari :

Pendapatan sewa

270,730,000

499,500,000

Penghasilan bunga

648,052,702

731,452,756

Lain lain

(1,813,882,523)

622,275,157

Restitusi pajak

1,269,654,681

865,792,495

Pembayaran kas kepada pemasok

(423,189,654,709)

(514,405,983,526)

Pembayaran kas untuk :

Gaji dan upah

(41,676,477,386)

(39,399,172,700)

Beban usaha (diluar biaya gaji dan upah)

(30,195,955,363)

(39,580,840,205)

Beban bunga

(5,504,754,661)

(5,580,000,137)

Pajak penghasilan badan dan pajak lainnya

(12,442,103,945)

(12,446,006,309)

Kas neto diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi

27,887,133,060

19,216,714,339

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Hasil penjualan aset tetap

-

68,047,727

Biaya terkait tanaman belum menghasilkan

(234,323,835)

(199,099,336)

Pembelian aset tetap

(6,711,923,603)

(3,374,514,783)

Kenaikan uang muka pembelian aset tetap

(10,598,727,379)

(2,993,437,213)

Penambahan penyertaan di perusahaan afiliasi

(3,473,658,000)

(3,318,000,000)

Kas neto digunakan untuk aktivitas investasi

(21,018,632,817)

(9,817,003,605)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penambahan (pembayaran) hutang jangka pendek

(33,419,215,315)

(17,640,923,613)

Pembayaran pinjaman kepada Bank

(2,163,329,100)

(1,762,641,900)

Penambahan (pembayaran) pinjaman jangka panjang

dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa

320,209,232

3,398,387,908

Pembayaran dividen ke pemegang saham minoritas

(10,849,790,000)

(13,299,807,500)

Pembayaran hutang pembiayaan konsumen

(152,227,500)

-Pembayaran kewajiban sewa pembiayaan

(311,585,913)

(906,332,924)

Kas neto diperoleh dari aktivitas pendanaan

(46,575,938,596)

(30,211,318,029)

KENAIKAN NETO KAS DAN SETARA KAS

(39,707,438,353)

(20,811,607,295)

KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE

91,479,113,997

88,683,368,689

KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE

51,771,675,644

67,871,761,394

Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

Pada Tanggal-tanggal 30 Juni

(7)

1. UMUM

a. Pendirian Perusahaan

b. Penawaran Umum Efek Perusahaan

PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (Perusahaan) didirikan dengan nama PT Aneka Bumi Asih berdasarkan akta Notaris Paul Tamara No. 7 tanggal 16 April 1974. Akta pendirian Perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/358/23 tanggal 3 Oktober 1974 dan diumumkan dalam Tambahan No. 2488 dari Berita Negara No. 37 tanggal 10 Mei 1994. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan. Akta Notaris Ny. Liliana Arif Gondoutomo, S.H. No. 38 dan akta Perubahan No. 39 tanggal 29 Desember 1993 mengenai peningkatan modal dasar Perusahaan, perubahan pemegang saham dan penggantian nama Perusahaan menjadi PT Prasidha Aneka Niaga telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-3792.HT.01.04.TH.94 tanggal 1 Maret 1994 dan diumumkan dalam Tambahan No. 2678 dan Berita Negara No. 40 tanggal 20 Mei 1994. Akta Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H. No. 127 tanggal 10 Mei 1994 mengenai perubahan seluruh Anggaran Dasar Perusahaan dalam rangka penawaran umum saham telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-10.238.HT.01.04.TH.94 tanggal 5 Juli 1994 dan diumumkan dalam Tambahan No. 6079 dari Berita Negara No. 58 tanggal 21 Juli 1995, dan yang terakhir dengan akta Notaris Ny. Liliana Arif Gondoutomo, S.H. No. 7 tanggal 10 April 1997 mengenai perubahan Anggaran Dasar Perusahaan dalam rangka penyesuaian dengan Undang-undang Perseroan Terbatas No. 1 tahun 1995 dan Undang-undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 berikut peraturan-peraturan pelaksanaannya serta perubahan nilai nominal saham dari Rp 1.000 per saham menjadi Rp 500 per saham, yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-3797.HT.01.04.TH.97 tanggal 15 Mei 1997 dan diumumkan dalam Tambahan No. 2135 dari Berita Negara No. 43 tanggal 30 Mei 1997. Perubahan terakhir dengan akta Notaris Ny. Liliana Arif Gondoutomo, S.H., No.10 tanggal 20 Oktober 2008 mengenai perubahan seluruh Anggaran Dasar Perusahaan untuk menyesuaikan dengan Undang-undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.AHU-97905.AH.01.02. Tahun 2008 tanggal 18 Desember 2008 dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara No.9 tanggal 30 Januari 2009.

Perusahaan berdomisili di Jalan Jenderal Sudirman No. 47 Jakarta Selatan dan pabriknya berlokasi di Jalan Ki Kemas Rindho, Kertapati, Palembang. Perusahaan saat ini bergerak dalam bidang pengolahan dan perdagangan hasil bumi. Perusahaan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1974.

Atas persetujuan dari Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), pada tahun 1994, Perusahaan melalui Bursa Efek Jakarta dan Surabaya (yang telah bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia) menjual 30.000.000 lembar sahamnya dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham kepada masyarakat dengan harga jual Rp 3.000 per saham. Perbedaan antara jumlah nilai nominal dengan jumlah harga jual saham (agio saham) tersebut sebesar Rp 60.000.000.000. Pada tahun 1997, Perusahaan membagikan saham bonus (untuk setiap pemegang 2 saham yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham tanggal 8 Juli 1997, berhak atas 1 saham bonus).

(8)

c. Struktur Anak Perusahaan yang dikonsolidasi

Rincian mengenai Anak Perusahaan yang dikonsolidasi adalah sebagai berikut : Domisili dan

Tahun Usaha % Jumlah Aktiva

Komersial Pemi- (dalam Jutaan Rupiah)

Anak Perusahaan Dimulai Bidang Usaha likan 2014 2013

Langsung

PT Aneka Bumi Kencana Surabaya, Pengolahan dan perdagangan 99,9990

1984 hasil bumi

PT Tirtha Harapan Bali Singaraja, 1973 Pengolahan dan perdagangan 99,9900

hasil bumi

PT Aneka Coffee Industry Sidoarjo, 1996 Pabrik kopi bubuk dan 65,0000

instan Tidak Langsung

PT Indoarabica Mangkuraja Bengkulu, 1989 Perkebunan dan pengolahan 93,9960

hasil bumi

d. Karyawan, Direksi dan Dewan Komisaris

Dewan Komisaris

1. Mansjur Tandiono - Presiden Komisaris

2. Widyono Lianto - Wakil Presiden Komisaris

3. Made Sudharta - Komisaris

4. Agus Soegiarto - Komisaris

5. Fery Yennoto - Komisaris Independen

6. Robertus Sukamto - Komisaris Independen

Dewan Direksi

1. Jeffry Sanusi Soedargo - Presiden Direktur

2. Didik Tandiono - Wakil Presiden Direktur

3. H. Sjamsul Bachri Uding - Direktur

4. Budi Pringgosusanto - Direktur

5. Lie Sukiantono Budinarta - Direktur

6. Moenardji Soedargo - Direktur

Komite Audit

1. Robertus Sukamto - Ketua

2. Henryanto Handoko - Anggota

3. Kasmita Wijaya - Anggota

3.585 3.990 411 449 205632 233.366

Pada tanggal 30 Juni 2014, susunan anggota Dewan Komisaris, Dewan Direksi Perusahaan, dan Komite Audit adalah sebagai berikut :

7.061 6.014

(9)

Dewan Komisaris

1. Mansjur Tandiono - Presiden Komisaris

2. Widyono Lianto - Wakil Presiden Komisaris

3. Made Sudharta - Komisaris

4. Agus Soegiarto - Komisaris

5. Fery Yennoto - Komisaris Independen

6. Robertus Sukamto - Komisaris Independen

Dewan Direksi

1. Jeffry Sanusi Soedargo - Presiden Direktur

2. Didik Tandiono - Wakil Presiden Direktur

3. H. Sjamsul Bachri Uding - Direktur

4. Budi Pringgosusanto - Direktur

5. Lie Sukiantono Budinarta - Direktur

6. Moenardji Soedargo - Direktur

Komite Audit

1. Fery Yennoto - Ketua

2. Vonalita Santoso - Anggota

3. Daniel - Anggota

Pada tanggal 31 Desember 2013, susunan anggota Dewan Komisaris, Dewan Direksi Perusahaan, dan Komite Audit adalah sebagai berikut :

(10)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi adalah Rupiah.

b. Prinsip-prinsip Konsolidasi

Seluruh saldo akun dan transaksi yang signifikan antar perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi.

c. Setara Kas

d. Penyisihan Piutang Ragu-ragu

Laporan keuangan konsolidasi terlampir disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal - Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) dan pedoman penyajian laporan keuangan konsolidasi.

Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan konsep biaya historis, kecuali untuk persediaan yang dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih, penyertaan saham tertentu yang dicatat dengan metode ekuitas dan aktiva tetap tertentu yang telah dinilai kembali. Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasi.

Laporan arus kas konsolidasi menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Perusahaan dan Anak Perusahaan menyajikan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode langsung.

Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan yang dimiliki lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung.

Bagian hak minoritas atas ekuitas dari Anak Perusahaan yang dikonsolidasi disajikan dalam akun "Hak Minoritas atas Aktiva Bersih Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi" dalam neraca konsolidasi.

Selisih lebih nilai buku atas biaya perolehan Anak Perusahaan yang dikonsolidasi diamortisasi selama 20 (dua puluh) tahun dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) .

Deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang pada saat ditempatkan dan tidak dijaminkan atas hutang diklasifikasikan sebagai setara kas.

Perusahaan dan Anak Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun.

Selisih lebih nilai buku atas biaya perolehan Anak Perusahaan yang dikonsolidasi diamortisasi selama 11 (sebelas) tahun berdasarkan sisa umur hak guna atas tanah dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) .

(11)

e. Transaksi dengan Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

f. Persediaan

g. Biaya Dibayar di Muka

Biaya dibayar di muka dibebankan sesuai masa manfaat masing-masing biaya .

h. Penyertaan Saham

i. Tanaman perkebunan

Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7, "Pengungkapan Pihak-Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa".

Seluruh transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dalam jumlah signifikan, yang dilakukan dengan atau tidak dengan persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.

Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or

net realizeable value). Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata bergerak (moving-average method) . Penyisihan persediaan usang dan penurunan harga pasar disajikan untuk menyesuaikan nilai persediaan ke nilai realisasi bersihnya.

Penyertaan saham dimana Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki pemilikan kurang dari 20% dicatat berdasarkan biaya perolehan (metode biaya) dan disesuaikan dengan penurunan permanen, jika ada.

Sebelum tanggal 1 Januari 2009, persediaan dicatat berdasarkan PSAK No. 14 yang dikeluarkan Ikatan Akuntan Indonesia pada tahun 1994. Efektif tanggal 1 Januari 2009, Perusahaan menerapkan PSAK No.14 ( Revisi 2008), "Persediaan", yang menggantikan PSAK No.14 (1994), "Persediaan". Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan Anak Perusahaan.

Tanaman perkebunan diklasifikasikan dalam tanaman perkebunan yang belum menghasilkan dan menghasilkan. Tanaman perkebunan yang belum menghasilkan dinyatakan sebesar harga perolehan, dimana telah mencakup akumulasi biaya dari penanaman, penyuburan, dan pemeliharaan tanaman, dan alokasi biaya tidak langsung. Tanaman perkebunan yang belum menghasilkan akan direklasifikasi ke tanaman perkebunan yang menghasilkan saat tanaman perkebunan dapat dipanen. Tanaman perkebunan yang belum menghasilkan tidak diamortisasi dan dicatat sebagai bagian dari "Aset Tidak Lancar" dalam neraca konsolidasi tahun 2010.

Tanaman perkebunan yang menghasilkan dinyatakan sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi amortisasi. Tanaman perkebunan yang menghasilkan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus atas umur produktif ekonomi, yaitu 20 (dua puluh) tahun.

(12)

j. Aset Tetap

Persentase

Bangunan dan prasarana 5 - 10 %

Mesin dan peralatan 10 - 50

Peralatan kantor 25 - 50

Kendaraan 25 - 50

k. Sewa

Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat

("carrying amount")aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya,

Penyusutan bangunan dan prasarana dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) sedangkan penyusutan aktiva tetap lainnya, kecuali untuk mesin dan peralatan PT Aneka Coffee Industry (ACI), Anak Perusahaan, dihitung dengan menggunakan metode saldo menurun ganda (double-declining balance method) berdasarkan persentase sebagai berikut:

Penyusutan mesin dan peralatan ACI dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) sesuai masa manfaat mesin dan peralatan selama 5 (lima) sampai 20 (dua puluh) tahun dan kendaraan selama 5 (lima) tahun.

Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak diamortisasi. Biaya-biaya tertentu sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak pemilikan tanah ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek.

Aktiva dalam penyelesaian disajikan dalam neraca konsolidasi sebagai bagian dari aktiva tetap dan dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan ini akan dipindahkan ke masing-masing aktiva tetap yang bersangkutan pada saat aktiva tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan.

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pada saat dilepaskan atau saat tiadak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan lana rugi pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di-review , dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.

Efektif tanggal 1 Januari 2008, PSAK No. 30 (Revisi 2007), "Sewa" menggantikan PSAK No. 30 (1990) "Akuntansi Sewa Guna Usaha". Berdasarkan PSAK No. 30(Revisi 2007), penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), dalam sewa pembiayaan, Perusahaan dan PT Aneka Coffee Industry (ACI) mengakui aset dan kewajiban dalam neraca pada awal masa sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum dipisahkan antar bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sewa. Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Rental kontijen dibebankan pada periode terjadinya. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi. Aset sewaan (disajikan sebagai bagian aset tetap) disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antar umur manfaat aset sewaan dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Perusahaan dan ACI akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa.

Dalam sewa operasi, Perusahaan dan ACI mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan metode garis lurus

(straight-line method) selama masa sewa.

Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan dan ACI Kewajiban sewa pembuayaan dinyatakan berdasarkan nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa pembiayaan.

(13)

l. Beban Tangguhan Biaya Transaksi

m. Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali

n. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Beban diakui pada saat terjadinya (metode akrual).

o. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

p. Pajak Penghasilan

q. Instrumen derivatif

Selisih antara biaya perolehan dengan nilai buku setiap transaksi antara entitas sepengendali dibukukan dalam akun "Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali" dan disajikan sebagai bagian dari Ekuitas di dalam neraca konsolidasi.

Pendapatan dari penjualan ekspor diakui pada saat penyerahan barang diatas kapal di pelabuhan pengiriman (f.o.b. shipping

point). Pendapatan penjualan lokal diakui pada saat barang diserahkan kepada pelanggan dan hak kepemilikan berpindah ke pelanggan.

Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah sesuai dengan kurs tengah pada tanggal terakhir transaksi bank untuk periode tersebut yang dikeluarkan Bank Indonesia. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikredit atau dibebankan pada usaha periode berjalan.

Kurs tengah yang digunakan adalah Rp11.969,00 dan Rp12.189,00 untuk US$ 1 masing-masing pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013.

Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aktiva dan kewajiban untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti nilai terbawa atas saldo rugi fiskal yang belum digunakan (jika ada), juga diakui sejauh realisasi atas manfaat pajak tersebut dimungkinkan.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada tahun ketika aset direalisasi datau ketika kewajiban dilunasi, berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal neraca.

Perubahan nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke saldo Ekuitas.

Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat penetapan pajak diterima, atau jika Perusahaan dan Anak Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan telah ditetapkan.

Biaya-biaya yang terjadi atas pendanaan kembali pinjaman jangka panjang ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang jangka waktu pinjaman tersebut (5 tahun).

Instrumen derivatif dicatat sebagai aset atau kewajiban dalam neraca dan diakui sebesar nilai wajar. Perubahan nilai wajar dari instrumen derivatif diakui secara periodik dalam laporan laba rugi atau ekuitas, sesuai dengan tujuan penggunaan instrumen tersebut. Perubahan nilai wajar dari instrumen derivatif yang diperlakukan sebagai lindung nilai atas nilai wajar diakui pada laporan laba rugi pada periode terjadinya, bersama dengan perubahan nilai dari variabel pokok yang dilindungi. Laba atau rugi dari instrumen derivatif yang dirancang sebagai lindung nilai arus kas dilaporkan sebagai bagian dari pendapatan lain-lain dalam ekuitas dan kemudian direklasifikasi ke pendapatan dalam periode yang dipengaruhi oleh variabel pokok yang dilindungi. Perubahan nilai dari instrumen derivatif yang tidak diperlakukan sebagai instrumen lindung nilai yang dianggap tidak efektif dicatat pada laba rugi pada saat terjadinya.

Berdasarkan kriteria tertentu untuk akuntansi lindung nilai yang disyaratkan PSAK No. 55, "Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktiva Lindung Nilai", kontrak komoditi berjangka yang ada pada Perusahaan dan PT Aneka Coffee Industry (ACI), Anak Perusahaan, tidak memenuhi persyaratan tersebut dan oleh karena itu tidak dikategorikan sebagai lindung nilai yang efektif untuk tujuan akuntansi. Dengan demikian, laba atau rugi yang timbul dari perubahan dalam nilai wajar kontrak komoditi berjangka yang digunakan Perusahaan dan ACI untuk mengelola risiko fluktuasi harga komoditi diakui secara langsung pada operasi.

(14)

r. Imbalan Kerja Karyawan

s. Pelaporan Segmen

t. Laba per Saham Dasar

u. Penggunaan estimasi

Sesuai PSAK No. 5 (Revisi 2000), "Pelaporan Segmen", segmen usaha menyajikan informasi produk atau jasa yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen usaha lain. Segmen geografis menyajikan informasi produk atau jasa pada wilayah ekonomi tertentu yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada wilayah ekonomi lain.

Perusahaan dan Anak Perusahaan mengelompokkan usaha mereka menjadi empat jenis industri yaitu pengolahan dan perdagangan hasil bumi, pabrik kopi bubuk dan instan, real estat dan perkebunan dan pengolahan hasil bumi untuk pelaporan segmen utama mereka.

Untuk pelaporan segmen sekunder, Perusahaan dan Anak Perusahaan mengelompokkan usaha mereka berdasarkan area geografis, yaitu Sumatera, Jawa dan Bali.

Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh selama tahun berjalan, sejumlah 1.440.000.000 lembar saham pada tahun 2014 dan 2013.

Perusahaan dan Anak perusahaan mengakui kewajiban imbalan kerja karyawan sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004), "Imbalan Kerja". Pernyataan ini mewajibkan Perusahaan mengakui seluruh imbalan kerja yang diberikan melalui program atau perjanjian formal dan informal, peraturan perundang-undangan atau peraturan industri, yang mencakup imbalan pasca-kerja, imbalan kerja jangka pendek dan jangka panjang lainnya, pesangon pemutusan hubungan kerja dan imbalan berbasis ekuitas.

Berdasarkan PSAK No.24 (Revisi 2004), perhitungan estimasi kewajiban untuk imbalan kerja karyawan berdasarkan Undang-undang ketenagakerjaan Tahun 2003 ditentukan dengan menggunakan metode aktuarial "Projected Unit Credit ". Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian diakui atas dasar metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diharapkan. Lebih lanjut, biaya jasa lalu atas pengenalan program manfaat pasti atau perubahan hutang imbalan dari program yang ada diamortisasi sepanjang periode sampai imbalan tersebut menjadi hak atau vested.

Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat estimasi-estimasi dan asumsi-asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan. Sehubungan adanya unsur ketidakpastian yang melekat dalam membuat estimasi, realisasi sebenarnya di masa yang akan datang dapat berbeda dengan estimasi tersebut.

(15)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)

Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Disajikan dalam Rupiah)

NAMA AKUN 2014 2013

3. KAS DAN SETARA KAS

Kas dan setara kas terdiri dari :

2014 2013

Pihak Ketiga Kas

Dalam Rupiah 3,990,940,320 4,411,044,176

Dalam Dolar Amerika Serikat (US$4.180 pada tahun 2014 dan

US$10.436 pada tahun 2013) 182,371,653 127,204,404

Jumlah 4,173,311,973 4,538,248,580

Bank

Rekening Rupiah

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 1,314,531,282

-PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 165,798,239 495,939,482

PT Bank Central Asia Tbk 10,766,535,237 7,127,092,503

PT Bank Danamon Indonesia Tbk 200,875,647 310,096,160

PT Bank Artha Graha 4,864,310,019 4,016,745,643

PT Bank DBS Indonesia 1,741,284,296 538,675,202

Citibank 165,201,355 341,420,632

The Hongkong and Shanghai Banking

Corporation Limited, Surabaya 458,902,281 494,075,848

Rekening Dolar Amerika Serikat

PT Bank Central Asia Tbk 1,007,318,939 3,028,264,292

PT Bank Danamon Indonesia Tbk 2,981,376,403 5,039,497,438

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 182,518,751 182,662,160

PT Bank DBS Indonesia 10,813,766,124 10,944,749,318

Citibank 5,838,863,841 16,938,807,570

The Hongkong and Shanghai Banking

Corporation Limited, Surabaya 202,175,919 473,318,494

Deposito Berjangka Rupiah

Mayapada Bank 3,351,880,338 3,227,995,676

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 3,543,025,000 3,592,525,000

Bank DBS Indonesia - 18,000,000,000

PT. Bank Artha Graha Dolar Amerika Serikat

Bank DBS Indonesia - 12,189,000,000

Jumlah 47,598,363,671 86,940,865,418

Jumlah Kas dan Setara Kas 51,771,675,644 91,479,113,998

Deposito berjangka memperoleh bun0ga dengan suku bunga tahunan berkisar antara 4,25% - 9,50% untuk Rupiah dan 0,25% - 0,50% untuk US$ pada tahun 2014 dan 7,25% - 9,50% untuk Rupiah dan 2,20% - 2,75% untuk US$ pada tahun 2013.

(16)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)

Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Disajikan dalam Rupiah)

4. PIUTANG USAHA

Piutang usaha terdiri dari :

2014 2013

Pihak ketiga

Perdagangan hasil bumi 48,006,129,804 68,050,246,986

Penjualan kopi bubuk dan instan

48,006,129,804

68,050,246,986

Cadangan kerugian penurunan nilai (92,252,740) (92,252,740)

Piutang Usaha dari Pihak Ketiga - neto 47,913,877,064 67,957,994,246

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lihat Catatan 5)

Penjualan kopi bubuk dan instan 6,821,690,855 2,839,529,938

Jumlah Piutang Usaha 54,735,567,919 70,797,524,184

Analisa umur dari piutang usaha tersebut adalah sebagai berikut :

2014 2013

Belum jatuh tempo 45,185,909,971 57,065,843,422

Jatuh tempo :

1 - 30 hari 8,535,287,740 13,193,110,292

31 - 60 hari 716,669,570 439,370,000

Lebih dari 60 hari 297,700,638 99,200,470

Jumlah 54,735,567,919 70,797,524,184

Sedangkan persentase dari jumlah (%) adalah sebagai berikut :

2014 2013

Belum jatuh tempo 82.553 80.604

Jatuh tempo :

1 - 30 hari 15.594 18.635

31 - 60 hari 1.309 0.621

Lebih dari 60 hari 0.544 0.140

Jumlah 100.000 100.000

Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak melakukan penyisihan atas piutang usaha karena manajemen berkeyakinan bahwa piutang usaha tersebut dapat ditagih seluruhnya dan berdasarkan pengalaman, Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak mempunyai kesulitan dalam menagih piutang usahanya.

Piutang usaha Perusahaan dan PT Aneka Coffee Industry, Anak Perusahaan, dijadikan sebagai jaminan atas hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang dan jangka pendek yang diperoleh dari PT Bank DBS Indonesia (Bank DBS) pada tahun 2014 dan 2013(catatan 15 dan 21).

(17)

Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Disajikan dalam Rupiah)

5. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI

Sifat Hubungan dengan Pihak yang mempunyai

Perusahaan dan Anak Perusahaan Hubungan Istimewa

(i) Pemegang saham Perusahaan

(ii) Perusahaan asosiasi

Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut: a.

2014 2013

Itochu Corp., Ltd.

(US$569,947 dan US$232,958 pada 30 Juni 2014

dan 31 Desember 2013) 6,821,690,855 2,839,529,938

b.

c.

Perusahaan dan Anak Perusahaan mempunyai transaksi usaha dan non usaha dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Sifat hubungan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut :

Innovest Offshore Ltd., Lion Best Holding., PT Aneka Bumi Prasidha, PT Aneka Agroprasidha dan Itochu Corporation, Jepang.

Dalam kegiatan sehari-hari, Perusahaan dan Anak Perusahaan menjual dan membeli barang dagangan tertentu pada tingkat harga yang normal kepada dan dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Penjualan kepada pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa merupakan penjualan kepada Grup Itochu sebesar Rp36.288.436.265,- atau 6,98% dari jumlah penjualan bersih pada 30 Juni tahun 2014 dan Rp77.353.313.733,- atau 6,04% dari jumlah penjualan bersih pada tahun 2013.

Perusahaan dan Anak Perusahaan memberikan pinjaman tanpa bunga kepada karyawan dengan kriteria tertentu sesuai dengan masing-masing jenjang kepegawaian. Pinjaman ini dilunasi melalui pemotongan gaji tiap bulan.

Itochu Corp., Ltd., Hongkong, Itochu Corp., Ltd., Taipei dan PT Itochu Indonesia

PT. Aneka coffee Industry (ACI), Anak Perusahaan, mengadakan perjanjian biaya komisi tanpa jangka waktu yang pasti dengan Itochu Corporation, Jepang (ITC), dimana ACI akan membayar beban komisi sebesar persentase tertentu dari nilai faktur penjualan komersial kepada pelanggan tertentu. Sebaliknya ITC, sebagai agen komisi, menjamin pembayaran pelanggan. Biaya komisi yang dibayarkan kepada ITC sebesar Rp356.710.084,- dan Rp770.334.986,- masing-masing pada 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 dan dicatat sebagai bagian dari akun "Beban Penjualan-Insentive Penjualan" dalam laporan laba rugi konsolidasi (Catatan 30).

Saldo piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar 0,60% dan 0,42% dari jumlah aset konsolidasi pada 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut

(18)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)

Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Disajikan dalam Rupiah)

6. PIUTANG LAIN-LAIN 2014 2013 Lain-lain 3,514,515,525 493,927,724 Jumlah 3,514,515,525 493,927,724 7. PERSEDIAAN Hasil Bumi: Bahan Baku Karet 33,627,471,615 41,836,425,963 Kopi 26,615,662,238 32,987,651,227 Bahan Olahan Karet 27,001,560,439 40,444,775,561 Kopi 62,501,301 2,705,454 Barang Jadi Kopi 58,975,729,547 25,650,657,005 Karet 43,351,261,217 63,106,878,532 189,634,186,357 204,029,093,742

Bahan Pembantu dan Pembungkus 26,350,936,450 13,578,353,341

Jumlah Persediaan 215,985,122,807 217,607,447,083

Persediaan terdiri dari persediaan barang dagangan, bahan penolong dan bahan pembantu produksi. Barang dagangan dapat berupa komoditas hasil bumi, kopi bubuk dan kopi instan serta tanah untuk pengembang.

Berdasarkan pengamatan terhadap kondisi persediaan pada akhir periode, manajemen berpendapat bahwa penyisihan untuk persediaan yang usang tidak diperlukan.

Persediaan milik Perusahaan yang diperoleh melalui pendanaan dari PT. Bank DBS Indonesia ("DBS") dan seluruh persediaan milik PT. Aneka Coffee Industry, Entitas Anak, kecuali bahan pembantu dan pembungkus, dijadikan sebagai jaminan atas pinjaman bank jangka pendek dan jangka panjang yang diperoleh dari DBS. Persediaan milik Perusahaan yang diperoleh melalui pendanaan dari PT. Bank Danamon Indonesia Tbk. ("BDI") kecuali bahan pembantu dan pembungkus, dijadikan sebagai jaminan atas pinjaman bank jangka pendek yang diperoleh dari BDI.

Pada tahun 2014 dan tahun 2013, biaya perolehan bahan baku, bahan olahan dan barang jadi karet dan kopi lebih rendah dibandingkan harga pasarnya, sehingga tidak diperlukan penghapusan nilai persediaan.

(19)

Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Disajikan dalam Rupiah)

8. PENYERTAAN SAHAM

Rincian penyertaan saham adalah sebagai berikut: 2014 2013

Biaya Perolehan/ Biaya Perolehan/

Nilai Tercatat Nilai Tercatat

Nama Perusahaan (Rp) (Rp)

Metode Biaya (Cost Method)

PT Bursa Berjangka Jakarta 3,027,557,649 3,027,557,649

PT Sarana Aceh Ventura 435,623,987 435,623,987

PT Sarana Bengkulu Ventura 10,000,000 10,000,000

Jumlah Penyertaan Saham 3,473,181,636 3,473,181,636

Pada akhir periode pelaporan, manajemen Perusahaan berpendapat bahwa tidak terdapat bukti yang objektif yang mengindikasikan bahwa penyertaan saham mengalami penurunan nilai

(20)

(Disajikan dalam Rupiah)

9. TANAMAN PERKEBUNAN

Tanaman perkebunan terdiri dari : - Tanaman menghasilkan

- Tanaman belum menghasilkan

Nilai buku untuk tanaman perkebunan menghasilkan telah habis pada Desember 2012.

Semua tanaman perkebunan tidak diasuransikan terhadap risiko kerugian atas kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu.

Anak perusahaan memiliki tanah seluas kurang lebih 590 hektar dan sampai dengan tanggal 30 Juni 2014, Anak Perusahaan telah menggunakan tanah tersebut untuk penanaman seluas kurang lebih 260 hektar.

Tanaman belum menghasilkan terdiri dari biaya sehubungan dengan penanaman kembali tanaman perkebunan seluas kurang lebih 70 hektar tanah, sampai dengan tanggal 30 Juni 2014, biaya yang terjadi sebesar

(21)

Rp2.353.424.279,-10. ASET TETAP

Aset tetap terdiri dari :

2014

Saldo Awal Penambahan/ Pengurangan/ Saldo Akhir Reklasifikasi Reklasifikasi

Nilai tercatat : Pemilikan langsung

Hak atas tanah 100,722,870,000 - - 100,722,870,000 Bangunan dan prasarana 118,944,942,742 - - 118,944,942,742 Jalan perkebunan 1,469,313,144 - - 1,469,313,144 Mesin dan peralatan 201,810,120,939 4,712,707,688 - 206,522,828,627 Peralatan kantor 8,738,524,634 311,215,915 - 9,049,740,549 Kendaraan 20,365,718,036 2,923,061,000 150,000,000 23,138,779,036 Aset dalam penyelesaian 4,112,171,553 - 3,419,073,023 693,098,530 Jumlah 456,163,661,048 7,946,984,603 3,569,073,023 460,541,572,628 Aset sewa pembiayaan 1,820,807,966 - 149,061,000 1,671,746,966

Jumlah Nilai Tercatat 457,984,469,014 7,946,984,603 3,718,134,023 462,213,319,594

Akumulasi penyusutan : Pemilikan langsung

Hak atas tanah - - - Bangunan dan prasarana 41,948,032,260 2,510,654,294 - 44,458,686,554 Jalan perkebunan 1,298,664,996 391,886 - 1,299,056,882 Mesin dan peralatan 120,138,006,110 6,049,945,870 - 126,187,951,980 Peralatan kantor 6,540,581,175 296,793,475 - 6,837,374,650 Kendaraan 11,763,621,093 1,495,788,734 38,020,833 13,221,388,994 Jumlah 181,688,905,634 10,353,574,259 38,020,833 192,004,459,060 Aset sewa pembiayaan 649,337,675 159,800,604 63,661,469 745,476,810 Jumlah Akumulasi Penyusutan 182,338,243,309 10,513,374,863 101,682,302 192,749,935,870

Nilai Buku 275,646,225,705 269,463,383,724

2013

Saldo Awal Penambahan/ Pengurangan/ Saldo Akhir Reklasifikasi Reklasifikasi

Nilai tercatat : Pemilikan langsung

Hak atas tanah 100,722,870,000 - - 100,722,870,000 Bangunan dan prasarana 118,464,749,274 480,193,468 - 118,944,942,742 Jalan Perkebunan 1,469,313,144 - - 1,469,313,144 Mesin dan peralatan 191,665,856,017 10,147,483,103 3,218,181 201,810,120,939 Peralatan kantor 8,175,599,626 621,500,282 58,575,274 8,738,524,634 Kendaraan 17,790,982,267 2,920,527,077 345,791,308 20,365,718,036 Aset dalam penyelesaian 958,681,690 3,290,253,331 136,763,468 4,112,171,553 Jumlah 439,248,052,018 17,459,957,261 544,348,231 456,163,661,048 Aset sewa pembiayaan 5,576,603,464 - 3,755,795,498 1,820,807,966 Jumlah Nilai Tercatat 444,824,655,482 17,459,957,261 4,300,143,729 457,984,469,014 Akumulasi penyusutan :

Pemilikan langsung

Hak atas tanah - - - Bangunan dan prasarana 36,721,002,293 5,227,029,967 - 41,948,032,260 Jalan Perkebunan 1,213,340,922 85,324,074 - 1,298,664,996

Mesin dan peralatan 106,766,828,001 13,374,396,291 3,218,182 120,138,006,110 Peralatan kantor 5,587,422,258 1,003,652,296 50,493,379 6,540,581,175 Kendaraan 9,736,621,532 2,331,894,264 304,894,703 11,763,621,093 Jumlah 160,025,215,006 22,022,296,892 358,606,264 181,688,905,634 Aset sewa pembiayaan 1,746,603,731 889,103,037 1,986,369,093 649,337,675 Jumlah Akumulasi Penyusutan 161,771,818,737 22,911,399,929 2,344,975,357 182,338,243,309

(22)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)

Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Disajikan dalam Rupiah)

11. TAGIHAN PAJAK DAN ASET PAJAK TANGGUHAN

2014 2013

Pajak Pertambahan Nilai 5,103,984,362 5,206,619,911

Pajak Penghasilan :

Pasal 22 1,311,494,095 61,828,441

Pasal 23 50,491,005

-Pasal 25 11,633,378,520 922,047,404

Jumlah 18,099,347,982 6,190,495,756

Penyusutan dan amortisasi yang dibebankan pada beban pokok penjualan sebesar Rp6.590.287.606,- untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2014. Penyusutan dan amortisasi yang dibebankan pada beban umum dan administrasi sebesar Rp1.437.709.055,- untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2014.

Hak atas tanah seluas 5.473 meter persegi masih dalam proses pengalihan menjadi atas nama Perusahaan dan Anak Perusahaan. Selain itu Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki Hak Guna Bangunan atas tanah di berbagai lokasi untuk periode yang berkisar dari 20 sampai 30 tahun dan dapat diperpanjang.

Aset tetap Perusahaan dan PT Aneka Coffee Industry (ACI) , Anak Perusahaan, dijadikan sebagai jaminan atas utang jangka pendek dan utang jangka panjang yang diperoleh dari PT Bank DBS Indonesia (Bank DBS) pada tahun 2014 dan 2013. Sebagai tambahan, mesin dan peralatan milik PT Prasidha Aneka Niaga cabang Bandar Lampung, dijadikan sebagai jaminan atas utang jangka pendek dan utang jangka panjang yang diperoleh dari Bank DBS pada tahun 2014 dan 2013.

Aset tetap, kecuali hak atas tanah, telah diasuransikan terhadap risiko kerugian atas kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar US$48.380.800 dan Rp16.690.846.250,- yang berdasarkan pendapat manajemen adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 46 mengisyaratkan adanya pemisahan antara aset pajak kini dan aset pajak tangguhan. Aktiva pajak kini yang berupa tagihan pajak atas pajak penghasilan periode berjalan terdiri dari:

Sedangkan aset pajak tangguhan merupakan jumlah pajak penghasilan terpulihkan (recoverable) pada periode mendatang sebagai akibat adanya beda waktu yang boleh dikurangkan dan sisa kompensasi kerugian. Aset pajak tangguhan Perusahaan dan Anak Perusahaan sebesar Rp5.414.605.941,- untuk periode 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013.

Berdasarkan pertimbangan manajemen, tidak terdapat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset tetap pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013.

(23)

Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Disajikan dalam Rupiah)

12. PINJAMAN BANK JANGKA PENDEK

Saldo utang-utang tersebut adalah sebagai berikut :

2014 2013

Dalam Dolar Amerika Serikat PT Bank DBS Indonesia

(US$10.974.754 dan US$13.357.850 131,356,831,468 162,818,834,259

pada 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013)

PT. Bank Danamon Indonesia 32,316,300,000 39,004,800,000

(US$2.700.000 dan US$3.200.000

pada 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013)

Jumlah Pinjaman Bank Jangka Pendek 163,673,131,468 201,823,634,259

Utang jangka pendek ini dikenakan bunga tahunan yang berkisar antara :

2014 2013

% %

Dalam Rupiah

Dalam Dolar Amerika Serikat (Bank DBS) Cost Of Fund + 2,75 % Cost Of Fund + 2,75 %

Dalam Dolar Amerika Serikat (Bank Danamon) Cost Of Fund + 4,50 % Cost Of Fund + 4,50 %

a. PT. Bank DBS Indonesia ("DBS")

Berdasarkan Perjanjian Kredit antara Perusahaan dan DBS pada tanggal 18 Desember 2006, yang terakhir diperbaharui pada tanggal 16 Desember 2013, yang jatuh tempo pada tanggal 15 Maret 2014. DBS setuju untuk memberikan fasilitas - fasilitas sebagai berikut :

Tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari DBS dan BDI Perusahaan tidak diperbolehkan untuk, antara lain, menjual harta/kekayaan, aset tetap, menjaminkan asetnya kepada pihak ketiga, memberikan jaminan kepada pihak ketiga, menerima atau memberikan pinjaman dari/kepada bank lain/institusi keuangan atau kepada pihak lainnya, merubah sifat dari bisnis, melakukan perubahan anggaran dasar, pemegang saham, manajemen, saham dan melakukan merger atau akuisisi.

Setiap tiga bulan, perusahaan harus mempertahankan rasio kemampuan membayar bunga (interest coverage ratio ) sebesar minimum 2 kali, rasio utang terhadap ekuitas maksimum sebesar 1,50 kali dan rasio utang terhadap EBITDA maksimum sebesar 4,25 kali. Di samping itu, Perusahaan juga harus mempertahankan rasio lancar sebesar minimum 100% dan nilai aset neto sebesar minimum 125 milyar.

- Fasilitas pembiayaan pre-export financing (Fasilitas B) dengan batas maksimum sebesar US$9.000.000, untuk kebutuhan modal kerja Perusahaan.

- Fasilitas modal kerja dalam bentuk Collateral Monitoring Agreement (Fasilitas C) dengan batas maksimum sebesar

US$15.000.000, untuk kebutuhan modal kerja Perusahaan.

Pinjaman jangka pendek dari DBS tersebut dikenakan tingkat bunga tahunan sebesar cost of fund ditambah dengan persentase margin sebesar 2,75% dan dibayar setiap 3 bulanan

Sehubungan dengan Amandemen Ketujuh Perjanjian Kredit, Perusahaan mengadakan Perjanjian Pengawasan Agunan dengan DBS dan Sucofindo pada tanggal 11 April 2011. berdasarkan perjanjian ini Perusahaan dan DBS menunjuk Sucofindo untuk mengawasi pergerakan barang yang terdapat di penyimpanan yang ditunjuk dengan rincian aktivitas seperti yang ditetapkan dalam perjanjian tersebut.

b. PT. Bank Danamon Indonesia ("BDI")

Pinjaman jangka pendek kepada BDI merupakan utang untuk fasilitas open account financing ("OAF") yang jatuh tempo pada tanggal 27 September 2014.

Pada tanggal 27 September 2012, Perusahaan menerima surat persetujuan dari DBS, dimana DBS menyetujui peningkatan penarikan atas fasilitas OAF dari BDI menjadi sebesar US$10.000.000 dengan persyaratan yang sama dengan fasilitas modal kerja sebelumnya.

Sehubungan dengan Perjanjian Kredit Perusahaan mengadakan Perjanjian Pengawasan atas Jaminan dengan BDI dan PT. Superintending Company of Indonesia ("Sucofindo") pada tanggal 23 November 2009. Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan dan BDI menunjuk Sucofindo untuk mengawasi pergerakan barang yang terdapat di tempat penyimpanan yang ditunjuk dengan rincian aktivitas seperti yang ditetapkan dalam perjanjian tersebut. Setiap tiga bulan, perusahaan harus mempertahankan rasio lancar minimum 125%, rasio utang terhadap ekuitas maksimum sebesar 3 kali dan rasio EBITDA terhadap kewajiban bunga dan pokok pinjaman jangka panjang minimum sebesar 1,25 kali.

(24)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)

Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Disajikan dalam Rupiah)

13. UTANG USAHA

2014 2013

Pihak ketiga

Perdagangan hasil bumi 10,080,615,782 7,126,761,834

Jumlah 10,080,615,782 7,126,761,834 14. BEBAN AKRUAL 2014 2013 Gaji Listrik,Air,Telepon 2,023,653,327 2,571,432,542 Bunga 623,715,674 905,231,355 Komisi Penjualan 196,883,904 244,637,252 Lain-lain 1,053,635,022 1,563,719,338 Jumlah 3,897,887,927 5,285,020,487

15. UTANG PAJAK DAN LIABILITAS PAJAK TANGGUHAN

2014 2013

Taksiran utang pajak penghasilan

Pajak Pertambahan Nilai 593,709,122 1,191,611,084

Pajak Penghasilan : Pasal 21 438,526,395 1,918,510,313 Pasal 22 162,994,714 238,633,829 Pasal 23 11,758,167 169,148,874 Pasal 25 6,861,517,748 1,788,881,833 Pasal 26 - 20,263,353 Pasal 4(2) Final 28,295,520 325,737,640 Pasal 29 - 4,788,554 Jumlah 8,096,801,666 5,657,575,480 2014 2013

Liabilitas Pajak Tangguhan 1,222,277,108 1,019,151,032

Jumlah 1,222,277,108 1,019,151,032

Utang usaha ini terutama merupakan hutang kepada pemasok atas pembelian bahan baku, perlengkapan pabrik dan lain-lain yang terdiri dari:

Akun ini merupakan akun dari biaya biaya yang masih harus dibayarkan oleh perusahaan di bulan berikutnya :

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 46 mengisyaratkan adanya pemisahan antara kewajiban pajak kini dan kewajiban pajak tangguhan. Liabilitas pajak kini yang berupa hutang pajak atas pajak penghasilan periode berjalan terdiri dari:

Sedangkan kewajiban pajak tangguhan merupakan jumlah pajak penghasilan terhutang untuk periode mendatang sebagai akibat adanya beda waktu kena pajak (Taxable temporary differences). Kewajiban pajak tangguhan Perusahaan dan Anak Perusahaan sebagai berikut:

(25)

Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Disajikan dalam Rupiah)

16. LIABILITAS JANGKA PANJANG

Pinjaman jangka panjang terdiri dari :

2014 2013

Bank DBS Indonesia

( US$272,800 pada 31 Desember 2013) - 3,325,159,200

Jumlah - 3,325,159,200

Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun

(US$272.800 pada 31 Desember 2013) - 3,325,159,200

Biaya Pendanaan yang jatuh tempo dalam waktu

Jumlah liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo

dalam waktu satu tahun - 3,325,159,200

Jumlah liabilitas jangka panjang -

-Fasilitas pinjaman yang diperoleh Perusahaan adalah sebagai berikut: PT Bank DBS Indonesia ("DBS")

Pada tanggal 19 Juni 2012, ACI dan DBS melakukan perubahan Perjanjian Fasilitas Bank untuk mengubah provisi tertentu pada perjanjian no.246 tanggal 26 Juli 2011 sebagai berikut :

* Fasilitas ATL tersedia sampai dengan batas maksimum sebesar US$818.200 dengan masa penarikan maksimum masing-masing 3 tahun dan tenggang waktu 6 bulan dari tanggal perjanjian.

Fasilitas ini akan jatuh tempo pada 26 Juli 2014 atau pada tanggal fasilitas ini dihentikan. * Fasilitas RCF tersedia sampai dengan batas maksimum sebesar US$1.000.000 dengan masa penarikan maksimum masing-masing 3 bulan dari tanggal penerbit. Fasilitas ini akan jatuh tempo pada tanggal 26 Juli 2013 atau pada tanggal fasilitas ini dihentikan.

Pada tanggal 24 Oktober 2013, ACI dan DBS melakukan perubahan kedua Perjanjian Fasilitas Bank untuk merubah provisi tertentu pada perjanjian no. 246 tanggal 26 Juli 2011 sebagai berikut :

- Term and Revolving Loan

PT. Aneka Coffee Industry ("ACI"), Entitas anak dan DBS melakukan Perjanjian Fasilitas Bank, sebagaimana tercatat pada akta Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi No. 246 tanggal 26 Juli 2011, dimana DBS setuju memberikan ACI fasilitas pinjaman di bawah ini :

* Amortizing Term Loan Facility ("ATL")

Fasilitas ATL tersedia sampai dengan maksimum US$1.000.000 dengan masa penarikan maksimum masing - masing 3 tahun dan tenggang waktu 6 bulan dari tanggal perjanjian. ATL bertujuan untuk membiayai pengeluaran modal ACI. ATL mempunyai tingkat bunga tahunan sebesar cost of fund dari DBS ditambah persentase marjin 2%.

Biaya fasilitas sebesar 1,25% tetap per tahun berdasarkan total nilai fasilitas ATL.

Biaya komitmen sebesar 1% per tahun dari fasilitas ATL yang tidak digunakan oleh ACI (Undraw Portion)

* Uncommitted Revolving Credit Facility ("RCF")

Fasilitas RCF tersedia dengan batas maksimum US$1.000.000 dengan masa penarikan maksimum masing - masing 3 bulan dari tanggal penerbitan. Tingkat suku bunga tahunan RCF adalah cost of fund DBS ditambah persentase marjin 1,5%.

Biaya fasilitas sebesar 0,75% per tahun dari total nilai RCF.

Fasilitas pinjaman tersebut dijamin dengan hak tanggungan pertama atas sertifikat tanah no. 588 milik ACI yang berlokasi di Trosobo, Sidoarjo dan penyerahan rekening bank ACI yang dibukukan DBS. Tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari DBS, ACI tidak diperbolehkan untuk, antara lain, mengubah struktur atau komposisi pemegang saham, membagikan dividen, memperoleh fasilitas pinjaman baru dan mengubah bentuk usahanya.

(26)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)

Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Disajikan dalam Rupiah)

17. KEWAJIBAN SEWA PEMBIAYAAN

Tahun 2014 2013 2014 495,344,568 544,687,503 2015 668,910,144 313,381,504 2016 379,746,000 -2017 31,645,500 -Jumlah 1,575,646,212 858,069,007

Dikurangi bagian bunga 216,885,676 72,204,680

Dikurangi bagian beban lain lain

Nilai tunai pembayaran pembiayaan minimum 1,358,760,536 785,864,327

Dikurangi kewajiban sewa pembiayaan yang jatuh

tempo dalam satu tahun 378,805,323 490,631,335

Kewajiban sewa pembiayaan jangka panjang 979,955,213 295,232,992

18. LIABILITAS IMBALAN KERJA JANGKA PANJANG

Pada tanggal 30 Juni 2014, liabilitias imbalan kerja karyawan sebesar Rp35.493.973.154,- dan 31 Desember 2013 sebesar Rp35.496.473.154,- disajikan sebagai akun "Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang"

Perusahaan dan Anak Perusahaan mengadakan perjanjian sewa pembiayaan untuk pembelian aset tetap yang berakhir pada berbagai tanggal dengan hak opsi untuk membeli aset sewa pembiayaan tersebut pada akhir masa sewa pembiayaan.

Pembayaran angsuran atas hutang pokok dan bunga berdasarkan perjanjian sewa pembiayaan diatas adalah sebagai berikut:

* Fasilitas ATL dengan saldo US$363.700 pada tanggal 21 Oktober 2013 tersedia dengan batas maksimum sebesar dengan masa penarikan maksimum masing-masing 3 tahun dan tenggang waktu

6 bulan dari tanggal perjanjian. Fasilitas ini jatuh tempo pada 26 Juli 2014 atau pada tanggal fasilitas ini dihentikan.

* Fasilitas RCF tersedia sampai dengan batas maksimum sebesar US$1.000.000 dengan masa penarikan maksimum masing-masing 3 bulan dari tanggal penerbit. Fasilitas ini akan jatuh tempo pada tanggal 26 juli 2014 atau pada tanggal fasilitas ini dihentikan.

Pada tanggal 5 September 2013, ACI dan DBS menyetujui bahwa tingkat suku bunga bank dalam perjanjian pemberian fasilitas akan dikonversi dari US$ SIBOR menjadi US$ LIBOR, efektif sejak 1 Januari 2014. Pada tanggal 21 November 2013, DBS menyetujui permintaan penerbitan letter of credit ACI dengan jumlah maksimum US$776.000, menggunakan fasilitas RCF. Tanggal jatuh tempo letter of credit maksimal 1 tahun dan 2 bulan dan tidak ada perpanjangan waktu.

(27)

Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Disajikan dalam Rupiah)

19. KEPENTINGAN NON PENGENDALI

Rincian bagian kepentingan nonpengendali atas aset bersih dan laba bersih Entitas Anak yang dikonsolidasi adalah sebagai berikut :

2014 2013

PT. Aneka Coffee Industry 88,415,066,208 92,764,420,302

PT. Aneka Bumi Kencana 1,000,000 1,000,000

PT. Indoarabica Mangkuraja (2,942,852,216) (1,165,565,630)

Jumlah 85,473,213,992 91,599,854,672

20. MODAL SAHAM

Jumlah Saham

Ditempatkan dan Persentase

Pemegang Saham Disetor Penuh Pemilikan Jumlah

Innovest Offshore Ventures Ltd. 675,754,545 46.93 118,257,045,375

Igianto Joe 272,378,790 18.92 47,666,288,250

PT Aneka Bumi Prasidha 136,500,000 9.48 23,887,500,000

PT Aneka Agroprasidha 114,000,000 7.92 19,950,000,000

Lion Best Holdings Limited 111,866,665 7.77 19,576,666,375

Agus Soegiarto 20,051,000 1.39 3,508,925,000

H. Sjamsul Bachri 2,157,000 0.15 377,475,000

Didik Tandiono 600,000 0.04 105,000,000

Moenardji Soedargo 450,000 0.03 78,750,000

Jeffry Sanusi Soedargo 450,000 0.03 78,750,000

Widyono Lianto 78,000 0.01 13,650,000

Masyarakat 105,714,000 7.34 18,499,950,000

Jumlah 1,440,000,000 100.00 252,000,000,000

Jumlah Saham

Ditempatkan dan Persentase

Pemegang Saham Disetor Penuh Pemilikan Jumlah

Innovest Offshore Ventures Ltd. 675,754,545 46.93 118,257,045,375

Igianto Joe 272,378,790 18.92 47,666,288,250

Lion Best Holdings Limited 136,500,000 9.48 23,887,500,000

PT Aneka Bumi Prasidha 114,000,000 7.92 19,950,000,000

PT Aneka Agroprasidha 111,866,665 7.77 19,576,666,375

Agus Soegiarto 20,051,000 1.39 3,508,925,000

H. Sjamsul Bachri 2,157,000 0.15 377,475,000

Didik Tandiono 600,000 0.04 105,000,000

Moenardji Soedargo 450,000 0.03 78,750,000

Jeffry Sanusi Soedargo 450,000 0.03 78,750,000

Widyono Lianto 78,000 0.01 13,650,000

Masyarakat 105,714,000 7.34 18,499,950,000

Jumlah 1,440,000,000 100.00 252,000,000,000

Pada tanggal 31 Maret 2014 rincian pemilikan saham Perusahaan dengan nilai nominal Rp175,- per saham adalah sebagai berikut:

Pada tanggal 31 Desember 2013 rincian pemilikan saham Perusahaan dengan nilai nominal Rp175,- per saham adalah sebagai berikut:

Berdasarkan Akta a Notaris nomor 266 tanggal 29 Nopember 2011 Notaris DR. Irawan Soerodjo SH, MSi, Perusahaan menyetujui untuk melakukan Kuasi Reorganisasi agar laporan posisi keuangan konsolidasian Perusahaan dapat menunjukkan posisi keuangan yang lebih baik tanpa dibebani oleh defisit masa lampau. Sesuai dengan PSAK Nomor 51 Kuasi Reorganisasi merupakan prosedur akuntansi yang mengatur entitas merestrukturisasi ekuitasnya dengan menghilangkan defisit yang pada tanggal 30 Juni 2011 sebesar Rp568.139.742.943,-. Perusahaan melakukan penurunan nilai nominal saham Perusahaan dari Rp500,- per lembar saham menjadi Rp175,- per lembar saham sehingga modal disetor dari Rp720.000.000.000,- menjadi Rp252.000.000.000,-, sehingga terjadi tambahan modal disetor sebesar Rp468.000.000.000,-. Perusahaan juga melakukan penilaian kembali aset dan kewajibannya dimana tambahan nilai aset hasil penilaian kembali akan di set off dengan defisit Perusahaan.

Kuasi Reorganisasi Perusahaan efektif secara hukum sejak terbitnya Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-04784.AH.01.02. Tahun 2012 tentang "Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan" pada tanggal 30 Januari 2012.

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi terdiri atas empat pilihan utama yaitu (1) pilihan untuk proses pencarian dan pengenalan motif batik yaitu dengan mengisikan masukan citra uji

Adapun variabel yang hendak diteliti adalah Kebijakan Dividen yang merupakan variabel bebas diproksikan terhadap Dividend Payout Ratio dan Nilai Perusahaan yang merupakan

Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut Peraturan Daerah ini diwajibkan untuk membayar retribusi atas pelayanan yang tersebut pada Pasal 4

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada 500 responden pengguna jasa transportasi online (konsumen) disekitar kota Tangerang Selatan sebanyak 310

pembelajaran fisika berbasis inkuiri dengan menyertakan kegiatan diskusi dan debat tentang fisika dan dikaji bagaimana partisipasi dan kualitas argumen siswa saat

Indriyanti (2007) memaparkan bahwa komunikasi antara orang tua dan anak yang ada dapat membantu anak dalam menghadapi masalah perilaku seks pranikah yang terjadi karena

Terdapat dua analisis keuangan yang cukup penting bagi pelaku investor saham antara lain, analisis fundamental yaitu dengan memperkirakan harga saham di masa yang akan datang