• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) DI DESA SINDANGRAJA KECAMATAN JAMANIS KABUPATEN TASIKMALAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) DI DESA SINDANGRAJA KECAMATAN JAMANIS KABUPATEN TASIKMALAYA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 1, No. 3Bulan November 2020, ISSN: 2722-2438

IMPLEMENTASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

(BUMDES) DI DESA SINDANGRAJA KECAMATAN JAMANIS

KABUPATEN TASIKMALAYA

Dasep Dodi Hidayah1

1 STIA YPPT Priatim Tasikmalaya * dasephidayah89@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Implementasi Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa Sindangraja Kecmatan Jamanis Kabupaten Tasikmalaya. Metode deskriftif kualitatip merupakan metode yang penulis gunakan dan dalam pengumpulan datanya dengan wawancara, observasi dan dokumentasi, adapun hasil dari penelitian ini pada dasarnya program BUMDes di ddesa Sindangraja sudah berjalan hanya saja masih belum optimal, ada bagian-bagian yang harus lebih ditingkatkan yaitu yang berkaitan dengan pengelolaannya, peningkatan perekonomian, peningkatan pendapatan asli Desa dan peningkatan potensi Desa. Sehingga keberadaan BUMDes bissa menjadi salah satu organisasi pendoronng meningkatnya tingkat perekonomian Desa.

Kata kunci:

Implementasi Kebijakan, Badan Usaha Milik Desa

ABSTRACT Key word:

Policy Implementation, Village Owned Enterprise

The purpose of this research is to find out how to implement the management of village-owned enterprises (BUMDes) in Sindangraja Village, Kecmatan Jamanis, Tasikmalaya Regency. The qualitative descriptive method is the method that the author uses and in collecting data by interviewing, observing and documenting, the results of this study are basically the BUMDes program in Sindangraja village, but it is still not optimal, there are parts that need to be improved, namely those related to with its management, increase the economy, increase the village's original income and increase the potential of the village. So that the existence of BUMDes can be one of the supporting organizations to increase the level of the Village economy.

PENDAHULUAN

BUMDes dalam pelaksanaannya bisa di kategorikan menjadi lembaga keuangan Desa atau yang bergerak di bidang transaksi keuangan atau bisnis dengan maksud sebagai salah satu untuk menopang perekonoian Pemerintahan Desa dan Warganya. Dari UU N0 6/2014 baha BUMDesa memiliki peran untuk menopanng perekonomian spesiiknnya terkait keuangan desa di wilayanya.

(2)

27

Acuan hukumtentang pengelolaan BUMDes semakin semakin nyata melaui Permendesa No. 4/2015 mengenai BUMDes. Didalam Permendesa No. 4/2015 diuraikan dengan jelas dan rinci mengenai tatacara pemdirian dari sebuah badan atau organisasi Badan usaha Milik desa tersebut.

Desa Sindangraja merupakan contoh dari sebagian desa lain terutama dari cara mengelola BUMdesnya, Desa Sindangraja merupakan Desa yang masyarakat disana mayoritas mata pencaharian sebagai petani dan pedagang dan BUMDes Sindangraja telah berdiri selama 3 tahun terhitung dari tahun 2018 sampai sekarang setelah pemerintah desa bersama-sama dengan masyarakat desa mengadakan musyawarah desa untuk pembentukan BUMDes. Program yang dilaksanakan BUMDes yaitu mengelola sebuah toko kelontongan yang disediakan untuk para pedagang kecil maupun kebutuhan pertanian dan kebutuhan masyarakat secara langsung. Hanya saja dalam pelaksanaan program BUMDes di Desa Sindangraja tersebut terdapat kendala yang dijumpai terutama yang berkaitan dengan SDM dan fasilitas, padahal SDM sebagai aset penting dalam sebuah organisasi yang berperan sebagai mesinnya organisasi.

Selain itu BUMDes sebagai salah satu usaha penopang perekonomian masyarakat yang tidak terlepas dari sorotan berbagai pihak, hal ini penulis yang di peroleh dalam penjajagan di BUMDes Sindangraja dimana masih banyak kendala dalam pengelolaan BUMDes yaiti seperti yang di sampaikan tadi yang berkaitan dengan SDM yang paling utama bahkan terkadang terjadi ketidak kompakan antar pengurus, selain itu juga masih terkendala masalah fasilitas.

Kendala-kendala tersebut haruslah seoptimal mungkin di carikan jalan keluar. Hal ini tentu dengan harapan pengelolaan BUMDes yang mampu di kekola dengan baik dan mampu menopang perekonomian masyarakat.

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut (Winarno, 2012, p. 65) berpendapat bahwa berbicara implementasi kebijakan itu yang berkaitan dengan proses usaha dalam melaksanakan secara teknis dari sebuah keputusan.

variabel yang mempengaruhi kinerja kebijakan (Agustino, 2008, p. 142) 1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan

2. Sumber Daya

3. Karakteristik pelaksana teknis. 4. Sikap atau Kecenderungan.

5. Komunikasi antara organisasi dan aktivitas pelaksana 6. Lingkungan ekonomi, sosial, dan politik

Hal-hal yang selaras dapat dilihat dari element-elemen yang ada dalam sebuah indikator diatas tadi yang berkaitan dengan implementasi dari sebuah kebijakan terkait dengan pengelolaan dari badan usaha Milik sebuah desa dimana dalam hal ini organisasi tersebut milik dari desa Sindangraja. Kenapa hal ini perlu di jabarkan dan di bahas, dikarenakan berbicara masalah pengelolaan sebuah organisasi perlu adanya konsep komunikasi dan

(3)

28

koordinasi dengan baik, bisa dengan organisasi di atasnya maupun dengan antar bagian di dalam organisasi tersebut, seperti kalau pemerintah Desa ada organisasi di atasnya yang lebih spesiik membina yaitiu Pemerintah kabupaten melalui Dinas yang khusu menaungi Desa. Seperti ketika berbicara masalah BUMDes maka organisasi diatasnya harus membuat aturan secara teknis untuk menaungi organisasi tersebut selain dari peraturan yang lebih tingi laiinya baik yang berupa undang-undang maupun peraturan pemerintah. Dan dengan adanya BUMDes ini khususnya di Desa Sindangraja diharapkan menjadi salahsatu penggerak ekonomi masyarakat.

METODE

Pendekatan deskriptif kualitatif merupakan metode yang dipaakai penulis dalam penelitian ini, yaitu yang digali mengarah kepada gejala, fakta dan yang lainnya (Danim, 2012, p. 41) memberikan ciri-ciri dominan dari penelitian deskriptif yaitu :

1. Bersifat mendeskripsikan kejadian atau peristiwa yang bersifat faktual. 2. Dilakukan dengan survei.

3. Bersifat mencari informasi faktual dan dilakukan secara mendetail.

4. Mengidentifikasi masalah-masalah atau untuk mendapatkan justifikasi keadaan dan praktik-praktik yang sedang berlangsung.

5. Mendeskripsikan subyek yang sedang dikelola oleh kelompok orang tertentu dalam waktu bersamaan.

Adapun yang telah dijadikan informan atau yang di wawancarai dalam penelitian ini terdiri dari :.

1. Kepalaa Desa Sindangraja 2. Direktur BUMDes

3. Anggota BUMDes 4. Masyarakat sekitar

Kemudian dalam teknik pengumpulan data menggunakan konsep atau cara studi kepustakaan dan studi lapangan. Observasi dilakukan secara langsung terhadap pengelolaan BUMDes di Desa Sindangraja Kecamatan Jamanis Kabupaten Tasikmalaya, kemudian dengan melalui Wawancara Mendalam (Depth Interview), terhadap informan tadi, dan selain itu teknik dokumentasi juga di gunakan sebagai cara untuk mengumpulkan dokumen dan data lainnya yang dianggap perlu oleh penulis.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Merujuk kepada cikal bakal didirikannhya Badan Usaha Milik Desa di Desa Sindangraja, yang mana gagasannya dibentuk dalam rangka mensejahterakan masyarakat. Program BUMDes di Desa Sindangraja berdiri pada tahun 2015 dengan dasar Peraturan Desa No. 7 Tahun 2015. Dalam membentuk BUMDes, Desa harus membuat peraturan desanya yaitu Peraturan Desa No. 7 Tahun 2015, peraturan ini dibuat berdasarkan amanat dari Permendesa PDTT Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa. Selain itu, dalam membentuk BUMDes juga, pemerintah Desa Sindangraja mengikuti prosedur yang telah dimuat dalam

(4)

Undang-29

Undang Nomor 6 Tahun 2014 . Dalam membentuk BUMDes, Pemerintah Desa Sindangraja mengacu pada Permendesa tadi. Namun setelah melihat BUMDes di Kabupaten Tasikmalaya mulai tumbuh satu persatu di desa-desa, Kabupaten Tasikmalaya mengeluarkan Perda No. 6 Tahun 2016 tentang BUMDes sebagai turunannya. Setelah ditelaah didalam Perda 6/2016 dengan Perdes 7/2015 sebagai landasan dari BUMDes Saluyu Desa Sindangraja tidak ada perbedaan dalam masa bakti kepengurusan dimana dalam Perda Nomor 6 Tahun 2016 menyebutkan masa baktu pelaksana operasional diatur dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga BUM Desa.

Merujuk kepada uraian diatas penulis menangkap adanya sinergitas anntara pemerintah di atasnya dalam mewujudkan peraturan yang melindungi organisasi Bumdes tersebut, karena dalam permendessa tersebut dicantumkan bahwa Pemerintahan Daerah’ harus merumuskan landasan-landasan hukum paling lama satu tahun setelah Permendesa PDTT dikeluarkan, artinya pada tahun 2016 pemerintah daerah Kabupaten Tasikmalaya langasung mengeluarkan aturannya.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan memang masih menunjukan adanya kendala yang berkaitan dengan SDM, berbicara SDM memnga tidak hanya Sumber Daya Manusia tetapi juga dalam hal ini sumberdaya finansial masuk didalamnya. Berbicara sumberdaya finansial dalam BUMDes ini memnag sangat tergantung dari anggaran tersebut dari dana Desa, yang mana dari dana inilah pelaksanaan program itu bisa dilaksanakan yaitu program untuk simpan pinjam dan untuk warung sembako. Berbicara bagian sikap penerimaan yang dimaksud merupakan bagian dari penerimaan sikap kelembagaan dalam kata lain penguatan pengelolaan BUMDes itu sendiri yang tentunya harus merujuk kepada peraturan perundang-undanngan yang mengaturnya. Perhatian pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya dalam membuat semua aturan terkait hal itu memang perlu di apresiasi tinggal implementasinya dari peraturan tersebut dan juga pendampingan terhadap pemerintah Desa yang paling penting, yang tentunya didalamnya banyak hal yang berkaitan dengan pengelolaan BUMDes itu sendiri.

Point keempat yaitu pengkomunikasian dan pengkoordinasian sesama bagian. Maksudnya adalah komunikasi antar elemen yang berkaitan dengan pengelolaan BUMDes tersebut baik yang berasal dari pemerintytah di atasnya maupun internal

pemerintahan Desa dan pengelolanya, penggunaan pengkomunikasian dan

pengkoordinasian dengan baik maka semua program akan terkomunikasikan dengan baik pula, kenapa hal ini wajib dilakukan karena aktifitas semua bagian itu berbeda-beda dan perlu adanya komunikasi dan koordinasi antar bagian tersebut.

Program yang telah berjalan selama ini adalah simpan pinjam dan warung sembako yang menyediakan kebutuhan rumah tangga dan berbagai bahan kebutuhan sembako. Dibangunnya Unit Usaha Rumah Toko ini diharapkan masyarakat bisa berbelanja

(5)

30

maupun menjual hasil produk UMKM mereka dengan menggunakan modal dari simpan-pinjam walaupun masih belum berjalan secara optimal.

Point selanjutnya masih terkendala maslaha pengelola yang masih belum fahm dikarenakan memang pemahamannya kurang terkait pengelolaan BUMDes tersebut terutama yang berkaitan dengan masalah teknologi yang mengakibatkan knsep administrasi masih manual..

Selanjutnya yaitu lingkungan ekonomi, sosial, dan politik. Pada prinsipnya dilapangan bahwa pelaksanaan atau pengelolaan organisasi ini sesuai dengan arahan dan keharusan dari pemerintah terutama kementerian yang mengeluarjan peraturan tersebut terutama peraturan yang berkaitan dengan keuangan Desa. Dan adapun pembentikan organisasi Badan Usaha Milik Desa di Desa Sindangraja sendiri sudah di bentu sejak tahun 2015 hanya saja pelaksanaan pengelolaannya baru tiga tahun terahir ini, padahal hal yang paling utamanya adalah pelaksanaan pengelolaanya dikarenakann itu lanngkah konkrit adanya bentuk sebuah organisasi tapi setidaknnya sekarang sudah berjalan walaupun dalam keadaan yang masih banyaak perbaikan di berbagai sektor terutama dalam peningkatan keadaan SDM baik manusianya maupun keadaan modalnya.

BUMDes Desa Sindangraja dengan adanya program utama diharapkan mampu berkontribusi dalam mendorong perbaikian ekonomi masyarakat Desa sindanraja pada khusunya yaitu dengan adanya simpan pinjam untuk modal usaha dan warung sembako yang cukup terjangkau untuk kebutuhan sehari-hari.

Merujuk kepada uraian tersebut dapat ditarik intinya yaitu berkaitan dengan implementasi dari program BUMDes sudah berjalamn hanya saja memang perlu perbaikan dan penongkatan untuk mengarah ke yang lebih baik lagi supaya program tersebut bisa terlaksana secara optimal.

KESIMPULAN

Yang berkaitan dengan payung hukum masih terdapat kendala yang di buat oleh Pemerintah di atasnya untuk menaungi pelaksanaan pengelolaan BUMDes tersebut secara teknis, selain itu juga masih banyak kendala yang berkaitan dengan sumberdaya manusia padahal mereka memiliki peran yang sangat penting dalam pengelolaan BUMDes tersebut kekurangannya sekain dari tingkat kuantitas juga dari kualitasnya, kekurangan jjuga berasal dari masalah permodalan yang masiih mengandalkann kucuran anggaran pemerintah dan maih belum bisa mencari dari sumber lainnya dan yang masih perlu diperhatikan juga masalah konsep komunikasi dan koordinasi yang wajib dilakukan dalam sebuag organisasi dikarenakan pekerjaan antar bagian itu berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Agustino. (2008). Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.

Agustino, L. (2016). Dasar-Dasar Kebijakan Publik (Edisi Revisi). Bandung: Alfabeta. Danim, S. (2012). Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.

(6)

31

Pariangu, U. (2014). Memoles Wajah Kapasitas dan Integritas Aparatur Desa Dalam Bingkai UU Desa. Jurnal TRANSISI 9, 49.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Winarno, B. (2012). Kebijakan Publik : Teori Proses dan Studi Kasus . Yogyakarta: CAPS. Zuriah, N. (2006). Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan Teori Aplikasi. Jakarta: Bumi

Aksara.

Peraaturan:

Undang-undang No. 6/2014 tentang desa

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 37 Tahun 2017 tentang pedoman pengelolaan keuangan desa

Peraturan Daerah Kabupaten Tasikmalaya No. 6 Tahun 2016 tentang Pengelolaan dan Pelaksanaan BUMDes

Referensi

Dokumen terkait

Prosedur Setjen (Biro Perencanaan) setelah menerima draft Rancangan Awal RKP tahun t+1 dari Kementerian Negara PPN/Bappenas Rancangan Awal RKP Setjen (Biro Perencanaan)

Daun berbentuk pita, tepi rata, ujung runcing, pertulangan sejajar, permukaan licin, panjang 15 cm lebar 3 cm Tandan bunga muncul dari pangkal pseudobulb, panjang kira-kira 50

11 Sumberdaya Perlu ditingkatakan transparansi agar bisa berjalan dengan baik secara efektif dan efesien, dan pada sumber daya disana harus ada perbaikan Sumberdaya

Dalam pengorganisasian Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dengan mencari masyarakat yang ingin mengelola BUMDes kemudian menyusun rencana kerja beserta fungsi dari

Peningkatan Daya Saing Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara. Pemerintah Kecamatan

Peningkatan Daya Saing Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kecamatan Mayong Kabupaten

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan ketersediaan ternak Domba/Kambing dengan kualitas ternak yang sehat, terawat serta persentase karkas yang optimal, maka kami

Belanja Makanan Dan Minuman Harian Pegawai 3000 orang/kali APBD Kabanjahe - Berastagi TKDN: Tidak Belanja Makanan dan Minuman dan Snack Harian Pegawai Kegiatan Diklat Revolusi