• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB X PEDOMAN PENGUKURAN DAN PARAMETER ELEKTRIS KABEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB X PEDOMAN PENGUKURAN DAN PARAMETER ELEKTRIS KABEL"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

BAB X

PEDOMAN PENGUKURAN DAN

PARAMETER ELEKTRIS KABEL

1. TUJUAN

Buku “Pedoman Pemasangan Jaringan Telekomunikasi 2000 serie-1 (PPJT 2000) ini disusun sebagai standar pengukuran parameter elektris Jaringan Kabel Tembaga dan petunjuk penggunaannya agar dapat memantau kondisi kualitas/mutu jaringan kabel.

2. PENGGUNAAN

Buku pedoman ini digunakan dalam rangka melakukan pengukuran jaringan kabel tembaga untuk mengetahui karakteristiknya baik sebelum, pada saat maupun sesudah instalasi oleh Petugas / Karyawan PT. TELKOM maupun oleh Mitra PT. TELKOM.

3. DEFINISI

Pengukuran kabel tembaga merupakan cara yang dilakukan untuk mengetahui harga elektris yang dimiliki jaringan kabel.

4. JENIS, NAMA DAN KEGUNAAN ALAT UKUR a. Jenis Alat Ukur

1) Jenis alat ukur dari segi penggunaan terdiri dari : a) Alat ukur kerja kelompok

b) Alat ukur kerja perorangan 2) Jenis alat ukur dari sifat terdiri dari :

a) Alat ukur Stand by / statis tetap di tempat ( meja ukur, sulim, slim, LTC, SLTE, dan lain lain).

b) Alat ukur Portable, antara lain Megger, Multimeter digital,

Continuity tester.

b. Nama Alat Ukur

1) Nama alat ukur kerja kelompok antara lain, contoh : meja ukur, sulim. 2) Nama alat ukur kerja perorangan antara lain contoh : Megger,

(2)

c. Kegunaan Alat Ukur

1) Continuity tester/Pair Checker/Cable Identifier untuk pengukuran kontinuitas kabel.

2) AVO Meter/Digital Multimeter untuk:

a) Pengukuran arus listrik (searah & bolak-balik); b) Pengukuran tegangan listrik (searah & bolak-balik); c) Pengukuran tahanan jerat (loop);

d) Pengukuran tahanan screen; e) Kontinuitas saluran.

3) Megger (Insulation Tester) untuk pengukuran Tahanan Isolasi. 4) Grounding Tester untuk pengukuran harga tahanan pentanahan. 5) Bit Error Rate (BER Test) untuk mengukur kesalahan bit yang diterima. 6) Fault Locater untuk mengetahui letak titik kerusakan kabel dan mencari

rute kabel.

7) Oscillator/Generator & Level Meter untuk mengukur Redaman Saluran, Cross Talk, Impedansi Saluran, dan lain lain.

8) Subscriber Line Tester/Kit (SLK-xx) untuk mengukur dengan praktis sebagian besar parameter elektris jaringan kabel tembaga, dianatranya : Redaman Saluran, Cross Talk, Impulse Noise, White Noise, panjang saluran, dan lain-lain untuk berbagai jenis layanan/teknologi x-DSL. 9) Subscriber Loop Analyzer 965 DSP untuk mengukur Redaman

Saluran, untuk mengetahui titik kerusakan kabel, panjang saluran, dan lain lain untuk berbagai jenis layanan/teknologi x-DSL.

5. TAHAPAN PENGUKURAN

a. Pengukuran Kabel Sebelum Instalasi 1) Pengukuran di Pabrik

Parameter yang diukur :

R. isolasi, Kontinuitas, Cross Talk, Tahanan Loop, Tahanan Screen, Redaman.

Metode : 100 % (semua urat) 2) Pengukuran di Gudang

Parameter yang diukur :

R. isolasi, Kontinuitas, Cross Talk, Tahanan Loop, Tahanan Screen, Redaman. Metode pengukuran : 100 % (semua urat)

(3)

3) Pengukuran di Lapangan/lokasi yaitu pengukuran kabel sebelum digelar (masih dalam haspel)

Parameter yang diukur : Kontiniutas, Tahanan Screen, Redaman Saluran. Metode pengukuran 100 %. (semua urat)

b. Pengukuran Saluran pada saat Instalasi

Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah penyambungan.

Parameter yang diukur : Kontinuitas, Tahanan Isolasi, Tahanan Screen, Cross Talk, Redaman Saluran dan metode pengukuran 100 %.

c. Pengukuran Saluran Setelah Instalasi

1) Pengukuran saluran Final Test (Uji selesai)

Parameter pengukuran lengkap (sesuai butir 5.b), metode 100 %. 2) Pengukuran saluran Acceptance Test (Uji terima)

Parameter pengukuran lengkap (sesuai butir 5.b), metode 100 %. d. Pengukuran Saluran dalam Masa pemeliharaan

1) Pengukuran Pair Kosong

Parameter yang diukur lengkap (sesuai butir 6.b) dan metode 100 % 2) Pengukuran PSB SSL

Pilih saluran yang mempunyai Tahanan Isolasi ≥ 5000 MΩ.Km, selanjutnya dilaksanakan pengukuran : Redaman, Cross Talk, Deteksi Tegangan Asing, BER.

Catatan :

BER = 1 / (t x Bit Rate); Keterangan :

BER = 10-7, t = waktu minimal pengukuran. (dalam detik). e. Pengukuran Kabel saat perbaikan (up grade)

1) Penggantian Konektor & Alat Sambung

Semua Parameter elektris diukur dengan metode 100 %. 2) Pengantian Span Kabel tertentu yang sudah rusak.

Semua Parameter elektris diukur dengan metode 100 %.

6. SASARAN DAN MACAM PENGUKURAN

a. Yang menjadi sasaran pengukuran ialah jaringan kabel.

1) Pengukuran saluran dari Terminal RPU sampai Terminal RK. 2) Pengukuran saluran dari Terminal RK sampai Terminal KP

3) Pengukuran saluran dari Terminal KP sampai Kotak Terminal Batas (KTB)

4) Pengukuran saluran dari KTB sampai Roset.

5) Pengukuran saluran dari Terminal RPU sampai Terminal Pelanggan 6) Pengukuran saluran antar RPU.

7) Pengukuran sinyal 2 Mb/s. b. Macam Pengukuran :

(4)

2) Pengukuran Tahanan Jerat (Loop);

3) Pengukuran Tahanan Screen (Aluminium Foil); 4) Pengukuran Tahanan Isolasi;

5) Pengukuran Redaman Saluran;

6) Pengukuran Cakap Silang (Cross Talk);

7) Pengukuran Redaman menurut Frequensi (sesuai dengan jenis layanan/teknologi);

8) Pengukuran Impedansi Saluran;

9) Pengukuran Impedansi menurut Frequensi; 10) Pengukuran Sinyal 2 MB/s;

11) Pengukuran Harga Tahanan Pentanahan;

12) Pengukuran Ketidak-seimbangan Tahanan Penghantar; 13) Pengukuran BER.

7. CARA PENGUKURAN 7.1. PENGUKURAN KONTINUITAS

Dimaksudkan untuk mengetahui apakah secara elektris urat-urat kabel dari ujung ke ujung lainnya tersambung baik, tidak terputus baik untuk kabel yang belum diinstalasi, dalam tahapan instalasi maupun sudah diinstalasi.

a. Metode Pengukuran :

Ada dua metode pengukuran, yaitu :

1) Menggunakan Alat Ukur Multimeter (AVO Meter)

Gambar 10-01

Cara Pengukuran Kontinuitas Saluran dengan Digital Multimeter. 2) Menggunakan Alat Ukur Continuity Tester

Gambar 10-02

Cara Pengukuran Kontinuitas Saluran dengan Continuity Tester. Line Komunikasi Saluran yg dites Headphone Continuity Tester Screen Cable Saluran yang

ditest dihubungsingkat

Digital Multimeter

Saluran komunikasi

(5)

b. Prinsip Pengukuran

Kontinuitas Saluran dicek dengan mengirim nada berfrekuensi 550 ± 100 Hz yang dibangkitkan dan dipancarkan oleh alat ukur dan diinsert pada ujung kabel yang satu. Nada tersebut dapat didengar dengan Headphone melalui alat penerima pada ujung kabel lainnya.

Gambar 10-03

Prinsip Pengukuran Kontinuitas Saluran dengan Continuity Tester.

Apabila kita menggunakan Multimeter, maka kontinuitas kabel ditunjukkan dengan nilai tahanan tertentu (lihat tabel pada paragraph 3.2).

c. Langkah Pengukuran :

1) Kabel masih dalam Haspel :

a) Urat kabel yang akan diukur dihubungkan dengan sisi kirim dari Alat Ukur sedang ujung kabel lainnya dihubungkan dengan sisi terima Alat Ukur Continuity Tester.

b) Bila menggunakan Multimeter, ujung kirim dihubungkan dengan Multimeter sedang ujung lainnya dihubung singkat.

c) Alat Ukur pada sisi kirim akan menyalurkan nada frekuensi sebesar 550 Hz.

d) Bila kontinuitas kabel baik, maka pada sisi terima dapat didengar nada tersebut melalui Headphone.

e) Bila menggunakan Multimeter, maka pada alat ukur akan menunjuk suatu nilai tertentu dengan satuan Ohm.

f) Selanjutnya urat kabel berikutnya dilakukan langkah yang sama. g) Hasil pengukuran setiap urat kabel (baik atau tidak) dicatat dalam

sebuah format yang telah disepakati. 2) Kabel dalam tahapan instalasi :

a) Pengukuran setelah kabel digelar. Lihat pengukuran kabel dalam haspel. b) Pengukuran setelah penyambungan

Lihat pengukuran kabel dalam haspel

c) Pengukuran setelah terminasi (MDF - RK; RK - KP; MDF KP DCL).

• Hubungkan Alat Ukur sisi kirim dengan urat kabel yang akan diukur pada terminasi MDF/RK, sedangkan sisi Terima alat ukur dihubungkan dengan ujung kabel lainnya pada terminasi RK atau KP. Saluran Komunikasi Saluran yg diuji Head Set Kabel Head Set

(6)

• Proses pengukuran sama dengan diatas. 3) Kabel existing :

a) Hubungkan Alat Ukur sisi kirim dengan urat kabel yang akan diukur pada terminasi MDF/RK, sedangkan sisi Terima alat ukur dihubungkan dengan ujung kabel lainnya pada terminasi RK atau KP.

b) Proses pengukuran sama dengan diatas. Contoh format : NO. URAT KABEL NO. HASIL UKUR (Baik/tidak) URAT KABEL NO. HASIL UKUR (Baik/tidak) KETERANGAN 1 1 Baik 101 Baik 2 2 Baik 102 Baik 3 3 Tidak 103 Baik 99 99 Baik 199 Tidak Tabel 10-01

Contoh Tabel Hasil Pengukuran Kontinuitas Saluran.

d. Catatan :

- Urat a dan b tidak boleh silang

- Satu urat NC (no connect) berarti kesalahan 1 pair.

e. Harga kontinuitas yang harus dipenuhi

Jenis Layanan Satuan 0.4 mm 0.6 mm 0.8 mm Keterangan POTS/suara; Pair Gain;

ISDN BRA/PRA; HDSL;

ADSL. - Baik Baik Baik Tidak silang Tabel 10-02

Harga Kontinuitas Yang Harus Dipenuhi.

7.2. PENGUKURAN TAHANAN JERAT (LOOP RESISTANCE)

Pengukuran ini dimaksudkan untuk mengetahui harga Tahanan Saluran. Harga tahanan (Resistance) suatu penghantar dihitung secara teoritis dengan rumus : l.ρρ l = panjang saluran (meter)

R =  ΩΩ ρ (rho) = tahanan jenis kabel, untuk tembaga = 0,0175

(7)

Ω (Ohm) = satuan tahanan

Dengan demikian harga tahanan R berbanding lurus dengan panjang saluran dan berbanding terbalik dengan luas penampang kawat, artinya : bila panjang (l) makin besar maka harga R makin besar dan bila penampang saluran (q) makin besar, maka harga R semakin kecil.

a. Alat Ukur yang digunakan : ♣ Wheatstone Bridge, atau ♣ Multimeter. b. Cara Pengukuran : a b Digital Multimeter Gambar 10-04

Cara Pengukuran Tahanan Jerat dengan Digital Multimeter.

c. Langkah Pengukuran

1) Kabel Dalam Haspel :

- Ujung urat kabel yang akan diukur dihubungkan dengan Digital Multimeter sedang ujung lainnya dihubung singkat.

- Multimeter diset pada posisi pengukuran tahanan (Ohm). Hasil ukur akan terbaca pada alat ukur dan masukkan kedalam Form yang ada.

- Urat kabel selanjutnya diukur dengan proses yang sama. 2) Kabel yang telah diinstalasi atau existing :

- Kabel (Cord) alat ukur dihubungkan dengan kedua ujung urat kabel yang akan diukur pada terminasi MDF sedang ujung lainnya pada terminasi RK atau DP dihubung singkat.

- Proses selanjutnya sama dengan diatas.

d. Harga Tahanan Loop yang harus dipenuhi.

Jenis Layanan Satuan 0.4 mm 0.6 mm 0.8 mm Keterangan POTS/suara; Pair Gain;

ISDN BRA/PRA; HDSL;

A D S L Ω/km 300 130 73

Tabel 10-03

Harga Tahanan Jerat/Loop yang Harus Dipenuhi.

(8)

Catatan :

Nilai elektris tersebut merupakan standard pada temperatur 20° C (Suhu Ruang). Untuk temperatur rata-rata di Indonesia adalah 30° C, sehingga Tahanan Loop dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

R¹ = Rº x ( 1 + αα. t )

Dimana : R¹ = Tahanan Isolasi pada suhu t° C

Rº = Tahanan isolasi pada suhu 20° C

α = konstanta temperatur (untuk tembaga = 0,003).

t = selisih temperatur antara R¹ dengan Rº

Contoh : Tahanan Loop kabel 0,6 mm pada 30º C adalah :

R¹ = 130 x ( 1 + 0,003 x (30-20)) = 133,9Ω. 7.3. KETIDAKSEIMBANGAN TAHANAN PENGHANTAR

Yang dimaksud dengan ketidakseimbangan tahanan penghantar adalah besarnya tahanan penghantar antara satu urat kabel dengan urat pasangannya tidak sama. Misalnya tahanan penghantar urat a ! tahanan penghantar urat pasangannya (urat b).

b. Alat Ukur yang digunakan : ♣ Wheatstone Bridge, atau ♣ Multi Tester c. Cara Pengukuran : a1 a2 Digital Multimeter Gambar 10-05

Cara Pengukuran Ketidak Seimbangan Tahanan Penghantar dengan Digital Multimeter.

Dihubung singkat b1

(9)

Dengan bantuan 4 urat yang telah diketahui, diukur tahanan penghantar (urat) yang lain, kemudian hasilnya dievaluasi. Perbedaan dari masing-masing penghantar harus memenuhi syarat.

1 + a2 = z , a2 = z - b1 a1 + a2 = y Ω a1 + (z - b1) = y b1 + a2 = z Ω -b1 = y - a1 - z b1 = a1 + z - y dari : a1 + b1 = x a1 + a1 + z - y = x 2a1 = x + y - z x + y - z a1 =  ΩΩ 2

Selanjutnya pengukuran urat dengan bantuan urat a1 dapat diketahui harganya.

c. Evaluasi :

Evaluasi terhadap hasil ukur dilakukan atas adanya perbedaan harga tahanan masing-masing penghantar.

1) Nilai penghantar (urat) dari masing-masing diameter harus memenuhi standar.

Diameter Tahanan Urat Maksimum

0,6 (mm) 65,0 Ω/km

0,8 (mm) 36,5 Ω/km

2) Ketidakseimbangan Tahanan Penghantar Individu : adanya perbedaan harga penghantar a dan penghantar b pada satu pair dihitung dengan rumus :

Rmax - Rmin

( ∆∆Z ) =  x 100 % Rmin

(10)

Rmin = Tahanan yang rendah dalam satu pair.

a) Maksimum Rata-rata dari hasil pengukuran ketidakseim-bangan Tahanan Penghantar. n ΣΣ∆∆R i=1 Maksimum Rata-rata =  : % N

Harga Maksimum Rata-rata : jumlah hasil pengukuran dibagi jumlah pengukuran.

b) Harga Standar ketidakseimbangan tahanan ( ∆ R ) :

Jenis Layanan Satuan 0.4 mm 0.6 mm 0.8 mm Keterangan POTS/suara; Pair

Gain; ISDN BRA/ PRA; HDSL; ADSL ΩΩ

< 4

< 1,5 < 1,2 < 3 < 1,0 < 3 Individu Rata-rata

Tabel 10-04

Harga Ketidak Seimbangan Penghantar yang harus Dipenuhi.

7.4. Pengukuran TAHANAN ISOLASI

Pengukuran ini dimaksudkan untuk mengukur besarnya "kebocoran" listrik yang terjadi antara urat yang diukur dengan urat lainnya maupun antara yang diukur dengan tanah. Dalam setiap saluran terdapat kebocoran listrik sebagai berikut :

Gambar 10-06

Terminologi Pengukuran Tahanan Isolasi pada Kabel g R b R b R b b a Rb : tahanan kebocoran listrik

(11)

a. Alat Ukur yang digunakan :

Megger Insulation Tester

b. Cara Pengukuran :

Gambar 10-07

Cara Pengukuran Tahanan Isolasi dengan MEGGER.

Setiap urat yang tidak diukur disatukan termasuk dengan screen, kecuali urat yang diukur. Pengukuran dilakukan dengan tegangan tembus searah (DC) 500 volt.

Hasil ukurnya menunjukkan besaran listrik yang terjadi pada urat yang diukur terhadap urat lainnya dan terhadap tanah (a/t; b/t; a/b).

c. Langkah Pengukuran

♣ Sebelum dilaksanakan pengukuran tahanan isolasi, panjang kabel sudah harus diketahui.

♣ Pisahkan satu pasang urat kabel yang akan diukur, misalnya p-1 sedang seluruh kabel lainnya disatukan dengan screen cable dan dihubungkan dengan Grounding.

♣ Hubungkan ujung urat kabel yang akan diukur, misalnya p-1 dengan alat ukur, lalu aktifkan alat ukur sedang ujung lainnya harus terbuka (open). Lama pengukuran sekitar satu menit sampai penunjukan suatu nilai Tahanan Isolasi konstan.

♣ Langkah selanjutnya adalah ujung urat-a tetap terhubung dengan alat ukur sedang urat-b dilepas. Kemudian cord alat ukur yang sebelumnya dihubungkan dengan urat-b disambungkan dengan Ground. Aktifkan alat ukur selama sekitar satu menit, sehingga akan tertera suatu nilai tahanan isolasi antara urat-a dengan ground.

♣ Pengukuran tahanan isolasi urat-b dengan gorund prosesnya sama dengan diatas.

♣ Selanjutnya untuk pasangan urat kabel lainnya dilakukan proses berulang.

♣ Untuk mengetahui tahanan isolasi per-kilometer, maka kita dapat menggunakan rumus dibawah.

Harga Standar kabel, kebocoran makin banyak hasil ukur makin kecil (nilai kebocoran makin besar).

Screen dibundel jadi satu (termasuk screen) dan

digrounding Yang akan diukur dilepas dari bending M E G G E R 500 Volt D C Yang akan diukur Ground

(12)

Harga tahanan isolasi saluran tergantung pada “panjang” kabel, makin panjang kabel kebocoran makin banyak sehingga akan diperoleh hasil ukur yang semakin kecil sedang nilai kebocoran semakin besar.

d. Catatan :

• Hasil ukur dikonversi menjadi panjang kilometer, dengan rumus :

Panjang saluran yg diukur

R isolasi =  x Hasil Ukur (MΩΩ) 1.000

• R.isolasi dengan satuan Mega Ohm. km e. Hasil Ukur Tahanan Isolasi yang harus dipenuhi

1) Kabel dalam Haspel (belum ditanam & belum diterminasi) R Isolasi µµ 10.000 MΩ.km;

2) Kabel Existing setelah di-upgrade harus µµ 1000 MΩ.km; 3) Kabel Hasil Pembangunan Baru harus µµ 5.000 MΩ.km.

4) Untuk mengimplementasikan suatu jenis teknologi/layanan kedalam

jaringan existing, maka nilai nominal yang harus dicapai harus sesuai dengan tabel berikut :

No Jenis Layanan Satuan 0.4 mm 0.6 mm 0.8 mm Keterangan 1 POTS/suara; Pair

Gain. MΩ.km ≥ 1000 ≥ 1000 ≥ 1000 2 ISDN BRA/PRA;

HDSL; ADSL MΩ.km ≥5000 ≥ 5000 ≥ 5000 Tabel 10-05

Nilai Tahanan Isolasi untuk Jaringan Kabel Existing dalam Mengimplementasikan suatu jenis layanan/teknologi.

7.5. PENGUKURAN TAHANAN SCREEN (Almunium Foil)

Almunium Foil adalah pita almunium yang dipasang secara tumpang tindih (overlap) meliliti kabel, dan dipasang untuk pengamanan kabel dari gangguan tegangan liar. Oleh karena itu Almunium Foil ini harus terhubung dengan baik ke Ground yang ada di RPU/MDF, RK, DP/KP yang selanjutnya dihubungkan ke titik ground pada setiap titik terminal.

(13)

Gambar 10-08

Pengukuran Tahanan Screen Jaringan Kabel.

a. Alat Ukur Yang Digunakan : ♣ Digital Multi Meter

b. Cara/langkah Pengukuran :

1) Pengukuran Screen/Almunium Foil kabel dilakukan dengan perantaraan satu atau dua saluran yang baik. Lakukan pengukuran tahanan loop

saluran perantara.

♣ Gunakan Digital Multimeter dan ukur Tahanan Loop pada salah satu pasang urat kabel yang baik;

♣ Untuk kabel dalam Haspel : ujung urat kabel dihubungkan dengan multimeter tersebut sedang ujung lainnya dihubung singkat; ♣ Untuk Kabel yang telah digelar atau kabel existing : ujung urat

kabel dan screen pada terminasi MDF dihubungkan dengan Multimeter tersebut sedang ujung lainnya pada RK dihubung singkat.

♣ Multimeter diset pada posisi untuk mengukur tahanan (Ohm) dan tahanan yang terbaca pada multimeter adalah Tahanan Loop (Jerat);

Tahanan 1 urat = 0,5 x tahanan loop.

Gambar 10-09

Cara Pengukuran Tahanan Screen dengan Digital Multimeter Tahap I.

Ra + Rb = R1 ………..(1) KP terjauh setiap Sekunder MDF RK KP KP KP Kabel Primer S-1 S-2 Grounding Grounding Grounding Saluran Perantara a b Screen/Almunium Foil dihubung singkat

Digital Multitester atau Wheatstone Bridge

I I

(14)

2) Dengan perantara urat a dan Screen

♣ Langkah berikutnya adalah menghitung tahanan jerat antara urat a dengan Screen kabel dengan cara ujung urat kabel a dengan ujung Screen dihubungkan dengan Digital Multimeter sedang ujung lainnya dihubung singkat.

♣ Pada Multimeter akan terbaca besarnya tahanan yang diukur (R2).

Ra + Rs = R2 . . . (2)

Tahanan Screen = Hasil Ukur - 0,5 tahanan loop 3) Dengan perantara urat b dan screen

♣ Lakukan hal yang sama dengan butir 2) diatas, yaitu urat b dengan Screen.

♣ Penunjukan nilai tahanan merupakan jumlah tahanan urat b dan Screen kabel (R3). Rb + Rs = R3 . . . (3) Saluran Perantara a b Screen/Almunium Foil dihubung singkat Digital Multitester atauWheatstone Bridge II Saluran Perantara a b Screen/Almunium Foil dihubung singkat

Digital Multitester atau Wheatstone Bridge

III

Gambar 10-11

Cara Pengukuran Tahanan Screen dengan Digital Multimeter Tahap III. Gambar 10-10

(15)

5) Tahanan Screen dapat dihitung dengan cara berikut dibawah ini : Ra + Rb = R1 Rb + Rs = R3 Ra + Rs = R2 (-) Rb – Rs = R1 - R2 (-) Rb – Rs = R1 – R2 2Rs = R3 – R1 + R2 Rs =R3+R2-R1 2

c. Harga Tahanan Screen yang harus dipenuhi

Jenis Layanan Satuan 0.4 mm 0.6 mm 0.8 mm Keterangan POTS/suara; Pair Gain;

ISDN BRA/PRA; HDSL; ADSL. ΩΩ/Km ≤ 15 ≤ 80 ≤≤ 15 80 ≤≤ 15 80 Kabel Tanah Kabel Udara Tabel 10-05

Nilai Tahanan Screen yang harus dipenuhi, terlebih dalam instalasi Baru.

7.6. PENGUKURAN REDAMAN SALURAN

Redaman Saluran diartikan sebagai kerugian daya yang terjadi dalam saluran. Satuan redaman adalah deci Bell (dB).

Pengukuran redaman dimaksudkan untuk mengetahui berapa dB daya yang dikirim hilang dalam saluran. Dengan demikian untuk mengimplementasikan suatu jenis tekonologi berbasis tembaga dengan spesifikasi tertentu, misalnya redaman maksimum perangkat adalah 36 dB, maka segera dapat diketahui kemungkinan digunakan atau tidak sistem tersebut dengan mengetahui redaman saluran.

a. Alat Ukur Yang Digunakan

♣ Oscillator/Generator & Level/Power Meter, atau ♣ Subscriber Line Tester/Kit (SLK-22), atau ♣ Subscriber Loop Analyzer (Dynatel 965 DSP)

(16)

b. Cara Pengukuran

1) Dengan Oscillator & Level Meter

Gambar 10-12

Konfigurasi Pengukuran Redaman Saluran dengan Oscillator/Generator + Level Meter.

Po Vo Redaman Saluran = 10 log  dB atau 20 log  dB Pi Vi

Bila Po > Pi berarti pada saluran terjadi “Penguatan” dan sebaliknya bila Po < Pi maka pada saluran terdapat “Redaman”.

c. Langkah Pengukuran :

• Untuk layanan POTS/suara, atur Oscillator/Generator & Level Meter sebagai berikut :

Setting Oscillator Level Meter Frekuensi 800 Hz 800 Hz

Tahanan Dalam 600 Ω 600 Ω

Level 0 dBm Hasil Ukur (dB)

• Hubungkan ujung satu pasang urat kabel pada terminasi MDF dengan Oscillator, sedang ujung kabel lainnya pada terminasi RK atau DP disambungkan dengan Level Meter.

• Pada Level Meter tsb. akan terbaca besarnya redaman sepanjang saluran kabel.

• Untuk mengimplementasikan jenis layanan lainnya, pada Alat Ukur (Oscillator dan Level Meter) hanya diatur besarnya Frekuensi dan Tahanan Dalam yang sesuai seperti yang ada pada tabel dibawah ini.

Pair Gain :

Setting Oscillator Level Meter Frekuensi 40 kHz 40 kHz Tahanan Dalam 120 Ω 120 Ω

Level Meter 0 dBm Hasil Ukur (dB) ISDN BRA :

OSCILLATOR LEVEL METER

Sisi Kirim Sisi Terima

(17)

Setting Oscillator Level Meter Frekuensi 80 kHz 80 kHz Tahanan Dalam 150 Ω 150 Ω

Level Meter 0 dBm Hasil Ukur (dB) ISDN PRA :

HDSL :

Setting Oscillator Level Meter Frekuensi 150 kHz 150 kHz Tahanan Dalam 135 Ω 135 Ω

Level Meter 0 dBm Hasil Ukur (dB) ADSL :

Setting Oscillator Level Meter Frekuensi 300 kHz 300 kHz Tahanan Dalam 120 Ω 120 Ω

Level Meter 0 dBm Hasil Ukur (dB)

d. Harga Redaman Saluran Yang Harus Dipenuhi

1) Untuk mengimplementasikan suatu jenis layanan atau teknologi JARLOKAT kedalam jaringan existing, maka nilai Redaman Saluran minimal harus disesuaikan dengan jenis teknologinya sesuai dengnan tabel dibawah ini.

No Jenis Layanan Satuan 0.4 mm 0.6 mm 0.8 mm Keterangan 1 POTS/suara dB/km ≤ 3,45 ≤ 1,82 ≤ 1,28 Berdasarkan SCRE F = 800Hz; Rd = 600 • 2 Pair Gain dB ≤ 35 ≤ 35 ≤ 35 F = 40 KHz Rd=120• 3 ISDN (B R A) dB ≤ 32 ≤ 32 ≤ 32 F = 80 KHz Rd=150 • 4 ISDN (P R A ) dB ≤ 27 ≤ 31 ≤≤ 27 31 ≤≤ 27 31 Syst. 2 pair Sist. 3 pair f = 150 KHz; Rd=135 • 5 H D S L dB ≤ 27 ≤ 31 ≤≤ 27 31 ≤≤ 27 31 Syst. 2 pair Sist. 3 pair f = 150 KHz; Rd=135 •

Setting Oscillator Level Meter Frekuensi 1.000 kHz 1.000 kHz Tahanan Dalam 120 Ω 120 Ω

(18)

6 A D S L dB ≤36 ≤ 30 ≤ 25 ≤ 36 ≤ 30 ≤ 25 ≤ 36 ≤ 30 ≤ 25 2 MBps 4 MBps 6 MBps f = 300 KHz; Rd=120 • Tabel 10-06

Nilai Redaman Saluran yang harus dipenuhi setiap jenis layanan/teknologi. 2) Untuk jaringan kabel hasil pembangunan baru, Redaman Saluran

maksimum setiap kilometernya adalah sebagai berikut :

No. Frekuensi

(kHz) Dalam (Tahanan ΩΩ) Maksimum/km Redaman

(dB) Keterangan 1 40 120 5 2 80 150 6 3 150 135; 150 6,5 4 300 120; 150 8,5 Tabel 10-07

Nilai Redaman Saluran Maksimum per-km yang harus dipenuhi JARKAB Pembangunan Baru.

2) Dengan Subscriber Line Tester

Pengukuran Redaman Saluran dengan menggunakan Subscriber Line Tester dapat diukur secara otomatis atau manual. Secara otomatis artinya dengan menekan beberapa tombol, kita dapat mengukur beberapa parameter elektris kabel sekaligus untuk berbagai jenis teknologi/layanan, termasuk redaman saluran dengan tidak perlu mengatur berbagai jenis frekuensi dan Tahanan Dalam dari alat ukur.

Gambar 10-13

Konfigurasi Pengukuran Parameter Elektris Kabel dengan Subscriber Line Tester

Alat ukur ini dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan dilapangan karena dapat bekerja dengan cara otomatis hanya dengan menekan beberapa tombol dan menggunakan Battery sebagai sumber catu dayanya.

(19)

Setting Alat Ukur dilakukan hanya pada saat memasukkan data atau nilai elektris semua parameter yang akan diukur. Setelah itu dengan menekan beberapa tombol, maka semua item pengukuran yg diinginkan dapat secara otomatis akan terukur dan dapat disimpan dalam memori alat ukur itu sendiri. Hasil pengukuran dapat disimpan dalam suatu komputer dan dapat pula dicetak. Item pengukuran yang dapat dilakukan dengan SLK-22 sekaligus untuk semua jenis layanan berbasis tembaga (POTS, ISDN BRA/PRA, HDSL, ADSL), antara lain :

- Redaman Saluran;

- Corss Talk (Near dan Far); - White Noise;

- Impulse Noise; - Dan lain-lain.

3) Menggunakan Subscriber Loop Analyzer

Cara kerja dan fungsi alat ukur jenis ini mirip dengan Subscriber Line Tester/Kit, namun demikian keduanya tidak persis sama karena masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Dengan demikian kedua jenis alat ukur ini akan saling melengkapi, sehingga seluruh permasalahan pengukuran tentang JARLOKAT akan terpenuhi. Dibanding dengan keduanya, Subscriber Line Tester dapat mengukur Cross Talk tapi tidak bisa berfungsi sebagai Fault Locater sedangkan Subscriber Loop Analyzer bisa.

♣ Echometer/ TDR (10 km) ♣ wheatstone bridge (30 km) ♣ microtest/talk-set, ♣ megger, ♣ levelmeter, ♣ fault-locater, ♣ test-tone dan

♣ multitester/ AVO meter

Gambar 10-14

Konfigurasi Pengukuran Parameter Elektris Kabel dengan Subscriber Loop Analyzer

7.7. Pengukuran Redaman Cakap Silang (Cross Talk Attenuation)

Pengukuran ini dimaksudkan untuk mengetahui sampai berapa jauh nilai “ikut dengar” suatu saluran bila saluran lain dalam kabel itu sedang dipakai.

a. Ada 2 macam/jenis Redaman Cakap Silang, yaitu :

(20)

2) Far End Cross Talk ( FEXT ) = Redaman Cakap Silang Ujung Jauh.

b. Dalam pengukuran ini yang harus diukur adalah :

1) Redaman Cakap Silang antar pasangan (pair) dalam “quad” yang sama dan Redaman Cakap Silang antar “pair” dalam “quad” yang berbeda. 2) Item pengukuran cross talk :

Keterangan :

a1 : XTALK antara p1 – p2 (1 quad atau dalam quad yang sama) a2 : XTALK antara p1 – p3 (2 quad atau antar quad yang berbeda) a10 : XTALK antara p1 – p4 (2 quad atau antar quad yang berbeda) a11 : XTALK antara p2 – p3 (2 quad atau antar quad yang berbeda)

a12 : XTALK antara p2 – p4 (2 quad). p = pair

1 quad = 2 pair

p3 dan p4 akan menjadi p1 dan p2 pada waktu pengukuran berikutnya. Urutan pengukuran pada satu unit (10 pair).

Catatan :

Pengukuran Redaman Cakap Silang (Crosstalk) pada kabel untuk

layanan digital dilakukan dengan frekuensi kirim sesuai dengan jenis teknologinya sedangkan untuk JARKAB hasil pembangunan baru dapat digunakan frekuensi kirim 1.000 KHz (1 MHz) dengan Impedansi Penutup 120 Ω.

c. Macam Pengukuran :

1) Pengukuran Redaman Cakap Silang Dekat (NEXT = Near End Cross Talk).

2) Pengukuran Redaman Cakap Silang Ujung Jauh (FEXT = Far End Cross Talk).

3) Pengukuran/penghitungan ELFEXT = Equal Level FEXT.

d. Alat Ukur Yang Digunakan

1) Oscillator/ Generator & Level/Power Meter 2) Subscriber Line Tester

e. Cara pengukuran :

a b a b a b a b

p1 p2 p3 p4

a1 a2

a10 a11 a12

(21)

1) Dengan Oscillator/Generator & Level Meter

a) Near End Cross Talk = Redaman Cakap Silang Ujung Dekat; nada Rp (Tahanan Penutup 600 Ohm tanpa LC . Rp 600 Ohm s1 s2 Gambar 10-15

Konfigurasi Pengukuran Redaman Saluran dengan Oscillator/Generator + Level Meter.

(1) Layanan POTS, konfigurasi pengukuran sebagai berikut :

Setting Oscillator Level Meter Frekuensi 800 Hz 800 Hz

Tahanan Dalam 600 Ω 600 Ω untuk Saluran tanpa LC Level 0 dBm Hasil Ukur (dB)

♣ Misalkan kita akan mengukur NEXT dalam Quad yang sama, maka ujung p-1 pada MDF dihubungkan dengan Oscillator sedang ujung lainnya pada RK/DP diberi Tahanan 600 Ω.

♣ Ujung kabel p-2 pada MDF dihubungkan dengan Level Meter sedang ujung lainnya pada RK/DP diberi beban tahanan 600 Ω.

♣ Pada saat Alat Ukur dihidupkan, maka Oscillator akan mengirimkan sinyal 800 Hz dengan level 0 dBm dan merambat sepanjang saluran p-1.

♣ Saat itu akan terbaca suatu besaran nilai tertentu pada Level Meter dan nilai tersebut merupakan besarnya Cakap Silang yang terjadi antara p-1 dengan p-2.

♣ Selanjutnya bila kita akan mengukur Cakap Silang antar urat kabel dengan Quad yang berbeda, misalnya p-1 dengan p-3, maka baik tahanan (600 Ω) maupun Level Meter yang terinstalasi pada p-2 dipindahkan ke p-3. Setelah Alat Ukur diaktifkan, maka akan terbaca pada Level Meter besarnya nilai Cakap Silang antar urat kabel tersebut.

(2) Untuk layanan lainnya (digital), langkah pengukuran sebagai berikut :

♣ Untuk mengukur Cakap Silang dalam rangka hendak mengimplementasikan suatu jenis layanan (multi media), maka prosedur pengukuran tetap sama. Yang mutlak

Oscillator

(22)

diperhatikan adalah Frekuensi Kerja setiap jenis layanan akan berbeda. Juga Tahanan Beban harus disesuaikan dengan peruntukannya.

♣ Setelah diatur frekuensi dan tahanan beban seperti pada tabel dibawah, lakukan langkah pengukuran seperti diatas.

Pair Gain :

Setting Oscillator Level Meter Frekuensi 40 kHz 40 kHz

Tahanan Dalam 120 Ω 120 Ω

Level Meter 0 dBm Hasil Ukur (dB) ISDN BRA :

Setting Oscillator Level Meter Frekuensi 80 kHz 80 kHz

Tahanan Dalam 150 Ω 150 Ω

Level Meter 0 dBm Hasil Ukur (dB) HDSL :

Setting Oscillator Level Meter Frekuensi 150 kHz 150 kHz

Tahanan Dalam 135 Ω 135 Ω

Level Meter 0 dBm Hasil Ukur (dB) ADSL :

Setting Oscillator Level Meter Frekuensi 300 kHz 300 kHz

Tahanan Dalam 120 Ω 120 Ω

Level Meter 0 dBm Hasil Ukur (dB) ISDN PRA :

Setting Oscillator Level Meter Frekuensi 1.000 kHz 1.000 kHz Tahanan Dalam 120 Ω 120 Ω

Level Meter 0 dBm Hasil Ukur (dB)

2). Menggunakan Subscriber Line Tester

Seperti telah diuraikan diatas bahwa alat ukur ini dapat mengukur secara otamatis untuk berbagai parameter elektris kabel termasuk Cross Talk (Near dan Far End Cross Talk) tanpa mengatur berbagai jenis frekuensi dan Tahanan Dalam seperti bila menggunakan Oscillator/Generator dan Level Meter.

(23)

Gambar 10-16

Konfigurasi Pengukuran Cakap Silang (NEXT & FEXT) dengan Subscriber Line Tester

b) Far End Cross Talk = Cakap Silang Ujung Jauh

Oscillator dan Level Meter ditempatkan pada sisi yang bebeda. Misalkan kita akan mengukur FEXT antara p-1 dengan p-2, maka Oscillator/Generator dihubungkan dengan ujung p-1 pada terminasi MDF dan ujung lainnya dipasang Tahanan Penutup sesuai peruntukannya kemudian ujung p-2 pada MDF dipasang Tahanan Penutup sedang ujung lainnya pada RK/DP dihubungkan dengan Level meter.

♣ Pada waktu Oscillator dihidupkan maka pada Level Meter akan terbaca suatu nilai Cakap Silang Ujung Jauh.

♣ Pengukuran selanjutnya untuk urat kabel yang lain, prosesnya sama dengan diatas.

♣ Yang membedakan antara layanan POTS dengan layanan lainnya adalah pada setting frekuensi Oscillator dan Tahanan Penutupnya (Rp) sesuai yang tercantum dalam tabel diatas (pengukuran NEXT).

Gambar 10-17

Konfigurasi Pengukuran FEXT dengan Oscillator/Generator + Level Meter.

♣ Bila kita menggunakan SLK-22 untuk mengukur Far End Cross Talk, saat kita mengukur semua parameter elektris yang kita inginkan secara otomat, maka FEXT juga terukur untuk semua jenis layanan.

c) Cara Pengukuran Equal level Far End Cross Talk (ELFEXT) : Harga ELFEXT didapat dari :

(24)

Hasil Ukur FEXT – Harga Redaman dari Saluran tersebut

d) Nilai Redaman Cakap Silang yang harus dipenuhi

Jenis Layanan Satuan 0.4 mm 0.6 mm 0.8 mm Keterangan Pair Gain; ISDN BRA/

PRA; HDSL ; ADSL dB dB ≥ 65 75 ≥ 65 75 65 75 NEXT FEXT

Tabel 10-08

Nilai Redaman Cakap Silang (NEXT dan FEXT) yang harus dipenuhi

7.8. IMPEDANSI SALURAN

Didalam setiap saluran terdapat sifat-sifat Induktansi, Kapasitansi, dan Tahanan Murni yang apabila pada saluran tersebut dilalukan suatu frekuensi atau suatu tegangan bolak-balik, maka oleh karena masing-masing sifat-sifat diatas mempunyai kelakuan sendiri-sendiri dan saling mempengaruhi, maka terjadilah “Impedansi Saluran”.

Karakteristik saluran yang mempunyai besaran-besaran listrik : R, L, C, dan G digambarkan sebagai berikut :

Gambar 10-18

Konfigurasi Jaringan Kabel Tembaga yang terdiri atas R, L, C, dan G .

Bila diambil potongan dari dua konduktor seperti gambar diatas, maka akan diperoleh persamaan saluran konduktor dalam bentuk fungsi transfer.

(25)

dimana

kecepatan phasa adalah :

Dari rumusan diatas akan diperoleh Impedansi Karakteristik (Zo) :

R = Tahanan Murni = Tahanan Jerat (Ω) C = Kapasitansi (Farad = F) L = Induktansi (Henry) G = Konduktansi (1/R = Mho) Pada frekuensi tertentu, misalnya f = 800 Hz, L, R dan G dapat diabaikan bila dibandingkan dengan C, sehingga parameter konstanta propagasi yang berperan hanya R dan C.

R (Tahanan Jerat) tergantung diameter kabel sedang C = 50 nF/km (tidak tergantung diameter).

Nilai impedansi ini sangat penting terutama apabila dihubungkan dengan suatu perangkat (Junctor, Repeater, dll) dimana perangkat tersebut mempunyai syarat impedansi Input/Output. Bila nilai impedansi saluran tidak sesuai dengan impedansi input/output dari peralatan, maka akan terjadi “Refleksi (pantulan)” yang akan mempengaruhi mutu pembicaraan. Impedansi Saluran biasa disebut Impedansi Karakteristik. Nilai ini tidak dapat diukur langsung, namun harus

(26)

dihitung dari hasil pengukuran “Impedansi Terbuka” dan “Impedansi Hubung Singkat”.

a. Metode Pengukuran : Secara Teoritis

Menggunakan Alat Ukur Redaman Saluran

1) Prinsip Pengukuran Secara Teoritis :

a) Mendapatkan Short Circuit Impedance = Impedansi Hubung

Singkat = Zsc

Co dan Go tidak terpengaruh karena dihubung singkat.

ω (Omega) = 2.π.f

f = frekuensi

ωL = Reaktansi Lo

b) Mendapatkan Open Circuit Impedance = Impedansi Terbuka = Zoc

Co dan Go lebih terpengaruh.

Go Co

Ro Lo

Ro Lo

ujung dihubung singkat

Go Co Ro Lo Ro Lo ujung dibiarkan terbuka I.JWL Zsc I.Ro

(27)

1

 = Reaktansi Co

JωC

c) Impedansi Karakteristik

Gabungan dari dua diagram diatas. Zsc (Impedansi Hubung Singkat) Zoc (Impedansi Terbuka)

Zo = Impedansi Karakteristik

2) Dengan Bantuan Alat Ukur Redaman Saluran :

a) Mengukur Zoc (Open Circuit Impedance)

Oscillator/Generator

Gambar 10-19

Konfigurasi Pengukuran Open Circuit Impedance dari Saluran dengan Oscillator/Generator Zoc I/Ro I/JWC Zo Zsc Zoc

(28)

Oscillator diset pada frekuensi 800 Hz. Oscillator dihubungkan dengan ujung kabel pada terminasi MDF sedang ujung lainnya pada RK/DP dibiarkan terbuka.

♣ Pada Alat Ukur akan terbaca suatu besaran, yaitu nilai Zoc dalam Ohm (Ω);

♣ Untuk jenis layanan lainnya, Oscillator diset pada frekuensi tertentu sesuai dengan peruntukannya dan akan tertera nila Zoc tersebut. Jenis frekuensi tersebut tsb. adalah : 40 KHz (Pair Gain), 80 KHz (ISDN BRA), 150 KHz (HDSL), 300 KHz (ADSL) dan 1 MHz (ISDN PRA) untuk layanan lainnya.

b) Mengukur Zsc (Short Circuit Impedance)

Oscillator diset pada frekuensi 800 Hz untuk layanan POTS.

Gambar 10-20

Konfigurasi Pengukuran Short Circuit Impedance dari Saluran dengan Oscillator/Generator

♣ Oscillator dihubungkan dengan ujung urat kabel yang akan diukur pada terminasi MDF sedangkan ujung kabel lainnya pada RK/DP dihubung singkat. Hasil pengukuran adalah Zoc dalam Ohm (Ω).

♣ Untuk layanan lainnya, misalnya HDSL maka Oscillator diatur pada frekuensi 150 KHz. Setelah itu Oscillator diset pada frekuensi 80 KHz, 40 KHz, 300 KHz dan 1 MHz.

Hasil pengukuran adalah Zoc dalam Ohm (Ω);

c) Impedansi Karakteristik (Zo) dapat dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini :

Zo = √√ (Zoc x Zsc) ΩΩ 3) Harga impedansi Yang Harus Dipenuhi :

No Jenis Layanan Satuan 0.4 mm 0.6 mm 0.8 mm Keterangan

1 POTS/suara Ω 600 f = 800 Hz 2 Pair Gain Ω 120 f = 40 KHz 3 ISDN (B R A) Ω 150 f = 80 KHz 4 ISDN (P R A) Ω 135 f = 150 KHz 5 H D S L Ω 135 f = 150 KHz 6 A D S L Ω 120 f = 300 KHz Tabel 10-09

Nilai Impedansi Saluran setiap jenis layanan/teknologi.

nada

ujung dihubung

(29)

7.9. Pengukuran Impedansi Terhadap Frekuensi

Untuk keperluan lain sering juga diadakan pengukuran Impedansi Karakteristik dengan berbagai frekuensi. Cara pengukuran maupun alat ukurnya sama dengan yang dipergunakan pada pengukuran diatas, namun frekuensinya diubah-ubah mulai 250 Hz samapai 4.000 Hz dengan kenaikan 250 Hz untuk jenis layanan POTS. Untuk jenis layanan lainnya dapat disesuaikan dengan frekuensi masing-masing.

Hasil ukurnya dibuatkan grafik, sehingga dapat diketahui pengaruh berbagai frekuensi terhadap Impedansi Karakteristik.

Pengukuran impedansi ini sangat perlu dilakukan terutama pada saluran-saluran Junction karena biasanya Junction akan dihubungkan dengan perangkat Sentral atau Transmisi, atau repeater transmisi.

7.10. Pengukuran Redaman Terhadap Frekuensi (Frequency Response)

Pengukuran redaman dengan bermacam-macam frekuensi ini dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik saluran, apakah saluran yang diukur merupakan

filter (memblok suatu frekuensi) atau tidak.

Hasil pengukuran dicatat dan dibuatkan grafik dengan sumbu datar frekuensi dan sumbu tegak redaman. Grafik yang dihasilkan merupakan karakteristik saluran yang dimaksud.

Alat ukur dan cara pengukuran sama dengan pengukuran Redaman Saluran, namun frekuensi dari Oscillator diubah-ubah mulai 250 Hz sampai dengan 4.000 Hz (Voice Frequency adalah 300 Hz – 3.400 Hz).

Alat ukur dan cara pengukuran sama dengan pengukuran Redaman Saluran, namun frekuensi dari Oscillator diubah-ubah mulai 250 Hz sampai dengan 4.000 Hz (Voice Frequency adalah 300 Hz – 3.400 Hz). Juga untuk jenis layanan lainnya dapat dilakukan hal yang sama dengan menyesuaikan frekuensi masing-masing. a. Tujuan Redaman (dB) 0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 0,25 0,5 0,75 1,0 1,25 1,5 Frek. (KHz) HPF LPF

(30)

Untuk mengetahui apakah cacat karakteristik redaman saluran terhadap sinyal yang dilewatkan yang disebabkan adanya perubahan harga-harga parameter saluran masih dalam batas-batas standard.

b. Alat Ukur Yang Digunakan ♣ Oscillator/Generator ♣ Level/Power Meter

c. Rangkaian Pengukuran

Gambar 10-21

Konfigurasi Pengukuran Frekuensi Response dengan Oscillator/Generator

d. Prosedur Pengukuran

1) Pengaturan Generator/OscillatorLevel Referensi tetap untuk kirim : 0 dBm pada 250 Hz sampai 4.000 Hz dengan step 250 Hz dan Impedansi 600 Ω.

2) Atur Selective Level Meter pada impedansi 600 Ω dan frekuensinya sesuai dengan frekuensi kirim pada pita suara mulai dari 250 Hz sampai 4.000Hz dengan step 250 Hz.

3) Catat setiap hasil pengukuran dan kemudian dibuatkan grafik.

4) Kemudian Oscillator diatur pada frekuensi 20 KHz dengan tahanan 120 Ω.

5) Dengan demikian Level Meter pun harus diatur frekuensi dan tahanannya sesuai dengan Oscillator.

6) Lakukan pengukuran mulai dengan frekuensi 20 KHz sampai dengan 2 MHz dengan step 10 KHz.

7) Baca level penunjukan dan cocokkan dengan harga standard.

e. Harga redaman saluran yang harus dipenuhi

Jenis Layanan Satuan 0.4 mm 0.6 mm 0.8 mm Keterangan POTS/suara; Pair Gain;

ISDN BRA/PRA; HDSL;

ADSL. dB < 3 < 3 < 3 Tabel 10-10

(31)

7.11. Pengukuran Elektris Sinyal 2 MB/s a. Tujuan

Untuk mengetahui performansi/kualitas sinyal tersebut yang disalurkan melalui jaringn kabel tembaga.

b. Alat Ukur Yang Digunakan ♣ Oscilloscope 500 MHz

♣ Digital Transmission Analizer atau PCM Test Test

c. Rangkaian Pengukuran

Gambar 10-22

Konfigurasi Pengukuran Sinyal 2 Mb/s.

d. Langkah Pengukuran

1) Pada sisi Sentral :

♣ Oscilloscope dihubungkan dengan output (Rx) 2 Mb/s dari COT (Central Office Terminal) sedang pada Remote Terminal pada input Tx dihubungkan dengan Digital Transmission Test atau BER Generator.

♣ Hubungkan catuan listrik dengan alat ukur dan aktifkan.

2) Pada sisi Remote : hubungkan Digital Transmission Analyzer dengan bagian Tx dari Remote Terminal lalu aktifkan Alat Ukur.

3) Amati sinyal yang diterima pada Oscilloscope dan sesuaikan dengan spesifikasi harga standard seperti dibawah ini.

e. Harga Standard

NO. ITEM UJI PERSYARATAN

1. Kode HDB3

2. Bit Rate 2048 Kbps ± 50 ppm

3. Bentuk Pulsa Memenuhi Gambar Pulse Mask

4. Impedansi 120 Ohm/balance

5. Tegangan Pulsa “satu” 3 V ± 0,3 V 6. Tegangan Pulsa “nol” 0 V ± 0,3 V

7. Lebar Pulsa nominal 219 ns s/d 269 ns (standard 244 ns) 8. Jitter Product 20 Hz 1,5 UI 2,4 KHz 1,5 UI 18 KHz 0,2 UI 100 KHz 0,2 UI COT R x ( 2 Mbps ) Tx Oscilloscope Tx R x RT

Digital transmission Analyzer Tx Rx ( 2 Mbps )

(32)

9. Kemampuan equalisasi > 6 dB pada 1024 KHz redaman saluran

Pulse Mask 2048 kbit/s

Perbandingan amplitudo pulsa

positip dengan pulsa negatip : 0,95 s/d 1,05 Perbandingan lebar pulsa positip

dengan pulsa negatip : 0,95 s/d 1,05

Tributary output jitter :

♣ Tanpa jitter input, f s/d ≤100

kHz : Memenuhi Tabel Tributary Output Jitter

♣ Dengan BPF : S d a

Toleransi jitter : Memenuhi Gambar Lower limit dan

Tabel Parameter value

(33)

Tabel Tributary output jitter Parameter

Value Tanpa jitter input Measurement filter bandwidth unit interval

peak-peak Maximum frquency unit interval peak-peak

Band pass filter having a lower cutoff frequency f1 and an upper cutoff frequency f2, a roll-off 20 dB/decade Digit rate (kbit/s) f1 f2 2.048 0.25 100 kHz 0.05 18 kHz (700 Hz) 100 kHz Catatan : Untuk 2 048 kbit/s 1 UI = 488 ns 269 ns (244 + 25) 194 ns (244 - 50) 244 ns 219 ns 20% 10% 10% 0% 10% 10% (244-25) 484 ns (244 + 244) 10% 20 % V =100% 50%

Note - V corresponds to the nominal peak value

Nominal pulse 10% 20 %

(34)

Lower limit of maximum tolerable input jitter and wander Parameter values for input jitter and wander tolerance

Parameter

Value Peak-to-peak Amplitude

(UI) Measurement filter bandwidth Pseudo Digit Rate (kbit/s) A2 A1 A2 f0 f1 f2 f3 f4 random test signal 2.048 152 (18 µs) 1.5 0.2 10 -5 Hz 20 Hz 2.4 kHz (93 Hz) (700 Hz) 18 kHz 100 kHz 2 15 - 1 Catatan :

1. Nilai dalam kurung dipakai, tergantung metode ujinya. 2. * Nilai masih dalam penyelidikan.

3. UI = Unit Interval, untuk : 2 048 kbit/s 1UI = 488 ns

Catatan :

1. f0 dibuat sekecil mungkin

2. Besarnya f1 (f-cutoff) dan f2 sebagai berikut :

Bit rate f1 f2 2048 kbit/s 40 Hz 400 Hz Jitter Transfer f0 f1 f2 Frequency (f) 20 dB/decade Jitter gain dB 0.5 0 P ea k to pe ak jitt er and w on de r a m pli tu de (lo g sc al e ) f0 f1 f2 f3 f4

Jitter frequency (log scale)

Characteristic of a typicalframe aligner Slope equivalent to 20 dB/decade A0 A1 A2 0

(35)

Kemampuan equalisasi : ≥ 6 dB pada 1024 KHz redaman saluran input

Struktur frame : Satu frame terdiri dari 32 time slot. Time slot 16 berisi signalling dan multiframe alignment word/signal, time slot 0 untuk alarm dan frame alignment sinyal.

7.12. Pengukuran Bit Error Rate (BER)

Pengukuran BER yang disebabkan pengaruh perubahan parameter saluran.

a. Tujuan

Untuk mengetahui pengaruh perubahan parameter saluran yang mengakibatkan/menambah Bit Error pada sisi antarmuka dari kedua sisi

end to end.

b. Alat Ukur Yang Digunakan • BER TEST SET

c. Rangkaian Pengukuran

Gambar 10-23

Konfigurasi Pengukuran Bit Error Rate.

d. Prosedur Pengukuran

1) Atur sisi kirim

• Atur besaran dan bentuk parameter dari BER Generator dengan kecepatan kirim 2,4 kb/s sampai dengan 2 Mb/s.

• BER Generator dihubungkan dengan ujung urat kabel yang akan diukur pada terminasi MDF sedang ujung lainnya pada terminasi RK/DP dihubungkan dengan BER Meter pada sisi terima.

2) Atur sisi terima

Atur besaran dan bentuk parameter pada BER Meter seperti pada sisi kirim.

• Baca penunjukan pada BER Meter dan cocokkan dengan harga standard.

BER Meter/

artificial BER Meter/artificial

z = 120 Ohm z = 120 Ohm

Kirim

(36)

• Pengamatan dan pengukuran BER dilaksanakan setidaknya selama 24 jam secara terus-menerus.

e. Harga standar BER yang harus dipenuhi

No Jenis Layanan Satuan 0.4 mm 0.6 mm 0.8 mm Keterangan

1 POTS/suara - - -

2 Pair Gain; ISDN BRA/

PRA; HDSL; ADSL 10

-7 10-7 10-7

Tabel 10-11

Harga Standard BER yang harus dipenuhi.

7.13. Pengukuran Harga Tahanan Tanah (Pentanahan)

Pengukuran ini dimaksudkan untuk mengetahui harga tahanan tanah dari suatu instalasi sarana telekomunikasi (misalnya pada Rumah Kabel, Kotak Pembagi, RPU, dll).

Alat Ukur yang digunakan : Grounding Tester.

a. Harga Standard

Biasanya harga tahanan pentanahan ditentukan ≤≤ 3 ΩΩ. b. Cara Pengukuran

Sebelum C-T disambungkan, maka kutub C disambungkan pada alat ukur dititik P. Dengan bantuan dua kabel masing-masing panjang kurang lebih 15 meter yang disambungkan pada O dan R sedangkan ujung lainnya diberikan batang logam G1 dan G2.

Batang G1 dan G2 ditancapkan pada tanah basah agar dapat dilakukan pengukuran. Maka harga tahanan tanah C dapat dibaca pada meter V alat ukur yang digunakan.

T : Terminal Pentanahan Rumah Kabel

A-B-C : Kutub tanah tembaga diameter 1,6 cm panjang 200 cm ditanamkan dan masing-masing berjarak 10 m.

(37)

Gambar 10-24

Konfigurasi Pengukuran Sistem Pentanahan.

c. Harga tahanan pentanahan yang harus dipenuhi :

No Karakteristik Satuan Nilai/persyaratan Keterangan 1 Kontinyuitas - Baik

2 Tahanan Konduktor Ohm ≤ 3

3 Potensial - Equi-potensial Besarnya nilai potensial semua titik pentanahan yang diintegrasikan harus sama Tabel 10-12

Tabel Harga Tahanan Pentanahan

8. JARAK MAKSIMUM DAN BIT RATE, PEMILIHAN URAT KABEL, SERTA KELENGKAPAN

a. PERKIRAAN JARAK MAKSIMUM DAN BIT RATE

G1 G2 C B A R O V P GROUNDING TESTER

(38)

Apabila semua besaran elektris dari saluran dapat dipenuhi sesuai kriteria yang ada, maka (calon) Pelanggan dapat diberi kepastian dapat dilayani untuk berbagai jenis layanan dengan memperhitungkan jarak sesuai dengan tabel dibawah ini.

Tabel 10-13

Perbandingan antara jenis layanan, diameter kabel dengan jarak jangkau maksimum

b. PEMILIHAN PASANGAN URAT (PAIR) KABEL PADA JARLOKAT UNTUK BERBAGAI JENIS LAYANAN (KECEPATAN BIT RENDAH).

Agar jaringan kabel tembaga dapat digunakan untuk menyalurkan layanan berbasis digital, disamping persyaratan jaringan, karakteristik pisik dan karakteristik elektrik kabel masih perlu di lakukan pemilihan pasangan urat kabel yang akan dipakai.

Pemilihan pasangan urat kabel dilakukan sesuai dengan jenis layanan digital yang akan di salurkan.

Layanan untuk kecepatan Bit Rate rendah dapat mempedomani tabel dibawah :

JENIS JARAK JANGKAU MAKSIMUM (km)

NO. LAYANAN DIAMETER KABEL (mm) DATA RATES KETERANGAN

0.4 0.6

1 POTS 3.00 5.70 0,3 - 3,4 KHz

(TELEPHONI) (64 kbps)

2 PAIR GAIN 3.00 5.70 160 kbps Duplex

3 ISDN - BRA 3.10 5.70 2B + D

(144 kbps)

4 ISDN - PRA 0.25 0.37 2 Mbps tanpa media

transmisi

5 H D S L 2.20 4.40 2 Mbps Duplex

6 A D S L 2.50 4.20 2 Mbps Down Stream

2.10 3.50 4 Mbps Down Stream

(39)

Telepon Analog Bebas memilih pasangan urat kabel loncat 1 quad

Band Frek 48, 240 kHz Loncat satu Sub-unit sub-unit lain Leased Line

(Sal. Sewa) Layanan Trans. Kode Loncat satu Quad 50, 100 b/s

Layanan Data Digital

48 kb/s Bebas memilih

9,6 kb/s pasangan urat kabel

4,8 kb/s Bebas memilih

200, 300, 2400 b/s pasangan urat kabel

1 – 64 (320 kb/s) Bebas memilih pasangan urat kabel

Line Loss (dB) 25 30 35 40 45 50

Tabel 10-14

Pengaturan Pemilihan Pair didalam Unit Kabel.

c. Teknologi xDSL

Khusus untuk penerapan teknologi xDSL, beberapa kriteria berikut juga harus diperhatikan berhubung data /bit rate yang disalurkan sangat tinggi.

1. Terminasi

Terminasi untuk teknologi xDSL sangat dianjurkan menggunakan terminasi sejenis LSA Plus atau Highband Module karena performansinya sangat tinggi. Hal ini untuk mengupayakan loss serendah mungkin.

2. Pemilihan Urat Kabel

a) Jaringan kabel tembaga berupa kabel struktur "quad" atau "pair yang dipuntir (twisted)".

b) Dalam satu quad kabel (dua pair), yang digunakan hanya satu pair (a/b) sedangkan urat kabel lainnya (c/d) sebagai cadangan atau sebaliknya.

c) Hindarkan menggunakan pair kabel cadangan dalam quad yang sama ad 2) diatas untuk kepentingan lainnya.

d) Dalam satu unit kabel (terdiri dari lima quad kabel) hanya diperbolehkan satu sistem xDSL.

e) Tidak dibenarkan terjadinya penyilangan urat kabel.

Quad lain

(40)

d. APLIKASI ISDN

Untuk layanan ISDN PRA tidak dicantumkan secara khusus karena hal ini tergantung dari sistem bearer yang digunakan, misalnya HDSL maka kriterianya menggunakan spesifikasi HDSL.

e. KELENGKAPAN KABEL

Persyaratan elektris

No Karakteristik Satuan Terminal Blok Konektor

RPU RK KP KTB

1 Kontinyuitas - Baik baik baik baik Baik

2 Tahanan Isolasi MOhm ≥ 10.000 ≥ 10.000 ≥

10.000 ≥10.000 ≥ 10.000

Tabel 10-15

Gambar

Tabel Tributary output jitter  Parameter
Tabel Harga Tahanan Pentanahan

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka perayaan event Gadingharjo Expo, TK PKK 106 Merten diminta berpartisipasi dalam penampilan pentas seni. Dalam pentas seni tersebut, anak-anak menampilkan sebuah

Dari keseluruhan program PPL mahasiswa di TK ABA Semuten, diharapkan dapat meningkatkan seluruh aspek yang ada di TK ABA Semuten. Dapat terus berkembang dan meningkatkan

Kegiatan Praktik Pembelajaran Mikro merupakan kegiatan bagi mahasiswa untuk diberi kesempatan mengembangkan kemampuan mengajarnya melalui praktik pembelajaran

Melalui strategi komunikasi yang tepat, pemerintah daerah dapat menginformasikan dengan baik potensi di daerahnya kepada investor.. Melalui hal yang sama, investor

Pengawet yang banyak dijual dipasaran dan digunakan untuk mengawetkan barbagai bahan makanan adalah benzoat, yang biasanya terdapat dalam bentuk natrium benzoat atau

Dari uraian di atas maka diperlukan suatu penelitian atas kualitas pelayanan terhadap tingkat kepuasan konsumen, apakah pelayanan yang ditawarkan oleh perusahaan dalam

engetahuan ilmiah harus bermetode artinya pengetahuan itu diperoleh dengan menggunakan cara)prosedur tertentu untuk mencari kebenaran. 2adi  pengembangan ilmu pengetahuan