• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan Volume 9, Nomor 1, Desember 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan Volume 9, Nomor 1, Desember 2014"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

29

KARAKTERISTIK HABITAT DAN MAKANAN IKAN PUTAK (Notopterus notopterus) DI RAWA BANJIRAN SIRAH PULAU PADANG

KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

Choirul Huda1, dan Sumantriyadi, 2

ABSTRAK

Penelitian karakteristik habitat dan makanan Ikan Putak (Notopterus notopterus) dilaksanakan pada bulan Juli 2012 dan Juli 2013 di rawa banjiran Sirah Pulau Padang Kabupaten Ogan Komering Ilir. Metode yang dilakukan bersifat survey lapangan dan penentuan stasiun dilakukan secara purposive random sampling. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik habitat dan makanan Ikan Putak (Notopterus notopterus) sebagai salah satu cara pendekatan biologi habitat melalui pengetahuan tentang makanan untuk domestikasinya. Secara keseluruhan, jumlah Ikan Putak (Notopterus notopterus) yang tertangkap di rawa banjiran Desa Belanti Kecamatan Sirah Pulau Padang Kabupaten Ogan Komering Ilir sebanyak 139 ekor yang dijadikan sampel pengamatan. Pada bulan Juli tahun 2012 sebanyak 102 ekor sedangkan pada bulan Juli 2013 sebanyak 37 ekor. Hasil pengamatan isi lambung Ikan Putak (Notopterus notopterus), makanan alami Ikan Putak pada bulan Juli 2012 adalah jenis serangga dengan nilai Index of preponderance tertinggi 80,02 % sedangkan pada bulan Juli 2013 Index of preponderance tertinggi 76,11 %, adapun jenis serangga yang banyak ditemukan dalam setiap pengamatan isi lambung Ikan Putak adalah jenis serangga jenis kumbang (Coleoptera). Selain serangga jenis makanan lain juga ditemukan diantaranya cacing, ikan, udang dan serasah.

Berdasarkan hasil pengamatan Ikan Putak (Notopterus notopterus) adalah ikan karnivor yang makanan utama cenderung memakan hewan interbrata jenis serangga air sebagai pakan alami. Karakteristik habitat Ikan Putak (Notopterus notopterus) di Desa Belanti Kecamatan Sirah Pulau Padang Kabupaten Ogan Komering Ilir adalah di rawa banjiran lebak yang berdekatan dengan sungai. Pada saat hujan, rawa banjiran menyatu dengan perairan sekitarnya, namun saat musim kemarau rawa banjiran tersebut mempunyai batasan yang jelas dan ikan akan berkumpul di rawa yang tidak mengalami kekeringan/lebung. Untuk menjaga kelestarian Ikan Putak (Notopterus notopterus) agar berkembang dimasa yang akan datang di rawa banjiran memerlukan kerjasama secara terpadu antara pemerintah dengan masyarakat, seperti mencegah degradasi habitat, menghindari pencemaran perairan, pengaturan musim tangkap serta adanya usaha budidaya Ikan Putak (Notopterus notopterus) diluar habitatnya.

Kata kunci : habitat Ikan Putak (Notopterus notopterus), rawa banjiran, makanan ikan.

1 Mahasiswa tingkat akhir – Konsentrasi Budidaya Perikanan Fakultas Perikanan Universitas PGRI Palembang. 2

(2)

30

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ikan Putak (Notopterus notopterus) dikategorikan sebagai ikan yang dilindungi berdasarkan pada Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 tentang jenis hayati Indonesia yang di lindungi. Hal ini berarti bahwa populasi Ikan Putak di alam sudah sedikit (Wibowo et al., 2009). Hal ini diperkuat oleh (Utomo et al., 2010) Ikan Putak (Notopterus notopterus) sedikit ditemukan pada Danau Ranau, Sungai Selabung dan Sungai Musi.

Beberapa faktor diperkirakan mengancam kelangsungan hidup ikan, yaitu perubahan atau lenyapnya habitat (habitat alteration/habitat loss), introduksi ikan asing (exotic special/alien species), eksploitasi yang berlebih (over fishing), pencemaran perairan, persaingan penggunaan air (pembuatan bendungan atau saluran irigasi), dan perubahan iklim global (Dudgeon, 2000 dalam Gaffar dan Muthmainnah 2010). Pengaruh kumulatif atau gabungan dari faktor-faktor tersebut lebih berbahaya daripada pengaruh masing-masing faktor. Secara gabungan, ancaman-ancaman tersebut dapat memusnahkan ikan air tawar bila tidak dilakukan berbagai upaya konservasi.

Guna memulihkan populasi jenis ikan perlu dilakukan penelitian karakteristik habitat dan makanan ikan terutama Ikan Putak (Notopterus notopterus) sehingga ikan tersebut dapat berkembang di masa yang akan datang. B. Rumusan Masalah

Ikan Putak sedikit ditemukan diperairan umum, ada beberapa faktor diperkirakan mengancam kelangsungan hidup Ikan Putak, yaitu perubahan atau lenyapnya habitat, eksploitasi yang berlebih, pencemaran perairan, dan persaingan penggunaan air (pembuatan bendungan atau saluran irigasi). Untuk menghindari kepunahan perlu dilakukan penelitian karakteristik habitat dan makanan Ikan Putak sebagai modal dasar untuk melestarikan ikan baik diperairan umum maupun usaha budidaya.

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui karakteristik habitat dan makanan Ikan Putak (Notopterus notopterus) sebagai salah satu cara pendekatan biologi habitat melalui pengetahuan tentang makanan untuk domestikasinya.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian mengenai karakteristik habitat dan makanan ikan putak merupakan informasi dasar yang penting untuk diketahui dalam melestarikan ikan baik diperairan umum maupun usaha budidaya sehingga bermanfaat bagi mahasiswa, masyarakat dan pemerintah.

II.METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini bersifat survey lapangan dilaksanakan dari bulan Juni 2012 dan bulan Juli 2013. Lokasi penangkapan Ikan Putak dilakukan di rawa banjiran Desa Belanti Kecamatan Sirah Pulau Padang Kabupaten Ogan Komering Ilir. B. Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang akan digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini tertera pada tabel dibawah ini :

Bahan; ikan putak, formalin 10 %, Formalin 4 % Alat : Jaring insang hanyut (gill net), lukah, pancing, serok dan pot trap (bubu ikan, sengkirai), Timbangan digital, Gelas ukur 10 ml, cawan petri, pipet tetes, tissue, Disecting set, kamera.

C. Prosedur kerja 1. Sampling

Sampling dilakukan pada 4 stasiun, metode penentuan stasiun dilakukan secara purposive random sampling. Sampling pada 4 stasiun.

2. Cara Penangkapan

Penangkapan ikan dilakukan di rawa banjiran pada sore dan malam hari dengan alat tangkap jaring insang hanyut mesh size 1 ½ inch dan 2 inch, lukah, pancing dan bubu ikan dikarenakan ikan tersebut mencari makan pada malam hari. Penentuan lokasi untuk mendapatkan ikan contoh dilakukan pada muara sungai (inlet), pada lahan rawa banjiran (lebak) yang tergenang air sangat tinggi saat musim kemarau (tengah), dan pintu air keluar (outlet). Penangkapan ikan dilakukan pada bulan Juli 2012 dan pada bulan Juli 2013. Setelah ikan tertangkap, ikan kemudian dimasukkan dalam ember plastik.

3. Uji Laboratorium

Ikan yang sudah dibawa ke Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum (BPPPU) dianalisis di laboratorium ikan. Adapun tata cara pengambilan isi lambung sebagai berikut : a. Ikan ditimbang dan diukur, kemudian dicatat

(3)

31 b. Ikan diletakan di atas talenan, lalu dibedah

pada bagian perutnya mulai dari pangkal sirip dada sampai ke lubang anus

c. Kemudian pengamatan kematangan gonad ikan.

d. Kemudian lambung ikan dikeluarkan, lambung ikan diambil secara hati-hati agar isinya tidak keluar atau tercecer.

e. Selanjutnya isi lambung ikan dimasukkan kedalam botol film dan diberi larutan formalin 4 % sehingga terendam dalam cairan formalin.

Selanjutnya, dilakukan pengamatan isi lambung. Adapun tata cara pengamatan isi lambung sebagai berikut :

a. Lambung ikan dikeluarkan dari botol film kemudian dimasukkan ke dalam petridish untuk dilakukan pencucian dengan air dan dibilas tiga kali, sehingga bau formalin hilang.

b. Lambung ikan diletakkan di dalam petridish dan dibelah untuk diambil isinya.

c. Dilakukan pengukuran volume isi lambung dan bobot.

d. Memilah dan mengelompokkan jenis makanan ikan secara kasat mata, bila isi lambung tidak teridentifikasi dengan kasat mata maka diidentifikasi menggunakan mikroskop atau luv.

e. Setiap jenis pakan dikelompokkan dan dilakukan pengukuran volume per jenis pakan yang ditemukan dengan menggunakan gelas ukur.

f. Metode estimasi persentase volume organisme makanan dapat digunakan untuk menduga volume yang sesungguhnya, hal ini dilakukan karena volume sebenarnya tidak dapat diukur secara langsung.

g. Data estimasi volume nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk menghitung indeks bagian terbesar (index of preponderance) suatu jenis makanan yang dimanfaatkan oleh ikan.

h. Penggunaan metode ini adalah pada saat mengamati organisme dan mengelompokannya berdasarkan atas jenisnya. Kemudian kelompok-kelompok tersebut diukur volumenya menggunakan gelas ukur. Persentase volume masing-masing organisme yang teramati jika dijumlahkan akan mencapai 100%

i. Indeks bagian terbesar (index of preponderance) makanan dihitung untuk mengetahui persentase suatu jenis organisme makanan yang dimanfaatkan oleh ikan.

D. Karakteristik Habitat

Karakteristik Habitat di rawa banjiran lebak untuk mengetahui habitat jenis Ikan dengan aspek lingkungan disekitar perairan berupa :

1. Pengamatan jenis Ikan di rawa banjiran 2. Pengamatan jenis tumbuhan di sekitar rawa

banjiran

3. Pengamatan jenis serangga air disekitar rawa banjiran

4. Pengamatan kualitas air E. Analisis Data

Penghitungan indeks bagian terbesar (Index of preponderance) dilakukan untuk mengetahui presentase suatu jenis organisme makanan yang dimanfaatkan oleh ikan.

Vi x Oi

IP = --- x 100% ∑ (Vi x Oi)

Dimana :

IP = Indeks bagian terbesar jenis organisme makanan ke i

Vi = Persentase volume jenis organisme

makanan ke i

Oi = Persentase frekuensi kejadian jenis

organisme makanan ke i

∑ Vi x Oi = Jumlah Vi x Oi dari jenis organisme makanan

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI WILAYAH

Lokasi penelitian karakteristik habitat dan makanan Ikan Putak (Notopterus notopterus) dilakukan pada rawa banjiran yang terletak di Desa Belanti Kecamatan Sirah Pulau Padang Kabupaten Ogan Komering ilir Provinsi Sumatera Selatan. Menurut Nepri (2011), batas wilayah Desa Belanti sebelah utara berbatasan dengan Desa Rengas Pitu Kecamatan Sirah Pulau Padang, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Mangun Jaya Kecamatan Sirah Pulau Padang, sebelah timur berbatasan dengan Desa Ulak Kemang Kecamatan Pampangan, sebelah barat berbatasan dengan Desa Terate Kecamatan Sirah Pulau Padang.

Rawa banjiran lebak lebung merupakan kawasan lahan rendah yang senantiasa memiliki kepekaan tergenang air pada kurun waktu tertentu maupun sepanjang tahun. Menurut Master Plan Pembangunan Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Selatan (2011), luas rawa di Kabupaten Ogan Komering Ilir 74.480 hektar dengan nilai lelang lebak lebung pada tahun 2010 sebesar Rp. 6.000.000.000,

(4)

32 bobot tangkapan 2.215.385 kg, tangkapan rata-rata tahunan 30 kg/hektar. Penangkapan ikan di perairan rawa lebak lebung diidentifikasi merupakan salah satu penyumbang produksi perikanan perairan umum daratan (PUD) yang cukup tinggi di Provinsi Sumatera Selatan.

B. JUMLAH HASIL TANGKAPAN IKAN PUTAK

Secara keseluruhan, Ikan Putak (Notopterus notopterus) yang tertangkap di rawa banjiran di Desa Belanti Kecamatan Sirah Pulau Padang Kabupaten Ogan Komering Ilir sebanyak 139 ekor yang dijadikan sampel pengamatan, penangkapan Ikan Putak (Notopterus notopterus) pada Bulan Juli 2012 berjumlah 102 ekor sedangkan penangkapan ikan Putak (Notopterus notopterus) pada bulan Juli 2013 berjumlah 37 ekor.

C. KARAKTERISTIK HABITAT

Karakteristik Habitat Ikan Putak (Notopterus notopterus) di rawa banjiran lebak dengan genangan airnya dangkal dan bersifat tidak permanen, Namun mengalami genangan banjir dari sungai atau pasang dari laut secara periodik. Hal ini sesuai dengan Subagyo (2006) dalam Husnah dan Prianto (2011), lahan rawa adalah lahan yang sepanjang tahun, atau selama waktu yang panjang dalam setahun, selalu jenuh air (saturated) atau tergenang (waterlogged) air dangkal. Adapun hasil pengamatan di rawa banjiran lebak di Desa Belanti Kecamatan Sirah Pulau Padang Kabupaten Ogan komering Ilir : 1. Jenis Ikan di Rawa Banjiran

Penangkapan ikan di rawa banjiran lebak di Desa Belanti Kecamatan Sirah Pulau Padang Kabupaten Ogan Komering Ilir banyak dihuni oleh beragam jenis ikan air tawar diantaranya Ikan Putak (Notopterus notopterus). Hasil tangkapan Ikan Putak (Notopterus notopterus) pada bulan Juli 2012 dan Juli 2013 rata-rata 2 – 5 kg/hari dengan alat tangkap yang digunakan berupa tajur (pakan yang diberikan berupa udang) dan pot trap. Prinsip penangkapan dengan pot trap dan tajur dengan memanfaatkan sifat ikan yang pada malam hari berada di rawa banjiran dekat muara sungai dan rawa banjiran (tengah) berdekatan semak-semak dan hutan rawa untuk mencari tempat perlindungan dan mencari makan.

Menurut Nurdawati et al., (2010), alat tangkap yang diklasifikasikan sebagai pot trap adalah bubu, pengilar, sengkirai,

cabam/seruo/senggung, bubu kempek, dan sangku. Bubu pada umumnya berbentuk agak panjang dan biasanya mempunyai injab lebih dari satu dan terletak di bagian dalam bubu. Pengilar berbentuk empat persegi dan kadang-kadang bagian belakangnya berbentuk silinder. Bahan untuk membuat pengilar adalah bilah-bilah bambu untuk pengilar kawat, serta injab terletak di bagian depan dan sejajar dengan dinding bagian depan dan panjangnya sama dengan tinggi pengilar.

Tajur adalah alat tangkap yang sederhana, baik bentuk maupun cara kerjanya. Tajur terdiri dari mata pancing dengan nomor 11 – 13 yang diberi umpan, tali pancing dari nilon yang dilengkapi dengan pemberat dan pelampung, serta joran (tangkai) dari bambu dengan panjang berkisar 1 -1,5 m. Cara operasinya adalah dengan menancapkan joran di tepi perairan dengan tali pancing mengarah ke air dalam posisi menggantung, ditunggu beberapa jam atau semalaman baru diangkat. Jumlah tajur yang dipasang berkisar antara 10-100 tajur. Tujuan penangkapan adalah ikan-ikan buas (Nurdawati et al., 2010).

Jenis perikanan tangkap di rawa banjiran lebak di Desa Belanti Kecamatan Sirah Pulau Padang Kabupaten Ogan Komering Ilir adalah jenis ikan hitam (black fish) yang biasa mendiami suaka perikanan tipe lebung. Hal ini sesuai dengan Welcome (1979) dalam Asyari dan Utomo (2005), jenis ikan yang biasa mendiami suaka perikanan tipe lebung adalah jenis ikan hitam (black fish), sedangkan jenis ikan putih (white fish) biasa menghuni suaka perikanan tipe sungai.

2. Jenis Tumbuhan di Sekitar Rawa Banjiran

Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan rawa banjiran di Desa Belanti Kecamatan Sirah Pulau Padang Kabupaten Ogan Komering Ilir banyak dihuni oleh beragam jenis vegetasi tumbuhan air, semak-semak, hutan rawa sampai tumbuhan daratan. Tumbuhan air adalah tumbuhan yang sebagian atau seluruh siklus hidupnya berada di lingkungan perairan. Sebagian dari tumbuhan air ini dapat dikelompokkan ke dalam tumbuhan pengganggu yang disebut dengan gulma air karena lebih banyak kerugian ditimbulkan dibandingkan yang menguntungkan terhadap ekosistem perairan (Samuel, 2010). Dalam kondisi alami, profil rawa banjiran di Desa Belanti Kecamatan Sirah

(5)

33 Pulau Padang Kabupaten Ogan Komering Ilir dapat dilihat pada (Gambar 1).

Gambar 1 : Profil rawa banjiran di Desa Belanti

Kecamatan Sirah Pulau padang

Kabupaten Ogan Komering Ilir

(sumber gambar Husnah dan Prianto, 2011)

Keterangan :

a. Tumbuhan daratan komersial b. Hutan rawa

c. Semak-semak

d. Area rawa banjiran lebak yang banyak ditumbuhi beragam jenis vegetasi tumbuhan air diantaranya (Famili : Poaceae, Salviniaceae,Pontederiacheae,Ceratophyllac eae, Equisetaceae, Mimosaceae).

e. Area penangkapan ikan (rawa banjiran lebak) f. Rawa lebak dalam

g. Hutan rawa h. Badan sungai

Berdasarkan gambar 3 diatas, area penangkapan ikan adalah di rawa banjiran yang banyak ditumbuhi oleh jenis vegetasi tumbuhan air, semak-semak, dan hutan rawa. Ekositem tumbuhan air ini tergolong produktif menghasilkan ikan air tawar dari aktifitas penangkapan, salah satu penyebabnya adalah banyaknya jenis-jenis tumbuhan air yang berperan sebagai tempat perlindungan, pemijahan, asuhan, dan lain sebagainya bagi ikan-ikan perairan umum yang bernilai ekonomis penting (Samuel, 2010).

Selain tumbuhan air lokasi penangkapan Ikan Putak (Notopterus notopterus) di rawa banjiran Desa Belanti Kecamatan Sirah Pulau Padang Kabupaten Ogan Komering Ilir masih banyak dijumpai hutan rawa hal ini sesuai dengan Utomo dan Asyari (1999), di perairan hutan rawa air tawar serangga air banyak dijumpai pada serasah daun dan kayu mati yang terendam dalam air.

3. Jenis Serangga Air di Rawa Banjiran Pada umumnya serangga air berperan sebagai pakan alami ikan-ikan karnivora dan omnivora, bahkan ikan-ikan ini juga memakan serangga darat yang suka berterbangan di antara

tumbuhan air. Tahapan serangga dalam daur hidup berupa tahap telur, larva, nympha, kepompong, dan dewasa (Asyari 2006). Hal ini didukung oleh banyaknya ketersediaan pakan alami di lahan tersebut.

Dalam kondisi alami, rawa banjiran di Desa Belanti Kecamatan Sirah Pulau Padang Kabupaten Ogan Komering Ilir banyak dihuni oleh beragam jenis spesies serangga air diantaranya : ordo odonata (bangsa capung), ordo coleoptera (bangsa kumbang), ordo diptera (nyamuk), Ordo lepidoptera (kupu-kupu), ordo Hemiptera (kepik, kutu daun). Menurut Lilies (1991), dalam Asyari (2006), telah mengklasifikasikan serangga sebagai berikut sub kelas Apterygota (serangga tanpa sayap) dibagi atas 4 ordo ; Collembola, Diplura, Thysanura, Protura, sub kelas Pterygota (serangga bersayap) dibagi 2 yaitu kelompok Exopterygota dan Endopterygota.

4. Kualitas Air

Parameter kualitas air yang diamati merupakan data penunjang seperti pH, suhu, kedalaman dan kecerahan dan DO, pengamatan data kualitas air pada siang hari dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Data Kualitas air rawa banjiran Desa Belanti Kecamatan Sirah Pulau Padang Kabupaten Ogan Komering Ilir.

No Parameter Satuan Juli

2012 Juli 2013 1. Suhu 0C 28 – 31 27 – 30 2. Kecerahan Cm 80 - 90 75 – 90 3. Kedalaman Cm 110 – 130 110 – 135 4. pH - 6 – 6,5 5,8 – 6,7 5. Oksigen terlarut mg/l - 3,8 – 5,5

Suhu sangat berperan mengendalikan kondisi ekosistem perairan, Derajat keasaman (pH) mempengaruhi tingkat kesuburan perairan karena mempengaruhi kehidupan jasad renik. derajat keasaman (pH) juga menentukan keragaman jenis ikan pada suatu perairan. Menurut (Dermawan, 2009). Ikan Putak (Notopterus notopterus) hidup di rawa-rawa hutan yang agak dalam dengan pH 6,0 – 6,5 dan suhu 24o – 28 o C. Sedangkan menurut Asyari dan Utomo (2005), Ikan Putak (Notopterus notopterus) dapat ditemukan pada suaka perikanan suak buaya dengan pH berkisar antara 6-6,5 dengan kedalaman antara 1,5 – 3 m.

(6)

34 Suaka perikanan suak buaya merupakan suaka perikanan tipe lebung yang berada di perairan lubuk lampam yang berdekatan dengan sungai utama (sungai lempuing). Pada saat hujan (banjir) suaka perikanan suak buaya menyatu dengan perairan sekitarnya, namun saat musim kemarau suaka perikanan ini mempunyai batasan yang jelas dan ikan akan berkumpul di suaka tersebut karena tidak mengalami kekeringan (Asyari dan Utomo 2005).

Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan karakteristik Habitat Ikan Putak (Notopterus notopterus) di rawa banjiran Desa Belanti Kecamatan Sirah Pulau Padang Kabupaten Ogan Komering Ilir adalah di rawa banjiran lebak berdekatan dengan Sungai Lebong Pinang, Sungai Ulak Aur dan Sungai Harapan. Pada saat hujan (banjir) rawa banjiran menyatu dengan perairan sekitarnya, namun saat musim kemarau rawa banjiran tersebut mempunyai batasan yang jelas dan ikan akan berkumpul di rawa yang tidak mengalami kekeringan/lebung. Dalam kondisi alami, rawa banjiran banyak dihuni oleh beragam jenis vegetasi tumbuhan air, semak-semak, hutan rawa dan tersedianya pakan alami terutama spesies serangga air.

D. MAKANAN IKAN PUTAK (Notopterus notopterus)

Menurut Effendie (1979), kalau untuk pertama kalinya mempelajari tabiat makanan satu spesies ikan yang belum dikenal makanannya, sebaiknya mengadakan seleksi di lapangan untuk melihat apakah ikan itu mempunyai lambung atau tidak, serta untuk mendapat gambaran baku dari makananya. Apabila ikan itu mempunyai lambung, cukup diambil lambungnya saja untuk kelak dipelajari di laboratorium.

Berdasarkan Pengamatan pada bagian lambung, Ikan Putak (Notopterus notopterus) mempunyai lambung besar, usus pendek, tebal dan elastis, dapat dilihat pada (lampiran 5 gambar 13). Pengamatan pada bagian lambung diasumsikan organisme makanan pada bagian ini belum tercerna sempurna, sehingga organisme makanan lebih mudah diidentifikasi.

Hasil pengamatan di laboratorium ikan BPPPU Mariana, makanan pada Ikan Putak dapat dikelompokkan dalam 5 jenis, yaitu serangga, ikan, cacing, udang, dan serasah.

Gambar 2. Indexs of preponderance isi lambung Ikan Putak (Notopterus notopterus) pada bulan Juli 2012.

Gambar 3. Indexs of preponderance isi lambung Ikan Putak (Notopterus notopterus) pada bulan Juli 2013.

Isi lambung Ikan Putak (Notopterus notopterus) pada bulan Juli 2012 dan pada bulan Juli 2013 di dominasi jenis serangga. Serangga yang paling banyak ditemukan dalam setiap pengamatan isi lambung menggunakan mikroskop di laboratorium ikan BPPPU didominasi ordo Coleoptera (bangsa kumbang) terutama family Dytiscidae dan Hydrophillidae.

Menurut Asyari (2006), kumbang air (famili Hydrophilidae) adalah serangga yang bersifat herbivor, terdapat diperairan yang tenang, telur diletakkan dalam kantung-kantung pada tanaman air, larva hidup di air, selanjutnya meninggalkan air untuk menjadi pulpa dalam lubang dibawah tanah. Serangga dewasa memakan bangkai, sedangkan larva memakan binatang air yang kecil-kecil.

Kumbang penyelam (famili Dytiscidae) kumbang ini termasuk predator. Larva dan dewasa hidup dalam air, dan makan berbagai binatang air termasuk ikan-ikan kecil. Sedangkan kepompong muncul di tanah yang

Serangg a 80,02 % Serasah 5,22 % Udang 2,88 % Cacing 9,04 % Ikan 2,84 % serangg a 76,11 % Serasah 6,67 % Udang 7,36% Cacing 4,44 % Ikan 5,42 %

(7)

35 lembab sekitar perairan, sering mengambil udara di permukaan air, saat menyelam memakai gelembung udara yang ada di bawah kelopak sayap. Kumbang dewasa dapat dapat berukuran 3 cm, berwarna hitam, coklat atau kekuning-kuningan (Asyari, 2006).

Makanan Ikan Putak (Notopterus notopterus) pada bulan Juli 2012 dan Juli 2013 dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor lingkungan yang mempengaruhi ketersediaan makanan alami di rawa banjiran lebak di Desa Belanti Kecamatan Sirah Pulau Padang Kabupaten Ogan Komering Ilir. Menurut Effendie (1979), satu spesies ikan yang diambil contoh makanannya dapat saja berbeda dengan waktu yang lain walaupun pengambilannya dilakukan pada tempat yang sama. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh perubahan suasana lingkungannya.

Makanan utama Ikan Putak (Notopterus notopterus) adalah serangga yang suka menempel/hinggap pada batang dan dahan-dahan kayu didasar perairan serta serangga air yang suka didasar perairan. Cara makan Ikan Putak (Notopterus notopterus) yaitu dengan cara agresif menyambar mangsanya (serangga) maka dengan itu secara tidak sengaja serasah/potongan daun ikut termakan. Selain serangga jenis makanan lain juga ditemukan diantaranya cacing, ikan, udang dan serasah. Pengamatan isi lambung Ikan Putak (Notopterus notopterus) sesuai dengan Arifin dan Utomo (1987) dalam Asyari (2006), Ikan Putak (Notopterus notopterus) adalah Ikan karnivor yang makanan utama cenderung memakan hewan invertebrata jenis serangga air sebagai pakan alami.

Berdasarkan hasil pengamatan panjang usus dan panjang total Ikan Putak (Notopterus notopterus), panjang total Ikan Putak (Notopterus notopterus) 3 kali lebih panjang daripada panjang usus. Menurut Effendie (2002), Ikan karnivor mempunyai lambung benar, palsu, dan usus pendek, tebal dan elastis.

IV.KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian Ikan Putak (Notopterus notopterus) maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Karakteristik habitat dan makanan Ikan Putak (Notopterus notopterus) di rawa banjiran di Desa Belanti Kecamatan Sirah Pulau Padang

Kabupaten Ogan Komering Ilir masih dikategorikan baik untuk domestikasikannya. 2. Ikan Putak (Notopterus notopterus) termasuk ikan air tawar bersifat karnivor yang cenderung memakan hewan invertebrata jenis serangga air sebagai makanan utama.

B. SARAN

Saran yang ingin disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Untuk menjaga kelestarian Ikan Putak (Notopterus notopterus) diperlukan upaya pemeliharaan ketersediaan makanan alami dengan menjaga keseimbangan ekosistem (flora dan fauna) di rawa banjiran di Desa Belanti Kecamatan Sirah Pulau Padang Kabupaten OKI.

2. Pengelolaan Ikan Putak (Notopterus notopterus) yang lestari dan berkelanjutan memerlukan kerjasama secara terpadu antara pemerintah dengan masyarakat, seperti mencegah degradasi habitat, menghindari pencemaran perairan, pengaturan musim tangkap serta adanya usaha budidaya Ikan Putak diluar habitatnya.

DAFTAR PUSTAKA

Asyari dan A. D. Utomo. 2005. Karakteristik Habitat, Jenis, dan Stok Ikan pada Beberapa Suaka Perikanan Sungai dan Rawa Banjiran di Kabupaten OKI, Sumatera Selatan. Prosiding Forum Perairan Umum Indonesia Ke-1. Pusat Riset Perikanan Tangkap. Hal 293-298. Asyari. 2006. Peran Serangga Air Bagi Ikan Air

Tawar. Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap. Vol 1 (2) hal. 53-60.

Burnawi. 2011. Pengamatan Isi Lambung Ikan Belida (Chitala Lopis) hasil Tangkapan di Perairan Sungai Kampar, Riau: Buletin Teknik Litkayasa Sumber Daya dan Penangkapan. Vol 9 (2): 41-44. Dermawan. A. 2009. Jenis-Jenis Ikan yang

Dilindungi dan Masuk dalam Appendiks CITES. Direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut. Direktorat Jenderal Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Selatan. 2011. Laporan Akhir Master Plan Pembangunan Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Selatan

(8)

36 “Pembangunan Perikanan Perairan Umum Daratan (PUD)” . Palembang. Effendie, M.I. 1979. Metode Biologi Perikanan,

Yayasan Dewi Sri Bogor: 112 hal. Effendie, M.I. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan

Pustaka Nusatama. Yogyakarta: 163 hal. Gaffar A. K. dan D. Muthmainnah. 2010. Pengelolaan Sumber Daya Perikanan Sungai Musi. Balai Riset Perikanan Perairan Umum (BRPPU), Palembang. Hal. 246-254.

Ghufran M. dan A.B. Tancung. 2007. Pengelolaan Kualitas Air dalam Budi Daya Perairan. Rineka Cipta. Jakarta: Husnah dan E. Prianto 2011. Karakteristik

Lingkungan Perairan Rawa Perikanan dan Kondisi Lingkungan Sumber Daya Ikan Perairan Umum Daratan Riau. Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum, Palembang. Hal 37-60

Kaban, S., S.N. Aida, dan A. Wibowo. 2011. Karakteristik Lingkungan Perairan Sungai: Perikanan dan Kondisi Lingkungan Sumber Daya Ikan Perairan Umum Daratan Riau. Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum, Palembang. Hal 9-36.

Kottelat, M., A.J. Whitten., S.R. Kartikasari dan S. Wirjoatmodjo. 1993. Freshwater Fishes of western Indonesia and Sulawesi. Periplus Edition (HK) Ltd. Nepri, 2011. Buku Profil Desa/Kelurahan.

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir : 78 hal. Nulhakim, L. 2007. Laporan Inventarisasi Ikan

Langka Spesies Langka Perairan Umum Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Selatan: 113 hal.

Nurdawati. S., Rupawan., Makmur. S., dan A.H. Rais. 2010. Aktivitas Perikanan Tangkap di Sungai Musi. Balai Riset Perikanan Perairan Umum (BRPPU), Palembang. Hal. 207-245.

Octaviana, D. 2012. Laporan Bulanan Penyuluh Perikanan Triwulan Kedua Tahun 2012 Desa Belanti Kecamatan Sirah Pulau Padang Kabupaten Ogan Komering Ilir: 24 hal.

Prianto. E. dan N.K. Suryati. 2009. Kebiasaan Makan dan Hubungan Panjang Bobot Ikan Gulamo Keken (Johnius belangerii) di Estuari Sungai Musi: Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap. Vol 2 (6) 257-263.

Rahayu, E.L. 2009. Makanan Ikan Motan (Tynnichthys thynnoides, Bleeker 1852) di Perairan Rawa Banjiran Sungai Kampar Kiri Riau. IPB. Bogor 2009. 32 hal.

Samuel. 2010. Sumber Daya Perairan Sungai Musi (plankton, Bentos, dan Tumbuhan air). Balai Riset Perikanan Perairan Umum (BRPPU), Palembang. Hal. 67-98.

Sarnita, A.S. 2001. Potensi dan Tingkat Pemanfaatan Perikanan Perairan Umum Sekitar Lahan Persawahan Pasang Surut Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol. 7 (2) 1-13. Utomo. A.D., S. Adjie., S.N. Aida, dan K.

Fattah. 2010. Potensi Sumber Daya Ikan di Daerah Aliran Sungai Musi Sumatera Selatan: Perikanan Perairan Sungai Musi Sumatera Selatan. Balai Riset Perikanan Perairan Umum, Palembang. Hal. 99-206.

Utomo, A.D. dan Asyari 1999 Peranan ekosistem hutan rawa air tawar bagi kelestarian sumber daya perikanan di Sungai Kapuas, Kalimantan Barat. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. Vol V no 3.

(9)

Gambar

Gambar 2. Indexs of preponderance isi lambung  Ikan  Putak  (Notopterus  notopterus)  pada bulan Juli 2012

Referensi

Dokumen terkait

Joeharnani Tresnati, DEA, dan tenaga lapangan yang mengizinkan menggunakan data posisi penangkapan dan berat ikan layang per trip (raw data) pada kegiatan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka disimpulkan bahwa tren hasil tangkapan ikan cakalang yang didaratkan di PPS Bitung hingga tahun 2016 akan cenderung

Penelitian di muara Sungai Maro dan daerah rawa payau kawasan mangrove Pantai Kembapi tentang jenis-jenis ikan gelodok belum banyak dilaporkan untuk itu penelitian ini

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai fekunditas, derajat pembuahan telur (FR), dan derajat penetasan telur (HR) pada ikan koi yang dipijahkan dengan

Penelitian tentang efektivitas penangkapan ikan kerapu dengan menggunakan bubu berumpan belum banyak dilakukan, sehingga masih diperlukan penelitian yang lebih

Lamun adalah tumbuhan berbunga (spermatophyta) yang sepenuhnya telah beradaptasi untuk hidup di laut. Lamun umumnya tumbuh membentuk hamparan di perairan dangkal yang

Penangkapan ikan pada bagan tancap dengan menggunakan lampu gabungan memiliki hasil tangkapan yang lebih banyak dibandingkan dengan hanya menggunakan lampu CFL.. Kata kunci

Setelah dilakukan analisis dari tiap parameter yang telah diuji, untuk kualitas air sungai Sirah Pulau Padang dapat dilihat dalam tabel dengan menggunakan metode Storet.. Hasil skoring