• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea saman) DAN AZOLLA (Azolla pinnata) TERHADAP KANDUNGAN NDF DAN ADF PADA RUMPUT SIGNAL (Brachiaria decumbens)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea saman) DAN AZOLLA (Azolla pinnata) TERHADAP KANDUNGAN NDF DAN ADF PADA RUMPUT SIGNAL (Brachiaria decumbens)"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR

KIHUJAN (

Samanea saman

) DAN AZOLLA

(

Azolla pinnata

) TERHADAP KANDUNGAN

NDF DAN ADF PADA RUMPUT SIGNAL

(Brachiaria decumbens)

SKRIPSI

Oleh

NURFAJRI SYAM

I 111 11 022

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015

(2)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR

KIHUJAN (

Samanea saman

) DAN AZOLLA

(

Azolla pinnata

) TERHADAP KANDUNGAN

NDF DAN ADF PADA RUMPUT SIGNAL

(Brachiaria decumbens)

SKRIPSI

Oleh:

NURFAJRI SYAM

I 111 11 022

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk

Memperoleh Gelar Sarjana pada

Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2015

(3)

PERNYATAAN KEASLIAN

1. Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Nurfajri Syam

NIM : I 111 11 022

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa: a. Karya skripsi yang saya tulis adalah asli

b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi, terutama dalam Bab Hasil dan Pembahasan, tidak asli atau plagiasi maka bersedia dibatalkan dan dikenakan sanksi akademik yang berlaku.

2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Makassar, Desember 2015

(4)
(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang sedalam-dalamnya dipanjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat hidayah dan taufiknyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dalam bentuk skripsi. Baginda Rasulullah pujaanku salam dan salawat senantiasa tercurah untuk-Nya. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pemberian Pupuk Hijau Cair Kihujan (Samnea saman) dan Azolla

(Azolla pinnata)Terhadap Kandungan NDF dan ADF Pada Rumput Signal

(Brachiaria decumbens)” Penulisan skripsi ini tidak akan terlaksana tanpa bantuan dari berbagai pihak baik itu dalam bentuk moral maupun material. Melalui kesempatan ini, penulis ingin mengucpkan terima kasih dan memberikan penghormatan serta penghragaan yang setingi-tingginya kepada semua pihak utamanya kepada Ayahanda Drs Syamsuddin dan Ibunda Satria, yang telah memberikan motivasi tiada henti serta senantiasa mendoakan penulis agar sukses dalam studi dan menggapai cita –cita, kepada saudara-saudaraku: Zulkifli Syam,S.Pd,Magfiranti Syam, Reski Amalaia Syam.Penyelesaian penulisan skripsi juga tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahn hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak. Dr. Ir. Syamsuddin Nompo, MP sebagai pembimbing utama dan

Bapak Dr. Ir. Budiman Nohong, MP selaku pembimbing anggota yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan nasihat serta motivasi dalam penyusunan Skripsi ini.

(6)

vi

2. Terima kasih Kepada Bapak Prof. Dr. Ir, Abd.Latif Toleng, M.Sc selaku Pembimbing Akademik.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M.Sc selaku dekan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin

4.Ibu Prof. Dr. drh. Hj. Ratmawati Malaka, M. Sc selaku Wakil Dekan I, Ibu

Dr.Ir. Hastang, M.Si selaku Wakil Dekan II, Bapak Prof. Dr. Ir. Jasmal A Syamsu, M.Si selaku Wakil Dekan III Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin.

5. Terima kasih kepada teman tim penelitian Riska Isnaini HS,Musfira Jafar,Suci Ramadhani dan Khaerun Nur Karimuddin

6. Laboratorium Kimia Makanan Ternak, Ibu Nining ,Kak Syahrul, Kak Tri

terima kasih atas bantuan dan perhatiannya selama penelitian dan penyelesaian skripsi.

7. Terima kasih kepada teman sekelas Protek Andi Suaib,Adriawan Zainuddin,S.Pt, Muh.Shoalihin,S.Pt,Muh Adnan Hasyim, Awal Rezkiawan, S.Pt,FadlyHidayatIlyas,Naharuddin.HasbiS.Pt,NurAhmad,S.Pt,Arditia,Mut iara.Hikma,Nurmulyaningsih,S.Pt,Mardhatilla.Utami,S.Pt,Kurnia.Kamaru ddin,S.Pt,Armi.utami,S.Pt,Nurjannah,S.Pt,Andi.Pancawati,S.Pt,Mutmainna h,S.Pt,Nurul Ilmi Harun,S.Pt,May Rismi Annisa,Indi Putri Utami,S.Pt,Sri Novriyanti,S.Pt,Nevyani Azikin,S.Pt.

8. Kepada rekan rekan SOLANDEVEN 011, SEMA FAPET UH, HIMSENA UH, HIPMA GOWA UNHAS, HmI KOM PETERNAKAN dan KKN-PK gelombang 48. serta semua pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu

(7)

vii

yang berjasa membantu penulis dalam proses perkuliahan sampai penyelesaian studi ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu penulis memohon saran untuk memperbaiki kekurangan tersebut.

Makassar, Desember 2015

(8)

viii Nurfajri Syam (I 111 11 022). Pengaruh Pemberian Pupuk Hijau Cair Kihujan

(Samnea saman) dan Azolla (Azolla pinnata) Terhadap Kandungan NDF dan ADF Pada Rumput Signal (Brachiaria decumbens). (Dibawah bimbingan Dr. Ir. Syamsuddin Nompo,MP sebagai Pembimbing Utama dan Dr.Ir.Budiman Nohong,MP (sebagai Pembimbing Kedua).

RINGKASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk hijau cair dari tanaman Kihujan (Samanea saman), dan Azolla (Azolla pinnata) terhadap kandungan NDF dan ADF rumput signal.Penelitian ini disusun berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 5 kali ulangan sehingga di peroleh 15 unit percobaan. Perlakuan penelitian ini yaitu P0 (Kontrol), P1 (azolla), P2 (kihujan). Parameter yaitu kandungan NDF dan ADF. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk hijau cair yang berbeda pada rumput signal tidak memberi pengaruh nyata (P>0,05) terhadap kandungan NDF dan ADF.. Hal ini diduga karena mungkin jumlah pupuk diberikan pada perlakuan P1 dan P2 belum maksimal sehingga kandungan NDF dan ADF pada P0,P1 dan P2 tidak berbeda nyata.Kesimpulan bahwa pemberian pupuk hijau cair Kihujan (Samanea saman) dan Azolla (Azolla pinnata) memberikan pengaruh tidak nyata pada P0,P1 dan P2 terhadap kandungan ADF dan NDF pada rumput Signal (Brachiria Decumbens).

Kata Kunci : Pupuk Cair Azolla, dan Kihujan, Rumput Signal, Kandungan NDF dan ADF.

(9)

ix Nurfajri Syam (I 111 11 022).Effect of Green Liquid Fertilizer Kihujan (Samanea saman) and Azolla (Azolla pinnata) The content of NDF and ADF On Signal grass (Brachiaria decumbens).. (under the guidance of Dr. Ir. Syamsuddin Nompo,MP

as Main Supervisor and Dr.Ir.Budiman Nohong,MP (as Second Counselor)..

ABSTRACT

This study aimed to determine the effect of green manure effluents from the plant Kihujan (Samanea saman), and Azolla (Azolla pinnata) to the NDF and ADF content of signal grass.This study is based on completely randomized design (CRD) with 3 treatments and 5 replications thus obtained 15 experimental units. The treatment of this research is P0 (control), P1 (Azolla), P2 (kihujan). Parameters are the content of NDF and ADFThe results showed that administration of liquid different green manure on pasture do not signal a significant effect (P> 0.05) on the content of NDF and ADF .This is presumably because the amount of fertilizer may be given to the treatment of P1 and P2 is not maximized so that the content of NDF and ADF at P0, P1 and P2 are not significantly different. Conclusion that green liquid fertilizer Albizia saman (Samanea saman) and Azolla (Azolla pinnata) gives no real effect on the P0, P1 and P2 on the content of ADF and NDF on grass Signal (Brachiria decumbens).

(10)

x DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN………. xii

PENDAHULUAN………. 1

TINJAUAN PUSTAKA... 4

Gambaran umum Rumput Signal (Brachiaria decumbens)... 4

Rumput Signal Sebagai Hijauan Makanan Ternak ... 6

Pemupukan Pupuk Hijau Cair ... 7

Azolla (Azolla pinnata) Sebagai Pupuk Hijau Cair ... 9

Daun Kihujan (Samanea saman) Sebagai Pupuk Hijau Cair... 12

Kandungan ADF dan NDF ... 14

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ... 16

Materi Penelitian ... 16

Metode Penelitian ... 16

HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan NDF dan ADF pada rumput gajah (Pennisetum purpureum) 22 KESIMPULAN DAN SARAN... 25

DAFTAR PUSTAKA ... 26

LAMPIRAN………... 29

(11)

xi DAFTAR TABEL

No. Halaman

Teks

1. Kandungan NDF dan ADF Hijuan Rumput Signal Dibawah Naungan kebun pisang ... 7 2. Susunan Hara Azolla (%) Berdasarkan Berat Kering ... 11 3. Denah Penempatan Perlakuan Penelitian. ... 19 4. Kandungan NDF dan ADF Rumput Signal (Brachiaria decumbens). 22

(12)

xii DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

Teks

1. Rumput Signa (Brachiaria decumbens) ... 5 2. Skema pemisahana bagian-bagian hijauan segar pemotongan (forage)

(13)

xiii DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

Teks

1. Penerapan kadar pupuk cair yang digunakan dalam perlakuan ... 29

2. Rataan kandungan ADF rumput signal (Brachiaria decumbens) ... 30

3. Rataan kandungan NDF rumput signal (Brachiaria decumbens) ... 32

(14)

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Salah satu upaya dalam pengembangan subsektor peternakan adalah meningkatkan produksi dan kualitas hijauan pakan ternak. Selama ini sektor pertanian kita selalu ketinggalan dengan negara lain. Hal ini dibuktikan oleh fakta bahwa sebagai negara agraris kita masih tergantung impor dari luar negeri. Yudohusodo (2005) menyatakan pemenuhan bahan pangan negara kita per tahun dari impor yaitu sebesar 500.000 ton beras, 1.2 juta ton kedelai, 5.5 juta ton gandum, 1.5 juta ton jagung, daging sapi setara dengan 550.000 ekor serta produk pertanian lainnya. Dimana salah satu faktor dalam pemenuhan kebutuhan akan daging dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas pakan (terutama hijauan) yang diberikan pada ternak.

Rumput-rumputan merupakan hijauan segar yang sangat disukai ternak, mudah diperoleh karena memiliki kemampuan tumbuh tinggi, terutama di daerah tropis meskipun sering dipotong/disengut langsung oleh ternak sehingga menguntungkan para peternak/pengelola ternak. Hijauan banyak mengandung karbohidrat dalam bentuk gula sederhana, pati dan fruktosa yang sangat berperan dalam menghasilkan energi. Salah satu rumput yang dapat dimanfaatkan sebagai hijauan pakan ternak ialah Rumput Signal, Manfaat rumput signal pada daunnya sebagai hijauan pakan ternak memiliki nilai berkisar antara 60-70 % baik ternak ruminansia besar maupun ruminansia kecil. Mampu tumbuh dengan baik pada musim kemarau (tahan kering) sehingga dapat digunakan untuk menanggulangi

(15)

2

ketersediaan pakan ternak dikala musim kemarau. Selain itu bermanfaat sebagai penahan erosi dan penyubur tanah sebab memiliki perakaran yang sangat kuat.

Pupuk memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas produksi hasil pertanian. Salah satu jenis pupuk yang banyak digunakan oleh petani adalah pupuk urea, yang berfungsi sebagai sumber nitrogen bagi tanaman.Nitrogen banyak dibutuhkan oleh tanaman untuk meningkatkan produksi dan kualitas, serta sangat penting dalam proses fotosintesis, untuk pertumbuhan, terutama bagian-bagian vegetatif seperti daun, batang dan akar. Unsur hara yang dibutuhkan tanaman dapat diperoleh dari pupuk organik maupun pupuk non organik. Salah satu pupuk organik yang dapat digunakan pada rumput signal adalah pupuk cair dari azolla dan kihujan.

Hijauan pakan tersusun dari dinding sel dan inti sel, yang terikat oleh lignin bersama–sama selulosa dan hemiselulosa. Untuk mengetahui kandungan dari hijauan pakan tersebut dapat dilakukan melalui sistem “Acid Detergent Fiber”

(ADF) dan “Nutrient Detergent Fiber” (NDF). Kandungan Acid Detergent Fiber

(ADF) dan Neutral Detergent Fiber (NDF) yang rendah baik untuk ternak, karena hal tersebut menandakan bahwa serat kasarnya rendah, sedangkan untuk ternak ruminansia serat kasar diperlukan dalam sistem pencernaan dan berfungsi sebagai sumber energi. Kandungan NDF yang tinggi menyebabkan konsumsi lebih rendah dan ADF yang tinggi menyebabkan kecernaan bahan kering yang rendah. Untuk itu diperlukan kandungan ADF dan NDF yang optimal agar pakan yang diberikan pada ternak ruminansia dapat bermanfaat dengan baik.

(16)

3

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk hijau cair kihujan dan azolla terhadap kandungan NDF dan ADF pada rumput signal (brachiaria decumbens)

(17)

4

TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum Rumput Signal (Brachiaria decumbens)

Rumput Brachiaria decumbens (bede)disebut juga rumput signal berasal dari Afrika timur. Brachiaria decumbens mempunyai ciri-ciri, tinggi tanaman 30-45 cm, daun kaku dan pendek, ujung daun meruncing, mudah berbunga, bunga berbentuk seperti bendera. Brachiaria decumbens disebut rumput gembalaan yang tumbuh menjalar dengan stolon membentuk hamparan yang lebat. Rumput bede termasuk rumput berumur panjang, dapat tumbuh dengan membentuk hamparan lebat dan penyebarannya sangat cepat melalui stolon. Rumput bede tahan penggembalaan berat, tahan injakan dan renggutan serta tahan kekeringan dan responsif terhadap pemupukan nitrogen. Selain itu rumput ini juga cepat tumbuh dan berkembang sehingga mudah menutup tanah, tetapi tidak tahan terhadap genangan air. Rumput ini merupakan bahan hay yang balk, karena batangnya kecil mudah menjadi kering. Rumput bede dapat tumbuh baik pada ketinggian 0-1200 m (dataran rendah sampai dataran tinggi) dengan curah hujan 762-1500 mm/tahun, kemasaman tanah (pH) 6-7 (Kismono dan Susetyo, 1977).

Menurut Reksohadiprodjo (1985), sistematika rumput signal adalah sebagai berikut :

Phylum : Spermatophyta Sub phylum : Angiospermae Class : Monocotyledoneae Ordo : Graminales

Family : Graminaea Genus : Brachiaria

(18)

5

Gambar 1.Rumput Signal

Menurut Shelton (2007) secara morfologi, rumput signal merupakan rumput yang tidak terlalu tinggi,tegak atau menjalar, membentuk rizoma dan berstolon dengan daun berbulu sedang dan berwarna hijau terang, lebar 7-20 m, dan panjang 5-25 cm. Daun tumbuh dari stolon yang merambat yang berakar pada buku-bukunya, bunga rumput ini berbentuk mayang menjari. Habitat alami rumput signal berada di padang rumput tebuka dan ternaungi berada di garis lintang 27° LU – 27° LS . Selain itu rumput ini dapat bertahan di ketinggian 0 - 1200 m dengan kemasaman tanah (pH) 6-7.

Rumput signal tumbuh pada kisaran kesuburan tanah yang luas, termasuk tanah miskin hara, tanah dengan pH rendah dan memiliki kadar Al yang tinggi. Selain itu juga toleran terhadap Mn dalam kadar yang sedang. Sistem perakaran rumput signal memiliki akar yang lebih halus dan dalam. Rumput signal dapat tumbuh baik pada iklim tropis yang lembab dengan curah hujan berkisar 1000-3000 mm/thn. Rumput jenis ini semi toleran terhadap naungan dan cocok untuk tanaman penutup dengan lahan yang bukaannya relatif besar dan sangat toleran pada penggembalaan (Supardi, 2001).

(19)

6

Rumput Signal Sebagai Hijauan Makanan Ternak

Rumput signal sebagai pakan ternak sudah dikenal di Indonesia. Menurut Siregar et al.(1985) menyatakan bahwa Brachiaria decumbens adalah salah saturumput yang diberikan peternak dengan caracut-carry. Selain sebagai cut-carry, penelitian mengenai Brachiaria decumbens di padang pengembalaanpun menunjukkan bahwa Brachiaria decumbens memiliki nilai positif sebagai rumput gembala.

Rumput signal termasuk rumput berumur panjang, tahan penggembalaan berat, tahan injakan danrenggutan serta tahan kekeringan dan responsif terhadap pemupukan nitrogen.Selain itu rumput ini juga cepat tumbuh dan berkembang sehingga mudah menutup tanah, tetapi tidak tahan terhadap genangan air. Rumput ini merupakan bahan hay yang baik, karena batangnya kecil mudah menjadi kering(Kismono dan Susetyo, 1977) .

Di Indonesia rumput signal banyak dijumpai di pinggir jalan, pinggir selokan, lapangan, pematang sawah dan di tempat-tempat lainnya yang berbatu. Perkembang biakan rumput bede di Indonesia sebenarnya sudah tersebar luas, namun pengembangan secara budidaya dan secara ekonomis masih sangat terbatas dibandingkan dengan pengembangan rumput raja (king grass) dan rumput gajah (elephant grass) yang sudah dikenal lebih dahulu oleh petani peternak (Oyo dkk., 1997).

Rumput bede perlu dikembangkan dan dikelola dengan baik karena sebagai salah satu sumber penyediaan pakan yang dapat menanggulangi kekurangan pakan pada musim kemarau yang merupakan masalah bagi petani peternak serta memiliki

(20)

7

nilai palatabilitas yang cukup bagi ternak ruminansia. Keistimewaan rumput ini adalah tahan hidup dimusim kemarau (tahan kering), selain itu karena mempunyai perakaran yangsangat kuat dan cepat menutup tanah sehingga dapat mengurangi erosi.Oleh karena itu, jenis rumput ini dapat ditanam di lahan yangterlantar yang pada umumnya di daerah yang kering (Siregar, 1987).

Kandungan nutrisi rumput ini cukup tinggi dan palatabilitas yang baik (seperti rumput tropis yang lain) tetapi bergantung pada status kesuburan tanah. Kecernaan rumput ini dapat mencapai (50-80%), protein kasar (PK) berkisar dari 9-20% tergantung pada kesuburan tanah dan manajemen, tetapi dapat menurun dengan cepat tergantung pada umur dan kondisi lingkungannya. Potensi produksi bahan kering cukup tinggi yaitu sekitar 10 ton/ha/tahun (Schultze dan Teitzel, 1992). Tabel 1.Kandungan NDF dan ADF hijauan rumput signal yang ditanam dibawah

nuangan kebun pisang.

Umur Pemotongan (Hari) Kandungan(%) NDF ADF 30 56,52 27,99 40 58,62 30,06 50 61,34 30,83 60 62,31 32,18 Sumber :Mansyur, 2011

Pemupukan Pupuk Hijau Cair

Pupuk hijau merupakan pupuk alami yang bearsal dari daun-daunan. Saat ini kondisi lahan yang semakin kritis akibat pemupukan menggunakan pupuk anorganik yang tidak tepat baik dosis maupun cara, sehingga tanah menjadi keras dan miskin akan unsure hara. Untuk mengembalikan kondisi tanah tersebut maka harus diberikan pupuk alami yaitu pupuk yang berasal dari alam. Pupuk hijau

(21)

8

adalah salah satu alternative untuk mengembalikan kondisi tanah karena pupuk hijau mengandung banyak bahan organik.

Ada berbagai macam cara pembuatan pupuk hijau, pupuk hijau ada yang bisa diafikasikan secara langsung dan ada yang dikomposisikan terlebih dahulu. Pupuk hijau secara langsung yaitu sisah daun-daunnan dikubur di dalam tanah saat pengolahan tanah ataupun pembuatan bedengan. Cara pembuatan melalui dekomposisi yaitu daun-daunan di fermentasi terlebih dahulu dengan tujuan unsure hara dapat diserap langsung oleh tanaman tanpa harus dekomposisi terlebih dahulu di dalam tanah. Kelemahan dari pupuk hijau ini yaitu kandungan unsure hara sedikit, sehingga membutuhkan bahan yang banyak.(Setyamdjaya 1986)

Pupuk hijau berfungsi sebagai sumber dan penyangga unsur hara melalui proses dekomposisi dan peranannya terhadap penyedia bahan organik tanah dan mikroorganisme tanah. Bahan organik ini mempunyai peranan penting dalam usaha meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk. Pemberian pupuk hijau dapat memperbaiki sifat fisika tanah antara lain berat volume tanah, total ruang pori tanah, pori aerasi tanah dan air tanah tersedia (Barus dan Suwardjo, 1986 diacu dalam

Juarsah, 1999). Penambahan pupuk hijau berupa daun, ranting dan sebagainya yang belum melapuk merupakan pelindung tanah dari kekuatan perusak butir-butir hujan pada permukaan tanah. Pupuk hijau dalam tanah akan mengalami perombakan dan penguraian, senyawa-senyawa yang dilepaskan menjadi bentuk-bentuk senyawa tersedia bagi tanaman. Semakin banyak bahan pupuk hijau diberikan ke tanah, akan meningkatkan kemampuan tanah menyerap dan meningkatkan kandungan air tanah.

(22)

9

Ada 3 unsur hara utama dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan, reproduksi, dan produksi, yaitu nitrogen, fosfat dan kalium. Pemberian pupuk nitrogen merupakan faktor penting dalam usaha peningkatan produksi dan kekurangan unsur hara tersebut akan menyebabkan tanaman menjad kerdil atau kecil, warna daun merah atau kekuning-kuningan (Susetyo, 1969). Penambahan nitrogen kedalam padang rumput akan meningkatkan produksi bahan kering dan kualitas hijaun makanan ternak terutama kadar proteinnya (Humperys, 1974). Perbaikan kesuburan tanah dengan pemupukan terutama pupuk nitrogen dan fosfat akan menaikan produksi hijauan pada tanah-tanah yang miskin (McIlroy, 1977). Pemberian pupuk terutama pupuk nitrogen pada hijauan makanan ternak sangat penting untuk memperoleh produksi bahan kering dan kadar protein yang tinggi (Whiteman, 1974).

Pemberian pupuk nitrogen pada tanaman mempunyai peranan dalam merangsang pertumbuhan jaringan tanaman, jumlah anakan (tiller) dan lebar daun (Setyamdjaja, 1986).

II.4. Azolla (Azolla pinnata) Sebagai Pupuk Organik

Azolla adalah jenis tumbuhan paku air yang mengapung banyak terdapat di perairan yang tergenang terutama di sawah-sawah dan di kolam yang dianggap petani sebagai gulma atau limbah pertanian, mempunyai permukaan daun yang lunak, mudah berkembang dengan cepat. Meski sudah diperkenalkan dan dipopulerkan sejak awal tahun 1990-an, ternyata belum banyak petani yang memanfaatkan tanaman azolla (Azolla pinnata) untuk usaha taninya. Selain bisa untuk pupuk dan media tanaman hias, azolla juga bisa dimanfaatkan untuk pakan

(23)

10

ternak dan ikan. Di Bali, azolla biasa dan sering dijumpai terapung di perairan sawah dan kolam ikan. Karena dianggap gulma, para petani lantas menyingkirkannya. Ditumpuk dan dibuang begitu saja. Padahal, bila dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman padi di sawah, azolla ini bisa menekan penggunaan pupuk urea sampai 65 Kg/ha (Lumpkin dan Plucknett, 1982).

Istilah Azolla berasal dari bahasa latin, yaitu azo yang berarti kering dan ollyo yang berarti mati. Tumbuhan ini akan mati apabila dalam keadaan kering. Azola merupakan tumbuhan jenis paku-pakuan air yang hidupnya mengambang diatas permukaan air. Berukuran kecil, lunak, bercabang-cabang tidak beraturan. Helaian daunnya tumpang tindih, tersusun saling menutup. Setiap daun terdiri dari dua helaian, yaitu : helaian atas dan helaian bawah. Helaian atas berupa daun tebal, dan berada di atas air. Berwarna hijau karena mengandung klorofil yang berguna dalam asimilasi. Di dalamnya terdapat ruangan-ruangan yang berisi koloni Annabaena azollae. Helaian bawah, tipis dan pucat, karena tidak secara langsung mendapat sinar matahari. Azola tidak mempunyai batang, karena batangnya berupa rimpang ( rhizome), dan rimpang tersebut tumbuh daun. Azola yang tua bercabang-cabang terdapat akar yang menempel tersusun rapih seperti rambut yang lebat, dan tumbuh lurus, serta tidak bercabang, masuk ke dalam air (Sunarto, 2009).

Azolla merupakan jenis tumbuhan pakuan air yang hidup mengapung di lingkungan perairan dan mempunyai sebaran yang cukup luas serta mampu menambat N2 dari udara. Sebagai sumber hara nitrogen, Azolla dapat diberikan

(24)

11

sebagai pupuk organik, dikomposkan ataupun sebagai pupuk hijau. Azolla telah banyak digunakan sebagai pupuk organik karena mengandung nitrogen yang cukup tinggi. Azolla banyak terdapat pada persawahan di Indonesia sehingga cukup menjanjikan untuk menjadikannya sebagai sumber nitrogen biologis yang berasal dari jasad hayati alami yang bersifat dapat diperbaharui. Pemberian Azolla yang berupa pupuk cair diharapkan mampu menyediakan unsur hara yang mendukung pertumbuhan (Suryatiet al., 2015).

Tabel 2. Susunan hara azolla (%) berdasarkan berat kering.

Unsur Kandungan(%) Unsur Kandungan (%) Abu 10,50 Magnesium 0,5 – 0,6

Lemak Kasar 3,0 – 3,30 Mangan 0,11 – 0,16 Protein Kasar 24 – 30 Zat Besi 0,6 – 0,26 Nitrogen 4,5 Gula Terlarut 3,5 Fosfor 0,5 – 0,9 Kalsium 0,4 – 1,0 Kalium 2,0 – 4,5 Serat Kasar 9,1

Pati 6,54 Klorofil 0,34 – 0,55 Sumber : Maffuchah, (1998)

Pemanfaatan azolla sebagai pupuk ini memang memungkinkan. Pasalnya, bila dihitung dari berat keringnya dalam bentuk kompos (azolla kering) mengandung unsur Nitrogen (N) 3 - 5 persen, Phosphor (P) 0,5 - 0,9 persen dan Kalium (K) 2 - 4,5 persen. Sedangkan hara mikronya berupa Calsium (Ca) 0,4 - 1 persen, Magnesium (Mg) 0,5 - 0,6 persen, Ferum (Fe) 0,06 - 0,26 persen dan Mangaan (Mn) 0,11 - 0,16 persen.Berdasarkan komposisi kimia tersebut, bila digunakan untuk pupuk mempertahankan kesuburan tanah, setiap hektar areal memerlukan azolla sejumlah 20 ton dalam bentuk segar, atau 6-7 ton berupa kompos (kadar air 15 persen) atau sekitar 1 ton dalam keadaan kering. Bila azolla diberikan secara rutin setiap musim tanam, maka suatu saat tanah itu tidak memerlukan pupuk

(25)

12

buatan lagi Hal itu dimungkinkan, karena pada penebaran pertama 1/4 bagian unsur yang dikandung azolla langsung dimanfaatkan oleh tanah. Seperempat bagian ini, setara dengan 65 Kg pupuk Urea. Pada musim tanam ke-2 dan ke-3, azolla mensubstitusikan 1/4 - 1/3 dosis pemupukan (Dian K 2008)

Tumbuhan Kihujan (Samanea saman) Sebagai Pupuk Organik

Kihujan atau trembesi (Samanea saman) merupakan tanaman cepat tumbuh asal Amerika tengah dan Amerika selatan sebelah utara, yang dapat tumbuh di daerah tropis. Trembesi merupakan jenis tanaman cepat tumbuh (fast growing species) yang tumbuh sangat baik pada tanah dengan drainase yang baik. Trembesi mampu mencapai ketinggian 20-25 (Dahlan, 2010).

Kihujan/Trembesi merupakan tanaman pelindung yang mempunyai banyak manfaat. Dalam taksonomi tumbuhan, Staples dan Elevitch (2006) mengklasifikasikan trembesi sebagai berikut:

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Tumbuhan menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua/dikotil) Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae (alt. Mimosaceae) Genus : Samanea

Spesies : Samanea saman (Jacq.) Merr.

Salah satu kegunaan yang paling penting di Amerika Latin adalah sebagai pohon peneduh, terutama ditaman, padang rumput, dan pinggir jalan. Jukut pait (Axonopus compressus) yang tumbuh di bawah Trembesi pertumbuhannya lebih baik dan cepat pertumbuhannya hal ini disebabkan oleh kualitas nutrisi dan kadar

(26)

13

protein yang cukup tinggi. Selain dari itu akar trembesi berasosiasi dengan bakteri Rhizobium yang dapat mengikat nitrogen dari udara (Chumpawadee dan Pimpa 2009).

Trembesi merupakan tanaman pelindung yang mempunyai banyak manfaat. Kandungan nutrisi daun trembesi adalah bahan kering 30,0 %, protein kasar 21,9 %, NDF 51,5 %, ADF 34,8 %, ADL 15,1 %, dan abu 4,6 % (Chumpawadee dan Pimpa 2009). Hal ini juga Dahlan (1992) yang mengatakan bahwa setiap 100 g daun hijau mengandung 47,8 g air, 10,2 g protein, 2,1 g lemak, 22,2 g karbohidrat tidak larut, serat 15,7 g, dan 2,0 g abu. Daun yang dianalisis setelah kering oven mengandung 3,2% N.

Menurut Sariri (2011) salah satu hal yang dapat dimanfaatkan dari pohon trembesi adalah daunya yang dapat digunakan sebagai pakan ternak, dimana daun trembsesi mempunyai kandungan protein kasar sebesar 7%. Dari hal ini menunjukan bahwa daun trembesi mempunyai kandungan protein lebih besar dari jerami sebesar 4%. Sehingga dapat dikatakan bahwa daun pohon trembesi kualitas hijauan pakan ternak yang lebih bagus dibandingkan dengan jerami.

(27)

14

Kandungan NDF dan ADF

Sebagian besar dinding sel tumbuhan tersusun atas karbohidrat struktural. Kandungan serat kasar dalam dinding sel tumbuhan dapat diekstrasi dengan metode

Neutral Detergent Fiber (NDF) (Arora, 1989).

Penurunan kadar NDF disebabkan karena meningkatnya lignin pada tanaman mengakibatkan menurunnya hemiselulosa. Hemiselulosa merupakan komponen dinding sel yang dapat dicerna oleh mikroba. Tingginya kadar lignin menyebabkan mikroba tidak mampu menguasai hemiselulosa dan selulosa secara sempurna (Crampton dan Haris, 1969).

Acid Detergent Fiber (ADF) digunakan sebagai suatu langkah persiapan untuk mendeterminasikan lignin sehingga hemiselulosa dapat diestimasi dari perbedaan struktur dinding sel ADF (Haris, 1970). Arora (1989) menyatakan bahwa ADF mengandung 15% pentose yang disebut micellar pentose yang lebih sulit dicerna dibandingkan dengan jenis kaborhidrat lainnya. Pentosa adalah campuran araban dan xilan dengan zat lain dalam tanaman. Dalam hidrolisis, keduanya menghasilkan arabinosa dan xilosa yang ditemukan dalam hemiselulosa.

ADF dapat digunakan untuk mengistimasi kecernaan bahan kering dan energi makanan ternak. ADF ditemukan dengan menggunakan larutan “Detergent Acid” dimana residunya terdiri atas selulosa dan lignin (Engsmiger dan Olentine, 1980).

Analisis Van Soest merupakan sistem analisa bahan pakan yang relevan bagi ternak ruminansia, khususnya sistem evaluasi nilai gizi hijauan berdasarkan kelarutan dalam detergent (Sutardi, 1980).

(28)

15

Van Soest (1982), melaporkan pembagian hijauan dengan sistem analisa detergent seperti tercantum pada Gambar 4.

Bahan Makanan

Neutral Detergent Solution

Isi Sel NDF (Komponen Dinding Sel)

ADS ADF

(Acid Detergent Solution) (Acid Detergent Insoluble Fiber) (hemiselulosa, dinding sel (lignoselulosa)

yang mengandung N)

Dicerna dengan H2SO4 72% Soluble (Selulosa) Acid Insoluble (Lignin)

Lignin hilang dengan Pembakaransampaimenjadi Acid Insoluble(ASH) abu tak larut dalam asam Gambar 4. Skema pemisahana bagian-bagian hijauan segar pemotongan (forage)

(29)

16

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama 2 bulan Agustus sampai September 2015 di Lab Lapangan Tanaman Pakan dan Pastura Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar dan untuk pengujian kandungan ADF dan NDF di Laboratorium Kimia Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.

Materi Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah cangkul, parang, meteran, gunting rumput, ember, leaf area meter, selang, pot, ayakan tanah, gelas ukur, saringan, timbangan dan alat pengujian ADF dan NDF.

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah air, pupuk hijau cair yang berasal dari daun Kihujan (Samanea saman) dan Azolla (Azolla pinnata), EM4, tanah, dan anakan rumput signal (Brachiaria decumbens), serta bahan-bahan dalam pengujian kandungan ADF dan NDF

Metode Penelitian a. Rancangan Percobaan

Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) 3 perlakuan dengan 5 kali ulangan (Gaspersz, 1991). Perlakuan pemupukan terdiri dari :

PO : Rumput signal Tanpa Pupuk (Kontrol)

P1 : Rumput signal+ pupuk hijau cair azolla 388ml/pot P2: Rumput signal+ pupuk hijau cair daun kihujan 77ml/pot

(30)

17

b. Pelaksanaan Penelitian

1. Pembuatan Pupuk Hijau Cair

Bahan dasar yang dijadikan sebagai pupuk cair adalah daun kihujan dan azolla.Mengambil daun dan membersihkannya dari kotoran yang tercampur pada daun.Masing-masing bahan dimasukkan ke dalam ember. Setiap perlakuan berisi 10 kg daun segar yang telah dicincang dan dibersihkan kemudian diisi dengan air 5000 ml yang telah dicampur atau dihomogenkan dengan EM4 5% dari total bahan yang akan digunakan. Perbandingan berat daun segar dan air adalah 2:1(2 kg daun segar dan 1 liter air).

Ember selalu dalam keadaan tertutup agar tidak ada unsur hara yang hilang karena penguapan.Bagian tutup ember diberi lubang dan selang kecil lalu memasukkan ujung selang kedalam botol yang berisi air untuk membuang gas yang berlebihan didalam ember.Menyaring limbah dalam ember setelah penyimpanan selama 14 hari setelah isi ember tersebut tidak berbau dan menyusut.Larutan setelah penyaringan itulah yang dinamakan pupuk hijau cair dan dapat digunakan pada tanaman Membiarkan ember selalu dalam keadaan tertutup agar tidak ada unsur hara yang hilang karena penguapan.Bagian tutup ember diberi lubang dan selang kecil lalu memasukkan ujung selang kedalam botol yang berisi air untuk membuang gas yang berlebihan didalam ember.Menyaring limbah dalam ember setelah penyimpanan selama 14 hari setelah isi ember tersebut tidak berbau dan menyusut.Larutan setelah penyaringan itulah yang dinamakan pupuk hijau cair dan dapat digunakan pada tanaman

(31)

18

2. Penanaman

Tanah yang digunakan berasal dari Laboratorium Lapangan Tanaman Pakan dan Pastura Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin.Pertama tanah diayak dan dibersihkan dari material lain yaitu batu atau kerikil, ranting, dan akar kayu.hingga bersih lalu dihomogenkan. Tanah yang digunakan pada penelitian ini bertekstur lempung liat berpasir (Tanah Litosol). Polyback yang digunakan berukuran diameter atas 22 cm, diameter bawah 18 cm, dan tinggi 26 cm diisi dengan tanah sebanyak 10 kg dan ditanami anakan rumput signal dengan tinggi anakan 20 cm sebanyak 2 anakan setiap polyback, satu anakan akan dicabut setelah tanaman tumbuh dengan baik. Jarak antara polyback yang satu dan yang lainnya 40 cm. Setelah penanaman dilakukan penyiraman dengan jumlah air yang diberikan sama setiap polyback. Pemotongan penyeragaman dilakukan setelah tanaman berumur 2 minggu, dilanjutkan dengan pemupukan dengan takaran sesuai masing-masing perlakuan.Pupuk hijaucair kihujan 77 ml/polyback dan pupuk hijau cair dari azolla 388 ml/polyback.Melakukan juga pembersihan gulma disekitar tanaman agar tidak terjadi persaingan dengan tanaman dalam penyerapan unsur hara.

Pemotongan dilakukan setelah tanaman berumur 40 hari dari penyeragaman.Sebelum melakukan pemotongan terlebih dahulu dilakukan pengukuran tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah daun, luas daun, dan jumlah klorofil sesuai perlakuan yang telah ditentukan.Memotong rumput signal ± 10 cm dari pangkal batang tanaman atau permukaan tanah.Memasukkan bagian yang telah dipotong kedalam kantong dan menimbang untuk mengetahui berat

(32)

19

segarnya.Memasukkan bagian yang telah ditimbang berat segarnya kedalam oven dengan suhu 70°c selama 3 hari agar mengetahui berat keringnya.

Denah penempatan perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3 berikut : Tabel 3. Denah Penempatan Perlakuan Penelitian

PERLAKUAN

P214 P106 P212 P108 P107

P004 P003 P110 P001 P109

P002 P215 P005 P211 P213

Keterangan : P001-05 : Rumput signal tanpa pupuk(Kontrol)

P106-10: Rumput signal + pupuk hijau cair azolla 388ml/pot P211-15 : Rumput signal + pupuk hijau cair daun kihujan 77ml/pot 3.Parameter yang Diamati

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah kandungan ADF dan NDF rumput signal.

Prosedur kerja analisis kadar NDF,ADF menurut Van Soest, (1976) : NDF

1. Timbang 0,25 gram (a gram)

2. Masukkan ke dalam tabung reaksi 50 ml

3. Tambah 30 ml larutan NDF, kemudian tutup rapat tabung tersebut 4. Rebus dalam air mendidih selama 1 jam

5. Saring ke dalam sintered glass No.1 yang diketahui beratnya (b gram) sambil diisap dengan pompa vacuum

6. Cuci dengan air panas lebih kurang 100 ml (secukupnya) air mendidih dan 20 ml alkohol.

7. Ovenkan pada suhu 1350C selama 2 jam

(33)

20 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑁𝐷𝐹 (%) =c − b

𝑎 x 100%

dimana :

a = berat sample bahan kering b = berat sintered glass kosong

c = berat sintered glass + residu penyaring setelah diovenkan ADF

1. Timbang sampel kurang lebih 0,3 gram kemudian masukkan kedalam tabung reaksi 50 ml (a gram)

2. Tambah 40 ml larutan ADF kemudian tutup rapat tabung tersebut 3. Rebus dalam air mendidih selama 1 jam

4. Saring dengan sintered glass No.1 yang telah diketahui beratnya (b gram) sambil diisap dengan pompa vacum

5. Cuci dengan lebih kurang 100 ml (secukupnya) air mendidih dan 20 ml alkohol 6. Ovenkan pada suhu 1350C selama 2 jam atau dibiarkan bermalam

7. Dinginkan dalam eksikator lebih kurang ½ jam kemudian timbang (c gram). Kadar ADF dihitung dengan menggunakan rumus:

𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝐷𝐹 =𝑐−𝑏

a x 100%

dimana :

a = berat sample bahan kering b = berat sintered glass kosong

(34)

21

4.Analisis Statistik

Data yang diperoleh diolah secara statistik dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) 3 perlakuan dengan 5 kali ulangan. Model statistik yang digunakan sebagai berikut :

Yij = µ + Ni + ∑ijk

Di mana :

Yij = Hasil pengamatan dari perlakuan ke- i dan kelompok ke – j =1,2,3 µ = Rata-rata pengamatan

Ni = Pengaruh pemberian pupuk ke – I

(35)

22

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Pemberian Pupuk Hijau Cair Terhadap Kandungan NDF dan ADF rumput signal (Brachiaria decumbens)

Data yang diperoleh dari pengamatan kandungan NDF dan ADF rumput signal yang diberi pupuk hijau cair yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 4 :

Tabel 4.Rata-rata Kandungan NDF dan ADF Rumput Signal (%)

PERLAKUAN NDF ADF P0 67.194 41.857 P1 P2 68.971 66.824 42.231 41.322 Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan

perbedaan yang tidak nyata (P > 0,05).

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk hijau cair yang berbeda pada rumput signal tidak memberi pengaruh nyata (P>0,05) terhadap kandungan NDF dan ADF.. Hal ini diduga karena mungkin jumlah pupuk diberikan pada perlakuan P1 dan P2 belum maksimal sehingga kandungan NDF dan ADF pada P0,P1 dan P2 tidak berbeda nyata.

Menurut Van Soest (1982), menyatakan bahwa Neutral Detergen Fiber

mewakili bagian dinding sel yang berserat dan terkandung di dalamnya lignin, selulosa, hemiselulosa serta beberapa protein yang terikat oleh serat. Nilai NDF dapat digunakan sebagai penduga kecernaan bahan pakan (Bell, 1997). NDF adalah isi dari dinding sel yang dapat digunakan untuk mengukur ketersediaan isi serat. Semakin rendah nilai NDFmaka semakin mudah dicerna suatu bahan pakan.

Menurut Buxton dan Redfearn (1997) bahwa konsentrasi serat (NDF) meningkat dengan meningkatnya kedewasaan. Hal ini sesuai dengan pendapat

(36)

23

Beever dkk (2000) yang menyatakan bahwa makin tua tanaman maka akan lebih sedikit kandungan airnya dan proporsi dinding selnya lebih tinggi dibandingkan dengan isi sel.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pemberian pupuk hijau cair azolla dan kihujan tidak menurunkan kandungan ADF karna pada pemberian pupuk hijau cair belum maksimal sehingga tidak dapat menurunkan kandungan ADF.turunnya kandungan ADF disebabkan karna semakin tingginya pemupukan dan pemberian unsur hara,sehingga membantu sistem perakaran dan penyerapan air yang baik pada tanaman dengan demikian proses lignifikasi menjadi terhambat.sesuai dengan pendapat Buckhman dan Brady (1982) yang menyatakan pemberian unsur hara yang terlalu tinggi dapat menyebabkan bahan kering menjadi rendah sehingga tanaman mengandung kadar air yang tinggi yang menyebabkan tanaman lembek dan mudah terserang penyakit.kandungan ADF adalah suatu pertimbangan dan estimasi daya cerna suatu hijuan pakan ternak.

Van Soest (1982) menyatakan bahwa Acid Detergent Fiber (ADF) merupakan bagian serat yang tidak dapat larut dalam deterjen asam yang dapat digunakan sebagai standar untuk menguji fraksi serat hijauan atau komponen dinding tanaman yang tidak larut dalam deterjen asam. Penentuan ADF paling penting dalam sistem deterjen, karena kandungan ADF berkorelasi negatif dengan kecernaan hijauan saat hijauan dimakan (Horrocks dan Vallentine, 1999). Nilai ADF mengacu pada bagian-bagian dinding sel hijauan yang terdiri dari selulosa dan lignin. Nilai ADF penting karena berhubungan dengan kemampuan hewan untuk mencerna hijauan. Hal ini sejalan dengan

(37)

24

pendapat Schroeder (1994) bahwa jika ADF meningkat, kecernaan BK biasanya menurun.

Rataan kecernaan ADF lebih rendah dari rataan kecernaan NDF, hal ini sesuai dengan pernyataan Zulkarnaini (2009), bahwa kecernaan ADF akan lebih rendah dibanding kecernaan NDF, disebabkan karena NDF memiliki fraksi yang lebih mudah dicerna didalam rumen.

Menurut pendapat Purbowati dkk.(2005) dan Zulkarnaini (2009) bahwa perbedaan yang tidak nyata pada konsumsi ADF juga disebabkan karena konsumsi NDF yang juga tidak berpengaruh nyata, hal ini ADF merupakan bagian dari NDF yang terdiri dari lignin dan selulosa sehingga ADF sangat sukar dicerna karena kandungan lignin dan silika pada hijauan.

(38)

25

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas dapat disimpulkan bahwa pemberian pupuk hijau cair Kihujan (Samanea saman) dan Azolla (Azolla pinnata) memberikan pengaruh tidak nyata pada P0,P1 dan P2 terhadap kandungan ADF dan NDF pada rumput Signal (Brachiria Decumbens).

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai dosis yang lebih banyak terhadap pemberian pupuk hijau cair Kihujan (Samanea saman) dan Azolla (Azolla pinnata) pada hijauan pakan untuk mencukupi kebutuhan ternak.

(39)

26 DAFTAR PUSTAKA

Arora, 1989.Pencernaan mikroba rumen. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Barus.s.and Juarsah.1999. Pupuk dan cara pemupukan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Beever, D.E., N. Offer and M. Gill. 2000. The feeding value of grass and

grass products. In: A. Hopkins (Ed) Grass: Its Production and Utilization. Published for British Grassland Soc. By Beckwell Science. 141-195.

Bell, B. 1997. Forage and Feed Analysis.Agriculture and Rural Representative. Ontario. Ministry of Agriculture Foodand Rural Affairs.

www.ag.Info.Omafra.com (Juli2010)

Buxton, D. R. and D.D. Redfearn. 1997. Plant limitations to fiber digestion and utilization. Journal of Nutrition. 127 : 814S – 18

Buckhman.H.O dan Brady H C.1982.Ilmu tanah.Bharat.Jakarta

Crampton, E.W. dan L. E. Haris. 1969.Applied Animal Nutrision 1st E. d. The Engsminger Publishing Company, California, U. S. A.

Chumpawadee, S. and O. Pimpa, 2009. Effect of burma padauk (Plerocarpus indicus), rain tree (samanea saman (Jacg.)Merr.) and siamese rough bush (streblus asper) leaves as fiber sources in total mixed ration on in vitro fermentation. Asian Journal of Animal and Veterinary Advances, 4: 1-8. CIHT. 1983. Tropical Pastures Program Centro Internacional De Agriculture

Tropical. Colombia.

Dahlan, E.N,.2010. Trembesi dahulunya asing sekarang Tidak Lagi.IPB Press.Bogor

Dian,K.2010.Manfaat tanaman azolla.http://kolamazolla.blogspot.com. (Diakses 20 Mei 2015)

Engsminger, M.E. dan C.G. Olentine. 1980. Feed and Nutrition. 1st Ed. The Engsminger Publishing Company. California, U. S. A.

Givens. D.I., E. Owen., R.F.E. Axford And H.M. Omed. 2000. Forage Evaluation In Ruminant Nutrition. Cabi Publishing, Wallingford, Uk. Pp. 281−295 Haris, L. E. 1970. Nutritional Research Techniques For Domestic and Wild

(40)

27

Horrocks, R. D. and J. F. Vallentine. 1999. Harvest Forages. Academic Press. San Diego.

Humperys, L. R. 1974. Pastures species, nutritive value and management. A Course Manual in Tropical Pastures. A.A.U.C.S. Meulbourne, Australia.

Kismono, I. dan S. Susetyo. 1977 .Pengenalan jenis hijaun tropika Penting .Produksi Hijauan Makanan Ternak Untuk Sapi Perah. Bplpp. Lembang, Bandung . 1977.

Lumpkin T.A., dan D.L. Plucknett. 1982. Azolla as a green manure: Use and management dan crop production. Westview Press, Inc. Colorado.

McIlroy, R. J. 1977. Pengantar budidaya padang rumput tropika. Pradnya Paramita, Jakarta.

Mansyur.2011.Pengaruh kedewasaan terhadap isi sel, dan fraksi serat rumput signal (Brachiaria decumbens)yang Ditanam di bawah Naungan Perkebunan Pisang. (Skripsi). Bandung. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Oyo. T. Hidayat. Heliati dan M. Solihat. 1997. Teknik budidaya rumput Brachiaria

decumbens (Rumput Bede). Balai Penelitian Ternak Ciawi, P .O. Box 221, Bogor 16002. Lokakarya Fungsiona/ Non Peneiti 1997.

Purbowati, E. W.S. Dilaga dan N.S.N. Aliyah. 2005. Penampilan produksi sapi peranakan ongole dan peranakan limousin jantan dengan pakan konsentrat dan jerami padi fermentasi. Fakultas Peternakan UNDIP. Semarang.

Reksohadiprojo, S. 1985. Produksi tanaman hijauan makanan ternak tropik. BPFE, Yogyakarta.

Sariri. 2011.Kandungan tumbuhan kihujan.http://sariri.kandungan tumbuhan kihujan/trambesi.html. (Diakses 20 mei 2015)

Schultze-Kraft, R. & Teitzel, J.K. 1992.Brachiaria decumbens Stapf. In: Mannetje, L. And Jones, R.M. (Eds) Plant Resources Of South-East Asia No. 4. Forages. Pp. 58-59. Pudoc Scientific Publishers, Wageningen, The Netherlands. Schroeder, J. W. 1994. Interpreting forage analysis. North Dakota State

University Agriculture and University Extension. AS-1080.

Setyamdjaja, D. 1986. Pupuk dan pemupukan. Bharata Karya Aksara, Jakarta. Suryati, D., Sampurno dan Anom. E. 2015. Uji Beberapa konsentrasi pupuk cair

(41)

28 Guineensis Jacq.) di Pembibitan Utama. Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Riau.

Shelton.M.2007.Brachira.decumbens.http://www.fao.org/ag/agp/agpc/gbase/data/ pf000188/htm.(26 januari 201)

Siregar, M. E, dan D. A. Ivory. 1985. Evaluation OfHerbaceous Legumes For Upland Areas Of West Java. Research Report 1984/1985. Balai Penelitian Ternak. Bogor.

---.1987 . Produktivitas dan kemampuan menahan erosi species rumput dan leguminosa terpilih sebagai pakan ternak yang ditanam pada tampingan teras bangku di das citanduy, Ciamis.

Supardi D. 2001. Pengaruh pemberian cendawan mikoriza arbuskula (Cma) dan pupuk terhadap pertumbuhan dan produksi rumput Brachiaria decumbens

Stapf. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.

Susetyo. 1969. Hjauan makanan ternak. Direktorat Peternakan Rakyat. Dirjen Peternakan, Deptan, Jakarta.

Van Soest. 1982. Nutritional ecology of the ruminant. Oregon. Unite Stratersof America

Whitemen, P. C. 1974. The enviroment and pasture growth ”In A Course Manual In Tropical Pasture Science”. A. V. C. Watson Fergusson And Co, Ltd Brisbane.

Yudhusodo.2005.Pengembangan subsector pertanian.http://jurnal.universitas Sumatra utara.(Diakses 22 Mei 2015

Zulkarnaini. 2009. Pengaruh suplementasi mineral fosfor dan sulfur pada jerami padi amoniasi terhadap kecernaan NDF, ADF, Selulosa dan Hemiselulosa.Jurnal Ilmiah Tambua 8: 473-477.

(42)
(43)

28 Lampiran 1. Penerapan Kadar Pupuk Cair yang Digunakan dalam

Perlakuan

Kandungan Nitrogen pupuk

1. Pupuk urea = 46 % N 2. PupukAzolla ( Azolla pinnata) = 0,28 % N 3. PupukDaun Ki hujan (Samanea saman) = 1,40 % N Penggunaan Urea 100 Kg/ Ha

1. Daun Azolla

217, 39 N urea / Ha = 0,0028 kg N daun azolla/ Ha

217,39

0,0028= 77639,28 kg daun azolla / Ha

2. Pupuk Daun Ki hujan

217, 39 N urea / Ha = 0,032 kg N daun azolla/ Ha

217,39

0.014 = 15527,85 kg daun ki hujan / Ha

Berat tanah = 10 kg / pot Berat tanah = 2 x 106 kg/ Ha

Dosis pemberian pupuk cair ml/ pot 1. Pupuk Daun Azolla

10 kg 2.000.000 kg

=

A 77639,28 kg

A

=

776392,8 kg 2.000.000 kg

=

0, 388 kg / pot

=

388 ml / pot 2. Pupuk Daun Ki hujan

10 kg 2.000.000 kg

=

KH 15527,85 kg KH

=

15278,5 kg 2.000.000 kg

=

0,077 kg / pot

=

77 ml / pot

(44)

29 Lampiran 2.Rataan Kandungan ADF Rumput Signal (Brachiaria

decumbens).

Perlakuan Ulangan

Rata-rata 1 2 3 4 5 K1 (Kontrol) 39.953 41.638 45.808 43.598 38.290 41.857a A2 (PHC Azolla) 42.129 43.960 44.026 40.146 40.898 42.231a Z3 (PHC DaunKihujan) 39.207 39.760 42.157 43.246 42.243 41.322a Descriptives adf

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean Minimum Maximum

Lower Bound Upper Bound Lower Bound Upper Bound Lower Bound Upper Bound Lower Bound Upper Bound

kontrol 5 41.857 2.9597 1.3236 38.183 45.532 38.3 45.8

azolla 5 42.232 1.7568 .7857 40.050 44.413 40.1 44.0

kihujan 5 41.323 1.7436 .7798 39.158 43.488 39.2 43.2

Total 15 41.804 2.0982 .5417 40.642 42.966 38.3 45.8

Test of Homogeneity of Variances

adf Levene Statistic df1 df2 Sig. 1.090 2 12 .367 ANOVA adf Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Between

Groups 2.088 2 1.044 .210 .813

Within Groups 59.544 12 4.962

(45)

30 Multiple Comparisons

Dependent Variable: adf

(I) perlakuan (J) perlakuan

Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound Lower Bound Upper Bound Lower Bound

LS D Control Azolla -.3744 1.4088 .795 -3.444 2.695 Kihujan .5348 1.4088 .711 -2.535 3.604 Azolla Control .3744 1.4088 .795 -2.695 3.444 Kihujan .9092 1.4088 .531 -2.160 3.979 Kihujan Control -.5348 1.4088 .711 -3.604 2.535 Azolla -.9092 1.4088 .531 -3.979 2.160 adf perlakuan N Subset for alpha = .05 1 1 Duncan( a) Kihujan 5 41.323 Control 5 41.857 Azolla 5 42.232 Sig. .551

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.

(46)

31 Lampiran 3.Rataan Kandungan NDF Rumput Signal (Brachiaria

decumbens).

Perlakuan Ulangan

Rata-rata 1 2 3 4 5 P0 (Kontrol) 66.493 64.914 69.077 68.662 66.826 67.194a P1 (PHC Azolla) 65.537 69.596 68.847 67.568 73.309 68.971a P2 (PHC DaunKihujan) 68.994 67.383 64.539 68.754 64.462 66.824a Descriptives ndf

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean Minimum Maximum

Lower Bound Upper Bound Lower Bound Upper Bound Lower Bound Upper Bound Lower Bound Upper Bound

kontrol 5 67.194 1.6975 .7591 65.087 69.302 64.9 69.1

azolla 5 68.971 2.8716 1.2842 65.406 72.537 65.5 73.3

kihujan 5 66.826 2.2106 .9886 64.082 69.571 64.5 69.0

Total 15 67.664 2.3485 .6064 66.364 68.965 64.5 73.3

Test of Homogeneity of Variances

ndf Levene Statistic df1 df2 Sig. .389 2 12 .686 ANOVA ndf Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 13.157 2 6.578 1.232 .326

Within Groups 64.057 12 5.338

(47)

32 Multiple Comparisons

Dependent Variable: ndf

(I) perlakuan (J) perlakuan

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound Lower Bound Upper Bound Lower Bound

LSD kontrol Azolla -1.7770 1.4612 .247 -4.961 1.407 Kihujan .3680 1.4612 .805 -2.816 3.552 azolla Control 1.7770 1.4612 .247 -1.407 4.961 Kihujan 2.1450 1.4612 .168 -1.039 5.329 kihujan Control -.3680 1.4612 .805 -3.552 2.816 Azolla -2.1450 1.4612 .168 -5.329 1.039 ndf perlakuan N Subset for alpha = .05 1 1 Duncan( a) kihujan 5 66.826 kontrol 5 67.194 azolla 5 68.971 Sig. .187

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.

(48)

33

PROSES PEMBUATAN PUPUK HIJAU CAIR

(49)

34

PENANAMAN

(50)

35

(51)

36

(52)
(53)

38

RIWAYAT HIDUP

Nurfajri Syam, lahir pada tanggal 03 Mei 1993 di Sungguminasa. Penulis adalah anak kedua dari empat bersaudara. Anak dari pasangan Drs Syamsuddin dan Satria. Penulis mengawali pendidikan di SD Inpres Tetebatu pada tahun 1999 sampai tahun 2005. Pada tahun yang sama, melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Pallangga dan lulus pada tahun 2008. Kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Bajeng, lulus SMA pada tahun 2011. Pada tahun 2011 melanjutkan pendidikan ke Universitas Hasanuddin Fakultas Peternakan lewat SBMPTN Undangan.Adapun organisasi yang diikuti selama kulia ialah Pengurus Senat Mahasiswa Fakultas Peternakan Unhas(SEMA FAPET UH) Periode 2013-2014,Pengurus Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Peternakan(HIMSENA UH) Periode 2013-2014, Ketua Hipma Gowa Komisariat Unhas (HPMG-UH) Periode 2013-2014 dan HmI Komisariat Peternakan Cabang Makassar Timur.

Gambar

Tabel 2. Susunan hara azolla (%) berdasarkan berat kering.
Tabel 4.Rata-rata Kandungan NDF dan ADF  Rumput Signal (%)

Referensi

Dokumen terkait

Pada pertanyaan penelitian berkaitan di media online mana saja iklan rokok mereka lihat, maka dari ke lima belas media online yang ada dalam daftar penelitian yakni:

Sehingga, dapat disimpul- kan bahwa, jika dikaitkan dengan perilaku merokok diharapkan saat masyarakat, khusunya perokok sering melihat iklan layanan masyarakat anti

Perencanaan ini bertujuan untuk menganalisis alternatif unit pengolahan sesuai dengan karakteristik air limbah domestik yang dihasilkan oleh CPP Gundih.. Aspek yang

Dalam penelitian ini pembahasan difokuskan terhadap factor-faktor yang mempengaruhi perubahan harga lahan di kawasan rungkut madya dan batasan penelitian yang

Berdasarkan pengujian kadar air dan GFN pasir Tanjung Bintang memenuhi syarat sebagai pasir cetak namun perlu diteliti ulang untuk penambahan kadar tanah liat diatas 10%

Ditambah lagi ujian nasional dianggap sebagai pelanggaran terhadap undang-undang (UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas), karena seharusnya kelulusan adalah wewenang

Agar pelaksanaan penerapan metode demonstrasi dapat berjalan sebagaimana mestinya, maka sebaiknya guru lebih sering melaksanakannya dalam proses belajar mengajar di

Pada penelitian ini akan faktor keamanan terhadap diafragma wall didapat membagi momen ultimate diafragma wall dengan momen maksimum diafragma wall