• Tidak ada hasil yang ditemukan

AQLI. Jurnal Sains Penelitian & Pengabdian Volume 2, Nomor 1, Lembaga Penelitian dan Penulisan Ilmiah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AQLI. Jurnal Sains Penelitian & Pengabdian Volume 2, Nomor 1, Lembaga Penelitian dan Penulisan Ilmiah"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Tentang Jurnal Sains Penelitian & Pengabdian

Jurnal Sains Penelitian & Pengabdian adalah jurnal yang bertujuan untuk mempublikasikan kertas kerja ilmiah (scientific research) para pembelajar dan praktisi khususnya untuk karya penelitian dan pengabdian masyarakat baik yang dihasilkan dari tugas perkuliahan, skripsi, tesis, kompetisi ilmiah, atau program pengabdian masyarakat dan atau hasil karya lainnya dari berbagai disiplin ilmu.

| https://ejurnal.id/index.php/jspp | lppiaqli@gmail.com | Tentang Lembaga Penelitian dan Penulisan Ilmiah AQLI (LPPI-AQLI)

Lembaga Penelitian dan Penulisan Ilmiah AQLI (LPPI-AQLI) adalah lembaga yang bertujuan e-ISSN: 2622-0199

AQLI

Lembaga Penelitian dan Penulisan Ilmiah

Jurnal Sains Penelitian & Pengabdian

Volume 2, Nomor 1, 2019

Nama Penulis : Linzzy Pratami Putri, Lila Bismala, Lailan Safina

Judul : Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga Melalui Pelatihan Ekonomi Kreatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemandirian Ekonomi

Halaman : 1-6

(2)

© LPPI AQLI Jurnal Sains Penelitian & Pengabdian

Vol. 2 No. 1, 2019 Hlm. 1-6

PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA MELALUI

PELATIHAN EKONOMI KREATIF SEBAGAI UPAYA

PENINGKATAN KEMANDIRIAN EKONOMI

Linzzy Pratami Putri a,Lila Bismala b, Lailan Safina c

a Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, E-Mail linzzypratami@umsu.ac.id b

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, E-Mail lilabismala@umsu.ac.id

c Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, E-Mail lailansafina@umsu.ac.id

ABSTRACT

Purposes This activity aims to build self-reliance and empower the group of mothers of pengajian who currently have no productive activities in the economic aspect.

Methods This activity uses the practical method of applying directly the production process of dish soap and clothes deodorizer.

Findings This activity provides benefits to the study mothers groups in increasing productive economic activities. This activity also opens up the insight of entrepreneurial thinking and insight so that the group of pengajian mothers can start entrepreneurship as an effort to improve the family economy.

Keywords Productive economy, partnership program.

PENDAHULUAN

Dalam konsep pembangunan daerah, tujuan pembangunan kota diarahkan untuk mewujudkan kemajuan dan meningkatkan kemakmuran masyarakat secara bertahap dan berkelanjutan. Kondisi perekonomian yang dirasakan semakin sulit oleh masyarakat, ditambah kebutuhan hidup yang semakin banyak, peningkatan harga kebutuhan pokok yang tidak dapat dibendung. Mitra sebagai kelompok yang saat ini belum produktif merasa tingginya harga barang konsumsi sangat memberatkan. Di samping itu muncul keprihatinan bahwa produk pabrikan sangat menguasai pasar, padahal masyarakat memiliki kemampuan dalam memproduksi produk serupa. Mitra memiliki motivasi yang kuat untuk merubah pola pikir masyarakat dengan menyediakan produk yang murah dan mengurangi ketergantungan tersebut.

Kebutuhan pokok salah satunya adalah sabun cuci piring dan pewangi pakaian. Sebenarnya sudah banyak penghasil produk sabun cuci piring dan pewangi pakaian rumahan, namun belum mendapatkan tempat di hati masyarakat, karena selama ini masyarakat sudah mengenal dan mengkonsumsi produk dari pabrikan besar. Masyarakat sebenarnya memiliki kemampuan untuk memproduksi produk

(3)

© LPPI AQLI Jurnal Sains Penelitian & Pengabdian

Vol. 2 No. 1, 2019 Hlm. 1-6

konsumsi tersebut. Namun gaya hidup masyarakat menyebabkan masyarakat lebih menyukai mengkonsumsi produk konsumsi pabrikan.

Ibu-ibu pengajian merupakan kelompok produktif namun saat ini belum memiliki kegiatan produktif, meskipun sebenarnya mereka ingin lebih berdaya. Pemberdayaan ibu-ibu rumah tangga dalam pelatihan pembuatan sabun cuci piring dan pewangi pakaian ini akan memberikan keuntungan finansial bagi mereka.

Maka beberapa permasalahan yang ditemukan adalah: (1) Kurangnya tingkat partisipasi ibu-ibu rumah tangga dalam kegiatan ekonomi kreatif; (2) Rendahnya pendapatan sehingga menghadapi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari; (3) Ketergantungan masyarakat akan produk yang dihasilkan pabrikan padahal memiliki kemampuan produksi.

Tujuan umum dari pengabdian ini adalah memberdayakan ibu-ibu rumah tangga anggota pengajian sehingga mereka memiliki kemandirian dan sejahtera secara ekonomi. Sedangkan tujuan khususnya adalah: (1) Meningkatkan tingkat partisipasi ibu-ibu rumah tangga dalam kegiatan ekonomi kreatif; (2) Meningkatkan taraf hidup (perekonomian) dengan menggerakkan, memotivasi dan menciptakan wirausaha baru berbasis kearifan lokal; (3) Menggerakkan masyarakat untuk memproduksi sabun cuci piring dan pewangi pakaian

Sebagai awal dari pembuatan/ pembinaan desa mandiri, dengan sebuah brand untuk wilayah tersebut

METODE

Metode pendekatan pada program yang dilaksanakan adalah :

1. Melakukan penyuluhan dan motivasi untuk melakukan kegiatan ekonomi 2. Melakukan pelatihan pembuatan sabun cuci piring dan pewangi pakaian, serta

strategi pemasaran

3. Melakukan pelatihan kegiatan pemasaran produk (strategi pemasaran dan desain kemasan)

HASIL DAN DISKUSI

Ibu rumah tangga merupakan konsumen terbesar kebutuhan pokok, terutama dalam pemenuhan kebutuhan keluarganya. Pada sisi yang lain, ibu rumah tangga sebenarnya merupakan kelompok masyarakat produktif. Dikatakan produktif karena masih mampu berkarya, baik itu secara ekonomis maupun non ekonomis. Produktifitas ini salah-satunya adalah dengan melakukan produksi consumer

(4)

© LPPI AQLI Jurnal Sains Penelitian & Pengabdian

Vol. 2 No. 1, 2019 Hlm. 1-6

goods yang dapat dikategorikan sebagai kebutuhan pokok, karena rumah tangga sangat membutuhkannya untuk kehidupan sehari-hari.

Kebutuhan pokok salah satunya adalah sabun cuci piring dan pewangi pakaian. Sebenarnya sudah banyak penghasil produk sabun cuci piring dan pewangi pakaian rumahan, namun belum mendapatkan tempat di hati masyarakat, karena selama ini masyarakat sudah mengenal dan mengkonsumsi produk dari pabrikan besar. Masyarakat sebenarnya memiliki kemampuan untuk memproduksi produk konsumsi tersebut. Namun gaya hidup masyarakat menyebabkan masyarakat lebih menyukai mengkonsumsi produk konsumsi pabrikan.

Dengan program kemitraan masyarakat ini, ibu rumah tangga diharapkan mampu memanfaatkan waktu luangnya untuk kegiatan ekonomi produktif. Pada saat yang sama juga mampu menghasilkan produk yang bernilai bagi konsumen. Adapun mitra program kemitraan masyarakat ini adalah kelompok ibu-ibu pengajian di Kelompok Pengajian Aisyiah Dwikora dan Perwiritan An-Nisa Silaturahim Martubung.

Pelaksanaan program kemitraan ini mendapat sambutan positif dari kelompok pengajian, karena merupakan alternatif usaha yang prospektif. Meskipun sudah cukup banyak usaha rumah tangga yang menjalankannya, namun skala usaha yang ada masih kecil dan masih jauh dibandingkan dengan pabrikan yang selama ini telah lama ada.

Oleh karenanya, antusiasme mitra sangat tinggi, terutama ketika diperkenalkan dengan strategi pemasaran. Selama ini mitra belum mengetahui bagaimana strategi pemasaran yang dapat diimplementasikan, dan setelah mengikuti program ini, mitra sudah mulai melakukan langkah-langkah memulai usaha. Program kemitraan masyarakat ini dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Melakukan rapat koordinasi pembagian kerja/ tugas. Adapun tugas yang akan dilakukan meliputi:

a. Penyuluhan akan pentingnya kemandirian masyarakat secara ekonomi, terutama peran ibu rumah tangga bagi peningkatan kondisi keuangan rumah tangga

b. Penyuluhan tentang kegiatan ekonomi produktif apa saja yang dapat dilakukan untuk membantu keuangan keluarga.

c. Pelatihan pembuatan sabun cuci piring dan pewangi pakaian d. Desain kemasan dan label sehingga menambah nilai ekonomis.

2. Pelaksanaan kegiatan, yaitu penyuluhan, pelatihan dan desain kemasan produk 3. Penyuluhan tentang strategi pemasaran produk

(5)

© LPPI AQLI Jurnal Sains Penelitian & Pengabdian

Vol. 2 No. 1, 2019 Hlm. 1-6

Untuk proses produksi sabun cuci piring dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Skema Proses Produksi Sabun Cuci Piring

Sedangkan proses produksi pewangi pakaian dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. Skema Proses Produksi Pewangi Pakaian

Bersamaan dengan pelatihan proses pembuatan sabun cuci piring dan pewangi pakaian, tim melakukan pelatihan strategi pemasaran produk. Hal ini dilakukan untuk membuka wawasan tentang bagaimana melakukan pemasaran yang efektif sehingga konsumen mengenal produk yang dipasarkan. Sebagian besar mitra masih belum mengenal strategi pemasaran, dan sangat antusias dalam mengikuti kegiatan.

Adapun strategi pemasaran bagi calon usaha rumahan pewangi pakaian dan sabun cuci piring adalah:

Air (16 lt) Texapon (1 kg)

Garam (1 kg) Busa tepung (500 gr)

Wangi jeruk nipis (50 cc) Pewarna hijau

Dicampurkan dan diaduk

Didiamkan selama 1 malam

Dikemas

Metanol (1 lt)

Pewangi bunga (60 cc)

Cap (50 cc)

Dicampurkan dengan 2 liter air dan diaduk

Didiamkan selama 1 malam

(6)

© LPPI AQLI Jurnal Sains Penelitian & Pengabdian

Vol. 2 No. 1, 2019 Hlm. 1-6

1. Melakukan desain kemasan, dengan merk yang mudah diingat oleh konsumen. Strategi ini dilakukan mengingat konsumen telah memiliki sebuah brand image yang sudah lama terbentuk. Upaya ini tentu saja tidak akan dapat dengan mudah diterima konsumen. Bahkan beberapa mitra telah mulai merencanakan nama merk yang akan digunakan nantinya.

2. Memberikan kualitas produk yang baik. Sabun cuci piring yang berkualitas adalah yang memberikan tingkat kebersihan maksimal dengan penggunaan yang sedikit. Untuk menghasilkan produk dengan kualitas baik, maka jumlah air dikurangi sedikit sehingga menghasilkan tingkat kekentalan yang memadai. Selama ini banyak usaha rumahan yang menjual produk serupa, namun dengan tingkat kekentalan yang rendah sehingga ketika digunakan tentunya memerlukan lebih banyak sabun, jika dibandingkan dengan produk pabrikan. Dengan meningkatkan kekentalan setara dengan meningkatkan kualitas produk.

3. Strategi marketing mix, yaitu:

a. Produk, Sabun cuci piring dan pewangi pakaian yang mudah didapat dengan harga terjangkau dan berkualitas. Memberikan merk yang mudah diingat oleh konsumen, sehingga mampu menyaingi produk pabrikan. b. Harga, harga produk relatif terjangkau per botol Rp 2.000,- untuk sabun

cuci piring dan Rp 35.000,- untuk pewangi pakaian. Harga ini merupakan harga yang ditetapkan ketika produsen belum memiliki merk dan kemasan yang memadai. Ketika produsen telah memiliki kemasan dan merk yang memadai tentunya harga akan meningkat. Hal ini dikarenakan adanya biaya produksi tambahan yang dikeluarkan untuk pembelian merk dan kemasan. Merk tentunya akan didaftarkan legalitasnya, sehingga merk tidak bisa dipalsukan oleh kompetitor

c. Promosi, saat ini promosi yang dilakukan masih menggunakan pemasaran langsung ke konsumen, tahap selanjutnya adalah membuat brand dan melakukan kerja sama dengan toko-toko serta usaha laundry.

d. Penempatan (place), mengolah dan mendistribusikan produk secara langsung.

PENUTUP

Kegiatan ini memberikan manfaat kepada kelompok ibu-ibu pengajian dalam meningkatkan kegiatan ekonomi produktif. Kegiatan ini juga membuka wawasan berpikir dan wawasan kewirausahaan sehingga kelompok ibu-ibu pengajian dapat memulai kewirausahaan sebagai upaya untuk meningkatkan ekonomi keluarga

(7)

© LPPI AQLI Jurnal Sains Penelitian & Pengabdian

Vol. 2 No. 1, 2019 Hlm. 1-6

REFERENSI

Alma, B. (2011). Manajemen pemasaran dan pemasaran jasa. Bandung: Alfabeta. Hasan, M. (2018). Pembinaan ekonomi kreatif dalam perspektif pendidikan

ekonomi. JEKPEND-Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, 1(1), 81-86.

Karsidi, R. (2007). Pemberdayaan masyarakat untuk usaha kecil dan mikro: Pengalaman empiris di wilayah Surakarta Jawa tengah. Jurnal Penyuluhan, 3(2),136-145.

Kotler, P., & Amstrong, G. (2005). Manajemen pemasaran. Jakarta: PT. Indeks. Kotler, P., & Keller, K. L. (2009). Manajemen pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Purnomo, R. A. (2016). Ekonomi kreatif pilar pembangunan indonesia. Surakarta: Ziyad Visi Media.

Widjajanti, K. (2011). Model pemberdayaan masyarakat. Jurnal Ekonomi Pembangunan: Kajian Masalah Ekonomi dan Pembangunan, 12(1), 15-27.

Gambar

Gambar 1. Skema Proses Produksi Sabun Cuci Piring

Referensi

Dokumen terkait

Bagi peserta prolanis yang telah memiliki Surat Rujuk Balik (SRB) dari Rumah Sakit untuk diagnosa penyakit Diabetes Melitus dan Hipertensi, FKTP meresepkan kembali

RSIA KENARI GRAHA MEDIKA Dapat memberikan pelayanan Rawat Inap tidak hanya untuk Ibu dan Anak tetapi juga untuk Laki - Laki dan Perempuan Dewasa (selain kasus kebidanan) RS

Bagi mahasiswa program studi D-IV Gizi Klinik, kegiatan PKL dilakukan pada dua bidang kegiatan, yaitu Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan di Rumah Sakit dan

Di Wilayah Kabupaten Bandung Barat, PKSA memiliki 8 orang Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) yang salah satu tugasnya adalah untuk memberikan dampingan dan

Pertuturan pada data (15) terdapat tindak tutur direktif kategori advisories “menyarankan” ditandai dengan kalimat Mbak Ratih duwe pisan koyok e yang dilakukan

Informasi - informasi seputar perkuliahan dan kegiatan - kegiatan kemahasiswaan telah diupload sebagai efisiensi penyampaian pada mahasiswa – mahasiswa PGSD.Analisa hasil

Karena adanya setelan yang kurang tepat serta koordinasi yang kurang baik pada beberapa rele tersebut, maka direkomendasikan untuk melakukan penggantian setelan

Gambar 6 A menunjukkan bahwa dari corong keluaran biji diperoleh persentase kulit terikut kopi HS tertinggi sebesar 6,4% diperoleh pada pengupasan buah kopi campuran (unsorted)