• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuatan Biogas dari Rumput Laut Jenis Caulerpa racemosa dan Sargassum duplicatum sebagai Bahan Energi Alternatif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pembuatan Biogas dari Rumput Laut Jenis Caulerpa racemosa dan Sargassum duplicatum sebagai Bahan Energi Alternatif"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Pembuatan Biogas dari Rumput Laut Jenis

Caulerpa racemosa dan Sargassum duplicatum

sebagai Bahan Energi Alternatif

Andrian Saputra, Wike Ayu Eka Putri, Riris Aryawati

Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA Universitas Sriwijaya, Indralaya, Indonesia Received 04 November 2010; received in revised form 08 April 2011;

accepted 14 April 2011

ABSTRACT

Seaweed has economic value that is very important for humans. Several years ago, only seaweed used as human food ingredients. Given the many types of seaweed are still not popular yet widely used and Along with the progress of science and technology, utilization of seaweed has expanded in various fields, including one uses seaweed as an ingredient of biogas alternative energy. The purpose of this study was to determine the potential of seaweed species

Sargassum duplicatum and Caulerpa racemosa for the manufacture of biogas as a new

alternative energy sources and to know the pressure of gas contained in a type of seaweed

Sargassum duplicatum and Caulerpa racemosa as a new alternative energy sources. This

research was conducted in June-September 2010. Samples were taken in waters around Lampung Marine Aquaculture Development Center. Making biogas process is conducted at the Laboratory of Marine Science. Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sriwijaya University. The method used is a laboratory experimental methods. Making biogas is done by collecting seaweed and beach sediments as seedman making, preparation of the digester and the making of starter and stuffing, were examined by using biogas pressure manometer U for three months, analyze the data descriptively biogas pressure. Based on the results of research

in getting the peak pressure for this type of seaweed Sargassum duplicatum is 15.47 psi, 16.05

psi and 16.43 while to get the type of Caulerpa racemosa in the peak pressure of 15.42 psi,

15.88 psi and 16, 43 psi.

Keywords: Seaweed, Biogas, Sargassum duplicatum, Caulerpa racemosa, Biogas pressure.

ABSTRAK

Rumput laut memiliki nilai ekonomis yang sangat penting bagi manusia. Beberapa tahun yang lalu, rumput laut hanya dimanfaatkan sebagai bahan makanan manusia. Mengingat masih banyaknya jenis rumput laut tidak popular yang belum banyak dimanfaatkan dan sering dengan kemajuan sains dan teknologi, pemanfaatan rumput laut telah meluas di berbagai bidang, termasuk salah satunya pemanfaatan rumput laut sebagai bahan energi alternatif yaitu biogas. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui potensi rumput laut jenis

Sargassum duplicatum dan Caulerpa racemosa untuk pembuatan biogas sebagai sumber

energi alternatif baru serta mengetahui tekanan gas yang terdapat dalam rumput laut jenis

Sargassum duplicatum dan Caulerpa racemosa sebagai sumber energi alternatif baru.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni – September 2010. Pengambilan sampel dilakukan di sekitar perairan Balai Pengembangan Budidaya Laut Lampung. Proses Pembuatan biogas itu sendiri dilakukan di Laboratorium Dasar Ilmu Kelautan. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental laboratoris. Pembuatan biogas ini dilakukan dengan cara pengumpulan rumput laut dan pengambilan sedimen pantai sebagai penyemai, penyiapan

digester serta pembuatan starter dan isian. Dilakukan pengamatan tekanan biogas dengan

menggunakan manometer U selama tiga bulan. Analisa data tekanan biogas dilakukan secara deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan tekanan puncak untuk jenis rumput laut

Corresponden number: Tel. +62711581118; Fax. +62711581118

E-mail address: masparijournal@gmail.com

(2)

Sargassum duplicatum adalah 15,47 psi, 16,05 psi dan 16,43 sedangkan untuk jenis Caulerpa

racemosa di dapatkan tekanan puncak 15,42 psi, 15,88 psi dan 16,43 psi.

Kata kunci : Rumput laut, Biogas, Sargassum Duplicatum, Caulerpa racemosa, Tekanan

Biogas

I. PENDAHULUAN

Beberapa tahun terakhir ini energi merupakan persoalan yang penting sekali di dunia. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi penduduk dan menipisnya sumber cadangan minyak dunia serta permasalahan emisi dari bahan bakar fosil memberikan tekanan kepada setiap negara untuk segera memproduksi dan menggunakan

energi terbarukan. Selain itu

peningkatan harga minyak dunia

hingga mencapai 100 U$ per barel (Kompas, 2006) juga menjadi alasan yang serius yang menimpa banyak negara di dunia termasuk Indonesia.

Pembakaran bahan bakar fosil menjadi kontributor utama terhadap pemanasan global. Bahan bakar fosil

telah digunakan selama beberapa

dekade dan merupakan sumber utama untuk memperoleh energi. Sebagai informasi, konsumsi energi dunia pada tahun 2001: 31 % minyak, 25 % batu bara, dan 24 % gas alam (Jean, 2004

dalam Hernandez and Kafarov, 2007

dalam Maulana et al, 2009). Untuk

mengatasi isu tersebut, sejumlah

kebijakan internasional telah dilakukan seperti Protokol Kyoto pada Konvensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Protokol Kyoto yang

disetujui pada Desember 1997

menekankan pentingnya penggunakan

energi terbarukan (Aizawa et al, 2007

dalam Maulana et al, 2009).

Ketergantungan kita pada

bahan bakar minyak untuk produksi energi adalah problematis. Minyak

bumi merupakan bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbaharui, sehingga

eksploitasinya yang berlebihan

menyebabkan cadangan minyak bumi semakin menipis. Penggunaan bahan bakar minyak sebagai satu-satunya

sumber energi juga memberikan

dampak yang sangat luas di berbagai sektor kehidupan. Harga dan suplai minyak bumi yang berfluktuasi serta dampak negatif hasil pembakaran minyak bumi terhadap lingkungan dan kesehatan, seperti adanya efek rumah kaca dan adanya senyawa beracun, membuat kita sadar akan pentingnya

alternatif bahan bakar pengganti

minyak bumi. Pemakaian suatu bahan bakar terbarukan yang lebih aman bagi lingkungan adalah suatu hal yang

mutlak dilakukan (LIPI, 2008 dalam

Susanto dan Abdillah, 2008).

Salah satu dari sekian banyak jenis bioenergi adalah biogas. Biogas dapat dihasilkan dari berbagai macam bahan organik seperti kotoran ternak, kotoran manusia, limbah kertas dan tanaman air, seperti enceng gondok, alga berfilamen dan rumput laut. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida. Gas metana nantinya dapat digunakan sebagai bahan bakar.

(3)

II.METODOLOGI

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai September 2010. Pengambilan sampel dilakukan sekitar perairan Balai Pengembangan Budidaya Laut Lampung. Pembuatan biogas itu sendiri dilakukan di Laboratorium

Dasar Ilmu Kelautan, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya.

Pengumpulan Rumput Laut

Rumput laut dikumpulkan dari perairan dan dimasukkan ke dalam wadah atau tempat penyimpanan. Rumput laut yang akan digunakan untuk bahan baku biogas hendaknya

masih segar karenanya sebelum

digunakan rumput laut diletakkan dalam wadah dan diberi air laut selama kurang lebih dua hari.

Pengambilan Sedimen Pantai

Sedimen diambil secukupnya disesuaikan dengan ukuran digester yang akan digunakan. Sedimen diambil dengan menggunakan cetok, sekop atau

alat lain yang digunakan untuk

mengambil sedimen.

Penyiapan Digester

Dalam penelitian ini digester yang

digunakan yaitu continous load digester

model displacement karena lebih praktis

dan penghasilan gas bisa terus

berlangsung. Dengan menggunakan

displacement digester, maka isian dapat dimasukkan secara terus menerus sehingga gas yang dihasilkan dapat kontinyu. Gambar alat penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Alat Pembuatan Biogas

Pembuatan Starter dan Isian

Pada penelitian digunakan

sebanyak 500 gram kapur atau buffer lainya pada setiap pemasukan rumput

laut kedalam digester. Perlu

ditambahkan pupuk sebagai nutrien

untuk pertumbuhan bakteri

metanogenik. Nutrien yang dibutuhkan oleh bakteri adalah C, N, P. Nutrien C diperoleh dari karbohidrat rumput laut sehingga untuk memenuhi nutrien N dan P perlu ditambahkan pupuk seperti NPK. Pada penelitian ini digunakan 500 gram pupuk NPK. Untuk starter digunakan perbandingan berat sedimen dan rumput laut yang telah dihaluskan sebanyak 2 : 1 Apabila jumlah sedimen sebannyak 10 kg, maka rumput laut yang telah dihaluskan harus sebanyak 5

kg yang kemudian dimasukkan

kedalam digester dan ditunggu selama 2 - 4 minggu untuk menghasilkan gas metan. Selanjutnya untuk isian yaitu rumput laut yang telah dihaluskan 5 kg cukup ditambahkan secara bertahap dalam digester

(4)

Pengamatan

Setelah sempel dimasukan didalam

digester dilakukan pengamatan

tekanan biogas yang dihasilkan dengan menggunakan alat ukur manometer. Pengamatan tekanan biogas dilakukan kurang lebih selama tiga bulan.

Analisa Data

Untuk mengetahui tekanan biogas yang dihasilkan dari manometer akan dicari dengan menggunakan rumus tekanan seperti dibawah ini.

Rumus mencari tekanan

h =

g

p

p

.

2

1

ρ

s

p

1

p

2

=

h

.

ρ

.

g

p

1

=

h

.

ρ

.

g

+

p

2

Dimana :

p1 : Tekanan pada tabung 1 (psi) p2 : Tekanan pada tabung 2 (atm) h : Jarak ketinggian antara h1 dan h2

(cm)

g : Percepatan gravitasi 10 (m/s2)

ρ

(air): Berat jenis air,1000 (kg/m3)

III.HASIL DAN PEMBAHASAN Tekanan Biogas pada Jenis Sargassum duplicatum

Pengamatan secara fisik dapat

dilihat dengan menggunakan

manometer. Hasil pembacaan

manometer dapat dilihat pada Gambar 2,3 dan 4.

Gambar 2. Tekanan Biogas Sargassum

duplicatum pengukuran 1

Gambar 3. Tekanan Biogas Sargassum

duplicatum pengukuran II

Gambar 4. Tekanan Biogas Sargassum

Gambar 4. Tekanan Biogas Sargassum

duplicatum pengukuran III

14. 69 14. 69 14. 69 14. 69 14. 69 14. 78 14. 78 14.8 4 14. 8414.89 14 .95 14. 95 15. 04 15.13 15 .1815. 24 15. 24 15. 24 15.42 15 .47 15. 47 15. 47 15.47 15 .53 15. 53 15. 53 15. 53 15. 53 15. 53 15. 53 14.2 14.4 14.6 14.8 15 15.2 15.4 15.6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Waktu Pengukuran (hari)

T ek a n a n B io g a s (p si ) 15. 53 15. 53 15. 53 15. 53 15. 5615.59 15. 59 15. 59 15. 65 15. 65 15. 71 15. 71 1 5.73 1 5.79 15. 79 15. 94 15. 94 16. 05 16. 05 16. 05 16. 05 16. 05 16. 05 16. 05 16. 05 16. 05 16. 05 16. 05 16. 05 16. 05 15.2 15.3 15.4 15.5 15.6 15.7 15.8 15.9 16 16.1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Watu Pengukuran (hari)

T ek a n a n B io g a s (p si ) 16. 05 16. 05 16. 05 16. 051 6.1116.11 16 .14 16. 141 6.216.2 16 .23 1 6.2916.29 1 6.34 16. 43 16. 43 16. 43 16. 43 16. 43 16. 43 16. 43 1 6.4316.4316.4316.4316.4316.4316.4316.4316.43 15.8 15.9 16 16.1 16.2 16.3 16.4 16.5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Waktu Pengukuran (hari)

T e k a n a n B io g a s (p si )

(5)

Tekanan Biogas pada Jenis Caulerpa recemosa

Hasil pembacaan manometer dapat dilihat pada Gambar 5,6 dan 7.

Gambar 5. Tekanan Biogas Caulerpa

racemosa pengukuran 1

Gambar 6. Tekanan Biogas Caulerpa

racemosa pengukuran II

Gambar 7. Tekanan Biogas Caulerpa

racemosa pengukuran III

Perbandingan Tekanan Biogas Rumput laut jenis Sargassum duplicatum

dengan Caulerpa racemosa

Hasil penelitian menunjukan

bahwa rumput laut Sargasum duplicatum

dan Caulerpa racemosa memiliki potensi sebagai bahan baku penghasil biogas.

Ini dapat ditunjukan dengan

didapatkanya tekanan biogas selama tiga kali pemasukan rumput laut kedalam digester dan ketika dicobakan ke kompor gas dibuktikanya dengan menghasilkan api biru seperti kompor gas. Ini bisa dilihat pada Gambar 8 dan 9

Gambar 8. Hasil api dari biogas

Sargassum duplicatum

Gambar 9. Hasil api dari biogas

Sargassum duplicatum 14. 69 14. 69 14. 69 14. 69 14. 69 14.7 5 14. 75 14.78 14 .84 14. 84 14. 86 14. 95 14. 95 15.0 1 15. 07 15. 07 15. 15 15. 15 15. 18 15. 39 15. 39 15. 42 15. 42 15. 42 15. 42 15. 42 15. 42 15. 42 15. 42 15. 42 14.2 14.4 14.6 14.8 15 15.2 15.4 15.6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Waktu Pengukuran (hari)

T e k a n a n B io g a s (p si ) 15. 42 15. 42 15. 42 15. 42 15. 42 15.44 15 .47 15. 47 15. 53 15.53 15 .5615. 59 15. 59 15. 65 15. 65 15. 79 15. 79 15.79 15 .82 15. 82 15. 88 15. 88 15. 88 15. 88 15. 88 15. 88 15. 88 15. 88 15. 88 15. 88 15.1 15.2 15.3 15.4 15.5 15.6 15.7 15.8 15.9 16 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Watu Pengukuran (hari)

T ek a n a n B io g a s (p si ) 15. 88 15. 88 15. 88 15. 88 15. 88 15. 88 15. 94 15. 9415.97 1 6.0216.0216.02 1 6.0816.0816. 11 16. 25 16. 25 16. 31 16. 3116.34 16. 43 16. 43 16. 43 16. 43 16. 43 16. 43 16. 43 16. 43 1 6.4316.43 15.6 15.7 15.8 15.9 16 16.1 16.2 16.3 16.4 16.5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Waktu Pengukuran (hari)

T ek a n a n B io g a s (p si )

(6)

Setelah dilakukan penelitian teryata tekanan biogas pada rumput

laut jenis Sargassum duplicatum lebih

tinggi dibandingan tekanan biogas dari

jenis Caulerpa racemosa. Ini ditunjukan

dari dua kali pemasukan starter bahan

rumput laut tanpa penambahan

sedimen, tekanan biogas rumput laut

Sargasssum duplicatum lebih tinggi di

bandingkan pada tekanan jenis Caulerpa

racemosa. Hal ini disebabkan karena

diduga rumput laut jenis Sargassum

duplicatum memiliki kandungan

karbohidarat yang lebih tinggi

dibandingkan jenis Caulerpa racemosa.

Seperti yang kita ketahui, semakin tinggi karbohidarat yang ada pada rumput laut maka semakin esar pula tekanan biogas yang akan didapatkan karena karbohidarat merupakan salah satu unsur utama yang nantinya akan di fermentasikan bakteri pembentuk metan menjadi biogas. Menurut Sriyanti (2003), bahwa tinggi rendahnya kadar gula dan

kadar alkohol setiap gramnya

dipengaruhi oleh banyak sedikitnya

kandungan karbohidrat. Hal ini

menunjukkkan bahwa kadar

karbohidrat yang lebih tinggi

mempengaruhi kadar alkohol yang dihasilkan dalam proses fermentasi karbohidrat.

IV.KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian pembuatan biogas dari rumput laut

Sargassum duplicatum dan Caulerpa racemosa sebagai bahan bakar alternatif dapat dismpulkan bahwa

1.

Rumput laut Sargaasum duplicatum

dan Caulerpa racemosa dapat menghasilkan biogas akan tetapi belum dapat dikatakan layak sebagai sumber energi elternatif baru karena membutuhkan analisis

kelayakan

lebih lanjut lagi.

2. Tekanan gas untuk Sargasum

duplicatum pada pengukuran I 15,53 psi pengukuran II 16,05 psi dan pengukuran III 16,43 psi.

Sedangkan tekanan gas untuk

Caulerpa racemos didapatkan pengukuran I 15,42 psi, pengukuran II 15,88 psi dan pengukuran III 16,43 psi.

DAFTAR PUSTAKA

Price, E. C dan Cheremisnaff, P.N. 1981.

Biogas Produktion and Utilization. Ann Arbor Scince publishers Inc, 160 p.

Maulana P, Susanto AB, Sakiawan I dan

Wibowo SA. 2009. Potensi Rumput

Laut Caulerpa serrulata (Forsskål) J. Agardh, 1837 Sebagai Penghasil Bioetanol [skripsi], Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia.

Sriyanti. 2003. Studi Komparatif Kadar

Gula dan Alkohol Pada Tape Singkong dengan Varietas yang Berbeda [skripsi] Universitas Muhammadiyah Surakarta. Susanto, Ab dan Abdillah,Y.R. 2008.

Rumput laut dan Biogas Sebagai Alternatif bahan Bakar. Navila Idea. Yogyakarta.

Gambar

Gambar 1. Alat Pembuatan Biogas
Gambar  4. Tekanan Biogas Sargassum
Gambar    6.  Tekanan  Biogas  Caulerpa  racemosa  pengukuran II

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan bahwa pada hasil uji t terlihat semua variabel bebas yaitu Pengabdian Profesi, Kewajiban Sosial, Kebutuhan Untuk Mandirian, Keyakinan Profesi,

Motivasi meningkatkan Kinerja Karyawan sebesar 0,282 dengan asumsi variabel lainnya konstan, dimana jika Gaya Kepemimpinan meningkat satu satuan, maka Kinerja Karyawan

Jumlah anakan bud chips tebu umur 9 MSPT dengan perlakuan dosis dan frekuensi pemupukan N, P, K pada wadah pembibitan yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 4.. Ukuran

Dengan cara yang sama, setiap orang yang bekerja dalam media atau pada teks media tertentu butuh berhubungan kepada lebih dari satu institusi, lebih dari

Wereng coklat merusak tanaman padi secara langsung dengan cara menghisap cairan tanaman, untuk memberantas hama tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan

Penambahan tepung singkong dalam pembuatan brownies dengan berbagai variasi memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap penilaian uji daya terima baik dari segi rasa,

Subyek menceritakan beberapa permasalahan yang dihadapinya dalam merawat anak dengan epilepsi.. mengaku semua permasalahan yang muncul timbul setelah subyek

Minyak sawit merah (MSM) dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku menjadi margarin dan baking shortening namun perlu dicampur dengan RBDPO agar diperoleh produk yang tidak terlalu